Dalam Mekanisme Pemutakhiran Mandiri (MPM) Data Terpadu Program Penanganan Fakir Miskin

PETUNJUK PELAKSANAAN Verifikasi/VALIDASI DATA RUMAH TANGGA

  Dalam Mekanisme Pemutakhiran Mandiri (MPM) Data Terpadu Program Penanganan Fakir Miskin Februari 2017

  PETUNJUK PELAKSANAAN Verifikasi/VALIDASI DATA RUMAH TANGGA Dalam Mekanisme Pemutakhiran Mandiri (MPM) Data Terpadu Program Penanganan Fakir Miskin

Daftar Isi

  Kata Pengantar

  7

  1. Pendahuluan 9-11

  2. Tujuan dan Cakupan Kegiatan 13-14

  3. Pelaksana Kegiatan 15-17

  4. Metode Pengumpulan Data 19-21

  5. Instrumen dan Cara Pengisian Data 23-74 Blok

  I. Pengenalan Tempat 25-28 Blok II. Keterangan Petugas dan Responden 28-29 Blok

  III. Keterangan Perumahan 29-43 Blok IV. Keterangan Sosial Ekonomi Anggota Rumah Tangga 43-67 Blok V. Kepemilikan Aset dan Keikutsertaan Program 67-74

  Lampiran 75-82

KATA PENGANTAR SEKRETARIS EKSEKUTIF TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN (TNP2K)

  Akurasi dan validitas data sasaran peserta atau penerima manfaat program menjadi faktor yang sangat penting dalam upaya meningkatkan efektivitas program penanggulangan kemiskinan dan perlindungan sosial. Sejak lebih dari satu dekade lalu, pemerintah Indonesia telah merintis upaya pembangunan sebuah pangkalan data untuk sasaran program-program penanggulangan kemiskinan dan perlindungan sosial. Saat ini pemerintah Indonesia telah memiliki Data Terpadu Program Penanganan Fakir Miskin (Data Terpadu PPFM) yang dikelola oleh Kelompok Kerja (Pokja) Pengelola Data Terpadu PPFM. Data Terpadu PPFM memuat data terperinci rumah tangga miskin dan kurang mampu di Indonesia yang mencakup data karakteristik sosial-ekonomi rumah tangga, nama, alamat, Nomor Induk Kependudukan (NIK), dan nomor Kartu Keluarga. Mengingat bahwa kondisi-sosial ekonomi masyarakat bersifat dinamis, pemerintah Indonesia saat ini mengembangkan Mekanisme Pemutakhiran Mandiri (MPM), yaitu mekanisme untuk memutakhirkan Data Terpadu PPFM melalui keterlibatan aktif dan mandiri rumah tangga miskin atau kurang mampu serta pemerintah daerah. Proses pemutakhiran Data Terpadu PPFM melalui MPM terdiri atas 5 tahap utama, yaitu pendaftaran, identifikasi awal, verifikasi data rumah tangga, pemeringkatan ulang rumah tangga dalam Data Terpadu PPFM, dan pemutakhiran data sasaran program. Pelaksanaan tahap pendaftaran, identifikasi awal, dan verifikasi data rumah tangga dalam MPM menjadi tanggung jawab pemerintah daerah. Sementara itu, tahap pemeringkatan ulang rumah tangga dan pemutakhiran data sasaran program menjadi tanggung jawab Pokja Pengelola Data Terpadu PPFM. Standardisasi dalam pelaksanaan verifikasi/validasi data rumah tangga sangat penting untuk memastikan bahwa data yang dikumpulkan lengkap dan tepat. Kelengkapan dan ketepatan data rumah tangga sangat memengaruhi hasil pemeringkatan rumah tangga yang pada akhirnya akan berkontribusi besar bagi upaya untuk mengurangi exclusion error dan inclusion error dalam penetapan sasaran program. Karena itu, Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan menyusun buku Petunjuk Pelaksanaan Verifikasi dan Validasi Data Rumah Tangga dalam Mekanisme Pemutakhiran Mandiri Data Terpadu Program Penanganan Fakir Miskin sebagai panduan teknis pelaksanaan tahap 3 Mekanisme Pemutakhiran Mandiri (tahap verifikasi data rumah tangga).

  Buku panduan ini merupakan dokumen yang diharapkan dapat terus disempurnakan. Kami sangat menghargai masukan dan saran semua pihak untuk perbaikan dan penyempurnaan buku ini. Semoga buku ini benar-benar bermanfaat bagi Unit Pengelola Data Rumah Tangga Kurang Mampu di daerah serta seluruh pemangku kepentingan penanggulangan kemiskinan di Indonesia.

  Jakarta, Februari 2017

  Bambang Widianto

  Sekretaris Eksekutif Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K)/ Penanggung Jawab Kelompok Kerja Pengelola Data Terpadu Program Penanganan Fakir Miskin

  Pendahuluan

  1 Sejak tahun 1998, pemerintah Indonesia telah melaksanakan sejumlah program perlindungan sosial dengan sasaran penduduk miskin, antara Program Raskin, Jamkesmas, Bantuan Langsung Tunai (BLT), dan lain-lain. Namun, berdasarkan analisis data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) tahun 2009, hanya sekitar 30% penduduk miskin yang menerima ketiga program tersebut (Raskin, BLT, Jamkesmas). Hal ini menunjukkan bahwa sistem penargetan program perlindungan sosial/penanganan kemiskinan masih kurang efektif dimana tingkat kesalahan inklusi dan kesalahan eksklusi masih cukup tinggi. Dalam hal ini, adanya satu basis data sasaran yang dapat digunakan oleh banyak program diketahui dapat meningkatkan akurasi dan komplementaritas program.

