PENGAWASAN/PEMERIKSAAN PEMERINTAHAN - Repository IPDN

PENGAWASAN/PEMERIKSAAN

  PEMERINTAHAN PEMERINTAHAN

  IPDN-KEMDAGRI

  IPDN-KEMDAGRI Biodata Narasumber Nama : Dr. Fernandes Simangunsong, S.STP, S.AP, M.Si Lahir : Jambi, 4 Maret 1977

  • NIP : 19770304 1995 11 1 001 Jabatan : Dosen Fungsional (Lektor Kepala) Pangkat : Pembina TK. I (IV/b) Instansi : Kampus IPDN Jatinangor Alamat : Komp. Singgasana Pradana

  Jl. Karangkamulyan No.2 A Cibaduyut-Bandung Email/HP : - 08122445916

  a. Apa itu Pengawasan

  a. Apa itu Pengawasan

Adalah suatu bentuk pengamatan yang pada umumnya

  

Adalah suatu bentuk pengamatan yang pada umumnya

dilak ukan secara menyeluruh, dengan jalan mengadakan

dilak ukan secara menyeluruh, dengan jalan mengadakan

perbandingan antara kenyataan yang dilaksanakan dengan

perbandingan antara kenyataan yang dilaksanakan dengan

yang seharusnya dilaksanakan atau terjadi. yang seharusnya dilaksanakan atau terjadi.

  Pengawasan Pengawasan ini diikuti dengan penilaian dan pelaporan. ini diikuti dengan penilaian dan pelaporan.

  b. Mengapa perlu dilakukan pengawasan.

  b. Mengapa perlu dilakukan pengawasan.

  

Untuk menjamin dan memastikan bahwa, tujuan dan

Untuk menjamin dan memastikan bahwa, tujuan dan

sasaran serta tugas – tugas organisasi akan dan telah

sasaran serta tugas – tugas organisasi akan dan telah

terlaksana dengan baik sesuai dengan rencana,

terlaksana dengan baik sesuai dengan rencana,

kebijaksanaan, instruksi dan ketentuan –ketentuan yang

kebijaksanaan, instruksi dan ketentuan –ketentuan yang

berlaku berlaku

  

Pedoman Umum

Pedoman Umum

  Bilamana/kapan pengawasan c. dilaksanakan .

  

Pengawasan dilaksanakan sebelum kegiatan

dimulai. Pengawasan ini bersifat preventif, misalnya :

  • Pengawasan terhadap persetujuan rencana kerja;
  • Pengawasan terhadap penetapan petunjuk operasional;
  • Pengawasan terhadap persetujuan rancangan peraturan - perundangan yang akan ditetapkan pejabat/instansi yang lebih rendah.

   Pengawasan yang dilakukan selama Pengawasan yang dilakukan selama kegiatan sedang dilakukan, kegiatan sedang dilakukan, yaitu pengawasan yaitu pengawasan dengan tujuan membandingkan antara hasil dengan tujuan membandingkan antara hasil yang telah dan yang seharusnyadicapai dalam yang telah dan yang seharusnyadicapai dalam waktu selanjutnya; waktu selanjutnya;

   Pengawasan yang dilakukan sesudah Pengawasan yang dilakukan sesudah kegiatan selesai dilaksanakan, kegiatan selesai dilaksanakan, pengawasan pengawasan ini bersifat represif. ini bersifat represif.

  .

  d. Siapa yang melaksanakan pengawasan

  

1. Pimpinan unit kerja terhadap bawahan

melalui Waskat (Pengawasan melekat);

  

2. Pengawasan oleh Masyarakat (Wasmas),

caranya melalui pengaduan, pemberitaan dimedia massa;

  

3. Pengawasan Legislatif (Wasleg), yang dilakukan oleh Legislatif , ini merupakan pengawasan politik. Caranya :

  Caranya :

  Minta keterangan Yang bersangkutan;

  • Minta keterangan Yang bersangkutan;
  • >Minta keterangan pihak terkait;
  • Minta keterangan pihak terk
  • Minta kepada pihak tertentu untuk mengadakan
  • Minta kepada pihak tertentu untuk mengadakan

  pemeriksaan; pemeriksaan;

  .

  • Memberi saran pendapat
  • Memberi saran pendapat .

  Bentuknya : Bentuknya :

  • Pandangan umum Fraksi, Pansus;
  • Pandangan umum Fraksi, Pan>Sidang Komisi;
  • Sidang Kom>Dengar pendapat;
  • Dengar pendapat; - Kunjungan kerja.
  • Kunjungan kerja.

  4. Pengawasan oleh Aparat pengawas fungsional pemerintah (APFP) : 

  Internal : Irjen Departemen, BPKP, Bawas Prov., Bawasda Kabupaten/ Kota (Untuk BEKASI

INSPEKTORAT KABUPATEN BEKASI ).

   Eksternal : BPK

  e. Siapa yang menjadi obyek Pemeriksaan.

  e. Siapa yang menjadi obyek Pemeriksaan.

  Instansi/Lembaga maupun perorangan Instansi/Lembaga maupun perorangan yang melaksanakan kegiatan, meliputi : yang melaksanakan kegiatan, meliputi :

  Kegiatan Umum Pemerintahan; Kegiatan Umum Pemerintahan;

  • Kebijaksanaan-kebijaksanaan yang dibuat

  Kebijaksanaan-kebijaksanaan yang dibuat

  • oleh Aparatur;

  oleh Aparatur; Pelaksanaan rencana pembangunan;

  • Penyelenggaraan penguasaan dan

  Pelaksanaan rencana pembangunan;

  • penguasaan dan

  Penyelenggaraan

  pengelolaan keuangan/ kekayaan Negara/ pengelolaan keuangan/ kekayaan Negara/

  Daerah/Desa/lain-lain; Daerah/Desa/lain-lain; Kegiatan BUMN/BUMD.

  • Kegiatan Aparatur Pemerintah yang meliputi

  Kegiatan BUMN/BUMD.

