IDENTIFIKASI PERATURAN PERUNDANG UNDANGA (1)

IDENTIFIKASI PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
PENDUKUNG PARTISIPASI ANAK DALAM PERENCANAAN
TATA RUANG DI KOTA SURABAYA
(IDENTIFICATION OF REGULATION LEGISLATION SUPPORTING
CHILDREN'S PARTICIPATION IN SPATIAL PLANNING IN SURABAYA)

Oleh:
Dewangga Putra Adiwena, S.T.
Dr. Ir. Eko Budi Santoso, Lic.Rer.Reg
Bidang Manajemen Pembangunan Kota
Program Studi Pasca Sarjana Arsitektur
Instititut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya
2016

IDENTIFIKASI PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
PENDUKUNG PARTISIPASI ANAK DALAM PERENCANAAN
TATA RUANG DI KOTA SURABAYA
IDENTIFICATION OF REGULATION LEGISLATION SUPPORTING
CHILDREN'S PARTICIPATION IN SPATIAL PLANNING IN
SURABAYA

1, 2

Dewangga Putra Adiwena1 dan Eko Budi Santoso2
Bidang Manajemen Pembangunan Kota, Program Studi Pasca Sarjana Arsitektur,
Instititut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya
E-mail: dewayangitu@gmail.com
ABSTRACT

Participation of children is one of children's rights that have been ratified currently the CRC in
1989 by members of the United Nations, to follow up on it later Indonesia have enacted - Law
No. 23 of 2002 on Protection of children who changes through Law No. 35 year 2014 on the
Amendment of Act No. 23 of 2007 on Child Protection and Regulation of the State Minister of
Women Empowerment and Child Protection number 12 Year 2011 on Indicators Regency / City
Proper Child. A city that are committed to realize the City Proper Child is the City Surabaya by
establish Children Forum and initiate programs Iki Kampunge Arek Suroboyo (IKAS) and still
not involve the participation of children in the planning of the KRA. Surabaya as cities that
have committed to give the City of Eligible Children should facilitate the involvement of
children in spatial planning in a laws and regulations at the level of the city of Surabaya. This
study aims to identify the legislation supporting children's participation in spatial planning in
the city of Surabaya using qualitative research strategy, the results of this study will be known

whether Surabaya own laws and regulations that regulate children's participation in spatial
planning.
Keywords: child participation, laws and regulations, spatial planning

ABSTRAK
Partisipasi anak merupakan salah satu hak anak yang telah diratifikasi saat Konvensi Hak Anak
tahun 1989 oleh negara anggota Persatuan Bangsa-Bangsa, untuk menindaklanjuti hal tersebut
kemudian Indonesia menetapkan Undang – Undang Nomor 23 tahun 2002 tentang Perlindungan
anak yang mengalami perubahan melalui Undang – Undang Nomor 35 tahun 2014 tentang
Perubahan atas Undang – Undang nomor 23 Tahun 2007 tentang Perlindungan Anak serta
Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Nomor 12 Tahun
2011 tentang Indikator Kabupaten/Kota Layak Anak. Salah satu kota yang berkomitmen untuk
mewujudkan Kota Layak Anak yaitu Kota Surabaya dengan membentuk program Forum Anak
dan menginisiasi Iki Kampunge Arek Suroboyo (IKAS) namun masih belum melibatkan peran
serta anak dalam perencanaan KRA tersebut. Surabaya sebagai kota yang telah berkomitmen
mewujudkan Kota Layak Anak harus mengatur keterlibatan anak dalam perencanaan tata ruang
dalam sebuah peraturan perundang-undangan di tingkat Kota Surabaya. Penelitian ini bertujuan
untuk mengidentifikasi peraturan perundang-undangan pendukung partisipasi anak dalam

perencanaan tata ruang di kota surabaya dengan menggunakan strategi penelitian kualitatif,

hasil dari penelitian ini akan diketahui apakah Kota Surabaya sudah memiliki peraturan
perundang-undangan yang mengatur partisipasi anak dalam perencanaan tata ruang.
Kata Kunci: partisipasi anak, peraturang perundang-undangan, perencanaan tata ruang