  Pembangunan satu basis data terpadu untuk penetapan sasaran program-program perlindungan sosial/penanggulangan kemiskinan di Indonesia diawali dengan pelaksanaan Pendataan Program Perlindungan Sosial tahun 2011 (PPLS 2011). Dalam PPLS 2011, Badan Pusat Statistik (BPS) mengumpulkan data rinci kondisi sosial ekonomi dari sekitar 40% rumah tangga dengan peringkat kesejahteraan terendah di Indonesia. Data yang terkumpul kemudian diperingkat menggunakan metode Proxy Means Testing (PMT) oleh Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K). Sejak tahun 2012, data hasil PPLS 2011 tersebut telah dimanfaatkan untuk perencanaan dan pelaksanaan program—program perlindungan sosial/penanggulangan kemiskinan yang dilaksanakan baik oleh pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. Pada tahun 2015, basis data terpadu hasil PPLS 2011 tersebut dimutakhirkan melalui proses Forum Konsultasi Publik (FKP) dan verifikasi-validasi data rumah tangga. FKP mengidentifikasi rumah tangga dalam basis data terpadu hasil PPLS 2011 yang dianggap masih miskin atau kurang mampu. Selain itu, FKP juga mengusulkan rumah tangga yang diduga miskin atau kurang mampu yang belum terdaftar di dalam basis data terpadu hasil PPLS 2011. Daftar rumah tangga miskin atau kurang mampu yang dihasilkan oleh FKP tersebut kemudian diverifikasi dan validasi oleh petugas dari BPS. Data hasil pemutakhiran basis data terpadu pada tahun 2015 tersebut kemudian ditetapkan sebagai Data Terpadu Program Penanganan Fakir Miskin (Data Terpadu PPFM) dengan Surat Keputusan Menteri Sosial Republik Indonesia nomor 32 tahun 2016. Data Terpadu PPFM yang bersumber dari data pemutakhiran basis data terpadu tahun 2015 dikelola oleh Kelompok Kerja Pengelola Data Terpadu Program Penanganan Fakir Miskin dan sudah digunakan sebagai acuan data tunggal rumah tangga dan individu kurang mampu sasaran penerima bantuan program perlindungan sosial di Indonesia. Mengingat kondisi sosial ekonomi yang bersifat dinamis, Pemerintah Indonesia berupaya untuk terus meningkatkan akurasi dan validitas Data Terpadu PPFM dengan mengembangkan mekanisme pemutakhiran Data Terpadu PPFM yang bersifat lebih dinamis daripada metode pemutakhiran data sebelumnya. Sejalan dengan amanah Undang-Undang no 13 Tahun 2011, Pemerintah Indonesia mengembangkan Mekanisme Pendaftaran Mandiri Data Terpadu PPFM (MPM) yang memungkinkan rumah tangga miskin atau kurang mampu yang belum terdaftar di dalam Data Terpadu PPFM untuk mendaftarkan diri secara mandiri dan aktif. MPM juga mendorong peran aktif pemerintah daerah dalam mengidentifikasi dan mendata rumah tangga miskin dan kurang mampu di wilayahnya dengan metodologi yang terstandardisasi dan dapat dipertanggungjawabkan. Mekanisme Pemutakhiran Mandiri Data Terpadu PPFM (MPM) terdiri dari 5 tahapan, yaitu:

  1. Pendaftaran

  2. Identifikasi Awal

  3. Verifikasi Rumah Tangga

  4. Pemutakhiran Peringkat Kesejahteraan Data Terpadu PPFM

  5. Pemutakhiran Daftar Sasaran Penerima Program

Gambar 1. Tahapan Mekanisme Pemutakhiran Mandiri Data Terpadu PPFM

  1

  2

  3

  4

  5 Pemadanan Data dan Pendataan Pemutakhiran Pemutakhiran Pendaftaran Penetapan Daftar Awal (Verifikasi/Validasi Data) Data Terpadu PPFM Daftar Sasaran Rumah Tangga Penerima Program DESA (Prelist) Pendaftar mendatangi Pencocokan Data Rumah Menggunakan indikator Pemeringkatan ulang Menggunakan

  • • •
  • • •

  Petugas Pendaftar (Aktif ) Tangga pendaftar dengan PBDT 2015 rumah tangga lama Basis Data Terpadu

  dan baru yang sudah Data elektronik hasil

  • atau Petugas Pendaftar Data Terpadu PPFM

  mendatangi ruta yang dimutakhirkan Penetapan daftar rumah pendataan dikirimkan Menggunakan

  tangga yang akan ke Pokja Pengelola metode PMT Kriteria sasaran

  • diduga miskin (Pasif )

  Data Terpadu PPFM penerima program KTP dan/atau KK ditetapkan oleh K/L

  • Pendaftar menunjukkan diverifikasi/validasi (prelist)

  Pemerintah Daerah Pokja Data Terpadu PPFM

  Sebagaimana diilustrasikan dalam skema Gambar 1, pelaksanaan tahap-tahap MPM memerlukan sinergi antara pemerintah pusat dan daerah. Pemerintah daerah berwenang sekaligus bertanggungjawab terhadap pelaksanaan Tahap Pendaftaran, Identifikasi Awal dan Verifikasi Rumah Tangga. Panduan umum untuk pelaksanaan masing-masing tahap tersebut telah dituangkan dalam buku ‘Pedoman Umum Pelaksanaan Mekanisme Pemutakhiran Mandiri Data Terpadu Program Penanganan Fakir Miskin’. Buku Panduan Verifikasi-Validasi Data Rumah Tangga ini dimaksudkan untuk menjadi panduan yang lebih rinci bagi pemerintah daerah untuk melaksanakan tahap Verifikasi Rumah Tangga dalam Mekanisme Pemutakhiran Mandiri Data Terpadu PPFM.

  Tujuan dan Cakupan Kegiatan

  2

  2.1. TUJUAN

  Tujuan kegiatan Verifikasi-Validasi Data Rumah Tangga dalam Mekanisme Pemutakhiran Mandiri Data Terpadu Program Penanganan Fakir Miskin (Data Terpadu PPFM) adalah untuk mengumpulkan data rinci rumah tangga dan individu anggota rumah tangga miskin dan kurang mampu sesuai dengan kondisi terkini. Data rinci rumah tangga diperlukan untuk mengetahui peringkat kesejahteraan suatu rumah tangga, sehingga dapat diketahui pula kelayakan rumah tangga tersebut sebagai penerima manfaat program perlindungan sosial/penanggulangan kemiskinan.

  2.2. CAKUPAN

  Dalam konteks pelaksanaan Mekanisme Pemutakhiran Mandiri (MPM) Data Terpadu PPFM, rumah tangga sasaran kegiatan verifikasi/validasi data adalah rumah tangga yang terdaftar di dalam prelist (daftar awal) yang disusun oleh pemerintah daerah melalui pelaksanaan Tahap Pendaftaran dan Tahap Identifikasi Awal MPM. Sedangkan lingkup data yang dikumpulkan melalui kegiatan verifikasi/validasi data meliputi data jati diri dan keterangan sosial ekonomi rumah tangga dan individu anggota rumah tangga, yang sifatnya umum sehingga dapat digali dengan pengamatan dan wawancara (pengakuan). Tidak dilakukan pendataan yang bersifat pengujian laboratorium. Kebenaran isi data sangat tergantung pada kejujuran masyarakat serta kemampuan petugas dalam menggali keterangan.

