PERANCANGAN ULANG TATA LETAK FASILITAS G

PERANCANGAN ULANG TATA LETAK FASILITAS
GUNA MEMINIMUMKAN TOTAL JARAK PERPINDAHAN
PROSES PRODUKSI PADA PT. FAJAR KIMIA SEJATI
Arie Ramadhani
Imelda Junita

ABSTRACT
The facility layout is the placement of facility in a building such as machines, employees, raw
materials, equipment, and supplies used to support the operations of a company. Some
companies often experience problems caused by errors in layout arranger that impede the
course of the company's processes. Increasing number of production facilities due by
increased demand from previous time is one of the factor that effect the layout arrangement.
The purpose of this research is to determine the actual condition of the facility layout
implemented by PT. Fajar Kimia Sejati at this time, propose an alternative facility layout that
able to be used, and determine the consequences of redesigning the layout facility to the flow
of the production process and total movement of displacement that could increase the level of
productivity.The result from redesigning the facility layout at PT. Fajar Kimia Sejati is
increasing the efficiency of total movement on the production amounted to 8,16% using the
order of first engine, 40,79% by second engine, 50,55% by third engine, and 35,71% by the
order of fourth engine, and increase the amount of productivity using the order of second
engine 19,84%, 20,00% by third engine, and 19,79% by the order of fourth engine.

Keywords: Facility Layout, Efficiency, Productivity.

1.

PENDAHULUAN

Meningkatkan produktivitas secara optimal dalam menghasilkan suatu barang yang
diproduksi dapat menjadi salah satu keunggulan kompetitif agar perusahaan bisa bertahan di
dalam tingginya persaingan. Produktivitas pada suatu perusahaan merupakan kemampuan
untuk dapat menghasilkan sejumlah barang dengan faktor produksi yang tersedia, tingginya
produktivitas merupakan kemampuan perusahaan dalam mengelolah sumber daya-sumber
daya yang terbatas secara efisien dalam menciptakan produk yang berkualitas dengan jumlah
yang besar. Di sinilah peran manajemen operasi dalam memberikan manfaat untuk
meningkatkan produktivitas melalui penerapan kebijakan yang berkaitan dalam penggunaan
sumber daya terbatas yang dimiliki oleh perusahaan.
Salah satu kebijakan yang terdapat di dalam sepuluh keputusan strategis manajemen
operasi untuk meningkatkan produktivitas perusahaan adalah strategi yang berkaitan dengan
penerapan tata letak fasilitas. Purnomo (2004) menyatakan bahwa tata letak fasilitas
merupakan susunan fasilitas-fasilitas produksi untuk memperoleh efisiensi pada suatu proses
produksi, sedangkan Hadiguna dan Setiawan (2008) mendefinisikan tata letak fasilitas

sebagai kumpulan unsur-unsur fisik yang diatur mengikuti aturan atau logika tertentu. Oleh
karena itu dapat disimpulkan bahwa tata letak merupakan suatu sarana yang tersusun secara

sistematis berdasarkan tujuan, kegiatan, dan unsur-unsur fisik seperti mesin, peralatan dan
bahan-bahan yang terdapat di dalamnya guna mencapai kelancaran pada proses produksi.
Tujuan utama dilakukannya perancangan tata letak adalah meminimalisir perpindahan
barang, menghemat pemakaian ruang bangunan guna keperluan mesin dan keleluasaan gerak
bagi karyawan yang lebih efektif, minimalisir penanaman modal dalam peralatan akibat alat
yang terpisah dengan fungsi yang sama, serta memberi kemudahan, keselamatan hingga
kenyamanan pada para karyawan pada saat melakukan pekerjaan pada bagian produksi suatu
barang (Apple, 1990). Terciptanya suatu tata letak yang efektif dapat membantu perusahaan
untuk mencapai strategi yang telah ditetapkan oleh perusahaan, serta memberikan kelancaran
pada proses produksi untuk menghasilkan suatu barang (Heizer dan Render, 2006). Tata letak
yang baik pada umumnya akan memberikan kontribusi yang positif dalam optimalisasi proses
operasi yang pada akhirnya akan menjaga kelangsungan hidup serta keberhasilan perusahaan.
PT. Fajar Kimia Sejati merupakan suatu perusahaan yang bergerak di bidang industri
kimia yang mengelolah amonia berkadar murni (Hi-Purity Ammonia ) menjadi amonia
berkadar rendah (Ammonium Hydroxide) agar bisa dipergunakan secara aman oleh kalangan
produsen dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari para konsumen. Meningkatnya permintaan
dari tahun ke tahun untuk mengelolah amonia membuat perusahaan mengambil kebijakan

