Makalah aliran sejarah sejarah pemikiran

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dengan berhasilnya tokoh-tokoh neo-klasik dalam mementahkan serangan pemikiranpemikiran sosialis/marxin, bendera system liberal/kapitalisme kembali berkibar. Walaupun
pemikiran-pemikiran para pakar neo-klasik dapat menyerang system sosialis, tidak berarti semua
Negara-negara di daratan eropa menggunakannya. Pada waktu yang sama dijerman berkembang
suatu aliran pemikiran ekonomi yang disebut Aliran Histori(Sejarah).
Pola pemikiran aliran sejarah didasarkan pada perspektif sejarah. Kerangka dasar teoritis
berikut pola pendekatan yang digunakan oleh aliran sejarah yang digunakan oleh aliran sejarah
dalam memecahkan masalah-masalah ekonomi sangat berbeda dengan aliran utama yang berasal
dari kaum klasik. Adapun nama aliran sejarah terinspirasi dari keberhasilan metode sejarah
dalam bidang-bidang hukum dan bahasa.

1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas , rumusan masalahnya adalah “ apa saja pemikiran tokoh-tokoh
mazhab sejarah(historis)?”

1.3Tujuan
Dari rumusan masalah diatas, tujuannya adalah “untuk mengetahui pemikiran tokoh-tokoh
mazhab sejarah(historis)”


1

BAB II
PEMBAHASAN
2.2 Serangan Terhadap Metode Klasik
Pemikiran-pemikiran secara eksplisit mengakui bahwa manusia pada hakikatnya serakah.
Pendekatan-pendekatan psikologi hedonistic dan utilitarianisme kaum klasik ini dipandang oleh
aliran sejarah terlalu sempit. Menurut aliran sejarah motiv manusia dalam bertindak tidak hanya
didasari oleh motiv kepentingan pribadi dan laba saja, tetapi juga dipengaruhi oleh motiv-motiv
lainnya. Pengalaman sejarah, menurut mereka, membuktikan bahwa motiv manusia dalam
bertindak bukan hanya didasari oleh motif kepentingan pribadi saja, tapi juga didorong oleh etika
dan impuls—impuls lainnya.
Selain itu para pakar ekonomi aliran sejarah ini juga menentang pemikir-pemikir klasik
yang mengatakan bahwa peerekonomian sebaiknya diserahkan kepada kekuatan pasar. Para
pemikir-pemikir aliran sejarah juga mengatakan bahwa masyarakat harus dianggap sebagai
suatu kesatuan organisme tempat interaksi social berkait dan berhubungan antarindividu. Mereka
juga menghendaki agar kegiatan masyarakat dilandaskan pada suatu yang menyeluruh, yang
mencangkup semua organisme dalam kehidupan bermasyarakat sebagai suatu keseluruhan.
Penganut aliran sejarah yang tidak percaya pada mekanisme pasar bebas klasik pada umumnya
sepakat untuk meminta campur tangan pemerintah dalam perekonomian. Tanpa campur tangan

pemerintah dalam perekonomian ditakutkan tidak akan ada jaminan keadilan social.
Bagi para pemikir sejarah, fenomena-fenomena ekonomi merupakan hasil perkembangan
masyarakat secara keseluruhan sebagai hasil perjalanan sejarah. Oleh karena itu, pemikiranpemikiran, teori-teori, dan kesimpulan ekonomi haruslah didasarkan pada empiris sejarah.
Aliran sejarah tidak menyetujui anggapan kaum klasik dan neo-klasik yang menyatakan bahwa
prinsip-prinsip ekonnomi berlaku secara universal, karena prinsip-prinsip ekonomi juga
dipengaruhi oleh adat-istiadat, tradisi, agama, nilai-nilai, dan norma-norma lingkungan setempat.
Pemikir-pemikir aliran sejarah dengan gencar menyerang metode pendekatan deduktif
yang digunakan kaum klasik. Bagi pakar sejarah, metode deduktif ini dinilai terlalu abstrak dan
terlalu teoritis. Menurut kaum sejarah metode deduktif ini tidak sesuai dengan realita yang
sebenarnya. Oleh karena itu, pemikir-pemikir aliran sejarah menawarkan metode induktifempiris.
Pola pendekatan induksi-empiris berpangkal dari pengamatan dan pengkajian yang
bersifat khusus dan dari sinilah diambil suatu kesimpulan umum. Dengan metodi ini pula
hukum-hukum, dalil-dalil, dan teori-teori ekonomi hanya berlaku disuatu tempat tertentu dan
waktu tertentu. Hal itu disebabkan hukum, dalil, dan teori ekonomi dipengaruhi oleh kondisi dan
lingkungan setempat. Dengan demikian, bagi pemikir aliran sejarah, hukum ekonomi tidak
berlaku secara universal, tetapi bisa berubah seaktu-waktu sesuai keadaan dan masalah yang
dihadapi.