  Data yang dikumpulkan meliputi: 1. Nama dan alamat kepala rumah tangga.

  2. Keterangan perumahan mencakup status penguasaan bangunan, penguasaan lahan, luas lantai, jenis lantai, jenis dinding terluas, jenis atap terluas, sumber air minum, sumber penerangan utama, bahan bakar/energi utama untuk memasak, fasilitas tempat buang air besar, tempat pembuangan akhir tinja dan jumlah kamar tidur.

  3. Keterangan sosial ekonomi setiap anggota rumah tangga (ART) yaitu nama, hubungan dengan kepala rumah tangga, keluarga, jenis kelamin, tanggal lahir, umur, status perkawinan, kepemilikan kartu identitas, kecacatan, penyakit menahun/kronis, kehamilan, pendidikan, dan kegiatan ekonomi ART.

  4. Keterangan kepemilikan aset dan keikutsertaan program mencakup kepemilikan aset, usaha mikro yang dimiliki, dan keikutsertaan berbagai program.

  Pelaksana Kegiatan

  3

  3.1. INSTANSI PELAKSANA

  Dalam konteks pelaksanaan Mekanisme Pemutakhiran Mandiri Data Terpadu PPFM (MPM), pemerintah daerah dapat menugaskan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) setempat sebagai pelaksana kegiatan verifikasi-validasi data rumah tangga sesuai dengan kapasitas dan kewenangan yang telah diatur. Sangat direkomendasikan untuk memilih SKPD dengan jaringan kerja (baik staf maupun honorer) yang mampu menjangkau sampai ke tingkat kelurahan/desa, atau struktur administrasi yang lebih rendah lagi.

  3.2. PETUGAS PELAKSANA

  Petugas pelaksana kegiatan verifikasi-validasi data terdiri dari:

  1. Petugas pengawas/pemeriksa (PML), dan 2. Petugas pencacah (PCL).

  Dalam konteks pelaksanaan MPM, sangat direkomendasikan bagi pemerintah daerah untuk mengalokasikan 1 (satu) orang PML di setiap kecamatan dan minimal 1 (satu) orang PCL di setiap kelurahan/desa.

  Petugas Pengawas/Pemeriksa (PML)

  Tugas dan tanggungjawab Pengawas/Pemeriksa (PML) meliputi:

  1. Berkoordinasi dengan perangkat pemerintahan di tingkat kecamatan, kelurahan/desa dan RT/RW (atau kampung/nagari/dll) untuk pelaksanaan kegiatan verifikasi/validasi data rumah tangga.

  2. Mendampingi PCL pada awal pelaksanaan pendataan dan membantu memecahkan kendala yang ditemui PCL.

  3. Memantau dan melaporkan perkembangan pelaksanaan kegiatan kepada instansi penanggungjawab kegiatan verifikasi/validasi data rumah tangga.

  4. Melaksanakan pengecekan berkala terhadap kualitas pekerjaan PCL (quality assurance). Kegiatan quality assurance tersebut dilaksanakan dengan cara sebagai berikut: 1) Memeriksa kelengkapan setiap formulir hasil verifikasi/validasi data rumah tangga yang disampaikan oleh masing-masing PCL. 2) Melakukan pengecekan ulang hasil pendataan yang dilakukan PCL.

  Bersamaan dengan pelaksanaan pendataan oleh PCL, PML mengambil sampel secara acak dari daftar rumah tangga yang telah diverifikasi/ validasi oleh setiap PCL. Kemudian, PML melakukan pendataan ulang kepada rumah tangga sampel dan membandingkan hasilnya dengan yang dilaporkan oleh PCL. Apabila terdapat perbedaan data PCL dan PML, PCL wajib melakukan pendataan ulang kepada rumah tangga tersebut dan PML mengambil sampel lain dari prelist yang menjadi bagian penugasan PCL yang bersangkutan.

  3) Mengumpulkan dan merekapitulasi dokumen hasil pendataan dari PCL dan menyampaikan kepada instansi daerah yang ditunjuk sebagai penanggungjawab kegiatan verifikasi/validasi data rumah tangga.

  Untuk dapat menjalankan tugas dan tanggungjawab secara optimal, seorang PML perlu memenuhi persyaratan minimal sebagai berikut:

  1. Berpendidikan SMU atau sederajat.

  2. Mampu berkomunikasi dan mengelola sebuah tim.

  3. Mengenal wilayah pengawasan dengan cukup baik.

  4. Berpengalaman dalam kegiatan pendataan rumah tangga.

  5. Telah menyelesaikan pelatihan untuk pelatih (Training of Trainers/TOT) Petugas Pencacah Lapangan (PCL). Kurikulum standar pelatihan untuk pelatih PCL dapat dilihat pada Lampiran 1.

  Petugas Pencacah Lapangan (PCL)

  a. Tugas dan Tanggungjawab

  Tugas dan tanggungjawab Petugas Pencacah Lapangan (PCL) meliputi:

  1. Mengumpulkan data rumah tangga yang ditentukan dalam prelist menggunakan formulir pendataan dalam dalam periode yang telah ditentukan.

  2. Menyampaikan dokumen hasil pendataan rumah tangga yang telah diisi kepada PML pada waktu yang telah ditentukan.

  b. Persyaratan Minimal

  Untuk dapat menjalankan tugas dan tanggungjawab secara optimal, seorang PCL perlu memenuhi persyaratan minimal sebagai berikut:

  1. Diutamakan lulusan SMU atau sederajat.

  2. Diutamakan pernah terlibat dalam PPLS 2011 dan PBDT 2015 dan berprestasi baik dalam pelatihan petugas maupun pelaksanaan sensus/survei yang dilakukan oleh BPS.

  3. Jujur dan patuh terhadap semua ketentuan pendataan yang telah ditetapkan.

  4. Mengenal wilayah pendataan dengan cukup baik.

  5. Telah menyelesaikan pelatihan untuk Petugas Pencacah Lapangan (PCL). Kurikulum standar pelatihan untuk PCL dapat dilihat pada Lampiran 2.