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di perkotaan anak-anak (usia 0-19 tahun) merupakan kelompok dominan,
namun hak-hak anak belum menjadi prioritas utama dalam pembangunan kota. Salah
satunya pada proses perencanaan tata ruang kota. Meskipun telah dilaksanakannya
Konvensi Hak Anak oleh PBB yang kemudian melahirkan konsep Child-Friendly City
atau di Indonesia lebih dikenal dengan Kota Layak Anak, belum dapat menjamin
terpenuhinya hak-hak anak, terutama hak anak untuk ikut berpartisipasi dalam
perencanaan tata ruang (Bartlett, 1997; UNICEF, 2012).
Salah satu kota di Indonesia yang berkomitmen untuk mewujudkan Kota Layak
Anak adalah Kota Surabaya. Kota Surabaya juga telah meraih berbagai penghargaan
sebagai Kota Layak Anak. Salah satu cara untuk memenuhi hak anak, Kota Surabaya
membentuk Forum Anak sebagai salah satu wadah bagi anak untuk menyalurkan
aspirasi, keinginan dan kebutuhan atau hak-haknya yang belum terpenuhi (Noeswantari,
2015; Soeprayitno, 2015). Namun, cara tersebut belum dapat memenuhi secara merata
hak anak untuk ikut serta/ berpartisipasi dalam perencanaan tata ruang. Hal tersebut

dapat dilihat dari belum meratanya Forum Anak di Kota Surabaya. Forum Anak hanya
terdapat di beberapa kecamatan serta beberapa sekolah di Surabaya sehingga tidak
seluruh wilayah di Surabaya memiliki wadah untuk anak berpartisipasi. Kota Surabaya
juga telah menginisiasi Kampung Ramah Anak (KRA) melalui program Inisiasi
Kampunge Arek Suroboyo (IKAS) (Setiawan, 2102). Namun pada kenyataannya, anak
belum dilibatkan dalam proses perencanaan di lingkungan tempat tinggalnya sendiri.
Dalam perencanaan tata ruang Kota Surabaya, anak belum dilibatkan dalam
Musrenbang Surabaya tahun 2016, hal ini menujukkan bahwa masih belum optimalnya
upaya Kota Surabaya dalam melibatkan anak untuk menuju Surabaya menjadi Kota
Layak Anak (“Musrenbang Surabaya 2016 Fokus Peningkatan Kualitas SDM,” 2016;
Setiawan, 2102). Sebagai kota yang telah berkomitmen menuju Kota Layak Anak, Kota
Surabaya harus menempatkan anak dalam pusat pembangunan serta mengarusutamakan

kepentingan anak dalam perencanaan pembangunan kota, hal tersebut dapat terwujud
dengan keterlibatan anak dalam proses perencanaan pembangunan kota Surabaya.
B. Masalah
Belum optimalnya usaha (baik oleh pemerintah maupun masyarakat) dalam
memenuhi hak anak untuk berpartisipasi dalam perencanan tata ruang dapat dilihat juga
dari keberadaan peraturan perundang-undangan yang sifatnya legal dan mengikat.
Keberadaan peraturan perundang-undangan tentang partisipasi anak dalam perencanaan

tata ruang dapat menjadi acuan dalam pemenuhan hak anak di perkotaan. Berdasarkan
hal tersebut, maka keberadaan peraturan perundang-undangan pendukung partisipasi
anak dalam perencanaan tata ruang di suatu kota sangat penting adanya, terutama di
kota besar seperti Kota Surabaya.
C. Rangkuman Kajian Teoritik
Partisipasi anak merupakan bentuk atau sebuah peluang dari anak untuk
mengekspresikan sesuai pandangan, pegaruh dalam membuat keputusan serta
perubahan yang dilaksanakan atas kesadaran dan pemahaman anak, hal tersebut harus
sudah dijamin oleh pemerintah dalam kegiatan musyawarah pembangunan (O’ Kane,
2013; Riggio, 2002; Sasmita, 2015). Perencanaan yang melibatkan anak dilibatkan sejak
prosess pendidikan melalui pelatihan, perancangan, memberikan alternatif perencanaan
serta usulan, konstruksi hingga evaluasi dilakukan untuk menjamin perencanaan dan
perancangan sesuai untuk anak – anak (Francis & Lorenzo, 2002; O’ Kane, 2013;
Purnamasari, 2008).
Keterlibatan anak dalam program pemerintah dapat mendapatkan kepercayaan
dari masyarakat karena pemerintah telah dipandang untuk mempertimbangakan suara,
aspirasi, gagasan, kebutuhan, kepentingan dan tuntutan yang diutarakan oleh anak hal
tersebut dapat dilakukan apabila pemerintah telah menyusun kebijakan yang
mendukung partisipasi anak dalam perencanaan pembangunan kota (Purnamasari, 2008;
Sasmita, 2015). Pemerintah membuka akses bagi keterlibatan anak terhadap

