Ekonomi Pembangunan nasional doc (14)

Ekonomi Pembangunan
Jumat, 30 Mei 2014
Artikel Ekonomi Pembangunan
#http://ratihmeriyunita.blogspot.co.id/2014/05/artikel-ekonomipembangunan.html

Teori Ekonomi Pembangunan

KONSEP PERTUMBUHAN DAN PEMBANGUNAN EKONOMI
Perkembangan ekonomi mengacu pada masalah negara terbelakang, sedang pertumbuhan
mengacu pada masalah negara maju. Menurut Schumpeter, perkembangan adalah perubahan
spontan dan terputus-putus dalam keadaan stasioner yang senantiasa mengubah dan mengganti
situasi keseimbangan yang ada sebelumnya. Sedangkan pertumbuhan adalah perubahan jangka
panjang secara perlahan dan mantap yang terjadi melalui kenaikan tabungan dan penduduk.
Bedanya pertumbuhan dengan pembangunan adalah bahwa pertumbuhan lebih melihat kepada
target, sedang pembangunan melihat prosesnya. Namun demikian, istilah perkembangan
ekonomi digunakan secara bergantian dengan istilah pertumbuhan ekonomi, kesejahteraan
ekonomi, kemajuan ekonomi dan perubahan jangka panjang.
Ekonomi pembangunan bukan merupakan ilmu yang baru karena pada dasarnya ekonomi
pembangunan ini bangkit kembali dari tidur lelapnya. Memang selama ini bidang yang satu ini
agak terabaikan dengan beberapa alasan diantaranya :
1. Beberapa negara berkembang sebelum PD II adalah merupakan daerah jajahan, sehingga

para penjajah beranggapan untuk tidak perlu memperhatikan perkembangan daerah
penjajahannya.
2. Kurangnya usaha para pemimpin masyarakat yang dijajah untuk membahas masalahmasalah pembangunan ekonomi. Mereka memiliki dasar pembenar bahwa pembangunan
ekonomi bisa dilakukan bila penjajahan berakhir.
3. Di lingkungan ekonomi, penelitian dan analisis mengenai masalah pembangunan ekonomi
masih terbatas. pada era tersebut, para ekonom barat memusatkan perhatiannya pada bagaimana

mengatasi masalah kemelesetan ekonomi dan pengangguran karena pada dekade awal abad 20,
depresi dan pengangguran merupakan masalah yang utama.
Kondisi demikian mulai berubah pasca PD II. Segenap perhatian terhadap pembangunan
ekonomi mulai tercurah dengan pesat. Hal ini didasari oleh beberapa alasan, yaitu :
1. Kemauan dan keinginan dari negara-negara bekas jajahan untuk mengejar ketertinggal
mereka dengan negara-negara bekas penjajahnya. misalnya Indonesia, India, Pakistan, Korea.
negara-negara tersebut relatif miskin dan menghadapi masalah kependudukan yang sangat serius.
2. Berkembangnya perhatian negara-negara maju terhadap Negara Sedang Berkembang dengan
alasan kemanusiaan sehingga mereka bersedia untuk membantu proses pembangunan di NSB.
(alasan ekonomi)
3. Alasan yang lain adalah untuk memperoleh dukungan dalam perang ideologi antara Blok
Barat dengan Blok Timur. (alasan politis).
2. Ruang Lingkup Ekonomi Pembangunan

Ada beberapa cakupan bahasan dalam Ekonomi Pembangunan diantaranya adalah :
1. Pertumbuhan Ekonomi,
2. Kemiskinan,
3. Pembentukan Modal,
4. Pengerahan Tabungan Dan
5. Bantuan Luar Negeri.
Memang dalam perkembangannya terjadi banyak pro dan kontra mengenai topik yang menjadi
bahasan dalam ekoomi pembangunan, hal ini dipicu oleh miskinnya teori-teori pendukung yang
dapat menciptakan kerangka dasar yang berlaku secara generik dalam memberikan gambaran
mengenai proses pembangunan ekonomi. Meski demikian bukan berarti bahwa pola analisis
ekonomi tidak dapat dijamah sama sekali. karena itu pada hakekatnya pembahasan dalam
ekonomi pembangunan dapat dimasukkan dalam dua kelompok.
Kelompok pertama, adalah pembahasan mengenai pembangunan ekonomi baik yang deskriptif
maupun analistis yang memberikan gambaran tentang berbagai sifat perekonomian dan
masyarakat di NSB serta implikasi sifat-sifat tersebut untuk pembangunan ekonomi di kawasan
yang bersangkutan.
Kelompok kedua bersifat memberikan berbagai pilihan kebijaksanaan pembangunan yang dapat
dilaksanakan dalam upaya untuk mempercepat proses pembangunan di NSB.
Dengan uraian tersebut maka dapatlah dirumuskan bahwa, Ekonomi Pembangunan adalah suatu
cabang dari ilmu ekonomi yang menganalisis masalah-masalah yang dihadapi NSB dan mencari

cara-cara untuk mengatasi masalah-masalah itu agar negara-negara tersebut dapat membangun
ekonominya lebih cepat lagi (
Arsyad;1999:6).
Selain itu diartikan juga bahwa : Ilmu Ekonomi Pembangunan adalah ilmu yang memperlajari
pembangunan ekonomi . (Hakim;2002:8).
Sedangkan yang dimaksudkan dengan Pembangunan Ekonomi , dikatakan ada atau terjadi jika
Pendapatan Nasional riil sebuah negara berubah dari tingkat statis dan kemudian mampu
bertumbuh dalam tingkat 5 sampai 7 persen atau lebih dalam kurun waktu yang panjang.
Pengertian yang lain mengatakan bahwa Pembangunan Ekonomi dikatakan ada atau terjadi jika
pendapatan nasional riil per kapita sebauah negara (diukur dalam GNP riil perkapita atau dalam
GDP riil perkapita) berubah dari tingkat statis dan kemudian mampu tumbuh dalam tingkat 5

sampai 7 persen atau lebih dalam kurun waktu yang panjang.
Diakui bahwa memang masing-masing definisi tersebut mengandung banyak kelemahan, dan
seiring dengan perkembangan jaman maka Pembangunan Ekonomi diartikan sebagai berikut :
upaya penghapusan atau pengurangan tingkat kemiskinan, penanggulangan ketimpangan tingkat
pendapatan antara penduduk, dan penyediaan lapangan kerja dalam konteks yang terus
berkembang, serta upaya untuk mengatasi keterbatasan pola pikir dari masyarakat negara-negara
berkembang.
Pengertian yang lain mengatakan bahwa Pembangunan Ekonomi bisa diartikan sebagai kegiatankegiatan yang dilakukan suatu negara untuk mengembangkan kegiatan ekonomi dan taraf hidup

