Makalah Komunikasi Pembangunan dan Masyaraka

Makalah Komunikasi Pembangunan Masyarakat Majene dalam Perspektif Teori Komunikasi
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Komunikasi dan pembangunan merupakan dua hal yang saling berhubungan sangat erat,
pembangunan adalah perubahan yang berguna menuju suatu sistem sosial dan ekonomi yang
diputuskan sebagai kehendak suatu bangsa.[1] sebagaimana teori sanders dalam menganalisis
pembangunan masyarakat, melihat komunikasi dari empat persfektif, yaitu sebagai proses, metode,
program, dan gerakan sosial.[2]
Dalam praktek komunikasi pembangunan, sumber atau komunikator diperankan oleh fasilitator
sebagai agent of change atau agen perubahan. Kegiatan ini dilakukan baik oleh pemerintah atau suatu
penyelenggara komunikasi pembangunan, agar masyarakat tahu, mau dan mampu memahami program
yang ditawarkan dan atau mengadopsi inovasi demi tercapainya tingkat produktivitas dan pendapatan
guna memperbaiki mutu hidup.
Oleh karena itu komunikasi pembangunan membutuhkan tenaga-tenaga fasiltator yang handal
agar dapat melaksanakan kegiatan komunikasi pembangunan. Lippit dan Rogers menyebut
penyuluh/fasilitator itu sebagai agen perubahan yaitu seseorang yang atas nama pemerintah atau
penyelenggara komunikasi pembangunan berkewajiban untuk mempengaruhi proses pengambilan
keputusan yang dilakukan oleh calon penerima manfaat dalam kegiatan komunikasi pembangunan.


BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Agen Perubahan
Usaha-usaha pembangunan suatu masyarakat selalu ditandai oleh adanya sejumlah orang yang
mempelopori, menggerakkan, dan menyebarluaskan proses perubahan tersebut. Mereka adalah orangorang yang disebut sebagai agen perubahan.[3] Nama yang diberikan sesuai dengan misi yang ingin
dibawa, yakni membuat suatu perubahan yang berarti bagi sekelompok orang.
Menurut Soerjono Soekanto menyatakan, pihak-pihak yang menghendaki

perubahan

dinamakan agent of change, yaitu seseorang atau sekelompok orang yang mendapat kepercayaan
sebagai pemimpin satu atau lebih lembaga-lembaga kemasyarakatan. Dalam rumusan Havelock, agen
perubahan adalah orang yang membantu terlaksananya perubahan sosial atau suatu inovasi berencana.
Pengenalan dan kemudian penerapan hal-hal, gagasan-gagasan, dan ide-ide baru tersebut yang
dikenal dengan sebagai inovasi, dilakukan dengan harapan agar kehidupan masyarakat yang
bersangkutan akan mengalami kemajuan. Agen perubahan juga selalu menanamkan sikap optimis demi
terciptanya perubahan yang diharapkan tadi. Segala sesuatu tidak akan dengan mudahnya dirubah tanpa
adanya sikap optimis dan kepercayaan terhadap diri sendiri bahwa dapat melakukan perubahan
tersebut.

Agen

perubahan

memimpin

masyarakat

dalam

mengubah

sistem

sosial.

Dalam

melaksanakannya, agen perubahan langsung tersangkut dalam tekanan-tekanan untuk mengadakan
perubahan. Bahkan mungkin menyiapkan pula perubahan-perubahan pada lembaga-lembaga

kemasyarakatan lainnya. Cara-cara mempengaruhi masyarakat dengan sistem yang teratur dan
direncanakan terlebih dahulu dinamakan rekayasa sosial (social engineering) atau sering pula
dinamakan perencanaan sosial (social planning). Suatu usaha perubahan sosial yang berencana tentu
ada yang memprakarsainya. Prakarsa itu dimulai sejak menyusun rencana, hingga mempelopori
pelaksanaannya.

B. Peran agent of change
Dalam rumusan Havelock, agen perubahan adalah seseorang yang membantu terlaksananya
perubahan sosial atau suatu inovasi berencana. Dalam kegiatan sehari-hari maka sejak mereka bekerja
sebagai perencana pembangunan , hingga para petugas lapangan pertanian, pamong, guru, penyuluh
dan lain-lain adalah agen perubahan.

Dengan demikian orang-orang yang melaksanakan tugasnya mewujudkan usaha perubahan
sosial adalah agen perubahan, yang merupakan petugas professional yang mempengaruhi putusan
inovasi klien menurut arah yang diinginkan oleh lembaga perubahan. Jadi semua orang yang bekerja
untuk mempelopori, merencanakan dan melaksanakan prubahan sosial adalah agen perubahan.
Agen-agen perubahan itu menurut rogers dan shoemaker berfungsi sebagai mata rantai
komunikasi antar dua atau lebih system sosial. Yaitu menghubungkan antar dua system sosial yang
mempelopori perubahan tadi dengan system sosial yang menjadi klien dalam usaha perubahan tersebut.
Hal ini tercermin dalam peranan utama agen perubahan yaitu :

1)
2)
3)
4)

Sebagai katalisator, menggerakkan masyarakat untuk mau melakukan perubahan.
Sebagai pemberi pemecahan persoalan.
Sebagai pembantu proses perubahan.
Sebagai penghubung dengan sumber-sumber yang diperlukan.
Keseluruhan dari peranan agen perubahan itu dapat dikelompokkan menjadi peranan yang
manifest dan peranan yang laten yaitu :

1.

a.

