Manusia dan Ilmu Pengetahuan dan tanggungjawab
Manusia dan Ilmu Pengetahuan
MANUSIA
LATAR BELAKANG
Manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri.
Dalam hidup, manusia selalu berinteraksi dengan sesama serta
dengan lingkungan. Manusia hidup berkelompok baik dalam
kelompok besar maupun dalam kelompok kecil. Hidup dalam
kelompok tentu tidaklah mudah. Untuk menciptakan kondisi
kehidupan yang harmonis anggota kelompok haruslah saling
menghormati dan menghargai. Keteraturan hidup perlu selalu
dijaga.
PENGERTIAN
Menurut Para Ahli
1. NICOLAUS D. & A. SUDIARJA
Manusia adalah bhineka, tetapi tunggal. Bhineka karena ia
adalah jasmani dan rohani akan tetapi tunggal karena jasmani
dan rohani merupakan satu barang
2..ABINENO J.
Manusia adalah “tubuh yang berjiwa” dan bukan “jiwa abadi
yang berada atau yang terbungkus dalam tubuh yang fana”
3.UPANISADS
Manusia adalah kombinasi dari unsur-unsur roh (atman),
jiwa, pikiran, dan prana ataubadan fisik
4.I WAYAN WATRA
Manusia adalah mahluk yang dinamis dengan trias
dinamikanya, yaitu cipta, rasa dan karsa
5.OMAR MOHAMMAD AL-TOUMY AL-SYAIBANY
Manusia adalah mahluk yang paling mulia, manusia adalah
mahluk yang berfikir, dan manusia adalah mahluk yang memiliki
3 dimensi (badan, akal, dan ruh), manusia dalam
pertumbuhannya dipengaruhi faktor keturunan dan lingkungan.
6.ERBE SENTANU
Manusia adalah mahluk sebaik-baiknya ciptaan-Nya. Bahkan
bisa dikatakan bahwa manusia adalah ciptaan Tuhan yang paling
sempurna dibandingkan dengan mahluk yang lain
7.PAULA J. C & JANET W. K
Manusia adalah mahluk terbuka, bebas memilih makna
dalam situasi, mengemban tanggung jawab atas keputusan yang
hidup secara kontinu serta turut menyusun pola berhubungan dan
unggul multidimensi dengan berbagai kemungkinanan.
MANUSIA MENURUT AGAMA ISLAM
Dalam Al-Quran manusia dipanggil dengan beberapa istilah,
antara lain al-insaan, al-naas, al-abd, dan bani adam dan
sebagainya. Al-insaan berarti suka, senang, jinak, ramah, atau
makhluk yang sering lupa. Al-naas berarti manusia (jama’). Al-abd
berarti manusia sebagai hamba Allah. Bani adam berarti anakanak Adam karena berasal dari keturunan nabi Adam.
Namun dalam Al-Quran dan Al-Sunnah disebutkan bahwa
manusia adalah makhluk yang paling mulia dan memiliki berbagai
potensi serta memperoleh petunjuk kebenaran dalam
menjalani kehidupan di dunia dan akhirat.
Peran dan tugas pokok utama manusia di muka bumi:
1.Manusia sebagai a’bid;
artinya hamba Allah,
sebagai hamba Allah dimuka bumi memiliki tugas untuk mengabdi atau
beribadah kepadaNya. Sebagaimana firmannya Q.S.Adz
Dzaariyat, 51: 56:
“Wa maa khalaqtul jinna wal insa illa liya’buduun.”
Artinya: “Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya
mereka menyembah-Ku.”
Dan firman Allah Q.S.Al – Bayyinh ayat 5:
“wamaa umiruu illa liya’budullaha mukhlisiina lahuddin ”
Artinya: “Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menembah Allah
dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya ”
2 Manusia sebagai khalifah;
artinya pemimpin dimuka bumi.
Bila direnungkan dengan mata batin yang mendalam, kemudian
dipakai daya nalar dengan pikiran yang tajam, akan disadari
betapa kehadiran manusia di muka bumi ini bukanlah atas
kemauan sendiri, melainkan merupakan kreasi terindah dari Al
Khalik. Manusia dilahirkan sebagai khalifah, yang harus mampu
mengubah dunia menjadi “Alam abdiyah yang terang benderang”
karena peran manusia sebagai rahmatan lil ’ alamin.
Kehadiran manusia dimuka bumi harus memberi manfaat bagi
lingkungan, menjadi regulator, memberi kesejukan dan
menyejukan arah kehidupan yang terang benderang (Q.S. Al
Ahzab,3 : 46).
TUJUAN PENCIPTAAN MANUSIA
Tujuan penciptaan manusia adalah untuk penyembahan Allah.