  Metode Pengumpulan Data

  4 Pengumpulan data dalam kegiatan verifikasi-validasi data rumah tangga dilakukan melalui 2 metode, yaitu:

  1. Wawancara, dan 2. Observasi/pengamatan. Sebelum memulai proses wawancara maupun pengamatan, PCL wajib melakukan langkah-langkah sebagai berikut:

  1. Perkenalan dan Penjelasan

  Sebelum memulai wawancara, PCL wajib memperkenalkan diri kepada calon responden dengan jelas serta menjelaskan maksud dan tujuan kunjungan. Penjelasan tentang maksud dan tujuan dari kunjungan PCL sangat diperlukan untuk memotivasi responden agar bersedia berpartisipasi dalam wawancara. Sebaiknya sebelum melakukan wawacara petugas harus memahami isi dari form Verifikasi dan Validasi tersebut dan berlatih terlebih dahulu sehingga ketika melakukan wawancara sudah siap, selain itu petugas wawancara harus dapat memberikan kenyamanan kepada responden. Perkenalan dan penjelasan cukup singkat saja, namun harus cukup dimengerti dan mendapat ijin dan kesediaan responden untuk berpartisipasi dan bekerjasama dengan saudara. Jangan meninggalkan keraguan pada Responden. Jika responden masih mempunyai pertanyaan lain, berikan kartu pengenal/ kartu identitas Saudara (Pewawancara). Tetapi jika responden sudah mengerti maksud kedatangan kita, mulailah lakukan wawancara. Perlu diingat dalam menanyakan setiap pertanyaan jangan terburu-buru. Pewawancara harus tahu dengan pasti apakah pertanyaan tersebut sudah cukup dimengerti sehingga responden bisa diajak kerjasama dengan memberikan jawaban yang jujur.

  2. Mendapatkan Pernyataan Persetujuan Tertulis

  Setelah perkenalan dan penjelasan dari maksud dan tujuan kunjungan, PCL melanjutkan dengan permintaan persetujuan oleh responden mengenai kesediaan mereka untuk diwawancarai. Persetujuan ini bisa diperoleh melalui jawaban secara lisan ataupun tertulis seperti tanda tangan, cap jempol, dll. Perlu dijelaskan juga kepada responden bahwa wawancara ini bersifat rahasia dan informasi yang diperoleh dari responden tidak akan disebarluaskan sehingga mereka tidak perlu takut untuk menyetujui pelaksanaan wawancara dan bisa menjawab dengan jujur sesuai dengan keadaan mereka masing-masing.

Contoh teks perkenalan sebelum memulai pendataan

  

“Selamat pagi/siang/sore perkenalkan Nama saya…, saya adalah salah seorang petugas

survey yang sedang bekerja sama dengan pemerintah daerah. Saat ini Pemerintah sedang

melakukan verifikasi data rumah tangga tahun 2016 melalui Mekanisme Pemutakhiran

Mandiri (MPM). Hasil dari pendataan ini akan digunakan untuk mendukung program-

program pemerintah dalam upaya penanggulangan kemiskinan dan meningkatkan

kesejahteraan masyarakat. Rumah tangga sasaran yang menjadi target penerima bantuan

  

nantinya akan ditetapkan oleh pemerintah sesuai tujuan dan ketersediaan anggaran

pemerintah. Dengan demikian tidak semua rumah tangga yang kita verifikasi akan

mendapat bantuan. Untuk itu kami akan bertanya kepada bapak/ibu mengenai kondisi

sosial ekonomi pada rumah tangga. Dan kami harap bapak/ibu bisa menjawab dengan

jujur dan tidak perlu khawatir Karena wawancara ini bersifat rahasia. Terima kasih atas

kesediaan bapak/ibu dan ijinkan saya untuk mengajukan beberapa pertanyaan ini.

  Misalnya luas lantai rumah, terkadang responden kurang tepat untuk menjawab berapa luas rumahnya sehingga ada baiknya petugas pencacah bisa mengukur bersama berapa luas rumah dari responden. Diperlukan adanya pengamatan langsung oleh petugas pencacah untuk meminimalisir terjadinya kesalahan dalam menjawab pertanyaan melalui observasi.

  Instrumen dan Cara Pengisian Data

  5

  • Blok I : Pengenalan Tempat.
  • Blok II : Keterangan Petugas dan Responden.
  • Blok III : Keterangan Perumahan.
  • Blok IV : Keterangan Sosial Ekonomi Anggota Rumah Tangga, dan
  • Blok V : Kepemilikan Aset dan Keikutsertaan Program.

  04. Leding eceran

  06. Sumur terlindung

  05. Sumur bor/pompa

  1. Membeli eceran

  3. Gas 3 kg

  2. Gas > 3 kg

  1. Listrik

  1. Listrik PLN 1. 450 watt 2. 900 watt

  03. Leding meteran

  08. Mata air terlindung

  02. Air isi ulang

  01. Air kemasan bermerek

  8. Cara memperoleh air minum

  10. Bahan bakar/energi utama untuk memasak:

  7. Sumber air minum 9a. Sumber penerangan utama b. Jika R.9a berkode 1, daya terpasang:

  6

  1

  8

  07. Sumur tak terlindung

  2. Listrik non PLN 3. 1.300 watt 4. 2.200 watt

  2

  7. Arang

  3

  1

  1

  3

  b.

  3. Tidak membeli a.

  9. Tidak memasak di rumah

  8. Kayu bakar

  6. Tanpa meteran

  4. Gas kota/biogas

  3. Bukan listrik 5. > 2.200 watt

  12. Lainnya

  11. Air hujan

  10. Air sungai/danau/waduk

  09. Mata air tak terlindung

  2. Langganan

  

6. Briket

  5. Minyak tanah

  6

  1

  5.1. INSTRUMEN

  Contoh: pada Rincian 7 – 10, Blok III, Daftar Formulir Perubahan/Pendaftaran Data Terpadu Program Penanganan Fakir Miskin.

  1

  2

  1

  2. Perempuan (6) (5) (4) (3) (2) (1)

  1. Laki-laki

  Hubungan dengan kepala rumah tangga (Isikan KODE) Nomor urut keluarga No. urut Hubungan dengan kepala keluarga (Isikan KODE) Jenis kelamin

  (Tulis siapa saja yang biasanya tinggal dan makan di rumah tangga ini BAIK DEWASA, ANAK-ANAK, MAUPUN BAYI. Tuliskan nama sesuai dengan identitas, beserta Nomor Induk Kependudukan (NIK)

  2. Melingkari kode jawaban, kemudian menuliskan kode ke kotak yang tersedia;

  1

  Contoh: pada Blok IV, Daftar Formulir Perubahan/Pendaftaran Data Terpadu Program Penanganan Fakir Miskin.

