Jurnal Kesehatan dr. Soebandi | Amrullah | Journal Kesehatan

DAFTAR ISI ( CONTENT)

HALAMAN 1. Gambaran Kecemasan Primipara Dalam Perawatan Bayi Baru Lahir di Puskesmas Sukorejo.

134-139

Siti Aisah…………….…………………………………………………........

2. Hubungan Antara Tingkat Kecemasan Dengan Siklus Menstruasi Pada Siswi Kelas XI Jurusan Akuntansi SMK 1 Pancasila Ambulu Jember

140-147

Sandi Satria.. ……...........................................................................................

3. Hubungan Pelayanan Posyandu Balita Dengan Tingkat Kepuasan Ibu Balita Tentang Posyandu di Desa Darsono RT 02 RW 01 Wilayah Kerja Puskesmas

148-154 Arjasa Jember.

Dony Setiawan HP …………………………………………………………..

4. Perbedaan Tingkat Tekanan Darah Sebelum dan Sesudah dilakukan Tindakan Akupressur Pada Penderita Hipertensi Lansia di PSLU Puger

155-161 Kabupaten Jember.

Eko Bagus Santoso ………………………………………………………….

5. Pemenuhan Kebutuhan Tidur Terhadap Tingkat Depresi Lansia di UPT PSLU Bondowoso.

162-169

Adi Hamsyah Maulana ………………………………………………...........

6. Gambaran Faktor Rendahnya Konsumsi Tablet Fe Ibu Hamil Trimester III di Desa Kranjingan Kecamatan Sumbersari Kabupaten Jember

170-176

Stefani Maulidya Restianti….…………………………………………........

7. Gambaran Faktor Penyebab Pre Eklampsia/Eklampsia Pada Ibu Hamil di Puskesmas Kalisat Kabupaten Jember

177-184

Nabila Istifadah…………..…………………………………………………

8. Hubungan umur, pendidikan, paritas, penyakit penyerta terhadap kajadian abortus di Instalasi Rawat Inap Kebidanan RSD Kalisat Jember 2014

185-192

Herlidian Putri.....................................................................................

GAMBARAN KECEMASAN PRIMIPARA DALAM PERAWATAN BAYI BARU LAHIR DI PUSKESMAS SUKOREJO

Siti Aisah * Moch Wildan** Fitria Jannatul Laili***

*, *** Program DIII Kebidanan STIKES dr. Soebandi Jember ** Poltekkes Kemenkes Malang

ABSTRACT

Anxiety is to gridlock that was not clear and spread, which relate to feeling not certain and not helpless . Many women’s health is worried about her beby, feeling uneasy and guilty that she feels after giving birth to her first child because her own more attention to her beby. To take care of beby was not a difficult but often mother Primipara have concern in fostering baby. According to data collection that will be done at the end of 2012 in the community health center sukorejo Bangsalsari obtained 840 mother giving birth, consisting of 420 mother multipara and mother primipara. In The month of October survey in 2013 mother were obtained from 18 primipara that gave birt to take care of her beby, in both bathe, treat umbilical cord and giving water mother’s milk less true. The aim of the research is to know the picture high anxiety mothers primipara in the care newly born baby in the community Health Center Sukorejo sub-district Bangsalsari Jember Regency.

This research is Descritive. The population in this research is mother primipara 1-7 days post in october the mothers 18 primipara. Loding technique a sample total product sampling as many as 18 mother her purifying primipara. Data collection using quistionnaries. Results of research most respondents age of 20-25 of 45 percent, from the factors education most respondents educated junior high school that is 56 percent, and a half- rsondens who does not work ( IRT 50 percent. Most mother 78 percent primipara, anxiety at the time to treat newborn baby.

Therefore expected to health workers particularly midwives to improve service obstetric patients at the time that pregnant mother in the gave birth periodid not experience anxiety in fostering newly born baby.

Key words : Worry, Primipara, treatment newly born baby PENDAHULUAN

kontraksi uterus melemas dan perut Proses persalinan merupakan suatu

melunak. Waktu kelahiran yang tepat proses

cukup sulit untuk diprediksi. Masa pra- membutuhkan banyak tenaga, daya dan

kelahiran disebut “pembukaan”, yaitu upaya dalam setiap tahap. Persalinan

saat dimana posisi bayi turun menuju dimulai ketika leher rahim (serviks)

leher rahim. Dalam periode ini, kandung mulai membuka atau melebar. Uterus

kemih tertekan sehingga frekuensi buang berkontraksi dalam jarak waktu teratur,

air kecil semakin meningkat. Masa pra- dan perut menjadi keras. Disela-sela

kelahiran ini berlangsung selama kelahiran ini berlangsung selama

mengasuhnya (Bobak, 2005). yang dapat berlanjut hingga pada masa

Who Health Organization (WHO) nifas yang sering disebut Depresi

proporsi kematian bayi baru lahir di dunia Pascapartum (Pratiwi, 2010).

sangat tinggi dengan estimasi sebesar 4 Beberapa dampak negatif pada ibu

juta kematian bayi baru lahir pertahun yang terkena kecemasan pascapersalinan,

dan 1,4 juta kematian pada bayi baru lahir yaitu minat dan ketertarikan ibu pada

pada bulan pertama di Asia tenggara. bayi berkurang dan tidak menunjukan

Hanya sedikit negara di Asia Tenggara respon yang positif terhadap kehadiran

yang mempunyai sistem registrasi bayi yang baru dilahirkannya. Dalam hal

kelahiran yang baik sehingga tidak ini, ibu tidak mampu merawat bayinya

diperoleh data yang akurat tentang secara optimal karena ibu merasa tidak

jumlah kematian bayi baru lahir atau pun berdaya dan kurang percaya diri,

kematian pada bulan pertama. Dalam sehingga ibu lari dari tanggung jawabnya

penurunan angka sendiri. Sedangkan dampak negatif yang

Kenyataannya,

kematian bayi baru lahir di setiap negara dapat terjadi pada bayi, yaitu tumbuh

di Asia Tenggara masih sangat lambat. Bayi baru lahir adalah bayi yang lahir

Perkiraan kematian yang terjadi karena melalui proses kelahiran sampai usia 4

tetanus adalah sekitar 550.000 lebih dari minggu, dengan usia gestasi 38-42

50 % kematian yang terjadi di Afrika dan minggu dan mampu menyesuaikan diri

Asia Tenggara disebabkan karena Infeksi dari kehidupan intrauterin ke kehidupan

pada tali pusat pada umumnya menjadi ekstrauterin. Pada saat adaptasi tersebut

tempat masuk utama bakteri, terutama terjadi

apabila diberikan sesuatu yang tidak steril berpotensi menyebabkan kematian dan

gangguan-gangguan

yang

(Prawirohardjo, 2008). kesakitan sedangkan perawatan bayi baru

Survei Demografi dan Kesehatan lahir meliputi tentang cara menjaga

Indonesia (SDKI) Angka kematian bayi kehangatan bayi (mencegah hipotermi),

baru lahir sebesar 25 per 1000 kelahiran cara menyusui yang benar, cara

hidup. Sebagian besar penyebab kematian mencegah infeksi dan jadwal pemberian

terebut dapat dicegah dengan penanganan imunisasi (Pusdiknakes, 2003,.24).