Pengertian penyembahan kepada Allah tidak boleh diartikan
secara sempit, dengan hanya membayangkan aspek ritual yang
tercermin salam solat saja. Penyembahan berarti ketundukan
manusia pada hukum Allah dalam menjalankan kehidupan di
muka bumi, baik ibadah ritual yang menyangkut hubungan
vertical (manusia dengan Tuhan) maupun ibadah sosial yang
menyangkut horizontal ( manusia dengan alam semesta dan
manusia
Dalam hal ini Allah berfirman:Dan aku tidak menciptakan jin
dan manusia, melainkan supaya mereka menyambah-Ku. Aku
tidak menghendaki rezeki sedikitpun dari mereka dan aku tidak
menghendaki supaya mereka memberi aku makan.
Sesungguhnya Allah, Dialah maha pemberi Rezeki yang
mempunyai kekuatan lagi sangat kokoh. (az-Zaariyaat, 51:56-58).
ILMU PENGETAHUAN
LATAR BELAKANG
Ilmu pengetahuan pada dasarnya lahir dan berkembang sebagai
konsekuensi dari usaha-usaha manusia baik untuk memahami
realitas kehidupan dan alam semesta maupun untuk
menyelesaikan permasalahan hidup yang dihadapi, serta
mengembangkan dan melestarikan hasil yang sudah dicapai oleh
manusia sebelumnya. Usaha-usaha tersebut terakumulasi
sedemikian rupa sehingga membentuk tubuh ilmu pengetahuan
yang memiliki strukturnya sendiri.
Ilmu terbagi 2 yakni:
1. Ilmu eksakta adalah spesifikasi keilmuan yang
menitikberatkan pada hukum sebab akibat.
2. humaniora merupakan spesifikasi keilmuan yang membahas
sisi kemanusian selain yang bersangkutan dengan biologis
maupun fisiologisnya
a. Pengertian ilmu pengetahuan secara umum
Pengertian Ilmu adalah pengetahuan tentang sesuatu bidang
yang disusun secara bersistem menurut metode-metode tertentu
yang dapat digunakan untuk menerangkan gejala-gejala tertentu
dibidang (pengetahuan)itu.
b. Kedudukan imu pengetahuan dalam islam
Ilmu menempati kedudukan yang sangat penting dalam
ajaran islam , hal ini terlihat dari banyaknya ayat al-Qur’an yang
memandang orang berilmu dalam posisi yang tinggi dan mulya
disamping hadis-hadis nabi yang banyak memberi dorongan bagi
umatnya untuk terus menuntut ilmu.
salah satu ciri yang membedakan Islam dengan yang lainnya
adalah penekanannya terhadap masalah ilmu (sains), Al quran
dan Al –sunah mengajak kaum muslim untuk mencari dan
mendapatkan Ilmu dan kearifan ,serta menempatkan orang-orang
yang berpengetahuan pada derajat tinggi.
Allah Swt berfirman dalam al-Qur’an yang artinya: Allah
meninggikan beberapa derajat (tingkatan) orang-orang yang
beriman diantara kamu dan orang-orang yang berilmu (diberi
ilmupengetahuan). dan Allah Maha mengetahui aayat di atas
dengan jelas menunjukan bahwa orang yang beriman dan berilmu
akan menjadi memperoleh kedudukan yang tinggi.
Keimanan yang dimiliki seseorang akan menjadi pendorong
untuk menuntut Ilmu, dan Ilmu yang dimiliki seseorang akan
membuat dia sadar betapa kecilnya manusia dihadapan Allah,
sehingga akan tumbuh rasa kepada Allah bila melakukan hal-hal
yang dilarangnya, hal ini sejalan dengan firman Allah:
sesungguhnya yang takut kepada allah diantara hamba –
hambanya hanyaklah ulama (orang berilmu).pa yang kamu
kerjakan.
c. Sumber ilmu pegetahuan
1.wahyu
Arti wahyu dari segi bahasa adalah petunjuk yang di sampaikan
secara sembunyi, atau dengan kata lain wahyu tersebut
menggunakan metode sembunyi-sembunyi dalam
penyampaiannya. Pengertian wahyu Menurut syara' wahyu
adalah pemberitahuan Allah SWT kepada orang yang dipilih dari
beberapa hamba-Nya mengenai beberapa petunjuk dan ilmu
pengetahuan yang hendak diberitahukannya tetapi dengan cara
yang tidak biasa bagi manusia, baik dengan perantaraan atau
tidak dengan perantaraan.
2.ilham
ilham ialah jiwa suatu pengetahuan kedalam jiwa yang meminta
supaya dikerjakan oleh yang menerimanya dengan tidak lebih
dahulu dilakukan ijtihad dalam menyelidiki hujjah- hujjah agama.
[2]
3.naluri
Naluri ialah pembawaan alami yang tidak disadari atau tidak
perlu dipelajari karena memang sudah bawaan (fitrah atau
kodrat) dari Allah Sang Pencipta, yang mendorong untuk berbuat
sesuatu, dan terdapat pada semua jenis makhluk hidup, baik itu
hewan maupun manusia. Biasanya kata naluri digunakan untuk
menunjuk sesuatu berupa pembawaan khas suatu makhluk atau
berupa kasih sayang induk pada anaknya.
