PROPOSAL PERANCANGAN APLIKASI PEMBELAJAR perjalanan perjalanan

PROPOSAL
PERANCANGAN APLIKASI PEMBELAJARAN BERBASIS
E-LEARNING YANG TERKONEKSI DENGAN JEJARING
FACEBOOK

Disusun oleh:

FLORENTINO CUSTODIO DIAS QUINTAS
080148810037

FAKULTAS TEKNIK JURUSAN ELEKTRO – INFORMATIKA
DAN KOMPUTER

UNIVERSITAS WIDYAGAMA MALANG
2014

PERANCANGAN APLIKASI PEMBELAJARAN BERBASIS
E-LEARNING YANG TERKONEKSI DENGAN JEJARING
MEDIA SOSIAL
1. Latar Belakang
Perkembangan Teknologi Informasi (TI) yang semakin pesat, kebutuhan

akan suatu konsep dengan

mekanisme pembelajaran/belajar mengajar

(pendidikan) berbasis TI menjadi tidak terelakkan lagi. Konsep yang kemudian
terkenal dengan sebutan e-learning membawa pengaruh terjadinya proses
transformasi pendidikan konvensional ke dalam bentuk digital, baik secara isi
(contents) dan sistemnya. Depdiknas juga intensif mendorong pengembangan elearning untuk memberikan layanan dan kesempatan pada masyarakat luas yang
selama ini tidak terjangkau dengan sistem konvensional secara tatap muka. Sehingga dengan adanya model e-learning ini memungkinkan untuk mencapai
sasaran yang lebih luas di seluruh Indonesia (to reach the unreached). Dalam
perspektif yang lebih luas, dunia saat ini sedang memasuki era yang ditandai
dengan gencarnya inovasi teknologi dan peluang ekonomi yang belum pernah
terbayangkan sebelumnya.[1]
Jejaring sosial saat ini membawa dampak dan perubahan besar terjadi
dalam bidang teknologi, politik, sosial, ekonomi dan pendidikan. Segala
perubahan menyebabkan terjadinya pergeseran dalam berbagai bidang yang antara
lain : masyarakat industri ke masyarakat informasi, teknologi yang dipaksakan ke
teknologi tinggi (hightech)[2]. Salah satu situs jejaring soial yang banyak
digunakan yaitu facebook yang mana digunakan untuk pertemanan yang telah


terbina

secara

ofline.

Penggunaannya

sebagai

perekat

aktivitas

sosial

menjadikannya relevan untuk dijadikan sebagai sarana interaksi dalam konteks
pembelajaran. Selain itu, Facebook juga memiliki fitur-fitur yang sejalan dengan
kebutuhan penyelenggaraan pembelajaran yang utama yakni presentasi, dan dalam
pengertian terbatas, juga sarana evaluasi. Interaksi dalam konteks pembelajaran

meliputi: diskusi berfokus pada materi, pengumuman mengenai aktivitas dan
event-event pembelajaran, pemberian tugas, maupun percakapan berbasis teks
antara mahasiswa dan dosen atau antara mahasiswa dan mahasiswa lainnya.
Sistem e-learning seiring perkembangan teknologi informasi terus
dikembangkan, bahkan beberapa pakar atau ahli sependapat bahwa adanya elearning seperti sekarang yang banyak bermunculan, dapat juga dikatakan sebagai
ciri dari generasi teknologi web sekarang yang merupakan bagian dari
karakteristik dari web 2.0. Web 2.0 lebih menonjolkan ide kolaborasi dan berbagi
informasi, yang tidak dimiliki generasi web sebelumnya seperti web 1.0 dengan
tampilan yang statis. Karakteristik kolaborasi dan berbagi informasi inilah
yang sekarang melekat dan banyak dimiliki beberapa situs jejaring sosial seperti
twitter, facebook, myspace dan jejaring sosial yang lainnya.
Penyajian e-learning berbasis web ini bisa menjadi lebih interaktif.
Informasiinformasai perkuliahan juga dapat disajikan secara up-to date dan realtime. Begitu pula dengan komunikasinya, meskipun tidak dapat secara langsung
tatap muka, tetapi forum diskusi perkuliahan dapat dilakukan secara online
sehingga pembelajaran yang tidak terbatas dengan tempat dan waktu benar-benar

terjadi. Sistem e-learning ini tidak memiliki batasan akses, inilah yang
dimungkinkan perkuliahan bisa dilakukan lebih banyak waktu.
Berkaitan dengan program aplikasi E-learning tersebut maka pada
penelitian skripsi ini akan dilakukan rancangan dan pembuatan sistem