kepentingan mereka yang kemudian menjadi masukan bagi pemerintah dalam
menentukan kebijakan selanjutnya, akses tersebut bukan hanya dalam hal pengelolaan
dalam pelayanan publik atau kebijakan lainnya tetap juga fungsi kontrol yang
didapatkan oleh masyarakat terhadap pemerintah, karena masyarakat memiliki
kepentingan terhadap kebijakan yang dalam proses perencanaannya merupakan hasil

penjaringan aspirasi masyarakat (Sasmita, 2015). Fungsi kontrol tersebut tidak hanya
milik masyarakat, namun pemerintah juga memiliki fungsi kontrol berupa sanksi kepada
masyarakat agar masyarakat menjalankan kebijakan yang telah disepakati bersama
(Sasmita, 2015).
Partisipasi anak harus dilakukan dalam setiap proses perencanaan, terutama
dalam musyawarah pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah. Partisipasi tersebut
mencakup mengenai pendapat mereka mengenai lingkungan fisik kota yang anak – anak
inginkan. Indikator dukungan pemerintah menjadi penting karena implementasi
perlindungan hak anak serta perlibatan anak dalam perencanaan pembangunan kota
Surabaya lebih rasional untuk dilakukan, variabel yang termasuk dalam indikator
dukungan pemerintah ialah variabel legalitas.
D. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi peraturan perundang-undangan
pendukung partisipasi anak dalam perencanaan tata ruang di Kota Surabaya.

METODE PENELITIAN
A. Jenis penelitian
Paradigma penelitian yang digunakan adalah positivistik yang bergantung pada
pengamatan peneliti. Penelitian ini menggunakan strategi penelitian kualitatif yang
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan
perilaku yang diamati dengan menggunakan latar alamiah untuk menafsirkan fenomena
yang terjadi melalui wawancara, pengamatan dan pemanfaatan dokumen. Melalui
strategi tersebut, pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah inerpretivism
yaitu interpretasi dari partisipan dan peneliti.
B. Variabel
Berdasarkan kajian teoritik, variabel yang digunakan dalam analisa penelitian
ini adalah:
1. Legalitas pendukung partisipasi anak
a. Definisi Operasional: dasar hukum berupa peraturan yang mendukung
partisipasi anak dalam perencanaan pembangunan sebuah kota.
b. Parameter: Ada/Tidak Ada dasar hukum yang mendukung partisipasi anak dalam
perencanaan pembangunan sebuah kota.

C. Teknik Analisis Data
Teknik Analisa Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif

kualitatif yaitu dengan membuat pengelompokan data atau clustering (Groat & Wang,
2013).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 16 Tahun 2006 tentang
Jenis dan Bentuk Produk Hukum Daerah, pada Pasal 2 menyebutkan bahwa jenis dan
bentuk produk hukum daerah terdiri dari :
1. Peraturan Daerah
2. Peraturan Kepala Daerah
3. Peraturan Bersama Kepala Daerah
4. Keputusan Kepala Daerah
5. Instruksi Kepala Daerah
Kota Surabaya memiliki Peraturan Daerah Kota Surabaya Nomor 6 Tahun 2011
tentang Penyelenggaraan Perlindungan Anak, yang kemudian ditindaklanjuti dalam
Instruksi Walikota Surabaya Nomor 7 Tahun 2011 tentang Pelaksanaan Peraturan
Daerah Kota Surabaya Nomor 6 Tahun 2011 tentang Penyelenggaraan Perlindungan
Anak. Pada Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2011 tentang Pemyelenggaraan
Perlindungan Anak, sudah mengatur mengenai pembentukan Forum Partisipasi Anak
sebagai organisasi yang mewadahi aspirasi anak dan/atau kelompok anak yang ada di
Surabaya. Forum Partisipasi anak merupakan representasi anak di Kota Surabaya, baik
representasi domisili geografis anak, komponen kelompok sosial budaya anak dan latar

belakang pendidikan anak, agar anak – anak mendapatkan perhatian serta akan
diakomodir pendapatnya dalam setiap penyusunan kebijakan yang terkait dengan anak.
Dalam Peraturan Daerah Kota Surabaya Nomor 6 Tahun 2011 tentang Pemyelenggaraan
Perlindungan Anak tidak menyebutkan bahwa setiap proses perencanaan tata ruang di
Kota Surabaya harus melibatkan partisipasi anak, baik dalam tahap pencerdasan,
penjaringan usulan, implementasi dan evaluasi. Berikut adalah Tabel Identifikasi
Variabel Penelitian ini yaitu Legalitas Pendukung Partisipasi Anak di Kota Surabaya.
Tabel 1. Identifikasi Variabel Penelitian