untuk menambah jumlah fasilitas produksi guna memenuhi tingginya permintaan.
Dari hasil observasi yang telah dilakukan peneliti selama kurun waktu tertentu pada
PT. Fajar Kimia Sejati, diketahui bahwa penambahan jumlah fasilitas produksi yang baru
telah menyebabkan timbulnya permasalahan pada tata letak fasilitas yang dimiliki oleh
perusahaan. Penambahan jumlah fasilitas produksi yang baru menyebabkan timbulnya
perpotongan aliran produksi antar stasiun kerja yang berdampak kepada jarak perpindahan
proses untuk memproduksi amonia menjadi kurang maksimal akibat jarak antara stasiun kerja
yang saling berjauhan.
Adanya perpotongan aliran produksi pada tata letak fasilitas yang dimiliki perusahaan
juga menyebabkan kurangnya efisiensi dalam penggunaan ruang sebagai sumber daya yang
dimiliki oleh perusahaan. Hal tersebut dikarenakan kurangnya tenaga ahli yang
berpengalaman dalam melakukan perancangan ulang tata letak fasilitas ketika perusahaan
menambah jumlah fasilitas yang baru untuk memenuhi tingginya permintaan. Perancangan
ulang tata letak fasilitas hanya dilakukan berdasarkan pengalaman yang telah didapat selama
perusahaan telah berdiri oleh beberapa karyawan yang telah lama berkerja.
Berdasarkan hal tersebut maka peneliti memutuskan untuk melakukan perancangan
ulang terhadap tata letak bagian produksi pada PT. Fajar Kimia guna mengoptimalkan
penggunaan ruang sebagai sumber daya yang tersedia serta memperlancar proses produksi
dengan menuangkan hasil laporan tersebut kedalam bentuk karya tulis ilmiah yang berjudul:
“PERANCANGAN ULANG TATA LETAK FASILITAS GUNA MEMINIMUMKAN

TOTAL JARAK PERPINDAHAN PROSES PRODUKSI PADA PT. FAJAR KIMIA
SEJATI”.

2.

KAJIAN PUSTAKA DAN RERANGKA PEMIKIRAN

2.1

MANAJEMEN OPERASI

Menurut Heizer dan Render (2006), manajemen operasi merupakan seperangkat
aktivitas yang menciptakan nilai pada bentuk suatu barang dan jasa melalui transformasi
input menjadi output.
2.2

TATA LETAK FASILITAS

Tata letak fasilitas merupakan perencanaan suatu sarana yang tersusun secara
sistematis berdasarkan tujuan, kegiatan, dan unsur-unsur fisik seperti mesin, peralatan dan

bahan-bahan yang terdapat di dalamnya guna mencapai efisiensi dalam penggunaan sumber
daya.
2.3

ALAT BANTU PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS

Beberapa alat bantu yang digunakan untuk merancang tata letak fasilitas sebagai berikut:
a. Peta Proses Operasi (Operations Process Chart)
Merupakan salah satu teknik yang paling berguna dalam perencanaan produksi.
Peta ini adalah diagram mengenai proses dan telah digunakan dalam berbagai cara
sebagai alat perencanaan dan pengendalian. Teknik ini menggunakan seluruh
simbol yang terdapat di dalam peta proses untuk menunjukkan proses produksi
atau kegiatan.
b. Peta Aliran Proses (Flow Process Chart)
Adalah catatan grafis dari langkah-langkah proses yang dibuat berdasarkan suatu
tata letak yang sedang digunakan untuk memproduksi suatu barang maupun
kegiatan. Merupakan salah satu teknik tertua yang paling umum dalam kegiatan
yang berhubungan dengan perencanaan dan analisis aliran barang. Teknik ini
hanya menggunakan dua simbol yang terdapat di dalam peta proses untuk
menunjukkan jalannya suatu proses produksi atau kegiatan.