pembelajaran E-learning berbasis web yang dapat terkoneksi melalui jejaring
facebook. Dan diterapkan di jurusan Elektro Fakultas Universitas Widyagama
Malang.
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang yang di utarakan di atas, maka
perumusan masalah pada penelitian ini adalah :
Bagaimana merancang aplikasi pembelajaran e-learning yang berbasis web,
bagaimana aplikasi pembelajaran e-learning dapat terkoneksi melalui jejaring
media sosial facebook sebagai sarana dalam membantu pembelajaran.
3. Tujuan Penelitian
Tujuan pada penelitian ini adalah :
Menghasilkan rancangan program aplikasi pembelajaran e-learning berbasis web,
menerapkan aplikasi pembelajaran e-learning yang terkoneksi melalui jejaring
facebook.
4. Kontribusi Penelitian
Kontribusi penelitian ini berupa aplikasi pembelajaran berbasis e-learning
yang terkoneksi dengan jejaring facebook. Dengan program aplikasi pembelajaran
el-learning yang berbasis web maka kualitas pembelajaran diharapkan dapat

meningkat. Mengintegrasikan program aplikasi pembelajaran e-learning dengan

melalui jejaring sosial facebook.
5. Batasan Masalah
Batasan masalah penelitian ini adalah :
a. Sistem dirancang untuk dapat diterapkan di Jurusan Elektro Fakultas
Teknik Universitas Widyagama Malang.
b. Jejaring media sosial yang digunakan adalah facebook.
6. Tinjauan Pustaka
6.1.

Penelitian Terdahulu

6.1.1. Penelitian E-learning
Penelitian tentang e-learning telah banyak dilakukan. Eko Puji Utomo, et.
al, Program Studi D-III Teknik Telekomunikasi Akademi Teknik Telkom Sandhy
Putra Purwokerto meneliti rancang bangun e-learning mata pelajaran teknologi
informasi dan komunikasi (TIK) berbasis web di SMPN 3 Mandiraja. Sistem
dibangun menggunakan PHP dan database SQL dan dikoneksikan dalam jaringan
komputer client-server LAN agar website yang dibangun menjadi lebih terpusat.
Perancangan menggunakan metode waterfall system [4].
Joane Indra Prastyawan, et. al, Sekolah Tinggi Manajemen Informatika

dan Komputer Surabaya meneliti rancang bangun aplikasi pembelajaran matriks
berbasisweb dengan model multimedia learning (studi kasus : SMAN 4 Surabaya)
[5]. I Nyoman Putu Suwindra, 2004, Jurusan Pendidikan Fisika Fakultas
Pendidikan MIPA, IKIP Negeri Singaraja melakukan rancang-bangun model
pembelajaran fisika interaktif berbasis web. Rancang bangun dilakukan dengan

membuat rancangan model dan mengimplementasikan dalam bentuk kode-kode
pemrograman Java Script dan ActionScript Macromedia Flash 5.0 [6].
Erma Susanti, Muhammad Sholeh, 2008, Teknik Informatika, Fakultas
Teknologi Industri Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta melakukan
rancang bangun aplikasi e-learning. Media ICT dapat digunakan sebagai salah
satu bentuk penyebaran materi perkuliahan. E-Learning sangat potensial untuk
membuat proses belajar lebih efektif sebab peluang mahasiswa untuk berinteraksi
dengan guru, teman, maupun bahan belajarnya terbuka lebih luas. Mahasiswa
dapat mengakses bahan kuliah melalui media Internet. Manfaat lain dengan
adanya E-Learning adalah adanya forum yang dapat dipakai sebagai sarana
diskusi antara mahasiswa dengan dosen [7].
Arif Harjanto, 2012, Program Studi Magister Sistem Informasi,
Universitas Diponegoro Semarang, meneliti rancang bangun computer assisted
instruction (CAI) sebagai media pembelajaran dalam mata pelajaran fisika

sekolah menengah atas. Hasil penelitian berupa visualisasi Computer Assisted
Instruction (CAI) dengan model tutorial dan simulasi sebagai media pembelajaran
fisika dengan komputer untuk siswa Sekolah Menengah Atas kelas XI. Penelitian
ini melibatkan sejumlah 8 guru dan 90 siswa kelas XI Sekolah Menengah Atas
sebagai responden. Hasil kuesioner responden menunjukkan bahwa 91,11% siswa
menyatakan bahwa produk CAI berkualitas, 75,11% siswa menyatakan bahwa
penyajian materi berkualitas, 95,11% siswa menyatakan bahwa program CAI
dapat meningkatkan motivasi belajar [8].