2


2.2 Tokoh-Tokoh Aliran Sejarah
2.2.1 Friedrich List(1789-1846)

Gambar 1. Friedrich List
(1789-1846)
Friedrich list lahir dan memperoleh pendidikan dijerman. Ia pernah mengajar dinegara
tersebut, tetapi kemudian ia pindah ke amerika serikat, disana ia menjadi editor salah satu surat
kabar dan aktif dalam gerakan-gerakan proteksionis.
Buku list yang sangat terkenal adalah Das Nationale System Der Politischen Oekonomie,
Der International Handel, Die Handles Politik Und Der Deutche Ollverein. Atau dalam bahasa
inggrisnya: The National System Of Political Economy, Internasional Trade, Trade Policy And
The German Costums Union (1841). Dalam bukunya ini list mengkritik pakar-pakar klasik yang
disebutnya “cosmopolitan” sebab mengabaikan peran pemerintah.
List juga menjelaskan bahwa setiap kelompok masyarakat pada umumnya melewati
tahap-tahap sejarah. Dan list mengelompokkan perkembagan masyarakat dilihat dari cara
produksinya yaitu:
1. Tahap berburu dan menangkap ikan(tahap barbar)
Yang berciri masyarakat primitive sebab kebutuhan dipenuhi dari apa yang disediakan
oleh alam.
2. Zaman pengembala(pastoral)

Yang bercirikan sudah mulai mengembala tapi masih nomaden atau belum menetap.
3. Zaman agraris
Dimana masyarakat sudah mulai menetap dan bertani secara subsisten.
4. Zaman bertani
Menghasilkan industry manufaktur sederhana dan mulai melakukan perdagangan local
5. Masyarakat bertani
Manufaktur lebih maju dan telah melakukan perdagangan internasional.

3

Menurut list perdagangan bebas yang dianjurkan oleh kaum kalsik hanya cocok untuk
Negara-negara yang sudah berada pada tahap kelima. Akan tetapi, system perdagangan bebas
sangat tidak cocok untuk Negara yang keadaan industrialisasinya agak tertinggal(yang pada
waktu itu adalah Negara jerman).
Selain mengenai pengelompokkan masyarakat list juga mengemukakan bahwa Negara
yang hanya mengandalkan pertanian akan sangat sulit untuk maju, maka Negara yang ingin
maju maka langkah awalnya adalah memajukan industrialisasi. List mengatakan bahwa perlunya
pemerintah melindungi industry dalam negaranya pada tahap awal, dengan maksud agar setelah
melalui beberapa tahapan waktu industry dalam negri menjadi lebih mapan sehingga mampu
berkompetitif dalam bersaing. Tetapi list menekankan bahwa perlindungan itu hanya bersifat

sementara, bukan terus menerus. Setelah industry itu mapan perlindungan akan dicabut, kalau
tidak dicabut ini hanya akan menjadi sumber pemborosan uang Negara.
Lanjut list mengakui bahwa kebijakan ekonomi yang benar adlaah kebijakan yang
memungkinkan majunya kondisi-kondisi ekonomi Negara sendiri. bukan sebaliknya memajukan
Negara dan bangsa lain.
Intervensi pemerintah bukan hanya dalam bidang ekonomi, tetapi juga diperlukan
dibidang-bidang lain seperti bidang social, politik, dan hukum. Tanpa campur tangan pemerintah
yang efektif dibidang-bidang lain tersebut, friedrich list mengkhawatirkan bahwa pembangunan
ekonomi dijerman tidak akan berjalan mulus sesuai dengan yang diinginkan.
2.2.2 Bruno Hildebrand(1812-1878)
Hildebrand aktif dalam berbagai penelittian dan penulisan karya-karya ilmiah. Dalam
penelahan penelitian-penelitiannya dia menekankan perlunya mempelajari sejarah. Artinya
penelitian-penelitian ekonomi memerlukan data statistic empiris yang dikumpilkan dalam
penelitian sejarah ekonomi.