Peranan yang manifest
Peranan yang manifest dari agen perubahan dapat dilihat dalam tiga persfektif, yaitu sebagai penggerak,
perantara, dan penyelesai. Sebagai penggerak agen perubahan meliputi fungsi sebagai berikut : [4]
Sebagai fasilitator adalah seseorang yang membangkitkan motifasi dan rangsangan dengan

memprakarsai pengenalan isu yang berkembang dan keinginan masyarakat, agar masyrakat bergerak,

serta mempengaruhi merekamelalui advis dan petunjuk-petunjuk.
b. Sebagai penganalisa adalah orang yang melakukan identifikasi atas alternative-alternatif yang dikemukan
oleh masyrakat atau sebagai pemberi masukan bagi tenaga ahli dalam menganalisa masyarakat secara
c.

menyeluruh.
Sebagai pengembang kepemimpinan, yaitu seorang agen perubahan berfungsi melakukan identifikasi,
melatih, mengorganisir, serta meningkatkan kemampuan pemimpin-pemimpin setempat, termasuk
mengokohkan status mereka ditengah masyarakat, sebagai suatu usaha untuk membina kesinambungan
dalam proses pembangunan.
Dan dalam persfektif perantara, agen perubahan meliputi fungsi pemberi informasi dalam bentukbentuk memperkenalkan fakta-fakta dan menghubungkan klien dengan nara sumber, menyiapkan
bahan dan peralatan pendidikan, melaksanakan study dan mendatangkan pengetahuan teknis bagi
masyarakat setempat.

Sedangkan fungsi penghubung dimaksudkan untuk menjembatani masyarakat setempat dengan tenaga
ahli atau spesialis, system kemasyarakatan, para perumus kebijakan, dan pihak-pihak lain.
Kemudian dalam perannannya sebagai pencapai hasil, agen perubahan berfungsi sebagai pengorganisir,
pengevaluasi, dan yang memantapkan hasil.

2. Peranan yang latent
Dalam peranan agen perubahan yang manifest selain mempunyai fungsi yang kelihatan secara nyata,
juga memiliki fungsi yang bersifat laten, yaitu sebagai pengembang kepemimpinan, seorang agen
perubahan secara laten dapat berperan selaku orang yang memobilisir atau orang yang membangkitkan
kesadaran. Dan dalam hal fungsi sebagai penganalisa dapat berupa dichothomizer yang membedakan
ataupun sebagai pembangun sejarah, yaitu memperjelas perbedaan antara pembangunan dengan
keterbelakangan, membiarkan suatu kelompok minoritas menonjol ditengah massa masyarakat, dan
memandang modernisasi sebagai tahap yang dapat diubah lagi.
C. Tugas-tugas agent of change
Rogers dan shoemaker mengatakan bahwa, sitidak-sidaknya ada tujuh tugas utama agen
perubahan dalam melaksanakan fungsi difusi inovasi, yaitu :[5]
1. Menumbuhkan keinginan masyarakat untuk melakukan perubahan.
Dalam hal ini agen perubahan harus memiliki suatu peran pemrakarsa, atau pengambil inisiatif dari
perubahan sosial dari tempat ia mendifusikan inovasi.
2. Membina suatu hubungan dalam rangka perubahan (change relationship).
Hubungan yang dimaksud adalah suatu kontak yang mengandung saling percaya, kejujuran dan empati.
3. Mendiagnosa permasalahan yang dihadapi masyrakat, yaitu terhadap kebutuhan masyarakat yang
hendak dibantunya.
4. Menciptakan keinginan perubahan dikalangan klien, arti perubahan disisni bukan sekedar berubah,
namun benar benar untuk kepentingan klien yang bersangkutan.

5. Menerjemahkan keinginan perubahan tersebut menjadi tindakan yang nyata.
6. Menjaga kestabilan perubahan dan mencegah terjadinya droupout
7. Mencapai suatu terminal hubungan.
Bagi seorang agen perubahan dalam mendivusikan inovasi penting sekali menyelaraskan
langkah-langkah kegiatanya dengan tahap-tahap yang dilalui oleh klien dalam peoses penerimaan suatu
inovasi, yaitu sebagai berikut ;[6]
1. Insider sebagai agen perubahan
2. Outsider sebagai agen perubahan

Dalam melakukan kegiatan sebagai agen perubahan, ada kemungkinan bagi seorang agen oleh
masyarakat dipandang sebagai orang luar atau outsider dan orang dalam insider.
Sebenarnya hal ini tidak begitu tajam memberikan perbedaan, masing-masing memeiliki
keuntungan dan kerugian masing-masing, sebagai orang dalam dari system sosial yang dimaksud
memiliki keuntungan-keuntungan sebagai berikut:
1. Dia memahami system sosial yang bersangkutan
2. Dia berbicara dalam bahasa yang sama dengan masyarakat setempat.
3. Dia mengerti norma-norma yang berlaku.
4. Dia bisa mengidentifikasi kebutuhan dan aspirasi dari system sosial yang bersangkutan.
5. Dia merupakan orang yang telah dikenal dan akrab dengan masyarakat.