  • aspek-aspek kelembagaan, kepegawaian

  Kegiatan Aparatur Pemerintah yang meliputi

  aspek-aspek kelembagaan, kepegawaian dan ketatalaksanaan. dan ketatalaksanaan.

f. Bagaimana melakukan pengawasan.

  

Langkah-langkah melaksanakan pengawasan :

1. Menetapkan tolok ukur;

Tolok ukur ini diperlukan untuk dapat

membandingkan dan menilai apakah kegiatan– kegiatan yang dilakukan sudah sesuai dengan rencana, pedoman, kebijaksanaan serta peraturan perundang-undangan.

  Menetapkan metode, waktu dan frekuensi;

Metode, waktu dan frekuensi ini ditetapkan

untuk digunakan dalam melakukan pengukuran terhadap hasil kerja

   Mengukur pelaksanaan dan membandingkan;

  Mengukur pelaksanaan dan membandingkan; Pengukuran pelaksanaan dan pembandingan tersebut

  Pengukuran pelaksanaan dan pembandingan tersebut merupakan kegiatan penilaian terhadap hasil yang merupakan kegiatan penilaian terhadap hasil yang nyata-nyata dicapai melalui pembandingan terhadap apa nyata-nyata dicapai melalui pembandingan terhadap apa yang seharusnya dicapai sesuai tolok ukur yang telah yang seharusnya dicapai sesuai tolok ukur yang telah ditentukan. ditentukan.

   Tindaklanjut

  Tindaklanjut Tindak lanjut ini dilakukan berdasarkan hasil penilaian

  Tindak lanjut ini dilakukan berdasarkan hasil penilaian dan pembenahannya seperti tersebut dalam langkah dan pembenahannya seperti tersebut dalam langkah ketiga, yaitu mengukur pelaksanaan dan ketiga, yaitu mengukur pelaksanaan dan membandingkan. Langkah tindak lanjut dapat berupa membandingkan. Langkah tindak lanjut dapat berupa

  Penyesuaian mengenai rencana, dan atau Penyesuaian mengenai rencana, dan atau kebijaksanaannya dan atau ketentuan-ketentuannya, kebijaksanaannya dan atau ketentuan-ketentuannya, memberikan bimbingan, penghargaan atau sanksi memberikan bimbingan, penghargaan atau sanksi

  

2. Pelaksanaan pengawasan fungsional dilakukan melalui

  

2. Pelaksanaan pengawasan fungsional dilakukan melalui

kegiatan pemeriksaan, pengujian, pengusutan dan kegiatan pemeriksaan, pengujian, pengusutan dan penilaian. penilaian.

  

a) Pemeriksaan adalah salah satu bentuk

  

a) Pemeriksaan adalah salah satu bentuk

pengawasan fungsional yang dilakukan dari pengawasan fungsional yang dilakukan dari dekat dengan cara membandingkan antara dekat dengan cara membandingkan antara sesuatu yang telah atau akan dilaksanakan, sesuatu yang telah atau akan dilaksanakan, dengan yang seharusnya dialksanakan menurut dengan yang seharusnya dialksanakan menurut aturan dan norma-norma tertentu. aturan dan norma-norma tertentu.

  

b) Pengujian adalah salah satu bentuk pengawasan

  

b) Pengujian adalah salah satu bentuk pengawasan

fungsional yang dilakukan dengan cara meneliti fungsional yang dilakukan dengan cara meneliti kebenaran, mutu, jumlah, dokumen dan atau kebenaran, mutu, jumlah, dokumen dan atau barang dengan kriteria yang ditetapkan. barang dengan kriteria yang ditetapkan.

  

c) Pengusutan adalah salah satu pengawasan fungsional,

  

c) Pengusutan adalah salah satu pengawasan fungsional,

untuk mencari bahan-bahan bukti adanya dugaan atau untuk mencari bahan-bahan bukti adanya dugaan atau indikasi terjadinya penyimpangan kearah/masuk indikasi terjadinya penyimpangan kearah/masuk kriteria Tindak Pidana dengan ketentuan perundang- kriteria Tindak Pidana dengan ketentuan perundang- undangan yang berlaku. undangan yang berlaku.

  

d) Penilaian adalah salah satu bentuk pengawasan

  

d) Penilaian adalah salah satu bentuk pengawasan

fungsional untuk meningkatkan tingkat keberhasilan fungsional untuk meningkatkan tingkat keberhasilan suatu program/kegiatan (penyelenggaraan suatu program/kegiatan (penyelenggaraan pemerinathan dan pelaksanaan pembangunan) pemerinathan dan pelaksanaan pembangunan)

  I. Dasar Hukum Pengawasan

  I. Dasar Hukum Pengawasan a. a.

  Keputusan Presiden Nomor 87 tahun 1999 tentang Rumpun Jabatan Keputusan Presiden Nomor 87 tahun 1999 tentang Rumpun Jabatan Pegawai Negeri Sipil.

  Pegawai Negeri Sipil. b. b.

  PP 41 tahun 2007 Organisasi Perangkat Daerah (ps 12 ) PP 41 tahun 2007 Organisasi Perangkat Daerah (ps 12 ) c. c.

  Per Menpan Nomor 19 tahun 1996 dan Nomor 220 tahun 2008 tentang Per Menpan Nomor 19 tahun 1996 dan Nomor 220 tahun 2008 tentang jabatan Fungsional Auditor dan Angka Kreditnya. jabatan Fungsional Auditor dan Angka Kreditnya. d. d.

  Instruksi Presiden Nomor : 5 Tahun 2004 tentang Percepatan Instruksi Presiden Nomor : 5 Tahun 2004 tentang Percepatan

  Pemberantasan Korupsi Pemberantasan Korupsi e. e.

  Per Menpan Nomor : 4 Tahun 2008 tentang Kode Etik APIP Per Menpan Nomor : 4 Tahun 2008 tentang Kode Etik APIP f. f.

