Budgeting Alat Pengendalian Manajemen De

Budgeting: Alat Pengendalian Manajemen, Demi
Tercapainya Tujuan Perusahaan

Ditulis oleh: Firdaus Bazyli Azariel Rampius (14/367693/EK/20094)
Akuntansi 2014, Fakultas Ekonomika dan Bisnis, Universitas Gadjah Mada

(Ilustrasi gambar Budgeting oleh: Mochamad Okvan/Kompasiana.com)

Capital Budgeting
Setiap perusahaan selalu berusaha untuk tumbuh dan berkembang,
meningkatkan pendapatan dan memaksimalkan laba. Untuk itu,
manajemen senantiasa merancang langkah ekspansi sesuai dengan
kemampuan keuangan yang ada atau sesuai dengan nilai aset yang
dimiliki perusahaan. Untuk itu, perusahaan menyusun alokasi anggaran
atau budget ekspansi, belanja modal (capital expenditure), dan strategi
lainnya.
Menyusun budget dibutuhkan ketelitian, kecermatan, termasuk
kemampuan analisis yang mumpuni. Menyusun anggaran tidak bisa hanya
sekadar membuat alokasi dana. Berkaitan dengan rencana ekspansi tadi,
berarti ada unsur prioritas dalam penyusunan budget.
Ada pertimbangan tersendiri apakah budget yang dibuat itu mampu

mendukung produktivitas dan meningkatkan pendapatan perusahaan
atau tidak, apakah budget itu sudah sesuai dengan business plan dan
target yang hendak dicapai perusahaan, dan pertimbangan lainnya. Di
sinilah pentingnya capital budgeting bagi perusahaan, apalagi perusahaan
publik yang dituntut untuk transparan dan selalu mempublikasikan setiap
aksi korporasi yang bersifat material.
Seperti disebutkan di atas bahwa penyusunan anggaran dibutuhkan
ketelitian, kecermatan, dan kemampuan analisis. Dalam menyusun capital
budgeting dibutuhkan perangkat yang lebih lengkap, misalnya survei,
tingkat kelayakan, dan profitabilitas proyek tersebut. Tanpa adanya
dukungan itu, penyusunan capital budgeting akan terkesan asal-asalan.
Capital budgeting pada dasarnya adalah proses perencanaan anggaran
untuk pembelian aset atau proyek yang sifatnya jangka panjang. Jangka
panjang di sini artinya paling tidak aset itu memiliki masa pakai (life
time)selama lima tahun.
Ilustrasinya begini. Perusahaan A misalnya, akan membeli mesin X
seharga Rp250 miliar. Dalam capital budgeting, harus ada kepastian
bahwa mesin X yang akan dibeli dengan harga Rp250 miliar itu memang
layak beli dan bisa meningkatkan kinerja perusahaan A. Akankah


pembelian mesin itu menguntungkan? Seberapa besar keuntungan
perusahaan dengan investasi sebesar itu? Sebelum diputuskan untuk
membeli harus ada kalkulasi dan kepastian terhadap return dari investasi
tersebut.
Salah satu faktor yang sering dijadikan pertimbangan utama adalah
arus kas perusahaan (cash flow). Apakah langkah ekspansi itu tidak
mengganggu cash
flow perusahaan?
Bagaimana
sumber
pembiayaannya (financing) dan seberapa besar potensi revenue yang
bisa dihasilkan dari pembelian mesin X tersebut? Berapa lama perusahaan
bisa mencapai Break Event Point (BEP)?
Salah satu pendekatan yang banyak dipergunakan adalah
menghitung masa BEP dari mesin tersebut. Misalnya, setelah dilakukan
kalkulasi dan survei pasar, dengan pembelian mesin X tadi, perusahaan
bisa menambah pendapatan perusahaan sebesar Rp75 miliar per tahun.
Artinya, masa BEP investasi mesin X adalah selama 3,33 tahun.
Pertanyaannya, apakah dengan masa BEP selama 3,33 tahun itu
keuntungan yang dihasilkan sudah cukup baik sehingga layak dilakukan?