masyarakatnya.
Pembangunan Ekonomi pada umumnya didefinisikan sebagai suau proses yang menyebabkan
kenaikan pendapatan riil per kapita penduduk suatu negara dalam jangka panjang yang disertai
oleh perbaikan sistem kelembagaan. Kesimpulannya adalah bahwa dalam pembangunan
ekonomi mengandung hal-hal sebagai berikut :
1. Suatu proses yang berarti perubahan yang terjadi secara terus menerus.
2. Usaha untuk menaikkan pendapatan perkapita
3. Kenaikan pendapatan perkapita itu harus terus berlangsung dalam jangka panjang
4. Perbaikan sistem kelembagaan di segala bidang (misalnya ekonomi, politik, hukum, sosial
dan budaya). Sistem kelembagaan ini bisa ditinjau dari 2 aspek yaitu aspek perbaikan di bidang
organisasi (institusi) dan perbaikan di bidang regulasi (baik legal formal maupun informal).
Konsep lainnya, yang tidak kalah pentingnya dalam Ekonomi Pembangunan adalah
Pertumbuhan Ekonomi. Konsep ini menekankan pada proses kenaikan GNP atau GDP tanpa
memperhatikan kondisi pertumbuhan penduduk dan perubahan struktur ekonomi. dan teknik
produksi baru juga harus ditingkatkan.
Pembentukan Modal Tetap Bruto
3. Persyaratan Dasar Pembangunan Ekonomi
Pembangunan ekonomi tidak dapat dicapai semata-mata dengan menyingkirkan hambatan yang
menghalangi kemajuan ekonomi. Pendorong utama pertumbuhan ekonomi ialah: upaya untuk
berhemat (ekonomis), peningkatan pengetahuan atau penerapannya dibidang produksi, dan

peningkaan jumlah modal atau sumber lain perkepala.
Tiga konsep ini nampaknya bisa dibedakan tetapi tidak bisa dipisahkan. Untuk mencapai asa
itulah beberapa persyaratan pembangunan diperlukan, yaitu:
maksudnya bahwa pertumbuhan harus1. Atas dasar kekuatan sendiri bertumpu pada kekuatan
sendiri. Kekuatan luar adalah sebagai pelengkap kekuatan nasional, membantu bukan
menggantikan. Ketergantungan pada luar negeri hanya akan menguntungkan pemodal asing yang
akan menguras sumber-sumber kekayaan alam dalam negeri saja.
ketidak sempurnaan pasar mengakibatkan immobilitas2. Menghilangkan ketidak sempurnaan
pasar faktor dan menghambat ekspansi sektoral dan pembangunan. Untuk meniadakannya, maka
lembaga sosio ekonomi yang ada harus diperbaiki dan diganti dengan yang lebih baik. Fasilitas
kredit yang murah dan lebih luas harus disediakan bagi para petani, pedagang kecil dan
usahawan dan pengetahuan mereka mengenai pasar dan teknik produksi harus ditingkatkan.
mengandung arti peralihan dari masyarakat tradisional menjadi ekonomi3. Perubahan
struktural industri modern, yang mencakup peralihan lembaga, sikap sosial dan motivasi yang
ada secara radikal, perubahan struktural semacam ini meyebabkan kesempatan kerja semakin
banyak dan produktivitas meningkat serta penggunaan sumber daya baru dan teknologi juga akan

semakin meningkat.
Ada yang menyebutkan hal ini sebagai kunci4. Pembentukan modal utama pembangunan
ekonomi. Proses pembentukan modal melewati tiga tahapan, yaitu (1) kenaikan volume tabungan

nyata yang tergantung pada kemauan dan kemampuan menabung, (2) keberadaan lembaga kredit
dan keuangan untuk menggalakkan dan menyalurkan tabungan agar dapat dialihkan menjadi
dana yang dapat diinvestasikan, dan (3) penggunaan tabungan untuk tujuan investasi dalam
barang-barang modal dalam perusahaan, pembentukan modal biasanya dibarengi dengan
pembentukan keahlian karena keahlian berjalan seiring dengan pembentukan modal.
Kriteria investasi harus memenuhi5. Kriteria investasi yang tepat persyaratan: penggunaan
paling produktif, proyek diarahkan pada peningkatan manfaat buruh secara maksimum,
diarahkan pada pemanfaatan bahan dalam negeri, pertumbuhan yang seimbang (menjamah
semua ranah sektor perekonomian).
perbedaan tetap diakui ada tetapi6. Persyaratan sosio budaya jangan dijadikan wahana untuk
saling merugikan satu sama lain.
menciptakan good government dan clean government,7. Administrasi kebutuhan akan
pemerintahan yang bersih dan berwibawa akan sangat mendukung pelaksanaan pembangunan
ekonomi. Pemerintah harus memberikan layanan kepada masyarakat kapan saja dibutuhkan
untuk mendorong pembangunan ekonomi, ketertiban, keadilan, pertahanan dan lain-lainnya.
5. Evolusi Makna Pembangunan
Sejak semula yang membedakan negara maju dengan NSB adalah pendapatan rakyatnya.
Dengan ditingkatkannya pendapatan perkapita diharapkan masalah-masalah seperti
pengangguran, kemiskinan, dan ketimpangan distribusi pendapatan yang dihadapi NSB dapat
terpecahkan, misalnya melalui apa yang dinamakan dengan “dampak merembes ke bawah”

(trickle down effect) (Kuncoro;2000:7). Indikator keberhasilan pembangunan semata-mata
dilihat dari meningkatnya GNP perkapita riil. Artinya kata kunci dalam pembangunan adalah
pembentukan modal. Karena itu dikatakan bahwa akselerasi pembangunan yang dianggap paling
tepat adalah dengan mengundang pemodal asing dan melakukan industrialisasi.
Paradigm tersebut sejatinya diilhami oleh Pengalaman Negara-negara Eropa (eurocentrism)
(Hettne, 1991 dalam Kuncoro;2000:8). Paham ini ditandai dengan munculnya kapitalisme,
naiknya masyarakat borjuis sebagai kelas yang dominan, relative berhasilnya revolusi industry
dan diperkenalkannya pertumbuhan sebagai ide perkembangan masyarakat. Mainstream Eropa
diterjemahkan lebih lanjut oleh model Liberal, strategi kapitalis Negara, model soviet dan
Keynesianisme. Model liberal mendasarkan diri pada berlangsungnya mekanisme pasar,
industrialsiasi yang bertahap dan perkembangan teknologi, kapitalis merupakan reaksi dari
paradigm modernisasi, sedangkan Keynesian merupakan manifestasi dari kapitalisme yang telah
mencapai tahap dewasa yang intinya menghendaki campur tangan peemrintah dalam upaya
meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
6. Paradigma Baru Dalam Pembangunan
Pertumbuhan (growth) tidak sama dengan pembangunan (development). Pertumbuhan ekonomi
sarat dengan masalah-masalah pengangguran, kemiskinan di perdesaan, distribusi pendapatan
yang timpang dan ketidakseimbangaan structural (Sjahrir dalam Kuncoro;2000:9). Fakta ini yang
agaknya memperkuat keyakinan bahwa pertumbuhan ekonomi merupakan syarat yang
diperlukan (necessary) tetapi tidak mencukup (sufficient) bagi proses pembangunan.