yang adekuat (Depkes, 2007).Bappenas Saifuddin (2006) masa neonatus

(2004) salah satu penyebab tingginya merupakan masa kristis dari kehidupan

kematian bayi adalah rendahnya perilaku bayi, dua pertiga kematian bayi terjadi

masyarakat dan keluarga yang dapat dalam 4 minggu persalinan dan 60 %

menjamin kehamilan, kelahiran, dan kematian bayi baru lahir terjadi dalam

perawatan bayi baru lahir yang lebih waktu 7 hari setelah lahir yaitu saat ibu

sehat. Rendahnya perilaku dalam berada pada masa postpartum dini atau

perawatan bayi baru lahir disebabkan early postpartum period .

kurangnya pengetahuan akan perawatan Peran, tugas dan tanggung jawab

bayi baru lahir.

orang tua dimulai sejak masa kehamilan Hasil survei Dinas Kesehatan Provinsi dan semakin bertambah saat bayi

pada tahun 2007 dilahirkan yaitu merawat dan mengasuh

Jawa

Timur

menunjukkan adanya kematian bayi bayi. Pada periode awal, orangtua harus

sebesar 69 dari 7051 sampel yang mengenali hubungan mereka dengan

disurvey. (Depkes RI, 2008). bayinya, bahwa bayi merupakan pribadi

Dari uraian diatas yang menguraikan yang belum matang, tidak berdaya dan

begitu pentingnya tentang perawatan bayi memiliki sifat tergantung, sehingga perlu

baru lahir, berdasarkan kondisi di perlindungan, perawatan, dan sosialisasi

lapangan masih ada di antara para ibu yang ditandai dengan masa pembelajaran

yang takut dan cemas dalam memberikan

Gambaran Kecemasan Primipara Dalam Perawatan Bayi Baru Lahir……….…Siti Aisah, Hal. 134-139 perawatan bagi bayinya yang baru lahir.

bayi. Kecemasan juga merupakan sesuatu Sesuai pendatan yang di lakukan pada

yang diperoleh dari belajar ibu pasca tahun 2012 di puskesmas sukorejo

bersalin. Hal ini ditunjukkan dengan bangsalsari di dapatkan 840 orang ibu

kesukaran berfikir jernih dan bertindak bersalin, terdiri dari 420 ibu multipara

terhadap tuntutan dan ibu primipara. Hasil survey pada

secara

efektif

lingkungan. Pengalaman ibu yang baru bulan Oktober tahun 2013 di dapatkan

pertama sekali dalam perawatan bayi dari 18 ibu nifas primipara yang

baru lahir, sudahlah pasti memiliki melahirkan, dalam merawat bayinya baik

kecemasan yang berat memandikan, merawat tali pusat dan

tingkat

dibandingkan ibu yang telah beberapa memberikan asi kurang benar. Disamping

kali melahirkan serta telah beberapa kali itu peneliti juga melihat bahwa ibu nifas

merawat bayinya dengan sendiri (Ratih primipara masih tampak kaku dan

Putri Pratiwi, 2010).

mempunyai rasa takut untuk memegang Berdasarkan latar belakang di atas dan menggendong bayinya, apalagi

maka peneliti tertarik untuk melakukan memandikan, merawat tali pusat dan

penelitian lebih lanjut mengenai “ memberikan asi. Dengan demikian dapat

gambaran kecemasan ibu primipara di pelajari bahwa masih ada para ibu

dalam perawatan bayi baru lahir selama belum mampu memberikan perawatan

post partum di puskesmas sukorejo pada bayi baru lahir.

bangsalsari jember ” sehingga dapat Ketidak mampuan ibu merawat bayi

digunakan sebagai salah satu dasar untuk baru lahir normal kemungkinan besar

manajemen perawatan bayi baru lahir. dipengaruhi oleh beberapa faktor, di antaranya pengetahuan, pendidikan,

METODE PENELITIAN

sosial budaya, pekerjaan, peran petugas Jenis penelitian ini adalah kesehatan (perawat atau bidan), peran

deskriptif dengan keluarga motivasi dan sosial ekonomi.

penelitian

pendekatan Survey. Pengetahuan ibu nifas primipara

menggunakan

Rancangan penelitian deskriptif ini dalam merawat bayinya adalah sangat

mendeskripsikan penting karna dengan pengetahuan yang

bertujuan

untuk

peristiwa-peristiwa penting yang terjadi cukup, maka ibu nifas mampu serta

pada masa kini. Deskripsi dilakukan berani melakukan perawatan bayinya

secara sistematis dan lebih menekan pada dengan benar tanpa rasa takut dan kaku.

data faktual daripada penyimpulan. Saat ini belum ditemukan yang pasti

Fenomena ini disajikan secara apa adanya tentang penyebab kecemasan ibu

tanpa manipulasi dan peneliti tidak pascapersalinan yang cukup berpengaruh

mencoba menganalisis bagaimana dan terhadap hubungan ibu dan bayi secara

mengapa fenomena tersebut bisa terjadi, intim. Begitu juga terhadap perawatan

oleh karena itu penelitian jenis ini tidak rutin yang dilakukan ibu pada bayinya.

memerlukan adanya suatu hipotesis Sensitifitas terhadap perubahan hormonal

(Nursalam, 2009).

dianggap hanya sebagai faktor pencetus, Populasi penelitian ini adalah semua ibu sedangkan faktor lainnya hanya karena

nifas primipara post partum hari ke 1-7 di ibu harus bisa menyesuaikan diri dengan

Soekorejo Kecamatan peran barunya sebagai ibu yang bahagia

Puskesmas

Tekhnik pengambilan dan percaya diri dalam mengasuh

Bangsalsari.

sampel dilakukan dengan cara non- bayinya (Nolan, 2003).

probability sampling, dengan metode Kecemasan dapat timbul ketika

accidentally. Dengan jumlah sampel 18 individu

pengalaman baru seperti masuk sekolah, memulai pekerjaan baru atau melahirkan

Gambaran Kecemasan Primipara Dalam Perawatan Bayi Baru Lahir……….…Siti Aisah, Hal. 134-139

HASIL

A. Data Umum

1. Karakteristik Responden Berdasarkan Umur Tabel 4.1 Karakteristik responden berdasarkan umur di Puskesmas Soekorejo Kabupaten

Jember tahun 2013 No

Presentase (%) 1. < 20 tahun

2. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Tabel 4.2 Karakteristik responden berdasarkan pendidikan ibu nifas primipara di Puskesmas Soekorejo Kabupaten Jember tahun 2013. No

Presenttase (%) 1. SD

22% 4. Perguruan tinggi / Akademi

3. Karakteristik Responden Berdasarkan Status Pekerjaan Tabel 4.3 Karakteristik responden berdasarkan status pekerjaan ibu nifas primipara di Puskesmas Soekorejo Kabupaten Jember tahun 2013. No

Presentase 1. Swasta

B. Data Khusus

1. Gambaran kecemasan ibu primipara dalam perawatan bayi baru lahir.

Tabel 4.4 Karakteristik responden berdasarkan tingkat kecemasan ibu nifas primipara di Puskesmas Soekorejo Kabupaten Jember tahun 2013. No

Presentase (%) 1. Kecemasan ringan

Kecemasan

Jumlah

2 11% 2. Kecemasan sedang

14 78% 3. Kecemasan berat

kecemasan sedang yaitu sebanyak 14 Dari Distribusi Frekuensi

responden (78%). Faktor – faktor yang Gambaran Kecemasan primipara dalam

mempengaruhi tingkat kecemasan adalah perawatan bayi baru lahir di Puskesmas

umur, pendidikan.