Adapun kerugiannya sebagai agen perubahan insider bagi system sosial tempatnya bertugas
adalah :
1. Ada kemungkinan ia tidak memiliki persfektif.
2. Mungkin ia tidak memiliki pengetahuan khusus dengan inovasi yang hendak didifusikan.
3. Dia mungkin tidak mempunyai basis kekuasaan yang cukup.
Dan keuntungan bagi agen perubahan yang outsider dari system sosial tempat ia bertugas
adalah :
1. Ia memulai tugasnya dengan tidak di bebani steorotip yang negatif.
2. Ia berada pada posisi yang memungkinkan memandang permasalahan secara persfektif.
3. Dia independen dari struktur kekuasaan setempat.
Dan kerugian-kerugiannya sebagai outsider adalah :
1. Dia merupakan orang asing, dan seringkali orang asing dipandang sebagai ancaman terhadap mereka
yang asli setempat.

2. Kurang mengetahui keadaan dalam masyarakat setempat.
3. Mungkin dia tidak benar-benar perhatian, karena kebutuhan mereka bukanlah kebutuhanya.
Masalah ini bisa diatasi dengan membentuk suatu tim yang terdiri dari penggabungan antara
kedua agen perubahan yang dari luar dan dari dalam, mereka bekerja sama dalam satu tim. Dengan jalan
itu, agen perubahan yang outsider bisa memberikan legitimasi keahlian kepada agen perubahan insider,
secara persfektif yang objektif disamping dukungan moral.

Implikasinya adalah, hubungan apa saja bermula dari kontak yang pertama terjadi diantara pihak
yang berhubungan. Apa yang terjadi antara agen perubahan dengan klienya pada saat pertama
berhubungan, kelak akan menentukan apakah agen perubahan mampu atau tidak untuk mengarahkan
kliennya kearah pemecahan masalah.
Dalam menjalin hubungan dengan klien , agen perubahan harus memperhatikan 4 hal :[7]
1. Sikap bersahabat, seorang agen perubahan adalah seorang penerobos. Wajar kalau setiap orang dalam
system sosial yang dimaksud akan curiga apakah sanag agen akan membawa perubahan yang baik atau
tidak.
2.

Kesamaan, usahakan agar klien anda tidak merasakan bahwa anda adalah orang yang berbeda dari
mereka.

3.

Manfaat, seorang agen perubahan hendaklah menciptakan kesan bahwa ia memang orang yang
bermanfaat bagi mereka.

4.


Responsive, seorang agen perubahan terutama disaat permulaan harus selalu menjadi seorang
pendengar yang baik. Tunjukan perhatian anda dengan meminta penjelasan terhadap hal yang kurang
jelas.
Dengan demikian, setiap sikap yang ditampilkan oleh agen perubahan akan memberikan dampak
positif dan negative terhadap dirinya, tentang apakah agen tersebut diterima atau malah dipandang
sebelah mata oleh klienya, empat hal yang diperkenalkan Havelock diatas mudah-mudahan memberikan
manfaat bagi agen perubahan dalam pembangunan bangsa yang lebih baik.

D. Kualifikasi Agen Perubahan

Duncan dan Zaltman dalam Komunikasi Pembangunan:Pengenalan Teori dan Penerapannya
mengemukakan kualifikasi dasar agen perubahan, yakni tiga yang utama di antara sekian banyak
kompetensi yang mereka miliki, Yaitu:
1.

Kualifikasi teknis, kompetensi teknis dalam tugas spesifik dari proyek perubahan yang bersangkutan.
Misalnya pengetahuan dan keterampilan pertanian bagi seorang penyuluh pertanian, pengetahuan dan
wawasan tentang pemberdayaan perempuan bagi penyuluh/tenaga lapangan yang LSM tempat ia
bekerja khusus menangani tentang perempuan.


2.

Kemampuan administratif, yaitu persyaratan administratif yang paling dasar dan elementer, yakni
kemauan untuk mengalokasikan waktu untuk persoalan-persoalan yang relatif menjelimet (detailed).
Maksudnya para agen perubahan merupakan orang yang menyediakan waktu dan tenaga mereka untuk
secara sepenuh hati mengurus masyarakat yang dibinanya.

3.

Hubungan antarpribadi. Suatu sifat yang paling penting adalah empati, yaitu kemampuan seseorang
untuk mengidentifikasikan diri dengan orang lain, berbagi akan perspektif dan perasaan mereka dengan
seakan-akan mengalaminya sendiri.
Seorang agen perubahan tidak dengan mudahnya mampu membuat perubahan tanpa
menanamkan karakteristik dalam dirinya sendiri agar dapat menjadi panutan atau teladan terhadap
sekelompok orang yang menjadi target perubahannya. Seorang agen perubahan yang berhasil, menurut
Havelock memiliki karakteristik seperti berikut :
1. Agen perubahan harus memiliki nilai-nilai dan sikap mental (attitudes) sebagai berikut:

a) Pertimbangan (concern) utamamya mengenai manfaat dari inovasi bagi pengguna akhir (end user).
b)

Pertimbangan utama mengenai manfaat inovasi yang disebarluaskannya bagi masyarakat secara
keseluruhan.

c) Respek terhadap nilai-nilai yang dianut dengan teguh oleh pihak lain.
d)

Kepercayaan bahwa perubahan harus menghasilkan sesuatu yang terbaik bagi yang terbanyak
(mayoritas).

e) Percaya bahwa masyarakat yang diubah mempunyai suatu kebutuhan, dan juga hak untuk memahami
mengapa perubahan dilakukan (rationale) dan hak untuk berpartisipasi dalam memilih di antara
alternatif cara dan tujuan perubahan itu sendiri.
f)

Rasa yang kuat mengenai identitasnya sendiri dan upayanya untuk menolong orang lain.

g)