4.panca indra
Kelima alat indera itu adalah mata, hidung, telinga / kuping,
kulit dan lidah.
d. Fungsi ilmu pengetahuan
1.Fungsi deskriptif: menggambarkan ,melukiskan dan memaparkan suatu obyek
atau masalah sehingga mudah dipelajari
2. Fungsi pengembangan: menemukan hasil ilmu yang baru
3.Fungsi prediksi: meramalkan kejadian yang besar kemungkinan terjadi sehingga
dapat dicari tindakan percegahannya
4. Fungsi Kontrol: mengendalikan peristiwa yang tidak dikehendaki.
e.Syarat-syarat ilmu
1. Objektif, Ilmu harus memiliki objek kajian yang terdiri dari
satu golongan masalah yang sama sifat hakikatnya, tampak dari
luar maupun bentuknya dari dalam. Objeknya dapat bersifat ada,
atau mungkin ada karena masih harus diuji keberadaannya.
Dalam mengkaji objek, yang dicari adalah kebenaran, yakni
persesuaian antara tahu dengan objek, sehingga disebut
kebenaran objektif; bukan subjektif berdasarkan subjek peneliti
atau subjek penunjang penelitian.
2. Metodis, adalah upaya-upaya yang dilakukan untuk
meminimalisasi kemungkinan terjadinya penyimpangan dalam
mencari kebenaran. Konsekuensinya, harus ada cara tertentu
untuk menjamin kepastian kebenaran. Metodis berasal dari
bahasa Yunani “Metodos” yang berarti: cara, jalan. Secara umum
metodis berarti metode tertentu yang digunakan dan umumnya
merujuk pada metode ilmiah.
3. Sistematis. Dalam perjalanannya mencoba mengetahui dan
menjelaskan suatu objek, ilmu harus terurai dan terumuskan
dalam hubungan yang teratur dan logis sehingga membentuk
suatu sistem yang berarti secara utuh, menyeluruh, terpadu , dan
mampu menjelaskan rangkaian sebab akibat menyangkut
objeknya. Pengetahuan yang tersusun secara sistematis dalam
rangkaian sebab akibat merupakan syarat ilmu yang ketiga.
4. Universal, Kebenaran yang hendak dicapai adalah kebenaran
universal yang bersifat umum (tidak bersifat tertentu). Contoh:
semua segitiga bersudut 180º. Karenanya universal merupakan
syarat ilmu yang keempat. Belakangan ilmu-ilmu sosial
menyadari kadar ke-umum-an (universal) yang dikandungnya
berbeda dengan ilmu-ilmu alam mengingat objeknya adalah
tindakan manusia. Karena itu untuk mencapai tingkat
universalitas dalam ilmu-ilmu sosial, harus tersedia konteks dan
tertentu pula.
5. Religius, segala upaya yang dilakukan dalam mencari ilmu
digunakan dalam upaya mendekatkan diri kepada Sang Pencipta
Ilmu, yaitu Tuhan Yang Maha Esa.
KESIMPULAN
HUBUNGAN MANUSIA DENGAN ILMU PENGETAHUAN
Sebagai makhluk yang paling sempurna diantara makhluk ciptaan
Tuhan yang lainnya, manusia diberi oleh Tuhan beberapa
kelebihan yang tidak dimiliki oleh makhluk lainnya yaitu akal dan
daya nalar. Kemampuan manusia untuk berpikir dan bernalar itu
dimungkinkan pada manusia karena ia memiliki susunan otak
yang paling sempurna dibandingkan dengan otak berbagai jenis
makhluk hidup lainnya. Oleh karena itu, dalam kehidupan seharihari manusia selalu terus berusaha untuk menambah dan
mengumpulkan llmu pengetahuannya. Ilmu pengetahuan yang
didapatkan adalah untuk memelihara bumi ini dari segala
kerusakan, karena manusia diutus untuk menjadi khalifah di muka
bumi ini. Manusia mendapatkan ilmu pengetahuan dari
pengalaman yang didapatkannya ( empiris ) dan juga logika yang
mereka miliki (rasional) dari pengalaman tersebut manusia terusterusan mengolahnya dengan cara berpikir sehingga
menghasilkan suatu ilmu pengetahuan. Manusia yang cerdas
akan mampu menggali kumpulan pengetahuan yang diperlukan
untuk mengelola muka bumi ini. Namun, tidak selamanya
pengetahuan yang diperoleh manusia ini bermanfaat, ada juga
pengetahuan yang ternyata menimbulkan suatu permasalahan
ataupun mudarat.
a.
Ilmu Eksakta/Ilmu Alam
Ilmu alam adalah istilah yang digunakan yang merujuk pada rumpun ilmu dimana obyeknya adalah benda-benda alam dengan hukum-hukum yang pasti
dan umum, berlaku kapan pun dimana pun. Sains (science) diambil dari kata latin scientia yang arti harfiahnya adalah pengetahuan. Sund dan Trowbribge merumuskan bahwa Sains merupakan kumpulan pengetahuan dan proses. Sedangkan
Kuslan Stone menyebutkan bahwa Sains adalah kumpulan pengetahuan dan caracara untuk mendapatkan dan mempergunakan pengetahuan itu. Sains merupakan
produk dan proses yang tidak dapat dipisahkan. "Real Science is both product and
process, inseparably Joint" (Agus. S. 2003: 11).