c. Peta Dari-Ke (From-to Chart)
Analisis kuantitatif aliran bahan akan diukur berdasarkan kuantitas material yang
dipindahkan seperti berat, volume, jumlah unit dan satuan kuantitatif lainnya. Peta
yang umum digunakan untuk melakukan analisis kuantitatif ini adalah from-to
chart. Teknik ini sangat berguna untuk kondisi-kondisi di mana banyak item yang
mengalir melalui suatu area. Angka-angka yang terdapat dalam suatu from-to
chart akan menunjukkan total berat beban yang harus dipindahkan, jarak
perpindahan bahan, volume atau kombinasi-kombinasi dari faktor-faktor ini.
d. Peta Hubungan Aktivitas (Activity Relation Chart)
Analisis hubungan aktivitas digunakan untuk menentukan derajat kedekatan
hubungan antar stasiun kerja bila dilihat dari aspek kualitatif dan kuantitatif.
Aspek kualitatif akan lebih dominan dalam menganalisis derajat hubungan
aktivitas menggunakan activity relation chart (ARC), sedangkan untuk aspek
kuantitatif lebih dominan pada analisis aliran bahan baku. ARC adalah kegiatan
antara masing-masing bagian yang menggambarkan penting tidaknya kedekatan

ruangan. Metode ini menghubungkan aktivitas-aktivitas secara berpasangan
sehingga semua aktivitas akan diketahui tingkat hubungannya. Hubungan aktivitas
dapat ditinjau dari sisi keterkaitan secara organisasi, keterkaitan aliran, keterkaitan
lingkungan dan keterkaitan proses. Untuk membantu menentukan aktivitas yang

harus diletakkan pada suatu departemen, telah ditetapkan suatu pengelompokan
derajat hubungan, yang diikuti dengan tanda bagi setiap derajat tersebut.
e. Diagram Hubungan Aktivitas (Activity Relationship Diagram)
Activity relationship diagram (ARD) digunakan untuk mengkombinasikan antara
derajat hubungan aktivitas dan aliran bahan baku. ARD merupakan tahap
selanjutnya yang dapat digunakan untuk menentukan letak masing-masing
aktivitas sesuai peta hubungan aktivitas yang telah dibuat. Pada ARD, derajat
kedekatan antar stasiun kerja dinyatakan dengan kode huruf dan garis.
f. Diagram Alokasi Daerah (Area Allocation Diagram)
Merupakan suatu diagram yang menampilkan suatu bentuk area tata letak fasilitas
yang menyeluruh, dimana pada area ini ditampilkan susunan sebagai fasilitas yang
merupakan bagian tata letak fasilitas yang menyeluruh. Tujuan proses ini adalah
merancang suatu penempatan yang paling optimum terhadap setiap fasilitas pada
ruangan yang dimiliki dan menunjukkan keterkaitan antara kegiatan dalam
penempatan setiap fasilitas.
2.4

RERANGKA PEMIKIRAN
Manajemen Operasi


Tata Letak

Perancangan Tata Letak

Layout by
Product

Layout by
Process

Layout by Fix
Position

Alat Bantu Perancangan
Tata Letak Fasilitas

Operations Process Chart
Flow Process Chart
From-to Chart
Activity Relation Chart

Activity Relationship Diagram
Area Allocation Diagram

Tata Letak Alternatif

Group-technology
Layout

3

METODE PENELITIAN DAN OBJEK PENELITIAN

3.1

METODE PENELITIAN, PENGUMPULAN DATA, DAN SUMBER DATA

Penelitian ini merupakan riset deskriptif yang dilakukan guna memecahkan masalah aktual
yang terjadi pada obyek yang diteliti dengan cara pengamatan langsung (observasi).
Penelitian ini bertujuan untuk memecahkan masalah tata letak fasilitas pada PT. Fajar Kimia
Sejati menggunakan beberapa alat bantu dalam melakukan perancangan tata letak fasilitas.