  1. Menuliskan nama di tempat yang tersedia dan mengisikan kode pada kotak yang tersedia;

  Secara umum, cara pengisian data dalam Formulir Perubahan/Pendaftaran Data Terpadu Program Penanganan Fakir Miskin dapat dikelompokkan sebagai berikut:

  5.2. CARA PENGISIAN DATA

  Satu formulir digunakan untuk mendata satu rumah tangga.

  (lihat Lampiran 3). Formulir tersebut terdiri dari 5 (lima) blok variabel data, yaitu:

  

Formulir Perubahan/Pendaftaran Data Terpadu Program Penanganan Fakir Miskin

  Instrumen yang digunakan dalam pelaksanaan verifikasi-validasi Data Terpadu PPFM adalah

  1

  1

  2

  1

  6

  6

  6

  1

  1

  1

  1

  1

  1

  1

  1

  1

  1

  1

  NIK: Nama: LAKSIMAH NIK:

  2 Nama: BUDIMAN

  2

  2

  5

  3. Mengisikan jawaban responden pada tempat yang disediakan dan langsung memindahkan pada kotak yang tersedia;

  Contoh: pada Rincian 2 dan Rincian 6, Blok III, Formulir Perubahan/Pendaftaran Data Terpadu Program Penanganan Fakir Miskin. 2 200 m

  2

  2. Luas lantai 0 0 2 kamar

  6. Jumlah kamar tidur

  2

  4. Membiarkan kotak tidak terisi apabila suatu rincian atau pertanyaan tidak perlu diisi karena aturan,misalnya harus dilewati.

  Contoh: pada Rincian 11.b, Blok III, Formulir Perubahan/Pendaftaran Data Terpadu Program Penanganan Fakir Miskin.

  11a. Penggunaan fasilitas tempat buang air besar:

  2. Bersama

  3. Umum

  4. Tidak ada (R.12)

  1. Leher angsa

  3. Cemplung/cubluk TIDAK PERLU DIISI

  2. Plengsengan

  4. Tidak pakai

  12. Tempat pembuangan akhir tinja:

  1. Tangki

  3. Lubang tanah

  5. Pantai/tanah lapang/kebun

  2. SPAL

  4. Kolam/sawah/sungai/danau/laut

  6. Lainnya

BLOK I

PENGENALAN TEMPAT

Rincian 1-5 Provinsi, Kabupaten/Kota, Kecamatan, Desa/Kelurahan/Nagari, dan Nama SLS

  Rincian 1 sudah tercetak, sedangkan Rincian 2 - 5 di salin dari Daftar Awal (prelist) Penulisan nama SLS pada Rincian 5 di mulai dari SLS terkecil. Contoh RT 01 RW 04.

Rincian 6 Alamat

  Tuliskan alamat secara jelas. Alamat ini disalin dari Daftar Awal (prelist). Apabila ditemui perbedaan antara alamat yang tercetak pada Daftar Awal (prelist) dengan kondisi di lapangan, perbaiki alamat sesuai kondisi di lapangan. Tuliskan secara lengkap dan benar dengan memakai huruf besar [HURUF BALOK].

Rincian 7 Nomor urut rumah tangga (dari Daftar Awal (prelist) Nomor urut rumah tangga ini disalin dari Daftar Awal (prelist)

  Rumah Tangga (Ruta) adalah seseorang atau sekelompok orang yang mendiami sebagian atau seluruh bangunan fisik/sensus, dan biasanya tinggal bersama serta makan dari satu dapur. Makan satu dapur adalah pengurusan kebutuhan sehari-hari dikelola bersama-sama dan menjadi satu. Rumah tangga umumnya terdiri dari ibu, bapak, anak, orang tua/mertua, famili, pembantu dan lainnya.

Rincian 8: Nama Kepala Rumah Tangga (KRT)

  Nama KRT disalin dari Daftar Awal (prelist). Apabila terdapat perbedaan pada nama KRT antara yang disalin dengan keadaan lapangan, tuliskan nama KRT yang sesuai kondisi di lapangan di samping nama yang telah disalin dengan diberi garis miring (/). Perbaikan nama KRT hanya boleh dilakukan pada Daftar Awal (prelist). Perbedaan ini dapat terjadi bila KRT meninggal atau KRT pindah dan ada ART lain yang menggantikannya. Contoh: di dalam Daftar Awal (prelist) tertulis Agus, pada saat pendataan ternyata Agus meninggal dan yang menjadi kepala rumah tangganya adalah istrinya yang bernama Erni. Untuk penulisan Agus/Erni Kepala Rumah Tangga (KRT) adalah seorang dari sekelompok anggota rumah tangga yang bertanggung jawab atas kebutuhan sehari-hari rumah tangga, atau orang yang dituakan/dianggap/ ditunjuk sebagai KRT. Kepala rumah tangga yang mempunyai tempat tinggal lebih dari satu, hanya dicatat di salah satu tempat tinggalnya di tempat ia berada paling lama. Khusus untuk kepala rumah tangga yang mempunyai kegiatan/usaha di tempat lain dan pulang ke rumah istri dan anak-anaknya secara berkala (kurang dari 6 bulan), tetap dicatat sebagai KRT di rumah istri dan anak-anaknya.

  Contoh:

  1. Untuk menghidupi keluarganya, Anton berjualan sate di Jakarta. Istri dan ketiga anaknya tinggal di Sukabumi yang berjarak 100 km dari Jakarta. Anton pulang ke Sukabumi setiap akhir bulan. Karena Anton adalah KRT, maka ia tetap dicatat sebagai KRT di Sukabumi.

  2. Ibu Martilah tinggal bersama anaknya, yang bernama Subagyo yang masih menganggur.

  Karena ibunya sudah tua dan menjanda, maka segala urusan dengan lingkungan dan orang lain diurus oleh Subagyo. Dalam contoh ini, Subagyo dapat dicatat sebagai kepala rumah tangga, karena ia ditunjuk oleh ibunya untuk menjadi kepala rumah tangga.

Rincian 9: Jumlah Anggota Rumah Tangga (ART)

  Isikan jumlah ART ke dalam kotak yang tersedia. Jumlah ART harus sama dengan jumlah baris yang terisi pada Blok IV. Rincian ini diisi setelah Blok IV selesai diisi. Anggota Rumah Tangga (ART) adalah semua orang yang biasanya bertempat tinggal di suatu rumah tangga, baik yang berada di rumah tangga maupun yang sementara tidak ada pada waktu pencacahan (kepala ruta, suami/istri, anak, menantu, cucu, orang tua/mertua, pembantu ruta atau anggota ruta lainnya). Orang yang telah tinggal dalam rumah tangga selama 6 bulan atau lebih, atau yang tinggal kurang dari 6 bulan tetapi berniat menetap/berencana tinggal selama 6 bulan atau lebih dianggap sebagai anggota rumah tangga. Sebaliknya anggota rumah tangga yang telah bepergian 6 bulan atau lebih, dan anggota rumah tangga yang bepergian kurang dari 6 bulan tetapi dengan tujuan pindah/ akan meninggalkan rumah 6 bulan atau lebih, tidak dianggap sebagai anggota rumah tangga.