Sains sebagai proses merupakan langkah-langkah yang ditempuh para ilmuwan untuk melakukan penyelidikan dalam rangka mencari penjelasan tentang gejala-gejala alam. Langkah tersebut adalah merumuskan masalah, merumuskan hipotesis,
merancang eksperimen, mengumpulkan data, menganalisis dan akhimya menyimpulkan. Dari sini tampak bahwa karakteristik yang mendasar dari Sains ialah kuantifikasi artinya gejala alam dapat berbentuk kuantitas.
Tingkat kepastian ilmu alam relatif tinggi mengingat obyeknya yang kongkrit,
karena hal ini ilmu alam lazim juga disebut ilmu pasti. Di samping penggunaan secara tradisional di atas, saat ini istilah "ilmu alam" kadang digunakan mendekati
arti yang lebih cocok dalam pengertian sehari-hari. Dari sudut ini, "ilmu alam" dapat menjadi arti alternatif bagi biologi, terlibat dalam proses-proses biologis, dan
dibedakan dari ilmu fisik(terkait dengan hukum-hukum fisika dan kimia yang mendasari alam semesta.
Cabang-cabang utama dari ilmu alam adalah:
§ Astronomi
Geologi
§ Biologi
Geografi fisik berbasis ilmu
§ Ekologi
Ilmu bumi
§ Fisika
Kimia
b.
Ilmu Humaniora
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi keempat, humaniora berarti “ilmu
pengetahuan (agama, filsafat, sejarah, bahasa, dan sastra, pelbagai cabang seni,
dsb) yang berusaha menafsirkan makna kehidupan manusia di dunia dan berusaha
menafsirkan martabat kepada penghidupan dan eksistensi manusia”. Sedangkan
menurut kamus Merriam-Webster, humaniora yang dalam bahasa Inggris disebut humanities adalah cabang kajian (sebagaimana filsafat, seni, dan bahasa) yang
menyelidiki konsep-konsep dan persoalan-persoalan manusia yang berbeda dengan
proses-proses alami (seperti fisika atau kimia) dan hubungan-hubungan sosial (seperti dalam antropologi atau ekonomi).
Dari pengertian-pengertian di atas, kita bisa menyimpulkan setidaknya dua hal.
Yang pertama, humaniora adalah ilmu yang mengkaji hakikat manusia beserta
persoalan-persoalan manusiawi mereka dengan tujuan untuk meraih kualitas kehidupan yang lebih baik. Karena humaniora mempelajari tentang manusia, oleh karena itu, objek material ilmu ini sebenarnya adalah manusia itu sendiri. Yang kedua,
humaniora terdiri dari cabang-cabang ilmu lain, diantaranya bahasa, sastra, filsafat,
sejarah, dan seni. Ilmu-ilmu ini pada dasarnya sama-sama mengkaji tentang manusia, namun dengan cara yang berbeda-beda. Sebagai contoh, bahasa mengkaji manusia melalui perilaku komunikasi verbal yang dilakukannya. Sastra mengkaji manusia melalui karyanya yang berupa tulisan-tulisan bernilai tinggi yang mencerminkan kedalaman berfikir dan olah rasa. Filsafat mengkaji manusia melalui pemikiran-pemikiran bijaksananya yang selalu ingin menemukan hakikat kebenaran dan
eksistensinya.
HUBUNGAN MANUSIA DENGAN ILMU PENGETAHUAN
Sebagai makhluk yang paling sempurna diantara makhluk ciptaan
Tuhan yang lainnya, manusia diberi oleh Tuhan beberapa
kelebihan yang tidak dimiliki oleh makhluk lainnya yaitu akal dan
daya nalar. Kemampuan manusia untuk berpikir dan bernalar itu
dimungkinkan pada manusia karena ia memiliki susunan otak
yang paling sempurna dibandingkan dengan otak berbagai jenis
makhluk hidup lainnya. Oleh karena itu, dalam kehidupan seharihari manusia selalu terus berusaha untuk menambah dan
mengumpulkan llmu pengetahuannya. Ilmu pengetahuan yang
didapatkan adalah untuk memelihara bumi ini dari segala
kerusakan, karena manusia diutus untuk menjadi khalifah di muka
bumi ini. Manusia mendapatkan ilmu pengetahuan dari
pengalaman yang didapatkannya ( empiris ) dan juga logika yang
mereka miliki (rasional) dari pengalaman tersebut manusia terusterusan mengolahnya dengan cara berpikir sehingga
menghasilkan suatu ilmu pengetahuan. Manusia yang cerdas
akan mampu menggali kumpulan pengetahuan yang diperlukan
untuk mengelola muka bumi ini. Namun, tidak selamanya
pengetahuan yang diperoleh manusia ini bermanfaat, ada juga
pengetahuan yang ternyata menimbulkan suatu permasalahan
ataupun mudarat.