Bagaimana jika dibandingkan dengan standar umum yang berlaku?
Di atas kertas, proyek pengadaan mesin X tadi layak dilakukan jika
masa BEP investasi dari mesin X itu di bawah standar umum. Jika standar
umum menyebutkan misalnya masa BEP 3,5 tahun maka pembelian
mesin X tadi layak untuk dieksekusi. Tapi jika BEP mesin X itu di atas 3,5
tahun – yang berarti di atas standar umum – maka di atas kertas
seharusnya mesin X tidak layak investasi.
Ilustrasi di atas hanyalah sebuah gambaran singkat, bagaimana
proses dalam penyusunan capital budgeting. Praktiknya tidaklah
sesederhana contoh di atas. Banyak metode dan perhitungan yang
menjadi pertimbangan termasuk apakah pembiayaan pengadaan mesin
itu akan menggunakan uang sendiri (kas internal) ataukah berasal dari
kredit bank. Hal ini akan menentukan seberapa besar biaya yang harus
dipikul dari pembiayaan tersebut. Selain itu, terkait pasar dari output yang
dihasilkan mesin itu, apakah kondisi pasar akan menjamin kelanjutan
penjualan atau tidak, bagaimana tingkat risikonya, dan sebagainya.
Bagi perusahaan terbuka, proses penyusunan capital budgeting harus
dilakukan dengan sangat hati-hati, apalagi jika bersifat material. Sebab,
jika salah mengambil keputusan maka efeknya akan berdampak pada
penurunan harga saham di pasar. (Tulisan diambil dari tulisan Tim BEI

, Ekonomi Okezone Indonesia)
Argumentasi Singkat
Capital budgeting hanya merupakan salah satu contoh dari banyak
anggaran. Anggaran begitu penting bagi perusahaan, karena anggaran
dalam perusahaan digunakan untuk mencapai tujuan perusahaan. Oleh
karena itu, perusahaan harus mempunyai perencanaan, dan yang paling
penting dari suatu perencanaan perusahaan yaitu mempunyai rencana
anggaran, yaitu rencana tentang finansial perusahaan dalam suatu
periode tertentu. Proses perumusan budgeting biasanya disusun pada
awal periode tahun berjalan, dan rencana anggaran yang tertuang harus
merupakan suatu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan dari Perencanaan

laporan keuangan yang terdiri dari Laporan Neraca, Laba Rugi, dan Arus
Kas.
Setelah anggaran tersebut disusun dan diimplementasikan, maka
terdapat hal yang begitu penting untuk menilai anggaran tersebut sudah
berjalan secara efektif dan efisien, yaitu pengendalian (controlling).
Budget dan control merupakan suatu alat perencanaan dan pengendalian
yang terpadu sehingga setiap aktivitasnya dapat tercapai sesuai rencana.
Hal ini dikarenakan, dengan adanya anggaran, maka akan selalu dapat

dibandingkan antara rencana dan yang terjadi sesungguhnya. Tanpa
adanya budget dan control, perusahaan akan mengalami kesulitan dalam
meningkatkan produktivitas, efisiensi dan profit margin dari perusahaan.
Tidak dipungkiri bahwa banyak perusahaan sering membuat budget ala
kadarnya yang disusun hanya berdasarkan hasil kompilasi angka-angka
dari bagian atau departemen didalam perusahaan, padahal peranan
budget dan control sebagai suatu alat atau sistem manajemen berjalan
sejak awal perusahaan melakukan aktivitasnya.
Budgeting dan controlling meskipun merupakan dua kegiatan yang
berbeda, namun keduanya berjalan ke arah tujuan yang sama sesuai
sasaran yang ditetapkan dalam perusahaan. Antara budget dan control
keduanya saling menunjang, melengkapi dan saling ketergantungan
antara satu sama lain. Budget dan Control. Dapat dikatakan bahwa
budget baru efisien apabila diimbangi dengan control yang efektif dan
sebaliknya control yang efektif baru akan memberikan hasil yang optimal
apabila budget dijadikan sarana dan sasaran dalam setiap aktivitas
perusahaan.
Referensi:
http://assets-a2.kompasiana.com/items/album/2015/11/10/budget5641e8f6c923bd9c079775b4.jpg?t=o&v=760
http://www.kompasiana.com/okvan/strategi-menyusun-anggaranperusahaan_5641e953d59273d30574a2ea

http://economy.okezone.com/read/2012/02/13/226/574410/capitalbudgeting
http://platinumtraining.co.id/finance/70-budgeting-and-controlling/