Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Efektivitas Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Make A Match terhadap Prestasi Belajar IPA pada Siswa Kelas III SD Negeri Karangtengah Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang Semester II Tah
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian dan Lokasi Penelitian
3.1.1 Jenis Penelitian
Jenis ini menggunakan quasi eksperimen, yaitu desain eksperimen dengan kelompok kontrol dan kelompok eksperimen, tetapi kelompok eksperimen tidak berfungsi sepenuhnya mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen. Hal ini dilakukan dengan membandingkan kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran koopratif dengan tipe make a match dengan kelas kontrol yang menggunakan metode mengajar ceramah. Kemudian, pada kedua kelas tersebut dilakukan evaluasi dan hasilnya dibandingkan.
3.1.2 Lokasi Penelitian
Lokasi yang menjadi obyek dari penelitian ini adalah SD Negeri Karangtengah Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang. SD Negeri Karangtengah terletak di kelurahan Karangtengah dusun Beran RT: 05, RW: 05, Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang. SD N Karangtengah mempunyai 3 tingkatan kelas paralel, yaitu kelas 1 kelas 3 dan kelas 5. SD N Karangtengah mempunyai 15 ruangan dengan rincian 9 kelas untuk kelas 1 sampai kelas 6, 1 ruang kantor guru, 1 ruang Kepala Sekolah, 1 perpustakaan, 1 UKS, 1 ruang komputer dan 1 dapur. Keadaan ruang kelas di SD N Karangtengah sudah baik dengan penerangan dan ventilasi yang cukup baik, terdapat 3 kelas yang baru saja di renovasi yaitu kelas III A,
III B, dan kelas IV. Di SD N Karangtengah juga terdapat 3 toilet yang terdiri dari 2 toilet untuk siswa laki-laki dan perempuan, dan 1 toilet guru.
3.2 Variabel penelitian dan Definisi Operasional
3.2.1 Variabel penelitian
Terdapat 2 variabel dalam penelitian ini, yaitu variabel independen dan variabel dependen. Variabel independen (X) merupakan variabel yang sering disebut sebagai variabel stimulus, prediktor, antecedent. Dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel bebas. Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat). Sedangkan variabel dependen (Y) sering disebut sebagai variabel output, kriteria, konsekuen. Dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel terikat. Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas.
Berdasarkan judul dalam penelitian ini maka Sesuai dengan judul penelitian, yaitu “Pengaruh Model Pembelajran Cooperative Learning tipe Make A Matchterhadap Prestasi Belajar IPA pada siswa kelas III SD Negeri Karangtengah Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang Semester
II tahun ajaran 2014 / 2015”, dapat dilihat bahwa: 1.
Model pembelajaran cooperative learning tipe make a match sebagai variabel X (variabel bebas).
2. Prestasi belajar siswa sebagai variabel Y (variabel terikat).
3.2.2 Definisi Operasional
Variabel dalam penelitian yang digunakan meliputi variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas memiliki definisi operasional yaitu make a
match. Make a match adalah suatu pembelajaran secara kooperatif yang
bertujuan untuk meningkatkan keaktifan siswa sehingga diharapkan dapat mempengaruhi perbedaan prestasi belajar siswa. Pembelajaran make a
match akan diberlakukan di kelas eksperimen dengan harapan dapat
mengetahui perbedaan prestasi belajar siswa antara kelas dengan diberi perlakuan make a match dengan kelas tanpa diberi perlakuan make a
match atau dengan kata lain masih menggunakan pembelajaran konvensional.
Model pembelajaran cooperative learning tipe make a match merupakan suatu model pembelajaran dimana sintaks pembelajarannya terdiri dari beberapa tahap, yaitu: 1. organizing 2. make a match 3. questioning
4. answering dan 5. evaluating
Variabel terikatnya adalah prestasi belajar siswa dengan penggunaan model pembelajaran cooperative learning tipe make a match. Prestasi belajar yang dimaksud adalah hasil dari proses belajar seorang individu yang awalnya tidak tahu menjadi tahu dan terjadinya perubahan tingkah laku dalam diri individu tersebut baik dalam ranah kognitif, afektif, maupun psikomotorik. Adapun skala prestasi belajar meliputi nilai yang diperoleh dari hasil jawaban soal yang diberikan kepada siswa kelas III. Semakin tinggi skor yang diperoleh menunjukkan semakin tinggi nilai belajar siswa. Begitu juga sebaliknya semkain rendah skor yang diperoleh menunjukkan semakin rendah nilai belajar siswa.