Pertimbangan (concern) yang kuat untuk membantu tanpa menyakiti perasaan, untuk membantu
dengan resiko yang minimal untuk jangka pendek dan jangka panjang bagi ketenangan masyarakat, baik
sebagai keseluruhan, maupun individu tertentu dalam masyarakat yang bersangkutan.

h)

Respek terhadap institusi-institusi yang ada sebagai pencerminan concern yang sah terhadap batas
ruang kehidupan orang, keamanan, dan pengembangan identitas di balik diri masing-masing.
2. Agen perubahan harus mengetahui hal-hal sebagai berikut :

a)

Bahwa individu-individu, kelompok, dan masyarakat merupakan sistem-sistem terbuka yang saling
berhubungan (open interrelating systems).

b) Bagaimana peranannya yang lain cocok dengan konteks sosial yang lebih luas dari perubahan.
c)

Konsepsi-konsepsi alternatif mengenai peranannya sekarang dan peranannya yang potensial di masa
mendatang.

d) Bagaimana orang lain memandang peranannya.
e)

Lingkup kebutuhan manusia, hubungan-hubungannya dan peringkat prioritas yang mungkin dalam
berbagai tahap pada lingkaran kehidupan.

f)

Keseluruhan sumber-sumber (resources) dan cara untuk akses ke sana.

g)

Pengetahuan, sikap mental, dan keterampilan yang dibutuhkan oleh seorang agen perubahan dan
seorang pengguna sumber-sumber yang efektif.
3. Agen perubahan harus memiliki keterampilan berikut ini :

a) Bagaimana mengembangkan dan memelihara hubungan proyek perubahan dengan orang lain.
b)

Bagaimana membawa orang ke suatu konsepsi mengenai kebutuhan dan prioritas mereka dalam
hubungan dengan kebutuhan dan prioritas orang lain.

c) Bagaimana mengatasi kesalahpahaman dan konflik.
d) Bagaimana membina jembatan nilai.
e) Bagaimana menyampaikan kepada orang lain perasaan berdaya untuk melaksanakan pembangunan.
f)

Bagaimana membina tim kerja sama (collaborative teams) untuk perubahan.

g) Bagaimana mengorganisir dan melaksanakan proyek-pr oyek perubahan yang berhasil.
h) Bagaimana menyampaikan kepada orang lain mengenai pengetahuan, nilai-nilai dan keterampilan yang
dimilikinya.
i)

Bagaimana menyadarkan masyarakat akan potensi yang tersedia dari sumber-sumber (resources)
mereka sendiri.
Dalam mengembangkan keterbukaan masyarakat untuk menggunakan sumber-sumber, baik
yang internal maupun yang eksternal. Agen perubahan akan lebih efektif jika mereka:

1. Merangsang berlangsungnya proses-proses pemecahan masalah di kalangan klien.
2. Cukup pengetahuan mengenai proses penelitian dan pengembangan yang menghasilkan solusi, sehingga
mereka dapat membantu mendorong proses ini agar berfungsi lebih konsisten dengan kebutuhan klien.
3. Mampu membina komunikasi dan kolaborasi yang mungkin di antara sistem-sistem klien dan di antara
lembaga-lembaga perubahan.
4. Mampu menghubungkan klien tertentu dengan suatu jumlah lembagalembaga perubahan yang optimal,
dan menghubungkan lembagalembaga perubahan tertentu dengan suatu jumlah klien yang optimal.
BAB III
KESIMPULAN

Dalam arti yang luas komunikasi pembangunan meliputi peran dan fungsi komunikasi sebagai
suatu aktivitas pertukaran pesan secara timbal balik di antara masyarakat dengan pemerintah, dimulai
dari proses perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembangunan. Sedangkan dalam arti terbatas,
komunikasi pembangunan merupakan segala upaya dan cara serta teknik penyampaian gagasan dan

ketrampilan pembangunan yang berasal dari pihak yang memprakarsai pembangunan dan diwujudkan
pada masyarakat yang menjadi sasaran dapat memahami, menerima dan berpartisipasi dalam
pembangunan.
Dalam hal ini peran agen perubahan sangat dominan sebagai komunikator pembangunan, Lippit
secara tegas menyatakan bahwa keberhasilan seorang agen perubahan sangat ditentukan kepribadian
(the first impression) yang tercermin dari penampilan pada saat pertama kali bertemu dengan penerima
manfaat . Penampilan, cara berpakaian, sikap ketika berbicara, tingkah laku dan tindak tanduk.
Kesediaan untuk bergaul, menjalin kerjasama, dan keinginannya untuk tinggal dengan masyarakat
penerima manfaat.
Seorang agen perubahan juga harus mudah bergaul dan menyesuaikan diri dengan keadaan
lingkungan, baik lingkungan fisik, pekerjaan maupun lingkungan sosial setempat. Meyakinkan masyarakat
penerima manfaat sebagai orang yang memiliki kemampuan untuk melaksanakan tugas, cerdas, terampil
dan bersikap wajar. Kesiapan dan kesediaannya untuk membantu masyarakat penerima manfaatnya
dalam menganalisis dan memecahkan masalah yang dihadapi.
Dengan demikian, setelah fungsi tugas dan peran agen perubahan telah berjalan sebagaimana
mestinya, maka klien akan memdapatkan hasil yang maksimal, dan pembangunan pada akhirnya akan
terlaksana dengan baik melalui tahapan-tahapan yang dianjurkan oleh agen perubahan.