MANUSIA
LATAR BELAKANG
Manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri.
Dalam hidup, manusia selalu berinteraksi dengan sesama serta
dengan lingkungan. Manusia hidup berkelompok baik dalam
kelompok besar maupun dalam kelompok kecil. Hidup dalam
kelompok tentu tidaklah mudah. Untuk menciptakan kondisi
kehidupan yang harmonis anggota kelompok haruslah saling
menghormati dan menghargai. Keteraturan hidup perlu selalu
dijaga.
PENGERTIAN
Menurut Para Ahli
1. NICOLAUS D. & A. SUDIARJA
Manusia adalah bhineka, tetapi tunggal. Bhineka karena ia
adalah jasmani dan rohani akan tetapi tunggal karena jasmani
dan rohani merupakan satu barang
2..ABINENO J.
Manusia adalah “tubuh yang berjiwa” dan bukan “jiwa abadi
yang berada atau yang terbungkus dalam tubuh yang fana”
3.UPANISADS
Manusia adalah kombinasi dari unsur-unsur roh (atman),
jiwa, pikiran, dan prana ataubadan fisik
4.I WAYAN WATRA
Manusia adalah mahluk yang dinamis dengan trias
dinamikanya, yaitu cipta, rasa dan karsa
5.OMAR MOHAMMAD AL-TOUMY AL-SYAIBANY
Manusia adalah mahluk yang paling mulia, manusia adalah
mahluk yang berfikir, dan manusia adalah mahluk yang memiliki
3 dimensi (badan, akal, dan ruh), manusia dalam
pertumbuhannya dipengaruhi faktor keturunan dan lingkungan.
6.ERBE SENTANU
Manusia adalah mahluk sebaik-baiknya ciptaan-Nya. Bahkan
bisa dikatakan bahwa manusia adalah ciptaan Tuhan yang paling
sempurna dibandingkan dengan mahluk yang lain
7.PAULA J. C & JANET W. K
Manusia adalah mahluk terbuka, bebas memilih makna
dalam situasi, mengemban tanggung jawab atas keputusan yang
hidup secara kontinu serta turut menyusun pola berhubungan dan
unggul multidimensi dengan berbagai kemungkinanan.
MANUSIA MENURUT AGAMA ISLAM
Dalam Al-Quran manusia dipanggil dengan beberapa istilah,
antara lain al-insaan, al-naas, al-abd, dan bani adam dan
sebagainya. Al-insaan berarti suka, senang, jinak, ramah, atau
makhluk yang sering lupa. Al-naas berarti manusia (jama’). Al-abd
berarti manusia sebagai hamba Allah. Bani adam berarti anakanak Adam karena berasal dari keturunan nabi Adam.
Namun dalam Al-Quran dan Al-Sunnah disebutkan bahwa
manusia adalah makhluk yang paling mulia dan memiliki berbagai
potensi serta memperoleh petunjuk kebenaran dalam
menjalani kehidupan di dunia dan akhirat.
Peran dan tugas pokok utama manusia di muka bumi:
1.Manusia sebagai a’bid;
artinya hamba Allah,
sebagai hamba Allah dimuka bumi memiliki tugas untuk mengabdi atau
beribadah kepadaNya. Sebagaimana firmannya Q.S.Adz
Dzaariyat, 51: 56:
“Wa maa khalaqtul jinna wal insa illa liya’buduun.”
Artinya: “Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya
mereka menyembah-Ku.”
Dan firman Allah Q.S.Al – Bayyinh ayat 5:
“wamaa umiruu illa liya’budullaha mukhlisiina lahuddin ”
Artinya: “Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menembah Allah
dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya ”
2 Manusia sebagai khalifah;
artinya pemimpin dimuka bumi.
Bila direnungkan dengan mata batin yang mendalam, kemudian
dipakai daya nalar dengan pikiran yang tajam, akan disadari
betapa kehadiran manusia di muka bumi ini bukanlah atas
kemauan sendiri, melainkan merupakan kreasi terindah dari Al
Khalik. Manusia dilahirkan sebagai khalifah, yang harus mampu
mengubah dunia menjadi “Alam abdiyah yang terang benderang”
karena peran manusia sebagai rahmatan lil ’ alamin.
Kehadiran manusia dimuka bumi harus memberi manfaat bagi
lingkungan, menjadi regulator, memberi kesejukan dan
menyejukan arah kehidupan yang terang benderang (Q.S. Al
Ahzab,3 : 46).
TUJUAN PENCIPTAAN MANUSIA
Tujuan penciptaan manusia adalah untuk penyembahan Allah.
Pengertian penyembahan kepada Allah tidak boleh diartikan
secara sempit, dengan hanya membayangkan aspek ritual yang
tercermin salam solat saja. Penyembahan berarti ketundukan
manusia pada hukum Allah dalam menjalankan kehidupan di
muka bumi, baik ibadah ritual yang menyangkut hubungan
vertical (manusia dengan Tuhan) maupun ibadah sosial yang
menyangkut horizontal ( manusia dengan alam semesta dan
manusia
Dalam hal ini Allah berfirman:Dan aku tidak menciptakan jin
dan manusia, melainkan supaya mereka menyambah-Ku. Aku
tidak menghendaki rezeki sedikitpun dari mereka dan aku tidak
menghendaki supaya mereka memberi aku makan.