6.1.2. Penelitian E-learning Aplikasi Jejaring Sosial
6.1.2.1.

Penerapan E-Learning Geografi Melalui Media Berbasis Web
(Facebook)
Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang sangat pesat

mendorong berbagai lembaga pendidikan memanfaatkan sistem E-learning untuk
meningkatkan efektifitas dan fleksibilitas pembelajaran. Facebook adalah situs
web jejaring sosial memiliki fitur dan aplikasi yang dapat dikembangkan sebagai
media pembelajaran. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui penerapan Elearning Geografi melalui media berbasis web (facebook) dan untuk mengetahui

ketuntasan hasil belajar siswa setelah menerapkan E-learning Geografi melalui
media berbasis web (facebook).
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Negeri di kota
Tegal. Penentuan sampel dengan teknik Sample Random Sampling diperoleh
kelas X6, X7, X8, X3, dan X5 sebagai kelas eksperimen. Post test digunakan
untuk memperoleh data hasil belajar siswa; observasi digunakan untuk
memperoleh data aktivitas siswa dan kinerja guru pada saat pembelajaran; dan
angket digunakan untuk memperoleh data tanggapan siswa. Teknik analisis data
menggunakan analisis deskriptif persentase dan uji proporsi satu pihak (uji z).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua siswa kelas X pada kelas
eksperimen sudah memiliki akun facebook dan dapat menerapkannya dalam
pembelajaran Geografi dengan baik. Hasil uji ketuntasan belajar diperoleh siswa
kelas eksperimen telah mencapai ketuntasan belajar klasikal. Berdasarkan hasil
penelitian, dapat dikatakan bahwa pembelajaran dengan menggunakan penerapan

E-learning Geografi melalui media berbasis web (facebook) pada materi pokok
Hidrosfer dapat mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) klasikal.

Gambar 1. Contoh tampilan [1]


6.1.2.2.

Pemanfaatan Aplikasi Jejaring Sosial Facebook Untuk Media
Pembelajaran
Jejaring sosial (Social networking) menjadi fenomena yang cukup

menarik untuk diteliti, karena dengan seiiring perkembangannya segala macam
aktifitas dan kegiatan dapat diterapkan, salah satunya sebagai media pendidikan.
Tujuan penelitian ini adalah untuk memanfaatkan aplikasi yang dapat
diintegrasikan melalui jejaring sosial facebook sebagai infrastruktur utama
bagi berjalannya sistem untuk media pembelajaran (e-learning).

Gambar 2. Rancangan sistem [2]

Hasil implementasi dan uji coba yang dilakukan diperoleh kesimpulan
bahwa situs jejaring sosial yang sekarang berkembang salah satunya seperti
facebook dapat dimanfaatkan sebagai e-learning yang merupakan salah satu
karakteristik dari generasi teknologi web 2.0, colaborating and sharing.

Gambar 3. Contoh aplikasi [2]

6.1.2.3.

Studi Penggunaan Jejaring Sosial Edmodo Sebagai Media ELearning Oleh Dosen Senior Yang Tidak Terbiasa Bekerja Dengan
Komputer
Salah satu media pembelajaran online yang telah digunakan digunakan

diberbagai negara maju adalah Edmodo. Edmodo adalah sebuah Learning
Management System (LMS) yang dapat memfasilitasi dosen untuk membuat dan
mengatur kelas online mereka secara mudah. Penelitian ini menginvesitigasi
bagaimana seorang dosen senior tapi tidak terbiasa bekerja dengan komputer,
dapat menggunakan Edmodo sebagai media e-learning untuk mahasiswanya, dan
selanjutnya mengungkap persepsi dosen dan mahasiswa tentang Edmodo.
Penelitian yang dilakukan di Program Studi Pendidikan Matematika FKIP
Univeristas Jambi ini menunjukkan bahwa Dosen senior yang tak terbiasa bekerja
dengan komputer tersebut dapat menggunakan Edmodo sebagai media elearning.

Hasil penelitin ini juga menunjukan bahwa dosen tersebut bersama mahasiswanya
mempunyai persepsi yang positif terhadap Edmodo untuk pembelajaran dimana
dosen dan mahasiswa menyatakan bahwa aspek teknis dan sebagian fitur Edmodo
mudah untuk dipahami dan digunakan untuk pembelajaran berbantuan e-learning.