3.3 Desain Penelitian
Penelitian quasi eksperimen ini menggunakan desain Nonequivalent
Control Group Design. Secara gambar digambarkan sebagai berikut:
X Q
2 Qı
Q
3 Y Q
4 Gambar 3.1 Desain penelitian (Sugiyono, 2010: 443) Keterangan:
Q
1 =nilai pretest kelompok eksperimen sebelum diberi perlakuan
3 Q = nilai pretest kelompok kontrol sebelum diberi perlakuan
X = treatment/ perlakuan berupa penerapan model Y = treatment /perlakuan berupa penerapan model Q
2 = nilai postest kelompok eksperimen sesudah diberi perlakuan
Q
4 = nilai postest kelompok kontrol sesudah diberi perlakuan
Berdasarkan gambar 3.3 dapat dilihat bahwa masing-masing kelompok diberi pretest untuk mengetahui keadaan awal adakah perbedaan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Setelah posisi kedua kelompok tersebut seimbang (Q
1 tidak berbeda dengan Q 2 ), maka
kelompok eksperimen diberi treatment/ perlakuan untuk diajar dengan kelompok kontrol diajar dengan pembelajaran ceramah. Q
2 berarti nilai postest kelompok eksperimen setelah diajar dengan model pembelajaran
4 cooperative learning tipe make a match, dan Q adalah postest kelompok
kontrol yang diajar dengan model pembelajaran konvensional. Jika nilai Q
2 secara signifikan lebih tinggi dari Q 4 maka model pembelajaran cooperative learning tipe make a match berpengaruh dibandingkan dengan
model pembelajaran konvensional. Pengaruh treatment adalah bila rata- rata nilai Q
2 lebih besar dari Q 4 dan perbedaannya signifikan (Sugiyono 2008: 443).
3.4 Prosedur Penelitian
Tahap
- – tahap eksperimen yang digunakan adalah :
1. Tahap Persiapan a. Menentukan subyek penelitian.
b. Melakukan observasi terhadap subyek penelitian.
c. Membuat kisi-kisi instrumen soal tes.
d. Membuat instrumen pretest dan posttest berdasarkan kisi-kisi yang telah dibuat.
e. Mengujicobakan instrumen pretest dan posttest pada sekolah yang dipilih yaitu kelas III SDN Tlogo Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang.
f. Menganalisis data hasil instrumen pretest dan posttest pada kelas uji coba untuk mengetahui validitas butir soal, reliabilitas soal.
g. Melakukan pretest pada kelas eksperimen dan kelas kontro.
h. Menganalisis hasil pretest dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol untuk mengetahui tidak adanya perbedaan yang signifikan dari kedua kelompok tersebut.
2. Tahap Pelaksanaan Peneliti mengadakan pembelajaran di kelas eksperimen dengan mengunakan metode cooperativelearning. dan untuk kelas kontrol dengan materi sama tetapi menggunakan metode konvensioanal.
3. Tahap Akhir a. Memberikan posttetst pada kelas eksperimen dan kontrol
b. Menganalisis hasil posttest yang telah dilakukan untuk mengetahui pengaruh pemanfaatan metode cooperative learning pada kelas eksperimen
c. Menyusun hasil penelitian
3.5 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
3.5.1 Teknik Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data dan keterangan yang dibutuhkan dalam penelitian ini, maka peneliti menentukan metode pengumpulan data sesuai dengan masalah yang diteliti, yaitu:
1. Tahap Persiapan Dalam tahap persiapan, terlebih dahulu peneliti menentukan subjek dari penelitian yang akan dilakukan. Setelah menentukan obyek dari penelitian, dilakukan observasi terhadap subyek penelitian dengan cara wawancara. Setelah dilakukan wawancara kemudian membuat kisi-kisi instrumen soal tes berdasarkan silabus dan program semester yang berlaku untuk selanjutnya dibuat instrumen pretest dan posttest berupa soal yang kemudian di uji cobakan di SD N Tlogo Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang untuk mengetahui klayakan soal yang akan diujikan di kelas eksperimen dan kontrol.