  Contoh:

  Hendro dan istrinya tinggal menumpang di rumah bapak ibunya (Seto dan Tiara). Hendro adalah pencari barang bekas dan Seto adalah tukang becak. Penghasilan Hendro dan Seto setiap hari disatukan untuk memenuhi kebutuhan makan dan kebutuhan lainnya. Dalam contoh ini, di rumah Pak Seto hanya ada 1 rumah tangga. Hendro dengan istrinya dan Tiara merupakan ART.

  Termasuk anggota ruta: 1. Bayi yang baru lahir.

  2. Tamu yang sudah tinggal 6 bulan atau lebih, meskipun belum berniat untuk menetap (pindah datang). Termasuk tamu menginap yang belum tinggal 6 bulan tetapi sudah meninggalkan rumahnya 6 bulan atau lebih.

  3. Orang yang tinggal kurang dari 6 bulan tetapi berniat untuk menetap (pindah datang).

  4. Pembantu ruta, tukang kebun atau sopir yang tinggal dan makannya bergabung dengan ruta majikan.

  5. Orang yang mondok dengan makan (indekos) jumlahnya kurang dari 10 orang.

  6. Kepala ruta yang bekerja di tempat lain (luar BS), tidak pulang setiap hari tapi pulang secara periodik (kurang dari 6 bulan) seperti pelaut, pilot, pedagang antar pulau, atau pekerja tambang.

  

Seseorang yang tinggal kurang dari 6 bulan dan tidak berniat menetap, tetapi telah

meninggalkan rumahnya 6 bulan atau lebih, maka orang tersebut dicatat dimana dia tinggal

pada saat pencacahan, ia tidak dicatat lagi di rumah asalnya.

  Tidak termasuk anggota ruta:

  5.3. Anak yang tinggal di tempat lain (di luar SLS) misalnya untuk sekolah atau bekerja, meskipun kembali ke orang tuanya seminggu sekali atau ketika libur, dianggap telah membentuk ruta sendiri atau bergabung dengan ruta lain di tempat tinggalnya sehari-hari.

  5.4. Seseorang yang sudah bepergian 6 bulan atau lebih, meskipun belum jelas akan pindah.

  5.5. Orang yang sudah pergi kurang dari 6 bulan tetapi berniat untuk pindah.

  5.6. Pembantu ruta yang tidak tinggal di ruta majikan.

  5.7. Orang yang mondok tidak dengan makan.

  5.8. Orang yang mondok dengan makan (indekos) lebih dari 10 orang.

  Catatan:

  Jika diketahui seorang suami mempunyai istri lebih dari satu, maka ia harus dicatat di salah satu ruta istri yang lebih lama ditinggali. Bila diketahui lamanya tinggal bersama istri-istrinya sama, maka ia dicatat di rumah istri yang paling lama dinikahi.

  Rincian 10 Jumlah keluarga

  Isikan jumlah keluarga di rumah tangga ini di kotak yang tersedia. Jumlah keluarga adalah nilai tertinggi pada Blok IV Kolom (4). Dalam satu rumah tangga minimal ada 1 keluarga. Keluarga adalah sekelompok orang yang mempunyai pertalian darah dan atau hukum yang terdiri dari suami, istri, dan atau anak-anaknya (keluarga batih atau keluarga inti) atau terdiri dari keluarga batih ditambah dengan beberapa orang yang mempunyai hubungan kekerabatan langsung (keluarga besar/extended family) dan tinggal di suatu tempat di bawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan.

  

BLOK II

KETERANGAN PETUGAS DAN RESPONDEN

Blok ini mencatat keterangan tentang petugas yang melakukan pendataan verifikasi rumah tangga.

Rincian 1-2 Tanggal pencacahan, nama pencacah, kode dan tanda tangan pencacah

  Setelah selesai mencacah dalam satu rumah tangga maka PCL wajib menuliskan tanggal dan bulan pencacahan, nama PCL, dan tanda tangan sebagai tanda pertanggungjawaban. Kode pencacah merupakan nomor urut petugas pada setiap kabupaten/kota.

Rincian 3-4 T anggal pemeriksaan, nama pemeriksa, kode dan tanda tangan pemeriksa

  Setelah selesai memeriksa Formulir Perubahan/Pendaftaran Data Terpadu Program Penanganan Fakir Miskin yang telah diserahkan oleh PCL, maka PML wajib menuliskan tanggal, dan bulan pemeriksaan, nama PML, dan tanda tangan sebagai tanda pertanggungjawaban. Kode pemeriksa merupakan nomor urut petugas pada setiap kabupaten/kota.

  Rincian 5 Hasil pencacahan rumah tangga Rincian ini diisi apabila pencacah sudah selesai mendatangai rumah tangga yang bersangkutan.

  1. Selesai dicacah: apabila pencacah berhasil mewawancarai responden 2. Rumah tangga tidak ditemukan: apabila rumah tangga tersebut tidak ditemukan di SLS ini.

  3. Rumah tangga pindah atau bangunan sensus sudah tidak ada: apabila rumah tangga pada waktu pendataan sudah pindah dari lingkungan ini. Bangunan sensus adalah sebagian atau seluruh bangunan fisik yang mempunyai pintu keluar/masuk sendiri dalam satu kesatuan fungsi/penggunaan.

  Nama dan tanda tangan responden

  Pada bagian akhir dari Blok II ini disediakan tempat untuk membubuhkan nama, tanda tangan dari responden, sebagai pernyataan dari responden bahwa data yang diberikan benar dan boleh dipergunakan untuk keperluan pemerintah. Bacakan pernyataan yang tertulis dan yakinkan bahwa responden mengerti isi dari pernyataan tersebut. Jika responden sudah mengerti, tuliskan nama yang bersangkutan, mintakan tanda tangan pada tempat yang disediakan. Responden yang diminta tanda

  tangan adalah responden yang berhasil dicacah (B2R5 = 1) dan responden yang merupakan bagian dari rumah tangga di dokumen Formulir Perubahan/Pendaftaran Data Terpadu Program Penanganan Fakir Miskin (B2R5 = 4). Nama dan tanda tangan responden ditulis langsung oleh responden. Jika responden tidak dapat menulis nama dan tanda tangan, nama ditulis oleh pencacah dan responden membuat tanda sendiri menggunakan pulpen.