Tabel 1. Aktivitas dosen dalam Edmodo [3]

Tabel 2. Persepsi dosen terhadap Edmodo [3]

6.2. E-learning
Sampai saat ini pemakaian kata e-learning atau pembelajaran elektronik
sering

digunakan

untuk

menyatakan

semua

kegiatan

pendidikan

yang

menggunakan media komputer dan internet. Banyak pula terminologi lain yang
mempunyai arti hampir sama dengan E-Learning, diantaranya : Web-based
training, online learning, computer-based training/ learning, distance learning,
computer-aided instruction, dan lainnya. Terminologi E-Learning sendiri dapat
mengacu pada semua kegiatan pelatihan yang menggunakan media elektronik atau
teknologi informasi [7].
Konsep E-Learning adalah penyediaan kelas-kelas baru setara dengan
kelas konvensional di lembaga pendidikan yang selama ini ada. Oleh karena itu,
pembangunan sebuah lembaga pendidikan virtual seperti E-Learning ini haruslah
memberikan hasil yang kurang lebih sama dengan cita-cita untuk mendirikan
sebuah lembaga pendidikan konvensional. Intinya, sistem E-Learning ini
diadaptasikan dari sistem yang ada di lembaga pendidikan konvensional ke dalam
sebuah sistem digital melalui Internet. Sebagai sebuah hasil pencangkokan dari
benih sistem pendidikan induk yang sama, juga mewarisi sifat-sifat dan sistem
yang dilakukan oleh induknya.
Salah satu contoh yang paling nyata adalah proses belajar-mengajar.
Seorang pengajar akan memberikan materinya kepada para siswa yang ada di
berbagai tempat dengan dihubungkan oleh Internet. Metode ini kurang lebih sama
dengan proses belajar-mengajar yang ada di sekolah konvensional. Dari sifat
tersebut, jelaslah bahwa pengembangan teknologi E-Learning harus didasarkan
pada sifat dan karakter asli dari sistem pendidikan yang telah ada.
Pada dasarnya, E-Learning mempunyai dua tipe, yaitu [7] :
1. Synchronous Training

Synchronous berarti “pada waktu yang sama”. Jadi, synchronous training
adalah tipe pelatihan dimana proses pembelajaran terjadi pada saat yang sama
ketika pengajar sedang mengajar dan murid sedang belajar. Hal tersebut
memungkinkan interaksi langsung antara pengajar dan murid, baik melalui
Internet maupun Intranet. Pelatihan E-Learning synchronous lebih banyak
adalah digunakan seminar atau konferensi yang sering pula dinamakan web
conference atau webinar (web seminar) dan sering digunakan di kelas atau
kuliah universitas online.
Synchronous training mengharuskan guru dan semua murid mengakses Internet
secara bersamaan. Pengajar memberikan makalah dengan slide presentasi
melalui hubungan Internet. Murid dapat mengajukan pertanyaan atau komentar
melalui chat window. Jadi, synchronous training sifatnya mirip pelatihan di
ruang kelas. Namun, kelasnya bersifat maya (virtual) dan peserta tersebar di
seluruh dunia dan terhubung melaui Internet. Oleh karena itu, synchronous
training sering juga dinamakan virtual classroom.
2. Asynchronous Training
Asynchronous berarti “tidak pada waktu yang bersamaan”. Jadi seseorang
dapat mengambil pelatihan pada waktu yang berbeda dengan pengajar
memberikan pelatihan. Pelatihan ini lebih populer di dunia E-Learning karena
memberikan keuntungan lebih bagi peserta pelatihan yaitu dapat mengakses
pelatihan kapanpun dan dimanapun. Pelatihan berupa paket pelajaran yang
dapat dijalankan di komputer manapun dan tidak melibatkan interaksi dengan

pengajar atau pelajar lain pada waktu bersamaan. Oleh karena itu pelajar dapat
memulai pelajaran dan menyelesaikannya setiap saat.
Paket pelajaran berbentuk bacaan dengan animasi, simulasi, permainan
edukatif, maupun latihan atau tes dengan jawabannya. Pelatihan asynchronous
yang terpimpin memungkinkan pengajar memberikan materi pelajaran lewat
Internet dan peserta pelatihan mengakses materi pada waktu yang berlainan.
Pengajar dapat pula memberikan tugas atau latihan dan peserta mengumpulkan
tugas lewat e-mail. Peserta dapat berdiskusi atau berkomentar dan bertanya
melalui media diskusi.
Tabel 3. Perbedaan Tipe E-learning [9]