Metode pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara, pengamatan, dan studi
pustaka. Jenis dan sumber data yang digunakan adalah data primer yang di dapat dari sumber
internal perusahaan.
3.2

OBJEK PENELITIAN

Objek penelitian ini adalah PT. Fajar Kimia Sejati yang berada pada kawasan zona
industri Wijayakusuma, Pekalongan. Bergerak dibidang industri kimia yang mengelolah
amonia berkadar murni (Hi-Purity Amonia ) menjadi amonia berkadar rendah (Ammonium
Hydroxide) memiliki jumlah karyawan sebanyak 19 orang. Struktur organisasi perusahaan
sebagai berikut:

Direktur Utama

Kepala Pabrik

Divisi Keuangan

4


PEMBAHASAN

4.1

LANGKAH-LANGKAH PENELITIAN

Divisi Produksi

Langkah-langkah yang dilakukan dalam perancangan ulang tata letak fasilitas adalah
pengumpulan data, pengolahan data, serta analisis tata letak fasilitas saat ini dengan tata letak
fasilitas alternatif
4.2

PENGUMPULAN DATA

4.2.1 ANALISIS TATA LETAK FASILITAS PRODUKSI

Gambar 1
Tata letak Fasilitas Produksi PT. Fajar Kimia Sejati

Kode
A1
A2
A3
A4
B1
B2
B3
C1
C2
D
E1
E2
E3
WC

Tabel 1
Luas Lantai Area Produksi PT. Fajar Kimia Sejati
Luas Lantai
Departemen
Panjang (m) Lebar (m) Luas ( )
Tangki air 1
7
3
21
Tangki air 2
10
3
30
Tangki air 3
10
3
30
Tangki air 4
10
3
30
Tangki proses 1 8.000 liter
5
3
15
Tangki proses 2 19.000 liter
10
3,5
35
Tangki proses 3 19.000 liter
10
3,5
35
Stasiun pengisian 1
9,5
6,5
61,75
Stasiun pengisian 2
8
3
24
Kerangka Baja
10
6,5
65
Ruang perlengkapan
4
3
36
Ruang perlengkapan
4
3
Gudang peralatan
4
3
Kamar mandi
2
3
6
Total
388,75

Sumber: Analisis Peneliti

Tabel II
Keterangan Mesin dan Peralatan Bagian Produksi

Kode
A1
A2
A3
A4
B1
B2
B3
C1
C2
D
E1
E2
E3
WC

Nama Mesin
Toren air 5.000 lt.
Kerangka baja
Toren air 5.000 lt.
Tangki air 8.000 lt.
Tangki air 16.000 lt.
Toren air 5.000 lt.
Tangki proses 8.000 lt.
Tangki proses 19.000 lt.
Tangki proses 19.000 lt.
Tabung gas 30 kg - 50 kg
Keran pengisian
Tabung gas 30 kg - 50 kg
Keran pengisian
Kerangka baja
Lemari penyimpanan
Lemari penyimpanan
Lemari penyinpanan
-

Jumlah
3
1
2
1
1
2
2
1
1
3
3
2
1
1
1
-

Diameter
Panjang
Lebar
(m)
(m)
2
2
2,5
2,5
2
2
4
2
7
2,5
2
2
2,5
2,5
9
2,5
9
2,5
0,5
0,5
0,6
0,5
0,5
0,5
0,6
0,5
4,5
4,5
1
0,5
1
0,5
1
0,5
-

Luas
( )
4
6,25
4
8
17,5
4
6,25
22,5
22,5
0,25
0,3
0,25
0,3
20,25
0,5
0,5
0,5
-

4.2.2 ANALISIS PROSES PRODUKSI






Amonia dengan kadar murni (hi-purity ammonia , NH3) dipindahkan dari truk
pengangkut masuk ke dalam tangki proses. Pada waktu yang bersamaan, air yang
berada pada toren air dialirkan ke dalam tangki proses.
Amonia dan air yang berada di dalam tangki proses diolah dengan melihat
indikator barometer yang tertera sebagai pengendalian kualitas sesuai dengan hasil
yang di inginkan untuk menghasilkan amonia berkadar rendah (ammonium
hydroxide, NH4OH).
Amonia berkadar rendah yang telah dihasilkan dialirkan ke stasiun pengisian
dimasukkan ke dalam tabung-tabung gas berukuran kecil.
Amonia yang telah berada di dalam tabung-tabung gas dipindahkan ke dalam truk
pengangkut untuk dikirim lebih lanjut.