2. Tahap Pelaksanaan Untuk memperoleh data dalam tahap perlaksanaan, diperlukan instrumen dalam bentuk lembar observasi yang berfungsi untuk mengetahui apakah dalam pembelajaran sudah betul-betul dilaksanakan sesuai dengan model pembelajaran
make a match. Selain itu juga dibutuhkan dokumentasi yang menggambarkan
model pembelajaran make a match yang bisa digunakan untuk menguatkan data yang telah diperoleh.
3. Tahap Akhir Untuk memeperoleh data dalam tahap akhir dari pembelajaran, diperlukan instrumen dalam bentuk hasil belajar pretest dan posttest siswa, dan juga hasil dari observasi terhadap pelaksanaan pembelajaran menggunakan make a match yang kemudian diolah dan didapatkan hasil penelitian.
3.5.2 Instrumen Pengumpulan Data
Di dalam penelitian, diperlukan menyusun instrumen dalam bentuk observasi, dokumentasi, dan tes yang digunakan agar dapat memperoleh data yang diperlukan untuk keperluan penelitian. Sebelum instrumen digunakan untuk memperoleh data yang diinginkan, maka terlebih dahulu harus disusun kisi-kisi dan butir-butir soalnya. Instrumen tersebut akan diuraikan berdasarkan variabel yang telah ditentukan oleh peneliti.
1. Variabel Bebas (X) Instrumen yang digunakan dalam variabel X adalah lembar observasi.
Lembar observasi digunakan untuk mengukur aktivitas guru dan siswa dalam pembelajaran dengan menerapkan pembelajaran koopertaif tipe
make a match. Dalam penelitian ini pembelajaran harus mencerminkan
tahap pembelajaran make a match mulai dari kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup.
Instrumen penelitian lembar observasi di isi menggunakan cara penskoran yang terletak pada kriteria skor 1 sampai 4. Adapun kisi-kisi instrumen pembelajaran dengan kooperatife tipe make a match mengacu pada langkah-langkah pembelajaran make a match dapat dilihat pada tabel 3.1 dan 3.2.
Tabel 3.1 Kisi- kisi lembar observasi guru pertemuan I implementasi Model pembelajaran make a match pada matapelajaran IPA kelasIII SDN Karangtengah Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang Semester II Tahun ajaran 2014/2015 Tahap Aspek Yang Diamati Item Pembelajaran Kegitan Awal Guru memeriksa kesiapan siswa
1 Guru memberikan salam dan mengajak siswa
2 berdo’a Guru memberikan apersepsi sesuai dengan materi
3 yang akan disampaikan Guru menjelaskan tujuan pembelajaran atau
4 kompetensi dasar yang akan dicapai.
Kegiatan Inti Eksplorasi
Guru memberikan materi tentang pengertian
5 cuaca kepada siswa. Guru menunjukkan gambar macam-macam
6 cuaca. Guru menunjukkan gambar macam-macam
7 simbol cuaca. Guru membagi siswa kedalam kelompok kecil.
8 Guru mrmbimbing siswa dalam percobaan
9 membuat proses terjadinya hujan.
Elaborasi
Guru memberikan arahan tentang pembelajaran
10 make a match kepada siswa. Guru mrnyiapkan beberapa kartu yang terdiri dari
11 kartu soal dan jawaban. Guru membagikan kartu soal dan jawaban kepada
12 siswa. Guru membagi siswa untuk mencari pasangan
13 dari kartu yang dipegang oleh setiap siswa. Guru membimbing siswa untuk
14 mempresentasikan dan menempelkan hasil kerja siswa didepan kelas. Guru bersama siswa mencocokkan hasil kerja
15 siswa.
Konfirmasi
Guru bersama siswa melakukan tanya jawab
16 berkaitan dengan materi yang disampaikan.