Gambar 2. Bruno Hildebrand
(1812-1878)

4


Hildebrand mengelompokkan masyarakat dari cara melakukan tukar-menukar dan
berdagang, kelompok itu adalah:
1. Tukar-menukar secara in-natura (barter)
2. Tukar-menukar menggunakan uang
3. Tukar-menukar menggunakan kredit
Tetapi penelitian Hildebrand tidak cocok untuk ekonomi, lebih cocok untuk ilmu sosiologi.
Salah satu kelemahannya adalah karya-karyanya hanya berupa monografi yang bersifat deskriptif
tentang masalah-masalah ekonomi. Oleh karena itu karya-karya penelitian sejarahnya tersebut
dinilai tidak berarti dalam pengembangan ilmu ekonomi.
2.2.3 Gustav Von Schmoller(1839-1917)
Seperti pakar aliran sejarah lainnya, schmoler juga menekankan perlunya memberikan
ruang kepada pemerintah untuk memperbaiki perekonomian agar lebih baik. Sehubungan dengan
ini schmoler mempelajari dokumen-dokumen Negara untuk mempublikasikan kebaikan
birokrasi, yang mampu membimbing dan menyatukan kekuatan-kekuatan masyarakat dan
menjamin keadilan.
Berbeda dengan pakar aliaran sejarah lainnya, schmoller tidak hanya menghendaki
kebijakan dibidang ekonomi saja, tapi juga dibidang lainnya seperti politik-sosial. Lebih jauh
lagi, juga kebijaksanaan kaum buruh. Misalnya untuk meningkatkan posisi tawar-menawar kaum
buruh, schmoler manganjurkan didirikan dan dibinanya organisasi-organisasi serikat pekerja.


Gambar 4. Gustav Von Schmoller
(1839-1917)
Untuk mencapai tujuannya, schmoler mendirikan sebuah forum di jerman . Forum
tersebut menampung aspirasi-aspirasi atau pemikiran-pemikiran untuk menghadapi masalahmasalah ekonomi dan social. Hasil kesimpulan dan pertemuan dari forum tersebut disampaikan
kepada pemerintah sebagai bahan masukan. Salah satu keberhasilan terbesar forum itu adalah
diberlakukannya undang-undang untuk melindungi kaum burh dari penindasan kaum penguasa.

5

Jaminan social yang diberikan kepada kaum buruh sesuai undang-undang tersebut dianggang
maju pada masa itu. Hal itu karena dinegara-negara eropa pada umumnya belummemuliki
undang-undang perlindungan kaum buruh.
2.2.4 Werner Sombart(1863-1941)

Gambar 4. Werner sombart
(1863-1941)
Penelitan Sombart yang sering dikutip oleh orang adalah penelitannya tentang tahaptahap perkembangan kapitalisme. Sombart mengatakan bahwa pertumbuhan masyarakat kapitalis
sangat erat kaitannya dengan pertumbuhan masyarakat. Dalam karyanya: Der Moderne
Kapitalismus (1902), Werner Sombart lebih lanjut mengatakan bahwa pertumbuhan masyarakat
kapitalis dapat dibedakan atas beberapa tingkatan, yaitu:

