POLITIK LOKAL dan PEMILUKADA pdf
POLITIK LOKAL
dan
PEMILUKADA
ANDHYKA MUTTAQIN
Studi Kasus
LOGO
Pada bulan 5 Agustus 2010:
Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi mengatakan pemilihan
gubernur dimungkinkan untuk dikembalikan ke DPRD. Pemilihan
langsung dinilai mahal, sementara kewenangan gubernur
terbatas.
"Banyak orang berpendapat kembali ke DPRD," katanya disela
rapat kerja nasional di Istana Bogor
Gamawan mengatakan gubernur adalah wakil pemerintah pusat di
daerah. Kewenangannya terbatas, sementara biaya pemilihannya
mahal. "10 kali biaya bupati," katanya.
LOGO
Contents
1
DINAMIKAPOLITIK LOKAL
2
PEMILUKADA
3
DISKUSI
Pola Pergeseran Politik Lokal
Masa
Sebelum
1998
Titik
Perubahan
1998
LOGO
Masa Setelah
1998
Otoriter
Transisi Demokrasi
Konsolidasi Demokrasi
Sentralistis
Desentralisasi
Desentralisasi
Politik
Penjajah/Pusat
Centris
Politik Lokal Centris
Politik Lokal-Pusat
Demokrasi “Thin”
Demokrasi “Thick”
Thin vs. Thick Democracy
LOGO
Benjamin Barber (2004) di dalam
bukunya Strong Democracy: Participatory
Politics for a New Age, mengatakan
bahwa istilah Thin democracy,
merupakan model demokrasi dengan
mengutamakan partisipasi masyarakat
dalam pemilu.
Thin berlawanan dengan thick atau
strong democracy yaitu mengutamakan
jenis partisipasi masyarakat berdasarkan
ikatan-ikatan sosial kuat di antara
mereka, sehingga kesepakatan timbul
atas dasar kesadaran kolektif, mengatasi
hasil pemilu semata.
Thick Democracy Menuju Demokrasi
Konsosiasional
LOGO
Arend Lijphart (1999) dalam Patterns of
Democracy, memberikan 6 klasifikasi
demokrasi dimana demokrasi berdasarkan
konsensus atau dikenal sebagai
consociationalism akan menciptakan budaya
demokrasi tanpa kebrutalan, ramah
lingkungan, pembagian kekuasaan secara
damai, mengutamakan kesejahteraan,
terbuka bagi bantuan asing
Thick democracy akan mengantarkan
masyarakat lokal lebih stabil menuju ke
arah demokrasi konsosiasional.
AGENDA PERUBAHAN POLITIK LOKAL
LOGO
Transisi pemerintahan otoriter menuju
sistem pemerintahan lebih demokratis
Perubahan segi ekonomis dan politis
Proses desentralisasi di Indonesia sama
dengan proses demokratisasi dan
kebangkitan masyarakat sipil (Antlov 2003;
Aspinall dan Fealy 2003; Sahikhu Usman
2002)
Desentralisasi sebagai pengaturan kembali
lapangan-lapangan kekuatan yang ada
PERUBAHAN POLITIK LOKAL DENGANLOGO
DESENTRALISASI
Sebagai delegasi tugas-tugas tertentu
sementara pusat masih menguasai tanggung
jawab keseluruhan;
Dekonsentrasi, yang mengacu pada
penggeseran decision-making dalam negara
tersentralisasi, dan
Devolusi, yang menyangkut transfer
kekuasaan secara aktual ke tingkat-tingkat
pemerintahan yang lebih rendah
(Diolah dari sumber: Nordholt dan Klinken, 2007, hal.
14)
KENDALA
LOGO
Pergeseran dari pemerintahan sentralistis
ke pemerintahan desentralisasi tidak
sinonim dengan pergeseran pemerintahan
otoriter ke pemerintahan demokratis, tidak
juga mengisyaratkan pergeseran negara
kuat ke negara masyarakat kuat
Melemahnya negara pusat tidak secara
otomatis membuahkan demokrasi lokal
lebih kuat
Desentralisasi di bawah kondisi-kondisi
tertentu bisa dibarengi dengan bentukbentuk pemerintahan otoriter
PEMILUKADA
LOGO
Pemilihan umum kepala daerah dan wakil kepala daerah,
atau seringkali disebut pilkada, adalah pemilihan
umum untuk memilih kepala daerah dan wakil kepala
daerah secara langsung di Indonesia oleh penduduk
daerah setempat yang memenuhi syarat. Kepala daerah
dan wakil kepala daerah adalah:
Gubernur dan wakil gubernur untuk provinsi
Bupati dan wakil bupati untuk kabupaten
Walikota dan wakil walikota untuk kota
Sebelumnya, kepala daerah dan wakil kepala daerah dipilih
oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD). Dasar
hukum penyelenggaraan pilkada adalah Undang-Undang
Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah.