4.2.2.1 Operations Process Chart (OPC)
Gambar 2
Operations Process Chart Produksi Ammonium Hydroxide

4.2.2.2 Flow Process Chart (FPC)

Tabel III
FPC Produksi Urutan Mesin Pertama
Nama Produk : Ammonium Hydroxide
Dibuat berdasarkan aliran proses produksi
No.

Urutan Kegiatan

1.

Air dan NH3 dikirim ke dalam tangki proses

2.
3.
4.
5.
6.
7.

Pemrosesan pada tangki proses
Inspeksi tekanan amonia dalam tangki
Dikirim ke dalam stasiun pengisian
Pemrosesan pada stasiun pengisian
Inspeksi tekanan amonia dalam tabung
Disimpan pada stasiun pengisian
Total

Sumber: Analisis Peneliti

Dipetakan Oleh : Arie Ramadhani
Tanggal Pemetaan : 24 April 2015

x

Jarak
(meter)

Waktu
(menit)

9.5

0,32

x

150

x
15

x
x

0,5
3

x
x
24,5

153,82

Gambar 3
Flow Diagram Urutan Mesin Pertama

Tabel IV
FPC Produksi Urutan Mesin Kedua
Nama Produk : Ammonium Hydroxide
Dibuat berdasarkan aliran proses produksi
No.

Urutan Kegiatan

1.

Air dan NH3 dikirim ke dalam tangki proses

2.
3.
4.
5.
6.
7.

Pemrosesan pada tangki proses
Inspeksi tekanan amonia dalam tangki
Dikirim ke dalam stasiun pengisian
Pemrosesan pada stasiun pengisian
Inspeksi tekanan amonia dalam tabung
Disimpan pada stasiun pengisian
Total

Sumber: Analisis Peneliti

Dipetakan Oleh : Arie Ramadhani
Tanggal Pemetaan : 24 April 2015

x

Jarak
(meter)

Waktu
(menit)

29,5

0,98

x

180

x
8,5

x
x

0,28
3

x
x
38

184,26

Gambar 4
Flow Diagram Urutan Mesin Kedua

Tabel V
FPC Produksi Urutan Mesin Ketiga
Nama Produk : Ammonium Hydroxide
Dibuat berdasarkan aliran proses produksi
No.

Urutan Kegiatan

1.

Air dan NH3 dikirim ke dalam tangki proses

2.
3.
4.
5.
6.
7.

Pemrosesan pada tangki proses
Inspeksi tekanan amonia dalam tangki
Dikirim ke dalam stasiun pengisian
Pemrosesan pada stasiun pengisian
Inspeksi tekanan amonia dalam tabung
Disimpan pada stasiun pengisian
Total

Sumber: Analisis Peneliti

Dipetakan Oleh : Arie Ramadhani
Tanggal Pemetaan : 24 April 2015

x

Jarak
(meter)

Waktu
(menit)

26,5

0,88

x

180

x
19

x
x

0,63
3

x
x
45,5

184,51

Gambar 5
Flow Diagram Urutan Mesin Ketiga

Tabel VI
FPC Produksi Urutan Mesin Keempat
Nama Produk : Ammonium Hydroxide
Dibuat berdasarkan aliran proses produksi
No.

Urutan Kegiatan

1.

Air dan NH3 dikirim ke dalam tangki proses

2.
3.
4.
5.
6.
7.

Pemrosesan pada tangki proses
Inspeksi tekanan amonia dalam tangki
Dikirim ke dalam stasiun pengisian
Pemrosesan pada stasiun pengisian
Inspeksi tekanan amonia dalam tabung
Disimpan pada stasiun pengisian
Total

Sumber: Analisis Peneliti

Dipetakan Oleh : Arie Ramadhani
Tanggal Pemetaan : 24 April 2015

x

Jarak
(meter)

Waktu
(menit)

