Laporan Praktikum Embriologi Hewan Perke (1)

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM
EMBRIOLOGI HEWAN
“PERKEMBANGAN EMBRIO KATAK”

Disusun oleh :
Nama

: Azhari Fatikhasuri

NIM

: K4314012

Kelompok : 3 (Tiga)
Kelas

:B

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA
2017

1

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM
EMBRIOLOGI HEWAN

I. Judul
Perkembangan Embrio Katak
II. Tujuan
1. Mempelajari tipe dan pola pembelahan embrio katak
2. Mempelajari pembentukan organ katak yang berasal dari setiap lapisan
embrional.
III. Alat dan Bahan
Alat:
1. Mikroskop
2. Alat tulis
3. Kamera


Bahan:
1. Preparat Frog’s Primary/First
Cleavage Egg
2. Preparat Frog’s Secondary Cleavage
Egg
3. Preparat Before Frog’s Cleavage Egg
4. Preparat Frog’s Cleavage Blastula
5. Preparat Frog’s Neurula
6. Preparat Frog’s Cleavage Morulla
7. Preparat Frog’s Embryo

IV. Prinsip Kerja
Langkah pertama dalam praktikum yaitu mengamati dan menggambar
embrio katak pada persediaan sayatan meliputi embrio katak tahap pembelahan I,
II, III. Menggambar tahap Morula, Blastula, tahap pembentukan keping neural,
tahap pembentukan lipatan neural dan tahap pembentukan bumbung neural.
Mengamati dan gambar sediaan sayatan embrio katak melalui stadium tunas ekor
melalui mata dan pronepros. Mendokumentasikan.

2


V.

Data Pengamatan

No
1

Preparat
Frog’s before
cleavage egg

Gambar
3

Keterangan
1. Grey crescent
2. Kutub anima
3. Kutub vegetatif


1
2

Perbesaran 4x
2

Frog’s primary
cleavage egg

3

1. Kutub anima
2. Grey crescent
3. Kutub vegetatif

2
1

Perbesaran 4x
3


Frog’s secondary
cleavage egg

1
3

1.
2.
3.
4.

Kutub anima
Sel-sel mikromer
Sel-sel makromer
Kutub vegetatif

1.
2.
3.

4.

Kutub anima
Sel-sel mikromer
Sel-sel makromer
Kutub vegetatif

1.
2.
3.
4.
5.
6.

Kutub anima
Mikromer
Blastocoel
Mesomer
Makromer
Kutub vegetatif


2
4

Perbesaran 5x
4

Frog’s cleavage
morula

1
2
3
4

Perbesaran 10x
5

Frog’s cleavage
blastula


4

1

2

3
5

6

3

Perbesaran 4x
6

Frog’s cleavage
neurula


5
4
3
6

Neural folds
Notokord
Arkenteron
Ektoderm
Endoderm
Neural crest cells

2

Perbesaran 4x
7

1.
2.
3.

4.
5.
6.

Frog’s Embryo

1
1
2

1. Calon ekor
2. Dorsal memanjang
3. Calon kepala

3

Perbesaran 10x
VI.

Pembahasan

Praktikum ini bertujuan dapat mempelajari tipe dan pola pembelahan
embrio katak dan mempelajari pembentukan organ katak yang berasal dari setiap
lapisan embrional.
Perkembangan embrio adalah rangkaian kejadian yang kompleks dan
terkoordinasi. Komunikasi antara jaringan, organ, dan sistem. Konsep umum
perkembangan adalah diferensiasi, determinasi, dan induksi. Induksi merupakan
proses ketika mediator kimia melepaskan dari salah satu emrbio pengaruh
morfogenik spesifik dan menginduksi alur perkembangan khusus. Akibat dari
induksi, bersamaan dengan sel di dekatnya, jaringan dan akhirnya organ terbentuk
(Bresnick, 2003).
Telur katak mempunyai dua kutub. Kutub anima berpigmen hitam
sedangkan kutub vegetative tidak berpigmen. Ciri telur yang difertilisasi adalah
daerah kelabu berbentuk sabit (grey crescent). Hal ini disebabkan penetrasi sperma
sehingga pigmen di tempat berlawanan bergeser ke arah sperma kurang lebih
sepertiga pigmen menjadi berkurang dan lebih pucat (Frandson, 1992).
Pembelahan dimulai pada kutub anima dan secara perlahan menuju kutub
vegetative dan membagi dua sabit kelabu. Pembelahan kedua dimulai pada kutub
anima, tegak lurus dengan pembelahan pertama. Bidang pembelahan ketiga adalah
horizontal, melintas dekat kutub anima, dan membelah blastomer kecil ke arah
hemisphere anima, dan 4 blastomer besar pada kutub vegetative. Pembelahan
keempat adalah meridional simultan, dan pembelahan kelima adalah equatorial
(Adnan, 2008).
Gastrulasi dibentuk serangkaian gerakan sel, hasil berupa tiga lapisan
embrional yaitu ectoderm, mesoderm, dan endoderm. Sel-sel di permukaan akan
berpindah ke dalam blastula. Pelekukan terjadi di batasan mikromer dan makromer,
4

selanjutnya menjadi bibir dorsal blastoporus (tahapan menuju awal gastrula) dan
invaginasi sel-sel ke dalam (Ciptono, 2008).

Gambar Pengamatan

1
Frog’s Before Cleavage Egg
Gambar Searching

Keterangan:
Keterangan:
1. Grey crescent
1. Zigot
2. Kutub anima
2. Sel
3. Kutub vegetatif
Berdasarkan hasil pengamatan ditemukan gambar cukup jelas menunjukkan bahwa zigot belum
membelah. Ditemukan kutub anima yang sedikit menonjol berpigmen hitam, dan kutub vegetal tidak
berpigmen yang besar. Terdapat kutub anima menonjol kecil, kutub vegetal besar. Hal ini, akibat
penetrasi sperma sehingga pigmen bergeser ke arah masuk sperma kurang lebih sepertiga pigmen
berkurang menjadi pucat. Gambar referensi lebih tampak jelas adanya zona abu-abu atau gray
crescent yang merupakan bukti bahwa sel merupakan zigot dari hasil pembuahan sel sperma terhadap
sel telur.
Telur katak (amphibi) memiliki karakteristik yang khas yaitu diselaputi oleh membran vitelline
dan satu atau lebih lapisan lendir (jelly) (Ciptono, 2008). Pada telur katak yang belum dibuahi akan
terlihat bagian sebagai berikut:
 Polus animalis atau kutub animal, berwarna hitam, merupakan kutub telur yang miskin yolk.
 Polus vegetativus atau kutub vegetal, berwarna putih kelabu, merupakan kutub telur yang
kaya yolk
Lapisan membran vitelin dan lapisan lendir (jelly) membentuk struktur kapsul telur yang
berfungsi melindungi telur dan memberikan dukungan bagi telur. Lapisan jelly (lendir) ini akan
mengembang jika terdapat dalam air, membuat volumenya membesar sehingga embrio di dalamnya
terlindungi. Lapisan jelly ini akan mudah mengering jika tidak terdapat di air sehingga telur katak
selalu diletakkan dalam air.
Setelah fertilisasi, zigot akan membelah. Katak memiliki tipe pembelahan holoblastis anequal.
Apabila terjadi pembelahan equatorial dikutub vegetal, akan terbentuk sel anakan yang tidak sama
besar yaitu sel makromer (sel berukuran besar) dan sel mikromer (sel berukuran kecil). Gray crescent
terbagi menjadi 2 bagian membentuk blastomer yang bilateral simetris.
Jika telur katak dibuahi (fertilisasi) oleh sperma, akan terbentuk zigot. Setelah fertilisasi maka
lapisan lendir (agar-agar) akan membengkak dan tidak dapat lagi ditembus oleh sperma (Yatim.
1990).

5

Gambar Pengamatan

2
Frog’s Primary Cleavage Egg
Gambar Searching

Keterangan:
1. Kutub anima
2. Grey crescent
3. Kutub vegetatif

Keterangan:
1. Sel
2. Gray crescent
3. Bidang pembelahan meridional

Berdasarkan hasil pengamatan menunjukkan adanya garis pembelahan yang dimulai dari kutub
animal menuju kutub vegetal. Preparat pengamatan proses pembelahan 1 belum selesai sehingga
blastmer kurang terlihat jelas. Sedangkan pada gambar referensi, pembelahan bermula dari kutub
animal ke kutub vegetal. Pembelahan 1 pada gambar referensi cukup jelas dan sudah selesai sehingga
terbentuk 2 blastomere yang telihat jelas. Pada gambar pengamatan terlihat kutub anima, grey
crescent, sel blastomer, kutub vegetative.
Tipe pembelahan telur katak adalah holoblastik anequal dimana pembelahan pertama
merupakan bidang vertikal kutub anima atau polus anequal dimana pembelahan pertama merupakan
bidang vertikal dari kutub anima atau polus animalis ke kutub vegetatif atau polus vegetativus.
Pembelahan pertama akan terjadi melalui tengah gray crescent dan pembelahan ini akan
terhambat pada daerah yang mengandung yolk. Gray crescent terbagi menjadi 2 bagian yang sama
besar yaitu membentuk blastomer yang bilateral simetris. Dua blastomer yang terbentuk, memiliki
bagian polus animalis dan polus vegetatipus. Pigmen berada pada polus animalis. Ooplasma di bagian
porus animal homogen karena adanya vitelitas yang banyak.
Bidang equator serat gelendong tipe pembelahan selalu di pertengahan dan tegak lurus pada
porus sel induk. Apabila berlanjut akan melalui bidang makromer tingkat 4 sel ke dua blastomer tidak
bergrey crescent. Terdapat 2 blastomer di bidang pembelahan I. Pigmen di kutub anima. Bagian
embrio setelah pembelahan II meliputi kutub anima berpigmen hitam, kutub vegetative tidak
berpigmen, 4 sel blastomer. Akan terbentuk zigot dengan kenampakan bulat dan pecah-pecah (Adnan,
2008).

6

Gambar Pengamatan

3
Frog’s Secondary Cleavage Egg
Gambar Searching

Source:
www.caffey.edu
Keterangan:
Keterangan:
1. Kutub anima
1. Sel epitel inti
2. Sel-sel mikromer
2. Sel epitel menanduk
3. Sel-sel makromer
3. Sitoplasma
4. Kutub vegetatif
4. Leukosit
Berdasarkan hasil pengamatan preparat secondary cleavage bagian yang terlihat yaitu kutub
anima,sel-sel blastomer (4 sel blastomer),kutub vegetative,cleavege furrow. Gambar pengamatan
pembelahan 2 tidak begitu jelas terlihat karena preparat awetan yang sudah rusak sehingga terlihat
lebih dari 4 bagian blastomer. Sedangkan pada gamar internet menunjukkan bahwa terdapat
pembelahan II dimana pembelahan vertical yang tegak lurus pada bidang pembelahan I menghasilkan
4 blastomer. Gambar referensi cukup jelas dengan bagian-bagian kutub anima & vegetative yang
terlihat.
Satu jam dari pembelahan pertama dalam telur katak, pembelahan ke dua juga dimulai pada
kutub anima, tegak lurus pembelahan pertama (Adnan, 2008). Bagian-bagian embrio setelah
pembelahan II meliputi kutub anima berpigmen hitam, kutub vegetatif tidak berpigmen, 4 sel
blastomer. Ciri pada tingkat 4 sel yaitu: Alur pembelahan di bagian polus animalis dan polus
vegetativus. Empat sel yang terbentuk kemudian secara serempak membelah lagi dalam bidang
horizontal. Bidang ini terletak lebih dekat dengan kutub animal daripada kutub vegetal, sehingga
akibatnya sel-sel kutub hewan lebih kecil daripada sel-sel yang berisi kuning telur pada kutub vegetal.
Bagian kutub vegetal yang berisi kuning telur terdapat dalam jumlah yang lebih sedikit atau
membelah lebih sedikit (Gadjahnata, 1989).
Pembelahan ini dihasilkan 4 sel dimana masih dijumpai blastomer dari bidang pembelahan 1,
terdapat 2 blastomer. Kedua blastomere pada tingkat pembelahan ini tidak mengandung belahan gray
crescent Terjadi pembelahan sel yang lebih kecil, pigmen pada porus anima merupakan tingkat
selanjutnya dari perkembangan 2 sel. Ooplasma dibagian porus anima homogen sedangkan dibagian
porus vegetatif tidak homogen jarena adanya vitelis yang banyak.
Bidang equator serat gelendong tipe pembelahan selalu terletak di pertengahan dan tegak lurus
pada porus sel induk. Apabila pembelahan sel ini nantinya berlanjut, maka akan melalui bidang yang
disebut makromer pada tingkat 4 sel, ke dua blastomer tidak mengandung grey crescent. Masih

7

terdapat 2 blastomer di antara bidang pembelahan I. Pigmen masih tetap berada di kutub anima.
(Sudarwati, 1993)

Gambar Pengamatan

4
Frog’s Cleavage Neuralasi
Gambar Searching

Source : www.discoverdevelopment.com
Keterangan:
1. Sel epitel tanpa inti eural folds
2. Neural crest cells
3. Ectoderm
4. Endoderm
5. Ventral Mesoderm
6. Notochord
7. Dorsal Mesoderm
8. Archenteron
Berdasarkan hasil pengamatan preparat pekembangan embrio katak, diperoleh gambar yang
cukup jelas. Sel-sel yang menyusun neurula teramati dengan cukup jelas berwarna merah dengan
sekat-sekat antar sel berwarna putih. Hal ini, terbantu keterangan dari gambar referensi.
Pada gambar referensi terlihat jelas adanya kumpulan sel yang membentuk bola. Salah satu sisi
bola tersebut seperti terdapat lekukan ke dalam atau invaginasi yang disebut dengan blasoporus.
Blastoporus ini semula merupakan blastocoel, yang siring berjalannnya waktu dan pembelahan sel
yang terjadi kemudian mereduksi menjadi blastoporus yang hanya berupa lubang kecil.
Neurulasi adalah proses penempatan jaringan yang akan tumbuh menjadi saraf, jaringan ini
berasal dari diferensiasi ectoderm, sehingga disebut neural ectoderm. Sebagai inducer pada proses
neurulasi adalah chorda mesoderm yang terletak di bawah neural ectoderm. Neurulasi sering juga
disebut dengan proses awal pembentukan sistem saraf yang melibatkan perubahan sel-sel ektoderm
bakal neural, dimulai dengan pembentukan keping neural (neural plate), lipatan neural (neural folds)
serta penutupan lipatan ini untuk membentuk neural tube, yang terbenam dalam dinding tubuh dan
berdesiferensiasi menjadi otak dan korda spinalis dan berakhir dengan terbentuknya bumbung neural
atau neural tube.
Setelah tahap gastrulasi adalah pembentukan neurula. Stadium ini dimulai dari terbentuknya
penebalan ectoderm neural di bagian dorsal disebut keeping neural (neural plate). Perkembangan
Keterangan:
1. Neural folds
2. Notokord
3. Arkenteron
4. Ektoderm
5. Endoderm
6. Neural crest cells

8

selanjutnya menjadi lekuk neural dan perubahan menjadi bumbung neural (neural tube) (Tenser,
2005).
Pembentukan bermacam-macam organ terjadi setelah neuralasi. Stadium lanjut dari luar terlihat
adanya pemanjangan tubuh embrio dan terbentuknya tunas ekor. Stadium ini juga terbentuk sistem
pencernaan, indera, sistem vaskuler, dan sistem ekskresi (Adnan, 2008).
Neurulasi sering disebut sebagai proses awal pembentukan sistem saraf yang melibatkan
perubahan sel-sel ektoderm bakal nerural pusat (Ciptono, 2008). Pada tahap ini diferensiasi embrio
mulai tampak jelas.
Bagian-bagian :
 Zat-zat ektoderm diatas notochord sepasang sumbu anterior-posterior dorsal membentuk suatu
lempeng neural yang menebal di bagian tengah. Lempeng ini melekuk dan membentuk lekukan
neural dan tepi lipatan longitudinal bertemu di ujung anterior dan jika dilihat dari atas tampak
seperti tapal kuda.
 Lipatan ini secara bertahap bersatu pada puncaknya membentuk tabung neural yang menjalar
sepanjang sumsum tulang belajang yang panjang dan disebut juga “rotation”.
 Neurola awal terdapat di daerah dorsal terdapat lamina neuralis, mesoderm somit, corda
dorsalis, got (usus), dan yolk.
 Neurola pertengahan terdapat sulcus neurola, forus medialis, crista neuralis, sel-sel di sebelah
lateral sulous neuralis, chorda dorsalis, mesoderm somit.
 Pada neural akhir terdapat suleus neuralis menjadi canalis neuralis pada neurula awal yaitu
dibagian dorsal tiap lamina neural, mesoderm somit, chorda dorsalis dan yolk (Ciptono, 2008).
 Proses terjadinya neurulasi yaitu:
- Pada akhir gastrula terjadi pembentukan bumbung-bumbung (tubulasi) sehingga bentuk embrio
memanjang (silindris) & sistem sumbu embrio tampak jelas.
Tubulasi/proses pembentukan bumbung:
1.
Epidermal à selubung memanjang yang merupakan ‘bungkus’ calon organ lain.
2.
Neuroectodermal à bumbung neural/canalis neuralis/neural tube.
3. Mesodermal à ada sepasang bumbung mesodermal/coelom (di kanan & kiri) chorda dorsalis.
4. Chorda dorsalis: batang mesoderm di sepanjang sumbu embrio (khas pada Chordata).
5.
Entodermal à calon enteron (gut).
6.
Lamina prechordalis à pusat perkembangan di daerah kepala (Shahriza, 2016).
- Pada gastrula bundar :
a.
Dimulai bersamaan dengan proses gastrulasi
b. Epidermal menutupi canalis neuralis di bagian dorsal (membentuk selubung epidermal)
c. Embrio tumbuh memanjang àberbentuk silindris.
- Pada gastrula pipih
 Anterior terjadi pembentukan head fold :
a. Epidermal menyelubungi secara transversal terhadap sumbu panjang embrio
b. Lipatan epidermal & chorda dorsalis tumbuh ke anterior
c. Lipatan kepala tumbuh memanjang & terbentuk selubung epidermal di bagian kepala
 Di dorsal :
a. Terjadi pertumbuhan epidermal di sepanjang sumbu embrio
9

b.
c.

a.
b.

Bentuk tubuh ½ silinder
Bagian dorsal terangkat
Di posterior :
Terbentuk lipatan ekor memanjang ke posterior
Chorda dorsalis & enteron belakang masuk diselubungi epidermal posterior.

Gambar Pengamatan

5
Frog’s cleavage Morula
Gambar Searching

Source: www.chaffey.com
Keterangan:
1. Kutub anima
2. Sel-sel mikromer
3. Sel-sel makromer
4. Kutub vegetatif

Keterangan:
1. Kutub anima
2. Sel-sel mikromer
3. Sel-sel makromer
4. Kutub vegetatif
5. Cleavege furrow
Berdasarkan hasil pengamatan preparat tahap morula pada perkembangan embrio katak,
diperoleh gambar cukup jelas. Gambar hasil pengamatan memperlihatkan sel-sel berwarna merah
keunguan dengan garis-garis warna putih yang kemungkinan merupakan sekat antar sel. Tidak
terdapat suatu struktur yang memperlihatkan sebagai lekukan hasil pembelahan yang menyebabkan
terjadinya morula. Gambar referensi terlihat jelas bagian-bagian.
Pembelahan ini tidak terjadi pertumbuhan organisme namun terjadi penambahan massa sel
disebut morula. Pada fase ini berfungsi sebagai cadangan makanan bagi calon organisme. Tahap
morula merupakan tahap perkembangan 32 sel, dimana bidang pembelahannya sudah tidak teratur
lagi mendekati latitudinal. Pertumbuhan terhambat di daerah yang mengandung yolk, dimana terjadi
pembelahan latorial yang terletak lebih dekat ke kutub anima. Tahapan pembelahan, kutub anima
terdiri dari 2 lapisan yaitu luar (mengandung banyak pigmen) dan dalam (sel-sel reroblast).
Kecepatan blastomer membelah berbeda-beda, tergantung pada jumlah dan penyebaran kuning telur
di dalam sitoplasma. Pembelahan berikutnya adalah sel-sel hitam membelah menjadi mikromer
sehingga blastomer semakin mengecil. Di antara kutub vegetatif dan kutub anima terdapat mesomer.
Selama morulasi, zona pelusida tetap utuh, berfungsi sebagai pemersatu blastomer. Terjadi
10

pengkutuban sejumlah 32 sel, dimana pengkutuban berlangsung progresif geometris (12-8-16-32).
Makromer yaitu bagian pembelahan di kutub vegetal yang terdiri dari sedikit sel namun
berukuran besar, dan mikromer terdapat pada kutub animal yang selnya berukuran kecil berjumlah
banyak. Selain itu, juga terdapat intercellular cavity pada morulla yaitu calon blastocoels yang
terdapat dalam fase blastula (Ciptono, 2008).
Setelah mengalami beberapa kali pembelahan ditemukan stadium morula yang berongga,
dimana sel-sel pada kutub anima akan lebih besar dari pada sel-sel pada kutub vegetatif. Sel yang
kecil disebut mikromer dan yang menengah mesomer.
Hasil pembelahan akan terbentuk rongga-rongga (segmentasi cavity) dan perluasan pembelahan
sel-sel (epiboli). Namun, pembelahan sel-sel masih berjalan lambat karena adanya vitelus. Yang perlu
diperhatikan, sel-sel yang mengalami pembelahan hanyalah yang ada di kutub animal (Sugiyarto,
1996)

Gambar Pengamatan

6
Frog’s Cleavage Blastula
Gambar Searching

Source: www.pixgood.com
Keterangan:
1.
Kutub anima
2.
Sel mikromer
3.
Blastomer
4.
Blastocoel
5.
Makromer
6.
Kutub vegetatif

Keterangan:
1. Kutub anima
2. Sel mikromer
3. Blastomer
4. Blastocoel
5. Makromer
6. Mikromer
7. Kutub vegetatif
Berdasarkan hasil pengamatan preparat diperoleh gambar yang hampir sama dengan gambar
referensi. Pada gambar pengamatan terdapat adanya sel-sel yang menyusun blastula, serta ada bagian
rongga yang kosong di bagian tengah kumpulan sel disebut sebagai blastocoel. Sel-sel yang
mengelilingi blastocoel berwarna merah sedikit oranye, dengan adanya garis-garis yang mungkin
hasil dari pelipatan saat terjadinya pembelahan.
Gambar referensi yang digunakan tidak terlalu merepresentasikan adanya rongga blastocoel.
Namun, dari morfologi luarnya nampak bahwa kumpulan sel-sel blastula tersebut seperti dalam

11

keadaan menggembung yang di bagian dalamnya berupa rongga kosong. Bagian dalam blastula yang
merupkan rongga kosong tersebut memiliki warna yang lebih terang dibandingkan dengan warna selsel yang mengelilinginya.
Blastula adalah bentukan lanjutan dari morula yang terus mengalami pembelahan. Bentuk
blastula ditandai dengan mulai adanya perubahan sel dengan mengadakan pelekukan yang tidak
beraturan. Blastomere memiliki ukuran yang lebih kecil dibandingkan dengan pembelahan yang
sebelumnya.
Blastula pada katak memiliki tiga daerah yang berbeda, yaitu :
1. Daerah di sekitar kutub anima, meliputi sel-sel yang membentuk atap blastocoel.Sel-sel
tersebut merupakan bakal lapisan ektoderem. Sel-sel ini berukuran kecildan disebut
mikromer, mengandung banyak butir-butir pigmen
2. Daerah di sekitar kutub vegetatif, meliputi sel-sel yolk yang berukuran besar(makromer)
yang merupakan bakal sel-sel endoderem. Mengandung banyakbutir-butir yolk.
3. Daerah sub ekuatorial berupa sel-sel cincin marginal, meliputi daerah kelabu(gray crescent).
Daerah ini secara normal akan membentuk sel-sel mesoderem (Adnan, 2008).
Tahap blastula terjadi pembelahan yang beselang seling (IX horisontal) dan (IX vertikal) akan
terbentuk 64, 124 dan 256 sel menyusun diri membentuk bola (blastula) dan berongga (blastocoel).
Blastula hanya 1 lapis dan berongga disebut holoblastula. Bentuk seperti bola dan membentuk celah
blastosoel. Celah blastosoel ini akan berkembang dan semakin besar. Menurut Campbell (2008),
blastomer berbentuk blastula bulat. Pada blastula terdapat daerah sub ekuatorial berupa sel-sel cincin
marginal meliputi daerah kelabu yang akan membentuk sel-sel mesoderm.
Tahap blastula membentuk batas antara kutub animal dan kutub vegetal di bagian marginal
disebut marginal zone. Daerah kutub anima terdiri dari 2 lapis yaitu luar (banyak pigmen) dan dalam
(sel-sel neuroblas).
Terjadi invaginasi yang menyebabkan blastosoel mulai terdesak yang diikuti oleh inovasi sel-sel
di daerah marginal yang akan membentuk dorsal yang kemudian akan membentuk celah blastopora.
Setiap 1 sel penyusun mempunyai 1 nukleus disebut blastoderm dimana menyusun dari
membentuk yolk dan embrio. Pada lapisan blastoderm ini sel-selnya kecil dan padat. Pada bagian
ventral pada embrio, blastoderm membentuk penebalan dimana akan membentuk bakal embrio.
(Rough, R. 1971).
Pada tahap blastula bagiannya meliputi mikromer, makromer, mesomer dan blastocoel. Setelah
tahapan blastula akan dilanjutkan ke tahapan gastrula. Gastrula dibentuk dari serangkaian proses
gerakan sel, dengan hasil akhir berupa 3 lapisan embrional, yaitu ektoderm, mesoderm dan endoderm.
Dengan adanya gerakan sel ini, sel-sel yang awalnya berada di permukaan akan berpindah ke bagian
dalam dari blastula. Pelekukan terjadi di daerah batasan antara mikromer dan makromer, yang
selanjutnya menjadi bibir dorsal blastoporus (merupakan tahapan yang menuju tahap gastrula awal)
dan berakibat terjadi invaginasi sehingga sel-sel yang berada di luar bermigrasi ke dalam (Adnan,
2008).

12

Gambar Pengamatan
Kel 5. Warna

7
Frog’s embryo
Gambar Searching
2
1

Source: www.nature.com
Keterangan:
1. Dorsal memanjang
2. Calon kepala

Keterangan:
1. Calon ekor
2. Dorsal memanjang
3. Calon kepala

Berdasarkan hasil pengamatan preparat embrio katak terlihat cukup jelas bagian-bagian.
Pembelahan awal yang terjadi pada embrio katak bersifat sinkron atau bersamaan waktunya, namun
membentuk struktur yang asimetris. Perbedaan pembelahan ini dipengaruhi oleh kutub yang terjadi
pada sel embrio hewan, yaitu kutub animal dan kutub vegetal. Pada katak, bagian kutub vegetal yang
berisi kuning telur terdapat dalam jumlah yang lebih sedikit atau membelah lebih sedikit.
Sel embriogenik ini akan terus membelah dan membentuk struktur blastomer, yaitu struktur
kumpulan sel yang membentuk bola padat. Blastula terbentuk ketika sel embrio katak (struktur
blastomer) terus membelah, bergerak, dan membentuk rongga pada bagian dalam (membentuk
struktur bola berongga). Pada katak, rongga ini disebut blastocoel dan terisi cairan internal yang
dibatasi oleh sel epitel. Gastrulasi dimulai dengan terbentuknya suatu celah di bawah bidang equator
kurang lebih pada daerah kelabu. Pada daerah kelabu memiliki konstitusi sel-sel yang berbeda dengan
daerah lain. Salah satu factor yang menyebabkan sel-sel pada daerah kelabu memiliki mobilitas yang
tinggi adalah karena sel-sel mengalami perubahan bentuk menjadi sel-sel botol yang lehernya
terorientasi ke permukaan sehingga memungkinkan berlangsungnya perpindahan sel ke dalam. Pada
daerah tersebut mula-mula terjadi indentasi atau pelengkungan yang disusul dengan terjadinya
invaginasi dan pada akhirnya terjadi migrasi sel (Ciptono, 2008).
Lapisan pertama yang berpindah adalah sebagian kecil dari endoderem yang disusul dengan
berpindahnya korda mesoderem. Sejalan dengan itu terbentuk suatu rongga baru yang disebut rongga
arkenteron yang tumbuh semakin besar sejalan dengan berlangsungnya gastrulasi. Sementara itu
rongga blastocoel mulai tereliminasi sedikit demi sedikit (Shahriza, 2016).
Neurulasi pada katak, notokord terbentuk dari mesoderm dorsal yang berkondensasi persis di
atas arkenteron. Tabung neuron berawal sebagai lempengan ektoderm dorsal, persis diatas notokord
yang berkembang. Setelah notokord terbentuk, lempeng neuron melipat ke arah dalam dan
menggulung menjadi tabung neuron (neural tube) yang akan menjadi sistem saraf pusat (otak dan
sumsum tulang belakang).

13

Tabel. Perbedaan Ciri-ciri Tahapan pada Perkembangan Embrio
Tahapan
Keterangan
Frog’s before cleavege egg  Sebelum pembuahan, telur katak terdiri dari:
 Polus animalis atau kutub animal, berwarna hitam, merupakan
kutub telur yang miskin yolk.
 Polus vegetativus atau kutub vegetal, berwarna putih kelabu,
merupakan kutub telur yang kaya yolk
Frog’s primary cleavege
- Pembelahan I merupakan tingkat pembelahan 2 sel, dimana
egg
mulai terjadi pembelahan pada bidang meridial.
- Pembelahan petama dimulai pada kutub anima dan secara
perlahan bergerak menuju daerah vegetatif dan membagi dua
Gray crescent
- Gray crescent terbagi menjadi 2 bagian yang sama besar yaitu
membentuk blastomer yang bilateral simetris
- Bagian-bagian embrio setelah pembelahan 1: kutub anima,
kutub vegetatif, 2 sel blastomer, dan grey crescent (daerah abuabu)
Frog’s secondary cleavege
 Pembelahan ke dua juga dimulai pada kutub anima, tegak lurus
egg
pembelahan pertama
 Pembelahan ini dihasilkan 4 sel dimana masih dijumpai
blastomer dari bidang pembelahan 1
 Kedua blastomere pada tingkat pembelahan ini tidak
mengandung belahan gray crescent
 Bagian-bagian embrio setelah pembelahan II: kutub anima
berpigmen hitam, kutub vegetatif tidak berpigmen, 4 sel
blastomer.
Frog’s cleavege morula
- Tahap morula merupakan tahap perkembangan 32 sel
- Tahap morula terbentuk makromer (sel berukuran besar) bagian
pembelahan di kutub vegetal dan mikromer (sel berukuran
kecil) terdapat pada kutub animal
- Terdapat intercellular cavity pada morulla yaitu calon
blastocoels yang terdapat dalam fase blastula.
Frog’s cleavege blastula
 Terjadi pembelahan yang beselang seling (IX horisontal) dan
(IX vertikal) akan terbentuk 64, 124 dan 256 sel menyusun diri
membentuk bola (blastula) dan berongga (blastocoel).
 Terdapat blastocoel celah berongga yang akan berkembang.
 Pada tahap blastula bagiannya: mikromer, makromer, mesomer
dan blastocoel.
Later stage of neurula
- Fase neurulasi yaitu fase yang ditandai dengan terbentuknya
bumbung neural atau neural plate.
- Neurola awal terdapat di daerah dorsal terdapat lamina
neuralis, mesoderm somit, corda dorsalis, got (usus), dan yolk
- Neurola pertengahan terdapat sulcus neurola, forus medialis,
crista neuralis, sel-sel di sebelah lateral sulous neuralis, chorda
dorsalis, mesoderm somit.
- Pada neural akhir terdapat suleus neuralis menjadi canalis

14

Embrio katak

VII.

neuralis
- Sel embriogenik ini akan terus membelah dan membentuk
struktur blastomer, yaitu struktur kumpulan sel yang
membentuk bola padat.
- Blastula terbentuk ketika sel embrio katak (struktur blastomer)
terus membelah, bergerak, dan membentuk rongga pada bagian
dalam (membentuk struktur bola berongga).
- Lapisan pertama yang berpindah adalah sebagian kecil dari
endoderem yang disusul dengan berpindahnya korda
mesoderem.

Kesimpulan

- Ciri-ciri perkembangan embrio katak:
1. Zigot : terjadi pergerakan sitoplasma sehingga terjadi bidang pembelahan
2. Morula: berbentuk sel mikromer dan makromer
3. Blastula : timbul rongga blastocoel
4. Gastrula: blastocoel menghilang, terbentuk blastoporus dan archenteron
5. Neurolasi : penebalan endodermal neural bagian dorsal yang disebut neuroplate
6. Berudu berekor, memiliki dorsal pemanjangan
- Tahap-tahap pembelahan:
1. Bidang pembelahan meridional I
2. Bidang pembelahan meridional II
3. Bidang pembelahan equatorical
4. Bidang pembelahan vetical
5. Bidang pembelahan longitudinal
- Tahap-tahap perkembangan embrio katak:
1.
2.
3.
4.
5.
-

Fertilisasi
Pembelahan tingkat 2 sel
Pembelahan tingkat 8 sel
Pembelahan tingkat 16 sel
Morula

6.
7.
8.
9.
10.

Blastula
Gastrula
Sagital
Neurula pertengahan
Neurula akhir.

Perbedaan tiap pembelahan embrio katak:

Tahapan
Sebelum Pembelahan

Pembelahan I (primer)

Keterangan
Kutub animal berwarna hitam, kutub vegetal berwarna putih
kelabu. Terbentuk zigot yang berasal dari ovum dan sperma.
Yolk lebih banyak di kutub vegetatif sehingga di kutub animal
pembelahan terjadi lebih cepat.
Pembelahan pertama merupakan pembelahan bidang vertical
dari kutub anima ke kutub vegetatif melalui daerah abu-abu

15

Pembelahan II (sekunder)

Morula

Blastula
Neurulasi

Embrio Katak

hingga dihasilkan dua sel blastomer. Bagian-bagian embrio
setelah pembelahan 1: kutub anima, kutub vegetatif, 2 sel
blastomer, dan grey crescent (daerah abu-abu)
Pembelahan ke II, yaitu suatu bidang vertical yang tegak lurus
pada bidang pembelahan I menghasilkan 4 blastomer.
Blastomer tersebut merupakan 2 blastomer yang dihasilkan dari
bidang pembelahan I, sedangkan 2 lainnya dihasilkan dari
pembelahan II yang sudah tidak mengandung belahan gray
crescent
Tahap morula merupakan tahap perkembangan 32 sel. Tahap
morula terbentuk makromer bagian pembelahan di kutub
vegetal dan mikromer terdapat pada kutub animal. Terdapat
intercellular cavity pada morulla yaitu calon blastocoels yang
terdapat dalam fase blastula.
Membentuk blastocoel celah berongga yang akan berkembang.
Pada tahap blastula bagiannya: mikromer, makromer, mesomer
dan blastocoel.
Fase yang ditandai dengan terbentuknya bumbung neural atau
neural plate. Stadium neurulasi dimulai dengan terbentuknya
penebalan ektoderm neural pada bagian dorsal yang disebut
keping neural. Perkembangan selanjutnya keping neural ini
akan membentuk lekuk neural dan kemudian mengalami
perubahan bentuk menjadi bumbung neural.
Sel embriogenik ini akan terus membelah dan membentuk
struktur blastomer, yaitu struktur kumpulan sel yang
membentuk bola padat.
Blastula terbentuk ketika sel embrio katak (struktur
blastomer) terus membelah, bergerak, dan membentuk rongga
pada bagian dalam (membentuk struktur bola berongga).
Lapisan pertama yang berpindah adalah sebagian kecil dari
endoderem yang disusul dengan berpindahnya korda
mesoderem.

16

VIII.

Daftar Pustaka
Adnan. (2008). Perkembangan Hewan. Makassar: Biologi FMIPA UNM
Bresnick, Stepehen. (2003). Intisari Biologi. Jakarta: Hipokrates.
Campbell, Neil A. (2008). Biologi Jilid 3. Jakarta: Erlangga
Ciptono. (2008). Perkembangan Katak. Yogyakarta: FMIPA UNY.
Frandson, R.D. (1992). Anatomi dan Fisiologi Ternak. Yogyakarta : Gadjah Mada
University Press.
Ganong, William F. (2003). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta: EGC.
Gadjahnata, K.H.O. (1989). Biologi Kedokteran I. Bogor: Institut Pertanian Bogor
Gilbert, S.F. (1994). Developmental Biology 4th ed. Sianuer Associates inc Publisher,
Massachusetts.
Harlita. (2015). SPH 3. Surakarta: UNS Press
Jenkison, J.W. (1999). On the Relation between the symmetry of the egg and the
simmetry of segmentation and the simmetry of the embryo in the frog. Biometrika,
7
Rough, R. (1971). A guide to Vertebrae Development.M : B Publishing
Sagi, M. (1990). Embriologi Perbandingan pada Vertebrata. Yogyakarta : Universitas
Gajah Mada
Shahriza, et al. (2016). Reproductive Parameters of Chalcorana labialis (Anura: Ranidae)
from Peninsular Malaysia. Sains Malaysiana 45(4) : 535–539
Shearer, J. K. (2008). Reproductive Anatomy and Physiology of Dairy Cattle. University
of Florida. Florida.
Syahrum, H. M. (1994). Reproduksi dan Embriologi. Jakarta : Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia.
Tenser, Amy. (2005). Bahan Ajar: Strutur Hewan II. Malang : Dirjen Dikti.
Yatim, Wildan. (1990). Reproduksi dan Embriologi. Bandung: Tarsito

IX.

X.

Lampiran
1 lembar dokumentasi praktikum
1 lembar laporan sementara (log book)
Lembar Pengesahan
Surakarta, 27 April 2017
Asisten Praktikum,

Praktikan,

Azhari Fatikhasuri
K4314012

LAMPIRAN
No
1

Preparat
Frog’s before
cleavage egg

Gambar
3

Keterangan
4. Grey crescent
5. Kutub anima
6. Kutub vegetatif

1
2

Perbesaran 4x
2

Frog’s primary
cleavage egg

3

4. Kutub anima
5. Grey crescent
6. Kutub vegetatif

2
1

Perbesaran 4x
3

Frog’s secondary
cleavage egg

5.
6.
7.
8.

Kutub anima
Sel-sel mikromer
Sel-sel makromer
Kutub vegetatif

5.
6.
7.
8.

Kutub anima
Sel-sel mikromer
Sel-sel makromer
Kutub vegetatif

Perbesaran 5x
4

Frog’s cleavage
morula

Perbesaran 10x
5

Frog’s cleavage
blastula

7. Kutub anima
8. Mikromer
9. Blastocoel
10.Mesomer
11. Makromer
12.Kutub vegetatif

Perbesaran 4x

6

Frog’s cleavage
neurula

5
4
3
6

Perbesaran 4x
7

Frog’s Embryo

2
1
1
2

3

Perbesaran 10x

7. Neural folds
8. Notokord
9. Arkenteron
10.Ektoderm
11. Endoderm
12.Neural crest cells

4. Calon ekor
5. Dorsal memanjang
6. Calon kepala