6.3. Sejarah Perkembangan E-learning
E-Learning atau pembelajaran elektronik pertama kali diperkenalkan oleh
universitas Illinois di Urbana-Champaign dengan menggunakan sistem instruksi
berbasis komputer (computer-assisted instruction) dan komputer bernama
PLATO. Sejak itu, perkembangan E-learning dari masa ke masa adalah sebagai
berikut [10] :
a. Tahun 1990,
Era CBT (Computer-Based Training) di mana mulai bermunculan aplikasi ELearning yang berjalan dalam PC standlone ataupun berbentuk kemasan CD-

ROM. Isi materi dalam bentuk tulisan maupun multimedia (video dan audio)
dalam format mov, mpeg-1, atau avi.
b. Tahun 1994,
Seiring dengan diterimanya CBT oleh masyarakat sejak tahun 1994 CBT
muncul dalam bentuk paket-paket yang lebih menarik dan diproduksi secara
massal.
c. Tahun 1997,
LMS (Learning Management System) seiring dengan perkembangan teknologi
internet, masyarakat di dunia mulai terkoneksi dengan internet. Kebutuhan
akan informasi yang dapat diperoleh dengan cepat mulai dirasakan sebagai
kebutuhan mutlak, dan jarak serta lokasi bukanlah halangan lagi. Dari sinilah
muncul LMS. Perkembangan LMS yang makin pesat membuat pemikiran baru
untuk mengatasi masalah interoperability antar LMS yang satu dengan lainnya
secara standar. Bentuk standar yang muncul misalnya standar yang dikeluarkan
oleh AICC (Airline Industry CBT Commettee), IMS, SCORM, IEEE LOM,
ARIADNE.
d. Tahun 1999,
Sebagai tahun Aplikasi E-learning berbasis Web. Perkembangan LMS menuju
aplikasi e-learning berbasis Web berkembang secara total, baik untuk
pembelajar (learner) maupun administrasi belajar mengajarnya. LMS mulai
digabungkan dengan situs-situs informasi, majalah, dan surat kabar. Isinya juga
semakin kaya dengan perpaduan multimedia, video streaming, serta

penampilan interaktif dalam berbagai pilihan format data yang lebih standar,
dan berukuran kecil.

6.4.

Jejaring Sosial
Jejaring sosial adalah struktur sosial yang terdiri dari elemen-elemen

individual atau organisasi. Jejaring ini menunjukan jalan dimana mereka
berhubungan karena kesamaan sosialitas, mulai dari mereka yang dikenal seharihari sampai dengan keluarga. Jejaring sosial (Social networking) menjadi
fenomena

yang

cukup

menarik

untuk diteliti, karena dengan seiiring

perkembangannya segala macam aktifitas dan kegiatan dapat diterapkan, salah
satunya sebagai media pendidikan.
Social Networking merupakan sebuah bentuk layanan internet yang
ditujukan sebagai komunitas online bagi orang yang memiliki kesamaan aktivitas,
ketertarikan pada bidang tertentu, atau kesamaan latar balakang tertentu. Social
networking lazim disebut sebagai jaringan pertemanan. Layanan social network
biasanya berbasis web, dilengkapi dengan beragam fitur bagi penggunanya agar
dapat saling berkomunikasi dan berinteraksi.
Social networking memiliki pengertian lain yaitu pranata sosial yang
terdiri dari beberapa elemen baik individu maupun organisasi. Jejaring ini
merupakan suatu jalan dimana setiap individu maupun organisai berhubungan
baik kesamaan hobi dan sosial, jejaring sosial ini diperkenalkan oleh Prof. Barnes
pada tahun 1954, menurut beliau jejaring sosial adalah suatu struktur sosial
yang dibentuk dari simpul-simpul (yang umumnya adalah individu atau

organisasi) yang diikat dengan satu atau lebih tipe relasi spesifik seperti
nilai, visi, ide, teman, keturunan, dan lain-lain.
Jejaring sosial yang banyak bermunculan yang dapat ditemui diantaranya
friendster, twitter, facebook, myspace, ebudy. Penelitian tentang standar yang
berfokus pada pembelajaran e-learning, salah satunya pemanfaatannya melalui
jajaring social facebook telah banyak dilakukan. Dengan menggunakan
konsep

e-learning

sebagai

infrastruktur

pembelajaran

berbasis

content,

dimungkinkan materi yang disajikan dapat disesuaikan (flexibelity) dengan
kebutuhan pengguna.

