Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Fear of Failure dan Perfeksionisme terhadap Prokrastinasi Akademik pada Mahasiswa yang Sedang Menyelesaikan Skripsi di Fakultas Teknologi Informasi UKSW

BAB I PENDAHULUAN Fenomena prokrastinasi terjadi hampir di setiap bidang dalam

  kehidupan. Prokrastinasi banyak terjadi di lingkungan akademik atau lingkungan sekolah, terutama di kalangan mahasiswa. Penelitian tentang prokrastinasi pada awalnya memang banyak terjadi di lingkungan akademik, yaitu lebih dari 70% mahasiswa melakukan prokrastinasi.

1.1 Latar Belakang

  Mahasiswa adalah peserta didik yang terdaftar dan belajar pada perguruan tinggi. Mahasiswa dipersiapkan menjadi sumber daya manusia yang mampu menghadapi persaingan global, sehingga mahasiswa diharapkan menjadi tulang punggung atau penerus guna menjadi tenaga profesional yang berkualitas untuk membangun bangsa dan negara. Mahasiswa harus menempuh masa studi minimal 3,5 tahun dan akhirnya akan melewati fase akhir studinya dengan menyusun skripsi. Skripsi adalah karya ilmiah yang diwajibkan sebagai bagian dari persyaratan akademis di Perguruan Tinggi (Poerwodarminto, 1986). Semua mahasiswa wajib mengambil mata kuliah skripsi karena skripsi digunakan sebagai salah satu prasyarat bagi mahasiswa untuk memperoleh gelar sarjana.

  Dalam proses pengerjaan skripsi, mahasiswa seringkali mengalami berbagai hambatan. Umumnya, mahasiswa diberikan waktu untuk menyelesaikan dalam jangka satu semester atau sekitar enam bulan. Tapi pada kenyataannya banyak mahasiswa yang memerlukan waktu lebih dari enam bulan untuk mengerjakan skripsinya. Sehingga terjadi fenomena

  

bottleneck tercermin dari jumlah mahasiswa yang lulus dibandingkan jumlah

  yang seharusnya lulus. Jumlah mahasiswa yang lulus umumnya lebih sedikit dibandingkan jumlah mahasiswa yang terlambat lulus (Wijayanti, 2006). Hal ini juga terjadi di Fakultas Teknologi Informasi UKSW yang memiliki mahasiswa terbanyak dibandingkan dengan fakultas lainnya. Selain itu setiap tahunnya mahasiswa yang lulus tidak sebanding dengan mahasiswa yang seharusnya lulus.

  Berikut ini adalah data yang diperoleh dari biro administrasi akademik UKSW tentang jumlah kelulusandi tahun 2014

  • – 2016 pada mahasiswa angkatan 2010-2012 pada Universitas Kristen Satya Wacana.

  

Tabel 1. 1

Data Jumlah Mahasiswa Telah Menempuh Studi Empat Tahun Bahkan

Lebih Dari Lima Tahun Di Fakulas Teknologi Informasi UKSW

Program Studi Strata Angkatan Jumlah yang Mahasiswa Lulus

  

1 Fakultas Teknologi ditahun 2014-2016 di Fakultas

Informasi UKSW Teknologi Informasi UKSW

2014 2015 2016

  Teknik Informatika 2010

  24

  48

  88

  • 2011

  35

  75

  • 2012

  43 Sistem Informasi 2010

  21

  26

  16

  16 2011 23 - 2012 - - - Desain Komunikasi 2010

  12

  17

  8 Visual 5 2011 27 -

  • 2 - 2012 Pendidikan Teknik 2010

  35

  69

  39 Informatika dan 2011

  3 92 - Komputer

  • 22 - 2012

  Public Relation 2012 -

  5 -

  • Ilmu Perpustakaan Total

  92 219 638 Dari tabel jumlah mahasiswa di atas, dapat kita lihat bahwa mahasiswa angkatan 2010 banyak melakukan penundaan hingga lebih dari lima tahun sehingga mengakibatkan mahasiswa terlambat lulus dan tidak tepat waktu dalam menyelesaikan studinya. Selain itu pada angkatan 2011 juga masih terlihat keterlambatan karna melewati masa studinya lebih dari empat tahun. Berbeda dengan mahasiswa angkatan 2012 program studi TI dengan jumlah mahasiswa 43, DKV dengan jumlah mahasiswa 2, PTIK dengan jumlah mahasiswa 22 dan PR dengan jumlah mahasiswa 5, mahasiswa 2012 ini mampu menyelesaikan studinya tepat waktu dan tidak melakukan penundaan yang terlalu lama pada masa studinya.