  

BLOK III

KETERANGAN PERUMAHAN

Rincian 1a S tatus penguasaan bangunan tempat tinggal yang ditempati

  Lingkari salah satu kode 1 sampai dengan 5 sesuai dengan jawaban, kemudian tuliskan ke dalam kotak yang tersedia. Status rumah yang ditempati ini harus dilihat dari sisi anggota rumah tangga yang mendiaminya.

  • Kode 1: Milik sendiri, jika tempat tinggal tersebut pada waktu pencacahan betul-betul sudah
  • Kode 2: Kontrak/sewa,
  • Sewa, jika tempat tinggal tersebut disewa oleh kepala rumah tangga atau salah seorang
  • Kode 3: Bebas sewa, jika tempat tinggal tersebut diperoleh dari pihak lain (baik famili/bukan
  • Kode 4: Dinas, jika tempat tinggal tersebut dimiliki dan disediakan oleh suatu instansi tempat
  • Kode 5: Lainnya, jika tempat tinggal tersebut tidak dapat digolongkan ke dalam salah satu
kategori ’lainnya’ adalah bila seseorang yang menempati rumah adat karena statusnya di lingkungan adat misalnya keturunan bangsawan.

  milik kepala rumah tangga atau salah seorang anggota rumah tangga. Rumah yang dibeli secara angsuran melalui kredit bank atau rumah dengan status sewa beli dianggap rumah milik sendiri;

  Kontrak, jika tempat tinggal tersebut disewa oleh kepala rumah tangga/anggota rumah

  tangga dalam jangka waktu tertentu berdasarkan perjanjian kontrak antara pemilik dan pemakai, misalnya 1 atau 2 tahun. Cara pembayaran biasanya sekaligus di muka atau dapat diangsur menurut persetujuan kedua belah pihak. Pada akhir masa perjanjian pihak pengontrak harus meninggalkan tempat tinggal yang didiami dan bila kedua belah pihak setuju bisa diperpanjang kembali dengan mengadakan perjanjian kontrak baru;

  anggota rumah tangga dengan pembayaran sewanya secara teratur dan terus menerus tanpa batasan waktu tertentu;

  famili/orang tua yang tinggal di tempat lain) dan ditempati/didiami oleh rumah tangga tanpa mengeluarkan suatu pembayaran apapun;

  bekerja salah satu anggota rumah tangga baik dengan membayar sewa maupun tidak;

  kategori di atas, misalnya tempat tinggal milik bersama, rumah adat. Contoh yang termasuk

  Rincian 1b: Status lahan tempat tinggal yang ditempati Rincian 1b hanya akan terisi jika rincian 1a berkode 1.

  Lingkari salah satu kode 1 sampai dengan 4 sesuai dengan jawaban, kemudian tuliskan ke dalam kotak yang tersedia. Status lahan tempat tinggal yang ditempati ini harus dilihat dari sisi anggota rumah tangga yang mendiaminya.

  • Kode 1: Milik sendiri, jika status lahan tempat tinggal tersebut pada waktu pencacahan betul-

  betul sudah milik kepala rumah tangga atau salah seorang anggota rumah tangga;

  • Kode 2: Milik orang lain, jika status lahan tempat tinggal tersebut adalah milik orang lain (baik

  famili/bukan famili) baik dengan membayar sewa maupun tidak;

  • Kode 3: Tanah Negara, jika status lahan tempat tinggal tersebut adalah milik negara;

  Kode 4: Lainnya, jika status lahan tempat tinggal tersebut tidak dapat digolongkan ke dalam salah satu kategori di atas, misalnya status lahan milik bersama, status lahan tanah adat, dll.

Rincian 2: Luas lantai ……(m2)

  

Luas lantai bangunan tempat tinggal adalah jumlah luas lantai dari setiap bagian bangunan

  (sebatas atap) yang ditempati (dihuni) dan digunakan untuk keperluan sehari-hari oleh rumah tangga, termasuk teras, garasi, tempat mencuci, WC, gudang , lantai setiap tingkat untuk bangunan bertingkat dalam satu bangunan sensus. Luas lantai tempat tinggal rumah tangga tidak termasuk ruangan khusus untuk usaha, warung, restoran, toko, salon, kandang ternak, lantai jemur (lamporan semen), lumbung padi dan lain-lain.

  Untuk bangunan bertingkat, luas lantai adalah jumlah luas dari semua tingkat yang ditempati.

  Catatan:

  1. Jika satu bangunan sensus ditempati oleh beberapa rumah tangga, maka luas lantai bangunan tempat tinggal satu rumah tangga adalah luas lantai ruangan yang dipakai bersama dibagi dengan banyaknya rumah tangga yang menggunakannya, kemudian ditambah luas lantai ruangan yang dipakai sendiri.

  2. Jika ada 2 bangunan terpisah yang ditempati oleh satu rumah tangga dan masih dalam satu blok sensus, maka luas lantainya dihitung seluruhnya.

  3. Taman yang di dalam rumah, atau yang disamping rumah namun masih di bawah atap, semuanya ditambahkan sebagai luas lantai. 2 4. Jika luas lantai lebih dari 998 m ditulis 998.

  Isikan luas lantai dari bangunan tempat tinggal yang dihuni oleh rumah tangga responden dan tuliskan 2 ke dalam kotak yang tersedia (dalam m ). Isian pada rincian ini harus lebih besar dari nol.

Rincian 3: Jenis lantai terluas

  Yang dicatat dalam rincian ini adalah jenis lantai yang paling luas dari bangunan tempat tinggal yang dihuni rumah tangga. Bila bangunan tersebut menggunakan lebih dari satu jenis lantai yang luasnya sama, maka yang dianggap sebagai lantai terluas adalah lantai yang bernilai lebih tinggi (kode terkecil). Lingkari salah satu kode jenis lantai terluas dari bangunan tempat tinggal yang dihuni rumah tangga responden, kemudian pindahkan ke dalam kotak yang tersedia.