16,5

0,55

x

180

x
19

x
x

0,63
3

x
x
35,5

184,18

Gambar 6
Flow Diagram Urutan Mesin Keempat

4.2.3 Membuat From-to Chart

Tabel VII
FTC Proses Produksi
To
From

Truk
Amonia

Toren
air

Tangki
Proses

Truk Amonia

1 kali

Toren air

1 kali

Tangki Proses
Stasiun Pengisian

Sumber: Analisis Peneliti

Stasiun
pengisian

1 kali

Tabel VIII
FTC Jarak Bagian Produksi Urutan Mesin Pertama
To
From

Truk
Amonia

Toren
air

Tangki
Proses

Stasiun
pengisian

3 Meter

Truk Amonia

6,5 Meter

Toren air

15 Meter

Tangki Proses
Stasiun Pengisian

Sumber: Analisis Peneliti

Tabel IX
FTC Jarak Bagian Produksi Urutan Mesin Kedua
To
From

Truk
Amonia

Toren
air

Tangki
Proses

Stasiun
pengisian

2 meter

Truk Amonia

27,5 meter

Toren air

8,5 meter

Tangki Proses
Stasiun Pengisian

Sumber: Analisis Peneliti

Tabel X
FTC Jarak Bagian Produksi Urutan Mesin Ketiga
To
From

Truk
Amonia

Truk Amonia
Toren air
Tangki Proses
Stasiun Pengisian

Sumber: Analisis Peneliti

Toren
air

Tangki
Proses

Stasiun
pengisian

6 meter
20,5 meter
19 meter

Tabel XI
FTC Jarak Bagian Produksi Urutan Mesin Keempat
To
From

Truk
Amonia

Toren
air

Tangki
Proses

Truk Amonia

6 meter

Toren air

10 meter

Tangki Proses

Stasiun
pengisian

19 meter

Stasiun Pengisian

Sumber: Analisis Peneliti

4.2.4 Membuat Perhitungan Total Movement dan Tingkat Produktivitas


Total Movement

a. Urutan mesin pertama
= (N13.D13)+(N23.D23)+(N34.D34) = (1.3)+(1.6,5)+(1.15 ) = 24,5 meter
b. Urutan mesin kedua
= (N13.D13)+(N23.D23)+(N34.D34) = (1.2)+(1.27,5)+(1.8,5) = 38 meter
c. Urutan mesin ketiga
= (N13.D13)+(N23.D23)+(N34.D34) = (1.6)+(1.20,5)+(1.19) = 45,5 meter
d. Urutan mesin keempat
= (N13.D13)+(N23.D23)+(N34.D34) = (1.6)+(1.10)+(1.19) = 35 meter


Tingkat Produktivitas

a. Urutan mesin pertama
= 104,02 liter/ menit
b. Urutan mesin kedua
= 103,12 liter/ menit
c. Urutan mesin ketiga
= 102,98 liter/ menit
d. Urutan mesin keempat
= 103,16 liter/ menit

4.3

PENGOLAHAN DATA

Peneliti merelokasi seluruh departemen yang menggunakan fasilitas produksi yang
sama ke dalam satu departemen baru dengan luas lantai area produksi yang disesuaikan
dengan ukuran mesin, peralatan, serta perlengkapan yang digunakan dalam melakukan proses
produksi. Penyesuaian dilakukan hanya kepada departemen terkait proses produksi secara
langsung yang di dalamnya terdapat mesin-mesin dengan fungsi yang sama untuk mengelola
Ammonium Hydroxide, yaitu departemen tangki air, tangki pengolahan, dan stasiun
pengisian. Hasil dari luas lantai area produksi yang dibutuhkan departement baru sebagai
berikut:
Tabel XII
Kebutuhan Luas Lantai Departemen Tangki Air Alternatif

Kode

Nama Mesin

A

Toren air 5.000 lt.
Tangki air 8.000 lt.
Tangki air 16.000 lt.
Kerangka baja

Jumlah
7
1
1
1
Total

Diameter
Panjang Lebar Luas
(m)
(m)
( )
3
3
9
5
3
15
8
3,5
28
3,5
3,5
12,25

Total
42
15
28
12,25
97,25

Tabel XIII
Kebutuhan Luas Lantai Departemen Tangki Proses Alternatif

Kode
B

Nama Mesin

Jumlah

Tangki proses 8.000 lt.
Tangki proses 19.000 lt.