  Dari beberapa karakteristik prokrastinasi akademik yang dimiliki oleh mahasiswa Fakultas Teknologi Informasi 1) perfeksionisme, yaitu mengerjakan sesuatu yang dirasa kurang sempurna, 2) pencemas, yaitu tidak berfikir tugas dapat berjalan dengan baik, 3) terlalu banyak tugas, dan 4) kurang dapat mengatur waktu. Pada wawancara tanggal 15 Agustus di Kampus 2 Blotongan dengan 2 mahasiswa Fakultas Teknik Informasi yang membuat mereka melakukan penundaan salah satunya adalah menyelesaikan skripsi, karena dibutuhkan waktu yang lama untuk menyelesaikan skripsi dan terkadang membuat mereka menjadi bosan dan malas untuk menyelesaikannya sehingga lebih baik melakukan kegiatan yang lebih menyenangkan dibandingkan dengan menyelesaikan revisi skrpsi yang telah diberikan dosen pembimbing. Selain itu, mahasiswa juga kurang mengatur waktu dengan baik sehingga waktu yang seharusnya digunakan untuk menyelesaikan skripsi malah dipakai untuk kegiatan lain seperti (kepanitiaan, rapat organisasi dll). Lain halnya dengan 2 mahasiswa yang lain yang mengatakan bahwa dengan menunda-nunda menyelesaikan skripsinya maka skripsinya malah akan terlihat sempurna, karena dengan menunda mereka dapat memperbaiki skripsi mereka dengan lebih baik sehingga saat sudah dirasa sempurna dan bagus barulah mereka berikan kepada dosen pembimbingnya dan mereka akan merasa cemas ketika skripsi yang mereka buat sudah terlihat bagus tapi tidak dengan penilaian dosen pembimbing maka disitulah mereka merasa cemas karena menggangap apa yang dikerjakan tidaklah bagus. Kemudian merasa dirinya memiliki banyak tugas kuliah dan menunda menyelesaikan skripsinya.

  Dari wawancara yang sudah dilakukan maka salah satu masalah yang terjadi dikalangan mahasiswa yang menyelesaikankan skripsi yaitu prokrastinasi. Fenomena prokrastinasi terjadi hampir di setiap bidang dalam kehidupan. Prokrastinasi banyak terjadi di lingkungan akademik atau lingkungan sekolah, terutama di kalangan mahasiswa. Prokrastinasi menjadi penting diteliti karena frekuensi prokrastinasi akademik yang tergolong tinggi (Solomon dan Rothblum, 1984; Steel, 2007; Surijah, 2007). Berdasarkan hasil penelitian Solomon dan Rothblum (1984) mengenai frekuensi prokrastinasi akademik padamahasiswa dan alasan untuk melakukan prokrastinasi terhadap 342 mahasiswa, menunjukkan bahwa 46% subjekmelakukan prokrastinasi dalam mengerjakan tugas. Data diatas juga didukung oleh hasil penelitian Chu dan Choi (2005) mengenai efek positif dari perilaku penundaan yang aktif pada sikap dan kinerja pada 230 partisipan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 153 partisipan melakukan prokrastinasi.