Kegiatan Guru mengulas kembali materi yang disampaikan
17 Akhir Guru memberikan kesempatan kepada siswa
18 untuk menanyakan materi yang kurang jelas. Guru memberikan motivasi kepada siswa yang
20 kurang atau belum berpartisipasi secara aktif. Guru mengakhiri pembelajaran dengan salam
21 penutup.
Tabel 3.2 Kisi- kisi lembar observasi guru pertemuan II implementasi Model pembelajaran make a match pada mata pelajaran IPA kelasIII SDN Karangtengah Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang Semester II Tahun ajaran 2014/2015 Tahap Aspek Yang Diamati Item Pembelajaran Kegiatan Guru memeriksa kesiapan siswa
1 Awal Guru memberikan salam dan mengajak
2 siswa berdo’a Guru memberikan apersepsi sesuai dengan
3 materi yang akan disampaikan Guru menjelaskan tujuan pembelajaran atau
4 kompetensi dasar yang akan dicapai.
Kegiatan Inti Eksplorasi
Guru menjelaskan materi tentang pengaruh
5 kondisi cuaca terhadap kegiatan manusia Guru menjelaskan materi tentang hubungan
6 antara cuaca dengan pakaian yang dikenakan manusia.
Elaborasi
Guru memberikan materi tentang pengertian
7 cuaca kepada siswa. Guru menunjukkan gambar macam-macam
8 cuaca. Guru menunjukkan gambar macam-macam
9 simbol cuaca. Guru membagi siswa kedalam kelompok
10 kecil. membuat proses terjadinya hujan.
Konfirmasi
Guru bersama siswa melakukan tanya jawab
12 berkaitan dengan materi yang disampaikan.
Kegiatan Guru mengulas kembali materi yang
14 Akhir disampaikan Guru memberikan kesempatan kepada siswa
15 untuk menanyakan materi yang kurang jelas. Guru memberikan refleksi
16 Guru memberikan soal post test kepada
17 siswa. Guru mengakhiri pembelajaran dengan
18 salam penutup.
2. Variabel Terikat (Y)
Instrumen yang digunakan dalam variabel Y adalah tes pilihan ganda. Tes ini digunakan untuk mendapatkan prestasi belajar siswa pada pembelajaran IPA dengan pokok bahasan cuaca. Kisi-kisi instrumen soal yang digunakan untuk mengetahui prestasi belajar siswa digambarkan pada tabel 3.3
Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrumen Soal Ilmu Pengetauan Alam (IPA) kelas III
SDN Karangtengah Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang
Semester 2 Tahun Ajaran 2014/2015 Standar Kompetensi:
4 Memahami kenampakan permukaan bumi, cuaca, dan pengaruhnya
bagi manusia, serta hubungannya dengan cara manusia memelihara dan melestarikan alam. Kompetensi Dasar:6.2 Menjelaskan hubungan antara keadaan awan dan cuaca Indikator:
Mengidentifikasi kondisi cuaca
No. Soal Rumusan Item Soal Jumlah
Soal3, 5, 8,
3.Berikut adalah tanda 15 – tanda hujan akan turun, kecuali . .
. .
9, 13,
5.Berikut ini yang tidak mempengaruhi kondisi cuaca 15, 19, adalah . . . .
8.Curah hujan yang tinggi dapat menyebabkan . . . . 22, 23, 9.Indonesia merupakan negara yang beriklim . . . .
24, 39, 13.Hujan berasal dari . . . yang membeku.
15.Matahari bersinar terang menunjukkan bahwa cuaca 41, 46, sedang. . . .
47, 48 19. Uap air yang ada di udara membentuk . . . .
22. Jika hujan turun dengan lebat maka suhu udara menjadi . . . .
23. Awan terbentuk dari air tanah, sungai, dan lautan yang 24. Di bawah ini merupakan kondisi cuaca kecuali . . . .
39. Musim tidak ada hujan disebut musim . . .
41. Banjir biasanya terjadi saat musim . . . .
46. Matahari bersinar terik pada siang hari maka suhu udara menjadi . . .
47. Sinar matahari ke bumi terhalang oleh awan. Ciri tersebut merupakan ciri cuaca . . .
48. Kabut adalah awan yang berbentuk . . . .
Indikator:
Menggambar secara sederhana simbol yang bisa digunakan untuk
menunjukkan kondisi cuaca
No. Soal Rumusan Item Soal Jumlah
Soal4, 6, 16,
4.Simbol keadaan cuaca pada gambar berikut
6 menunjukkan cuaca. . . 28, 30,
31
6. Perhatikan daftar di bawah ini! 1.petir 2gerimis 3.hujan deras 4.angin puyuh Berdasarkan data di atas, yang merupakan akibat dari awan kumulus ditunjukkan oleh nomor . . . .