2
2

Diameter
Panjang Lebar
(m)
(m)
3
3
10,5
4

Luas
( )
9
42

Total

Tabel XIV
Kebutuhan Luas Lantai Departemen Stasiun Pengisian Alternatif
Kode
C

Luas Lantai
Panjang (m) Lebar (m)

Departemen
Stasiun pengisian 1
Stasiun pengisian 2

9,5
8
Total

6,5
3

Total
( )
61,75
24
85,75

Total
18
84
102

Tabel XV
Kebutuhan Luas Lantai Area Produksi Alternatif
Kode
A
B
C
D
E1
E2
E3
WC

Departemen
Tangki air
Tangki proses
Stasiun Pengisian
Kerangka Baja
Ruang perlengkapan
Ruang perlengkapan
Gudang peralatan
Kamar mandi
Total

Luas ( )
97,25
102
85,75
65
36
6
392

4.3.1 Membuat Activity Relationship Chart (ARC)
Gambar 7
Activity Relationship Chart Tata Letak Fasilitas Alternatif

Tabel XVI
Alasan Keterkaitan
Kode
1.
2.
3.
4.

Alasan
Urutan aliran proses produksi
Kesamaan karyawan
Mengurangi jarak tempuh
Menghambat proses produksi

Tabel XVII
Lembar Kerja ARC
A
1-2
2-3

E
5-6
5-7
6-7

I
5-8
6-8

O
-

U
1-3, 1-4, 2-4, 3-4
4-5, 4-6, 4-7, 4-8
7-8

X
1-5, 1-6, 1-7, 1-8
2-5, 2-6, 2-7, 2-8
3-5, 3-6, 3-7, 3-8

4.3.2 Membuat Activity Relationship Diagram (ARD)
Gambar 8
Activity Relationship Diagram Tata Letak Fasilitas Alternatif

4.3.3 Membuat Area Allocation Diagram (AAD)
Gambar 9
Area Allocation Diagram Tata Letak Fasilitas Alternatif

Tabel XVIII
Luas Lantai Area Produksi Alternatif
Kode

Departemen

A
B
C
D
E1
E2
E3
WC

Tangki air
Tangki proses
Stasiun Pengisian
Kerangka Baja
Ruang perlengkapan
Ruang perlengkapan
Gudang peralatan
Kamar mandi

Luas Lantai
Panjang (m) Lebar (m)
13
7,5
13
8
13
10
6,5
4
3
4
3
4
3
2
3
Total

Luas ( )
97,5
102
85,75
65
36
6
392

Gambar 10
Tata Letak Fasilitas Alternatif

Tabel XIX
Keterangan Mesin dan Peralatan Bagian Produksi
Kode

Nama Mesin

Jumlah

A

Toren air 5.000 lt.
Tangki air 8.000 lt.
Tangki air 16.000 lt.
Kerangka baja
Tangki proses 8.000 lt.
Tangki proses 19.000 lt.
Tabung gas 30 kg - 50 kg
Keran pengisian
Kerangka baja
Lemari penyimpanan
Lemari penyimpanan
Lemari penyinpanan
-

7
1
1
1
2
2
6
2
1
1
1
-

B
C
D
E1
E2
E3
WC

Diameter
Panjang (m) Lebar (m)
3
3
5
3
8
3,5
3,5
3,5
3
3
10,5
4
0,5
0,5
1
1
4,5
4,5
1
0,5
1
0,5
1
0,5
-

Luas ( )
9
15
28
12,25
9
42
0,25
1
20,25
0,5
0,5
0,5
-

4.3.4 Membuat Perhitungan Total Movement dan Tingkat Produktivitas Tata Letak
Fasilitas Alternatif
Tabel XX
FPC Produksi Urutan Mesin Pertama Hingga
Keempat Tata Letak Fasilitas Alternatif
Nama Produk : Ammonium Hydroxide
Dibuat berdasarkan aliran proses produksi
No.

Urutan Kegiatan

1.

Air dan NH3 dikirim ke dalam tangki proses

2.
3.
4.
5.
6.
7.

