Kinerja Organisasi budaya Organisasi (1)

TUGAS MANDIRI
PENGANTAR MANAJEMEN
KINERJA ORGANISASI

Nama Mahasiswa

: Jana Mila

NIM

: 170910074

Kode Kelas

: 171-MN048-N10

Dosen

: Dr. Realize, S.Kom., M.SI.

UNIVERSITAS PUTERA BATAM


I

2017
Kata Pengantar
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena karuniaNya tugas mandiri ini
dapat diselesaikan dengan baik dan tepat pada waktunya. Topik yang dibahas dalam
tugas mandiri ini adalah “Kinerja Organisasi”. Sukses atau tidaknya sebuah
perusahaan sangat ditentukan dari baik buruknya kinerja organisasi.
Oleh karena itu, dalam tugas mandiri ini akan dibahas tentang kinerja organisasi
yang dirangkum dari berbagai-bagai sumber. Terlepas dari itu, penulis menyadari
bahwa masih ada kekurangan-kekurangan dalam makalah ini.
Kiranya makalah ini dapat memberikan pengetahuan dan membantu dalam
menyelesaikan masalah yang terdapat dalam organisasi. Terima kasih.

Batam, Desember 2017

II

Daftar Isi

Kata Pengantar ………………………………………………………………….. II
Daftar Isi ………………………………………………………………………… III
Isi
Latar belakang ………………………………………………………….. 1
Pengertian kinerja ……………………………………………………….. 1
Pengertian organisasi ……………………………………………………. 3
Pengertian kinerja organisasi ……………………………………………. 7
Organisasi berkinerja tinggi …………………………………………….. 8
Meningkatkan kinerja organisasi ……………………………………….. 9
Kesimpulan ……………………………………………………………………… 10
Daftar pustaka …………………………………………………………………… 12
Biodata …………………………………………………………………………… 13

III

LATAR BELAKANG
Sejak dimulainya globalisasi, dapat kita lihat bagaimana pengaruh-pengaruhnya
terhadap dunia. Mulai dari adanya pertukaran budaya barat dengan timur, teknologi
yang semakin canggih, komunikasi jarak jauh, transportasi yang semakin cepat, dan
lain-lain. Selain adanya pertukaran, tak kita pungkiri bahwa persaingan juga terjadi.

Yang dimaksud dengan persaingan adalah adanya kompetisi yang sehat akibat dari
berbagai pihak yang saling “unjuk gigi” dalam menampilkan kelebihan mereka.
Di era persaingan yang semakin ketat ini, kita harus mampu memberikan hasil
(kinerja) yang prima dalam berbagai bidang. Semakin tingginya persaingan, semakin
banyak pula pengorbanan yang harus dikeluarkan agar dapat bertahan dalam
persaingan. Tak jarang para karyawan “dikorbankan” oleh perusahaan untuk
mendapat kinerja yang maksimal.
Yang perlu kita pelajari adalah bagaimana kita bisa meningkatkan kinerja organisasi
denganw win-win solution (sama-sama diuntungkan) dalam ketatnya persaingan,
sehingga kinerja yang dihasilkan bukan atas dasar besarnya tekanan yang diberikan.

PENGERTIAN KINERJA
Kinerja merupakan sebuah kata dalam bahasa Indonesia yang berasal dari kata dasar
kerja yang berarti hasil kerja. Kinerja pada dasarnya merupakan hasil kerja secara
kualitas dan kuantitas yang dicapai dalam menjalankan tugasnya sesuai dengan
tanggung jawab yang diberikan.
Berikut beberapa definisi kinerja menurut para ahli:
1. Stoner (1978) dalam bukunya Management mengemukakan bahwa kinerja
adalah fungsi dari motivasi, kecakapan, dan persepsi peranan.
2. Bernardin dan Russel (1993) mendefinisikan kinerja sebagai pencatatan hasilhasil yang diperoleh dari fungsi-fungsi pekerjaan atau kegiatan tertentu

selama kurun waktu tertentu.
3. Handoko dalam bukunya Manajemen Personalia dan Sumber Daya
mendefinisikan kinerja sebagai proses dimana organisasi mengevaluasi atau
menilai prestasi kerja karyawan.
4. Prawira Suntoro (1999) mengemukakan bahwa kinerja adalah hasil kerja
yang dapat dicapai seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi
dalam rangka mencapai tujuan organisasi dalam periode tertentu.
5. John Witmore (1997) dalam buku Coaching for Performance mengemukakan
bahwa kinerja adalah pelaksanaan fungsi-fungsi yang dituntut dari seorang
atas suatu perbuatan, suatu prestasi, suatu pameran umum keterampilan.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa kinerja adalah seberapa efisien dan
efektifnya individu atau kelompok dalam menyelesaikan tugas atau tanggung jawab
yang diberikan.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja baik hasil maupun perilaku kerja,
diantaranya:
1