[1] Rochajat Harun, Elvinaro Ardianto, komunikasi pembangunan dan perubahan sosial, (Jakarta:

Rajawali Pers, 2011), hal. 3.

[2] Ibid, hal. 33
[3] Zulkarimen Nasution, komunikasi pembangunanpengenalan teori dan penerapanya, (Jakarta:

Rajawali Pers, 2009), hal. 127
[4] Ibid, hal. 130
[5] Ibid, hal. 133

[6] Ibid, hal. 135
[7] Ibid, hal. 140

Makalah Komunikasi Pembangunan
Posted on Juli 10, 2010 by Langit Biru

Makalah ini merupakan tugas matakuliah Komunikasi pembangunan pada STIA AL-GAZALI
BARRU, Semester Delapan Tahun 2009/2010
BAB I
PENDAHULUAN
B. Latar Belakang.
Di era sekarang ini, pembangunan disegala bidang sedang giat-giatnya dilaksanakan mulai dari
perkotaan hingga ketingkat pedesaan. Puluhan juta bahkan ratusan juta dana dikucurkan oleh
pemerintah pusat kepada pemerintah daerah atau ke kelompok-kelompok masyarakat didaerah
untuk menunjang keberhasilan pembangunan di daerah tersebut.

Demi keberhasilan pembangunan tersebut maka peran serta masyarakat dalam menentukan arah
pemabangunan sangatlah penting agar tujuan dari pembangunan tersebut bisa mencapai sasaran,
yaitu bidang-bidang pembangunan yang dilaksanakan sesuai dengan apa yang menjadi
kebutuhan masyarakat setempat.
Untuk itu diperlukan suatu komunikasi antara pemerintah sebagai pihak yang hendak
membangun dengan masyarakat sebagai sasaran dari pembangunan tersebut, sehingga
pembangunan yang dijalankan bisa betul-betul sesuai dengan apa yang diharapkan.
Keberhasilan pembangunan tidak lepas dari adanya komunikasi pembanguan. Komunikasi
memiliki peran yang sangat penting, sebagai contoh, suatu kelompok tani perlu
mengkomunikasikan tentang kebutuhan pupuk anggotanya kepada pemerintah sehingga
pemerintah bisa memberikan pupuk sesuai dengan kebutuhan kelompok tani tersebut.
Luasnya wilayah republic indonesia dengan jenis geografi yang berbeda disetiap wilayahnya,
serta budaya yang beragam menjadi satu masalah tersendiri dalam pembangunan dewasa ini,
sebab kadangkala suatu program yang direncanakan tidak sesuai dengan kondisi masyarakat
setempat.
Hal tersebut telah coba diselesaikan dengan dihadirkannya sistem otonomi daerah. Dimana
pemerintah daerah diberi kesempatan untuk mengelola dananya sendiri sesuai dengan kebutuhan
masyarakatnya.
Namun dengan hadirnya sistem otonomi ini tidak semerta-merta menghilangkan segala persoalan
yang ada. Ketidak mengertian pemerintah daerah tentang pentingnya komunikasi pembangunan
ditambah dengan partsipasi masyrakat dalam pembangunan yang sangat minim membuat suatu
program terkadang tidak diterima oleh masyarakat.
B. Rumusan Masalah.
Siapa, apa, dan bagaimana komunikasi pembangunan itu kaitannya dengan kesuksesan
pembangunan serta apa dampak yang ditimbulkan dengan adanya komunikasi pembangunan?
C. Tujuan dan Manfaat
Mengetahui lebih jauh tentang Komunikasi pembangunan, siapa, apa, dan bagaimana dampak
yang ditimbulkan komunikasi pembangunan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Komunikasi Pembangunan
Komunikasi adalah proses penyampaian pesan, gagasan, harapan, perasaan dari seseorang
(Komunikator) ke orang lain atau Pihak Lain (Kominikan). Dalam penyampain pesan/gagasan
perlu dipahami siapa yang diajak berkomuniasi, hal itu meliputi pendidikan umur, status social,
kebiasaan, dan lain-lain.
Komunikasi yang salah sering menimbulkan sesuatu yang salah kaprah dalam masyarakat,
contohnya masyarakat selalu beranggapan bahwa lulusan STM mengerti tentang seluk beluk alat
elektonika dan mesin, untuk itu perlu komunikasi dengan masyarakat tentang bidang keilmuan
dari lulusan STM.
Menurut Roger dan S. Schoemaker (1971) Pembangunan adalah suatu jenis perubahan social
dimana ide-ide baru diperkenalkan kepada suatu sistem social untuk menghasilkan pendapatan
perkapita dan tingkat kehidupan yang lebih tinggi melalui metode produksi yang lebih baik.
Sedangkan menurut Kleijans (1975) pembangunan merupakan pencapaian pengetahuan dan
keterampilan baru, perluasan wawasan manusia, meningkatnya semangat kemanusiaan dan