Sesungguhnya Allah, Dialah maha pemberi Rezeki yang
mempunyai kekuatan lagi sangat kokoh. (az-Zaariyaat, 51:56-58).
ILMU PENGETAHUAN
LATAR BELAKANG
Ilmu pengetahuan pada dasarnya lahir dan berkembang sebagai
konsekuensi dari usaha-usaha manusia baik untuk memahami
realitas kehidupan dan alam semesta maupun untuk
menyelesaikan permasalahan hidup yang dihadapi, serta
mengembangkan dan melestarikan hasil yang sudah dicapai oleh
manusia sebelumnya. Usaha-usaha tersebut terakumulasi
sedemikian rupa sehingga membentuk tubuh ilmu pengetahuan
yang memiliki strukturnya sendiri.
Ilmu terbagi 2 yakni:
1. Ilmu eksakta adalah spesifikasi keilmuan yang
menitikberatkan pada hukum sebab akibat.
2. humaniora merupakan spesifikasi keilmuan yang membahas
sisi kemanusian selain yang bersangkutan dengan biologis
maupun fisiologisnya
a. Pengertian ilmu pengetahuan secara umum
Pengertian Ilmu adalah pengetahuan tentang sesuatu bidang
yang disusun secara bersistem menurut metode-metode tertentu
yang dapat digunakan untuk menerangkan gejala-gejala tertentu
dibidang (pengetahuan)itu.
b. Kedudukan imu pengetahuan dalam islam
Ilmu menempati kedudukan yang sangat penting dalam
ajaran islam , hal ini terlihat dari banyaknya ayat al-Qur’an yang
memandang orang berilmu dalam posisi yang tinggi dan mulya
disamping hadis-hadis nabi yang banyak memberi dorongan bagi
umatnya untuk terus menuntut ilmu.
salah satu ciri yang membedakan Islam dengan yang lainnya
adalah penekanannya terhadap masalah ilmu (sains), Al quran
dan Al –sunah mengajak kaum muslim untuk mencari dan
mendapatkan Ilmu dan kearifan ,serta menempatkan orang-orang
yang berpengetahuan pada derajat tinggi.
Allah Swt berfirman dalam al-Qur’an yang artinya: Allah
meninggikan beberapa derajat (tingkatan) orang-orang yang
beriman diantara kamu dan orang-orang yang berilmu (diberi
ilmupengetahuan). dan Allah Maha mengetahui aayat di atas
dengan jelas menunjukan bahwa orang yang beriman dan berilmu
akan menjadi memperoleh kedudukan yang tinggi.
Keimanan yang dimiliki seseorang akan menjadi pendorong
untuk menuntut Ilmu, dan Ilmu yang dimiliki seseorang akan
membuat dia sadar betapa kecilnya manusia dihadapan Allah,
sehingga akan tumbuh rasa kepada Allah bila melakukan hal-hal
yang dilarangnya, hal ini sejalan dengan firman Allah:
sesungguhnya yang takut kepada allah diantara hamba –
hambanya hanyaklah ulama (orang berilmu).pa yang kamu
kerjakan.
c. Sumber ilmu pegetahuan
1.wahyu
Arti wahyu dari segi bahasa adalah petunjuk yang di sampaikan
secara sembunyi, atau dengan kata lain wahyu tersebut
menggunakan metode sembunyi-sembunyi dalam
penyampaiannya. Pengertian wahyu Menurut syara' wahyu
adalah pemberitahuan Allah SWT kepada orang yang dipilih dari
beberapa hamba-Nya mengenai beberapa petunjuk dan ilmu
pengetahuan yang hendak diberitahukannya tetapi dengan cara
yang tidak biasa bagi manusia, baik dengan perantaraan atau
tidak dengan perantaraan.
2.ilham
ilham ialah jiwa suatu pengetahuan kedalam jiwa yang meminta
supaya dikerjakan oleh yang menerimanya dengan tidak lebih
dahulu dilakukan ijtihad dalam menyelidiki hujjah- hujjah agama.
[2]
3.naluri
Naluri ialah pembawaan alami yang tidak disadari atau tidak
perlu dipelajari karena memang sudah bawaan (fitrah atau
kodrat) dari Allah Sang Pencipta, yang mendorong untuk berbuat
sesuatu, dan terdapat pada semua jenis makhluk hidup, baik itu
hewan maupun manusia. Biasanya kata naluri digunakan untuk
menunjuk sesuatu berupa pembawaan khas suatu makhluk atau
berupa kasih sayang induk pada anaknya.