Soekorejo Kecamatan

4.1 Kabupaten Jember. Menunjukkan bahwa

Bangsalsari

Berdasarkan tabel

sebagian besar sebagain besar responden mengalami

diketahui

bahwa

responden berumur 20-25 tahun yaitu responden berumur 20-25 tahun yaitu

DAFTAR PUSTAKA

di anggap optimal untuk mengambil Azwar, S. 2005. Penyusunan Skala keputusan adalah usia diatas 20 tahun

Psikologi . Yogyakarta: Pustaka karena usia kurang dari 20 tahun

Pelajar

cenderung dapat mendorong terjadinya Bappenas. 2004. Rencana Stategi kebimbingan

Penanggulangan Kemiskinan . keputusan atau memilih dan kurangnya

pengalaman (Sulaiman, 2005). Dengan Bobak. 2005. Buku Ajar Keperawatan demikian responden yang berusia 20-35

Maternitas Edisi 4 . Jakarta .ECG tahun merupakan masa dewasa matang,

Bobak, Lowdermilk, Jensen. 2004. Buku jadi

Ajar Keperawatan Maternitas mengalami

Edisi 4 . Jakarta : ECG. perawatan bayi baru lahir.

kecemasan

terhadap

Depkes Ri. 2008. Profil Kesehatan Indonesia . Jakarta.

Berdasarkan Tabel 4.2 Depkes. 2007. Profil Kesehatyan

diketahui bahwa hampir setengah dari Indonesia Tahun 2006 . Medan. responden berpendidikan SMP yaitu Farrer Helen. 1999. Keperawatan

Maternitas . Jakarta: ECG. Pendidikan dapat mempengaruhi perilaku

Hamilton. 1995. Dasar – dasar seseorang terutama dalam meningkatkan

Keperawatan Maternitas Edisi 2 . pengetahuan seseorang tentang sesuatu

Jakarta: ECG

atau pun sebagian pengalaman hidupnya, Hana. 2011. Konsep Kecemasan .

notoatmodjo (2003). Disini banyaknya

www.wordpress.com. Diakses ibu yang berpendidikan sampai SMP di

tanggal 29 September 2013. selain di karenakan oleh faktor ekonomi

Hidayat. 2009. Metode Penelitian juga dikarenakan oleh budaya sekitar

Keperawatan & Teknik Analisa yang beranggapan bahwa perempuan Data . Jakarata: Selemba Medika. tidak perlu berpendidikan tinggi karena Keliat, Budi Anna. Dkk. 2011. Konsep pada akhirnya perempuan tetap akan Kesehatan Jiwa

Komunitas. mengurus rumah tangga. Responden yang

Jakarta. EGC

berpendidikan lebih tinggi tidak akan

2004. Buku Ajar mengalami kecemasan pada perawatan Keperawatan Maternitas Edisi 4 . bayi baru lahir dari pada responden yang

Lowdermilk.

Jakarta : ECG.

berpendidikan lebih rendah. Luluk A, Zuyina, dkk. 2010. Psikologi

KESIMPULAN

Jogjakarta. Nuha Karakteristik ibu yang mengalami

Kesehatan .

Medika.

kecemasan Sebagian responden umur 20 Mansur,Hera.2009.Psikologi ibu dan – 25 tahun di dapatkan (45%), dari faktor

anak untuk kebidanan . jakarta: pendidikan sebagian besar responden

salemba medika berpendidikan SMP yaitu (56%).

Text Book Of Sebagian besar (78%) ibu nifas primipara

Mckenzie.2007.

Hematology . USA: William & mengalami kecemasan pada saat merawat

Walkins.

bayi baru lahir. Musbikin. 2005. Panduan Bayi Ibu Gambaran kecemasan primipara

Dan Melahirkan . terhadap perawatan bayi baru lahir di

Hamil

Yogyakarta: Mitra Pustaka. Wilayah Puskesmas Sukorejo Kecamatan

Musbikin. 2006. Kudidik Anakku Dengan Bangsalsari

Bahagia . Yogyakarta: Mitra didapatkan data bahwa bahwa sebagain

besar responden mengalami kecemasan sedang yaitu sebanyak 78% responden.

Musbikin. 2007.Persiapan Menghadapi Suririnah.(2009) .Buku pintar kegamilan Persalinan . Yogyakarta: Mitra

dan persalinan . jakarta: PT Pustaka.

Gramedia Pustaka Utama. Nolan.

Varney, Helen. 2008. Buku ajar asuhan Melahirkan . Jakarta: ARCAN.

kebidanan vol 2 .Jakarta Nursalam. 2009. Konsep Dan Penerapan

Saifudin. 2006. Penyusunan skala Metode

psikologis . Yogyakarta: Pustaka Keperawatan . Jakarta: Selemba

Penelitian

Ilmu

Pelajar.: EGC

Medika. Pratiwi. 2010. Pengertian Kecemasan, http.//psikologi.or.id./mycontes/u ploads/2013/os/PengertianKecem asanAxiety.P df. ( Diakses pada Tanggal 07 Juli 2013)

Prawiroharjo, Sarwono. 2008. Ilmu Kandungan . Jakarta: Yayasan Bina Pustaka

Prawiroharjo, Sarwono. 2005. Masa nifas (post partum).www.wordpress.com. Diakses tanggal 27 September 2013.

Puadiknakes. 2003. Asuhan Kebidanan Postpartum . Jakarta: Pusdiknakes. Robinson. 2002. Tanya jawab perawatan bayi tahun pertama . Jakarta: ARCA.

Rudolf, Abraham. (2006). Buku Ajar Pediatrik . Edisi 20. Jakarta : EGC Saleha. 2009.Asuhan kebidan pada masa nifas . Jakarta: Salemba Medika. Sylvia D, Elvira.2006. Depresi Pasca Persalinan . jakarta : FKUI Stuart, Gail W. 2007. Buku Saku Keperawatan Jiwa . Jakarta. EGC Stuart & Sundeen (1991), Buku saku keperawatan jiwa,buku kedokteran jiwa . Jakarta EGC.