1. Kemampuan dan keahlian
Merupakan kemampuan atau skill yang dimiliki seseorang dalam melakukan
suatu pekerjaan. Semakin memiliki kemampuan dan keahlian maka seseorang

akan dapat menyelesaikan pekerjaannya secara benar, sesuai dengan yang
telah ditetapkan. Artinya seseorang yang memiliki kemampuan dan keahlian
yang baik, maka akan memberikan kinerja yang baik pula.
2. Pengetahuan
Yang dimaksud adalah pengetahuan tentang pekerjaan atau bagian yang
digelutinya. Seseorang yang memiliki pengetahuan tentang pekerjaan secara
baik akan memberikan hasil pekerjaan yang baik. Artinya dengan mengetahui
pengetahuan tentang pekerjaan akan memudahkan seseorang untuk
melakukan pekerjaannya.
3. Rancangan kerja
Adanya rancangan kerja akan memudahkan karyawan dalam mencapai
tujuannya. Jika sebuah pekerjaan memiliki rancangan yang baik, maka akan
mudah untuk menjalankan pekerjaan tersebut dengan tepat dan benar.
4. Kepribadian
Setiap orang memiliki kepribadian atau karakter yang berbeda satu dengan
yang lainnya. Dengan karakter yang baik, seseorang mampu untuk
melakukan pekerjaannya dengan sungguh-sungguh serta bertanggung jawab
atas tugas yang diberikan kepadanya. Rasa akan tanggung jawab memberikan
dorongan untuk memberikan hasil yang terbaik.
5. Motivasi kerja

Motivasi kerja merupakan dorongan bagi seseorang untuk melakukan
pekerjaannya. Dorongan yang berasal dari dalam atau luar ini harus
menggairahkan agar seseorang merasa terangsang dalam menjalankan
tugasnya, sehingga kinerjanyapun akan meningkat.
6. Kepemimpinan
Merupakan perilaku seseorang dalam mengatur, mengelola, dan memerintah
bawahannya untuk mengerjakan tugas dan tanggung jawab yang
diberikannya.
7. Budaya organisasi
Merupakan kebiasaan-kebiasaan atau norma-norma yang berlaku dan dimiliki
sebuah organisasi dalam menjalankan kegiatannya. Budaya ini harus dituruti
oleh seluruh anggota di dalamnya. Namun perlu kita sadari bahwa tidak
semua budaya itu baik dan benar. Tidak semua budaya bisa mengikuti
perkembangan zaman. Oleh karena itu, budaya yang dulu dianggap baik dan
sekarang dianggap buruk, memerlukan adanya koreksi atau perubahan untuk
meningkatkan kinerja yang lebih baik lagi.
8. Lingkungan kerja
Merupakan suasana atau kondisi disekitar lokasi tempat bekerja. Lingkungan
kerja dapat berupa ruangan, lay out, sarana dan prasarana, serta hubungan
kerja dengan sesama rekan kerja. Jika lingkungan kerja mampu membuat

suasana nyaman dan memberikan ketenangan, maka akan tercipta suasana
kerja yang kondusif untuk meningkatkan kinerja yang maksimal.

2

PENGERTIAN ORGANISASI
Manusia sebagai individu, niscaya hidup dalam suatu masyarakat. Hal ini merupakan
kodrat selama manusia hidup di dunia. Manusia akan mempengaruhi dan dipengaruhi
oleh segala hal yang terjadi dan berlaku dalam masyarakatnya, baik dalam jumlah
banyak maupun sedikit. Pengaruh itulah yang akan membuat manusia dengan segala
keunikannya akan memainkan peran dalam masyarakat. Interaksi-interaksi yang
timbul dari masyarakat inilah yang disebut juga sebagai organisasi.
Ada beberapa pengertian organisasi menurut beberapa ahli, diantaranya:
1. Drs. Malayu S. P. Hasibuan, mengemukakan bahwa organisasi adalah suatu
sistem perserikatan formal, berstruktur dan terkoordinasi dari sekelompok
orang yang bekerja sama dalam mencapai tujuan tertentu.
2. Chester I. Benhard, organisasi adalah suatu sistem kerja sama yang
terkoordinasi secara sadar dan dilakukan oleh dua orang atau lebih.
3. Koontz & O’Donnel, organisasi adalah pembinaan hubungan wewenang dan
dimaksudkan untuk mencapai koordinasi yang struktural, baik secara vertikal,