a.) Tingkat pra-kapitalisme
Pada tingkat pra-kapitalisme kehidupan ekonomi masih bersifat komunal, struktur
sosial masih berat kearah pertanian, kebutuhan manusia masih rendah, uang belum
dikenal, motif laba maksimum masih belum nampak, dan produk seluruhnya lebih
ditunjukan untuk diri sendiri.
b.) Tingkat kapitalisme menengah
Pada tingkat ini walaupun kehidupan ekonomi masih bersifat komunal, tetapi mulai
memperlihatkan ciri-ciri individualisme, struktur pertanian industri mulai berimbang,
masyarakat mulai mengenal uang, motif laba maksimum mulai nampak, dan produksi
tidak hanya untuk diri sendiri, tetapi ditunjukan juga untuk pasar.
c.) Tingkat kapitalisme tinggi
Pada tingkat ini disebutkan tingkat kapitalisme tinggi, ciri masyarakat komunal
hilang, paham individualisme mulai menonjol, struktur ekonomi semakin berat ke
industri dan perkotaan, peran uang semakin menonjol, motif laba maksimum makin
kelihatan, dan sebagian produksi dihasilkan untuk memenuhi kebutuhan pasar.
d.) Tingkat kapitalisme akhir

6

Tingkat ini ditunjukan oleh ciri-ciri dimana sikap individualisme lebih tinggi, tetapi

kepentingan masyarakat tidak diabaikan, industri mulai ke padat modal, disamping
uang kartal juga mulai di kenal uang giral, motif laba maksimum lebih tinggi, tetapi
juga dipertimbangkan penggunaan laba untuk kepentingan masyarakat, dan produksi
untuk pasar.
2.2.5 Max Weber(1864-1920)
Max Weber adalah ahli sosiologi dalam arti luas dimana ilmu ekonomi dan sejarah
ekonomi oleh Weber juga dimasukan sebagai ilmu sosiologi. Dalam bukunya yang cukup
terkenal, yaitu The Protestant Ethic and the Spirit of Capitalism (1958) ia menjelaskan ada
pengaruhnya ajaran agama Protestan terhadap prilaku ekonomi. Perilaku ekonomi kapitalis, kata
Weber, bertolak dari harapan akan keuntungan yang akan diperoleh dengan mempergunakan
kesempatan bagi tukar menukar yang didasarkan pada kesempatan mendapatkan keuntungan
secara damai. Hasil pengamatan Weber menunjukan bahwa golongan penganut agama Protestan,
terutama kaum Calvinis menduduki tempat teratas. Menurut orang Calvinis keselamatan hanya
diberikan pada orang-orang terpilih, hal inilah yang mendorong orang bekerja keras agar masuk
menjadi golongan orang terpilih tersebut. Dalam pemikiran teologis inilah semangat kapitalisme
yang bersandar pada cita, ketekunan, hemat, rasional, berperhitungan, dan sanggup menahan diri,
menemukan pasangannya.

Gambar 5. Max weber
(1864-1920)

Tapi, weber juga memperingatkan masyarakat modern tentang adanya “sangkar besi”
kebebasan. Dia mengakui bahwa kapitalisme modern telah menciptakan kekayaan dan
kemakmuran yang luar biasa untuk masyarakat, tetapi kapitalisme juga punya sisi gelap yaitu
sebuah sangkar besi birokrasi yang tertatadan impersonal di dunia perusahaan, yang tidak
mengandung nilai spiritual dan kebahagiaan,dan dapat menciptakan sekaligus menghancurkan

7

kehidupan dan pekerjaan masyarakat semau-maunya. Lanjutnya webwr mengatakan bahwa
kondisi moder adalah kondisi yang tidak membahagiakan, dan tidak ada jalan keluar disana.
Tidak semua orang menerima tesis Weber, diantaranya yang menentang, yaitu Bryan S
Turner, R.H.Tawney, Kurt Samuelson, Robert N. Bellah, Andrew Greeley, dan tokoh-tokoh
lainnya yang pernah meneliti dampak ajaran agama lain terhadap kehidupan ekonomi, misalnya
penelitian tentang masyarakat islam dan penganut-penganut agama Tokugawa di Jepang. Kritikkritik tersebut antara lain dapat dibaca dalam buku yang diedit Taufik Abdullah: Agama, Etos
Kerja dan Perkembangan Ekonomi (1979).
2.2.6 Henry Charles Carey(1793-1879)

Gambar 6. Henry Charles Carey
(1793-1879)
Henry Carey adalah seorang pemimpin gerakan proteksionis dari Amerika Serikat.