Suci. 2007 . Imunisasi bayi 4 bulan pertama . Dibuka pada 29 Juni 2013 dari http://zandecella.wordprees.com/2 007/08/21/imunisasibay4bulanpert ama )

Suherni, dkk. 2009. Perawatan masa nifas. Yogyakarta. Fitramaya . Soekidjo Notoatmodjo. 2003. Metodologi Penelitan Kesehatan. : Rineka Cipta, jakarta

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KECEMASAN DENGAN SIKLUS MENSTRUASI PADA SISWI KELAS XI JURUSAN AKUNTANSI SMK I PANCASILA AMBULU JEMBER

Sandi Satria.* Kiswati**, Akhmad Efrizal Amrullah***

*, *** Program Studi Ilmu Keperawatan STIKES dr. Soebandi Jember ** Poltekkes Kemenkes Malang

ABSTRACT

Adolescence is a period of transition that connects childhood to adulthood, the physical changes seen in young women that is experiencing the menstrual cycle, one of the causes of menstrual cycle disorders are psychological factors such as anxiety, in Indonesia the number of young women who experience anxiety disorder by 20 %. The purpose of this study was to determine the relationship between the level of anxiety with the menstrual cycle. The method used is analytic correlation with cross-sectional design conducted in May 2014, where the population is all class XI student majoring in accounting SMK I Pancasila Ambulu, sampling technique using probability sampling proportionate to the type of random sampling and obtained 110 student population, 78 as a sample. Methods of data collection using questionnaires. The results of this study using the contingency coefficient association test p value = 0.010 (Ho was rejected sig <0.05) means that there is

a significant relationship between the level of anxiety with the menstrual cycle and the value of contingency coefficient = 0.308 correlation is weak but definitely means higher levels of anxiety, the more high menstrual cycle disorders. Irregular menstrual cycles is more common in moderate and severe levels of anxiety. It is recommended to treat anxiety, especially in adolescents by means of support or motivation and knowledge of the wider school education, especially for counseling teachers should pay attention to their students with such anxiety can be overcome in order to maintain reproductive health in adolescents.

Keywords: Level of anxiety, menstrual cycle.

PENDAHULUAN

Umumnya proses Masa remaja merupakan masa

lingkungan.

pematangan fisik lebih cepat dari transisi dalam rentang kehidupan

pematangan psikososialnya. Karena itu manusia yang menghubungkan masa

sering kali terjadi ketidakseimbangan kanak-kanak dan masa dewasa. Menurut

yang menyebabkan remaja sangat sensitif WHO batasan usia remaja adalah 12

dan rawan terhadap cemas. Tugas-tugas sampai 24 tahun, sedangkan menurut

perkembangan pada masa remaja yang Survei Kesehatan Reproduksi Remaja

disertai oleh berkembangnya kapasitas Indonesia (SKRRI) tahun 2007, remaja

intelektual, cemas dan harapan-harapan adalah laki-laki dan perempuan yang

baru yang dialami remaja membuat belum kawin dengan batasan usia

remaja mudah mengalami gangguan baik meliputi 15-24 tahun (Wijaya, 2009).

berupa gangguan pikiran, perasaan Dalam periode ini terjadi perubahan yang

maupun gangguan perilaku (Semiun, sangat pesat dalam dimensi fisik, mental

2006). Remaja tidak saja mengalami dan sosial. Masa ini juga merupakan

perubahan fisik , psikologi tetapi juga periode pencarian identitas diri, sehingga

sosial, spiritual Perubahan fisik yang remaja sangat mudah terpengaruh oleh

tampak dengan bertambahnya hormon tampak dengan bertambahnya hormon

Fungsi hormon terganggu, kelainan rambut pubis. Tubuh tumbuh dengan

sistemik, cemas, kelenjar gondok, pesat dan memberi bentuk tubuh wanita.

hormon prolactin berlebihan, kelainan Pubertas mencapai puncak pada awitan

fisik. Dampak dari gangguan siklus menstruasi, periode menstruasi pertama

menstruasi seperti: Perdarahan rahim disebut menarche (Proverawati, 2009).

Perdarahan diluar Siklus menstruasi merupakan

menyimpang,

menstruasi. Pada kelainan anatomis bagian dari proses regular yang

terjadi perdarahan diantaranya pada mempersiapkan tubuh wanita setiap

mulut rahim (keganasan, perlukaan, atau bulanya untuk kehamilan. Periode

polip). Pada badan rahim (mioma uteri pengeluaran darah, dikenal sebagai

[tumor rahim]), pada lapisan dalam rahim periode menstruasi (atau mens, atau

keguguran atau penyakit troboblast, haid),

keganasan. Sedangkan pada kelainan menstruasi biasanya dimulai pada wanita

dapat berupa kehamilan tuba (diluar muda umur 12-15 tahun (menarche) yang

kandungan) radang saluran telur sampai terus berlanjut sampai umur 40-50 tahun

keganasan tuba (Manuaba, 2009). (menopause) tergantung pada berbagai

Kecemasan (ansietas/anxiety) factor, termasuk kesehatan wanita, status

alam perasaan nutrisi, dan berat badan tubuh relative

adalah

gangguan

(affective) yang di tandai dengan terhadap tinggi tubuh. Pada umumnya

perasaan ketakutan atau kekhawatiran siklus menstruasi berlangsung 28 hari,

yang mendalam dan berkelanjutan , tidak siklus normal 21-35 hari. Panjang daur

mengalami gangguan dalam menilai dapat bervariasi pada satu wanita selama

realitas (Reality Testing Ability/RTA, baik saat-saat yang berbeda dalam hidupnya,

mengalami keretakan pribadian / spliting dan bahkan dari bulan ke bulan

of personality ) , perilaku terganggu tapi tergantung pada berbagai hal, termasuk

masih dalam batas-batas normal. kesehatan fisik, emosi, dan nutrisi wanita.

Diperkirakan jumlah mereka yang Selama siklus menstruasi, ovarium

menderita gangguan kecemasan ini baik menghasilkan hormone estrogen dan

akut maupun kronik normal atau progesteron (Sarwono, 2009). Siklus

abnormal mencapai 5% dari jumlah menstruasi meliputi perubahan siklus

penduduk, dengan perbandingan antara didalam endokrin, ovarium, dan uterus.

wanita dan pria 2 banding 1, dan Baik faktor fisiologis individu maupun

diperkirakan antara 2%-4% diantara lingkungan

penduduk suatu saat dalam kehidupan perubahan siklus ini (Manuaba, 2009).

dapat

mempengaruhi

pernah mengalami gangguan cemas Hipotalamus adalah sumber utama

(Hawari, 2013). Gejala kecemasan sangat kontrol hipotalamus dan mengatur

mempengaruhi siklus menstruasi pada kelenjer hipofisis anterior melelui jalur

wanita, karena pesan sepanjang saraf di hormonal. Sebaliknya, kelanjar hipofisis

dalam otak, tulang belakang dan seluruh anterior mengatur ovarium dengan

(Sarwono, 2009). Adanya hormon.