16.Simbol cuaca dibawah ini menunjukkan cuaca akan. . .
28. Awan membentuk gumpalan putih dengan bagian atas menyerupai bunga kol adalah awan. .
30. Simbol keadaan cuaca pada gambar berikut menunjukkan cuaca. . . .
31. Simbol keadaan cuaca pada gambar berikut menunjukkan cuaca. . .
Kompetensi Dasar:
6.3 Mendeskripsikan pengaruh cuaca bagi kehidupan manusia Indikator:
Mengidentifikasi kehidupan manusia yang sesuai dengan keadaan cuaca
tertentu.
No. Soal Rumusan Item Soal Jumlah
Soal7, 12, 7.Pendaki gunung dilarang mendaki pada musim. . .
6 20, 27, 12.Nelayan bisa menangkap ikan saat cuaca. . . 34, 35 20.Ibu menjemur pakaian pada saat cuaca. . . .
27.Petani akan menyiram tanaman pada siang hari jika kondisi cuaca sedang. . .
34.Cuaca di daerah pantai pada umumnya sangat. . .
35.Petani garam biasanya menjemur air laut pada musim. .
Indikator:
Mendeskripsikan hubungan antara pakaian yang dikenakan dengan keadaan cuaca.
No. Soal Rumusan Item Soal Jumlah
Soal10, 17,
10.Saat musim kemarau udara terasa panas, maka baju
7 yang cocok dikenakan adalah. . . . 21, 29,
17.Saat musim hujan manusia mengenakan jas hujan yang 44, 49, terbuat dari. . . .
21.Bila kita berada didaerah bercuaca dingin, maka
50 sebaiknya kita menggunakan pakaian yang. . . .
29.Orang yang tinggal dikutub utara menggunakan pakaian yang. . . .
44.Saat musim dingin sebaiknya menggunakan pakaian yang. . . .
49.Jas hujan dipakai saat musim. . . .
50.Orang yang berpakaian tebal biasanya tinggal didaerah yang bersuhu. . . .
3.6 Subjek penelitian
Penelitian ini dilakukan di kelas III pada SD Negeri Karangtengah Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang. Peneliti menentukan subjek penelitian dengan studi kasus dan dipilih kelas III A dan kelas III B sebagai subjek penelitian dengan pertimbangan bahwa di kelas tersebut sebagian besar siswa khususnya dalam mata pelajaran IPA belum memenuhi batas KKM yang ditentukan. Kelas III A akan dijadikan sebagai kelas kontrol dalam penelitian ini, sedangkan kelas III B akan dijadikan sebagai kelas eksperimen dalam penelitian. Pada kelas eksperimen akan diberikan perlakuan make a match sedangkan pada kelas kontrol akan diberikan perlakuan pembelajaran konvensional. Jumlah siswa yang akan menjadi subjek peneltian adalah 42 siswa, rincian dari subjek penelitian dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3.4 Data Siswa Kelas III Kelompok Eksperimen dan kelompok Kontrol SD Negeri Karangtengah Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang Tahun Ajaran 2014/2015 Jenis KelaminKelas Kelompok Laki-laki Perempuan Jumlah Siswa
Kontrol
12
10
22 III A
III B Eksperimen
13
7
20
3.7 Validitas dan Reliabilitas Instrumen
3.7.1 Uji Validitas Instrumen Tes