Dalam undang-undang ini, pilkada (pemilihan kepala
daerah dan wakil kepala daerah) belum dimasukkan dalam
rezim pemilihan umum (pemilu). Pilkada pertama kali
diselenggarakan pada bulan Juni 2005.
Lanjutan…
LOGO
Pemilu diselenggarakan untuk memilih wakilwakil rakyat di parlemen maupun pemimpin
eksekutif di tingkat nasional dan lokal. seperti
presiden dan gubernur.
UUD 1945 Pasal 22E (2) “Pemilu diselenggarakan
untuk memilih anggota DPR, DPD, Presiden dan
Wakil Presiden,
dan DPRD”.
UUD 1945 Pasal 18 (4)
“Gubernur, Bupati dan Walikota masing-masing
sebagai Kepala Pemerintah Daerah Provinsi,
Kabupaten dan Kota dipilih secara demokratis”.
11
PERMASALAHAN
LOGO
Apakah kesuksesan Pemilu
mencerminkan Pemilu yang
demokratis?
Faktor-faktor apa saja yang
mempengaruhi terciptanya
Pemilu yang demokratis
Bagaimana peran
stakeholder pemilu dlm
mewujudkan pemilu yang
demokratis?
12
SUKSES PEMILU
LOGO
:
SUKSES PROSES
yaitu berjalan secara aman,
tertib, damai dan tepat waktu
setiap tahapan dan jadwal
SUKSES HASIL atau
SUBSTANSI
yaitu menghasilkan
pemimpin yang aspiratif
13
LOGO
Kesuksesan sebuah Pemilu
setidaknya ditentukan oleh 3 (tiga) hal yaitu:
Proses penyelenggaraan
Menyangkut tentang penyelenggaranya, pesertanya, pemilih,
tahapan, logistik, keuangan dan distribusi serta pemantau
Aturan-aturan hukum
Terkait dengan sistem pemilu, metode pembagian dapil,
metode pencalonan, metode pemberian suara, metode
penetapan pemenang dst
Penegakan hukum
Terkait dengan pengawasan dan penegakan hukum itu
sendiri
14
PEMILUKADA YANG TELAH
DISELENGGARAKAN DI TAHUN 2010
LOGO
224 DAERAH
222 daerah tahun 2010
2 daerah tahun 2011
229 GUGATAN
DARI 164 DAERAH DIAJUKAN KE MK
26 permohonan pemohon
dikabulkan (dari 25 daerah)
dengan
putusan sela
(12 gugatan)
dikabulkan sebagian
(9 gugatan)
dikabulkan
seluruhnya
(5 gugatan)
15
NO
1
AMAR PUTUSAN MAHKAMAH
KONSTITUSI
Penghitungan suara ulang dengan
rekapitulasi berdasarkan Formulir Model
2 Penghitungan surat suara ulang
KABUPATEN/KOTA
LOGO
Kab. Sintang
1. Kab. Lamongan
2. Kota Surabaya
3. Kota Tomohon
3 Pemungutan suara bagi beberapa Pemilih Kab.Bangka Barat
1. Kota Tanjungbalai
2. Kab. Gresik
Pemungutan suara ulang di beberapa TPS 3. Kota Surabaya
4
di desa/kelurahan/kecamatan/distrik
4. Kab. Bangli
5. Kab. Sumbawa
6. Kab. Sintang
1. Kota Tebingtinggi
5 Pemungutan suara ulang di seluruh TPPS 2. Kab. Mandailing Natal
3. Kab. Pandeglang
1. Kota Jayapura
6 Pemilukada ulang dari tahapan tertentu
2. Kab. Yapen
1. Kab. Supiori
Penetapan suara pasangan calon yang
7
mempengaruhi keikutsertaan di put. II
2. Kab. Manokwari
8 Penetapan pasangan calon terpilih
Kab. Bengkulu Selatan
9 Diskualifikasi pasangan calon terpilih
7. Kab. Minahasa Utara
8. Kota Tomohon
9. Kab. Konawe Utara
10. Kab. Buru Selatan
11. Kab. Merauke
4. Kota Tangerang Selatan
5. Kota Manado
6. Kab. Konawe Selatan