  Per Menpan Nomor : 5 tahun 2008 tentang Standart Audit APIP Per Menpan Nomor : 5 tahun 2008 tentang Standart Audit APIP g. g.

  Peraturan Pemerintah Nomor : 60 Thun 2008 tentang Sistem Peraturan Pemerintah Nomor : 60 Thun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah Pengendalian Intern Pemerintah h. h.

  KepMenpan Nomor:KEP/46/M.PAN/4/2004 tanggal 26 April 2004 tentang KepMenpan Nomor:KEP/46/M.PAN/4/2004 tanggal 26 April 2004 tentang

  Petunjuk Pelaksanaan Pengawasan Melekat dalam Penyelenggaraan Petunjuk Pelaksanaan Pengawasan Melekat dalam Penyelenggaraan

  Pemerintahan dan SE Menpan Nomor:SE/14/M.PAN/10/2006 tanggal 9 Pemerintahan dan SE Menpan Nomor:SE/14/M.PAN/10/2006 tanggal 9 Okt 2006 tentang Peningkatan Pelaksanaan Waskat Okt 2006 tentang Peningkatan Pelaksanaan Waskat.

  .

3. Prinsip-Prinsip Pengawasan

  a) Obyektif dan menghasilkan fakta

Pengawasan harus bersifat obyektif dan dapat

menemukan fakta-fakta tentang pelaksanaan

pekerjaan dan berbagai faktor yang mempengaruhi.

b) Pengawasan berpedoman pada kebijaksanaan yang berlaku.

  

Untuk dapat mengetahui dan menilai ada tidaknya

kesalahan-kesalahan dan penyimpangan, pengawasan harus berpangkal tolak dari keputusan pimpinan yang tercantum dalam :

  • Tujuan dan sasaran yang btelah ditetapkan.
  • Rencana kerja yang telah ditentukan.
  • Pedoman kerja yang digariskan.
  • Peraturan-peraturan yang telah ditetapkan.
c) Preventif.

  c) Preventif.

  Pengawasan harus bersifat mencegah sedini mungkin Pengawasan harus bersifat mencegah sedini mungkin terjadinya kesalahan-kesalahan, berkembang dan terjadinya kesalahan-kesalahan, berkembang dan terulangnya kesalahan-kesalahan. terulangnya kesalahan-kesalahan.

  Oleh karena itu pengawasan harus dilakukan pada tahap Oleh karena itu pengawasan harus dilakukan pada tahap perencanaan yang akan dilaksanakan. perencanaan yang akan dilaksanakan.

  d) Pengawasan bukan tujuan.

  d) Pengawasan bukan tujuan.

  Pengawasan hendaknya tidak dijadikan tujuan, akan Pengawasan hendaknya tidak dijadikan tujuan, akan tetapi sebagai sarana untuk menjamin dan tetapi sebagai sarana untuk menjamin dan meningkatkan efisiensi dan efektifitas pencapaian tujuan meningkatkan efisiensi dan efektifitas pencapaian tujuan organisasi. organisasi.

  e) Efisiensi.

  e) Efisiensi.

  Pengawasan harus dilakukan secara efisien, bukan Pengawasan harus dilakukan secara efisien, bukan justru menghambat efisiensi pelaksanaan pekerjaan. justru menghambat efisiensi pelaksanaan pekerjaan.

  4. Norma-Norma Pengawasan.

  4. Norma-Norma Pengawasan.

  

a) Pengawasan harus mandiri dan terpisah dari kegiatan

  

a) Pengawasan harus mandiri dan terpisah dari kegiatan

yang diawasi. yang diawasi.

  

b) Pengawasan harus dilakukan dengan keahlian dan

  

b) Pengawasan harus dilakukan dengan keahlian dan

keteliltian profesional yang disyaratkan. keteliltian profesional yang disyaratkan.

  

c) Lingkup pengawasan meliputi pengkajian dan evaluasi

  

c) Lingkup pengawasan meliputi pengkajian dan evaluasi

terhadap keefektifan dari sistem pengendalian intern terhadap keefektifan dari sistem pengendalian intern yang dimiliki oleh organisasi yang diawasi termasuk yang dimiliki oleh organisasi yang diawasi termasuk kualitas dari pelaksanaan tugas fungsi diemban. kualitas dari pelaksanaan tugas fungsi diemban.

  

d) Pengawasan meliputi perencanaan pengawasan,

  

d) Pengawasan meliputi perencanaan pengawasan,

menguji dan mengevaluasi informasi, pemberitahuan menguji dan mengevaluasi informasi, pemberitahuan hasil-hasilnya dan menindaklanjuti. hasil-hasilnya dan menindaklanjuti.

5. Kode Etik Profesi

  Perilaku Pemeriksa/Pengawas

  a) Perilaku Pemeriksa sesuai dengan Tuntutan Organisasi Pemeriksa wajib mentaati segala peraturan perundang-

  • undangan yang berlaku dan melaksanakan tugas kedinasan yang dipercayakan kepadanya dengan penuh pengabdian, kesadaran dan tanggung jawab. Pemeriksa harus memiliki semangat pengabdian yang
  • tinggi kepada organisasnya. Pemeriksa harus memiliki keahlian yang diperlukan dalam
  • tugasnya. Pemeriksa harus memiliki integritas yang tinggi.
  • Pemeriksa dalam melaksanakan tugasnya harus selalu
  • memperta-hankan obyektifitas. Pemeriksa wajib menyimpan rahasia jabatan, rahasia
  • negara, rahasia obyek yang diperiksa serta hanya dapat mengemukakannya kepada dan atas perintah pejabat yang berwenang atas kuasa peraturan perundang-undangan.

b) Perilaku Pemeriksa dalam interaksi dengan sesama .

  Pemeriksa Perilaku ini meliputi : Pemeriksa wajib untuk menggalang kerjasama yang sehat dengan sesama pemeriksa.

Pemeriksa harus saling mengingatkan, membimbing dan

mengoreksi perilaku sesama pemeriksa.