  Sebagaimana ditemukan oleh Burka dan Yuen (2008), bahwa sekitar 75% dari mahasiswa universitas di Amerika Serikat melakukan prokrastinasi sedangkan 50% dari mahasiswa melaporkan diri sebagai pelaksana prokrastinasi secara terus menerus dan 50% menganggap hal ini sebagai suatu permasalahan. Penelitian dari Bruno juga mengungkapkan bahwa ada 60% individu memasukkan sikap menunda sebagai kebiasaan dalam hidup mereka (Hayyinah 2004). Pada hasil survey majalah New Statement 26 Februari 1999 juga memperlihatkan bahwa kurang lebih 20% sampai dengan 70% pelajar melakukan prokrastinasi (Yuanita, 2010 dalam Aini dan Mahardayani, 2011). Di Indonesia, penelitian yang dilakukan Rizvi, Prawitasari dan Soetjipto (1997) memperlihatkan bahwa 20,38% dari 111 responden melakukan penundaan dalam bidang akademik. Penelitian tentang prokrastinasi pada awalnya memang banyak terjadi di lingkungan akademik, yaitu lebih dari 70% mahasiswa melakukan prokrastinasi. Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Surijah (2007) pada mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Surabaya yang tergolong memiliki prokrastinasi tinggi sampai sangat tinggi adalah 30,9% (dari316mahasiswa). Selain memiliki frekuensi yang tinggi prokrastinasi memberikan banyak kerugian terhadap pelakunya, baik kerugian materiil maupun immateriil (Fibrianti, 2009; Muhid, 2009; Siaputra, Prawitasari, Hastjarjo, Azwar, 2011; Steel, 2007; Tanriady, 2009; Utomo, 2010).

  Penelitian terkait prokrastinasi akademik di Indonesia dilakukan oleh Purnama dan Muis pada 275 mahasiswa Fakultas IlmuKeolahragaan Universitas Negeri Surabaya. Berdasarkan hasil penelitian, terdapat 170 mahasiswa (62%) yang memiliki prokrastinasi akademik sedang, 59 mahasiswa (21%) memiliki prokrastinasi akademik tinggi dan 46 mahasiswa (17%) memiliki prokrastinasi akademik rendah. Area prokrastinasi akademik yang cukup banyak dilakukan mahasiswa adalah area membaca buku atau referensi yang berkaitan dengan tugas akademik yaitu sebesar 94%. Penelitian Marliati (2013) pada 63 mahasiswa Fakultas Psikologi Univeritas Islam Bandung menunjukkan bahwa 68,25% mahasiswa memiliki prokrastinasi akademik tinggi dan 31,75% memiliki prokrastinasi akademik yang rendah. Arianti (2013) melakukan penelitian prokrastinasi penyelesaian skripsi pada 287 mahasiswa Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia, adapun hasil dari penelitian menunjukkan sebagian besar yaitu 41,48% mahasiswa memiliki prokrastinasi sedang, 5,93% mahasiswa memiliki prokrastinasi sangat rendah, 24,44% mahasiswa memiliki prokrastinasi rendah, 21,48% memiliki prokrastinasi tinggi dan 6,67% mahasiswa memiliki prokrastinasi akademik sangat tinggi.

  Menurut Ferrari dan Morales (2007) prokrastinasi akademik memberikan dampak yang negatif bagi para mahasiswa, yaitu banyaknya waktu yang terbuang tanpa menghasilkan sesuatu yang berguna. Prokrastinasi juga dapat menyebabkan penurunan produktivitas dan etos kerja individu sehingga membuat kualitas individu menjadi rendah (Utomo, 2010). Selain itu Tice dan Baumeister (1997) mengatakan bahwa prokrastinasi dapat menyebabkan stress dan memberi pengaruh pada disfungsi psikologis individu. Individu yang melakukan prokrastinasi akan menghadapi deadline dan hal ini dapat menjadi tekanan bagi mereka sehingga menimbulkan stres. Kerugian lain yang dihasilkan dari perilaku prokrastinasi menurut Solomon dan Rothblum (1984) adalah tugas tidak terselesaikan, atau terselesaikan namun hasilnya tidak maksimal, karena dikejar deadline. Menimbulkan kecemasan sepanjang waktu pengerjaan tugas, sehingga kesalahan tinggi karena individu mengerjakan dalam waktu yang sempit.

  Menurut Solomon dan Rothblum (1984) mengatakan bahwa perilaku prokrastinasi akademik cenderung meningkat seiring dengan bertambahnya masa kuliah. Mahasiswa tingkat akhir paling banyak melakukan prokrastinasi dibandingkan dengan mahasiswa tingkat awal. Fenomena yang terjadi di Fakultas Teknologi Informasi Dari wawancara yang telah dilakukan pada tanggal 20 Juni 2017 di Kampus Fakultas Teknologi Informasi dengan salah satu koordinator bagian skripsi UKSW mengatakan bahwa di Fakultas Teknologi Informasi penerimaan mahasiswa lebih banyak tapi ketika mahasiswa yang seharusnya lulus sangatlah sedikit. Dari data yang didapatkan bahwa pada tahun 2012 Fakultas Teknologi Informasi menerima mahasiswa sebanyak 435 dan pada tahun 2013 jumlah penerimaan mahasiswa sebanyak 505 mahasiswa yang tersebar di 6 program studi antara lain Teknik Informatika (TI), Sistem Informasi (SI), Desain Komunikasi Visual (DKV), Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer (PTIK), Public (PR), Ilmu Perpustakaan (IP).