maupun secara horizontal diantara posisi-posisi yang telah diserahi tugastugas khusus yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan perusahaan.
4. Philip Selznick, organisasi adalah sistem kompleks yang terdiri dari unsur
psikologis, sosiologis, teknologis dan ekonomis yang dalam dirinya sendiri
membutuhkan penyelidikan yang intensif.
5. Prof. Dr. Mr. S. Pradjudi Atmosudiro, organisasi adalah struktur tata
pembagian kerja dan struktur tata hubungan kerja antara sekelompok orang
pemegang posisi yang bekerja sama secara tertentu untuk bersama-sama
mencapai suatu tujuan tertentu
Secara singkat dapat disimpulkan bahwa organisasi adalah dua orang atau lebih yang
bekerja sama dalam mencapai suatu tujuan.
Dalam organisasi, terdiri dari berbagai unsur, diantaranya:
1. Manusia
Manusia merupakan unsur utama dalam organisasi, karena organisasi dapat
terbentuk jika manusianya yang saling bekerjasama. Dalam unsur ini
adakalanya manusia menjadi pemimpin dan adakalanya menjadi anggota.
2. Sasaran atau tujuan
Setiap organisasi haruslah memiliki sasaran atau tujuan yang sesuai dengan
latar belakang organisasi tersebut didirikan. Jika sebuah organisasi tidak
memiliki tujuan yang ingin dicapai maka organisasi tersebut tidak akan
bertahan lama.

3. Pekerjaan
Dalam sebuah oraganisasi haruslah memiliki pekerjaan pokok. Hal ini
menunjukkan bahwa sebuah organisasi tersebut tidak vakum atau kosong.
Terdapat kegiatan atau pekerjaan yang harus dilaksanakan untuk mencapai
tujuan didirikannya organisasi.
4. Teknologi
Teknologi yang digunakan sebuah oraganisasi sangat berpengaruh besar
terhadap jalannya organisasi. Misalnya, untuk arsip membutuhkan media
3

penyimpanan, untuk mengabadikan kegiatan membutuhkan media
dokumentasi, untuk dapat menghubungi antara angota satu dengan yang lain
maka membutuhkan media komunikasi.
5. Tempat kedudukan
Tempat kedudukan dalam sebuah organisasi sangatlah penting. Karena jika
sebuah organisasi tidak memiliki kedudukan tersendiri, maka organisasi
tersebut akan sulit untuk bergerak.
6. Struktur organisasi
Struktur organisasi merupakan hal yang wajib dimiliki oleh setiap organisasi,
yakni mulai dari ketua, sekretaris, bendahara, seksi-seksi, dan lain-lain.

Struktur tersebut dapat tercipta jika antara manusia satu dengan yang lain
memiliki hubungan keterkaitan dalam mencapai tujuan organisasi.
7. Lingkungan
Lingkungan sangat berpengaruh terhadap perkembangan organisasi. Dengan
lingkungan yang baik, maka organisasi dapat berkembang dan menggapai
tujuan yang diinginkan.
Pada suatu hari, Joko yang tinggal di Batam ingin pergi mengunjungi Ibunya yang
tinggal di Surabaya. Perjalanan dari Batam ke Surabaya bisa melalui 2 jalur, yaitu
jalur laut atau udara. Jika melalui jalur laut, maka akan memakan waktu selama 2
hari 1 malam. Sedangkan dengan jalur udara, hanya menghabiskan waktu selama 2
jam 15 menit. Karena keterbatasan waktu, Joko memutuskan untuk pergi ke
Surabaya melalui jalur udara, yaitu dengan pesawat terbang.
Dari ilustrasi diatas, bisa kita simpulkan beberapa hal. Yang berperan sebagai
organisasi adalah pesawat, yang terdiri dari berbagai-bagai komponen atau mesin
yang bekerja sama untuk menerbangkan sejumlah penumpang agar sampai pada
tujuannya. Joko yang berperan sebagai manajer (pengambil atau pengendali
keputusan) memiliki kewenangan untuk menentukan pilihannya, kemanakah tujuan
yang diinginkan dan bagaimana caranya.
Seringkali kita mengartikan sebuah organisasi adalah tujuan, atau hanya sebatas
formalitas saja. Yang harus kita sadari ialah bahwa organsasi merupakan sebuah alat

yang kita gunakan untuk mencapai tujuan kita. Seperti contohnya dengan ilustrasi
pesawat tadi. Apakah para teknisi membuat pesawat hanya bertujuan agar
komponen-komponen besi dan mesin menjadi bentuk sebuah pesawat? Tentunya
tidak. Pesawat yang diciptakan dari berbagai komponen bukan dibentuk hanya untuk
menjadi pesawat, tetapi dibentuk agar bisa menerbangkan orang atau barang dari satu
tempat ke tempat lain. Begitu pula dengan organisasi. Sebuah organisasi dibentuk
bukan hanya agar masyarakat tahu adanya sekumpulan orang-orang, tapi organisasi
dibentuk agar masyarakat melihat adanya pencapaian dari organisasi.
Seperti yang dimaklumi, organisasi diciptakan sebagai wahana untuk mencapai
tujuan tertentu. Agar berbagai upaya yang dilakukan terselenggara dengan tingkat
efisiensi, efektivitas dan produktivitas yang tinggi, suatu organisasi perlu dikelola
berdasarkan serangkaian prinsip tertentu, diantaranya :
1. Kejelasan tujuan
Tujuan yang ingin dicapai perlu dinyatakan dengan jelas dan eksplisit, karena
apapun yang kemudian terjadi dalam organisasi dan kegiatan apapun yang
4

2.

3.

4.

5.

diselenggarakan, harus berkaitan langsung dengan tujuan yang telah
ditentukan itu. Apabila tidak terdapat kejelasan tujuan, tidak mustahil terjadi
pemborosan atau inefisiensi sebagai akibat duplikasi dan terselenggaranya
berbagai kegiatan yang mubazir.
Kejelasan misi
Yang dimaksud dengan misi ialah kegiatan utama yang harus diselenggarakan
sebagai langkah mendasar dalam rangka mencapai tujuan. Pentingnya
kejelasan misi terlihat secara nyata apabila diingat bahwa rumusan misi
berperan sebagai “rambu-rambu” yang harus diikuti dalam penyelenggaraan
berbagai kegiatan fungsional dan operasional dalam organisasi yang
bersangkutan.
Fungsionalisasi
Dalam setiap organisasi terdapat berbagai fungsi yang harus diselenggarakan
dalam rangka mencapai tujuan. Maka prinsip ini ialah bahwa terlepas dari
aneka ragam fungsi yang harus diselenggarakan, tiga hal perlu mendapat
perhatian, yaitu :
a. Setiap fungsi yang diselenggarakan terus - menerus harus dilembagakan
dalam arti bahwa fungsi “berinduk” pada satuan kerja tertentu
b. Tidak ada satu fungsi yang “berinduk” pada lebih dari satu satuan kerja
dalam organisasi
c. Tidak ada satu fungsi pun yang tidak jelas “berinduk” pada satuan kerja
yang mana
Kejelasan aktivitas
Makin besar suatu organisasi, makin banyak pula aktivitas dimana para
anggotanya terlibat. Berbagai aktivitas tersebut pada dasarnya dapat
digolongkan pada dua kategori utama, yaitu kegiatan pokok dan kegiatan
penunjang. Seperti dimaklumi, kegiatan pokok adalah semua aktivitas yang
secara langsung berkaitan dengan usaha pencapaian tujuan, seperti aktivitas
di bidang produksi dan pemasaran - yang orientasinya adalah eksternal,
sedangkan yang dimaksud dengan kegiatan penunjang ialah semua aktivitas
yang mendukung pelaksanaan tugas pokok, seperti manajemen sumber daya
manusia dan kegiatan perkantoran, yang orientasinya adalah internal. Pada
dasarnya, kejelasan aktivitas menyangkut deskripsi tentang tugas pekerjaan
setiap orang dalam organisasi sehingga tidak terjadi duplikasi atau tumpang
tindih.
Keseimbangan antara wewenang dan tanggung jawab
Wewenang seseorang melekat pada jabatannya dan merupakan hak seseorang
untuk bertindak atau tidak bertindak, termasuk menyuruh atau melarang
orang lain untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu. Sebaliknya, yang
dimaksud dengan tanggung jawab ialah kewajiban seseorang untuk
ditunaikannya sebagai anggota organisasi. Keseimbangan antara keduanya
sangat penting karena :
a. Apabila wewenang seseorang tidak diimbangi oleh tanggung jawab, tidak
mustahil yang bersangkutan akan menampilkan perilaku yang otoriter.
b. Sebaliknya apabila seseorang hanya dibebani dengan tanggung jawab
tanpa wewenang yang jelas, sangat mungkin yang bersangkutan akan
diliputi oleh keraguan dalam bertindak sebab diliputi oleh pertanyaan

5

6.

7.

8.

9.

apakah tindakannya itu masih dalam batas – batas kewenangannya atau
tidak.
Pendelegasian wewenang
Gaya manajerial yang diharapkan oleh bawahan dari atasan masing – masing
ialah gaya yang memberikan kesempatan bagi para bawahan tersebut untuk
turut berpartisipasi dalam proses pengambilan keputusan tentang berbagai
segi kekaryaan mereka. Salah satu implikasi gaya manajemen partisipatif
ialah pendelegasian wewenang kepada para bawahan seseorang. Gaya ini
sangat tepat untuk diterapkan apabila para bawahan menunjukan sikap yang
matang dan perilaku yang positif dalam memikul tanggung jawab yang
dipercayakan kepadanya. Dalam kondisi demikian, para bawahan
menginginkan pemberdayaan dalam arti :
a. Otonomi dalam pelaksanaan tugas
b. Direksi dalam menyelesaikan permasalahan yang dihadapi
c. Pengawasan yang tidak terlalu ketat
d. Penguatan perilaku positif
e. Pengenaan sanksi yang objektif dan rasional
Dalam kaitan ini harus segera ditekankan bahwa pendelegasian wewenang
sama sekali tidak berarti bahwa seorang manajer melepaskan tanggung
jawabnya terhadap hasil akhir dari penggunaan wewenang yang
didelegasikannya itu. Pendelegasian wewenang tidak berarti abdikasi
tanggung jawab.
Pembagian pekerjaan
Salah satu ciri organisasi modern ialah adanya aneka ragam tugas pekerjaan
yang harus diselesaikan yang sering menuntut pengetahuan dan keterampilan
serta peralatan yang spesialistik. Karena keanekaragaman tugas pekerjaan itu,
terjadilah pembagian pekerjaan yang diwadahkan dalam berbagai satuan
kerja. Akan tetapi teori organisasi menekankan bahwa pembagian pekerjaan
sama sekali tidak berarti terjadinya pengkotakan dalam organisasi. Memang
benar bahwa dalam organogram terlihat berbagai jenis “kotak” sebagai wadah
yang menunjukkan bahwa ke dalam “kotak” tersebutlah kegiatan tertentu
“berinduk.” Tidak boleh ada satu “kotak” pun yang menjadi satu “pulau”
tersendiri karena kegiatan dalam satu “kotak” itu berkaitan dengan kegiatan
dalam “kotak” lain. Dengan perkataan lain, antara satu “kotak” dengan
“kotak” lain terjadi interaksi dan terdapat interdependensi.
Kesatuan arah
Di muka telah ditekankan bahwa kejelasan tujuan menentukan arah yang
harus ditempuh oleh organisasi yang dipilih untuk digunakan, juga tidak
besaran organisasi, juga tidak jenis teknologi yang dimanfaatkan, juga
terlepas dari kultur organisasi yang dianut. Justru semuanya itu harus lebih
memperkokoh persepsi yang sama dan derap langkah yang seirama untuk
menempuh satu, hanya satu arah tertentu.
Kesatuan komando
Dikalangan para teoritisi dan praktisi manajemen sudah terdapat semacam
“consensus” bahwa yang dimaksud dengan prinsip ini ialah bahwa setiap
orang bawahan hanya mempunyai seorang atasan langsung kepada siapa ia
bertanggung jawab dalam pelaksanaan tugasnya dan dari siapa ia menerima
perintah. Kata kunci dalam prinsip ini ialah langsung. Dikatakan demikian