Kab. Kotawaringin Barat
16
Keterlibatan birokrasi/
LOGO
PNS (9 daerah)
Faktor Paslon/Pihak
Terkait/Incumbent
(19 daerah)
Praktik politik uang
(14 daerah)
Intimidasi, tekanan atau
kekerasan (1 daerah)
Permohonan
Permohonan
Pemohon
Pemohon yang
yang
dikabulkan
dikabulkan
(25 daerah)
(25 daerah)
Faktor Petugas/
Penyelenggara
Pemilu
(6 daerah)
DPT atau surat
pemberitahuan
(2 daerah)
Pencalonan
(3 daerah)
Faktor
Pengawas Pemilu
(4 daerah)
Pemungutan/
penghitungan suara
(3 daerah)
17
LOGO
115 DAERAH AKAN MENYELENGGARAKAN
PEMUNGUTAN SUARA DI TAHUN 2011
55 DAERAH SUDAH PEMUNGUTAN SUARA
61 GUGATAN DARI 45 DAERAH DIAJUKAN KE MK
( 7 GUGATAN DARI 4 DAERAH BERASAL
DARI PEMUNGUTAN SUARA DI TAHUN 2010 )
5 permohonan pemohon
dikabulkan (dari 3 daerah)
dengan
putusan sela
(2 gugatan)
dikabulkan sebagian
(2 gugatan)
dikabulkan
seluruhnya
(1 gugatan)
18
LOGO
PEMILU YANG DEMOKRATIS
Penyelenggaraan Pemilu harus
memperhatikan HAK ASASI
MANUSIA yaitu pemenuhan
hak politik seseorang, baik hak
untuk dipilih maupun hak
untuk memilih.
Pemilu harus diselenggarakan
secara langsung, umum, bebas,
rahasia, jujur, dan adil.
Selain itu, Pemilu juga harus
diselenggarakan dengan taat
pada asas kepastian hukum,
tertib penyelenggara Pemilu,
kepentingan umum,
keterbukaan, proporsionalitas,
profesionalitas, akuntabilitas,
efisiensi, dan efektivitas.
19
LOGO
TUJUAN PEMILUKADA
Memilih pemimpin yang kapabel
secara demokratis:
1. Memperdalam proses demokrasi
(deepening democracy) di
Indonesia.
2. Mendekatkan hubungan
pemimpin dan rakyat.
20
GUBERNUR DIPILIH SECARA LOGO
LANGSUNG
KEUNGGULAN
1. Mencerminkan
perwujudan hak dan
kedaulatan rakyat
2. Partisipasi rakyat dalam
pilkada
3. Memperkuat legitimasi
4. Mendekatkan hubungan
antara pemimpin
dengan rakyat
5. Pendidikan politik
rakyat
6. Melembagakan proses
pendalaman demokrasi.
7. Menjamin terpilihnya
pemimpin yang Kapabel
dan akseptabel.
KELEMAHAN
1. Terjadinya politisasi
birokrasi
2. Biaya tinggi
3. Rawan konflik
4. Belum siapnya
pranata demokrasi.
5. Menimbulkan
problematik dalam
pelaksanaan peran
Gubernur sebagai
wakil pemerintah
pusat.
21
KONDISI EMPIRIK
1
• Partai politik gagal melaksanakan fungsinya
sebagai pilar demokrasi.
2
• Kesadaran politik rakyat pemilih belum
memadai
3
• Isu netralitas KPU Prov dan KPU Kab/kota
serta Panwas
4
• Politisasi Birokrasi
5
• Politik uang/transaksional dan politik
kekerabatan
LOGO
22
KERANGKA PIKIR MEWUJUDKAN
PEMILUKADA BERKUALITAS
LOGO
Peserta/calon
Rakyat
Pemilih
Kepala
Daerah
Terpilih
Proses
Elektoral
Calon
Penyelenggara
Pengawas
Fasilitator (Negara)
23
dan
PEMILUKADA
ANDHYKA MUTTAQIN
Studi Kasus
LOGO
Pada bulan 5 Agustus 2010:
Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi mengatakan pemilihan
gubernur dimungkinkan untuk dikembalikan ke DPRD. Pemilihan
langsung dinilai mahal, sementara kewenangan gubernur
terbatas.