  Relation

  Dari wawancara dengan 4 mahasiswa yang sedang menyelesaikan skripsi 2 diantaranya mengungkapkan bahwa hambatan yang mereka hadapi selama proses pengerjaan skripsi antara lain malas, masih ada mata kuliah lain yang banyak tugas, kurangnya fasilitas yang memadai sehingga sulit mendapatkan referensi atau jurnal-jurnal yang di inginkan. Kemudian penulis mewawancarai 2 mahasiswa mereka mengungkapkan bahwa hambatan penundaan dalam skripsi salah satunya ketika skripsi yang mereka kerjakan sudah terlihat sempurna barulah mereka bimbingan dengan dosen pembimbing, selain itu mahasiswa yang merasa bahwa penundaan adalah suatu hal yang wajar untuk dilakukan. Seperti halnya ketika dosen pembimbing memberikan deadline kepada mahasiswa, maka mereka memulai mengerjakan skripsi pada menit-menit akhir dari waktu yang tersedia, mereka masih mampu menyelesaikan tugas tepat waktu dan mereka juga mengklaim bahwa mereka cenderung bekerja lebih baik dan lebih cepat dan hambatan lainnya berasal dari tuntutan orangtua untuk cepat menyelesaikan skripsi.

  Menurut Solomon dan Rothblum (1984) terdapat lima faktor yang memengaruhi prokrastinasi akademik yaitu: Perasaan takut gagal, banyak orang yang melakukan prokrastinasi karena merasa gelisah atas penilaian atau kritikan orang lain. Rasa takut tersebut muncul karena mereka terlalu khawatir apabila ia gagal mengerjakan tugasnya dengan baik. Cemas, rasa cemas disebabkan oleh rasa khawatir atau takut yang berlebihan. Kecemasan yang berlebihan dapat memunculkan gangguan-gangguan fisik seperti sakit perut, kepala pusing, ingin buang air kecil atau buang ar besar dan gangguan lainnya. Memiliki standar yang tinggi, seseorang yang perfeksionis akan mematok standar tujuannya terlalu tinggi dan mempunyai ambisi yang berlebihan. Pemikiran ini cenderung merujuk pada individu yang mengevaluasi kualitas dirinya terlalu ekstrim. Kurangnya percaya diri, Percaya diri merupakan salah satu aspek kepribadian yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Orang yang percaya diri yakin atas kemampuan mereka sendiri serta memiliki harapan yang realistis. Menganggap tugas

  

adalah suatu yang tidak menyenangkan, Menganggap tugas sebagai sesuatu

  hal yang tidak menyenangkan merupakan hasil pemikiran irasional. Dengan berpikiran negatif seperti itu menjadikan mahasiswa tidak sungguh-sungguh dalam mengerjakan tugas (malas).

  Salah satu faktor-faktor yang memengaruhi prokrastinasi adalah fear

  

of failure atau ketakutanakan kegagalan (Van Wyk, 2004). Definisi mengenai

  ketakutan akan kegagalan mencakup adanya antisipasi terhadap konsekuensi negatif terhadap kegagalan, dan tidak adanya harapan untuk sukses (Conroy 2002). Memilih fear of failure sebagai variebel pendukung adalah penulis ingin melihat bagaimana pengaruh fear of failure padamahasiswa Fakultas Teknologi Informasi UKSW. Seseorang melakukan penundaan dengan alasan mereka takut dinilai dan dikritik oleh orang lain. Mereka juga khawatir dinilai jelek oleh orang lain sehingga mereka melakukan penundaan sebagai strategi untuk mengatasi ketakutan akan kegagalan yang mereka rasakan (Burka dan Yuen, 2008).