6.5. Jejaring Sosial Facebook
Facebook bermula dari rancangan situs yang dibuat mahasiswa Harvard pada awal
tahun 2004. Popularitasnya kemudian mendunia dan menjadi salah satu situs
jejaring sosial paling populer saat ini, dengan lebih dari 800 juta pengguna
menurut

situs

Internet

(http://www.internetworldstats.com/facebook.htm).

World
Facebook

Stats
memungkinkan

penggunanya membuat proil diri, memutakhirkan proilnya dengan informasi
pribadi, misalnya alamat rumah, nomor ponsel, hobby, pandangan keagamaan,
dan bahkan data status hubungan marital [14]. Selain membuat proil diri,
pengguna Facebook juga bisa mendaftarkan pengguna lain sebagai “teman” yang
bisa dikirimi pesan, bergabung dalam grup atau kelompok tertentu, mengirimkan
dan/atau menandai gambar, meninggalkan komentar terhadap gambar yang
dikirim pengguna lain [15]. Pembelajaran terpadu berbasis facebook dilakukan

dalam pertemuan-pertemuan. Pengayaan dan perluasan dari pertemuan tatap muka
juga diselenggarakan melalui interaksi menggunakan facebook, baik dalam
bentuk mengunggah (upload) bahan pembelajaran, pengumuman, diskusi,
maupun pengiriman bahan ajar dalam bentuk catatan dan tautan-tautan ke
dokumen lain di Internet.

7. Metodologi Penelitian
7.1.

Konsep Penelitian
Rancang bangun penelitian ini dilakukan untuk mengembangkan aplikasi

pembelajaran secara elektronic learning (e-learning) yang dapat terkoneksi pada
jejaring media sosial facebook. Salah satu contoh aplikasi ini adalah Claroline.
Beberapa fungsi Claroline yang meliputi pengembangan jalur untuk belajar,
dokumen penerbitan dan informasi dalam PDF, teks, HTML, atau format video
[13]. Claroline adalah sebuah platform eLearning dan eWorking yang bersifat
open source yang membuat pengajar bisa membangun pembelajaran online yang
efektif dan mengatur aktivitas pembelajaran dan kolaborasi di atas web. Kelebihan
Claroline adalah software yang di desain sederhana untuk digunakan, tidak
membutuhkan teknik khusus dalam penggunaannya dan memerlukan Bandwith
yang terhitung kecil. Kelebihan lain untuk pengguna adalah adanya akses dan
media seperti agenda, berbagi dokumen, latihan secara online, tugas, bagian
pembelajaran, forum, ruang chat, dan juga wiki.
Database pembelajaran e-learning dirancang untuk dapat dikoneksi dengan
media sosial facebook karena jejaring media sosial banyak digunakan oleh

mahasiswa maupun dosen. Dengan cara ini maka proses pembelajaran dengan
aplikasi e-learning tidak hanya bersifat individu tetapi dapat terjalin suatu
komunikasi 2 arah antara dosen dan para mahasiswanya.
7.2.

Blok Diagram Sistem

Dosen

Admin

Mahasiswa

Web
browser

Database
E-learning

Gambar 14. Blok Diagram Sistem
Penjelasan diagram diatas :
Dosen
Dosen memiliki tugas :
a. Mengunggah materi kuliah yaitu materi kuliah yang diampu.
b. Membuat kuis yaitu membuat dan mengunggah soal-soal kuiz untuk
mahasiswa yang mengikuti mata kuliah tersebut.
c. Mengunggah nilai yaitu mengunggah hasil evaluasi kuiz mahasiswa tersebut.
Administrasi
Petugas administrasi bertugas mengelola data meliputi data user, data materi
kuliah, kuis dan nilai-nilai. Aktivitas ini termasuk meng-update data dan
menghapus data yang tidak diperlukan.
Mahasiswa

