Pers 10&11 Recent site activity teeffendi

Subjek Hukum dan
Pertanggungjawaban
Pidana Pers
Tolib Effendi

Subjek Hukum Tindak
Pidana Pers
Berbicara tentang subjek hukum tindak pidana
pers, maka yang dibicarakan adalah tentang pihak
yang termasuk dalam lingkup tindak pidana pers.
Berbicara tentang subjek tindak pidana pers tidak
hanya berbicara tentang pelaku tindak pidana
pers, melainkan juga korban dalam tindak pidana
pers.

Subjek Hukum Tindak
Pidana Pers
Undang-undang yang akan dipergunakan dalam
membicarakan subjek tindak pidana pers dalam
pembahasan ini adalah KUHPidana dan UndangUndang nomor 40 tahun 1999 tentang Pers.


Sebagaimana kita tahu, di dalam dua undangundang tersebut terdapat beberapa kualifikasi
tindak pidana yang dapat dikategorikan sebagai
tindak pidana pers dengan subjek yang tidak
biasa.

Subjek Hukum dalam arti pelaku
tindak pidana dalam KUHPidana
No

Kualifikasi

Pasal

1.

Pembocoran rahasia negara

Pasal 112, 113

2.


Penghinaan terhadap pemerintah, lembaga
negara

Pasal 154, 207

3.

Penghinaan terhadap agama

Pasal 156 a

4.

Penyerangan terhadap kesehatan mental dan
kesusilaan

Pasal 282, 283

5.


Penawaran tindak pidana

Pasal 162

6.

Penghasutan

Pasal 160

7.

Penghinaan terhadap nama baik dan kehormatan Titel V, XVI Buku II Pasal
seseorang, Presiden dan Wakil Presiden, Raja
310-321, 134, 136 bis, 142,
atau Kepala Negara sahabat, Wakil Negara Asing 143, 156

8.


Pelanggaran ketertiban umum

Pasal 519 bis, 533

Subjek Hukum dalam arti pelaku
tindak pidana dalam KUHPidana

Jika kita perhatikan dengan seksama rumusan di dalam
pasal-pasal di atas, maka subjek hukum dalam arti
sebagai pelaku tindak pidana adalah orang, sebagai
penafsiran dari kata barangsiapa .
KUHPidana belum mengenal pengertian orang sebagai
sebuah korporasi atau badan hukum, orang diartikan
sebagai perseorangan, sehingga dengan demikian subjek
hukum dalam arti pelaku tindak pidana pers dalam
KUHPidana merupakan orang perorangan.

Subjek Hukum dalam arti pelaku
tindak pidana dalam KUHPidana


Dalam hal tindak pidana berkaitan dengan
penerbitan dan percetakan, jika penerbit dan
percetakan tersebut mencantumkan identitas
lengkap dari percetakan dan penerbitan
tersebut.
Hal ini mengandung maksud, korporasi dalam
arti penerbitan dan percetakan tidak dapat
dipidana apabila mencantumkan identitasnya.

Subjek hukum dalam arti korban
tindak pidana pers dalam KUHPidana
Melihat rumusan kualifikasi tindak pidana pers yang ada
dalam KUHPidana sebagaimana disebutkan di atas, maka
terdapat beberapa bentuk subjek hukum dalam arti
korban tindak pidana pers, antara lain:

1. Negara;
2. Kepala negara dan sahabat kepala negara;
3. Agama;
4. Kepentingan umum;

5. Manusia.

Subjek hukum dalam arti pelaku
tindak pidana pers dalam UU Pers
No

Kualifikasi

Pasal

1.

Perbuatan yang berkaitan dengan penyensoran,
pembredelan atau pelarangan penyiaran

Pasal 18 ayat (1)

2.

Perbuatan yang berkaitan dengan jaminan

kemerdekaan pers dan perbuatan yang berkaitan
dengan hak untuk mencari, memperoleh dan
menyebarluaskan gagasan dan informasi

Pasal 18 ayat (1)

3.

Perbuatan memberitakan peristiwa dan opini yang
melanggar norma agama dan rasa kesusilaan
masyarakat serta asas praduga tak bersalah

Pasal 18 ayat (2)

4.

Mengiklankan hal yang merendahkan martabat
Pasal 18 ayat (2)
agama dll, berkaitan dengan minuman keras, narkoba
dll


5.

Pelanggaran terhadap administrasi perijinan

Pasal 18 ayat (3)

Subjek hukum dalam arti pelaku
tindak pidana pers dalam UU Pers

Berbeda halnya dengan subjek hukum dalam arti pelaku
tindak pidana pers yang ada di dalam KUHPidana, di
dalam UU Pers sudah dikenal korporasi sebagai subjek
hukum.
Hal ini dapat dilihat di dalam pengaturan Pasal 18 ayat (2)
jo ayat (3) UU Pers.

Subjek hukum dalam arti korban
tindak pidana pers dalam UU Pers


Melihat ketentuan yang ada dalam Pasal 18 UU Pers,
seperti halnya yang terdapat dalam KUHPidana, terdapat
beberapa subjek hukum dalam arti korban tindak pidana
pers, diantaranya yaitu:
1. Lembaga pers;
2. Manusia;
3. Agama;
4. Kepentingan umum.

Pertanggungjawaban pelaku tindak
pidana pers

Seperti halnya dalam membicarakan tentang subjek
hukum dalam tindak pidana pers, maka dalam
membicarakan pertanggungjawaban pelaku tindak
pidana pers harus dilihat dalam dua undang-undang
tersebut, yaitu KUHPidana dan UU Pers.
Kedua undang-undang tersebut menganut prinsip
yang berlainan berkaitan dengan
pertanggungjawaban pidana pelaku tindak pidana

pers.

Pertanggungjawaban pelaku tindak
pidana pers dalam KUHPidana

Pasal-pasal yang dirumuskan di dalam KUHPidana
ditujukan terlebih kepada orang-perorangan,
termasuk di dalamnya adalah terhadap profesi pers
tanpa terkecuali.
Pers dalam melaksanakan tugasnya termasuk di
dalam subjek hukum tindak pidana pers menurut
KUHPidana.
Pertanggungjawabannya adalah
pertanggungjawaban langsung.

Pertanggungjawaban pelaku tindak
pidana pers dalam UU Pers

Berbeda dengan pertanggungjawaban dalam
KUHPidana, pada umumnya pertanggungjawaban

pidana menurut UU Pers adalah
pertanggungjawaban korporasi.
Penjelasan Pasal 12 UU Pers menyebutkan, bahwa
pengumuman nama, alamat dan penanggungjawab
dalam rangka bidang usaha dan bidang redaksi
adalah sebagai wujud pertanggungjawaban
perusahaan pers.

Omnium Rerum
Principia Parva Sunt
File bisa diunduh di http://te-effendi.blogspot.com