  Pemeriksa harus memiliki rasa kebersamaan dan rasa kekeluargaan diantara sesama pemeriksa.

c) Perilaku Pemeriksa dalam interaksi dengan pihak yang diperiksa.

  Perilaku ini meliputi : 

Pemeriksa senantiasa harus menjaga penampilannya.

 Pemeriksa harus mampu menjalin interaksi yang sehat dengan pihak yang diperiksa.

   Pemeriksa harus mampu menciptakan iklim kerja yang baik dengan pihak yang diperiksa.

  

Pemeriksa wajib menggalang kerjasama yang sehat

dengan pihak yang diperiksa.

g. Manfaat dari Pengawasan .

  Hasil pengawasan harus dijadikan masukan oleh pimpinan dalam mengambil keputusan untuk :

  • – Menghentikan atau meniadakan kesalahan, penyimpangan, penyelewengan, pemborosan, hambatan dan ketidaktertiban.
  • – Mencegah terulangnya kembali kesalahan, penyimpangan, penyelewengan, pemborosan, hambatan dan ketidaktertiban tersebut.
  • – Mencari cara –cara yang lebih baik atau membina yang telah baik untuk mencapai tujuan dan melaksanakan tugas-tugas organisasi.

III. Pengertian-Pengertian

a. Pemeriksaan

  

Salah satu bentuk pengawasan yang pada

umumnya dilakukan dari dekat dengan jalan mengadakan perbandingan antara sesuatu yang telah atau akan dilaksanakan, dengan yang seharusnya dilaksanakan menurut ukuran dan norma tertentu.

b. Pengawasan

  

Adalah suatu bentuk pengamatan yang pada

umumnya dilakukan secara menyeluruh, dengan jalan mengadakan perbandingan antara kenyataan yang dilaksanakan dengan yang seharusnya dilaksanakan atau terjadi.

  c. Pengujian c. Pengujian

  

Adalah suatu bentuk kegiatan pengawasan yang dilakukan

Adalah suatu bentuk kegiatan pengawasan yang dilakukan

dengan cara meneliti kebenaran, mutu, jumlah dokumen

dengan cara meneliti kebenaran, mutu, jumlah dokumen

dan atau barang dengan kriteria yang ditetapkan. dan atau barang dengan kriteria yang ditetapkan.

  d. Pengusutan

  d. Pengusutan Adalah suatu bentuk pengawasan untuk mencari bahan-

  Adalah suatu bentuk pengawasan untuk mencari bahan- bahan bukti adanya dugaan terjadinya penyimpangan

bahan bukti adanya dugaan terjadinya penyimpangan

kearah/masuk kriteria tindak pidana. kearah/masuk kriteria tindak pidana.

  e. Penilaian

  e. Penilaian Adalah suatu bentuk pengawasan untuk menetapkan

  Adalah suatu bentuk pengawasan untuk menetapkan tingkat keberhasilan suatu program/kegiatan

tingkat keberhasilan suatu program/kegiatan

  (penyelenggaraan pemerintahan / pelaksanaan (penyelenggaraan pemerintahan / pelaksanaan pembangunan). pembangunan).

  f. Pengawasan

  f. Pengawasan pemerintahan Daerah pemerintahan Daerah Proses kegiatan yang ditujukan untuk menjamin agar

  Proses kegiatan yang ditujukan untuk menjamin agar pemerintah daerah berjalan sesuai dengan rencana dan

pemerintah daerah berjalan sesuai dengan rencana dan

ketentuan peraturan perundang – undangan yang

ketentuan peraturan perundang – undangan yang

berlaku. berlaku.

IV. Pelaporan

  

a. Hasil pelaksanaan pengawasan, baik

berdasarkan Program Kerja Pemeriksaan Tahunan (PKPT) maupun berdasarkan pengawasan khusus/kasus dilaporkan oleh Badan Pemeriksa Daerah Kabupaten BEKASI kepada Bupati BEKASI yang berisi uraian hasil pemeriksaan, kesimpulan dan saran.

  

b. Kesimpulan dan saran hasil pemeriksaan

merupakan bahan pertimbangan Bupati dalam memberikan rekomendasi pada SKPD dan Aparatnya maupun pihak terkait lainnya.

  V .

  Tindak Lanjut.

  a.

  Tindak lanjut Rekomendasi Bupati atas hasil pengawasan terdiri dari :

  

1. Tindakan penyempurnaan Aparatur

Pemerintah dibidang kepegawaian dan ketatalaksanaan.

  

2. Tindakan penyempurnaan dibidang kelemba-

gaan, dan atau dibidang kepegawaian dan atau dibidang ketatalaksanaan.

  3. Tindakan administrasi.

  4. Tindakan tuntutan / gugatan perdata.

  5. Tindakan pengaduan perbuatan pidana.

  

b. Aparat, SKPD maupun pihak terkait lainnya wajib

  

b. Aparat, SKPD maupun pihak terkait lainnya wajib

melaporkan langkah-langkah tindak lanjut yang melaporkan langkah-langkah tindak lanjut yang dilakukan sesuai rekomendasi yang diberikan dilakukan sesuai rekomendasi yang diberikan

  Bupati BEKASI beserta bukti dukungnya dengan Bupati BEKASI beserta bukti dukungnya dengan tembusan Kepala Badan Pemeriksa Daerah tembusan Kepala Badan Pemeriksa Daerah .

  .

  VI. Sanksi

  VI. Sanksi

  Bupati dan Pimpinan DPRD yang menolak

  

Bupati dan Pimpinan DPRD yang menolak

  pengawasan dan tidak melaksanakan tindak lanjut

  

pengawasan dan tidak melaksanakan tindak lanjut

  hasil pelaksanaan pengawasan dikenakan sanksi

  

hasil pelaksanaan pengawasan dikenakan sanksi

  administratif dan atau sanksi sesuai dengan

  

administratif dan atau sanksi sesuai dengan

peraturan perundang-undangan. peraturan perundang-undangan.