Mahasiswa memiliki tugas :
a. Mengunduh materi kuliah yaitu materi kuliah yang diikuti mahasiswa tersebut.
b. Mengikuti kuis yaitu mengerjakan soal-soal kuiz yang dibuat oleh dosen
pengampi mata kuliah tersebut.
c. Melihat nilai yaitu melihat hasil evaluasi kuiz tersebut.
Web browser
Web Browser adalah suatu program atau software yang digunakan untuk
menjelajahi internet atau untuk mencari informasi dari suatu web yang tersimpan
didalam komputer. Awalnya, web browser berorientasi pada teks dan belum dapat
menampilkan gambar juga memutar file multimedia seperti video dan suara. Web
browser juga dapat mengirim dan menerima email, mengelola HTML, sebagai
input dan menjadikan halaman web sebagai hasil output yang informative.
Fungsi Web Browser :
Untuk menampilkan dan melakukan interaksi dengan dukumen-dokumen yang
disediakan oleh web server
Database E-learning
kumpulan informasi tentang data-data pembelajaran yang saling berhubungan dan
disimpan secara sistematik di dalam sistem komputer server sehingga dapat
diperiksa menggunakan suatu program aplikasi untuk memperoleh informasi dari
basisdata tersebut.
Media sosial facebook
Situs jejaring sosial Facebook yang akrab di kalangan mahasiswa berpotensi
untuk dimanfaatkan sebagai sarana pembelajaran yang bersifat terpadu (blended),

menggantikan

fungsi

perangkat

lunak

learning

management

system.

Dibandingkan dengan perangkat lunak learning management system, Facebook
memiliki keunggulan karena bisa digunakan tanpa menyewa atau mengelola
server dan lebih akrab digunakan oleh mahasiswa.
Sebuah server digunakan sebagai sarana database aplikasi e-learning. Para
pengguna terdiri dari dosen, petugas administrasi dan mahasiswa. Masing-masing
pengguna memiliki aktivitas-aktivitas yang berbeda dalam sistem. Aktivitasaktivitas ini terhubung melalui internet.
7.3. Aktivitas Para Pengguna Sistem
Aktivitas para pengguna sistem dapat dilihat pada gambar berikut.

Admin
Chat

Mengelola data

Login

Dosen

Unggah materi kuliah

Unduh materi kuliah

Membuat quiz

Mengerjakan quiz

Unggah nilai

Melihat nilai

Mahasiswa

Gambar 15. Aktivitas pengguna sistem
Setiap pengguna sistem yaitu dosen, administrasi dan mahasiswa memiliki
kesamaan aktivitas yaitu login dan chat. Login digunakan sebagai bentuk
identifikasi dan verfikasi para pengguna. Sedangkan aktivitas chat merupakan
komunikasi online secara langsung antar pengguna sistem tersebut.

Diagram flowchart sistem :
START
Admin
Initialisasi dan
Chat

Deklarasi

Dosen

variabel
Mahasisw
Login

END

a

Mahasis

Dosen

wa
Tida

Materi

Nilai

Quiz

k

Und
uhh

Ya

Ya
Ung
gah
h

Tida
k

Materi

Quiz

Nilai

Penjelasaan diagram flowchart :
Gambaran alur proses sistem secara umum yang pertama initialisasi data-data
variabel database pembelajaran. Admin, dosen dan mahasiswa bisa langsung
akses untuk melakukan chat. Untuk masuk ke sistem baik admin, dosen dan
mahasiswa harus mempunyai account login terlebih dahulu dengan memasukkan
username dan password. Untuk user level mahasiswa, bisa masuk jika ia harus
memiliki account login mahasiswa dan bisa melakukan pemilihan proses unduh
file atau tidak, begitu juga untuk user level dosen harus memiliki account login

dosen dan bisa untuk melakukan proses pemilihan file yang diinputkan dan akan
diteruskan pada proses unggah file atau tidak.
Desain Tampilan
Secara umum, desain tampilan sistem adalah sebagai berikut :
J URUSA N E L E K TR O F A K U L TA S TE K N IK
UN IVE R SITA S W IDY A GA M A MA L A N G
Home

Menu Pilihan

Contact

Materi Mata kuliah
Soal Quiz

Login
Username
Password

Nilai Quiz

Log out

Visi dan misi Jurusan Elektro

Gambar 16. Desain tampilan
Desain tampilan secara umum terdiri dari 4 bagian yaitu:
1. Bagian header.
Berisi informasi Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas
Widyagama Malang.
2. Bagian menu.
Berisi tentang informasi situs dan kontak yang bisa dilakukan.
3. Bagian menu.
Berisi menu pilihan materi kuliah, kuiz dan nilai kuiz.
4. Menu login
Berisi pilihan login, user name, password fan log out.
7.4. Rancangan Pengujian Sistem

Sistem yang telah dirancang bangun diuji coba untuk mengetahui apakah
sistem dapat bekerja dengan baik. Pengujian direncanakan sebagai berikut :
1. Pengujian Aktivitas Individu.
Masing-masing pengguna secara bergantian mengakses sistem dengan aktivitas
login dan aktivitas-aktivitas perorangan lainnya.
2. Pengujian Aktivitas Bersama.
Yaitu pengujian aktivitas chat dimana dosen, administrasi dan mahasiswa
berkomunikasi langsung secara online.

8. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan skripsi ini adalah :
BAB I PENDAHULUAN
Membahas tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan, batasan
masalah dan sistematika penulisan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Membahas teori-teori yang bersesuaian dengan topik skripsi ini.
BAB III METODOLOGI PERENCANAAN
Membahas proses perencanaan sistem berbasis Claroline.
BAB IV PERENCANAAN DAN ANALISA
Membahas proses perencanaan dan analisa hasil perencanaan sistem.
BAB V KESIMPULAN
Yaitu ringkasan hasil perencanaan sistem.

9. Daftar Pustaka
[1]

Wardhani K, Sugiyanto R, Santoso AB, 2012, Penerapan ELearninggeografi Melalui Media Berbasis Web (Facebook), Jurusan
Geografi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Semarang

[2] Nurkamid M, Dahlan M, Susanto A, Khotimah T, 2013, Pemanfaatan
Aplikasi Jejaring Sosial Facebook Untuk Media Pembelajaran, Fakultas
Teknik Universitas Muria Kudus
[3] Marzal J, 2014, Studi Penggunaan Jejaring Sosial Edmodo Sebagai Media
E-Learning Oleh Dosen Senior Yang Tidak Terbiasa Bekerja Dengan
Komputer, Edumatica Volume 04 Nomor 01, ISSN: 2088-2157
[4] Utomo EP, Wahyuningrum T, Saptadi AH, Januarita H, 2011, Rancang
Bangun E-Learning Mata Pelajaran Teknologi Informasi Dan
Komunikasi (TIK) Berbasis Web Di SMPN 3 Mandiraja, Program Studi
D-III Teknik Telekomunikasi, Akademi Teknik Telkom Sandhy Putra,
Purwokerto
[5] Suwindra IPT, 2004, Rancang-Bangun Model Pembelajaran Fisika
Interaktif Berbasis Web, Jurusan Pendidikan Fisika Fakultas Pendidikan
MIPA, IKIP Negeri Singaraja
[6] Prastyawan JI, Sunarto MJD, Arifin M, 2011, Rancang Bangun Aplikasi
Pembelajaran Matriks BerbasisWeb Dengan Model Multimedia
Learning (Studi Kasus : SMAN 4 Surabaya), Sekolah Tinggi Manajemen
Informatika dan Komputer, Surabaya
[7] Susanti E, Sholeh M, 2008, Rancang Bangun Aplikasi E-Learning,Teknik
Informatika, Fakultas Teknologi Industri Institut Sains & Teknologi,
AKPRIND Yogyakarta, Jurnal Teknologi, Vol. 1, No. 1
[8] Harjanto A, 2012, Rancang Bangun Computer Assisted Instruction (CAI)
Sebagai Media Pembelajaran Dalam Mata Pelajaran Fisika Sekolah
Menengah Atas,Program Studi Magister Sistem Informasi, Universitas
Diponegoro, Semarang
[9] Chandra Y, Suciptho A, Sunery, 2012, Rancang Bangun Sistem Informasi
E-Learning Berbasis Web Pada SMA Santa Patricia, Binus University,
Jakarta
[10] Fadhilah N, 2012, Sejarah Perkembangan E-Learning, Universitas Negeri
Surabaya
[11] Hilmi ID, 2010, Sejarah dan Pengertian Situs Jejaring Sosial,

[12] Putra WA, 2014, Media Sosial & Jejaring Sosial (Social Media &
Social Network).
[13] Consortium Claroline, 2006, Choosing Claroline, claroline.net
[14] Petrović, N., Petrović, D., Jeremić, V., Milenković, N., & Ćirović, M. (2012).
Possible Educational Use of Facebook in Higher Environmental
Education. ICICTE 2012.
[15] Grosseck, G., Bran, R., & Tiru, L. (2011). Dear teacher, what should I write
on my wall? A case study on academic uses of Facebook. Procedia Social
and Behavioral Sciences , 1425–1430.