Sebelum dibagikan kepada peserta didik, terlebih dahulu soal evaluasi tertulis diuji coba sehingga diperoleh butir soal yang valid. Instrument dikatakan valid artinya instrument tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang hendak diukur. Tingkat validitas suatu instrument dapat diketahui dengan cara mengkorelasikan setiap skor pada butir instrument dengan total skor setelah dikurangi skor butirnya sendiri (corrected item to total correlation). Dalam penentuan layak atau tidaknya suatu item yang akan digunakan, biasanya dilakukan uji signifikansi koefesien korelasi pada taraf signifikansi 0,05, artinya suatu item dianggap valis jika berkolerasi signifikan terhadap skor total. Menurut Azwar (2010: 90) semua item yang mencapai koefesien korelasi minimal 0,30 daya pembedanya dianggap memuaskan. Tetapi Azwar mengatakan bahwa bila jumlah item belum mencukupi kita bisa menurunkan sedikit batas kriteria 0,30 menjadi 0,25 tetapi menurunkan batas kriteria 0,20 sangat tidak disarankan. Dengan demikian, dapat ditegaskan bahwa suatu item dikatakan layak atau valid apabila suatu item mencukupi batas kriteria yang ditentukan yaitu 0,25
Tabel 3.5 Hasil Uji Validitas Soal Pretest SD Negeri Karangtengah Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang Semester II Tahun ajaran 2014/2015
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item DeletedScale Variance if Item Deleted Corrected Item- Total
Correlation Cronbach's Alpha if Item Deleted
SOAL1 20,31 27,365 ,467 ,863 SOAL4 19,97 27,820 ,359 ,866 SOAL5 20,14 27,409 ,417 ,865 SOAL7 20,38 27,815 ,410 ,865 SOAL9 19,72 27,993 ,548 ,862 SOAL10 19,83 26,576 ,739 ,856
SOAL11 19,83 28,362 ,309 ,867 SOAL12 19,97 28,177 ,287 ,868 SOAL15 19,72 28,850 ,283 ,867 SOAL16 20,38 27,958 ,378 ,866 SOAL18 19,83 28,505 ,275 ,868 SOAL20 20,34 27,948 ,360 ,866 SOAL21 19,79 28,527 ,295 ,867 SOAL24 19,69 28,079 ,637 ,862 SOAL25 19,66 29,163 ,344 ,867 SOAL27 19,72 28,135 ,503 ,863 SOAL29 19,72 27,921 ,571 ,862 SOAL30 20,41 27,966 ,402 ,865 SOAL31 19,86 26,623 ,684 ,857 SOAL33 19,66 29,163 ,344 ,867 SOAL34 20,17 28,005 ,303 ,868 SOAL35 19,86 28,052 ,357 ,866 SOAL36 20,17 27,933 ,317 ,868 SOAL37 20,00 27,786 ,357 ,867 SOAL39 19,69 28,650 ,424 ,865 SOAL41 19,86 27,909 ,389 ,865 SOAL42 20,17 27,433 ,414 ,865 SOAL46 19,76 28,190 ,422 ,864 SOAL49 19,66 29,163 ,344 ,867 SOAL50 19,72 28,135 ,503 ,863 Data diatas adalah rancangan instrumen validitas pretes yang telah diuji Semarang. Berdasarkan perhitungan menggunakan SPSS 20 for windows dapat dilihat di dalam kolom Corrected Item-Total Correlation terdapat 20 soal yang jumlah itemnya ≤ 0,25 dan terdapat 30 soal yang jumlah itemnya ≥ 0,25 dengan demikian dapat diartikan bahwa terdapat 20 soal tidak valid, dan 30 soal valid. 20 item soal yang tidak valid terdapat pada nomor 2, 3, 6, 8, 13, 14, 17, 19, 22, 23, 26, 28, 32, 38, 40, 43, 44, 45, 47, 48 sedangkan yang valid adalah 30 soal yaitu nomor 1, 4, 5, 7, 9, 10, 11, 12, 15, 16, 18, 20, 21, 24, 25, 27, 29, 30, 31, 33, 34, 35, 36, 37, 39, 41, 42, 46, 49, 50.