  Solomon dan Rothblum (1984) mengemukakan bahwa fear of failure sebagai faktor utama yang berkontribusi terhadap prokrastinasi pada mahasiswa, yaitu sebesar 6% hingga 14%. Penelitian yang dilakukan oleh Haghbin, McCaffrey dan Pychyl (2012) dan Sebastian (2013) yang menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara fear of

  

failure dengan prokrastinasi akademik pada mahasiswa. Dari hasil penelitian

  Rahmat dan Hartiani (2013) terdapat hubungan positif yang signifikan antara

  

fear of failure dengan prokrastinasi pada mahasiswa Universitas Indonesia

  dalam mengerjakan skripsi. Penelitian Fatimah, Lukman, Khairudin, Shahrazhad dan Halim (2011) yang menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara fear of failure dengan prokrastinasi. Sedangkan penelitian yang dilakukan Setyadi dan Mastuti (2014) bahwa tidak terdapat pengaruh antara fear of failure terhadap prokrastinasi akademik pada mahasiswa yang berasal dari program akselerasi.

  Selain itu, ada faktor lain yang turut memengaruhi prokrastinasi akademik yaitu perfeksionisme. Huelsman, Furr, Vicente, dan Kennedy (2004) mendefinisikan perfeksionisme sebagai suatu hasrat untuk mencapai kesempurnaan dimana ditandai dengan perfeksionisme adaptif (Concientius

  

Perfectionism ) yang berasal dari internal individu dan perfeksionisme

maladaptif (Self-evaluate Perfectionism) yang berasal dari eksternal individu.

  Selain itu, pemikiran perfeksionisme ini merujuk pada kecenderungan individu untuk mengevaluasi kualitias pribadi diri sendiri secara ekstreem.

  Hasil penelitianantara perfeksionisme terhadap prokrastinasi akademik, dalam penelitian kualitatif oleh Kingofong (2004), perfeksionisme menjadi salah satu alasan mahasiswa menunda mengerjakan skripsinya. Ada mahasiswa yang menyiapkan semua bahan materi dan argumen yang matang, baru diserahkan kepada dosen pembimbing, agar tiap kali bimbingan pembimbing sudah menyetujuinya. Ada mahasiswa yang merasa tidak puas jika skripsi sederhana, menjadi idealis, dan ingin membuat masterpiece karena skripsi dipandang sebagai buku pertama yang dibuat. Akibatnya, mahasiswa tersebut menunda-nunda penyelesaian skripsi dan lulus tidak tepat waktu. Sama halnya dengan penelitian Kingofong, penelitian yang dilakukan oleh Gunawita, Nanik dan Lasmono, (2008) menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara perfeksionisme dan prokrastinasi akademik. Penelitian Anandha dan Mastuti (2013) menunjukkan terdapat pengaruh perfeksionisme terhadap prokrastinasi akademik. Namun lain halnya dengan penelitian yang dilakukan oleh Steel (2003), menemukan bahwa perfeksionisme tidak berkorelasi secara signifikan dengan prokrastinasi. Menurut Steel (2007) prokrastinasi akademik memiliki korelasi yang signifikan dengan self-efficiacy dan self-control dibandingkan dengan perfeksionisme. Hasil penelitian secara simultan fear of failure, perfeksionis dan prokrastinasi akademik belum dapat ditemukan oleh penulis.

  Oleh karena belum adanya penelitian simultan antara fear of failure, perfeksionisme dengan prokrastinasi akademik, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian terhadap fear of failure, dan perfeksionis terhadap prokrastinasi akademik pada mahasiswa yang sedang mengerjakan skripsi di Fakultas Teknologi Informasi UKSW Salatiga. Kemudian yang membuat penulis tertarik untuk melakukan penelitian ini adalah Fakultas Teknologi Informasi UKSW dikarenakan memiliki jumlah mahasiswa terbanyak di UKSW dan terjadinya fenomena bottleneck tercermin dari jumlah mahasiswa yang lulus dibandingkan jumlah yang seharusnya lulus, sehingga banyaknya mahasiswa yang melakukan prokrastinasi akademik.

  1.2 Rumusan Masalah

  Berdasarkan latar belakang yang dipaparkan di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan yang menjadi fokus dalam penelitian ini adalah “Adakah pengaruh secara simultan antara fear of failure dan perfeksionisme terhadap prokrastinasi akademik pada mahasiswa yang sedang menyelesaikan skripsi di Fakultas Teknologi Informasi UKSW Salatiga?”