  INSPEKTORAT

  INSPEKTORAT

  merupakan unsur merupakan unsur pengawas penyelenggaraan pengawas penyelenggaraan pemerintahan daerah pemerintahan daerah

  Tugasnya melakukan pengawasan Tugasnya melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan urusan terhadap pelaksanaan urusan pemerintahan di daerah Kabupaten/ pemerintahan di daerah Kabupaten/

  Kota, pelaksanaan pembinaan atas Kota, pelaksanaan pembinaan atas penyelenggaraan pemerintahan desa dan penyelenggaraan pemerintahan desa dan pelaksanaan urusan pemerintahan desa. pelaksanaan urusan pemerintahan desa.

  INSPEKTORAT SEBAGAI APIP APIP APIP (Aparat Pengawas Internal Pemerintah) (Aparat Pengawas Internal Pemerintah) adalah Instansi Pemerintah yang dibentuk adalah Instansi Pemerintah yang dibentuk dengan tugas melaksanakan pengawasan intern dengan tugas melaksanakan pengawasan intern dilingkungan pemerintah pusat dan/atau dilingkungan pemerintah pusat dan/atau pemerintah daerah yang terdiri dari BPKP, Irjen pemerintah daerah yang terdiri dari BPKP, Irjen Departemen, Inspektorat/unit pengawas intern Departemen, Inspektorat/unit pengawas intern pada kementerian negara, Inspektorat utama/ pada kementerian negara, Inspektorat utama/ Inspektorat lembaga pemerintah non Inspektorat lembaga pemerintah non departemen, Inspektorat/unit pengawas intern departemen, Inspektorat/unit pengawas intern pada kesekretariatan lembaga tinggi negara dan pada kesekretariatan lembaga tinggi negara dan lembaga negara, Inspektorat Provinsi, lembaga negara, Inspektorat Provinsi, Kabuapten/Kota dan unit pengawas intern pada Kabuapten/Kota dan unit pengawas intern pada badan hukum pemerintah lainnya sesuai dengan badan hukum pemerintah lainnya sesuai dengan peraturan perundang undangan. peraturan perundang undangan.

INSPEKTORAT SEBAGAI APIP

  

Pengawas intern pemerintah merupakan salah satu unsur managemen

Pengawas intern pemerintah merupakan salah satu unsur managemen

pemerintah yang penting dalam rangka mewujudkan pemerintah yang penting dalam rangka mewujudkan kepemerintahan yang baik. kepemerintahan yang baik.

  

Untuk mewujudkan kepemerintahan yang baik, berdaya guna dan

Untuk mewujudkan kepemerintahan yang baik, berdaya guna dan

berhasil guna, bersih dan bertanggung jawab diperlukan berhasil guna, bersih dan bertanggung jawab diperlukan adanya pengawasan oleh APIP yang berkualitas dan auditor adanya pengawasan oleh APIP yang berkualitas dan auditor yang profesional. yang profesional.

  

Pengawasan dalam konteks pengawasan intern adalah seluruh proses

Pengawasan dalam konteks pengawasan intern adalah seluruh proses

kegiatan audit, evaluasi, revieuw, pemantauan dan kegiatan kegiatan audit, evaluasi, revieuw, pemantauan dan kegiatan pengawasan lain seperti konsultasi, sosialisasi, asistensi pengawasan lain seperti konsultasi, sosialisasi, asistensi terhadap penyelenggaraan tugas dan fungsi organisasi terhadap penyelenggaraan tugas dan fungsi organisasi dalam rangka memberikan keyakinan yang memadai dalam rangka memberikan keyakinan yang memadai

  (assurance) bahwa kegiatan telah dilaksanakan dengan (assurance) bahwa kegiatan telah dilaksanakan dengan tolok ukur yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien tolok ukur yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien untuk kepentingan pimpinan dalam mewujudkan tata kelola untuk kepentingan pimpinan dalam mewujudkan tata kelola kepemerintahan yang baik/good governance kepemerintahan yang baik/good governance

  AUDIT.

  AUDIT.

  

Adalah proses indentifikasi masalah, analisis dan

Adalah proses indentifikasi masalah, analisis dan

evaluasi yang dilakukan secara independent,

evaluasi yang dilakukan secara independent,

obyektif dan profesional berdasarkan standart

obyektif dan profesional berdasarkan standart

audit untuk menilai kebenaran, kecermatan,

audit untuk menilai kebenaran, kecermatan,

kredibilitas, efektifitas, efisiensi dan keandalan

kredibilitas, efektifitas, efisiensi dan keandalan

informasi pelaksanaan tugas dan fungsi instansi

informasi pelaksanaan tugas dan fungsi instansi

pemerintah. pemerintah. AUDITOR AUDITOR

  

Adalah jabatan yang mempunyai ruang lingkup, tugas,

Adalah jabatan yang mempunyai ruang lingkup, tugas,

tanggung jawab dan wewenang untuk melakukan

tanggung jawab dan wewenang untuk melakukan

pengawasan intern pada instansi pemerintah, lembaga dan

pengawasan intern pada instansi pemerintah, lembaga dan

atau pihak lain yang didalamnya terdapat kepentingan

atau pihak lain yang didalamnya terdapat kepentingan

negara sesuai dengan peraturan per undang undangan, yang

negara sesuai dengan peraturan per undang undangan, yang

diduduki oleh PNS dengan hak dan kewajiban yang diberikan

diduduki oleh PNS dengan hak dan kewajiban yang diberikan

secara penuh oleh pejabat yang berwenang. secara penuh oleh pejabat yang berwenang.

  Tugas pokok auditor : adalah melaksanakan kegiatan adalah melaksanakan kegiatan perencanaan, pengorganisasian, perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan teknis, pengendalian dan pelaksanaan teknis, pengendalian dan evaluasi pengawasan. evaluasi pengawasan.