N
Identifikasi Variabel Penelitian
Ada
o
Legalitas pendukung partisipasi anak di Kota Surabaya
A Paraturan Daerah Kota Surabaya
B Peraturan Walikota Surabaya
C Peraturan Bersama Walikota Surabaya
D Keputusan Kepala Daerah
E Instruksi Kepala Daerah
Sumber: Analisa, 2016


Tidak Ada
V
V
V
V
V

Berdasarkan hasil identifikasi pada tabel 1 dan penjelasan sebelumnya, maka
dapat disimpulkan bahwa Kota Surabaya belum memiliki peraturan perundangundangan yang mendukung dan mengatur partisipasi anak dalam perencanaan tata ruang
di Kota Surabaya.
KESIMPULAN
Salah satu hak anak adalah untuk ikut serta/ berpartisipasi dalam perencanaan
dan pembangunan kota. Sehingga apa yang menjadi hak dan keinginan anak terhadap
kota serta tempat tinggalnya dapat terakomodasi. Sejauh ini di Kota Surabaya hanya
terdapat Forum Anak yang keberadaannya belum merata di Kota Surabaya. Hak anak
untuk ikut serta/ berpartisipasi dalam perencanaan dan pembangunan kota harusnya
dapat diwadahi oleh Pemerintah Kota Surabaya terutama dalam bentuk yang legal dan
mengikat. Namun Kota Surabaya belum memiliki peraturan perundang-undangan yang
mendukung dan memuat partisipasi anak dalam perencanaan tata ruang di Kota

Surabaya.
Beberapa peraturan perundang-undangan tentang anak yang sudah ada di Kota
Surabaya seperti Peraturan Daerah Kota Surabaya Nomor 6 Tahun 2011 tentang
Penyelenggaraan Perlindungan Anak dan Instruksi Walikota Surabaya Nomor 7 Tahun
2011 tentang Pelaksanaan Peraturan Daerah Kota Surabaya Nomor 6 Tahun 2011
tentang Penyelenggaraan Perlindungan Anak, akan tetapi hanya Perda Kota Surabaya
No.6/2011 tentang Penyelenggaraan Perlindungan Anak yang memuat mengenai Forum
Partisipasi Anak yaitu pada BAB VII Forum Partisipasi Anak Pasal 21. Pasal tersebut
menjelaskan mengenai adanya kewajiban Pemerintah Daerah untuk memfasilitasi
terbentuknya forum partisipasi anak serta adanya suatu keharusan bagi Pemerintah
Daerah dalam untuk memperhatikan dan mengakomodasi pendapat anak dalam

penyusunan kebijakan terkait dengan anak. Pada penjelasan pasal juga telah disebutkan
bentuk kegiatan Forum Partisipasi Anak dapat berupa capacity building, kelompok
belajar, dan pelatihan daur ulang.
Berdasarkan pasal tersebut dapat diketahui bahwa sejatinya dalam setiap proses
penyusunan kebijakan, dalam hal ini adalah perencanaan tata ruang, Pemerintah Daerah
harus menjaring aspirasi anak, tetapi pada Musrenbang 2016 tidak ada keterlibatan anak
dalam prosesnya. Pemerintah Daerah Kota Surabaya harus lebih meningkatkan
komitmen melibatkan anak dalam proses perencanaan tata ruang melalui Forum
Partisipasi Anak yang sudah tercantum dalam salah satu peraturan perundang-undangan
yang sifatnya legal dan mengikat.
REFERENSI
Bartlett, S. (1997). No Place to Play : Implications for the Interaction of Parents and
Children.

Journal

of

Children

and

Proverty,

(785022307).

http://doi.org/10.1080/10796129708412204
Francis, M., & Lorenzo, R. (2002). Seven Realms of Children’S Participation. Journal
of

Environmental

Psychology,

22(1-2),

157–169.

http://doi.org/10.1006/jevp.2001.0248
Groat, L., & Wang, D. (2013). Architectural Research Methods. Research Methods
(Second, Vol. 25). http://doi.org/10.1007/s13398-014-0173-7.2
Musrenbang Surabaya 2016 Fokus Peningkatan Kualitas SDM. (2016, March 30).
Kabar

Progresif.

Surabaya.