  1.3 Tujuan Penelitian

  Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh fear of failure dan perfeksionisme terhadap prokrastinasi akademik pada mahasiswa yang sedang menyelesaikan skripsi di Fakultas Teknik Informatika UKSW Salatiga.

  1.4 Manfaat Penelitian

  Sesuai tujuan penelitian di atas, maka penelitian ini diharapkan memberikan manfaat bersifat teoritis maupun praktis sebagai berikut:

  1.4.1 Manfaat Teoritis

  Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi pengembangan ilmu psikologi sehingga dapat memberikan informasi tentang dan perfeksionisme terhadap prokrastinasi akademik.

  fear of failure

  1.4.2 Manfaat Praktis

  1) Kepada lembaga penyelenggara pendidikan, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai data awal mengurangi frekuensi perilaku prokrastinasi akademik dikalangan mahasiswa skripsi.

  2) Kepada mahasiswa, hasil penelitian ini hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan dalam mengurangi frekuensi dan meminimalisir perilaku fear of failure, perfeksionisme dan prokrastinasi akademik pada mahasiswa.

  3) Bagi peneliti, agar dapat menambah wawasan Ilmu Psikologi

1.5 Sistematika Penulisan

  Sistematika dalam penulisan terdiri dari lima bab, yaitu: a.

  Bab I, dalam bab ini penulis menguraikan latar belakang masalah penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian serta sistematika penelitian.

  b.

  Bab II, dalam bab ini penulis menguraikan tinjauan pustaka, meliputi teori-teori yang berhubungan dengan permasalahan penelitian, yakni teori prokrastinasi akademik, teori fear of failure, dan teori perfeksionisme, aspek-aspek dan factor-faktor, kemudian mengemukakan hasil-hasil penelitian sebelumnya, dinamika hubungan antara peubah, model penelitian dan hipotesis.

  c.

  Bab III, dalam bab ini penulis menguraikan tentang peubah penelitian, definsi operasional, metodologi pengumpulan data, populasi dan sampel, kemudian aspek dan indicator serta teknik analisis data.

  d.

  Bab IV, dalam bab ini penulis menguraikan deskripsi tempat penelitian, karakteristik respoden, daya diskriminasi dan realibilitas alat ukur, hasil pengukuran peubah, uji statistik, dan diskusi tentang hasil penelitian.

  e.

  Bab V, dalam bab ini penulis menguraikantentang kesimpulan dan saran peneliti dan saran rekomendasi kepada lembaga atau institusi yang berkaitan dengan hasil penelitian ini, serta rekomendasi untuk penelitian selanjutnya.

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengembangan Buku Panduan Program Perlindungan Anak di PPA Eklesia Salatiga

0 0 35

BAB III METODE PENELITIAN 1.1. Jenis Penelitian dan Pendekatan - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengembangan Buku Panduan Program Perlindungan Anak di PPA Eklesia Salatiga

0 2 13

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN 2.1. Deskripsi Lokasi Penelitian 2.1.1. Profile PPA Eklesia Salatiga - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengembangan Buku Panduan Program Perlindungan Anak di PPA Eklesia Salatiga

0 0 54

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengembangan Buku Panduan Program Perlindungan Anak di PPA Eklesia Salatiga

0 0 67

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Ponta dan Persembahan: Kajian Sosio – Teologis terhadap Ponta sebagai Persembahan di Desa Long Gelang

0 0 7

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Ponta dan Persembahan: Kajian Sosio – Teologis terhadap Ponta sebagai Persembahan di Desa Long Gelang

0 0 10

BAB III PONTA SEBAGAI PERSEMBAHAN 3.1. Orang Kristen Protestan pelaku Ponta - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Ponta dan Persembahan: Kajian Sosio – Teologis terhadap Ponta sebagai Persembahan di Desa Long Gelang

0 0 14

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Implementasi Kurikulum 2013 2.1.1. Pengertian - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Implementasi Kurikulum 2013 pada Mata Pelajaran Prakarya

0 0 40

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Profil SMP Negeri 7 Salatiga - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Implementasi Kurikulum 2013 pada Mata Pelajaran Prakarya

0 2 30

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Implementasi Kurikulum 2013 pada Mata Pelajaran Prakarya

0 0 14