  • Tugas pokok auditor :

  Dalam melaksanakan tugas pokok dimaksud harus mendapat surat dimaksud harus mendapat surat penugasan dari pimpinan instansi penugasan dari pimpinan instansi pengawasan masing masing. pengawasan masing masing.

  • Dalam melaksanakan tugas pokok

  WEWENANG AUDITOR. WEWENANG AUDITOR.

1. Memperoleh keterangan dan atau dokumen yang wajib diberikan

  1.

  Memperoleh keterangan dan atau dokumen yang wajib diberikan oleh unit yang diawasi dan pihak yang terkait. oleh unit yang diawasi dan pihak yang terkait.

  

2. Melakukan pemeriksaan di tempat penyimpanan uang dan barang

  

2. Melakukan pemeriksaan di tempat penyimpanan uang dan barang

milik negara, ditempat pelaksanaan kegiatan , pembukuan dan atau milik negara, ditempat pelaksanaan kegiatan , pembukuan dan atau tata usaha keuangan negara, serta pemeriksaan terhadap tata usaha keuangan negara, serta pemeriksaan terhadap perhitungan perhitungan , surat-surat, bukti-bukti, rekening koran, perhitungan perhitungan , surat-surat, bukti-bukti, rekening koran, pertanggung jawaban dan daftar lainnya yang terkait dg penugasan.

pertanggung jawaban dan daftar lainnya yang terkait dg penugasan.

  

3. Menetapkan jenis dokumen, data, serta informasi yang diperlukan

  

3. Menetapkan jenis dokumen, data, serta informasi yang diperlukan

dalam penugasan pengawasan. dalam penugasan pengawasan.

  

4. Memeriksa secara phisik setiap aset yg berada dlm pengurusan

  

4. Memeriksa secara phisik setiap aset yg berada dlm pengurusan

pejabat instansi yg diawasi. pejabat instansi yg diawasi.

  5. Menggunakan tenaga ahli diluar tenaga auditor, jika diperlukan.

  5. Menggunakan tenaga ahli diluar tenaga auditor, jika diperlukan. Auditor dalam melaksanakan tugas dan Auditor dalam melaksanakan tugas dan kewenanganya harus sesuai dengan kode kewenanganya harus sesuai dengan kode etik auditor dan standar audit. etik auditor dan standar audit.

  Kode etik APIP wajib dipergunakan sebagai Kode etik APIP wajib dipergunakan sebagai acuan untuk mencegah terjadinya tingkah acuan untuk mencegah terjadinya tingkah laku yg tdk etis shg terwujud auditor yg laku yg tdk etis shg terwujud auditor yg kredible dg kinerja yg optimal dlm kredible dg kinerja yg optimal dlm pelaksanaan audit. pelaksanaan audit.

  Kode etik adalah pernyataan ttg prinsip Kode etik adalah pernyataan ttg prinsip moral dan nilai yg digunakan oleh auditor moral dan nilai yg digunakan oleh auditor sbg pedoman tingkah laku dlm melaksnakan sbg pedoman tingkah laku dlm melaksnakan tugas pengawasan tugas pengawasan .

  .

  

Sedangkan standar audit adalah untuk

Sedangkan standar audit adalah untuk

menjaga mutu hasil audit menjaga mutu hasil audit

  PROSES KERJA AUDIT INTERNAL PROSES KERJA AUDIT INTERNAL

  1.Penetapan kebijakan audit

  1.Penetapan kebijakan audit setiap instansi pengawasan wajib membuat setiap instansi pengawasan wajib membuat kebijakan audit yang terpadu mengacu pada kebijakan audit yang terpadu mengacu pada kebijakan audit yang ditetapkan oleh pemerintah, kebijakan audit yang ditetapkan oleh pemerintah, kebijakan audit dituangkan kedalam rencana kebijakan audit dituangkan kedalam rencana audit jangka panjang/lima tahunan dan audit jangka panjang/lima tahunan dan dijabarkan dalam rencana audit jangka pendek/ dijabarkan dalam rencana audit jangka pendek/ tahunan tahunan

  2.Perencanaan kegiatan audit

  2.Perencanaan kegiatan audit rencana kerja audit jangka panjang disebut rencana kerja audit jangka panjang disebut dengan RIP/rencana induk pengawasan dan dengan RIP/rencana induk pengawasan dan rencana kerja audit tahunan disebut dg PKPT/ rencana kerja audit tahunan disebut dg PKPT/ program kerja pemeriksaan tahunan program kerja pemeriksaan tahunan

  3.Pelaksanaan kegiatan audit

  3.Pelaksanaan kegiatan audit suatu audit yg tercantum dalam PKPT suatu audit yg tercantum dalam PKPT haruslah direncanakan secara cermat haruslah direncanakan secara cermat kemudian diterbitkan surat penugasan kemudian diterbitkan surat penugasan

  4.Pelaksanaan penugasan

  4.Pelaksanaan penugasan

  4.1 Survey pendahuluan

  4.1 Survey pendahuluan

  4.2 Evaluasi sistem pengendalian

  4.2 Evaluasi sistem pengendalian managemen/intern managemen/intern

  4.3 Audit lanjutan dan pengembangan

  4.3 Audit lanjutan dan pengembangan temuan temuan

  4.4 Pelaporan hasil audit

  4.4 Pelaporan hasil audit

  4.5.Pemantauan tindak lanjut

  4.5.Pemantauan tindak lanjut

  4.1.

  4.1. Survei pendahuluan

  Survei pendahuluan

  kegiatan survei pendahuluan dimaksudkan utk kegiatan survei pendahuluan dimaksudkan utk memperoleh pemahaman yg lebih lengkap dan memperoleh pemahaman yg lebih lengkap dan utuh ttg auditan, baik organisasi,sistem dan utuh ttg auditan, baik organisasi,sistem dan operasi,keuangan,kepegawaian,budaya dan operasi,keuangan,kepegawaian,budaya dan lingkunganya yg berkaitan dg bidang yg lingkunganya yg berkaitan dg bidang yg menjadi titik perhatian audit menjadi titik perhatian audit 4.2.