Retrieved

from

http://www.kabarprogresif.com/2016/03/musrenbang-surabaya-2016-fokus.html
Noeswantari, D. (2015). Kota Layak Anak: Pengalaman dari Kota Surabaya. Retrieved
from

http://www.samitraabhaya.or.id/index.php/2015/11/13/kota-layak-anak-

pengalaman-dari-kota-surabaya/
O’ Kane, C. (2013). Children ’ s Participation in the Analysis , Planning and Design of
Programmes: A guide for Save the Children staff.
Purnamasari, I. (2008). STUDI PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PERENCANAAN
PEMBANGUNAN

DI

KECAMATAN

CIBADAK

KABUPATEN

SUKABUMI.

UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG.
Riggio, E. (2002). Child friendly cities : good governance in the best interests of the

child. Enviroment & Urbanization, 14(2), 45–58.
Sasmita, D. (2015). PARTISIPASI FORUM ANAK DALAM KEBIJAKAN KOTA
SURAKARTA MENUJU KOTA LAYAK ANAK.
Setiawan, H. (2102). Capacity Building Forum Anak Surabaya. Retrieved from
http://setia1heri.com/2012/12/09/capacity-building-forum-anak-surabaya/
Soeprayitno. (2015). Anak Non-KK Jadi Korban Diskriminasi. Retrieved April 22,
2016,

from

http://daerah.sindonews.com/read/1025891/151/anak-non-kk-jadi-

korban-diskriminasi-1437708126
UNICEF. (2012). The State of the World’s Children 2012: Children in an Urban World.
United

Nations

Children’s

Fund

(UNICEF).

https://books.google.co.id/books?id=yUQgYAAACAAJ

Retrieved

from

Dokumen yang terkait

ANALISIS PENGARUH PERATURAN PEMERINTAH NO.58 TAHUN 2005 TERHADAP AKUNTABILITAS KEUANGAN PEMERINTAH KABUPATEN BONDOWOSO

2 44 15

IDENTIFIKASI INSEKTA DI TAMAN HUTAN RAYA R. SOERJO SEBAGAI SUMBER BELAJAR BIOLOGI DALAM BENTUK BUKU SAKU

4 92 26

EFEKTIFITAS ISI PESAN MEDIA BANNER DALAM SOSIALISASI PERATURAN PENERTIBAN BERPENAMPILAN PADA PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU MAHASISWA (Studi pada Mahasiswa FISIP UMM)

2 59 22

IDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR PENGHAMBAT KOMUNIKASI GURU DENGAN ORANG TUA WALI MURID DI TK LUAR BIASA PUTRA JAYA MALANG

1 74 26

EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PENEMPATAN TENAGA KERJA INDONESIA DI LUAR NEGERI (PTKLN) BERDASARKAN PERATURAN DAERAH PROPINSI JAWA TIMUR NO.2 TAHUN 2004 BAB II PASAL 2 DI KABUPATEN BONDOWOSO (Studi Kasus pada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupa

3 68 17

IDENTIFIKASI PERUBAHAN STRUKTUR PEREKONOMIAN DAN SEKTOR KUNCI PROPINSI JAWA TIMUR (MENGGUNAKAN TABEL I-O TAHUN 2000 & 2006)

0 45 12

IDENTIFIKASI TIPE TRIKOMATA PADA HELAIAN ( LAMJNA) DAUN SUKU SOLANACEAE

0 22 13

KAJIAN YURIDIS PENGAWASAN OLEH PANWASLU TERHADAP PELAKSANAAN PEMILUKADA DI KOTA MOJOKERTO MENURUT PERATURAN BAWASLU NO 1 TAHUN 2012 TENTANG PENGAWASAN PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH

1 68 95

RECONSTRUCTION PROCESS PLANNING REGULATORY FRAMEWORK IN THE REGIONAL AUTONOMY (STUDY IN THE FORMATION OF REGULATION IN THE REGENCY LAMPUNG MIDDLE ) REKONSTRUKSI PERENCANAAN PERATURAN DAERAH DALAM KERANGKA OTONOMI DAERAH (STUDI PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH

0 34 50

RECONSTRUCTION PROCESS PLANNING REGULATORY FRAMEWORK IN THE REGIONAL AUTONOMY (STUDY IN THE FORMATION OF REGULATION IN THE REGENCY LAMPUNG MIDDLE ) REKONSTRUKSI PERENCANAAN PERATURAN DAERAH DALAM KERANGKA OTONOMI DAERAH (STUDI PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH

0 17 50