  

Lantai adalah bagian bawah/dasar/alas suatu ruangan, baik terbuat dari marmer/keramik/granit,

  tegel/traso, semen, kayu, tanah, dan lainnya. Lakukan pengamatan langsung. Bila petugas tidak dapat melihat/mengamati langsung, maka petugas dapat bertanya kepada responden. Kode untuk pertanyaan ini ada 10 (sepuluh), yaitu:

  • Kode 1: Marmer/granit, jika status lahan tempat tinggal tersebut pada waktu pencacahan betul-

  betul sudah milik kepala rumah tangga atau salah seorang anggota rumah tangga;

  • Marmer adalah batu gamping yang telah mengalami metamorfosis, dan dapat dipakai

  untuk lantai, dinding, dsb; marmer biasa juga disebut batu pualam;

  • Granit adalah batuan keras yang keputih-putihan, bila digunakan sebagai bahan lantai dapat bertahan lebih lama dari marmer/keramik.

  Kode 2: Keramik adalah tanah liat yang dibakar, dicampur dengan mineral lain;

  • Kode 3: Parket/vinil/permadani,

  Parket (parquetted) berarti menyusun potongan-potongan kayu untuk dijadikan penutup

  lantai;

  • Vinil adalah karpet yang berbahan dasar dari campuran karet dan plastik, yang di lapis dengan

  motif pada permukaannya;

  • Permadani adalah bahan yang digunakan sebagai penutup lantai, biasanya terbuat dari benang tebal yang dirajut/dianyam. Kode 4: Ubin/tegel/teraso, Tegel adalah ubin yang dibuat dari semen.

  Teraso adalah jenis lantai yg dibuat dari batu alam kecil-kecil, diaduk dulu adukan kapur pasir, dituang di atas dasar batu, lalu digiling.

  • Kode 5: Kayu/papan kualitas tinggi adalah lantai yang terbuat dari kayu/papan yang dapat

  bertahan lama (lebih dari 20 tahun) dan kuat. Biasanya harga kayu/papan ini lebih mahal dari kayu biasa, seperti kayu jati, kayu ulin, kayu kelapa, kayu akasia, kayu gelam, kayu merbau, kayu bangkirai/yellow balau.

  • Kode 6: Semen/bata merah, Lantai semen adalah lantai yang terbuat dari adukan semen tambah pasir atau semen saja. Lantai bata merah adalah lantai yang tersusun dari bata merah.

  Kode 7: Bambu adalah lantai yang terbuat dari tanaman jenis rumput-rumputan dengan rongga dan ruas di batangnya. Nama lain dari bambu adalah buluh, aur, dan eru.

  • Kode 8: Kayu/papan kualitas rendah adalah lantai yang terbuat dari kayu/papan yang dapat bertahan kurang dari 10 tahun, seperti kayu meranti, kayu kamper.

  Kode 9: Tanah adalah lantai langsung ke permukaan bumi tanpa ada alas lain diatasnya seperti pasir, tanah atau batu.

  • Kode 10: Lainnya adalah jenis lantai selain yang disebutkan di atas. Rincian 4a: Jenis dinding terluas

  Dinding adalah sisi luar/batas dari suatu bangunan atau penyekat dengan bangunan fisik lain. Bila bangunan tersebut menggunakan lebih dari satu jenis dinding yang luasnya sama, maka yang dianggap sebagai dinding terluas adalah dinding yang bernilai lebih tinggi (kode terkecil).

  Lakukan pengamatan langsung. Bila petugas tidak dapat melihat/mengamati langsung, maka petugas dapat bertanya kepada responden. Kode untuk pertanyaan ini ada 7 (tujuh), yaitu:

  • Kode 1: Tembok adalah dinding yang terbuat dari susunan bata merah atau batako biasanya
  • Kode 2: Plesteran anyaman bambu/kawat adalah dinding yang terbuat dari anyaman bambu

  dilapisi plesteran semen. Termasuk dalam kategori ini adalah dinding yang terbuat dari pasangan batu merah dan diplester namun dengan tiang kolom berupa kayu balok, biasanya berjarak 1-1½ m.

  atau kawat dengan luas kurang lebih 1 m x 1 m yang dibingkai dengan balok, kemudian diplester dengan campuran semen dan pasir.

  • Kode 3: Kayu adalah bagian dari pohon yang sudah berumur tua, biasanya berumur di atas
  • Kode 4: Anyaman bambu adalah merupakan bambu yang di iris tipis-tipis kemudian di rajut seperti kain dan berbentuk lebar.
  • Kode 6: Bambu adalah tanaman jenis rumput-rumputan dengan rongga dan ruas di batangnya.
  • Kode 7: Lainnya adalah jenis dinding selain yang tersebut di atas seperti dari seng, kardus. Rincian 4b: Jika 4a berkode 1, 2 atau 3, kondisi dinding
  • Kode 1: bagus/kualitas tinggi: adalah jika dinding terbuat dari tembok atau plesteran anyaman bambu/kawat atau kayu dan masih dalam keadaan baik dan terawat.

  5 tahun. Bagian ini bisa berupa batang utama, cabang atau ranting yang merupakan batang pokok yang keras, yang biasa dipakai untuk bahan bangunan.

  Kode 5: Batang kayu adalah batang dari pohon langsung (masih bulat), tanpa dibelah terlebih dahulu.

  Nama lain dari bambu adalah buluh, aur, dan eru.

  Rincian 4b akan terisi bila isian 4a adalah tembok (kode 1), plesteran anyaman bambu/kawat (kode 2) atau kayu kode3). Lingkari kode jawaban yang sesuai dan tuliskan kode yang dilingkari tersebut pada kotak yang tersedia.

  Kode 2: jelek/berkualitas rendah: adalah dinding yang terbuat dari tembok atau plesteran

  anyaman bambu/kawat atau kayu dengan keadaan jelek seperti tembok yang tidak diplester/ disemen, atau diplester/disemen tetapi dalam keadaan usang dan tidak terawat, atau berlumut.

  Rincian 5a: Jenis atap terluas

  Lakukan pengamatan langsung. Bila petugas tidak dapat melihat/mengamati langsung, maka petugas dapat bertanya kepada responden. Lingkari salah satu kode jenis atap terluas dari bangunan fisik tempat rumah tangga responden berada, kemudian tuliskan dalam kotak yang tersedia.

  

Atap adalah penutup bagian atas suatu bangunan sehingga orang yang mendiami di bawahnya

  terlindung dari terik matahari, hujan dan sebagainya. Untuk bangunan bertingkat, atap yang dimaksud adalah bagian teratas dari bangunan tersebut. Kode untuk pertanyaan ini ada 10 (sepuluh), yaitu: