I. PERSIDANGAN - Hasil Rumusan Komisi I, II, III FINAL RAKERDA TA 2012 PTA KENDARI

  

RUMUSAN HASIL RAPAT KERJA DAERAH (RAKERDA)

PENGADILAN AGAMA SEWILAYAH PENGADILAN TINGGI AGAMA KENDARI

TANGGAL 29 S/D 31 MARET 2012

BERTEMPAT DI HOTEL PLAZA INN JL. ANTERO HAMRA NO. 57-59

  

KENDARI - SULAWESI TENGGARA

  Memperhatikan :

  1. Sambutan dan pengarahan Bapak Dirjen Badan Peradilan Agama MARI pada pembukaan rapat Kerja Daerah Pengadilan Agama sewilayah Pengadilan Tinggi Agama Kendari.

  2. Pemaparan Bapak Ketua Pengadilan Tinggi Agama Kendari.

  3. Masukan dan pengarahan Bapak Wakil Ketua Pengadilan Tinggi Agama Kendari.

  4. Masukan dan usul serta saran dari para peserta Rapat Kerja Daerah (Rakerda) Pengadilan Agama sewilayah Pengadilan Tinggi Agama Kendari.

I. PERSIDANGAN

  A. Persiapan Persidangan

  1. Penetapan majelis hakim selambat-lambatnya dalam waktu 7 hari kerja setelah perkara didaftarkan.

  2. Jika Ketua Pengadilan Agama berhalangan, maka tugas tersebut seluruhnya atau sebagiannya dilimpahkan kepada wakil ketua atau hakim senior.

  3. Susunan majelis hakim hendaknya ditetapkan secara tetap minimal 6 bulan maksimal setahun.

  4. Ketentuan ketua majelis, Ketua dan wakil ketua selalu menjadi ketua majelis, kecuali satu majelis dengan ketua pengadilan.

  5. Ketua majelis didasarkan pada senioritas, senioritas hakim didasarkan pada lamanya menjadi hakim, kecuali tidak mampu melaksanakan tugas tersebut. 6. 3 (tiga) orang hakim yang menempati senioritas terakhir dapat saling menjadi ketua majelis dalam perkara yang berlainan.

  7. Untuk memeriksa perkara yang dianggap rawan dan menjadi perhatian publik, Ketua Pengadilan dapat membentuk majelis khusus.

  8. Majelis hakim dibantu oleh panitera pengganti.

  9. Penetapan majelis hakim dicatat dalam buku register. B. Penunjukan Panitera Pengganti

  1. Panitera menunjuk panitera pengganti untuk membantu majelis hakim dalam menangani perkara.

  2. Panitera pengganti membantu majelis hakim dalam persidangan.

  3. Penunjukan panitera pengganti dibuat dalam bentuk surat penunjukan yang ditanda tangani oleh panitera dan distempel.

  C. Penetapan Hari Sidang

  1. Perkara yang sudah ditetapkan majelis hakimnya segera diserahkan kepada majelis hakimnya yang ditunjuk.

  2. Ketua majelis setelah mempelajari berkas perkara dalam waktu selambat-lambatnya 4 hari kerja harus menetapkan hari sidang, sedang untuk perkara cerai talak paling lambat 15 hari kerja harus disidangkan.

  3. Dalam menetapkan hari sidang harus dimusyawarahkan dengan para anggota majelis hakim.

  4. Setiap majelis harus mempunyai jadwal sidang.

  5. Perkara yang akan disidangkan harus dicatat dipapan pengumuman atau layar monitor (media center).

  D. Penunjukan Jurusita/Jurusita pengganti Panitera menunjuk Jurusita/Jurusita pengganti untuk melaksanakan panggilan atau pemberitahuan putusan atas perintah ketua majelis atau Ketua Pengadilan.

  E. Pemanggilan Para Pihak

  1. Para pihak dipanggil ditempat tinggalnya, jika tidak ditemukan disampaikan kepada Lurah atau Kepala Desa untuk diteruskan kepada para pihak.

  2. Pihak yang berada diluar yurisdiksi dipanggil dengan jalan meminta bantuan kepada Pengadilan dimana pihak berada.

  3. Surat Panggilan kepada tergugat/termohon untuk sidang pertama harus dilampirkan surat gugatan/permohonan.

  4. Untuk perkara yang tergugat/termohonnya tidak diketahui alamatnya di wilayah Republik Indonesia dipanggil melalui media massa/elektronik/website dan ditempelkan pada pengumuman Pengadilan Agama. F. Pelaksanaan Persidangan

  1. Ketentuan umum persidangan a. Ketua majelis hakim bertanggung jawab atas kelancaran jalannya persidangan.

  b. Sebelum persidangan dimulai majelis hakim sudah lebih dahulu mempersiapkan pertanyaan yang akan diajukan kepada para pihak.

  c. Sidang dimulai pada pukul 09.00 waktu setempat, kecuali dalam hal tertentu sidang dapat dimulai lewat jam 09.00 dan harus diumumkan sebelumnya kepada para pihak.

  d. Jika dalam waktu lebih dari 6 bulan perkara belum diputus, maka ketua majelis harus melaporkan kepada Ketua Mahkamah Agung melalui Ketua Pengadilan Agama dengan menyebut sebab keterlambatannya.

  e. Jika kedua belah pihak hadir, maka majelis hakim harus mengupayakan perdamaian melalui proses mediasi, dengan menetapkan mediator yang ditunjuk oleh para pihak atau yang ditunjuk oleh majelis, dengan menunda persidangan selama 14 hari kerja, dan apabila mediasi gagal/tidak berhasil, majelis hakim tetap berkewajiban mendamaikan para pihak.

  f. Apabila ketua majelis berhalangan, persidangan dibuka oleh hakim anggota yang senior untuk menunda persidangan.

  g. Apabila majelis hakim semuanya berhalangan, maka panitera mengumumkan pada papan pengumuman tentang penundaan persidangan yang akan ditentukan kemudian.

  2. Berita acara persidangan

  a. Segala sesuatu yang terjadi dalam persidangan harus dituangkan dalam berita acara persidangan.

  b. Ketua majelis dan panitera pengganti bertanggung jawab atas pembuatan dan penandatanganan berita acara persidangan.

  c. Panitera pengganti membuat berita acara persidangan dengan memuat hari, tanggal dan tempat serta susunan persidangan dengan mencantumkan pula hadir atau tidaknya para pihak secara jelas.

  d. Berita acara persidangan harus selesai dibuat sebelum sidang berikutnya.

  e. Nomor halaman berita acara harus dibuat secara bersambung.

  f. Jawaban, replik, duplik dan kesimpulan tertulis menjadi satu kesatuan berita acara dan diberi nomor halaman. G. Rapat Permusyawaratan Majelis Hakim.

  1. Rapat musyawarah majelis hakim bersifat rahasia, dan apabila dipandang perlu dan mendapat persetujuan majelis, panitera sidang dapat ikut bermusyawarah.

  2. Ketua Majelis mempersilahkan hakim anggota II untuk mengemukakan pendapatnya , disusul oleh hakim anggota I dan terakhir oleh Ketua Majelis.

  3. Dalam hal terjadi perbedaan pendapat dari majelis hakim maka perbedaan pendapat tersebut harus dimuat dalam putusan (dissentting opinion).

  H. Penyelesaian Putusan.

  Pada waktu pembacaan putusan, putusan harus sudah jadi dan langsung ditandatangani oleh Majelis Hakim dan Panitera Pengganti.

II. KEPANITERAAN

  1. Untuk menertibkan penerimaan perkara, pencari keadilan harus mendaftarkan perkaranya secara langsung tanpa melalui perantara, kecuali menggunakan jasa kuasa hukum (Advokat).

  2. Pembayaran panjar biaya perkara harus disetor secara langsung oleh pencari keadilan ke Bank yang telah ditentukan setelah ditaksir oleh meja I.

  3. Pengembalian sisa panjar biaya perkara diusahakan agar diberikan segera setelah sidang pembacaan putusan selesai dengan menggunakan instrumen pengembalian sisa panjar kepada pihak berperkara.

  4. Untuk mengefektifkan upaya pengembalian sisa panjar biaya perkra perlu dibuatkan papan pengumuman bertuliskan sisa panjar dapat diambil melalu kasir setelah

  putusan dibacakan selambat-lambatnya 6 bulan dan jika lewat 6 bulan sisa panjar belum diambil, maka uang sisa panjar tersebut disetorkan ke Kas Negara”.

  5. Untuk terlaksananya pengadministrasian perkara dengan tertib, seperti pengisian register gugatan/permohonan maka harus mengaktifkan instrumen-instrumen perkara.

  6. Slip setoran Bank tidak perlu dimasukkan di dalam bundel perkara tetapi disimpan pada bundel tersendiri.

  7. Dalam mengoptimalkan pengiriman salinan putusan/penetapan kepada pegawai pencatat nikah sebagaimana yang diperintahkan di dalam amar putusan/penetapan, dikirim melalui jasa Pos.

  8. Dalam rangka keseragaman biaya pemeriksaan setempat (Descente), akan diterbitkan surat keputusan oleh Ketua Pengadilan Tinggi Agama Kendari berdasarkan masukan dari Ketua Pengadilan Agama sewilayah Pengadilan Tinggi Agama Kendari.

  9. Untuk mengoptimalkan penerimaan PNBP agar berpedoman pada Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2008 dan paling lambat 7 (tujuh) hari setelah penerimaan harus disetor ke kas negara.

  10. Untuk memperlancar tugas-tugas kepaniteraan wajib melaksanakan aplikasi SIADPA Plus/SIADPTA.

  11. Untuk mengoptimalkan pelaksanaan aplikasi SIADPA/SIADPTA diperlukan pelatihan SIADPA/SIADPTA yang dilaksanakan oleh Pengadilan Tinggi Agama Kendari dan diusulkan pada tahun anggaran 2013.

  12. Untuk menjaga keamanan arsip perkara harus ditempatkan pada tempat yang khusus dan aman dan disimpan dalam bentuk Arsip Data Komputer (ADK).

  13. Untuk menyamakan pola tindak dan pola pikir dalam melaksanakan administrasi perkara perlu mengoptimalkan Surat Keputusan Mahkamah Agung Nomor KMA/032/SK/IV/2006 tentang Pemberlakuan Pedoman Pelaksanaan Tugas dan Administrasi Pengadilan, baik pengadilan tingkat pertama maupun pada tingkat banding.

  III . KESEKRETARIATAN

A. Kepegawaian 1. Mengoptimalkan pengisian jabatan yang kosong sewilayah PTA Kendari.

  2. Peningkatan SDM karyawan dengan melakukan Diklat di Tempat Kerja (DDTK) oleh pejabat sesuai bidangnya masing-masing. Peningkatan rekruitmen pegawai sesuai kebutuhan organisasi.

  3. Mengusulkan penambahan pegawai sesuai kebutuhan organisasi.

  4. Pembentukan komunitas IT/ SIADPA.

  5. Mengikutsertakan pegawai PTA dan PA ujian sertifikasi untuk menjadi pejabat pengadaan barang dan jasa yang biayanya dibebankan pada DIPA masing-masing satker.

  6. Peningkatan disiplin pegawai berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 dan KMA Nomor 071 Tahun 2008.

  7. Peningkatan Pengawasan hakim daerah sebagai pengawas bidang.

  8. Mengoptimalkan analisis jabatan untuk menghindari penumpukan tenaga profesional pada satker tertentu.

  B. BIDANG KEUANGAN

  1. Mengusulkan penambahan alokasi Belanja Modal untuk melanjutkan pembangunan gedung Kantor Pengadilan Agama sewilayah Pengadilan Tinggi Agama Kendari terutama Pengadilan Agama baru (Pengadilan Andoolo dan Pasar Wajo).

  2. Mengusulkan alokasi dana untuk pengadaan tanah dan pembangunan rumah dinas Pengadilan Agama sewilayah Pengadilan Tinggi Agama Kendari.

  3. Mengusulkan alokasi anggaran untuk sarana dan prasarana lingkungan Pengadilan Agama sewilayah Pengadilan Tinggi Agama Kendari.

  4. Mengusulkan alokasi anggaran untuk pengadaan meubelair, ATK, Alat Pengolah Data, AC dan alat transportasi roda dua dan roda empat.

  C. BIDANG UMUM a. Penertiban Barang Milik Negara (BMN).

  b. Tanah yang belum atau sudah bersertifikat dialihkan menjadi atas nama Pemerintah RI cq. Mahkamah Agung RI.

  c. Penghapusan Barang Milik Negara (meubelair, kendaraan, dan lain-lain) yang sudah rusak berat atau tidak layak pakai.

  d. Opname fisik Barang Milik Negara dan barang persediaan setiap semester.

  e. Mengoptimalkan laporan SIMAK-SAKPA setiap bulan paling lambat 7 (tujuh) hari kerja bulan berikutnya.

  Kendari, 31 Maret 2012 Tim Perumus :

  1. Drs. Izzuddin H.M., S.H., M.H. (Ketua)

  2. Drs. H. A. Majid Jalaluddin, M.H. (Sekretaris)

  3. Drs. Syamsur Rijal Aliyah, S.H. (Anggota)

  4. Drs. Farid (Anggota)

  5. Drs. Hasnawir Badru, M.H (Anggota)