Analisis Manfaat dan Biaya Cost Benefi

PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN
ANALISA BIAYA DAN MANFAAT
(COST & BENEFIT ANALYSIS)

KELAS C
KELOMPOK:
Yan Akhbar Pamungkas

(135060601111065)

Najib Azka Dalila

(135060601111010)

Bagus Setiawan

(135060607111014)

Friga A.P

(115060601111032)


JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH & KOTA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2016
STUDI KASUS 1

Rencana Pembangunan Biodigester Desa Sumbersuko
Kecamatan Wagir Kabupaten Malang
1.1

Latar Belakang
Desa Mandiri Energi menurut Permen ESDM Tahun 2008 adalah, desa yang

masyarakatnya memiliki kemampuan untuk memenuhi lebih dari 60% kebutuhan energi
(listrik dan bahan bakar) dari sumber energi yang terbarukan yang dihasilkan melalui
pendayagunaan potensi sumber daya setempat. Ketersediaan sektor peternakan pada suatu
desa dapat mewujudkan terciptanya Desa Mandiri Energi melalui pengolahan limbah kotoran
ternak yang diolah menjadi energi biogas. Energi biogas yang dihasilkan dari pengolahan
limbah kotoran ternak kemudian dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan akan energi

listrik dan bahan bakar bagi penduduk desa setempat.
Kecamatan Wagir, Kabupaten Malang terdapat beberapa desa yang memiliki
ketersediaan sektor peternakan yang cukup besar, salah satunya Desa Sumbersuko. Desa
Sumbersuko memiliki jumlah ketersediaan hewan ternak berupa kambing sebanyak 976 ekor,
sapi lokal dan sapi perah sebanyak 1.221 ekor sapi, serta dengan jumlah 718 peternak skala
rumah tangga (Kecamatan Wagir Dalam Angka 2013). Ketersediaan potensi hewan ternak
tersebut ternyata masih belum dimanfaatkan secara optimal untuk diolah limbah kotoran
ternak yang dihasilkan menjadi biogas.
Berdasarkan kondisi dari Desa Sumbersuko, dilakukan identifikasi dan analisis
karakteristik, potensi dan masalah Desa Sumbersuko untuk menentukan arahan
pengembangan, berupa rencana pembangunan biodigester berbasis kotoran ternak sehingga
dapat mewujudkan Desa Mandiri Energi pada Desa Sumbersuko, Kecamatan Wagir,
Kabupaten Malang.
1.2

Rencana Proyek
Tahapan rencana proyek mencangkup penghitungan berapa kapasitas biodigester yang

akan dibangun sesuai dengan potensi kotoran ternak tiap harinya pada Desa Sumbersuko,
hingga penentuan berapa unit biodigester eksisting yang akan diperbaiki. Proyek terkait

rencana pengembangan biodigester akan dilakukan secara menyeluruh tiap dusun yang
mengacu dari hasil perhitungan potensi kotoran ternak setiap harinya pada masing-masing
dusun pada Desa Sumbersuko. Berdasarkan Standar Biogas Rumah Indonesia (BIRU) Tahun
2011, setiap 1m3 biodigester membutuhkan sebanyak 10kg kotoran ternak tiap harinya.
Berikut merupakan rencana penentuan besar kapasitas biodigester tiap dusun untuk setiap
periode perencanaanya yang dijelaskan pada Tabel 1.

Tabel 1 Rencana Penentuan Kapasitas Biodigester
Precet
Tahu
n

2014
2015
2016
2017
2018
2019
2020
2021

2022
2023
2024
2025
2026
2027
2028
2029
2030
2031
2032
2033
2034

Produksi
Kotoran/h
ari (kg)
8164,8
8325,8
8486,8

8647,8
8808,8
8969,8
9130,8
9291,8
9452,8
9613,8
9774,8
9935,8
10096,8
10257,8
10418,8
10579,8
10740,8
10901,8
11062,8
11223,8
11384,8

Kapasita

s
Biodigest
er (m3)
816,48
832,58
848,68
864,78
880,88
896,98
913,08
929,18
945,28
961,38
977,48
993,58
1009,68
1025,78
1041,88
1057,98
1074,08

1090,18
1106,28
1122,38
1138,48

Kenongo
Produksi
Kotoran/h
ari (kg)
5282
5443
5604
5765
5926
6087
6248
6409
6570
6731
6892

7053
7214
7375
7536
7697
7858
8019
8180
8341
8502

Sumber : Hasil Analisis, 2014

Kapasita
s
Biodigest
er (m3)
528,2
544,3
560,4

576,5
592,6
608,7
624,8
640,9
657
673,1
689,2
705,3
721,4
737,5
753,6
769,7
785,8
801,9
818
834,1
850,2

Ngemplak

Produksi
Kotoran/h
ari (kg)
606,6
767,6
928,6
1089,6
1250,6
1411,6
1572,6
1733,6
1894,6
2055,6
2216,6
2377,6
2538,6
2699,6
2860,6
3021,6
3182,6

3343,6
3504,6
3665,6
3826,6

Kapasita
s
Biodigest
er (m3)
60,66
76,76
92,86
108,96
125,06
141,16
157,26
173,36
189,46
205,56
221,66
237,76
253,86
269,96
286,06
302,16
318,26
334,36
350,46
366,56
382,66

Sumberpang Lor
Produksi
Kotoran/h
ari (kg)
1528,8
1689,8
1850,8
2011,8
2172,8
2333,8
2494,8
2655,8
2816,8
2977,8
3138,8
3299,8
3460,8
3621,8
3782,8
3943,8
4104,8
4265,8
4426,8
4587,8
4748,8

Kapasita
s
Biodigest
er (m3)
152,88
168,98
185,08
201,18
217,28
233,38
249,48
265,58
281,68
297,78
313,88
329,98
346,08
362,18
378,28
394,38
410,48
426,58
442,68
458,78
474,88

Sumberpang Kidul
Produksi
Kotoran/h
ari (kg)
957,2
1118,2
1279,2
1440,2
1601,2
1762,2
1923,2
2084,2
2245,2
2406,2
2567,2
2728,2
2889,2
3050,2
3211,2
3372,2
3533,2
3694,2
3855,2
4016,2
4177,2

Kapasita
s
Biodigest
er (m3)
95,72
111,82
127,92
144,02
160,12
176,22
192,32
208,42
224,52
240,62
256,72
272,82
288,92
305,02
321,12
337,22
353,32
369,42
385,52
401,62
417,72

Glagah Ombo
Produksi
Kotoran/h
ari (kg)
2098,4
2259,4
2420,4
2581,4
2742,4
2903,4
3064,4
3225,4
3386,4
3547,4
3708,4
3869,4
4030,4
4191,4
4352,4
4513,4
4674,4
4835,4
4996,4
5157,4
5318,4

Kapasita
s
Biodigest
er (m3)
209,84
225,94
242,04
258,14
274,24
290,34
306,44
322,54
338,64
354,74
370,84
386,94
403,04
419,14
435,24
451,34
467,44
483,54
499,64
515,74
531,84

Jumlah
Kapasit
as (m3)

1863,78
1960,38
2056,98
2153,58
2250,18
2346,78
2443,38
2539,98
2636,58
2733,18
2829,78
2926,38
3022,98
3119,58
3216,18
3312,78
3409,38
3505,98
3602,58
3699,18
3795,78

Berdasarkan Tabel 1., diketahui berapa jumlah kapasitas biodigester yang akan
dibangun untuk memanfaatkan seluruh potensi kotoran ternak yang ada pada Desa
Sumbersuko. Khusus untuk tahun 2014, pembangunan biodigester dalam penentuan
kapasitasnya akan dikurangi dengan kapasitas biodigester eksisting, sehingga untuk tahun
2014 dibutuhkan pembangunan sebesar 1863,78 – 506 = 1357,78 m3.
Persiapan proyek terkait pengembangan biodigester juga membahas terkait rencana
proyek untuk perbaikan biodigester eksisting yang rusak. Penjelasan mengenai rencana
perbaikan biodigester dijelaskan pada Tabel 2 .
Tabel 2 Rencana Perbaikan Biodigester Eksisting Desa Sumbersuko
Dusun

Precet

Kapasitas

Jumlah Unit
Biodigester yang
Rusak

6m3

17



83m3

3



Rencana
Perbaikan tiap unit biodigester yang
rusak.
Arahan untuk pemanfaatan Bio-Slurry
sebagai pupuk organik atau dijual.

Sumber: Hasil Rencana, 2014

Berdasarkan Tabel, setelah diketahui berapa unit dan arahan rencana terkait perbaikan
biodigester eksisitng yang rusak, maka dapat dilakukan penyusunan anggota tim proyek,
wewenang dan tanggung jawab tiap tim pelaksana proyek sehingga proyek terkait
pengembangan biodigester pada Desa Sumbersuko dapat dilaksanakan.
1.3

Analisis Pendapatan dan Pengeluaran Proyek
Produksi Bio-Slurry menurut YAPEKA Tahun 2014 dalam sebulan untuk reaktor

ukuran 4m3 sebanyak 300kg, maka apabila dibandingkan dengan supply kotoran ternak yang
dimasukkan perbulan sebanyak 20 kg perhari, maka untuk 1 bulan akan dimasukkan kotoran
ternak sebanyak 20 x 30 = 600kg, sehingga kotoran yang menjadi Bio-Slurry adalah 50% dari
jumlah kotoran yang dimasukkan kedalam lubang inlet. Adapun pada penghitungan potensi
Bio-Slurry, sebanyak 25% diasumsikan untuk dijual (sebagai dampak langsung), sedangkan
25% lainnya diasumsikan untuk dimanfaatkan secara pribadi.
Berdasarkan Standar Biogas Rumah Indonesia (BIRU) Tahun 2011, biaya untuk
pembangunan biodigester ukuran 4m3 mencapai Rp 7juta, dan pengguna harus membayar
80% dari biaya keseluruhan, dengan 20% lainnya merupakan bantuan dari dana hibah. Oleh
karena itu dapat diasumsikan bahwa setiap 1m3 pembangunan biodigester akan membutuhkan

Rp 1.750.000/m3 dan setelah dikurangi dengan bantuan hibah maka akan menjadi sebesar Rp
1.400.000/m3.)
Adapun menurut Yayasan Pendidikan Konservasi Alam (YAPEKA) Tahun 2014
Tentang Analisis Ekonomi dalam Pemanfaatan Biogas dan Bio-Slurry, tiap 4m 3 unit reaktor
biodigester dapat menghemat pemakaian elpiji untuk memasak sebesar Rp 3.240.000/tahun.
Oleh karena itu dapat diasumsikan bahwa setiap 1m 3 reaktor biodigester dapat digunakan
untuk menghemat biaya memasak sebesar Rp 810.000/tahun. Bio-Slurry atau ampas biogas
dapat dijadikan pupuk organik dan memiliki harga jual Rp 1.000/kg. Penjelasan mengenai
pemasukan dan pengeluaran proyek dijelaskan pada Tabel 3

Tabel 3 Penghitungan Pemasukan dan Pengeluaran Proyek Pembangunan Biodigester Desa Sumbersuko
Kegiatan Proyek
Pemasukan (Rupiah)
Dampak Langsung
Penjualan Bio-Slurry
Dampak Tidak Langsung
Penghematan Biaya Penerangan
Penghematan Biaya Memasak
Pemanfaatan Bio-Slurry untuk
kompos
Total Pemasukan
Pengeluaran (Rupiah)
Unit Biodigester yang dibangun
(m3)
Biaya Konstruksi dan Installasi
Biodigester
Unit Biodigester yang diperbaiki
(m3)
Biaya perbaikan biodigester yang
rusak
Total Biaya Kostruksi dan
Perbaikan
Biaya Operasional
Biaya Air
Perawatan Installasi Biodigester
Total Biaya Operasional

2015

2016

Periode I
2017

2018

2019

2020

2021

Periode II
2022

2023

2024

Rp
717.225.000

Rp
896.622.500

Rp
1.076.020.000

Rp
1.255.417.500

Rp
1.434.815.000

Rp
1.614.212.500

Rp
1.793.610.000

Rp
1.973.007.500

Rp
2.152.405.000

Rp
2.331.802.500

Rp
146.314
Rp
636.660.000
Rp
717.225.000
Rp
2.073.206.314

Rp
183.277
Rp
795.906.000
Rp
896.622.500
Rp
2.591.509.277

Rp
220.240
Rp
955.152.000
Rp
1.076.020.000
Rp
3.109.812.240

Rp
257.203
Rp
1.114.398.000
Rp
1.255.417.500
Rp
3.628.115.203

Rp
294.166
Rp
1.273.644.000
Rp
1.434.815.000
Rp
4.146.418.166

Rp
331.129
Rp
1.432.890.000
Rp
1.614.212.500
Rp
4.664.721.129

Rp
368.092
Rp
1.592.136.000
Rp
1.793.610.000
Rp
5.183.024.092

Rp
405.055
Rp
1.751.382.000
Rp
1.973.007.500
Rp
5.701.327.055

Rp
442.018
Rp
1.910.628.000
Rp
2.152.405.000
Rp
6.219.630.018

Rp
478.981
Rp
2.069.874.000
Rp
2.331.802.500
Rp
6.737.932.981

280
Rp
392.000.000

196,6
Rp
277.992.400

196,6
Rp
280.744.800

196,6
Rp
283.497.200

196,6
Rp
286.249.600

196,6
Rp
289.002.000

196,6
Rp
291.754.400

196,6
Rp
294.506.800

196,6
Rp
297.259.200

196,6
Rp
300.011.600

60.900.102
Rp
392.000.000

Rp
338.892.502

Rp
280.744.800

Rp
283.497.200

Rp
286.249.600

Rp
289.002.000

Rp
291.754.400

Rp
294.506.800

Rp
297.259.200

Rp
300.011.600

Rp
1.434.450
Rp
393.000.000
Rp
394.434.450

Rp
1.796.833
Rp
492.283.000
Rp
494.079.833

Rp
2.162.804
Rp
592.549.000
Rp
594.711.804

Rp
2.532.363
Rp
693.798.000
Rp
696.330.363

Rp
2.905.510
Rp
796.030.000
Rp
798.935.510

Rp
3.282.244
Rp
899.245.000
Rp
902.527.244

Rp
3.662.567
Rp
1.003.443.000
Rp
1.007.105.567

Rp
4.046.478
Rp
1.108.624.000
Rp
1.112.670.478

Rp
4.433.976
Rp
1.214.788.000
Rp
1.219.221.976

Rp
4.825.063
Rp
1.321.935.000
Rp
1.326.760.063

Rp
786.434.450

Rp
832.972.335

Rp
875.456.604

Rp
979.827.563

Rp
1.085.185.110

Rp
1.191.529.244

Rp
1.298.859.967

Rp
1.407.177.278

Rp
1.516.481.176

Rp
1.626.771.663

354
Rp

Total Pengeluaran (Rupiah)
Kegiatan Proyek

Periode III

Periode IV

Pemasukan (Rupiah)
Dampak Langsung
Penjualan Bio-Slurry
Dampak Tidak Langsung
Penghematan Biaya Penerangan
Penghematan Biaya Memasak
Pemanfaatan Bio-Slurry untuk
kompos
Total Pemasukan
Pengeluaran (Rupiah)
Unit Biodigester yang dibangun
(m3)
Biaya Konstruksi dan Installasi
Biodigester
Unit Biodigester yang diperbaiki
(m3)
Biaya perbaikan biodigester yang
rusak
Total Biaya Kostruksi dan
Perbaikan
Biaya Operasional
Biaya Air
Perawatan Installasi Biodigester
Total Biaya Operasional
Total Pengeluaran (Rupiah)

2025

2026

2027

2028

2029

2030

2031

2032

2033

2034

Rp
2.511.200.000

Rp
2.670.321.750

Rp
2.758.469.250

Rp
2.846.616.750

Rp
2.934.764.250

Rp
3.022.911.750

Rp
3.111.059.250

Rp
3.199.206.750

Rp
3.287.354.250

Rp
3.375.501.750

Rp
515.945
Rp
2.229.120.000
Rp
2.511.200.000
Rp
7.256.235.945

Rp
548.730
Rp
2.370.367.800
Rp
2.670.321.750
Rp
7.715.985.030

Rp
566.892
Rp
2.448.613.800
Rp
2.758.469.250
Rp
7.970.769.192

Rp
585.054
Rp
2.526.859.800
Rp
2.846.616.750
Rp
8.225.553.354

Rp
603.216
Rp
2.605.105.800
Rp
2.934.764.250
Rp
8.480.337.516

Rp
621.378
Rp
2.683.351.800
Rp
3.022.911.750
Rp
8.735.121.678

Rp
639.540
Rp
2.761.597.800
Rp
3.111.059.250
Rp
8.989.905.840

Rp
657.701
Rp
2.839.843.800
Rp
3.199.206.750
Rp
9.244.690.001

Rp
675.863
Rp
2.918.089.800
Rp
3.287.354.250
Rp
9.499.474.163

Rp
694.025
Rp
2.996.335.800
Rp
3.375.501.750
Rp
9.754.258.325

196,6

174,38

96,6

96,6

96,6

96,6

96,6

96,6

96,6

96,6

Rp
302.764.000

Rp
270.986.520

Rp
151.468.800

Rp
152.821.200

Rp
154.173.600

Rp
155.526.000

Rp
156.878.400

Rp
158.230.800

Rp
159.583.200

Rp
160.935.600

Rp
302.764.000
Rp
5.219.737
Rp
1.430.065.000
Rp
1.435.284.737
Rp
1.738.048.737
Rp
5.518.187.207

Rp
270.986.520
Rp
5.572.988
Rp
1.526.845.900
Rp
1.532.418.888
Rp
1.803.405.408
Rp
5.912.579.622

Rp
151.468.800
Rp
5.770.438
Rp
1.580.941.900
Rp
1.586.712.338
Rp
1.738.181.138
Rp
6.232.588.054

Rp
152.821.200
Rp
5.969.651
Rp
1.635.520.900
Rp
1.641.490.551
Rp
1.794.311.751
Rp
6.431.241.602

Rp
154.173.600
Rp
6.170.628
Rp
1.690.582.900
Rp
1.696.753.528
Rp
1.850.927.128
Rp
6.629.410.388

Rp
155.526.000
Rp
6.373.367
Rp
1.746.127.900
Rp
1.752.501.267
Rp
1.908.027.267
Rp
6.827.094.411

Rp
156.878.400
Rp
6.577.869
Rp
1.802.155.900
Rp
1.808.733.769
Rp
1.965.612.169
Rp
7.024.293.670

Rp
158.230.800
Rp
6.784.134
Rp
1.858.666.900
Rp
1.865.451.034
Rp
2.023.681.834
Rp
7.221.008.167

Rp
159.583.200
Rp
6.992.162
Rp
1.915.660.900
Rp
1.922.653.062
Rp
2.082.236.262
Rp
7.417.237.901

Rp
160.935.600
Rp
7.201.953
Rp
1.973.137.900
Rp
1.980.339.853
Rp
2.141.275.453
Rp
7.612.982.872

1.4

Analisis Kelayakan Proyek
Hasil evaluasi finansial yang dilakukan dengan maksud mengevaluasi kelayakan

proyek finansial. Metode yang digunakan adalah NPV, BCR, dan IRR dan PBP, dengan
memakai suku bunga 10%, 12% dan 14%.

Tabel 4 Perhitungan Dampak Keuangan Pembangunan Biodigester Desa Sumbersuko
Tahun
Ke
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
TOTA
L

Total Pemasukan
(B)
Rp
2.071.256.314
Rp
2.589.334.277
Rp
3.107.412.240
Rp
3.625.490.203
Rp
4.143.568.166
Rp
4.661.646.129
Rp
5.179.724.092
Rp
5.697.802.055
Rp
6.215.880.018
Rp
6.733.957.981
Rp
7.252.035.945
Rp
7.711.560.030
Rp
7.966.119.192
Rp
8.220.678.354
Rp
8.475.237.516
Rp
8.729.796.678
Rp
8.984.355.840
Rp
9.238.915.001
Rp
9.493.474.163
Rp
9.748.033.325
Rp
10.002.592.487
Rp
139.848.870.007

Total Pengeluaran
(C)
Rp
786.434.450
Rp
832.972.335
Rp
875.456.604
Rp
979.827.563
Rp
1.085.185.110
Rp
1.191.529.244
Rp
1.298.859.967
Rp
1.407.177.278
Rp
1.516.481.176
Rp
1.626.771.663
Rp
1.738.048.737
Rp
1.803.405.408
Rp
1.738.181.138
Rp
1.794.311.751
Rp
1.850.927.128
Rp
1.908.027.267
Rp
1.965.612.169
Rp
2.023.681.834
Rp
2.082.236.262
Rp
2.141.275.453
Rp
2.200.799.407
Rp
32.847.201.943

Suku Bunga

Net Benefit (B-C)

Rp
1.284.821.864
Rp
1.756.361.942
Rp
2.231.955.636
Rp
2.645.662.640
Rp
3.058.383.057
Rp
3.470.116.885
Rp
3.880.864.125
Rp
4.290.624.778
Rp
4.699.398.842
Rp
5.107.186.319
Rp
5.513.987.207
Rp
5.908.154.622
Rp
6.227.938.054
Rp
6.426.366.602
Rp
6.624.310.388
Rp
6.821.769.411
Rp
7.018.743.670
Rp
7.215.233.167
Rp
7.411.237.901
Rp
7.606.757.872
Rp
7.801.793.080
Rp
107.001.668.063

Net Benefit

10%

12%

14%

0,90909090
9
0,82644628
1
0,75131480
1
0,68301345
5
0,62092132
3

0,89285
7
0,79719
4

0,87719
3
0,76946
8
0,67497
2

0,56447393
0,51315811
8
0,46650738
0,42409761
8
0,38554328
9
0,35049389
9
0,31863081
8
0,28966438
0,26333125
4
0,23939204
9
0,21762913
6
0,19784466
9
0,17985879
0,16350799
1
0,14864362
8
0,13513057
1

0,71178
0,63551
8
0,56742
7
0,50663
1
0,45234
9
0,40388
3
0,36061
0,32197
3
0,28747
6
0,25667
5
0,22917
4
0,20462
0,18269
6
0,16312
2
0,14564
4
0,13004
0,11610
7
0,10366
7
0,09256

0,59208
0,51936
9
0,45558
7
0,39963
7
0,35055
9
0,30750
8
0,26974
4
0,23661
7
0,20755
9
0,18206
9
0,15971
0,14009
6
0,12289
2
0,1078
0,09456
1
0,08294
8
0,07276
2
0,06382
6

10%
Rp
1.168.019.876
Rp
1.451.538.795
Rp
1.676.901.304
Rp
1.807.023.182
Rp
1.899.015.254
Rp
1.958.790.516
Rp
1.991.496.932
Rp
2.001.608.125
Rp
1.993.003.857
Rp
1.969.041.413
Rp
1.932.618.878
Rp
1.882.520.139
Rp
1.804.011.813
Rp
1.692.263.178
Rp
1.585.807.239
Rp
1.484.615.781
Rp
1.388.621.018
Rp
1.297.723.106
Rp
1.211.796.619
Rp
1.130.696.088
Rp
1.054.260.753
Rp

34.381.373.865

12%
Rp
1.147.162.378
Rp
1.400.160.987
Rp
1.588.661.936
Rp
1.681.366.437
Rp
1.735.408.681
Rp
1.758.069.208
Rp
1.755.505.842
Rp
1.732.911.385
Rp
1.694.650.334
Rp
1.644.377.309
Rp
1.585.139.560
Rp
1.516.476.137
Rp
1.427.282.660
Rp
1.314.961.930
Rp
1.210.236.741
Rp
1.112.778.363
Rp
1.022.240.296
Rp
938.265.964
Rp
860.494.945
Rp
788.567.981
Rp
722.130.938
Rp
28.636.850.014

14%
Rp
1.127.036.723
Rp
1.351.463.483
Rp
1.506.506.480
Rp
1.566.444.670
Rp
1.588.428.323
Rp
1.580.938.572
Rp
1.550.938.148
Rp
1.504.117.367
Rp
1.445.102.471
Rp
1.377.631.894
Rp
1.304.705.189
Rp
1.226.291.270
Rp
1.133.916.871
Rp
1.026.354.943
Rp
928.042.582
Rp
838.338.505
Rp
756.618.419
Rp
682.280.637
Rp
614.750.059
Rp
553.480.807
Rp
497.957.812
Rp
24.161.345.222

Benefit
Pemasukan
(10%)
Rp
1.882.960.285
Rp
2.139.945.683
Rp
2.334.644.808
Rp
2.476.258.591
Rp
2.572.829.828
Rp
2.631.377.711
Rp
2.658.017.468
Rp
2.658.066.710
Rp
2.636.139.912
Rp
2.596.232.311
Rp
2.541.794.357
Rp
2.457.140.678
Rp
2.307.500.975
Rp
2.164.761.542
Rp
2.028.904.478
Rp
1.899.858.107
Rp
1.777.506.906
Rp
1.661.700.072
Rp
1.552.258.886
Rp
1.448.983.040
Rp
1.351.656.034
Rp
45.778.538.383

Benefit
Pengeluaran
(10%)
Rp
714.940.409
Rp
688.406.888
Rp
657.743.504
Rp
669.235.409
Rp
673.814.574
Rp
672.587.195
Rp
666.520.536
Rp
656.458.585
Rp
643.136.055
Rp
627.190.898
Rp
609.175.479
Rp
574.620.540
Rp
503.489.161
Rp
472.498.364
Rp
443.097.238
Rp
415.242.325
Rp
388.885.889
Rp
363.976.966
Rp
340.462.268
Rp
318.286.952
Rp
297.395.280
Rp
11.397.164.517

Sumber: Hasil Perhitungan (2016)

1.4.1

NPV (Net Present Value)
NPV didefinisikan sebagai selisih antara Present Value dari komponen manfaat dan

Present Value dari komponen biaya. Secara matematis rumusnya adalah sebagai berikut.
NPV =∑ ( B ( t ) )/(1+d )t −∑ (C ( t ) )/(1+d )t
t

t

Keterangan:
B(t) = Besaran total dari komponen manfaat proyek pada tahun t
C(t) = Besaran total dari komponen biaya pada tahun ke-t
d

= Tingkat bunga yang diperhitungkan

t

= Jumlah tahun

Untuk mengetahui apakah rencana suatu investasi tersebut layak atau tidak,
diperlukan suatu ukuran/kriteria tertentu dalam metode NPV, yaitu:
1. NPV > 0 Artinya investasi akan menguntungkan/layak
2. NPV < 0 Artinya investasi tidak menguntungkan/tidak layak
Perhitungan NPV pada Pengembangan Biodigester Desa Sumbersuko dengan suku
bunga 10% didapat hasil sebesar Rp 34.381.373.865. Dengan hasil tersebut investasi proyek
Pengembangan Biodigester layak/menguntungkan karena memiliki nilai NPV > 0.
1.4.2

BCR (Benefit Cost Ratio)
Prinsip dasar metode ini adalah mencari indeks yang menggambarkan tingkat

efektifitas pemanfaatan biaya terhadap manfat yang diperoleh. Indeks ini dikenal sebagai
indeks Benefit Cost Ratio, yang secara matematis dirumuskan sebagai berikut.
BCR=

NPB
NPC

Keterangan:
BCR

= Benefit Cost Ratio

NPB

= Net present benefit

NPC

= Net present cost

Untuk mengetahui apakah suatu rencana investasi layak atau tidak setelah melalui
metode ini adalah:
1. BCR >1 Artinya investasi layak
2. BCR < 1 Artinya investasi tidak layak

Proyek Pembangunan Biodigester Desa Sumbersuko memiliki BCR sebesar:
BCR=

45.778.538 .383
11.397 .164 .517

¿ 4,016
Sehingga Proyek Pembangunan Biodigester Desa Sumbersuko dinyatakan layak
karena memiliki nilai BCR > 1.
1.4.3

IRR (Internal Rate of Return)
IRR atau Internal Rate of Return adalah besaran yang menunjukkan harga discount

rate pada saat besaran NPV = 0. Dalam hal ini IRR dapat dianggap sebagai tingkat
keuntungan atas investasi bersih dalam suatu proyek, secara matematis dirumuskan sebagai
berikut:
'

NPV
(i ' ' −i' )
'
''
NPV −NPV
Untuk mengetahui apakah suatu rencana investasi layak atau tidak setelah melalui
IRR=i ' +

metode ini adalah:
1. IRR ≥ Suku bunga maka suatu proyek dikatakan layak
2. IRR < Suku bunga maka proyek dinyatakan tidak layak
dimana:
1. NPV’dengan suku bunga 10% sebesar Rp 34.381.373.865
2. NPV’’ dengan suku bunga 12% sebesar Rp 28.636.850.014
sehingga:
IRR=10 +

34.381 .373.865
(12 −10 )
34.381.373 .865−28.636 .850 .014
¿ 21,97 (layak)

1.4.4

PBP (Payback Period)
Yang dimaksud dengan periode pengembalian atau jangka waktu pengembalian modal

(Payback Period) adalah jangka waktu yang diperlukan untuk mengembalikan modal suatu
investasi, dihitung dari aliran kas bersih (net). Aliran kas bersih adalah selisih pendapatan
(revenue) terhadap pengeluaran (expenses) per tahun. Rumus periode pengembalian jika arus
kas per tahun jumlahnya berbeda adalah sebagai berikut.
Payback Period =n+

(a−b)
× 1tahun
(c−b)

Keterangan:
n = Tahun terakhir dimana jumlah arus kas masih belum bisa menutup investasi mulamula
a = Jumlah investasi mula-mula
b = Jumlah kumulatif arus kas pada tahun ke n
c = Jumlah kumulatif arus kas pada tahun ke n + 1
Kriteria kelayakan:
1. Proyek dikategorikan sebagai proyek yang layak jika masa pemulihan modal lebih
pendek dari pada usia ekonomis proyek.
2. Proyek dikategorikan sebagai proyek yang tidak layak jika masa pemulihan modal
lebih lama dari pada usia ekonomis proyek yang bersangkuatan.
Berikut hasil perhitungan PBP pada Proyek Pembangunan Biodigester Desa
Sumbersuko:
Payback Period =1+

(786.434 .450−0)
× 1tahun
(2.071.256 .314−0)
¿ 0(langsung balik modal)

1.5

Kesimpulan Analisis Kelayakan Proyek
Berdasarkan hasil perhitungan NPV, IRR, BCR dan PBP dapat dikatakan bahwa

Proyek Pembangunan Biodigester Desa Sumbersuko layak untuk dijalankan. Berikut
rincian hasil analisis kelayakan proyek.
1.
2.
3.
4.

NPV
BCR
IRR
PBP

= Rp 34.381.373.865  NPV > 0
= 4,016  BCR > 1
= 21,97%  IRR ≥ suku bunga (i’) 10% dan suku bunga (i”) 12%
= 0 (langsung balik modal)

STUDI KASUS 2
Rencana Pembangunan Bank Sampah Desa Sumbersuko Kecamatan Wagir
Kabupaten Malang
1.2

Latar Belakang
Rencana Proyek terkait Pengembangan Sistem Persampahan merupakaan wujud

solusi untuk menangani kebiasaan masyarakat Desa Sumbersuko yang kerap melakukan open
dumping. Kegiatan open dumping yang dilakukan dibelakang halaman rumah akan
berdampak pada kesehatan ternak, dimana lokasi kandang ternak berdekatan dengan lokasi
open dumping (Hasil PRA, 2014), sehingga rencana pengembangan persampahan yang akan
dilakukan berupa pengembangan kelompok binaan Bank sampah Malang secara merata tiap
dusun hingga penyedian tong komposter tiap dusun. Adapun rencana Pembangunan Bank
Sampah bertujuan untuk mendukung perwujudan Desa Mandiri Energi pada Desa
Sumbersuko denga mengatasi masalah kesehatan pada ternak yang dikeluhkan oleh peternak
akibat pencemaran udara melalui open dumping.
1.2

Rencana Proyek
Kegiatan proyek pengembangan sistem persampahan pada Desa Sumbersuko secara

umum bertujuan untuk mengatasi kebiasaan masyarakat yang biasa melakukan open
dumping. Rencana pengembangan sistem persampahan yang direncakanan mencangkup
pengembangan Kelompok Binaan Bank Sampah Malang hingga tiap dusun, serta pengadaan
kegiatan komposting secara merata tiap dusun.
Rencana proyek pengembangan sistem persampahan pada Desa Sumbersuko dalam
penghitungan timbulan sampah dihitung menggunakan asumsi bahwa setiap orang
menghasilkan sampah sebanyak 0,2 kg/hari atau 1,0 liter/hari

menurut BAPPEDA

Kabupaten Bandung Tahun 2008 terkait Report Studi Timbulan Sampah di Pedesaan
Kabupaten Bandung Tahun 2007. Berikut merupakan penghitungan timbulan sampah pada
Desa Sumbersuko pada tahun eksisting (2014) hingga 20 tahun mendatang yang dijelaskan
pada Tabel 5 dan Tabel 6

Tabel 5 Perhitungan Timbulan Sampah Desa Sumbersuko
Tahun

Jumlah
Penduduk

2014
6878
2019
6964
2024
7037
2029
7111
2034
7185
Sumber: Hasil Analisis, 2014

Beban Timbulan Sampah
Timbulan Sampah

1,0 liter/hari/orang
0,2 kg/hari/orang

Liter/hari

Kg/hari

6878
6964
7037
7111
7185

1375,6
1392,8
1407,4
1422,2
1437

Tabel 6 Perhitungan Timbulan Sampah Tiap Dusun Desa Sumbersuko
Tahun

Precet

Kenongo

2014
910 182 2957 591
2019
921 184 2994 599
2024
931 186 3025 605
2029
941 188 3057 611
2034
951 190 3089 618
Sumber: Hasil Analisis, 2014

Beban Timbulan Sampah (liter/hari dan kg/hari )
Glagah
Sumberpang
Sumberpang
Ngemplak
Ombo
Lor
Kidul
318
64
514 103
1299
260
880
176
322
64
520 104
1315
263
891
178
325
65
526 105
1329
266
900
180
329
66
531 106
1343
269
910
182
332
66
537 107
1357
271
919
184


6878
6964
7037
7111
7185

Berdasarkan Tabel 5 dan Tabel 6, setelah diketahui timbulan sampah Desa
Sumbersuko tiap harinya dalam satuan liter dan kilogram, maka dapat dihitung berapa
komposisi sampah pada Desa Sumbersuko. Adapun dalam penghitungan potensi
persampahan pada Desa Sumbersuko tiap harinya, mengacu pada Hasil Studi Timbulan
Sampah oleh BAPPEDA Kabupaten Bandung Tahun 2007 tentang Persampahan Perdesaan
yang dijelaskan pada Tabel 7.

1376
1393
1407
1422
1437

Tabel 7 Potensi Persampahan Desa Sumbersuko Tiap Harinya
Komposisi Sampah
(kg/hari)
&
Keuntungan (Rp)
Asumsi
Precet
Kenongo
Ngemplak
Glagah Ombo
Sumberpang Lor
Sumberpang Kidul
Sumber: Hasil Rencana, 2014

Sampah
Eksisting
(kg/hari)

1376
Rp 220.229
182
Rp 29.129
591
Rp 94.590
64
Rp 10.243
103
Rp 16.485
260
Rp 41.613
176
Rp 28.169

Organik

Plastik

Kertas

85,14%

12,57%

2,29%

Rp 937.221

172.963

Rp 47.266

154,95
123.960
503,18
402.544
54,49
43.592
87,69
70.152
221,36
177.088
149,85
119.880

22,88
Rp 22.877
74,29
Rp 74.289
8,04
Rp 8.045
12,95
Rp 12.947
32,68
Rp 32.682
22,12
Rp 22.123

4,17
Rp 6.252
13,53
Rp 20.301
1,47
Rp 2.198
2,36
Rp 3.538
5,95
Rp 8.931
4,03
Rp 6.046

Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp

Logam

Kain

Gelas
Kaca

B3

Lainnya

Medis

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

Berdasarkan Tabel 7, diketahui potensi saampah pada Desa Sumbersuko perharinya
baik untuk cakupan wilayah desa hingga cakupan wilayah perdusun berdasarkan timbulan
sampah pada tahun 2014. Keuntungan yang didapat dari sampah organik maupun anorganik
seperti sampah plastik dan sampah kertas dalam perwujudannya perlu untuk dilakukan
perencanaan terkait pengadaan tong komposter dan kelompok binaan Bank Sampah Malang
pada Desa Sumbersuko.
Penentuan berapa tong komposter yang dapat ditambahkan terkait rencana pengadaan
kegiatan komposting secara menyeluruh tiap dusunnya dilakukan untuk mencapai asumsi
keuntungan potensi persampahan yang telah dijelaskan pada Tabel 7... Berikut merupakan
penjelasan rencana pengadaan tong komposter secara menyeluruh tiap dusunnya yang
dijelaskan pada Tabel 8..
Tabel 8 Rencana Pengadaan Tong Komposter Desa Sumbersuko
Spesifikasi
Tong
Komposte
r
Kapasitas
180 liter
yang
dilengkapi
dengan
kran untuk
membuang
rembesan
lindi.

Tahu
n

Prece
t

Beban Timbulan Sampah (liter/hari dan kg/hari )
Glaga
Kenong Ngempla
Sumberpan Sumberpan
h
o
k
g Lor
g Kidul
Ombo

2014

4

14

2

2

6

4

2019

4

14

2

2

6

4

2024

4

14

2

2

6

4

2029

4

14

2

3

6

4

2034

4

15

2

3

6

4



3
3
3
3
3
3
3
4
3
4

Sumber: Hasil Rencana, 2014

Berdasarkan Tabel 8, diketahui jumlah tong komposter yang akan diadakan hingga 20
tahun mendatang. Pengadaan tong komposter secara menyeluruh tiap dusun bertujuan untuk
menangani sampah organik pada Desa Sumbersuko. Keuntungan yang didapatkan selain
keuntungan ekonomis dan ekologis yaitu hasil kompos dapat digunakan sebagai pupuk,
keuntungan yang didapatkan adalah dengan arahan kegiatan komposting maka dapat
memberdayakan masyarakat Desa Sumbersuko, terutama terkait pengelolaan sampah.
Proyek terkait pengembangan pengelolaan persampahan pada Desa Sumbersuko
selain kegiatan komposting juga mencangkup proyek pengembangan Kelompok Binaan Bank
Sampah Malang secara merata dan menyeluruh pada tiap dusun pada Desa Sumbersuko.
Terdapat salah satu kelompok binaan BSM pada Dusun Precet yang memiliki nasabah hingga
30 anggota, dan telah beroperasi selama 3 bulan dengan jumlah sampah yang diterima

sebanyak 700 kg (Survei Primer, 2014). Oleh karena itu, disusun rencana pengembangan
Kelompok Binaan Bank Sampah Malang hingga dapat melayani seluruh warga Desa
Sumbersuko.
Berikut merupakan rencana pengadaan kantor kelompok binaan Bank Sampah
Malang tiap dusunnya pada Desa Sumbersuko yang dijelaskan pada Tabel 9 dengan denah
dan bentuk ruang seperti pada Gambar 1 dan Gambar 2.
Tabel 9 Rencana Pembangunan Kantor Kelompok Binaan Bank Sampah Malang Desa Sumbersuko
Rencana

Lokasi
Dusun Precet
(1 unit )
Dusun Kenongo
(1 unit)
Pembangunan
Dusun Glagah Ombo
kantor bank
(1 unit)
sampah yang
merupakan
Dusun Sumberpang
Kelompok
Lor
Binaan Bank
(1 unit)
Sampah
Dusun Sumberpang
Malang.
Kidul
(1 unit)
Dusun Ngemplak
(1 unit)
Sumber: Hasil Rencana, 2014

Periode Pembangunan

Keterangan

Pembangunan unit
kantor kelompok binaan
Bank Sampah Malang
dilakukan pada tahun
2015 mendatang secara
menyeluruh tiap dusun.

 Pembangunan unit kantor bank sampah
dilengkapi dengan ruang penyimpanan
sampah lapak untuk menampung setoran
sampah dari nasabah.
 Kantor bank sampah dilengkapi dengan
ruang pencucian untuk membersihkan
sampah setoran nasabah.
 Tong komposter yang direncakanan
diletakkan pada halaman kantor bank
sampah yang dilengkapi pagar.

Gambar 1 Denah Unit Kantor Bank Sampah Desa Sumbersuko
Sumber: Hasil Rencana, 2014

Gambar 2 Bentuk Ruang Unit Kantor Bank Sampah Desa Sumbersuko
Sumber: Hasil Rencana, 2014

Berdasarkan Tabel 9, serta pada Gambar 1 dan Gambar 2, diketahui bagaimana
arahan rencana untuk proyek pengembangan sistem persampahan pada Desa Sumbersuko.
Hasil dari pembahasan tersebut kemudian akan digunakan pada tahapan pelaksanaan proyek
selanjutnya
1.3

Analisis Pendapatan dan Pengeluaran Proyek
Pembahasan dampak keuangan proyek pengembangan sistem persampahan pada Desa

Sumbersuko pengeluaran berupa mencangkup biaya untuk pengadaan unit kantor kelompok
binaan Bank Sampah Malang tiap dusun, hingga pengadaan tong komposter tiap dusun.
Adapun aspek pendapatan berupa penjualan sampah yang dikumpulkan oleh pengurus
melalui nasabah beradasarkan potensi timbulan sampah yang telah dihitung, kemudian
diasumsikan 80% merupakan milik nasabah dan 20% lainnya untuk keperluan operasional
pengurus. Penjelasan mengenai analisis dampak keuangan pada Desa Sumbersuko dijelaskan
pada Tabel 10.

Tabel 10 Penghitungan Pemasukan dan Pengeluaran Proyek Pembangunan Bank Sampah Desa Sumbersuko
Kegiatan Proyek
Pemasukan (Rupiah)
Dampak Langsung
Penjualan Sampah ke
(Pengurus) (20%)
Penjualan Sampah ke
(Nasabah) (80%)
Dampak Tidak Langsung
Hasil Komposting

2015

BSM
BSM

Total Pemasukkan
Pengeluaran (Rupiah)
Pembangunan Unit Kantor Bank
Sampah (36m2)
Upah Tenaga Kerja
Pengadaan Tong Komposter
Total Biaya Konstruksi
Gaji Pengurus Bank Sampah
Perawatan Unit Kantor Bank
Sampah
Biaya Administrasi dan Laporan
Biaya Pengiriman ke Pusat BSM
Total Biaya Operasional
Total Pengeluaran (Rupiah)
Net Benefit

2016

Periode I
2017

2018

2019

2020

2021

Periode II
2022

2023

2024

Rp
16.379.075
Rp
65.516.301

Rp
16.685.888
Rp
66.743.552

Rp
16.997.199
Rp
67.988.796

Rp
17.313.068
Rp
69.252.270

Rp
17.633.554
Rp
70.534.215

Rp
17.958.719
Rp
71.834.874

Rp
18.288.623
Rp
73.154.493

Rp
18.623.330
Rp
74.493.320

Rp
18.962.902
Rp
75.851.609

Rp
19.307.403
Rp
77.229.613

Rp
348.519.705
Rp
430.415.081

Rp
355.013.366
Rp
438.442.806

Rp
361.566.694
Rp
446.552.689

Rp
368.179.688
Rp
454.745.026

Rp
374.852.349
Rp
463.020.118

Rp
381.584.675
Rp
471.378.267

Rp
388.376.667
Rp
479.819.783

Rp
395.228.326
Rp
488.344.976

Rp
402.139.651
Rp
496.954.161

Rp
409.110.641
Rp
505.647.658

Rp
216.000.000
Rp
172.800.000
Rp
5.940.000
Rp
394.740.000
Rp
216.000.000
Rp
3.000.000
Rp
1.200.000
Rp

Rp
218.160.000
Rp
3.030.000
Rp
1.212.000
Rp
40.400.000
Rp
218.160.000
Rp
3.030.000
Rp
1.212.000

Rp
220.341.600
Rp
3.060.300
Rp
1.224.120
Rp
40.804.000
Rp
220.341.600
Rp
3.060.300
Rp
1.224.120

Rp
222.545.016
Rp
3.090.903
Rp
1.236.361
Rp
41.212.040
Rp
222.545.016
Rp
3.090.903
Rp
1.236.361

Rp
224.770.466
Rp
3.121.812
Rp
1.248.725
Rp
41.624.160
Rp
224.770.466
Rp
3.121.812
Rp
1.248.725

Rp
227.018.171
Rp
3.153.030
Rp
1.261.212
Rp
42.040.402
Rp
227.018.171
Rp
3.153.030
Rp
1.261.212

Rp
229.288.353
Rp
3.184.560
Rp
1.273.824
Rp
42.460.806
Rp
229.288.353
Rp
3.184.560
Rp
1.273.824

Rp
231.581.236
Rp
3.216.406
Rp
1.286.562
Rp
42.885.414
Rp
231.581.236
Rp
3.216.406
Rp
1.286.562

Rp
233.897.048
Rp
3.248.570
Rp
1.299.428
Rp
43.314.268
Rp
233.897.048
Rp
3.248.570
Rp
1.299.428

Rp
236.236.019
Rp
3.281.056
Rp
1.312.422
Rp
43.747.411
Rp
236.236.019
Rp
3.281.056
Rp
1.312.422

Rp
40.400.000
Rp
262.802.000
Rp
262.802.000
Rp
175.640.806

Rp
40.804.000
Rp
265.430.020
Rp
265.430.020
Rp
181.122.669

Rp
41.212.040
Rp
268.084.320
Rp
268.084.320
Rp
186.660.706

Rp
41.624.160
Rp
270.765.163
Rp
270.765.163
Rp
192.254.954

Rp
42.040.402
Rp
273.472.815
Rp
273.472.815
Rp
197.905.452

Rp
42.460.806
Rp
276.207.543
Rp
276.207.543
Rp
203.612.240

Rp
42.885.414
Rp
278.969.619
Rp
278.969.619
Rp
209.375.357

Rp
43.314.268
Rp
281.759.315
Rp
281.759.315
Rp
215.194.846

Rp
43.747.411
Rp
284.576.908
Rp
284.576.908
Rp
221.070.750

40.000.000
Rp
260.200.000
Rp
654.940.000
Rp224.524.919

Kegiatan Proyek
Pemasukan (Rupiah)
Dampak Langsung
Penjualan Sampah ke
(Pengurus) (20%)
Penjualan Sampah ke
(Nasabah) (80%)
Dampak Tidak Langsung
Hasil Komposting

2025

BSM
BSM

Total Pemasukkan
Pengeluaran (Rupiah)
Pembangunan Unit Kantor Bank
Sampah (36m2)
Upah Tenaga Kerja
Pengadaan Tong Komposter
Total Biaya Konstruksi
Gaji Pengurus Bank Sampah
Perawatan Unit Kantor Bank
Sampah
Biaya Administrasi dan Laporan
Biaya Pengiriman ke Pusat BSM
Total Biaya Operasional
Total Pengeluaran (Rupiah)
Net Benefit

2026

Periode III
2027

2028

2029

2030

2031

Periode IV
2032

2033

2034

Rp
19.656.898
Rp
78.627.593

Rp
20.011.452
Rp
80.045.810

Rp
20.371.132
Rp
81.484.528

Rp
20.736.004
Rp
82.944.016

Rp
21.106.136
Rp
84.424.545

Rp
21.481.598
Rp
85.926.390

Rp
21.862.458
Rp
87.449.830

Rp
22.248.787
Rp
88.995.146

Rp
22.640.656
Rp
90.562.624

Rp
23.038.138
Rp
92.152.551

Rp
416.141.298
Rp
514.425.790

Rp
423.231.621
Rp
523.288.884

Rp
430.381.610
Rp
532.237.270

Rp
437.591.265
Rp
541.271.285

Rp
444.860.587
Rp
550.391.268

Rp
452.189.574
Rp
559.597.562

Rp
459.578.228
Rp
568.890.516

Rp
467.026.547
Rp
578.270.480

Rp
474.534.533
Rp
587.737.813

Rp
482.102.185
Rp
597.292.874

Rp
238.598.379
Rp
3.313.866
Rp
1.325.547
Rp

Rp
240.984.363
Rp
3.347.005
Rp
1.338.802

Rp
243.394.207
Rp
3.380.475
Rp
1.352.190

Rp
245.828.149
Rp
3.414.280
Rp
1.365.712

Rp
248.286.430
Rp
3.448.423
Rp
1.379.369

Rp
250.769.294
Rp
3.482.907
Rp
1.393.163

Rp
253.276.987
Rp
3.517.736
Rp
1.407.094

Rp
255.809.757
Rp
3.552.913
Rp
1.421.165

Rp
258.367.855
Rp
3.588.442
Rp
1.435.377

Rp
260.951.533
Rp
3.624.327
Rp
1.449.731

Rp
44.626.734
Rp
290.296.904
Rp
290.296.904
Rp
232.991.980

Rp
45.073.001
Rp
293.199.873
Rp
293.199.873
Rp
239.037.397

Rp
45.523.731
Rp
296.131.872
Rp
296.131.872
Rp
245.139.414

Rp
45.978.969
Rp
299.093.190
Rp
299.093.190
Rp
251.298.078

Rp
46.438.758
Rp
302.084.122
Rp
302.084.122
Rp
257.513.440

Rp
46.903.146
Rp
305.104.963
Rp
305.104.963
Rp
263.785.552

Rp
47.372.177
Rp
308.156.013
Rp
308.156.013
Rp
270.114.467

Rp
47.845.899
Rp
311.237.573
Rp
311.237.573
Rp
276.500.239

Rp
48.324.358
Rp
314.349.949
Rp
314.349.949
Rp
282.942.925

44.184.885
Rp
287.422.677
Rp
287.422.677
Rp
227.003.113

1.4

Analisis Kelayakan Proyek
Hasil evaluasi finansial yang dilakukan dengan maksud mengevaluasi kelayakan

proyek finansial. Metode yang digunakan adalah NPV, BCR, dan IRR dan PBP, dengan
memakai suku bunga 10%, 12% dan 14%.

Tabel 11 Perhitungan Dampak Keuangan Pembangunan Bank Sampah Desa Sumbersuko
Tahun
Ke
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
TOTA
L

Total Pemasukan
(B)

Rp

-

Rp
Rp
438.442.806
Rp
446.552.689
Rp
454.745.026
Rp
463.020.118
Rp
471.378.267
Rp
479.819.783
Rp
488.344.976
Rp
496.954.161
Rp
505.647.658
Rp
514.425.790
Rp
523.288.884
Rp
532.237.270
Rp
541.271.285
Rp
550.391.268
Rp
559.597.562
Rp
568.890.516
Rp
578.270.480
Rp
587.737.813
Rp
597.292.874
Rp
9.798.309.226

-

Total Pengeluaran
(C)
Rp
Rp
654.940.000
Rp
262.802.000
Rp
265.430.020
Rp
268.084.320
Rp
270.765.163
Rp
273.472.815
Rp
276.207.543
Rp
278.969.619
Rp
281.759.315
Rp
284.576.908
Rp
287.422.677
Rp
290.296.904
Rp
293.199.873
Rp
296.131.872
Rp
299.093.190
Rp
302.084.122
Rp
305.104.963
Rp
308.156.013
Rp
311.237.573
Rp
314.349.949
Rp
6.124.084.839

Suku Bunga

Net Benefit (B-C)

Rp
Rp
(654.940.000)
Rp
175.640.806
Rp
181.122.669
Rp
186.660.706
Rp
192.254.954
Rp
197.905.452
Rp
203.612.240
Rp
209.375.357
Rp
215.194.846
Rp
221.070.750
Rp
227.003.113
Rp
232.991.980
Rp
239.037.397
Rp
245.139.414
Rp
251.298.078
Rp
257.513.440
Rp
263.785.552
Rp
270.114.467
Rp
276.500.239
Rp
282.942.925
Rp
3.674.224.386

Sumber: Hasil Perhitungan (2016)

-

Net Benefit

10%

12%

14%

0,90909090
9
0,82644628
1
0,75131480
1
0,68301345
5
0,62092132
3

0,89285
7
0,79719
4

0,87719
3
0,76946
8
0,67497
2

0,56447393
0,51315811
8
0,46650738
0,42409761
8
0,38554328
9
0,35049389
9
0,31863081
8
0,28966438
0,26333125
4
0,23939204
9
0,21762913
6
0,19784466
9
0,17985879
0,16350799
1
0,14864362
8
0,13513057
1

0,71178
0,63551
8
0,56742
7
0,50663
1
0,45234
9
0,40388
3
0,36061
0,32197
3
0,28747
6
0,25667
5
0,22917
4
0,20462
0,18269
6
0,16312
2
0,14564
4
0,13004
0,11610
7
0,10366
7
0,09256

0,59208
0,51936
9
0,45558
7
0,39963
7
0,35055
9
0,30750
8
0,26974
4
0,23661
7
0,20755
9
0,18206
9
0,15971
0,14009
6
0,12289
2
0,1078
0,09456
1
0,08294
8
0,07276
2
0,06382
6

10%

Benefit
Pemasukan (10%)

12%

14%

Benefit
Pengeluaran
(10%)

Rp
Rp
(541.272.727)
Rp
131.961.537
Rp
123.709.220
Rp
115.901.612
Rp
108.522.910
Rp
101.556.790
Rp
94.986.613
Rp
88.795.590
Rp
82.966.929
Rp
77.483.949
Rp
72.330.187
Rp
67.489.477
Rp
62.946.018
Rp
58.684.427
Rp
54.689.784
Rp
50.947.661
Rp
47.444.150
Rp
44.165.874
Rp
41.099.999
Rp
38.234.239

Rp
Rp
(522.114.158)
Rp
125.017.656
Rp
115.106.730
Rp
105.916.297
Rp
97.402.343
Rp
89.522.376
Rp
82.235.569
Rp
75.502.853
Rp
69.286.981
Rp
63.552.558
Rp
58.266.045
Rp
53.395.748
Rp
48.911.787
Rp
44.786.054
Rp
40.992.160
Rp
37.505.375
Rp
34.302.565
Rp
31.362.120
Rp
28.663.885
Rp
26.189.087

Rp
Rp
(503.955.063)
Rp
118.552.541
Rp
107.239.160
Rp
96.945.722
Rp
87.588.771
Rp
79.090.405
Rp
71.378.114
Rp
64.384.585
Rp
58.047.478
Rp
52.309.181
Rp
47.116.562
Rp
42.420.707
Rp
38.176.660
Rp
34.343.169
Rp
30.882.436
Rp
27.759.870
Rp
24.943.861
Rp
22.405.553
Rp
20.118.634
Rp
18.059.136

Rp
Rp
Rp
329.408.569
Rp
305.001.495
Rp
282.360.883
Rp
261.362.786
Rp
241.891.585
Rp
223.839.470
Rp
207.105.941
Rp
191.597.342
Rp
177.226.419
Rp
163.911.910
Rp
151.578.150
Rp
140.154.708
Rp
129.576.042
Rp
119.781.176
Rp
110.713.394
Rp
102.319.960
Rp
94.551.844
Rp
87.363.481
Rp
80.712.527

Rp
Rp
541.272.727
Rp
197.447.032
Rp
181.292.275
Rp
166.459.271
Rp
152.839.876
Rp
140.334.795
Rp
128.852.857
Rp
118.310.351
Rp
108.630.413
Rp
99.742.470
Rp
91.581.723
Rp
84.088.673
Rp
77.208.690
Rp
70.891.616
Rp
65.091.393
Rp
59.765.733
Rp
54.875.810
Rp
50.385.971
Rp
46.263.482
Rp
42.478.288

Rp

Rp

Rp

Rp 3.400.457.683

Rp 2.477.813.445

922.644.238

705.804.034

537.807.483

1.4.1

NPV (Net Present Value)
NPV didefinisikan sebagai selisih antara Present Value dari komponen manfaat dan