Pertumbuhan ekonomi hanya mencatat peningkatan produksi barang dan jasa secara nasional,
sedangkan pembangunan ekonomi berdimensi lebih luas dari sekedar peningkatan pertumbuhan

ekonomi. Hal inilah yang menimbulkan pengkajian ulang tentang arti pembangunan sebagai
pergerakan ke atas dari seluruh system social, pertumbuhan dengan perubahan (growth with
change), terutama perubahan-perubahan nilai dan kelembagaan. Kondisi ini dilandasi argument
adanya dimensi kualitatif yang jauh lebih penting disbanding pertumbuhan ekonomi. Hal inilah
yang merupakan pemacu sekaligus pemicu munculnya paradigm baru dalam pembangunan
ekonomi.
Paradigma-paradigma baru dalam pembangunan yang dimaksud adalah pertumbuhan dengan
distribusi, kebutuhan pokok (basic needs), pembangunan mandiri (self reliant- growth),
pembangunan berkelanjutan dengan perhatian terhadap alam (ecodevelopment), pembangunan
yang memperhatikan ketimpangan pendapatan menurut etnis (ethnodevelopment). Karena itu
boleh dikatakan bahwa pembangunan harus dilihat sebagai proses yang multidimensi yang
mencakup tidak hanya pembangunan ekonomi, namun juga mencakup perubahan-perubahan
utama dalam struktur social, perilaku dan kelembagaan.
6. Manfaat Pembangunan Ekonomi
1. Output kekayaan dari masyarakat akan bertambah
2. Pilihan menjadi semakin luas
3. Memberikan kemampuan yang lebih besar kepada manusia untuk menguasai alam, dan

akan dapat mempertinggi kebebasan manusia untuk mengadakan suatu tindakan tertentu.
4. Dapat diperoleh suatu tambahan kebebasan untuk memilih kesenangan yang lebih luas.
Dalam perekonomian yang masih primitif orang dipaksa untuk bekerja keras hanya untuk
mempertahankan hidupnya untuk sekedar tidak mati.
5. Idealnya untuk mengurangi gap antara yang kaya dan yang miskin, antara negara maju dan
negara sedang berkembang.
6. Memungkinkan orang untuk memikirkan lebih banyak sifat-sifat kemanusiaan oleh karena
semakin banyaknya sarana yang tersedia. (Prayitno;1996:44).

FAKTOR-FAKTOR YANG MENENTUKAN PERTUMBUHAN EKONOMI
Proses pertumbuhan ekonomi dipengaruhi oleh dua macam faktor:
1. Faktor ekonomi
• Sumber alam atau tanah. Yang mencakup: kesuburan tanah, letak dan susunannya, kekayaan
hutan, mineral, iklim, sumber air, sumber lautan, dsb. Lewis: "Dengan hal-hal yang sama, orang
dapat mempergunakan dengan lebih baik kekayaan alamnya dibandingkan apabila mereka tidak
memilikinya."
• Akumulasi Modal. Modal berarti persediaan faktor produksi yang secara fisik dapat
direproduksi. Apabila stok modal naik dalam batas waktu tertentu maka disebut akumulasi modal
atau pembentukan modal.
Nurskse: "Makna pembentukan modal adalah masyarakat tidak melakukan keseluruhan

kegiatannya saat ini sekedar untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumsi yang

mendesak, tetapi mengarahkan sebagian daripadanya untuk pembuatan barang modal, alat-alat
dan perlengkapan, mesin dan fasilitas pengangkutan, pabrik dan peralatannya."
Kuznets: "rasio modal output marginal atau ICOR (incremental capital-output ratio; incremental
= marginal) memainkan peranan penting dalam pertumbuhan ekonomi modern".
• Organisasi. Organisasi berkaitan dengan penggunaan faktor produksi di dalam kegiatan
ekonomi. Organisasi bersifat melengkapi (komplemen) modal, buruh, dan membantu
meningkatkan produktivitasnya.
Dalam pertumbuhan ekonomi modern, wiraswastawan tampil sebagai organisator dan pengambil
resiko diantara ketidakpastian. Schumpeter: "wiraswastawan tidak perlu seorang kapitalis, tapi
berfungsi melakukan pembaruan (inovasi)." Contoh revolusi industri di Inggris.
• Kemajuan teknologi. Perubahan teknologi dianggap sebagai faktor paling penting di dalam
proses pertumbuhan ekonomi. Perubahan tersebut berkaitan dengan perubahan di dalam metode
produksi sebagai hasil pembaruan atau teknik penelitian baru. Perubahan ini menaikkan
produktivitas buruh, modal, dan faktor produksi lain.
Kuznets: lima pola penting pertumbuhan teknologi dalam pertumbuhan ekonomi modern, yaitu
(1) penemuan ilmiah,
(2) invensi,
(3) inovasi atau pembaruan,

(4) penyempurnaan,
(5) penyebarluasan penemuan.
• Pembagian kerja dan skala produksi. Spesialisasi dan pembagian kerja menimbulkan
peningkatan produktivitas. Adam Smith menekankan arti penting pembagian kerja bagi
perkembangan ekonomi. Pembagian kerja à perbaikan kemampuan produksi buruh à buruh lebih
efisien à menghemat waktu à mampu menemukan mesin baru à produksi meningkat.
2. Faktor non-ekonomi
• Lembaga atau faktor sosial dan budaya. Pendidikan dan kebudayaan di Barat membawa ke arah
penalaran (reasoning) dan skeptisisme à menanamkan semangat baru dan memunculkan kelas
pedagang baru à menghasilkan perubahan pandangan, harapan, struktur dan nilai-nilai sosial à
orang dibiasakan menabung dan berinvestasi dan menikmati resiko untuk memperoleh laba.
Lewis: "hasrat untuk berhemat", memaksimumkan output untuk input tertentu.
• Sumberdaya manusia. Pengembangan faktor manusia berkaitan dengan efisiensi dan
produktivitas, yang oleh ahli ekonomi disebut pembentukan modal insani, yaitu proses
peningkatan ilmu pengetahuan, keterampilan dan kemampuan seluruh penduduk negara ybs.
Jumlah penduduk yyang melonjak cepat merupakan penghambat bagi pembangunan di negara
berkembang.
• Faktor politik dan administratif. Stabilitas politik dan administrasi yang kokoh membantu

pertumbuhan ekonomi modern. Administrasi yang kuat, efisien, dan tidak korup sangat penting
bagi pembangunan ekonomi. Demikian juga dengan ketertiban, stabilitas dan perlindungan
hukum mendorong kewiraswastaan.
Struktur politik dan administrasi yang lemah merupakan penghambat besar bagi pembangunan
ekonomi negara terbelakang.
TEORI-TEORI PEMBANGUNAN
1. Teori Adam Smith
• Ahli ekonomi Klasik yang paling terkemuka.
• Bukunya yang terkenal: "An Inquiry into the Nature and Cause of the Wealth of Nations"
(1776).
• Meyakini doktrin hukum alam dalam persoalan ekonomi à orang dibiarkan mengembangkan
kepentingan pribadinya à setiap individu akan dibimbing oleh suatu "kekuatan yang tidak
terlihat" atau invisible hand, yaitu pasar persaingan sempurna. Jadi, jika semua orang dibiarkan
bebas akan memaksimalkan kesejahteraan mereka secara agregat.
• Teori pertumbuhan ekonomi:
(1) pembagian kerja,
(2) proses pemupukan modal,
(3) agen pertumbuhan ekonomi,
(4) proses pertumbuhan.
• Pembagian kerja: meningkatnya keterampilan kerja, penghematan waktu dalam memproduksi
barang, penemuan mesin yang sangat menghemat tenaga.
• Proses pemupukan modal: kaum kapitalis dan tuan tanah yang mampu menabung, sedangkan
kelompok pekerja diperkirakan tidak mampu menabung. Mengapa pemilik modal menanamkan
modalnya? Iklim investasi? Tingkat suku bunga?
2. Teori Ricardian
• Buku David Ricardo: "The Principles of Political Economy and Taxation" (1917).
• Teori distribusi, dengan asumsi:
(1) seluruh tanah digunakan untuk produksi gandum dan angkatan kerja dalam
pertanian membantu menentukan distribusi industri,
(2) berlaku "law of diminishing return" bagi tanah,
(3) persediaan tanah tetap,
(4) permintaan akan gandum inelastis,
(5) buruh dan modal merupakan input variables,
(6) keadaan pengetahuan teknis adalah tertentu atau given,
(7) upah buruh cukup untuk hidup minimal,
(8) harga penawaran buruh tertentu dan tetap,
(9) permintaan akan buruh tergantung pada pemupukan modal,
(10) terdapat persaingan yang sempurna,
(11) pemupukan modal dihasilkan dari keuntungan.
• Atas dasar asumsi tersebut di atas, Ricardo membangun teorinya tentang saling hubungan
antara tiga kelompok dalam perekonomian yaitu tuan tanah, kapitalis, dan buruh. Masing-masing

kelompok mendapatkan uang sewa, keuntungan, dan upah.
• Sewa per unit buruh adalah perbedaan antara produk rata-rata dan produk marginal. Atau
keseluruhan sewa sama dengan perbedaan antara produk rata-rata dengan produk marginal
dikalikan dengan banyaknya tenaga kerja dan modal yang digunakan dalam pengolahan tanah.
• Tingkat upah ditentukan oleh cadangan upah dibagi dengan jumlah buruh.
• Keuntungan merupakan kekayaan yang disisihkan untuk pembentukan modal, yang
dipengaruhi oleh dua faktor yaitu kemampuan dan kemauan untuk menabung.
3. Teori Keynes
• Tidak menganalisa masalah-masalah negara terbelakang, tetapi berkaitan dengan negara
kapitalis maju.
• Bukunya yang terkenal The General Theory of Employment, Interest and Money.
• Pendapatan total merupakan fungsi dari pekerjaan total dalam suatu negara.
• D Y = K D I, K = multiplier, hubungan antara kenaikan investasi dan pendapatan, yaitu
kenaikan tertentu pada investasi menyebabkan kenaikan yang berlipat pada pendapatan melalui
kecenderungan berkonsumsi.
• Syarat pokok kemajuan ekonomi:
(1) kemampuan mengendalikan penduduk,
(2) kebulatan tekad menghindari perang dan perselisihan sipil,
(3) kemauan untuk mempercayai ilmu pengetahuan, mempedomani hal-hal yang
benar- benar sesuai dengan iilmu pengetahuan,
(4) tingkat akumulasi yang ditentukan oleh margin antara produksi dan konsumsi.
4. Teori Schumpeter
• Joseph Alois Schumpeter pertama kali mengemukakan teori pertumbuhan ekonominya dalam
buku "Theory of Economic Development" (1911).
• Asumsi: perekonomian persaingan sempurna yang berada dalam keseimbangan mantap (tak ada
laba, tidak ada suku bunga, tidak ada tabungan, tidak ada investasi, tidak ada pengangguran
terpaksa). Keseimbangan ini ditandai "arus sirkuler".
• Pembangunan adalah perubahan yang spontan dan terputus-putus pada saluran-saluran arus
sirkuler tersebut, gangguan terhadap keseimbangan yang selalu mengubah dan mengganti
keadaan keseimbangan yang ada sebelumnya. Unsur utama pembangunan adalah inovasi.
• Inovasi terdiri dari
(1) pengenalann barang baru,
(2) pengenalan metode produksi baru,
(3) pembukaan pasar baru,
(4) penguasaan sumber penawaran baru bahan mentah atau barang semi
manufaktur,
(5) pembentukan organisasi baru pada setiap industri seperti penciptaan monopoli.
• Pengusaha merupakan tokoh kunci di dalam analisa Schumpeter. Pengusaha adalah
inovator.
• Menurutnya, matinya kapitalis disebabkan tiga hal:
(1) kemerosotan fungsi kewiraswastaan,
(2) kehancuran keluarga borjuis,

(3) kerusakan kerangka kelembagaan masyarakat kapitalis.
5. Teori Dualistik
Dualisme: keadaan bersifat ganda, tidak seragam.
Teori dualistik masyarakat dari J.H. Boeke:
• Teorinya tentang "dualisme masyarakat" merupakan teori umum pembangunan masyarakat dan
pembangunan ekonomi negara terbelakang yang terutama didasarkan pada hasil kajiannya
terhadap perekonomian Indonesia.
• Tiga ciri manusia: semangat sosial, bentuk organisasi, dan teknik yang mendominasinya.
• Dua sistem sosial yang sangat berbeda, namun berdampingan. Sistem sosial yang satu tidak
dapat menguasai yang lainnya, secara sepenuhnya.
• Kritik atas teori Boeke:
(1) keinginan tidak terbatas,
(2) buruh lepas bukan tidak terorganisasi,
(3) mobilitas penduduk,
(4) dualisme bukan khas ekonomi terbelakang,
(5) dapat diterapkan pada masyarakat Barat,
(6) bukan suatu teori tetapi deskripsi,
(7) peralatan teori ekonomi Barat dipakai di masyarakat Timur,
(8) tidak memberikan pemecahan terhadaap masalah pengangguran.
Teori dualistik teknologi dari Benyamin Higgins:
• Dualisme teknologi berarti penggunaan berbagai fungsi produksi pada sektor maju dan sektor
tradisional dalam perekonomian terbelakang.
• Higgins membangun teorinya di sekitar dua barang, dua faktor produksi dan dua sektor dengan
kekayaan faktor dan fungsi produksinya.
• Sektor industri vs non industri, perbedaan produktivitas disebabkan oleh:
(1) modal,
(2) penggunaan penggetahuan,
(3) organisasi.
• Kritik atas teori Higgins:
(1) koefisien tidak tetap di sektor industri,
(2) harga faktor tidak tergantung pada kekayaan faktor,
(3) mengabaikan faktor kelembagaan,
(4) mengabaikan penggunaan teknik penyerap buruh,
(5) besarnya dan sifat pengangguran tersembunyi tidak jelas.
Teori dualistik finansial dari Mynt:
• Pasar uang terorganisir vs non terorganisir
• Sektor industri dan pertanian
• Bunga tinggi, rentenir, tuan tanah, sistem ijon, pedagang perantara, dsb.

Dualisme Regional:
• Ketidakseimbangan tingkat pembangunan antara region atau daerah karena penggunaan modal.
• Ketidakseimbangan antar kota.
• Ketidakseimbangan antara pusat dan daerah.
6. Konsep Pertumbuhan Tidak Berimbang
• Investasi seyogyanya dilakukan pada sektor yang terpilih daripada secara serentak di semua
sektor ekonomi.
• Rostow: "agar suatu ekonomi dapat melampaui tahap masyarakat tradisional dan mencapai
tahap tinggal landas maka yang penting ialah meningkatkan laju investasi produktif dari 5% atau
kurang hingga menjadi 10% atau lebih".
• Strategi Hirchman: "dengan sengaja tidak menyeimbangkan perekonomian, sesuai dengan
strategi yang dirancang sebelumnya, adalah cara yang terbaik untuk mencapai pertumbuhan pada
suatu negara terbelakang. Investasi pada industri atau sektor-sektor perekonomian yang strategis
akan menghasilkan kesempatan investasi baru dan membuka jalan bagi pembangunan ekonomi
lebih lanjut. Pembangunan sebagai rantai disequilibrium".
• Menimpangkan perekonomian melalui modal overhead sosial (MOS) dan melalui kegiatan
langsung produktif (KLP).
• Penilaian: realistis dan memopertimbangkan semua aspek perencanaan pembangunan.
• Keterbatasan:
(1) kurang perhatian pada komposisi, arah dan saat pertumbuhan tidak berimbang,
(2) mengabaikan perlawanan,
(3) di luar kemampuan negara terbelakang,
(4) kekurangan fasilitas dasar,
(5) kekurangan mobilitas faktor,
(6) timbulnya tekanan inflasi,
(7) dampak-kaitan tidak didasarkan data,
(8) terlalu banyak penekanan pada keputusan investasi.
7. Teori Rostow
Lima tahap pertumbuhan ekonomi:
(1) masyarakat tradisional,
(2) prasyarat untuk tinggal landas,
(3) tinggal landas,
(4) dewasa (maturity),
(5) masa konsumsi massal.
• Masyarakat tradisional: suatu masyarakat yang strukturnya berkembang di sepanjang fungsi
produksi berdasarkan ilmu dan teknologi pra-Newton dan sebagai hasil pandangan pra-Newton
terhadap dunia fisika.
• Prasyarat tinggal landas merupakan masa transisi dimana prasyarat-prasyarat pertumbuhan

swadaya dibangun atau diciptakan. Di Eropa Barat, prasyarat tinggal landas didorong atau
didahului oleh empat kekuatan yaitu renesans atau era pencerahan, kerajaan baru, dunia baru,
dan agama baru atau reformasi.
• Tahap tinggal landas merupakan titik yang menentukan di dalam kehidupan suatu masyarakat
ketika pertumbuhan mencapai kondisi normal dan kekuatan modernisasi berhadapan dengan
adat-istiadat dan lembaga-lembaga. Periode ini memerlukan waktu dua dasawarsa. Tiga syarat
tinggal landas adalah
(1) kenaikan laju investasi produktif, misalnya dari 5% atau kurang ke lebih dari 10%
dari pendapatan nasional,
(2) perkembangan salah satu atau beberapa sektor manufaktur penting dengan laju
pertumbuhan yang tinggi,
(3) hadirnya secara cepat kerangka politik, sosial dan organisasi yang menampung hasrat
ekspansi di sektor modern tersebut dan memberikan daya dorong pada pertumbuhan.
• Tahap maturity didefinisikan sebagai tahap ketika masyarakat telah dengan efektif menerapkan
serentetan teknologi modern terhadap keseluruhan sumberdaya mereka.
• Era konsumsi massa besar-besaran ditandai dengan migrasi ke pinggiran kota, pemakaian
mobil secara luas, barang-barang konsumen dan peralatan rumah tangga yang tahan lama. Pada
tahap ini perhatian masyarakat beralih dari penawaran ke permintaan, dari persoalan produksi ke
konsumsi dan kesejahteraan dalam arti luas.
8. Teori Leibenstein
• Terkenal dengan teori Upaya Minimum Kritis Leibenstein.
• Tesis: negara terbelakang dicekam oleh lingkaran setan kemiskinan yang membuat mereka
tetap berada di sekitar tingkat keseimbangan pendapatan per kapita yang rendah.
• Untuk mengatasinya dengan "upaya minimum kritis" tertentu yang akan menaikkan pendapatan
per kapita pada tingkat di mana pembangunan yang berkesinambungan dapat dipertahankan.
• Setiap ekonomi tunduk pada "goncangan" (yang menurunkan Y/cpt) dan "rangsangan" (yang
meningkatkan Y/cpt).
• Laju pertumbuhan penduduk merupakan fungsi dari pendapatan per kapita.
9. Teori Myrdal
• Teori Myrdal mengenai Dampak Balik (backwash effects)
• Gunar Myrdal: Economic Theory and Underdeveloped Regions (1957)
• Pembangunan ekonomi menghasilkan suatu proses sebab-menyebab sirkuler yang membuat si
kaya mendapat keuntungan semakin banyak, dan mereka yang tertinggal di belakang menjadi
semakin terhambat. Dampak balik (backwash effects) cenderung membesar dan dampak sebar
(spread effects) cenderung mengecil. Secara kumulatif kecenderungan ini semakin memperburuk
ketimpangan internasional dan menyebabkan ketimpangan regional diantara negara-negara
terbelakang.
• Tesis Myrdal: membangun teori keterbelakangan dan pembangunan ekonominya di sekitar ide
ketimpangan regional pada taraf nasional dan internasional.
• Ketimpangan regional: berkaitan erat dengan sistem kapitalis yang dikendalikan oleh motif
laba.
• Ketimpangan internasional: perdagangan internasional mungkin mempunyai dampak surut

yang kuat pada negara terbelakang.
10. Teori Pembangunan Ekonomi Fei-Ranis
• John Fei dan Gustav Ranis dalam "A Theory of Economic Development" menelaah proses
peralihan yang diharapkan akan dilewati suatu negara terbelakang untuk beranjak dari keadaan
stagnasi ke arah pertumbuhan swadaya.
• Merupakan penyempurnaan dari teori Lewis mengenai persediaan buruh yang tidak terbatas.
• Teori Fei-Ranis: Suatu negara yang kelebihan buruh dan perekonomiannya miskin sumberdaya,
sebagian besar penduduk bergerak disektor pertanian di tengah pengangguran yang hebat dan
tingkat pertumbuhan penduduk yang tinggi. Ekonomi pertaniannya mandeg. Di sana terdapat
sektor industri yang aktif dan dinamis. Pembangunan terdiri dari pengalokasian kembali surplus
tenaga kerja pertanian yang sumbangannya terhadap output nol, ke industri dimana mereka
menjadi produktif dengan upah yang sama.
• Asumsi yang digunakan:
(1) ekonomi dua-muka yang terbagi dalam sektor pertanian tradisional yang mandeg dan sektor
industri yang aktif,
(2) output sektor pertanian adalah fungsi dari tanah dan buruh saja,
(3) di sektor pertanian tidak ada akumulasi modal, kecuali reklamasi,
(4) penawaran tanah bersifat tetap,
(5) kegiatan pertanian ditandai dengan hasil (return to scale) yang tetap dengan buruh
sebagai faktor variabel,
(6) produktivitas marginal buruh nol,
(7) output sektor industri merupakan fungsi dari modal dan buruh saja,
(8) pertumbuhan penduduk sebagai fenomena eksogen,
(9) upah nyata di sektor pertanian dianggap tetap dan sama dengan tingkat pendapatan
nyata sektor pertanian,
(10) pekerja di masing-masing sektor hanya mengkonsumsikan produk-produk pertanian.
• Berdasar asumsi tersebut, telaah pembangunan ekonomi surplus-buruh menjadi 3 tahap: (1)
para penganggur tersamar, dialihkan dari pertanian ke industri dengan upah
institusional yang sama,
(2) pekerja pertanian menambah keluaran pertanian tetapi memproduksi lebih kecil
daripada upah institusional yang mereka peroleh,
(3) buruh pertanian menghasilkan lebih besar daripada perolehan upah institusional.
• Penilaian: keunggulan pokok dari teori ini adalah bahwa ia menunjukkan arti
penting produk pertanian di dalam menghimpun modal di negara berkembang.
• Kritik:
(1) asumsi persediaan tanah tetap, tapi dalam jangka panjang sebenarnya berubah (2) asumsi
upah institusional tetap yang lebih tinggi dari MPP, padahal tidak,
(3) asumsi upah institusional di sektor pertanian adalah tetap,
(4) asumsi tentang model atau ekonomi tertutup,
(5) komersialisasi pertanian menjurus ke inflasi,
(6) MPP bukan nol.