tubuh

stressor psikososial menghasilkan

mengakibatkan jaringan neuro di otak mengendalikan perubahan yang terjadi

hormon

yang

ikut serta dalam memberikan sinyal simultan dan selaras. Mood wanita dapat

bahaya. Otak dapat secara konstan berubah sejalan dengan siklus tersebut

mengirimi pesan bahwa ada sesuatu yang karena adanya hubungan yang erat antara

salah dan memerlukan perhatian segera hipotalamus

(Nevid, 2005). Kebanyakan perempuan (Manuaba, 2009). Faktor-faktor yang

terutama remaja yang sedang mengalami dapat menyebabkan gangguan siklus

ketidak-teraturan siklus menstruasi rentan ketidak-teraturan siklus menstruasi rentan

Kontingensi dengan instrumen penelitian yang mengakibatkan kecemasan. Rasa

HRS-A

khawatir, takut, sedih, cemas dalam dirinya adalah sebagai stressor yang

METODE PENELITIAN

dapat mengakibatkan meningkatnya Jenis penelitian ini adalah analitik kecemasan apabila ia tidak dapat

korelasi, artinya setelah menggambarkan mengendalikan kesadaran dan bersifat

secara keseluruhan kemudian dilakukan maladaptif (Hawari, 2013). Berdasarkan

analisa dengan pendekatan “Cross data National Institute of Mental Healt

Sectional” adalah penelitian untuk (2005) di Amerika Serikat terdapat 40

mempelajari dinamika korelasi antara juta

faktor-faktor risiko dengan efek, dengan kecemasan pada usia 18 tahun sampai

orang mengalami

gangguan

observasi atau pada usia lanjut. Di Indonesia jumlah

cara

pendekatan,

pengumpulan data sekaligus pada suatu remaja putri yang mengalami gangguan

saat (point time approach), artinya, tiap kecemasan sebesar 20% (Putri, 2007).

subyek penellitian hanya diobservasi Pada Kabupaten Jember jumlah remaja

sekali saja dan pengukuran dilakukan mengalami gangguan kecemasan setiap

terhadap status karakter atau variabel tahun meningkat pada tahun 2012 sebesar

subyek pada saat pemeriksaan. Hal ini

20 % dan pada tahun 2013 sebesar 25% tidak berarti bahwa semua subyek terkait masalah pembelajaran disekolah

penelitian diamati pada waktu yang sama (Dinkes jember, 2013). Data dari

(Notoatmodjo, 2005). Dipuskesmas Ambulu (2013), remaja putri yang

menstruasi sebesar 30% pada tahun 2013. Kegiatan penelitian ini di lakukan Dari hasil penelitian yang

SMK I Pancasila Ambulu-Jember dengan dilakukan oleh Desty Nur Isnaenir

menggunakan lembar kuesioner yang mahasiswa D IV Kebidanan Jalur

diberikan langsung kepada siswi kelas XI Reguler Universitas Sebelas Maret

jurusan akuntansi SMK I Pancasila Surakarta mengenai "Hubungan Antara

Ambulu-Jember yang bertujuan untuk Stress Dengan Pola Menstruasi pada

mengetahui hubungan antara tingkat Mahasiswi D IV Kebidanan Jalur Reguler

kecemasan dengan siklus menstruasi Universitas Sebelas Maret Surakarta"

pada siswi kelas XI jurusan akuntansi diperoleh

SMK I Pancasila Ambulu-Jember. hubungan positif antara stres dengan pola

kesimpulan :

Terdapat

Responden penelitian ini berjumlah 87 menstruasi pada mahasiswi D IV siswi yang diambil secara proposional

Kebidanan Jalur Reguler Universitas random sampling dari jumlah populasi Sebelas Maret Surakarta. Perbedaan

sebanyak 110 siswi. Hasil penelitian yang penelitian

telah dilakukan sebagai berikut : sebelumnya adalah mengenai judul penelitian, subyek penelitian, waktu

ini dengan

penelitian

1. Data Umum Responden penelitian, uji statistik penelitian dan

Data umum responden berisi tentang instrumen

responden yang sebelumnya

merupakan hubungan antara tingkat hubungannya dengan pola menstruasi

mengenai

stress

kecemasan dengan siklus menstruasi, menggunakan uji spearman rank

tetapi tidak termasuk dalam variabel corelation dengan instrument penelitian

penelitian. Variabel yang dimaksud DASS 42 yang dimodifikasi. sedangkan

adalah umur siswi kelas XI Jurusan penelitian ini meneliti tentang tingkat

Akuntansi SMK I Pancasila Ambulu- kecemasan hubungannya dengan siklus

Jember Jember

Pancasila Ambulu-Jember

2. Data Khusus Responden Data khusus responden berisi tentang karakteristik responden yang termasuk dalam variabel penelitian. Karakteristik yang dimaksud meliputi Tingkat Kecemasan, Siklus menstruasi, dan hubungan Tingkat Kecemasan dengan Silkus Menstruasi .

a. Tingkat Kecemasan

Tabel 5.2. Distribusi Frekuensi Tingkat Kecemasan pada Siswi kelas XI Jurusan Akuntansi SMK I Pancasila Ambulu-Jember

Tingkat Kecemasan

Frekuensi

Persentase

Kecemasan Ringan

6 Siswi

Kecemasan Sedang

34 Siswi

Kecemasan Berat

47 Siswi

Kecemasan Berat Sekali

b. Siklus Mentruasi Tabel 5.3. Distribusi Frekuensi Siklus Menstruasi pada Siswi kelas XI Jurusan Akuntansi

SMK I Pancasila Ambulu-Jember.

Siklus Mentruasi

Tidak teratur

3. Hubungan Antara Tingkat Kecemasan dengan Siklus Menstruasi Tabel 5.4. Distribusi hubungan antara tingkat kecemasan dengan siklus menstuasi pada Siswi

kelas XI Jurusan Akuntansi SMK I Pancasila Ambulu-Jember.

Siklus Menstruasi

Tingkat Kecemasan

Teratur

Tidak Teratur

Persentase

Cemas Ringan 6 0 6 (6,9%) Cemas Sedang

12 22 34 (39,1%) Cemas Berat

25 22 47 (54,0%) Cemas berat Sekali

Total 43 44 87 (100%)

Berdasarkan tabel diatas, diperoleh dihadapinya sehingga mengakibatkan hubungan tingkat kecemasan dengan

terjadinya gangguan psikologis pada diri siklus menstruasi. Responden yang

remaja yaitu kecemasan . Hal ini sesuai mengalami tingkat kecemasan ringan

dengan teori managemen kecemasan, sebanyak 6 siswi (6,9%) , mengalami

ditandai dengan rasa khawatir, takut, siklus menstruasi teratur 6 siswi dan

sedih, cemas dalam dirinya adalah siklus tidak teratur 0 siswi, kecemasan

yang dapat sedang sebanyak 34 siswi (39,1%),

sebagai

stressor

mengakibatkan meningkatnya kecemasan mengalami siklus menstruasi teratur 12

apabila ia tidak dapat mengendalikan siswi dan siklus tidak teratrur 22 siswi,

kesadaran dan bersifat maladaptif kecemasan berat sebanyak 47 siswi

(Hawari, 2013).