4.panca indra
Kelima alat indera itu adalah mata, hidung, telinga / kuping,
kulit dan lidah.
d. Fungsi ilmu pengetahuan
1.Fungsi deskriptif: menggambarkan ,melukiskan dan memaparkan suatu obyek
atau masalah sehingga mudah dipelajari
2. Fungsi pengembangan: menemukan hasil ilmu yang baru
3.Fungsi prediksi: meramalkan kejadian yang besar kemungkinan terjadi sehingga
dapat dicari tindakan percegahannya
4. Fungsi Kontrol: mengendalikan peristiwa yang tidak dikehendaki.
e.Syarat-syarat ilmu
1. Objektif, Ilmu harus memiliki objek kajian yang terdiri dari
satu golongan masalah yang sama sifat hakikatnya, tampak dari
luar maupun bentuknya dari dalam. Objeknya dapat bersifat ada,
atau mungkin ada karena masih harus diuji keberadaannya.
Dalam mengkaji objek, yang dicari adalah kebenaran, yakni
persesuaian antara tahu dengan objek, sehingga disebut
kebenaran objektif; bukan subjektif berdasarkan subjek peneliti
atau subjek penunjang penelitian.
2. Metodis, adalah upaya-upaya yang dilakukan untuk
meminimalisasi kemungkinan terjadinya penyimpangan dalam
mencari kebenaran. Konsekuensinya, harus ada cara tertentu
untuk menjamin kepastian kebenaran. Metodis berasal dari
bahasa Yunani “Metodos” yang berarti: cara, jalan. Secara umum
metodis berarti metode tertentu yang digunakan dan umumnya
merujuk pada metode ilmiah.
3. Sistematis. Dalam perjalanannya mencoba mengetahui dan
menjelaskan suatu objek, ilmu harus terurai dan terumuskan
dalam hubungan yang teratur dan logis sehingga membentuk
suatu sistem yang berarti secara utuh, menyeluruh, terpadu , dan
mampu menjelaskan rangkaian sebab akibat menyangkut
objeknya. Pengetahuan yang tersusun secara sistematis dalam
rangkaian sebab akibat merupakan syarat ilmu yang ketiga.
4. Universal, Kebenaran yang hendak dicapai adalah kebenaran
universal yang bersifat umum (tidak bersifat tertentu). Contoh:
semua segitiga bersudut 180º. Karenanya universal merupakan
syarat ilmu yang keempat. Belakangan ilmu-ilmu sosial
menyadari kadar ke-umum-an (universal) yang dikandungnya
berbeda dengan ilmu-ilmu alam mengingat objeknya adalah
tindakan manusia. Karena itu untuk mencapai tingkat
universalitas dalam ilmu-ilmu sosial, harus tersedia konteks dan
tertentu pula.
5. Religius, segala upaya yang dilakukan dalam mencari ilmu
digunakan dalam upaya mendekatkan diri kepada Sang Pencipta
Ilmu, yaitu Tuhan Yang Maha Esa.
KESIMPULAN
HUBUNGAN MANUSIA DENGAN ILMU PENGETAHUAN
Sebagai makhluk yang paling sempurna diantara makhluk ciptaan
Tuhan yang lainnya, manusia diberi oleh Tuhan beberapa
kelebihan yang tidak dimiliki oleh makhluk lainnya yaitu akal dan
daya nalar. Kemampuan manusia untuk berpikir dan bernalar itu
dimungkinkan pada manusia karena ia memiliki susunan otak
yang paling sempurna dibandingkan dengan otak berbagai jenis
makhluk hidup lainnya. Oleh karena itu, dalam kehidupan seharihari manusia selalu terus berusaha untuk menambah dan
mengumpulkan llmu pengetahuannya. Ilmu pengetahuan yang
didapatkan adalah untuk memelihara bumi ini dari segala
kerusakan, karena manusia diutus untuk menjadi khalifah di muka
bumi ini. Manusia mendapatkan ilmu pengetahuan dari
pengalaman yang didapatkannya ( empiris ) dan juga logika yang
mereka miliki (rasional) dari pengalaman tersebut manusia terusterusan mengolahnya dengan cara berpikir sehingga
menghasilkan suatu ilmu pengetahuan. Manusia yang cerdas
akan mampu menggali kumpulan pengetahuan yang diperlukan
untuk mengelola muka bumi ini. Namun, tidak selamanya
pengetahuan yang diperoleh manusia ini bermanfaat, ada juga
pengetahuan yang ternyata menimbulkan suatu permasalahan
ataupun mudarat.
a.
Ilmu Eksakta/Ilmu Alam
Ilmu alam adalah istilah yang digunakan yang merujuk pada rumpun ilmu dimana obyeknya adalah benda-benda alam dengan hukum-hukum yang pasti
dan umum, berlaku kapan pun dimana pun. Sains (science) diambil dari kata latin scientia yang arti harfiahnya adalah pengetahuan. Sund dan Trowbribge merumuskan bahwa Sains merupakan kumpulan pengetahuan dan proses. Sedangkan
Kuslan Stone menyebutkan bahwa Sains adalah kumpulan pengetahuan dan caracara untuk mendapatkan dan mempergunakan pengetahuan itu. Sains merupakan
produk dan proses yang tidak dapat dipisahkan. "Real Science is both product and
process, inseparably Joint" (Agus. S. 2003: 11).