3.7.2 Uji Reliabilitas Instrumen Tes
Menurut Azwar (2010: 98) ketentuan reliabilitas pada penelitian ini mengacu pada pendapat menyatakan bahwa reliability kurang dari 0,6 adalah kurang baik, sedangkan 0,7 dapat diterima, dan diatas 0,8 adalah baik. Berikut tabel kriteria Reliabilitas berdasarkan nilai Alpha:
Tabel 3.6 Kriteria Reliabilitas Berdasarkan Nilai AlphaKoefesien Reliabilitas Kriteria α ≤ 0.6 Kurang Baik
Dapat Diterima 0.7 ˂ α ≤ 0,8
Baik α ≥ 0.8
Uji reliabilitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode Alpha (Cronbach’s). Pengujian reliabilitas tes tersenut menggunakan SPSS for windows version 20.0 yaitu dengan cara Analyze
- – Scale – Reliability Analys kemudian untuk melihat hasilnya apakah instrumen reliabel
atau tidak, dapat dilihat pada output hasil perhitungan pada kolom Reliability Statistic apabila alpha kurang dari 0,6 maka instrumen tersebut tidak reliabel. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 3.5 yang merupakan hasil dari analisis reliabilitas instrumen.
Tabel 3.7 Hasil Uji Reliabilitas Soal Pretest SD Negeri KarangtengahKecamatan Tuntang Kabupaten Semarang SemesterII Tahun ajaran 2014/2015
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
,869
30 Berdasarkan perhitungan melalui program SPSS versi 20 hasil reliabilitas
instrumen dinyatakan reliabilitas bagus. Dengan melihat nilai
Cronbach’s Alpha
yaitu nilai
Cronbach’s Alpha berada pada nilai 0,865. Berdasarkan pendapat dari
Azwar nilai alpha yang terletak pada koefesien 0,800
- – 0,1000 dinyatakan mempunyai kriteria sangat reliabel. Dengan demikian berdasarkan hasil uji coba 30 item soal dengan nilai alpha 0,865 dapat dinyatakan bahwa item soal reliabel dan dapat diterima.
3.8 Uji Prasyarat Analisis Data
Teknik analisis data digunakan untuk mengetahui keefektifan model pembelajaran yang digunakan terhadap prestasi belajar. Agar kesimpulan yang diambil tidak menyimpang maka syarat dari uji t-test adalah uji homogenitas dan uji normalitas.
3.8.1 Uji Homogenitas
Uji homogentitas digunakan untuk menguji apakah kelas eksperimen dan kelas kontrol tersebut homogen, artinya bhaw tidak terdapat perbedaan yang signifikan diantara kelas kontrol dan kelas eksperimen. Data yang digunakan untuk uji homogenitas adalah nilai hasil pre test yang dilakukan di kelas kontrol dan kelas eksperimen. Pengukuran uji homogenitas menggunakan program SPSS 20 for windows yaitu dengan melihat tabel
Test of Homogenety of Variances. Menurut Duwi Priyatno (2010: 76)
kaidah keputusan adalah jika α = 0,05 lebih besar sama dengan nilai Sig
(α= 0,05 ≥ Sig) artinya tidak homogen, Jika α = 0,05 lebih kecil sama dengan nilai Sig (α= 0,05≥ Sig) artinya homogen .
3.8.2 Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah sampel telah berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas sebaran data untuk variabel terikat yaitu pretes kelas kontrol dan kelas eksperimen. Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan uji kolmogrov simirnov dengan menggunakan bantuan program SPSS 20 for windows. Syarat suatu data dikatakan berdistribusi normal jika signifikansi atau nilai p > 0,05.
3.9 Uji Hipotesis
Uji hipotesis data yang dilkaukan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan uji t. Menurut Ridwan dan Sunarto (2009: 126) tujuan uji t dua variabel bebas adalah untuk membandingkan (membedakan) apakah kedua variabel tersebut sama atau berbeda. Gunanya untuk menguji kemampuan generalisasi (signifikansi hasil penelitian yang berupa perbandingan dua rata-rata sampel).
Menurut Ridwan dan Sunarto (2009: 128) uji t ini dilakukan dengan membandingkan nilai t hitung dengan t tabel hitung pada tingkat α = 0,05. Jika t ≥ t tabel
1 diterima dan H o ditolak.
dan Sig ≤ 0,o5 maka H