11. Teori Ketergantungan
• Sebagian terbesar (sekitar 80%) penduduk di negara-negara dunia ketiga tinggal di daerah
perdesaan. Mereka umumnya (sekitar 66%) bekerja di sektor pertanian. Padahal sumbangan
sektor pertanian terhadap produk nasional kotor (GDP) hanya 32%.
• Di negara berkembang, sektor pertanian memiliki produktivitas yang rendah, teknologi
pertaniannya primitif, organisasinya tidak baik, terbatasnya input modal fisik dan tenaga kerja
yang terdidik/terampil.
• Umumnya perekonomian di negara-negara yang sedang berkembang berorientasi pada
produksi bahan-bahan pokok sebagai saingan dari kegiatan-kegiatan produk sekunder (industri)
dan tersier (jasa). Komoditi pokok ini merupakan ekspor yang penting ke negara lain.
• Teori ketergantungan merupakan bagian dari "model-model strukturalis internasional", yang
secara esensial memandang negara-negara dunia ketiga sebagai benda yang diatur oleh kekakuan
struktur ekonomi dan institusional serta terperangkap dalam suasana 'ketergantungan' dan
'dominasi' terhadap negara-negara kaya. Terdapat dua jalur dalam model strukturalis
internasional ini yaitu model dependensi 'neo-kolonial' dan model 'paradigma tiruan/palsu'.
• Model dependensi neo-kolonial merupakan sisa-sisa pertumbuhan dari pemikiran Marxis. Ciri
pemikiran ini adalah eksistensi dan memelihara keterbelakangan dunia ketiga, terutama sekali
terhadap evolusi historis mengenai sistem kapitalis internasional yang betul-betul tidak sama
dalam hubungan negara-negara kaya dan negara-negara miskin.
• Model paradigma tiruan/palsu yaitu atribut keterbelakangan dunia ketiga mengenai kesalahan
dan ketidaksesuaian nasehat yang diperoleh dengan baik tetapi negara maju/donor seringkali
kurang jelas atau kekurangan bahan mengenai kondisi atau latar belakang masing-masing negara
yang sedang berkembang. Negara maju/donor memberikan konnsep-konsep yang besar, struktur
teoritikal yang baik dan model-model ekonometrik yang kompleks mengenai pembangunan yang
seringkali menimbulkan kekurangsesuaian atau menimbulkan kebijakan-kebijakan yang keliru
karena faktor-faktor institusional dan struktural (pemilikan tanah tak adil, pembagian kredit yang
timpang, pengendalian finansial yang tidak tepat, dsb).

INDIKATOR PEMBANGUNAN
Meier (1995:7) mengatakan bahwa pembangunan ekonomi adalah suatu proses dimana
pendapatan perkapita suatu Negara meningkat selama kurun waktu yang panjang, dengan catatan
bahwa jumlah penduduk yang hidup di bawah “garis kemiskinan absolute” tidak meningkat dan
distribusi pendapatan tidak semakin timpang. Dengan mencermati pengertian tersebut, Kuncoro
(2000:18) mengatakan maka indikator-indikator kunci pembangunan pada dasarnya dapat
diklasifikasikan ke dalam : indikator ekonomi adalah GNP per kapita, laju pertumbuhan
ekonomi, GDP perkapita dengan Purchasing Power Parity, sedangkan indikator social meliputi
HDI (Human Development Index) dan PQLI (Physical Quality Life Index) atau Indeks Mutu
Hidup

1. Indikator Ekonomi (indicator moneter)
■ Klasifikasi Negara-negara berkembang
Salah satu klasifikasi yang dibuat oleh Bank Dunia adalah :
low income economies.1. Negara-negara berpendapatan rendah ($675 atau kurang) pada
tahun 1993.
2. Negara-negara dengan pendapatan menengah ($ 675 – $ 8.355) pada middle income
economies. Kuncoro (2000:19) memilah lagitahun 1993 menjadi lower middle income
economies ($695-$2.785), upper middle income economies ($ >2785 – < $8.626).
3. Negara-negara dengan pendapatan tinggi ($8.356 lebih) pada tahun 1993.
(Hakim;2002:22).
4. Dunia (World) meliputi semua Negara di dunia termasuk Negara-negara yang datanya
langka dan dengan penduduk kurang dari 1 juta jiwa (Kuncoro;2000:19).
Tahun 1993, World Bank memperkenalkan beberapa sebutan bagi beberapa Negara, yaitu :
1. High Performaing Asian Economies (HPAEs): 1. The four Tigers (Hongkong, Korsel,
Singapura, Taiwan), 2. Newly Industrializing Economies (NIEs) (Indonesia, Malaysia dan
Thailand).
2. Asia Timur mencakup semua Negara berpenghasilan rendah dan menengah di kawasan Asia
Timur dan Tenggara serta Pasifik.
3. Asia Selatan mencakup Bangladesh, Bhutan, India, Myanmar, Nepal, Pakistan dan
Srilangka.
4. Sub-Sahara Afrika meliputi semua Negara dis ebelah selatan gurun Sahara termasuk Afrika
Selatan, namun tidak termasuk Mauritius, Reunion dan Seychelles.
5. Eropa,Timur Tengah dan Afrika utara mencakup Negara berpenghasilan menengah di
kawasan Eropa (Bulgaria, Chekoslovakia, Yunani, Hungaria, polandia, Portugal, Rumania, Turki
dan Bekas Yugoslavia) dans emua Negara di kawasan Afrika Utara dan timur Tengah, serta
Afganistan.
6. Amerika Latin dan karibia terdiri atas semua Negara Amerika dan karibia disebelah selatan
Amerika serikat. (World Bank1993;dalam Kuncoro;2000;:22)
■ Pendapatan per Kapita .
Indikator ini paling banyak dipergunakan sebagai indikator dalam pembangunan ekonomi suatu
Negara, selain itu juga dipakai untuk arena pembeda antara Negara maju dengan Negara Sedang
Berkembang. Pendekatan ini memiliki kelemahan yaitu: 1. Indeks kesejahteraan hanya
bersumber dari pendapatan perkapita. Maknanya bahwa tidak selamanya ukuran ini benar-benar
mencerminkan kondisi seseorang. Masih banyak hal lain yang menentukan kesejahteraan
seseorang, misalnya adalah kondisi geografis, iklim, kebebasan berpendapat dll. 2. Ada sebagian
bidang pekerjaan yang sejatinya bila ditelisik lebih lanjut produktif tetapi terlewatkan tidak
diperhitungkan dalam pendapatan nasional.3. Tidak dipertimbangkannya perilaku penduduk,
misalnya ada penduduk yang suka meluangkan waktu senggang (leisure time) dan enggan untuk
bekerja keras untuk memperoleh pendapatan yang lebih tinggi. 4. Pencapaian pembangunan
ekonomi semakin banyak membutuhkan pengorbanan masyarakat. 5. Perhitungan ini
mengabaikan adanya perbedaan-perbedaan antar Negara.
■ Indikator Kesejahteraan Ekonomi Bersih
Dilakukan dengan penyempurnaan nilai-nilai GNP yang dikenal dengan Net Economic Welfare
(NEW). NEW dilakukan dengan dua cara yaitu koreksi Positif dan koreksi Negatif. Koreksi
positif dilakukan dengan mencermati waktu senggang (leisure time) yaitu yang berkaitan dengan
jumlah jam kerja dalam seminggu, dan perkembangan sektor informal. Waktu senggang ini bisa