tindakan untuk teratur 25 siswi dan siklus tidak teratrur

(54,0%), mengalami siklus menstruasi

Diperlukan

mengatasinya, dengan cara terapi

22 siswi. Untuk mengetahui ada tidaknya psikososial untuk memulihkan kembali hubungan antara Tingkat kecemasan

adaptasi agar yang dengan

kemampuan

bersangkutan dapat kembali berfungsi dilakukan analisis menggunakan uji

secara wajar dalam kehidupan sehari-hari asosiasi Koefisien Kontingensi dengan

baik di rumah, sekolah/kampus, di tempat taraf signifikansi (p)<0.05 atau tingkat

kerja maupun di lingkungan pergaulan kepercayaan 95%. Setelah dilakukan

sosialnya. Remaja sebagai masa yang perhitungan didapatkan nilai p = 0,010

rentan terhadap kecemasan, emosional (Ho ditolak karena nilai sig <0,05) dan

yang tidak stabil maka dengan melalui nilai Koefisien Kontingensi = 0,308. Hal

pendekatan agama akan memberikan rasa ini berarti bahwa ada hubungan secara

nyaman terhadap pikiran dan kedekatan positif antara tingkat kecemasan dengan

kepada Allah, dzikir dan doa-doa yang siklus menstruasi pada siswi kelas XI

disampaikan akan memberikan harapan jurusan akuntansi SMK I Ambulu-

positif.

Jember. Kriteria hasil nilai koefisien Pentingnya peran keluarga pada kontingensi dengan kekuatan hubungan

remaja yang mengalami segala persoalan rendah/lemah tapi pasti.

dengan tugas-tugas nya baik dirumah maupun disekolah untuk memberi

PEMBAHASAN

dukungan (support), oleh karena itu

Tingkat Kecemasan

peran keluarga cukup efektif dalam Dari hasil penelitian diperoleh

mengurangi kecemasan, selain itu dengan data seperti pada tabel 5.2 tentang tingkat

memberi konseling sehingga kehidupan kecemasan siswi kelas XI jurusan

remaja lebih terarah dan termotivasi akuntansi SMK I Pancasila Ambulu-

untuk lebih baik lagi, konseling dapat Jember yang mengalami kecemasan

dilakukan secara efektif bila ada motivasi ringan sebanyak 6 siswi (6.9%),

dari kedua belah pihak, antara klien kecemasan sedang sebanyak 34 siswi

(orang yang mendapat konsultasi) dan (39.1%), kecemasan berat sebanyak 47

konselor (orang yang memberikan siswi (54,0%). Kondisi responden

konsultasi)

sebagian besar mengalami gangguan

tersebut harus kecemasan sedang dan kecemasan berat,

Kondisi

diperhatikan mengenai hal-hal yang dipengaruhi oleh faktor usia remaja

menyebabkan kecemasan. Oleh karena sebagai faktor mencari identitas sehingga

itu pengetahuan mengenai kecemasan terjadi perubahan emosional yang tidak

dan penanganannya perlu diketahui, stabil, tugas pembelajaran di sekolah dan

dengan harapan dapat teratasi gangguan aktivitas pekerjaan di rumah, merasa

kecemasan dengan tindakan yang benar, tidak mampu menghadapi persoalan-

untuk mengatasi kecemasan khususnya persoalan di dalam kehidupan yang untuk mengatasi kecemasan khususnya persoalan di dalam kehidupan yang

ada hubungan signifikan antara tingkat sendiri maupun dari orang lain, serta

kecemasan dengan siklus menstruasi dan mendapat pengetauhan yang lebih luas

nilai Koefisien Kontingensi = 0,308 dari pendidikan sekolah, khususnya untuk

korelasi lemah tapi pasti artinya semakin guru konseling harus memperhatikan

tinggi tingkat kecemasan maka semakin anak didiknya sehingga dengan demikian

tinggi gangguan siklus menstruasi pada gangguan kecemasan pada remaja bisa

siswi kelas XI jurusan akuntansi SMK I teratasi.

Pancasila Ambulu-Jember.

2. Siklus Menstruasi

Kesehatan reproduksi khususnya Berdasarkan tabel 5.3 mengenai

remaja putri erat kaitannya dengan siklus menstruasi, sebanyak 43 responden

menstruasi. Dimana tidak setiap remaja (49.4%), mengalami siklus menstruasi

mempunyai siklus menstruasi yang teratur, teratur, hal ini bahwa siswi kelas XI

siklus menstruasi yang tidak teratur ini jurusan akuntansi SMK I Pancasila

dipengaruhi oleh beberapa faktor, sebagian Ambulu-Jember yang mengalami siklus

yaitu usia, asupan gizi dan gangguan menstruasi tidak teratur lebih banyak

psikologis terhadap responden. Dalam yaitu 44 responden (50.6%). Kondisi ini

pengaruhnya terhadap siklus menstruasi, terjadi pada responden karna kurang

melibatkan system memperhatikan asupan mengenai gizi

kecemasan

neuroendokrinologi sebagai sistem yang seimbang, kurangnya waktu istirahat

besar peranannya dalam reproduksi sehingga menyebabkan hormon yang

wanita. Gangguan pada siklus menstruasi dihasilkan oleh tubuh terganggu.

ini melibatkan mekanisme regulasi Kurangnya perhatian mengenai

intergratif yang mempengaruhi proses kecemasan

biokimia dan seluler seluruh tubuh mengalami gangguan kecemasan juga

sehingga

perempuan

termasuk otak dan psikologis. Pengaruh dapat mengganggu sistem metabolisme

otak dalam reaksi hormonal terjadi didalam tubuh, bisa saja karena stress/

melalui jalur hipotalamus-hipofisis- cemas wanita jadi mulai lelah, berat

ovarium yang meliputi multiefek dan badan turun drastis, sakit-sakitan,

mekanisme kontrol umpan balik. sehingga metabolismenya terganggu. Bila

Pada keadaan cemas terjadi metabolismenya

aktivasi pada amygdala pada sistem menstruasinya pun ikut terganggu.

terganggu,

siklus

limbik. Sistem ini akan menstimulasi Seorang perempuan khususnya

pelepasan hormone dari hipotalamus remaja

yaitu corticotropic releasing hormone memperhatikan siklus menstruasi yang

(CRH). Hormon ini secara langsung akan dialami dari periode bulan ke bulan

menghambat sekresi GnRH hipotalamus berikutnya, untuk dapat mengetahui

dari tempat produksinya di nukleus teratur dan tidaknya siklus menstruasi,

arkuata. Proses ini kemungkinan terjadi dengan demikian bila mengalami siklus

melalui penambahan sekresi opioid tidak teratur dapat memeriksa keadaan

endogen. Peningkatan CRH akan tersebut pada pusat pelayanan kesehatan

menstimulasi pelepasan endorfin dan untuk mendapatkan tindakan lebih lanjut.