suntukan kepercayaan diri, sedangkan Pengertian pembangunan secara sederhana yaitu
perubahan, perbaikan menuju kearah yang lebih baik.
Komunikasi Pembangunan adalah proses penyampaian materi dalam rangka meningkatkan
sesuatu agar menjadi lebih baik. secara Luas Pengertian Komunikasi Pembangunan adalah
sebagai aktivitas pertukaran pesan secara timbale balik diantara semua pihak yang terlibat dala
usaha pembangunan, terutama masyarakat dan pemerintah, sejak dari proses perencanaan,
pelaksanaan dan penilaian terhadap pembangunan.
Secara khusus Komunikasi pembangunan adalah segala upaya dan cara, serta teknik
penyampaian pesan atau gagasan dan keterampilan keterampilan pembangunan yang berasal dari
pihak yang memprakarsai pembangunan yang ditujukan kepada masyarakat luas.
B. Unsur-unsur Komunikasi Pembangunan
Dalam komunikasi pembangunan terdapat beberapa unsur-unsur komunikasi yaitu :
1. Pihak Yang menyampiakan Pesan (Komunikator/Source)
Komunikator sebagai pemerakarsa dari terwujudnya sebuah perubahan. Komunikator juga
berperan sebagi agen perubahan yani menjadi pusat untuk merubah dari kondisi lemah menjadi
kuat.
Komuniukator bisa muncul dari siapa saja, dalam komunikasi pembangunan komunikator tidak
harus pemerintah, komunikator selain pemerintah bisa saja meliputi LSM, Organisasi, atau
Individu.
Kita pun bisa tampil sebagai komunikator ketika kita ada upaya-upaya atau ada kemampuan
untuk merubah/melakukan perubahan. Komunikator sebagai agen perubahan bisa muncul dari
dua hal, yaitu :
a) Muncul dari masyarakat itu sendiri (Insider)
Komunikator yang muncul dari dalam masyarakat memiliki kelebihan yaitu lebih mengetahui
kondisi masyarakat, ia lebih tahu tentang kondisi ekonomi, social budaya masyarakat setempat
sehingga upaya yang ia laksanakan bisa betul-betul sesuai dengan kehendak masyarakat.
Namun disisi lain kekukarangan dari komunikator jenis ini yakni kurang obyektif/kurang
leluasanya dalam bertindak sehingga dalam bekerja ia tidak independen.
Dewasa ini istilah putra daerah semakin sering didengung-dengungkan terutama dalam
pemilihan kepala-kepala daerah. Hal ini tentu saja karena adaya pengaharapan dari masyarakat
bahwa kepala daerah yang terpilih benar-benar mengerti tentang kebutuhan mendasar dari rakyat
yang hendak dipimpinnya.
b) Muncul dari luar Masyarakat (Outsider)
Yang dimaksudkan dengan Komunikator yang muncul dari luar masyarakat yakni Komunikator
yang sebelumnya tidak berdomisili di dalam wilayah masyrakat yang dimaksudkan.
Kelbihan dari Komunikator ini yaitu kemampuannya untuk bertindak secara leluasa, ia segala
kebijakan yang akan dikeluarkan olehnya kecil kemungkinannya hanya berpihak pada satu
golongan masyarakat tertentu.
Numun biasanya ketidak berpihakan tersebut tidak akan berlangsung lama. Begitu ia berinteraksi
dengan masyarakat secara perlahan ia akan mulai membentuk satu golongan tertentu yang tidak
menutup kemungkinannya akan diuntukngkan dalam peneluran kebijakan selanjutnya.
Kekurangan mendasar dari komunitator ini yakni ketidak pahamannya terhadap kondisi social
ekonomi masyarakatnya, ia tidak mengetahui secara detail kondisi rill masyarakat, ia
membutuhkan banyak waktu untuk mempelajari kebetuhan masarakat sehingga dia tidak dapat
bertindak dengan cepat.

2. Sesuatu yang disampaikan (Pesan/Message)
Ketika Komunikator hendak menyampaiakn pesan maka tentu saja pesan yang hendak
disampaikan sudah ada dan sudah dipastikan kebenarannya. Hal ini dimaksudkan supaya dampak
yang ditimbulkan oleh pesan tersebut bisa dipertanggung jawabkan.
Sebagai contoh ketika seorang kepala desa hendak menyampaikan program pembangunan jalan
tani maka kepala desa yang bersangkutan betul-betul mengetahi bahwa program yang hendak
disampaikan itu benar-benar ada jangan sampai program tersebut baru sebatas wacana atau
bahkan tidak ada samasekali.
Dalam penyampaian program perlu diperhatikan tiga hal penting yaitu :
a) Secara teknik program tersebut bisa dilaksanakan masyarakat setempat secara mudah.
b) Secara ekonomis program tersebut menguntungkan dan dapat menambah pendapatan
masyarakat.
c) Secara social program tersebut tidak menimbulkan keretakan social/kesenjangan social.
3. Saluran yang digunakan dalam komunikasi (Media/Channel)
Media Komunikasi dewasa ini telah sangat canggih, suatu kejadian yang tempatnya sangat jauh
dari tempat kita hanya dalam hitungan detik telah bisa kita ketahui. Hal ini tentu saja tidak lepas
dari peranan media komunikasi dalam menyampaikan berita tersebut.
Penggunaan media komunikasi dalam berkomunikasi disesuaikan dengan kasus-kasus
komunikasi pembangunan yang dihadapi, untuk itu kasus-kasus komunikasi tersebut dapat
dibedakan menjadi tiga bahagian yakni :
a) Komunikasi personal.
Komunikasi personal dilakukan atas nama personal dan dengan pendekatan personal. Contoh
komunikasi personal dalam masyarakat yaitu Orang Tua membimbing anak, Seorang Pemuda
Menyampaikan Perasaan cintanya pada Seorang perempuan, Dosen membimbing seorang anak
yang bermasalah dengan kehadiran, atau ketika seorang caleg melakukan pendekatan pada
tokoh-tokoh masyarakat secara personal.
Pendekatan personal ini dapat menggunakan media seperti bertatap muka langsung, telepon,
Chat, surat atau sejenisnya yang sifatnya pribadi.
b) Komunikasi Kelompok
Komunikasi kelompok adalah system komunikasi yang dilakukan atas nama lembaga, organisasi
bukan orang perorang. Berdasarkan banyaknya orang dalam kelompok maka komunikasi
kelompok dibedakan menjadi dua yaitu :
- Komunikasi kelompok kecil.
Komunikasi kelompok kecil dilakukan dalam kelompok yang lebih terbatas dan dimungkinkan
terjadi proses komunikasi 2 arah. Contohnya Penyuluhan Pertanian kepada kelompok tani,
penyuluhan di posyandu.
Komunikasi kelompok kecil menggunakan media bertatap muka langsung, namun karena
perkembangan teknologi maka dewasa ini juga telah dimungkinkan dengan teleconference, Hal
ini telah beberapa kali dilakukan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono salah satunya saat
memimpin rapat cabinet dari Amerika serikat.
- Komunikasi Kelompok Besar
Komunikasi kelompok besar dilakukan dalam kelompok yang besar, heterogen, anonym dan
tidak memungkinkannya terjadi proses komunikasi 2 arah, contok komunikasi kelomok besar
yakni Orasi Kampanye.
Media yang digunakan dalam komunikasi kelompok besar yaitu bertatap muka langsung.