saja meningkat yang artinya adalah bahwa pendapatan perkapita menurun tetapi masyarakat
merasa lebih sejahtera. Sedangkan sektor informal dipilah menjadi dua yaitu legal dan melawan
hukum. Kegiatan legal tapi terluput dari perhitungan adalah kegiatan yang dilakukan sendiri
dirumah dan kegiatan illegal misalnya adalah mereka yang berkecimpung dalam Black Market
sehingga mereka terhindar dari pajak. Koreksi Negatif, berkaitan dengan masalah kerusakan
lingkungan (misalnya penambangan pasir, galian batu kali, polusi udara), mestinya dikurangkan
dalam perhitungan GNP untuk mendapatkan NEW.
■ GDP dengan Purchasing Power Parity
Perhitungan dengan GDP memiliki beberapa kelemahan dalam perhitungan pendapatan sebuah
negara, karena kesemuanya diukur dalam satu mata uang yang sama. Untuk menetralsiir, maka
dipergunakan PPP yang mencerminkan daya beli satu unit mata uang local untuk membeli
barang dan jasa di negara yang bersangkutan, yang mungkin lebih rendah atau lebih tinggi daya
belinya untuk membeli barang/jasa di negara lain pada kurs valas yang berlaku.
2. Indikator Sosial (indicator non moneter)
Indikator ini ini antara lain meliputi : tingkat harapan hidup, konsumsi protein hewani perkapita,
% anak-anak yang belajar di sekolah dasar dan menengah, % anak yang sekolah di kejuruan,
jumlah surat kabar, jumlah telepon, jumlah radio, % lelaki dewasa di sektor prtanian, % tenaga
kerja yang bekerja di sektor listrik, gas, air, kesehatan, pengangkutan, pergudangan dan
komunikasi, PDB yqng berasal dari industri pengolahan, konsumsi energi/kapita, konsumsi
listrik/kapita, konsumsi baja/kapita, nilai perkapita perdagangan LN.
Kelemahan GNP sebagai ukuran kesejahteraan, diantaranya adalah tidak memasukkan produksi
yang tidak melalui pasar seperti perekonomian subsisten, jasa ibu rumah tangga, pembantu
rumah tangga, transaksi barang bekas, kerusakan lingkungan, sector informal, kerusakan
lingkungan dan distribusi pendapatan. Karena itu muncul indikator lain sebagai pelengkap
ataupun alternative dari indikator kesejahteraan/kemakmuran yang tradisional.
merupakan index
■ Indeks Mutu Hidup / Physical Quality Life Index komposit 3 indikator yaitu: harapan hidup
pada usia satu tahun, angka kematian dan tingkat melek huruf.
berdasarkan tiga indikator yaitu usia
■ Human Development Index panjang yang diukur dari tingkat harapan hidup, 2. Pengetahuan
yang diukur dari rata-rata tertimbang dari jumlah orang dewasa yang dapat membaca dan ratarata tahun sekolah, 3. Penghasilan yang diukur dengan pendapatan perkapita riil menurut daya
beli mata uang masing-masing Negara dan asumsi utilitas marginal penghasilan. Ada 3 kelompok
HDI yaitu 1. low human development dengan nilai 0,0 hingga 0,50. 2. Medium human
development dengan nilai 0,51 hingga 0,79 dan 3. Negara dengan nilai HDI tinggi/high human
development diatas 0,80. Hitungan ini adalah secara relative bukan absolute, dan HDI
memfokuskan pada tujuan akhir (usia panjang, pengetahuan dan pilihan material) pembangunan
dan tidak sekedar alat pembangunan (hanya GNP perkapita). Indeks Kualitas Hidup/IKH atau
Physical Quality of Life Index /PQLI, merupakan indeks gabungan dari tingkat harapan hidup,
angka kematian dan tingkat melek huruf. Tahun 1990 UNDP mengembangkan suatu indeks yang
sekarang dikenal sebagai Indeks Pengembangan Manusia (Human Development Index = HDI).
Indikator-indikator yang dipergunakan adalah : tingkat harapan hidup, tingkat melek huruf dan
tingkat pendapatan riil perkapita berdasarkan daya beli masing-masing negara. HDI berkisar
seputar 0 -1, dimana bila indeks semakin mendekati angka 1 berarti angka indeks pembangunan
manusianya semakin tinggi. Dan yang terakhir adalah indeks campuran yang antar lain

muatannya meliputi : pendidikan, kesehatan, perumahan, angkatan kerja, Keluarga Berencana
dan fertilitas, Ekonomi (income perkapita), kriminalitas, perjalanan wisata, akses ke media
massa.
■ Kesamaan Karakteristik Negara-negara Berkembang
Secara umum kesamaan yang bisa dijumpai diantara negara-negara berkembang adalah :
1. Standar hidup yang rendah, hal ini disebabkan oleh pendapatan yang rendah, ketimpangan
distribusi pendapatan yang tinggi, buruknya pelayanan kesehatan, sistem pendidikan yang tidak
memadai.
2. Produktivitas yang rendah, yang disebabkan oleh beberapa hal yaitu : 1. kekurangan input
komplementer dalam proses produksi (akumulasi kapital), 2. Faktor kelembagaan kurang
mendukung, 3. Kualitas kekuatan dan kesehatan fisik pekerja yang ikut memperlemah
produktivitas kerja.
3. Tingkat pertumbuhan penduduk dan beban ketergantungan yang tinggi.
4. Angkatan Kerja dengan Skill yang rendah,Tingkat pengangguran Penuh dan Terselubung
yang tinggi dan terus tumbuh.
5. Ketergantungan terhadap produksi pertanian dan ekspor barang-barang primer.
6. Dominan, tergantung, dan rentan dalam hubungan internasional (Todaro:1994:38-54)
7. Tingginya proporsi angkatan kerja disektor pertanian
8. Ketidak cukupan teknologi dan Kapital
9. Rendahnya Tingkat Tabungan
10. Perekonomian Dualistik
11. Ketergantungan yang bervariasi pada perdagangan internasional
12. Tingginya proporsi ekspor produk primer
13. Dominasi ketergantungan dan kerapuhan dalam Hubungan Internasional
(Kuncoro;2000:20).
■ Keragaman Karakteristik Negara-negara Berkembang
Todaro dalam Hakim (2002) menggambarkan delapan komponen yang menjadi pembeda
karakteritik antar negara :
1. Ukuran dan tingkat pendapatan
2. Latar belakang sejarah
3. Karunia sumber daya fisik manusia
4. Komposisi etnik dan agama
5. Peran sektor pemerintah dan swasta
6. Struktur industri
7. Ketergantungan eksternal : ekonomi, Politik dan Kultural.
8. Politik kekuasaan dan kelompok kepentingan. (Hakim;2002:37).