Dalam karyanya: Principles of Social Science, Carey menekankan perlunya diversifikasi industri
untuk menciptakan lapangan pekerjaan lebih luas. Menurutnya suatu negara yang hanya
mengandalkan pembangunan pada ekspor produk-produk pertanian dinilainya sebagai tindakan
yang bodoh dan merugikan.
2.2.7 Daniel Reymond(1786-1849)
Pendukung-pendukung aliran sejarah yang lain dari Amerika Serikat salah satunyaDaniel
Reymond. Daniel Reymond (1786-1849) adalah seorang ahli hukum yang kemudian tertarik
dengan persoalan-persoalan ekonomi. Daniel Raymond merupakan ekonom politik penting
pertama muncul. Dia menulis Thoughts on Political Economy (1820) dan The Elements of
Political Economy(1823).
Daniel Reymond berteori bahwa “kekayaan menciptakan tenaga kerja,” yang mungkin
telah perbaikan berdasarkan pemikiran Adam Smith dari Eropa. Daniel Raymond berpikir bahwa
ekonomi Inggris sebenarnya perekonomian berpangkat lebih tinggi anggota masyarakat, dan
bukan ekonomi seluruh bangsa. Ia berpendapat bahwa kekayaan bukanlah suatu agregasi nilai
tukar, seperti Adam Smith telah mengandung itu. Daniel Raymond berpendapat bahwa kekayaan
adalah kemampuan atau kesempatan untuk mendapatkan keperluan dan kemudahan hidup oleh

8

tenaga kerja. Pada tahun 1845, ia menulis sebuah buku judul “The Elements of
Constitutional Law” yang mencakup definisi dasar sebuah pemerintahan, sebuah negara
berdaulat, sebuah konfederasi dan sebuah konstitusi. Sementara konsep-konsep ini telah
berevolusi, banyak teori-teori dasar yang masih memiliki relevansi yang diuraikan dalam analisis
politik modern. Tulisannya mempengaruhi perkembangan politik di Amerika Serikat.

BAB III
PENUTUP
9

3.1 Kesimpulan
Keuntungan yang biasa dipetik dari serangan pemikiran-pemikiran aliran sejarah terhadap
kaum klasik ialah dalam pengembangan penelitian metode ekonomi. Oleh Schumpeter,
perdebatan tentang metode induksi dan deduksi ini dinilai sebagai penghambur-penghambur
energi saja. Tetapi tentu tidak semua orang berpendapat dengan Schumpeter, sebab sebagaimana
yang terbukti kemudian dari perdebatan ini lahir suatu kesadaran bagi pemikir-pemikir ekonomi
di kemudian hari, bahwa dalam melakukan penelitian ekonomi sebaiknya di gunaka metode
deduksi (reasoning from the general to the particular) dan induksi(reasoning from the particular
to the general) secara hilir mudik, yang kemudian dikenal dengan metode reflective thinking
Untuk mengembangkan industri dosmetik, List menganjurkan adanya suatu lembaga negara
yang akan melindungi industri dalam negara melalui pajak impor, dan pemerintah secara
intervensi untuk menyeimbangkan pertanian, industri dan perdagangan.
Selain itu kebijakan lain yang menarik untuk disimak dari pemikiran aliran sejarah, terutama
dari pemikiran scmoler, ialah perlunya Negara memberikan perlindungan bagi kaum buruh.
Banyaknya Negara berkembang yang mengabaikan ini. Padahal, masalah perlindungan kaum
buruh perlu diperhatikan Karena posisi tawar-menawar mereka sangat rendah dihadapan kaum
pengusaha. Kalaupun ada serikat sekerja, tetap saja kaum buruh belum mendapatkan jaminan
perlindungan yang sewajarnya.

DAFTAR PUSTAKA
10

Deliarnov.2010. Perkembangan Pemikiran Ekonomi.Jakarta:Rajawali pers
Skousen,Mark.2012. Sang Maestro,Teori-Teori Ekonomi Modern.Jakarta: Prenada
http://speunand.blogspot.com/2011/01/bab-9-aliran-sejarah.html

11