c) Komunikasi Massa
Komunikasi massa merupakan system komunikasi yang penyampaiannya ditujukan pada banyak
orang dengan menggunakan media massa seperti Televisi, Koran, Radio, spanduk dan lainnya.
Media massa merupakan suatu alat yang perkasa dalam mempengaruhi, Dimana masyarakat
tidak akan berdaya menghadapinya. Sebagai contoh dalam kasus pidana Prita ketika menghadapi
RS. Omni Internasional, peran media sangat besar sehingga bisa membuat simpati masyarakat
yang kemudian membantu kasus hukumnya, demikian pula dalam Kasus Susno Duaji ketika
terkena kasus Cicak buaya peran medialah yang membuatnya tenggelam.
Namun atas peran media pula Susno Duaji kemudian bak pahlawan yang diagung-agungkan oleh
sebagian masyarakat ketika membongkar berbagai kasus di tubuh kepolisian.
Demikian hebatnya media massa sehingga ketika terjadi pergolakan politik dalam suatu Negara
seperti kudeta maka penguasaan media massa menjadi hal penting dan tak terlupakan.
Contohnya ketika terjadi Kudeta Atas PM. Thaksin Sinawatra oleh militer Thailand maka Stasiun
televisi dan radio turut pula menjadi sasaran utama.
Demikian pula ketika terjadi pemberontakan G.30.S/PKI. RRI dan TVRI turut serta dikuasai.
Para peneliti memang telah menemukan bahwa efek yang ditimbulkan oleh media massa sebagai
media komunikasi sangat besar akibatnya.
Contoh komunikasi pembangunan dalam komuynikasi massa yaitu: kampanye narkoba, iklan
layanan masyarakat tentang lingkungan hidup, film documenter mengenai transmigrasi, dan
penyampaian pesan dalam pemberitaan.
4. Pihak yang menerima pesan (Komunikan/Receiver)
Komunikan atau pihak yang menerima pesan berperan sebagai sasaran dalam komunikasi
pembangunan, komunikator sebagi agen perubahan perlu mengetahui kondisi riil dari
komunikan, sehingga pesan yang hendak disampaikan bisa diterima dengan mudah oleh pihak
komunikan.
Pada masa terdahulu, sunan kali jaga menggunakan media pewayangan untuk menyebarkan
agama islam ditanah jawa, hal ini dikarenakan Sunan kalijaga mengetahui persis kondisi
masyarakat pada saat itu yang gemar menonton pagelaran wayang.
Rusuh penertiban kuburan di koja Jakarta juga merupakan buah dari ketidak pahaman
pemerintah Provinsi DKI Jakarta atas kondisi masyarakatnya sehingga dalam penertiban tersebut
mengorbankan jiwa dari aparat itu sendiri.
Mayarakat sebagai pihak yang akan menerima sebuah program pembangunan tentu saja tidak
semerta-merta menerima begitu saja program tersebut, program tersebut akan melewati beberapa
tahapan yaitu Pengenalan(awarnes), tertarik(interes), mempertimbangkan (desire), menentukan
(decision), dan melaksanakan (action).
Tahapan-tahapan tersebut bakal dipengaruhi oleh beberapa hal/pertimbangan. Ada lima hal
pokok yang mempengaruhi tingkat penerimaan masyarakat, yakni :
a) Keuntungan Relatif (relative advantages)
Masyarakat akan mempertimbangkan apakah hal tersebut menguntungkan atau tidak,
keuntungan kecil atau besar, jika kurang menguntungkan atau bahkan merugikan maka sebuah
program pembangunan akan sulit diterima.
b) Kesesuaian (complexity)
Dalam masyarakat Indonesia, faktor adat masih sangat kental. Dan hal ini sangat berpengaruh
pada penerapan program pembangunan. Komunikator sebagai pemerakrsa perlu mengetahui
apakah program pembangunan tersebut tidak berbenturan dengan dengan kultur masyarakat
setempat.