adrenocorticotropic hormone (ACTH) ke

3. Hubungan antara

tingkat

dalam darah. Peningkatan kadar ACTH

akan menyebabkan peningkatan pada

menstruasi

kadar kortisol darah. Pada wanita dengan Dari analisis data menggunakan

gejala amenore hipotalamik menunjukkan uji asosiasi koefisien kontingensi dengan

hiperkortisolisme yang taraf signifikansi (α) 0,05 atau tingkat

keadaan

disebabkan adanya peningkatan CRH dan kepercayaan 95%, didapatkan nilai p=

ACTH. Hormon-hormon tersebut secara langsung

dan

tidak langsung

2. Siklus siswi kelas XI jurusan dimana melalui jalan ini maka kecemasan

menyebabkan penurunan kadar GnRH,

akuntansi SMK I Pancasila Ambulu- menyebabkan

Jember lebih dari separuh sebagian menstruasi. Dari yang tadinya siklus

gangguan

siklus

besar mengalami siklus menstruasi menstruasinya

tidak teratur (50,6%). oligomenorea atau polimenorea. Gejala

normal

menjadi

3. Terdapat hubungan positif antara klinis yang timbul ini tergantung pada

tingkat kecemasan dengan siklus derajat penekanan pada GnRH. Gejala-

menstruasi pada siswi kelas XI jurusan gejala ini umumnya bersifat sementara

akuntansi SMK I Pancasila Ambulu- dan biasanya akan kembali normal

Jember kekuatan korelasi lemah tapi apabila kecemasan yang ada bisa diatasi,

pasti dengan kriteria kontingensi = panjang pendeknya siklus menstruasi ini

0.308 artinya semakin tinggi tingkat dipengaruhi oleh usia, berat badan,

kecemasan maka semakin tinggi aktivitas fisik, tingkat kecemasan, genetik

gangguan siklus menstruasi. dan

DAFTAR PUSTAKA

Rata-rata usia responden sekitar Ali, M., & Asrori, M. (2010). Psikologi

16 – 18 tahun dengan tingkat kecemasan remaja . Jakarta: PT Bumi Aksara. rata-rata pada level kecemasan berat.

Arikunto S. (2010). Proses Penelitian. Jenis aktifitas yang dilakukan oleh

Jakarta: Rineka Cipta responden antara lain mengikuti kegiatan

Pelayanan kesehatan pembelajaran sekolah secara rutin,

Anonymous.

perduli remaja (PKPR). (2013) masalah internal pada dirinya sendiri ,

http://www.kesehatananak.depk mengerjakan tugas-tugas sekolah , ikut

es.go.id/index.php?option=com_ dalam organisasi sekolah maupun diluar

content&view=article&id=68:pe sekolah , dan mengikuti kursus yang

layanan-kesehatan-peduli- disediakan oleh lembaga sekolah seperti :

remaja-pkpr&catid=39:subdit- kursus bahasa jepang , bahasa inggris dan

4&Itemid=82 Diakses tanggal kursus komputer. Oleh itu pengetahuan

25 April 2013. mengenai

Bandiyah, S dan Lukaningsih, Z. (2011). penanganannya perlu diketahui, dengan

kecemasan

dan

Kesehatan. harapan

Psikologi

Yogyakarta: Muha Medika kecemasan dengan tindakan yang benar,

dapat

teratasi gangguan

Durand V., Barlow D., (2007). Intisari untuk mengatasi kecemasan khususnya

Abnormal. pada remaja dengan cara mendapat

Psikologi

Yogyakarta. Pustaka Pelajar. dukungan atau motivasi baik dari diri

Hidayat A.A., (2007). Metode Penelitian sendiri maupun dari orang lain, serta

Keperawatan dan Teknik mendapat pengetauhan yang lebih luas

Analisa Data. Jakarta. Salemba dari pendidikan sekolah, khususnya untuk

Medika.

guru bimbingan konseling

Isnaeni, D. N. (2010). Hubungan antara memperhatikan anak didiknya dengan

harus

stres dengan pola menstruasi demikian kecemasan bisa teratasi guna

pada mahasiswa D IV kebidanan menjaga kesehatan reproduksi pada

jalur reguler Unibersitas Sebelas remaja

Maret

Surakarta. ari http://eprints.uns.ac.id/192/1/165

KESIMPULAN

240109201010581.pdf (Diakses

1. Tingkat kecemasan pada siswi kelas tanggal 25 April)

XI jurusan akuntansi SMK I Pancasila Kurniawan, Deny ., (2008). Kofisien Ambulu-Jember

Kontingensi. mengalami kecemasan berat (54,0%).

sebagian

besar besar

Jakarta Kanisius. Manuaba I.B.G., (2009). Memahami

Wijaya, A (2009). Pelayanan Kesehatan Kesehatan

Remaja .Bersumber Wanita .Jakarta. Arcan.

Reproduksi

Peduli

darihttp://www.infodokterku.co Mahbubah Atik. (2006). Hubungan Stres

m. (diakses pada tanggal 1april dengan Siklus Menstruasi pada

Wanita Usia 20-29 Tahun di Kelurahan

Sidoharjo,

Kecamatan Pacitan, Kabupaten

Pacitan.

Skripsi.

http://eprints.undip.ac.id (Diakses pada tanggal 25 Maret

2013) Nevid J., Rathus S., Greene B., (2005).

Psikologi Abnormal. Jakarta: Erlangga

Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

Proverawati. (2009).

Menarche

Menstruasi Pertama Penuh

Makna . Yogyakarta:

Nuha

Medika

Prawirohardjo, Sarwono. (2008). Ilmu Kandungan

Edisi

Kedua,

Cetakan IV. Jakarta : PT. Yayasan Bina Pustaka.

Putri. (2007). “Gangguan Kecemasan”.

(Online). (http://www.pikirdongorg./

index.php? option-com, (diakses

28 Maret 2013).

Samadi. (2004). Bersahabat dengan Putri Anda . Jakarta: Pustaka Zahra

Sarwono sarlito. (2010). Psikoloi remaja:

GRAFINDO PERSADA; Jakarta Setiawan, A dan Saryono. (2007). Metodologi

Penelitian

Kebidanan . Yogyakarta: Muha

Premenstruasi.:NUHA MEDIKA;

2009 Stuart, G W. (2007). Buku Saku Keperawatan Jiwa Edisi 5. Jakarta: EGC.

Sugiyono, (2009). Statistik untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

HUBUNGAN PELAYANAN POSYANDU BALITA DENGAN TINGKAT KEPUASAN IBU BALITA TENTANG POSYANDU DI DESA DARSONO RT 2 RW 1 WILAYAH KERJA PUSKESMAS ARJASA KABUPATEN JEMBER

Dony Setiawan HP*, Zidni Nuris Y**, Firdha Novitasari ***

*, **, *** Dosen Program Studi Ilmu Keperawatan STIKES dr. Soebandi Jember

ABSTRACT

Elderly posyandu is an integrated service post for the community elderly in a certain areas that have been agreed, which is driven by the community where they can get health care. The design of this study using a descriptive cross-sectional correlative approach, with variable levels of service satisfaction posyandu elderly and elderly. The population in this study is the elderly who live in the Village I Village Sukorambi Krajan RW Sukorambi Jember District. Lansianya amount is 127 people. The sampling technique used was simple random sampling techniques (simple random sampling). The samples used were as many as 96 elderly people by using simple random sampling technique sampling. Retrieval of data using a questionnaire enclosed with the form of answers to a graduated scale, which is measured at the time of completion of the activity in the elderly posyandu elderly. Based on the analysis of the data processed using spearman rho showed a direct relationship between service satisfaction levels posyandu elderly by the elderly in Hamlet Krajan Work Area Health Center Sukorambi Jember with p-value 0.000. The conclusion of this study is that there is a relationship posyandu elderly with satisfaction levels in elderly Hamlet Village Krajan RW I Sukorambi Work Area Health Center Sukorambi Sukorambi Jember District. Recommendations of this study is posyandu seniors who routinely carried out 1 time a month, can

be applied in elderly health care in posyandu elderly.