Pemrosesan pada tangki proses
Inspeksi tekanan amonia dalam tangki
Dikirim ke dalam stasiun pengisian
Pemrosesan pada stasiun pengisian
Inspeksi tekanan amonia dalam tabung
Disimpan pada stasiun pengisian
Total

Dipetakan Oleh : Arie Ramadhani
Tanggal Pemetaan : 24 April 2015

x

Jarak
(meter)

Waktu
(menit)

15,5

0,52

x

150

x
7

x
x

0,23
3

x
x
22,5

153,75

Sumber: Analisis Peneliti
Gambar 11
Flow Diagram Urutan Mesin Pertama Hingga Keempat Tata Letak Fasilitas Alternatif

Tabel XXI
FTC Proses Produksi
To
From

Truk
Amonia

Toren
air

Tangki
Proses

Truk Amonia

1 kali

Toren air

1 kali

Stasiun
pengisian

1 kali

Tangki Proses
Stasiun Pengisian

Sumber: Analisis Peneliti

Tabel XXII
FTC Jarak Bagian Produksi Urutan Mesin Pertama
Hingga Keempat Tata Letak Fasilitas Alternatif
To
From

Truk
Amonia

Truk Amonia
Toren air
Tangki Proses

Toren
air

Tangki
Proses

Stasiun
pengisian

7,5 meter
8 meter
7 meter

Stasiun Pengisian

Sumber: Analisis Peneliti


Total Movement

a. Urutan mesin pertama
= (N13.D13)+(N23.D23)+(N34.D34) = (1.7,5)+(1.8)+(1.7 ) = 22,5 meter
b. Urutan mesin kedua
= (N13.D13)+(N23.D23)+(N34.D34) = (1.7,5)+(1.8)+(1.7 ) = 22,5 meter
c. Urutan mesin ketiga
= (N13.D13)+(N23.D23)+(N34.D34) = (1.7,5)+(1.8)+(1.7 ) = 22,5 meter
d. Urutan mesin keempat
= (N13.D13)+(N23.D23)+(N34.D34) = (1.7,5)+(1.8)+(1.7 ) = 22,5 meter



Tingkat Produktivitas

a. Urutan mesin pertama
= 104,07 liter/ menit
b. Urutan mesin kedua
= 123,58 liter/ menit
c. Urutan mesin ketiga
= 123,58 liter/ menit
d. Urutan mesin keempat
= 123,58 liter

4.4

PERBANDINGAN TOTAL MOVEMENT DAN TINGKAT PRODUKTIVITAS
Tabel XXIII
Perbandingan Jarak Tempuh Tata Letak Fasilitas Saat Ini dengan
Tata Letak Fasilitas Alternatif Produksi Ammonium Hydroxide
No. Urutan Mesin
1.
2.
3.
4.

Pertama
Kedua
Ketiga
Keempat

Jarak Tempuh
Tata Letak Fasilitas Tata Letak Fasilitas
Saat Ini
Alternatif
24,5 meter
22,5 meter
38 meter
22,5 meter
45,5 meter
22,5 meter
35 meter
22,5 meter

a. Urutan mesin pertama
x 100% = 8,16%
b. Urutan mesin kedua
x 100% = 40,79%
c. Urutan mesin ketiga
x 100% = 50,55%
d. Urutan mesin keempat
x 100% = 35,71%

Selisi Jarak Tempuh
2 meter
15,5 meter
23 meter
12,5 meter



Tingkat Produktivitas

Tabel XXIV
Perbandingan Tingkat Produktivitas Tata Letak Fasilitas Saat Ini dengan
Tata Letak Fasilitas Alternatif Produksi Ammonium Hydroxide
No.
1.
2.
3.
4.

Urutan
Mesin
Pertama
Kedua
Ketiga
Keempat

Tingkat Produktivitas
Tata Letak Fasilitas
Tata Letak Fasilitas
Saat Ini
Alternatif
104,02 liter/ menit
104,07 liter/ menit
103,12 liter/ menit
123,58 liter/ menit
102,98 liter/ menit
123,58 liter/ menit
103,16 liter/ menit
123,58 liter/ menit

a. Urutan mesin pertama
x 100% = 0,00%
b. Urutan mesin kedua
x 100% = 19,84%
c. Urutan mesin ketiga
x 100% = 20,00%
d. Urutan mesin keempat
x 100% = 19,79%

Selisih Tingkat
Produktivitas
0,05 liter/ menit
20,46 liter/ menit
20,60 liter/ menit
20,42 liter/ menit