"Banyak orang berpendapat kembali ke DPRD," katanya disela
rapat kerja nasional di Istana Bogor
Gamawan mengatakan gubernur adalah wakil pemerintah pusat di
daerah. Kewenangannya terbatas, sementara biaya pemilihannya
mahal. "10 kali biaya bupati," katanya.
LOGO
Contents
1
DINAMIKAPOLITIK LOKAL
2
PEMILUKADA
3
DISKUSI
Pola Pergeseran Politik Lokal
Masa
Sebelum
1998
Titik
Perubahan
1998
LOGO
Masa Setelah
1998
Otoriter
Transisi Demokrasi
Konsolidasi Demokrasi
Sentralistis
Desentralisasi
Desentralisasi
Politik
Penjajah/Pusat
Centris
Politik Lokal Centris
Politik Lokal-Pusat
Demokrasi “Thin”
Demokrasi “Thick”
Thin vs. Thick Democracy
LOGO
Benjamin Barber (2004) di dalam
bukunya Strong Democracy: Participatory
Politics for a New Age, mengatakan
bahwa istilah Thin democracy,
merupakan model demokrasi dengan
mengutamakan partisipasi masyarakat
dalam pemilu.
Thin berlawanan dengan thick atau
strong democracy yaitu mengutamakan
jenis partisipasi masyarakat berdasarkan
ikatan-ikatan sosial kuat di antara
mereka, sehingga kesepakatan timbul
atas dasar kesadaran kolektif, mengatasi
hasil pemilu semata.
Thick Democracy Menuju Demokrasi
Konsosiasional
LOGO
Arend Lijphart (1999) dalam Patterns of
Democracy, memberikan 6 klasifikasi
demokrasi dimana demokrasi berdasarkan
konsensus atau dikenal sebagai
consociationalism akan menciptakan budaya
demokrasi tanpa kebrutalan, ramah
lingkungan, pembagian kekuasaan secara
damai, mengutamakan kesejahteraan,
terbuka bagi bantuan asing
Thick democracy akan mengantarkan
masyarakat lokal lebih stabil menuju ke
arah demokrasi konsosiasional.
AGENDA PERUBAHAN POLITIK LOKAL
LOGO
Transisi pemerintahan otoriter menuju
sistem pemerintahan lebih demokratis
Perubahan segi ekonomis dan politis
Proses desentralisasi di Indonesia sama
dengan proses demokratisasi dan
kebangkitan masyarakat sipil (Antlov 2003;
Aspinall dan Fealy 2003; Sahikhu Usman
2002)
Desentralisasi sebagai pengaturan kembali
lapangan-lapangan kekuatan yang ada
PERUBAHAN POLITIK LOKAL DENGANLOGO
DESENTRALISASI
Sebagai delegasi tugas-tugas tertentu
sementara pusat masih menguasai tanggung
jawab keseluruhan;
Dekonsentrasi, yang mengacu pada
penggeseran decision-making dalam negara
tersentralisasi, dan
Devolusi, yang menyangkut transfer
kekuasaan secara aktual ke tingkat-tingkat
pemerintahan yang lebih rendah
(Diolah dari sumber: Nordholt dan Klinken, 2007, hal.
14)
KENDALA
LOGO
Pergeseran dari pemerintahan sentralistis
ke pemerintahan desentralisasi tidak
sinonim dengan pergeseran pemerintahan
otoriter ke pemerintahan demokratis, tidak
juga mengisyaratkan pergeseran negara
kuat ke negara masyarakat kuat
Melemahnya negara pusat tidak secara
otomatis membuahkan demokrasi lokal
lebih kuat
Desentralisasi di bawah kondisi-kondisi
tertentu bisa dibarengi dengan bentukbentuk pemerintahan otoriter
PEMILUKADA
LOGO
Pemilihan umum kepala daerah dan wakil kepala daerah,
atau seringkali disebut pilkada, adalah pemilihan
umum untuk memilih kepala daerah dan wakil kepala
daerah secara langsung di Indonesia oleh penduduk
daerah setempat yang memenuhi syarat. Kepala daerah
dan wakil kepala daerah adalah:
Gubernur dan wakil gubernur untuk provinsi
Bupati dan wakil bupati untuk kabupaten
Walikota dan wakil walikota untuk kota
Sebelumnya, kepala daerah dan wakil kepala daerah dipilih
oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD). Dasar
hukum penyelenggaraan pilkada adalah Undang-Undang
Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah.