Key words: Elderly Posyandu Services, Elderly, Elderly Satisfaction Levels PENDAHULUAN

menjadi 18,3 juta (8,5%) (Nugroho, Balita adalah anak yang berusia

2008). Secara umum, tingkat kesehatan dibawah lima tahun. Masa Balita

masyarakat Indonesia terkait erat merupakan usia penting dalam tumbuh

dengan meningkatnya kembang anak secara fisik. Pada usia

kaitannya

kesejahteraan kesehatan balita. tersebut, pertumbuhan seorang anak

paparan diatas sangatlah pesat sehingga memerlukan

Berdasarkan

peneliti dapat menyimpulkan bahwa asupan gizi yang sesuai dengan

peningkatan jumlah balita yang terus kebutuhannya. Kondisi kecukupan gizi

menerus setiap tahunnya membuat tenaga tersebut sangatlah berpengaruh dengan

keperawatan berpikir untuk mengatasi kondisi

kesehatan para balita. Pembangunan berkesinambungan pada masa mendatang

kesehatan

secara

kesehatan adalah bagian integral dari (Nursalam,2005:27).

pembangunan secara Secara demografis, berdasarkan

program

keseluruhan. Jika dilihat dari kepentingan sensus penduduk tahun 1990, jumlah

masyarakat, pembangunan kesehatan balita sebesar 11,3 juta (6,4%) dari

masyarakat desa merupakan kegiatan jumlah penduduk. Pada tahun 2000,

swadaya masyarakat yang bertujuan diperkirakan meningkat sekitar 15,3 juta

meningkatkan kesehatan masyarakat (7,4%) dari jumlah balita, dan pada tahun

melalui perbaikan status kesehatan. Jika 2005, jumlah ini diperkirakan meningkat

dilihat dari kepentingan pemerintah, dilihat dari kepentingan pemerintah,

lebih langgeng dari pada perilaku yang masyarakat desa merupakan usaha

kesehatan

tidak didasari oleh pengetahuan. memperluas jangkauan layanan kesehatan

Selain pengetahuan kader tentang baik oleh pemerintah maupun swasta

keaktifan kader juga dengan peran aktif dari masyarakat

posyandu,

dipengaruhi oleh motivasi baik dari sendiri.

dalam diri kader sendiri ataupun dari pembangunan dalam bidang kesehatan

Keberhasilan

pelaksanaan

pihak luar seperti dukungan yang positif sangat tergantung pada peran aktif

dari berbagai pihak diantaranya kepala masyarakat yang bersangkutan.

desa, tokoh masyarakat setempat, Dalam rangka menuju masyarakat

maupun dari petugas kesehatan setempat, yang

fasilitas yang memadai (mengirimkan pembangunan dilakukan di segala bidang.

adil dan

makmur

maka

kader kepelatihan-pelatihan kesehatan, Pembangunan di bidang kesehatan

pemberian buku panduan, mengikuti mempunyai arti yang penting dalam

kesehatan), kehidupan nasional,khususnya didalam

seminar-seminar

penghargaan, kepercayaan yang diterima memelihara dan meningkatkan kesehatan.

kader dalam memberikan pelayanan Untuk mencapai keberhasilan tersebut

kesehatan mempengaruhi aktif tidaknya erat kaitannya dengan pembinaan dan

seorang kader posyandu. Penghargaan pengembangan sumber daya manusia

bagi kader dengan mengikuti seminar- sebagai modal dasar pembangunan

seminar kesehatan dan pelatihan serta nasional.

modul-modul panduan Hal ini merupakam suatu upaya

pemberian

kegiatan pelayanan kesehatan. Dengan yang besar sehingga tidak dapat

kegiatan tersebut diharapkan kader dilaksanakan hanya oleh pemerintah

mampu dalam memberikan pelayanan melaikan perlu peran serta masyarakat.

kesehatan dan aktif datang disetiap Untuk mempercepat angka penurunan

kegiatan posyandu.

tersebut diperlukan keaktifan peran serta Berdasarkan penelitian terkait, masyarakat dalam mengelola dan

dari penelitian sebelumnya yang telah memanfaatkan

dilakukan oleh mahasiswa Program S1 Posyandu adalah milik masyarakat,

Posyandu

karena

Keperawatan PSIK FK Universitas dilaksanakan oleh masyarakat dan

Sumatra Utara, disitu menunjukkan ditujukan untuk kepentingan umum.

bahwa terdapat hubungan yang erat Dimana kegiatan tersebut dilaksanakan

antara pelayanan posyandu balita dengan oleh kader-kader kesehatan yang telah

tingkat kepuasan Ibu Balita. Pelayananan mendapatkan pendidikan dan pelatihan

yang diberikan petugas posyandu kepada dari puskesmas mengenai pelayanan

balita akan memberikan gambaran kesehatan dasar. Untuk mewujudkan

tentang kepuasan. Kepuasan baik apabila tujuan posyandu tersebut maka perlu

pelayanan yang diterima lebih besar dari dibarengi dengan mutu pelayanan

harapan. Kepuasan cukup apabila kesehatan yang berkualitas oleh kader

pelayanan yang diterima sama dengan posyandu.

harapan. Kepuasan kurang apabila mempengaruhi

pelayanan yang diterima lebih kecil/ jauh diantaranya pengetahuan kader tentang

keaktifan

kader

dari harapan.

posyandu, pengetahuan kader tentang Berdasarkan studi pendahuluan di posyandu akan berpengaruh terhadap

Desa Darsono RT 02 RW 01 bahwa, 26 kemauan dan perilaku kader untuk

Ibu Balita mengatakan bahwa sangat mengaktifkan

membutuhkan sekali adanya pelayanan sehingga

kegiatan

posyandu,

kesehatan bagi para balita di posyandu terlaksananya program kerja posyandu.

akan

mempengaruhi

balita. Ada 26 ibu balita juga mengatakan Perilaku yang didasari pengetahuan akan

bahwa banyak diantara mereka yang bahwa banyak diantara mereka yang

mencari, menjelaskan suatu hubungan, Berdasarkan paparan di atas maka

terganggu.

dan menguji peneliti mengambil Desa Darsono RT 02

memperkirakan,