  4.2. Evaluasi sistem pengendalian

  Evaluasi sistem pengendalian

  Evaluasi SPM/SPI dimaksudkan untuk Evaluasi SPM/SPI dimaksudkan untuk memahami kekuatan dan kelemahan kendali memahami kekuatan dan kelemahan kendali yang diterapkan oleh managemen/auditan dlm yang diterapkan oleh managemen/auditan dlm melaksanakan kegiatannya melaksanakan kegiatannya

  4.3.

  4.3. Audit lanjutan dan pengembangan Audit lanjutan dan pengembangan temuan temuan permasalahan atau temuan audit sementara yg permasalahan atau temuan audit sementara yg didasarkan pada survei pendahuluan dan didasarkan pada survei pendahuluan dan pengujian terbatas pada evaluasi SPM/I pengujian terbatas pada evaluasi SPM/I selanjutnya didalami dg melakukan audit lebih selanjutnya didalami dg melakukan audit lebih lanjut utk memperoleh pembuktian suatu lanjut utk memperoleh pembuktian suatu kondisi kondisi tertentu memang terjadi dan tertentu memang terjadi dan mengembangkanya hingga memperoleh atribut mengembangkanya hingga memperoleh atribut temuan secara lengkap. temuan secara lengkap.

  4.4.

  4.4. Pelaporan hasil audit Pelaporan hasil audit berdasar hasil audit dibuat laporan hasil audit berdasar hasil audit dibuat laporan hasil audit disampaikan kpd berbagai pihak/pimpinan disampaikan kpd berbagai pihak/pimpinan instansi pemerintah yg diawasi dan pihak yg instansi pemerintah yg diawasi dan pihak yg berkepentingan. berkepentingan.

  4.5.

  Pemantauan tindak lanjut Auditor sebagai lembaga yang

4.5. Pemantauan tindak lanjut

  Auditor sebagai lembaga yang berkewajiban melakukan berkewajiban melakukan pemantauan tindak lanjut hasil pemantauan tindak lanjut hasil audit apakah rekomendasi yang audit apakah rekomendasi yang disampaikan telah ditindak lanjuti disampaikan telah ditindak lanjuti sesuai dengan kesepakatan sesuai dengan kesepakatan yang yang dicapai dengan dicapai dengan auditor. auditor. PRINSIP PRINSIP KODE ETIK PRINSIP PRINSIP KODE ETIK

  I. Integritas :

  I. Integritas : Auditor hrs memiliki kepribadian

  Auditor hrs memiliki kepribadian yang berdasarkan unsur jujur, yang berdasarkan unsur jujur, berani, bijkasana dan bertanggung berani, bijkasana dan bertanggung jawab untuk membangun jawab untuk membangun kepercayaan guna memberikan kepercayaan guna memberikan dasar bagi pengambilan keputusan dasar bagi pengambilan keputusan yang handal yang handal

  2. Obyektifitas

  2. Obyektifitas Auditor harus menjunjung tinggi ketidakberpihakan,

  Auditor harus menjunjung tinggi ketidakberpihakan, profesional dalam mengumpulkan, mengevaluasi dan profesional dalam mengumpulkan, mengevaluasi dan memproses data/informasi auditi. Auditor APIP memproses data/informasi auditi. Auditor APIP membuat penilaian yang seimbang atas semua situasi membuat penilaian yang seimbang atas semua situasi yang relevan dan tidak dipengaruhi oleh kepentingan yang relevan dan tidak dipengaruhi oleh kepentingan sendiri atau orang lain dalam mengambil keputusan. sendiri atau orang lain dalam mengambil keputusan.

  Tolok ukur ini diperlukan untuk dapat membandingkan Tolok ukur ini diperlukan untuk dapat membandingkan dan menilai apakah kegiatan–kegiatan yang dilakukan dan menilai apakah kegiatan–kegiatan yang dilakukan sudah sesuai dengan rencana, pedoman, kebijaksanaan sudah sesuai dengan rencana, pedoman, kebijaksanaan serta peraturan perundang-undangan. serta peraturan perundang-undangan.

  Menetapkan metode, waktu dan frekuensi; Menetapkan metode, waktu dan frekuensi;

  Metode, waktu dan frekuensi ini ditetapkan untuk Metode, waktu dan frekuensi ini ditetapkan untuk digunakan dalam melakukan pengukuran terhadap hasil digunakan dalam melakukan pengukuran terhadap hasil kerja kerja

  3. Kerahasiaan.

  3. Kerahasiaan.

  Auditor hrs menghargai nilai dan kepemilikan Auditor hrs menghargai nilai dan kepemilikan informasi yang diterimanya dan tdk mengungkap informasi yang diterimanya dan tdk mengungkap informasi tsb tanpa otorisassi yang memadai, informasi tsb tanpa otorisassi yang memadai, kecuali diharuskan peraturan perundang kecuali diharuskan peraturan perundang undangan. undangan.

  4. Kompetensi

  4. Kompetensi Auditor hrs memiliki pengetahuan, keahlian,

  Auditor hrs memiliki pengetahuan, keahlian, pengalaman dan keterampilan yang diperlukan pengalaman dan keterampilan yang diperlukan untuk melaksanakan tugas. untuk melaksanakan tugas. II. STANDAR UMUM mengatur tentang : - Visi, Misi, Tujuan, kewenangan dan tanggung jawab.

  II. STANDAR UMUM mengatur tentang :

  • Visi, Misi, Tujuan, kewenangan dan tanggung jawab.
  • Independensi dan obyektifitas.
  • Independensi dan obyektifitas.
  • Indendenpensi >Indendenpensi APIP
  • Obyektifitas auditor - Obyektifitas aud
  • Gangguan terhadap independensi dan
  • Gangguan terhadap independensi dan obyektifitas.

  obyektifitas.