Present Value dari komponen biaya. Secara matematis rumusnya adalah sebagai berikut.
NPV =∑ ( B ( t ) )/(1+d )t −∑ (C ( t ) )/(1+d )t
t

t

Keterangan:
B(t) = Besaran total dari komponen manfaat proyek pada tahun t
C(t) = Besaran total dari komponen biaya pada tahun ke-t
d

= Tingkat bunga yang diperhitungkan

t

= Jumlah tahun

Untuk mengetahui apakah rencana suatu investasi tersebut layak atau tidak,
diperlukan suatu ukuran/kriteria tertentu dalam metode NPV, yaitu:
3. NPV > 0 Artinya investasi akan menguntungkan/layak
4. NPV < 0 Artinya investasi tidak menguntungkan/tidak layak
Perhitungan NPV pada Pembangunan Bank Sampah Desa Sumbersuko dengan suku
bunga 10% didapat hasil sebesar Rp 922.644.238. Dengan hasil tersebut investasi proyek
Pengembangan Biodigester layak/menguntungkan karena memiliki nilai NPV > 0.
1.4.2

BCR (Benefit Cost Ratio)
Prinsip dasar metode ini adalah mencari indeks yang menggambarkan tingkat

efektifitas pemanfaatan biaya terhadap manfat yang diperoleh. Indeks ini dikenal sebagai
indeks Benefit Cost Ratio, yang secara matematis dirumuskan sebagai berikut.
BCR=

NPB
NPC

Keterangan:
BCR

= Benefit Cost Ratio

NPB

= Net present benefit

NPC

= Net present cost

Untuk mengetahui apakah suatu rencana investasi layak atau tidak setelah melalui
metode ini adalah:
3. BCR >1 Artinya investasi layak
4. BCR < 1 Artinya investasi tidak layak

Proyek Pembangunan Biodigester Desa Sumbersuko memiliki BCR sebesar:
BCR=

3.400 .457 .683
2.477 .813 .445

¿ 1,37
Sehingga Proyek Pembangunan Bank Sampah Desa Sumbersuko dinyatakan layak
karena memiliki nilai BCR > 1.
1.4.3

IRR (Internal Rate of Return)
IRR atau Internal Rate of Return adalah besaran yang menunjukkan harga discount

rate pada saat besaran NPV = 0. Dalam hal ini IRR dapat dianggap sebagai tingkat
keuntungan atas investasi bersih dalam suatu proyek, secara matematis dirumuskan sebagai
berikut:
'

NPV
(i ' ' −i' )
'
''
NPV −NPV
Untuk mengetahui apakah suatu rencana investasi layak atau tidak setelah melalui
IRR=i ' +

metode ini adalah:
3. IRR ≥ Suku bunga maka suatu proyek dikatakan layak
4. IRR < Suku bunga maka proyek dinyatakan tidak layak
dimana:
3. NPV’dengan suku bunga 10% sebesar Rp 922.644.238
4. NPV’’ dengan suku bunga 12% sebesar Rp 705.804.034
sehingga:
IRR=10 +

922.644 .238
(12 −10 )
922.644 .238−705.804 .034
¿ 18,5 (layak )

1.4.4

PBP (Payback Period)
Periode pengembalian atau jangka waktu pengembalian modal (Payback Period)

adalah jangka waktu yang diperlukan untuk mengembalikan modal suatu investasi, dihitung
dari aliran kas bersih (net). Aliran kas bersih adalah selisih pendapatan (revenue) terhadap
pengeluaran (expenses) per tahun. Rumus periode pengembalian jika arus kas per tahun
jumlahnya berbeda adalah sebagai berikut.
Payback Period =n+

(a−b)
× 1tahun
(c−b)

Keterangan:
n = Tahun terakhir dimana jumlah arus kas masih belum bisa menutup investasi mulamula
a = Jumlah investasi mula-mula
b = Jumlah kumulatif arus kas pada tahun ke n
c = Jumlah kumulatif arus kas pada tahun ke n + 1
Kriteria kelayakan:
1. Proyek dikategorikan sebagai proyek yang layak jika masa pemulihan modal lebih
pendek dari pada usia ekonomis proyek.
2. Proyek dikategorikan sebagai proyek yang tidak layak jika masa pemulihan modal
lebih lama dari pada usia ekonomis proyek yang bersangkuatan.
Berikut hasil perhitungan PBP pada Proyek Pembangunan Bank Sampah Desa
Sumbersuko:
Payback Period=1+

(654.940 .000−438.442.806)
×1 tahun
(884.995 .495−438.442.806)
¿ 0 , 5(5 Bulan)

1.5

Kesimpulan Analisis Kelayakan Proyek
Berdasarkan hasil perhitungan NPV, IRR, BCR dan PBP dapat dikatakan bahwa

Proyek Pembangunan Bank Sampah Desa Sumbersuko layak untuk dijalankan. Berikut
rincian hasil analisis kelayakan proyek.
1.
2.
3.
4.

NPV
BCR
IRR
PBP

= Rp 922.644.238 NPV > 0
= 1,37  BCR > 1
= 18,5%  IRR ≥ suku bunga (i’) 10% dan suku bunga (i”) 12%
= 5 Bulan

5.
6.

DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik. 2014. Statistik Kabupaten Malang dalam Angka. Malang: BPS

Badan Pusat Statistik. 2014. Statistik Kecamatan Wagir dalam Angka. Malang: BPS
7.

BIRU (Biogas Rumah Tangga). 2010. Model Instalasi Biogas Indonesia Panduan
Konstruksi. Jakarta: TIM BIRU.

8.

Direktorat Budidaya Ternak Ruminansia. 2008. Pedoman Umum Pengembangan

Biogas

Asal Ternak Bersama Masyarakat (BATAMAS). Jakarta: Departemen

Pertanian.
9.

Rahayu, Sugi dkk. 2009. Pemanfaatan Kotoran Ternak Sapi Sebagai Sumber Energi
Alternatif Ramah Lingkungan Beserta Aspek Sosio Kulturalnya. Yogyakarta. Vol
13(2). (diakses pada tanggal 20 September 2014)

10.

Simamora, S., Salundik. Wahyuni, S., & Surajudin. 2005. Membuat biogas pengganti
bahan bakar minyak & gas dari kotoran terkan. Bogor: PT Agromedia Pustaka.

11.

Wahyuni, Sri. 2011. Menghasilkan Biogas dari Aneka Limbah. Jakarta: AgroMedia
Pustaka.

12.

Wiratmana, I Putu Awing dkk. 2012. Studi Eksperimental Pengaruh Variasi Bahan
Kering Terhadap Produksi dan Nilai Kalor Biogas Kotoran Sapi. Bali. Jurnal Energi
dan Manufaktur Vol 5(1) hal 1-97. (diakses pada tanggal 20 September 2014)
13.

14.
15.
No
18.
1
21.
2
24.
3
27.
4
30.
31.

16.

Pembagian JOBDESK

Nama

17.
20.

Job Description

19.

Yan Akhbar Pamungkas

Profil Proyek, PBP

22.

Najib Azka Dalila

23.

IRR

25.

Bagus Setiawan

26.

NPV

28.

Friga AP

29.

BCR

Dokumen yang terkait

Keanekaragaman Makrofauna Tanah Daerah Pertanian Apel Semi Organik dan Pertanian Apel Non Organik Kecamatan Bumiaji Kota Batu sebagai Bahan Ajar Biologi SMA

26 317 36

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

FREKWENSI PESAN PEMELIHARAAN KESEHATAN DALAM IKLAN LAYANAN MASYARAKAT Analisis Isi pada Empat Versi ILM Televisi Tanggap Flu Burung Milik Komnas FBPI

10 189 3

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

Pencerahan dan Pemberdayaan (Enlightening & Empowering)

0 64 2

KEABSAHAN STATUS PERNIKAHAN SUAMI ATAU ISTRI YANG MURTAD (Studi Komparatif Ulama Klasik dan Kontemporer)

5 102 24

Analisis Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Kerajinan Tangan Di Desa Tutul Kecamatan Balung Kabupaten Jember.

7 76 65