Dalam undang-undang ini, pilkada (pemilihan kepala
daerah dan wakil kepala daerah) belum dimasukkan dalam
rezim pemilihan umum (pemilu). Pilkada pertama kali
diselenggarakan pada bulan Juni 2005.
Lanjutan…
LOGO
Pemilu diselenggarakan untuk memilih wakilwakil rakyat di parlemen maupun pemimpin
eksekutif di tingkat nasional dan lokal. seperti
presiden dan gubernur.
UUD 1945 Pasal 22E (2) “Pemilu diselenggarakan
untuk memilih anggota DPR, DPD, Presiden dan
Wakil Presiden,
dan DPRD”.
UUD 1945 Pasal 18 (4)
“Gubernur, Bupati dan Walikota masing-masing
sebagai Kepala Pemerintah Daerah Provinsi,
Kabupaten dan Kota dipilih secara demokratis”.
11
PERMASALAHAN
LOGO
Apakah kesuksesan Pemilu
mencerminkan Pemilu yang
demokratis?
Faktor-faktor apa saja yang
mempengaruhi terciptanya
Pemilu yang demokratis
Bagaimana peran
stakeholder pemilu dlm
mewujudkan pemilu yang
demokratis?
12
SUKSES PEMILU
LOGO
:
SUKSES PROSES
yaitu berjalan secara aman,
tertib, damai dan tepat waktu
setiap tahapan dan jadwal
SUKSES HASIL atau
SUBSTANSI
yaitu menghasilkan
pemimpin yang aspiratif
13
LOGO
Kesuksesan sebuah Pemilu
setidaknya ditentukan oleh 3 (tiga) hal yaitu:
Proses penyelenggaraan
Menyangkut tentang penyelenggaranya, pesertanya, pemilih,
tahapan, logistik, keuangan dan distribusi serta pemantau
Aturan-aturan hukum
Terkait dengan sistem pemilu, metode pembagian dapil,
metode pencalonan, metode pemberian suara, metode
penetapan pemenang dst
Penegakan hukum
Terkait dengan pengawasan dan penegakan hukum itu
sendiri
14
PEMILUKADA YANG TELAH
DISELENGGARAKAN DI TAHUN 2010
LOGO
224 DAERAH
222 daerah tahun 2010
2 daerah tahun 2011
229 GUGATAN
DARI 164 DAERAH DIAJUKAN KE MK
26 permohonan pemohon
dikabulkan (dari 25 daerah)
dengan
putusan sela
(12 gugatan)
dikabulkan sebagian
(9 gugatan)
dikabulkan
seluruhnya
(5 gugatan)
15
NO
1
AMAR PUTUSAN MAHKAMAH
KONSTITUSI
Penghitungan suara ulang dengan
rekapitulasi berdasarkan Formulir Model
2 Penghitungan surat suara ulang
KABUPATEN/KOTA
LOGO
Kab. Sintang
1. Kab. Lamongan
2. Kota Surabaya
3. Kota Tomohon
3 Pemungutan suara bagi beberapa Pemilih Kab.Bangka Barat
1. Kota Tanjungbalai
2. Kab. Gresik
Pemungutan suara ulang di beberapa TPS 3. Kota Surabaya
4
di desa/kelurahan/kecamatan/distrik
4. Kab. Bangli
5. Kab. Sumbawa
6. Kab. Sintang
1. Kota Tebingtinggi
5 Pemungutan suara ulang di seluruh TPPS 2. Kab. Mandailing Natal
3. Kab. Pandeglang
1. Kota Jayapura
6 Pemilukada ulang dari tahapan tertentu
2. Kab. Yapen
1. Kab. Supiori
Penetapan suara pasangan calon yang
7
mempengaruhi keikutsertaan di put. II
2. Kab. Manokwari
8 Penetapan pasangan calon terpilih
Kab. Bengkulu Selatan
9 Diskualifikasi pasangan calon terpilih
7. Kab. Minahasa Utara