  • Keahlian
  • Keah>Latar belakang pendidikan auditor
  • Latar belakang pendidikan aud>kompetensi teknis
  • kompetensi teknis
  •   berkelanjutan.

    • Sertifikasi jabatan dan pendidikan pelatihan
    • Sertifikasi jabatan dan pendidikan pelatihan berkelanjutan.
    • >Kecermatan profesional
    • Kecermatan profesi>Kepatuhan terhadap kode etik
    • Kepatuhan terhadap kode etik

    STANDAR AUDIT KINERJA,

      mengatur ttg

      mengatur ttg

      1. Perencanaan

      1. Perencanaan

    • Penetapan sasaran, ruang lingkup, metodologi dan
    • Penetapan sasaran, ruang lingkup, metodologi dan

      alokasi sumber daya alokasi sumber daya

    • Pertimbangan dan perencanaan
    • Pertimbangan dan perenca>evaluasi terhadap SPI
    • evaluasi terhadap
    • evaluasi atas ketidak patuhan auditi thd per UU,
    • evaluasi atas ketidak patuhan auditi thd per UU,

      kecurangan dan ketidak patuhan (abuse) kecurangan dan ketidak patuhan (abuse)

      2. Supervisi

      2. Supervisi

      3. Pengumpulan dan pengujian bukti

      3. Pengumpulan dan pengujian bukti

    • pengumpulan bukti
    • pengumpulan b
    • pengujian
    • pengujian

      4. Pengembangan temuan

      4. Pengembangan temuan

      5. Dokumentasi

      5. Dokumentasi

    STANDAR AUDIT

    I. Prinsip Dasar, mengatur tentang :

      Prinsip Dasar, mengatur tentang :

    • Kewajiban auditor
    • Kewajiban aud>mengikuti standar audit
    • mengikuti standar audit - meningkatkan kemampuan.
    • meningkatkan kemampuan.
    • Kewajiban >Kewajiban APIP
    • menyusun rencana pengaw>menyusun rencana pengawasan
    • mengkomunikasikan dan meminta persetu
    • mengkomunikasikan dan meminta persetujuan rencana pengawasan tahunan.

      rencana pengawasan tahunan.

    • mengelola sumber daya
    • mengelola sumber >menetapkan kebijakan dan prosedur
    • menetapkan kebijakan dan pros>melakukan koordinasi
    • melakukan koordi>menyampaikan laporan berkala
    • menyampaikan laporan ber
    • melakukan pengendalian kualitas program
    • melakukan pengendalian kualitas program

      pengembangan pengembangan - menindaklanjuti pengaduan masyarakat.

    • menindaklanjuti pengaduan masyarakat.
    STANDAR PELAPORAN AUDIT KINERJA STANDAR PELAPORAN AUDIT KINERJA Kewajiban membuat laporan

      Kewajiban membuat laporan Cara dan saat laporan

      Cara dan saat laporan Bentuk dan isi laporan

      Bentuk dan isi laporan Kualitas laporan

      Kualitas laporan Tanggapan auditi

      Tanggapan auditi Dokumentasi

      Dokumentasi STANDAR TINDAK LANJUT STANDAR TINDAK LANJUT

      Komunikasi dengan auditi

    • Komunikasi dengan auditi

      Prosedur pemantauan

    • Prosedur pemantauan

      Status temuan

    • Status temuan

      

    Ketidakpatuhan thp per UU dan kecurangan

    • Ketidakpatuhan thp per UU dan kecurangan

    STANDAR PELAKSANAAN AUDIT

      , mengatur tentang , mengatur tentang

      INVESTIGATIF

      INVESTIGATIF

      1.Perencanaan

      1.Perencanaan

    • penetapan sasaran, ruang lingkup dan alokasi
    • penetapan sasaran, ruang lingkup dan alokasi

      sumberdaya sumberdaya

    • pertimbangan dalam perencanaan
    • pertimbangan dalam perencanaan

      2. Supervisi

      2. Supervisi

      3. Pengumpulan dan pengujian bukti

      3. Pengumpulan dan pengujian bukti

    • pengumpulan bukti
    • pengumpulan b
    • pengujian bukti
    • pengujian bukti

      4. Dokumentasi

      4. Dokumentasi

    STANDAR PELAPORAN ADIT

      INVESTIGATIF

      INVESTIGATIF

      Kewajiban membuat laporan Kewajiban membuat laporan

      Cara dan saat pelaporan Cara dan saat pelaporan

      Bentuk dan isi laporan Bentuk dan isi laporan

      Kualitas laporan Kualitas laporan

      Pembicaraan akhir dengan auditi Pembicaraan akhir dengan auditi

      Penerbitan dan distribusi laporan Penerbitan dan distribusi laporan

      STANDAR TINDAK LANJUT AUDIT STANDAR TINDAK LANJUT AUDIT

      

    INVESTIGATIF

      

    INVESTIGATIF

    Tanggung jawab APIP utk memantau

      Tanggung jawab APIP utk memantau tindak lanjut temuan tindak lanjut temuan

    SISTEM PENGENDALIAN INTERN

      SISTEM PENGENDALIAN INTERN

      PEMERINTAH (SPIP) PP 60 tahun 2008

      PEMERINTAH (SPIP) PP 60 tahun 2008 

      Sistem Pengendalian Intern adalah proses Sistem Pengendalian Intern adalah proses yang integral pada tindakan dan kegiatan yang integral pada tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara terus menerus yang dilakukan secara terus menerus oleh pimpinan dan seluruh pegawai untuk oleh pimpinan dan seluruh pegawai untuk memberikan keyakinan yang memadai memberikan keyakinan yang memadai atas tercapainya tujuan organisasi melalui atas tercapainya tujuan organisasi melalui kegiatan yang efektif dan kegiatan yang efektif dan efisien,keandalan pelaporan efisien,keandalan pelaporan keuangan,pengamanan aset negara dan keuangan,pengamanan aset negara dan ketaatan thd peraturan per undang ketaatan thd peraturan per undang undangan yang berlaku undangan yang berlaku