Nature of the marriage relationship Sifa

Nature of the marriage relationship/Sifat Hubungan Pernikahan
Perspektif Menurut Kristen
Dalam ajaran Kristen, agama ini memiliki prinsip bahwa istri harus tunduk terhadap
suami sering memunculkan salah tafsir kepada sebagian orang yaitu untuk mengangkat
suami atau ayah menjadi kepala rumah tangga mutlak yang harus dipatuhi tanpa
pertanyaan dan bahkan istri dan anak-anak harus tunduk pada penyalahgunaan sang
suami atau ayah mereka. Padahal prinsip yang terdapat dalam Efesus 5:22-25
menjelaskan bentuk relasi suami dan istri, “Hai isteri, tunduklah kepada suamimu seperti
kepada Tuhan, karena suami adalah kepala isteri sama seperti Kristus adalah kepala
jemaat. Dialah yang menyelamatkan tubuh. Karena itu sebagaimana jemaat tunduk
kepada Kristus, demikian jugalah isteri kepada suami dalam segala sesuatu. Hai suami,
kasihilah isterimu sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan
diri-Nya baginya” agar istri dapat memberi rasa hormat pada suaminya.
Sebaliknya, suami harus mengasihi istrinya seperti tubuhnya sendiri karena dia yang
mencintai istrinya sama saja dengan mencintai dirinya sendiri. Hal ini terdapat pada
Efesus 5:28-29 yaitu, “Tidak pernah ada orang yang membeci tubuhnya sendiri,tetapi
mengasuhnya dan merawatnya. Sama seperti Kristus pada jamaat”. Seksualitas dalam
pernikahan yang juga terdapat pada Efesus digunakan untuk membangun hubungan di
mana suami memiliki hak suami-istri dan istri memiliki tugas suami-istri seperti yang
terdapat dalam kitab suci, “ Suami harus memberikan kepada istrinya hak suami-istri,
dan juga sebaliknya. Untuk istri tidak menguasai tubuhnya sendiri, tetapi suami tidak.

Demikian juga, suami tidak berkuasa atas tubuhnya sendiri, tetapi istri tidak” (I Korintus
7: 3-4, RSV). Maka dari itu, hak dan harapan antara suami dan istri dalam hal-hal seksual
yang eksplisit adalah sama dan sejajar, termasuk hak untuk menolak hubungan seksual.
Perspektif Menurut Yahudi
Yudaisme menganggap pernikahan diperlukan untuk pemenuhan pribadi dan sebagai
unit dasar dalam kehidupan masyarakat. Salah satu nilai-nilai fundamental dalam
keluarga Yahudi adalah “Shalom Bayit” yaitu kedamaian dalam rumah yang menandakan
keutuhan, kelengkapan, dan pemenuhan. Namun konsep Shalom Bayit tidak harus
digunakan untuk mempertahankan pernikahan yang didalamnya terdapat perlakuan kasar.
Ketika keharmonisan rumah tangga tidak mungkin dilakukan karena kekerasan fisik
perceraian adalah satu-satunya cara untuk mendapatkan kedamaian sebagai pilihan yang
tepat bagi Yahudi.
Hak suami istri dalam Yudaisme adalah kewajiban suami yang harus memiliki
ketersediaan untuk istrinya misalkan istrinya dapat membatasi suaminya ke tempattempat terdekat saja, oleh karena itu sang suami tidak bisa pergi jika tanpa izin sang istri.
Begitu pula dengan pemenuhan kebutuhan seksual istrinya. Sebaliknya, diharapkan istri
dapat memenuhi hubungan seksual dengan suaminya.
Dalam kebutuhan seksual bagi pasangan Yahudi merupakan salah satu tanggung
jawab dan pilihan bersama. Jika istri menolak berhubungan dengan suaminya, istri harus
memberikan alasannya. Namun bila ternyata alasannya adalah bahwa ia tidak rela
menyerahkan dirinya karena ia membencinya, maka suami harus menceraikan istrinya