Sains sebagai proses merupakan langkah-langkah yang ditempuh para ilmuwan untuk melakukan penyelidikan dalam rangka mencari penjelasan tentang gejala-gejala alam. Langkah tersebut adalah merumuskan masalah, merumuskan hipotesis,
merancang eksperimen, mengumpulkan data, menganalisis dan akhimya menyimpulkan. Dari sini tampak bahwa karakteristik yang mendasar dari Sains ialah kuantifikasi artinya gejala alam dapat berbentuk kuantitas.
Tingkat kepastian ilmu alam relatif tinggi mengingat obyeknya yang kongkrit,
karena hal ini ilmu alam lazim juga disebut ilmu pasti. Di samping penggunaan secara tradisional di atas, saat ini istilah "ilmu alam" kadang digunakan mendekati
arti yang lebih cocok dalam pengertian sehari-hari. Dari sudut ini, "ilmu alam" dapat menjadi arti alternatif bagi biologi, terlibat dalam proses-proses biologis, dan
dibedakan dari ilmu fisik(terkait dengan hukum-hukum fisika dan kimia yang mendasari alam semesta.
Cabang-cabang utama dari ilmu alam adalah:
§ Astronomi
Geologi
§ Biologi
Geografi fisik berbasis ilmu
§ Ekologi
Ilmu bumi
§ Fisika
Kimia
b.
Ilmu Humaniora
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi keempat, humaniora berarti “ilmu
pengetahuan (agama, filsafat, sejarah, bahasa, dan sastra, pelbagai cabang seni,
dsb) yang berusaha menafsirkan makna kehidupan manusia di dunia dan berusaha
menafsirkan martabat kepada penghidupan dan eksistensi manusia”. Sedangkan
menurut kamus Merriam-Webster, humaniora yang dalam bahasa Inggris disebut humanities adalah cabang kajian (sebagaimana filsafat, seni, dan bahasa) yang
menyelidiki konsep-konsep dan persoalan-persoalan manusia yang berbeda dengan
proses-proses alami (seperti fisika atau kimia) dan hubungan-hubungan sosial (seperti dalam antropologi atau ekonomi).
Dari pengertian-pengertian di atas, kita bisa menyimpulkan setidaknya dua hal.
Yang pertama, humaniora adalah ilmu yang mengkaji hakikat manusia beserta
persoalan-persoalan manusiawi mereka dengan tujuan untuk meraih kualitas kehidupan yang lebih baik. Karena humaniora mempelajari tentang manusia, oleh karena itu, objek material ilmu ini sebenarnya adalah manusia itu sendiri. Yang kedua,
humaniora terdiri dari cabang-cabang ilmu lain, diantaranya bahasa, sastra, filsafat,
sejarah, dan seni. Ilmu-ilmu ini pada dasarnya sama-sama mengkaji tentang manusia, namun dengan cara yang berbeda-beda. Sebagai contoh, bahasa mengkaji manusia melalui perilaku komunikasi verbal yang dilakukannya. Sastra mengkaji manusia melalui karyanya yang berupa tulisan-tulisan bernilai tinggi yang mencerminkan kedalaman berfikir dan olah rasa. Filsafat mengkaji manusia melalui pemikiran-pemikiran bijaksananya yang selalu ingin menemukan hakikat kebenaran dan
eksistensinya.
HUBUNGAN MANUSIA DENGAN ILMU PENGETAHUAN
Sebagai makhluk yang paling sempurna diantara makhluk ciptaan
Tuhan yang lainnya, manusia diberi oleh Tuhan beberapa
kelebihan yang tidak dimiliki oleh makhluk lainnya yaitu akal dan
daya nalar. Kemampuan manusia untuk berpikir dan bernalar itu
dimungkinkan pada manusia karena ia memiliki susunan otak
yang paling sempurna dibandingkan dengan otak berbagai jenis
makhluk hidup lainnya. Oleh karena itu, dalam kehidupan seharihari manusia selalu terus berusaha untuk menambah dan
mengumpulkan llmu pengetahuannya. Ilmu pengetahuan yang
didapatkan adalah untuk memelihara bumi ini dari segala
kerusakan, karena manusia diutus untuk menjadi khalifah di muka
bumi ini. Manusia mendapatkan ilmu pengetahuan dari
pengalaman yang didapatkannya ( empiris ) dan juga logika yang
mereka miliki (rasional) dari pengalaman tersebut manusia terusterusan mengolahnya dengan cara berpikir sehingga
menghasilkan suatu ilmu pengetahuan. Manusia yang cerdas
akan mampu menggali kumpulan pengetahuan yang diperlukan
untuk mengelola muka bumi ini. Namun, tidak selamanya
pengetahuan yang diperoleh manusia ini bermanfaat, ada juga
pengetahuan yang ternyata menimbulkan suatu permasalahan
ataupun mudarat.