STRATEGI PERTUMBUHAN DAN PEMBANGUNAN EKONOMI
Sebagaimana diketahui bersama bahwa jebakan vicious cycle of poverty membuat negara sedang
berkembang berada pada posisi pendapatan perkapita yang rendah. Jalan keluar dari kebuntuan
ini adalah dengan melakukan upaya minimum krisis (critical minimum effort) tertentu yang
dapat menaikkan pendapatan perkapita pada tingkat dimana pembangunan yang
berkesinambungan (sustainable) akan terjadi. (Arsyad;1999:81), sehingga Negara berkembang
bisa tumbuh secara mantap dalam jangka panjang (steady state economic growth). Leibenstein

menyatakan bahwa laju pertumbuhan penduduk ditentukan oleh laju pendapatan perkapita
dengan fungsi atau bentuk hubungan khusus, yang secara sederhana bisa dibagi dalam :
Tahap pertama atau tahap subsisten. Pada tahap ini laju pendapatan perkapita, kelahiran dan
kematian berada dalam suatu keseimbangan.
Tahap kedua. Pada tahap ini terjadi kenaikan pendapatan perkapita yang akan menyebabkan
turunnya tingkat kematian (karena tingkat kesehatan meningkat) tetapi tanpa disertai dengan
penurunan tingkat kelahiran (anak banyak masih merupakan hal penting) sehingga tingkat
penduduk mengalami peningkatan.
Tahap ketiga. Pada tahap ini kenaikan tingkat pendapatan perkapita sudah tidak lagi
meningkatkan jumlah penduduk karena orang sadar bahwa membesarkan banyak anak berbiaya
mahal sehingga orang lebih menyukai keluarga kecil. Pada tahap ini pertumbuhan penduduk
akan terkoreksi. Setelah tahap ketiga ini pertumbuhan tingkat pendapatan perkapita tidak lagi
diikuti oleh kenaikan tingkat pertumbuhan penduduk, atau pertumbuhan ekonomi akan
mengikuti jalur pertumbuhan mantap dalam jangka panjangnya. (Hakim;2002:116).
Kesimpulannya adalah bahwa bila sebuah Negara ingin bisa mencapai jalur pertumbuhan
seimbang jangka panjangnya, harus dilakukan upaya pembangunan dengan dorongan yang besar
untuk meningkatkan pendapatan perkapita pada tingkat tertentu yang bisa meningkatkan
pertumbuhan penduduk sampai dengan tingkat 3 persen, kemudian terus meningkatkan
pertumbuhan pendapatan perkapitanya mengikuti jalur pertumbuhan seimbang jangka panjang.
Upaya inilah yang oleh Leibstein disebut sebagai upaya minimum krisis. Dasar pemikiran ini
dilandasi oleh kondisi ekonomi tertentu yang menguntungkan sehingga kekuatan pendorong
lebih cepat daripada kekuatan laju kekuatan penghambat pendapatan. Dalam proses ini
diperlukan adanya agen-agen pertumbuhan, yang dimaksud sebagai agen pertumbuhan disini
merupakan kapasitas yang terkandung di dalam anggota masyarakat untuk melakukan kegiatan
yang membantu pertumbuhan. Agen pertumbuhan yang khas adalah pengusaha, investor,
penabung dan innovator.
Rangsangan Pertumbuhan
Apakah agen pertumbuhan berkembang atau tidak, tergantung pada hasil yang diharapkan dari
kegiatan dan pada rangsangan untuk pengembangan atau penyusutan melalui interaksi antara
harapan, kegiatan dan hasil. Rangsangan yang dimaksud ada dua yaitu :
1. Rangsangan Zero-sum yang tidak meningkatkan pendapatan nasional tetapi hanya bersifat
upaya distributive.
2. Rangsangan positive – sum yang menuju pada pengembangan pendapatan nasional.
Secara kasat mata, bisa dikatakan bahwa positive – sum lah yang menghasilkan pembangunan
ekonomi. Namun dengan kondisi NSB adalah sedemikian rupa sehingga para pengusaha terlibat
pada kegiatan zero sum. Kegiatan tersebut mencakup :
1. Kegiatan bukan dagang untuk menjamin posisi monopolistic yang lebih besar, kekuatan
politik dan prestise sosial.
2. Kegiatan dagang yang membawa ke posisi monopolistic yang lebih besar yang tidak
menambah sumber daya sumber daya agregat.
3. Kegiatan spekulatif yang tidak memanfaatkan tabungan tetapi memboroskan sumbersumber kewiraswastaan yang langka
4. Kegiatan yang memang memakai tabungan netto, tetapi investasi yang dilakukannya
mencakup bidang-bidang usaha yang nilai sosialnya nihil atau lebih rendah ketimbang nilai
privatnya.

Ada beberapa paradigma yang terjadi di NSB, sehingga ada pengaruh tertentu yang bersifat anti
perubahan yang cenderung menekan pendapatan perkapita. Pengaruh-pengaruh tersebut adalah :
1. Kegiatan zero sum yang berusaha untuk memeprtahankan hak-hak istimewa ekonomi yang
ada melalui pembatasan peluang-peluang ekonomi yang memiliki potensi berkembang.
2. Tindakan conservative para buruh yang terorganisir maupun yang tidak terorganisir yang
ditujukan untuk menentang perubahan.
3. Perlawanan terhadap gagasan dan pengetahuan baru dan daya tarik pengetahuan klasik dan
gagasan lama.
4. Kenaikan pengeluaran konsumsi mewah pribadi atau public yang pada dasarnya tidak
produktif yang menggunakan sumber-sumber yang sejatinya dapat dipergunakan untuk
akumulasi modal.
5. Pertumbuhan penduduk dan pertumbuhan angkatan buruh yang ditimbulkannya yang dengan
hal-hal lain tetap sama mempunyai pengaruh menipiskan modal yang tersedia per pekerja.
Karena itulah diperlukan suatu upaya minimum kritis yang cukup besar guna menopang laju
pertumbuhan ekonomi yang cepat yang akan menggairahkan rangsangan positive sum dan
menciptakan kekuatan untuk menandingi kegiatan zero sum. Hasil dari upaya minimum kritis
itu diharapkan pendapatan perkapita naik dan cenderung menaikkan tingkat tabungan dan
investasi, yang pada gilirannya akan membawa perubahan adalah :
1. ekspansi agen pertumbuhan
2. meningkatkan sumbangan modal
3. berkurangnya factor-faktor penghambat pertumbuhan
4. kondisi lingkungan yang mendukung mobilitas ekonomi dan sosial
5. peningkatan spesialisasi dan perkembangan sektor sekunder dan tersier

Strategi Pembangunan Seimbang
Strategi lainnya adalah strategi pembangunan seimbang yang diartikan sebagai pembangunan
berbagai jenis industri secara berbarengan (simultaneous) sehingga industri tersebut saling
menciptakan pasar bagi yang lain. Selain itu istilah tersebut bermakna adanya keseimbangan
pembangunan di berbagai sektor. Misalnya antara sektor industri dan pertanian, sektor luar
negeri dan sektor dalam negeri , sektor produktif dan sektor prasarana dengan demikian semua
sektor akan tumbuh bersama.
Untuk mewujutkannya , diperlukan keseimbangan antara penawaran dan permintaan. Sisi
penawaran menekankan pada pembangunan serentak dari semua sektor yang saling berkaitan
dan berfungsi meningkatkan penawaran barang, yang mencakup pembangunan serentak dan
harmonis dari barang setengah jadi, bahan baku, sumberdaya energi, pertanian, pengairan,
transportasi serta semua industri yang memproduksi barang konsumen.
Dari sisi permintaan, berhubungan dengan penyediaan kesempatan kerja yang lebih besar dan
penambahan pendapatan agar permintaan barang dan jasa dapat tumbuh. Sisi penawaran ini
berkaitan dengan industri yang sifatnya saling melengkapi, industri barang konsumen, khususnya
produk pertanian dan industri manufaktur.
Pembangunan seimbang ini biasanya dilaksanakan dengan maksud untuk menjaga agar proses
pembangunan tidak menghadapi hambatan-hambatan dalam :
1. perolehan bahan baku, tenaga