c) Kompleksitas (Complexity)
Kompleksitas atau tingkat kerumitan program juga menjadi bahan pertimbangan dalam
penerimaan pesan pembangunan. Masyarakat dewasa ini semakin menginginkan kemudahan
dalam segala hal, jadi ketika sebuah program dianggap rumit dan berbelit-belit akan sangat susah
ketika harus menerima keterlibatan masyarakat.
d) Triabilitas (triabilitas)
Triabilitas samadengan bisa dicobakan. Ketika masyarakat menerima suatu program maka
masyarakat tentu saja akan berusaha mencobo hal tersebut. Sehingga triabilitas juga menjadi
bahan pertimangan dalam penerimaan program pembangunan.
e) Observasi (observability)
Pertimbangan ini adalah hal terpenting dalam penerimaan masyarakat, obeservasi berarti bisa
dilihat langsung hasilnya. Contohnya Bertahun-tahun lamanya masyarakat petani dibeberapa
Desa di Kab.barru menggunakan sistem persemaian dalam budidaya pertanian, tetapi ketika
sistem tabur benih langsung (tabela) dicobakan dan hasilnya bisa dilihat Maka tidak
membutuhkan waktu yang lama bagi petani untuk beralih ke teknologi tersebut.
5. Dampak yang ditimbulkan (Effect)
Dengan adanya komunikasi pembangunan maka tentunya diharapkan pesan yang
dikomunikasikan memberi dampak setelah terjadinya komunikasi. Semua dampak yang timbul
diharapkan sesuai dengan apa yang diinginkan oleh komuniukator.
Dampak yang ditimbulkan dengan adanya komunikasi diantaranya yaitu:
a) Informasi (menjadi tahu).
b) Persuasif (menggugah Perasaan)
c) Mengubah Prilaku
d) Mewujudkan Partisipasi masyarakat
e) Meningkatkan pendapatan.
BAB III
KESIMPULAN
Komunikasi pembangunan dewasa ini adalah merupakan hal terpenting dalam pembangunan dan
tidak bisa disepelekan. Komunikasi pembangunan tidak sepenuhnya menjadi komsumsi
pemerintah, tepati dalam lembaga atau organisasi pun dibutuhkan. Bahkan dalam keluarga
sekalipun.
dalam pembangunan dewasa ini, ada banyak peran yang dapat dilakukan komunikasi dalam
pembangunan, diantaranya :
1. Komunikasi dapat menciptakan iklim bagi perubahan dengan membujukkan nilai-nilai, sikap
mental, dan bentuk prilaku yang menunjang modernisasi.
2. Komunikasi dapat mengajarkan keterampilan-keterampilan baru, mulai dari baca-tulis ke
pertanian, hingga kekeberhasilan pembangunan hingga reparasi mobil. (schram, 1967)
3. Media massa dapat mengantarkan pengalaman-pengalaman yang seolah-olah dialami sendiri,
sehingga mengurangi biaya psikis dan ekonomis untuk menciptakan kepribadian yang mobile.
4. Media massa dapat bertindak sebagai pengganda sumber-sumber daya pengetahuan.
5. Komunikasi dapat meningkatkan aspirasi yang merupakan perangsang untuk bertindak nyata.
6. Komunikasi dapat membantu masyarakat menemukan norma-norma baru dan keharmonisan
dari masatransisi (Rao, 1966)
7. Komunikasidapat membuat orang lebih condong untuk berpartisipasi dalam pembuatan
keputusan di tengah kehidupan masyarakat.

8. Komunikasi dapat mengubah struktur kekuasaan pada masyarakat yang bercirikan tradisional,
dengan membawa pengetahuan kepada massa. Mereka yang memberi informasi akan menjadi
orang berarti, dan para pemimpin tradisional akan tertantang oleh kenyataan bahwa ada orang
lain yang yang juga mempunyai kelebihan dalam hal memiliki informasi.
9. komunikasi dapat membantu mayoritas populasi menyadari pentingnya arti keberadaan
mereka sebagai warga Negara, sehingga apat membantu meningkatkan aktivitas politik
(Rao.1966)
10. Komunikasi memudahkan perencanaan dan inflementasi program-program pembangunan
yang berkaitan dengan kebutuhan penduduk.
11. Komunikasi dapat membuat pembangunan ekonomi, social, dan politik menjadi suatu proses
yang berlangsung sendiri.
Pembangunan harus didukung oleh partisipasi masyarakat, dimana tingkat keterlibatan
masyarakatdalam paket program pembangunan sangat dibutuhkan, untuk itu dibutuhkan upayaupaya agar masyarakat bisa turut serta dalam pembangunan. Untuk itu pada setiap tahapantahapan pembanguan keterlibatan masyarakat adalah mutlak.
makalah ini dikutif dari beberapa sumber yang diambil di internet.

Dokumen yang terkait

Keanekaragaman Makrofauna Tanah Daerah Pertanian Apel Semi Organik dan Pertanian Apel Non Organik Kecamatan Bumiaji Kota Batu sebagai Bahan Ajar Biologi SMA

26 317 36

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENGARUH PENGGUNAAN BLACKBERRY MESSENGER TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU MAHASISWA DALAM INTERAKSI SOSIAL (Studi Pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Angkatan 2008 Universitas Muhammadiyah Malang)

127 505 26

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

Pencerahan dan Pemberdayaan (Enlightening & Empowering)

0 64 2

KEABSAHAN STATUS PERNIKAHAN SUAMI ATAU ISTRI YANG MURTAD (Studi Komparatif Ulama Klasik dan Kontemporer)

5 102 24

GANGGUAN PICA(Studi Tentang Etiologi dan Kondisi Psikologis)

4 75 2