tersebut karena istrinya bukanlah seorang tawanan yang mesti tunduk kepada suaminya.
Hal ini menunjukkan bahwa tidak diharapkan seorang istri untuk melakukan aktivitas
tersebut jika ia takut atau benci kepada suaminya.
Menurut Pandangan Muslim
Kitab suci umat islam yaitu Al Quran membimbing hubungan bagi laki-laki dan
perempuan termasuk pernikahan sebagai perjanjian yang disaksikan oleh Tuhan diantara
dua orang dewasa yang menyetujui untuk hidup bersama sesuai hukum-Nya. Dalam AlQuran menjelaskan bahwa yang terbaik diantara kalian adalah yang terbaik untuk
keluarganya. Hal ini juga diajarkan dan dicontohkan oleh Nabi Muhammad, menurut
beliau suami dan istri harus mendorong satu sama lain untuk hidup sesuai hukum ilahi,
saling berkonsultasi dalam mengambil keputusan, mendukung satu sama lain, dan
mengakomodasi kebutuhan masing-masing.
Peran suami dan istri saling bergantung dan saling melengkapi, seperti laki-laki
berperan sebagai pemimpin dengan tanggung jawab menyediakan finansial bagi keluarga
mereka. Perempuan berdasarkan desain biologis mereka, sebagai satu-satunya pasangan
yang bisa melahirkan dan anak-anak perawat. Dalam perannya sebagai pemimpin, suami
memiliki pertanggungjawaban kepada Allah dan tanggung jawab untuk keluarganya
sesuai dengan nilai islam yang meliputi keadilan, kasih sayang dan ekuitas. Seorang istri
harus menerima kepemimpinan suami selama masih sesuai dengan ajaran Allah.
Bila terdapat pelanggaran serius dalam pernikahan karena perbuatan sang istri, suami

disarankan untuk berbicara kepada istrinya pertama, kemudian tidur terpisah, dan
menghukum sang istri bila tidak merubah perilakunya yaitu memukul sang istri dengan
sapu tangan atau sesuatu yang serupa namun tidak mencederainya. Tujuannya untuk
menjaga pernikahan dengan mengembalikan sang istri ke jalan yang benar, bukan berarti
memberikan suami izin untuk mengambil tindakan kekerasan atau kasar. Bahkan,
terdapat sebuah ayat yang membahas bagaimana seorang wanita dapat merespon
suaminya yang perilakunya tidak dapat diterima. Kekerasan dalam islam tidak memiliki
tempat dalam hubungan sepasang suami istri yang takut akan Allah
Meskipun dalam islam, pernikahan sangat didorong dan menjaga pernikahan sangat
penting, Al-Quran mengakui bahwa tidak semua pernikahan berkelanjutan. Pasangan
didorong untuk hidup dalam kebaikan atau berpisah untuk kebaikan jika pasangan tidak
dapat hidup sesuai ajaran Allah. Perceraian adalah pilihan terakhir untuk melindungi
individu dari bahaya atau melindungi diri dari melakukan dosa terhdap orang lain.

Dokumen yang terkait

Analisis Komparasi Internet Financial Local Government Reporting Pada Website Resmi Kabupaten dan Kota di Jawa Timur The Comparison Analysis of Internet Financial Local Government Reporting on Official Website of Regency and City in East Java

19 819 7

Analisis Komposisi Struktur Modal Pada PT Bank Syariah Mandiri (The Analysis of Capital Structure Composition at PT Bank Syariah Mandiri)

23 288 6

Improving the Eighth Year Students' Tense Achievement and Active Participation by Giving Positive Reinforcement at SMPN 1 Silo in the 2013/2014 Academic Year

7 202 3

An Analysis of illocutionary acts in Sherlock Holmes movie

27 148 96

Improping student's reading comprehension of descriptive text through textual teaching and learning (CTL)

8 140 133

Teaching speaking through the role play (an experiment study at the second grade of MTS al-Sa'adah Pd. Aren)

6 122 55

Enriching students vocabulary by using word cards ( a classroom action research at second grade of marketing program class XI.2 SMK Nusantara, Ciputat South Tangerang

12 142 101

The Effectiveness of Computer-Assisted Language Learning in Teaching Past Tense to the Tenth Grade Students of SMAN 5 Tangerang Selatan

4 116 138

Analysis On Students'Structure Competence In Complex Sentences : A Case Study at 2nd Year class of SMU TRIGUNA

8 98 53

The correlation between listening skill and pronunciation accuracy : a case study in the firt year of smk vocation higt school pupita bangsa ciputat school year 2005-2006

9 128 37