8. Kota Tomohon
9. Kab. Konawe Utara
10. Kab. Buru Selatan
11. Kab. Merauke
4. Kota Tangerang Selatan
5. Kota Manado
6. Kab. Konawe Selatan
Kab. Kotawaringin Barat
16
Keterlibatan birokrasi/
LOGO
PNS (9 daerah)
Faktor Paslon/Pihak
Terkait/Incumbent
(19 daerah)
Praktik politik uang
(14 daerah)
Intimidasi, tekanan atau
kekerasan (1 daerah)
Permohonan
Permohonan
Pemohon
Pemohon yang
yang
dikabulkan
dikabulkan
(25 daerah)
(25 daerah)
Faktor Petugas/
Penyelenggara
Pemilu
(6 daerah)
DPT atau surat
pemberitahuan
(2 daerah)
Pencalonan
(3 daerah)
Faktor
Pengawas Pemilu
(4 daerah)
Pemungutan/
penghitungan suara
(3 daerah)
17
LOGO
115 DAERAH AKAN MENYELENGGARAKAN
PEMUNGUTAN SUARA DI TAHUN 2011
55 DAERAH SUDAH PEMUNGUTAN SUARA
61 GUGATAN DARI 45 DAERAH DIAJUKAN KE MK
( 7 GUGATAN DARI 4 DAERAH BERASAL
DARI PEMUNGUTAN SUARA DI TAHUN 2010 )
5 permohonan pemohon
dikabulkan (dari 3 daerah)
dengan
putusan sela
(2 gugatan)
dikabulkan sebagian
(2 gugatan)
dikabulkan
seluruhnya
(1 gugatan)
18
LOGO
PEMILU YANG DEMOKRATIS
Penyelenggaraan Pemilu harus
memperhatikan HAK ASASI
MANUSIA yaitu pemenuhan
hak politik seseorang, baik hak
untuk dipilih maupun hak
untuk memilih.
Pemilu harus diselenggarakan
secara langsung, umum, bebas,
rahasia, jujur, dan adil.
Selain itu, Pemilu juga harus
diselenggarakan dengan taat
pada asas kepastian hukum,
tertib penyelenggara Pemilu,
kepentingan umum,
keterbukaan, proporsionalitas,
profesionalitas, akuntabilitas,
efisiensi, dan efektivitas.
19
LOGO
TUJUAN PEMILUKADA
Memilih pemimpin yang kapabel
secara demokratis:
1. Memperdalam proses demokrasi
(deepening democracy) di
Indonesia.
2. Mendekatkan hubungan
pemimpin dan rakyat.
20
GUBERNUR DIPILIH SECARA LOGO
LANGSUNG
KEUNGGULAN
1. Mencerminkan
perwujudan hak dan
kedaulatan rakyat
2. Partisipasi rakyat dalam
pilkada
3. Memperkuat legitimasi
4. Mendekatkan hubungan
antara pemimpin
dengan rakyat
5. Pendidikan politik
rakyat
6. Melembagakan proses
pendalaman demokrasi.
7. Menjamin terpilihnya
pemimpin yang Kapabel
dan akseptabel.
KELEMAHAN
1. Terjadinya politisasi
birokrasi
2. Biaya tinggi
3. Rawan konflik
4. Belum siapnya
pranata demokrasi.
5. Menimbulkan
problematik dalam
pelaksanaan peran
Gubernur sebagai
wakil pemerintah
pusat.
21
KONDISI EMPIRIK
1
• Partai politik gagal melaksanakan fungsinya
sebagai pilar demokrasi.
2
• Kesadaran politik rakyat pemilih belum
memadai
3
• Isu netralitas KPU Prov dan KPU Kab/kota
serta Panwas
4
• Politisasi Birokrasi
5
• Politik uang/transaksional dan politik
kekerabatan
LOGO
22
KERANGKA PIKIR MEWUJUDKAN
PEMILUKADA BERKUALITAS
LOGO
Peserta/calon
Rakyat
Pemilih
Kepala
Daerah
Terpilih
Proses
Elektoral
Calon
Penyelenggara
Pengawas
Fasilitator (Negara)
23