6

karena dalam kenyataan, setiap orang mempunyai lebih dari seorang atasan.
Jumlahnya tergantung pada berbagai faktor seperti besaran organisasi, tipe
struktur yang digunakan dalam pola pengambilan keputusan yang diterapkan.
10. Rentang kendali
Dikalangan teoritisi dan praktisi manajemen masih terdapat perdebatan yang
sifatnya perenial tentang penerapan prinsip ini. Perdebatan dimaksud berkisar
pada jawaban terhadap pertanyaan: Apakah rentang kendali ditujukan pada
angka tentang jumlah bawahan yang dapat dikendalikan secara efektif oleh
seorang pemimpin ataukah ada kriteria lain? Ada pakar yang memberikan
angka tertentu, misalnya delapan orang bawahan yang dapat dikendalikan
secara efektif. Pandangan demikian ternyata tidak diterima secara
“universal.” Pandangan yang lebih rasional dan mempunyai banyak
“pengikut” mengatakan bahwa sifat pekerjaan para bawahan itulah yang
menentukan jumlah bawahan yang dapat dikendalikan. Menurut pandangan
ini, makin banyak jumlah bawahan yang dapat diawasi oleh seorang
pimpinan apabila:
a. Tugas yang dikerjakan oleh para bawahan bersifat rutin
b. Prosedur yang harus ditempuh sudah baku
c. Standar mutu hasil pekerjaan sudah diketahui dengan jelas
d. Keterampilan operasional yang dituntut dari pelaksana tidak terlalu
spesialistik
11. Sentralisasi versus desentralisasi
Tidak dapat dipungkiri bahwa dalam mengelola suatu organisasi ada hal – hal
tertentu yang merupakan hak prerogatif manajemen. Artinya, ada kegiatan kegiatan tertentu yang diselenggarakan berdasarkan pendekatan sentralisasi.
Akan tetapi sebaliknya, tidak sedikit kegiatan yang dapat dan bahkan
sebaiknya didesentralisasikan penyelenggaraannya.
12. Departementalisasi
Seandainya semata – mata didasarkan pada pendapat bahwa organisasi
mutakhir menuntut adanya pembagian tugas yang spesialistik, baik dilihat
dari sudut pandang pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan oleh para
anggota organisasi maupun dari segi sarana dan prasarana yang
digunakannya, jelaslah bahwa prinsip departementalisasi diperlukan, seperti
aneka ragamnya bidang fungsional yang terdapat dalam organisasi,
diversifikasi produk, kategorisasi pengguna produk yang dilayani dan
berbagai proses terjadi.

PENGERTIAN KINERJA ORGANISASI
Dua pengertian konsep sebelumnya setidaknya menjelaskan dimana posisi kinerja
dan dimana posisi organisasi ketika dua konsep tersebut masih berjalan secara
terpisah. Jika digabungkan, konsep kinerja dan organisasi membentuk satu variabel
baru yaitu kinerja organisasi adalah kemampuan melaksanakan tugas-tugas yang
dibebankan kepada organisasi dengan sebaik-baiknya guna mencapai sasaran yang
telah disepakati. Jadi disini bukan hanya menitikberatkan pada pencapaian tujuan
belaka melainkan juga pada proses mengelola sub-sub tujuan dan hasil evaluasinya,

7

kondisi intern organisasi pengaruh lingkungan luar dan tenaga kerja atau pihak-pihak
yang terlibat.
Ada beberapa pengertian kinerja organisasi menurut para ahli, diantaranya:
1. Swanson, mengungkapkan bahwa “kinerja organisasi mempertanyakan

apakah tujuan atau misi suatu organisasi telah sesuai dengan kenyataan
kondisi atau faktor ekonomi, politik, dan budaya yang ada; apakah struktur
dan kebijakannya mendukung kinerja yang diinginkan; apakah memiliki
kepemimpinan; modal dan infrastruktur dalam mencapai misinya; apakah
kebijakan, budaya, dan sistem insentifnya mendukung pencapaian kinerja
yang diinginkan; dan apakah organisasi tersebut menciptakan dan memelihara
kebijakan-kebijakan seleksi dan pelatihan, dan sumber dayanya.”
2. Keban, mengungkapkan bahwa kinerja organisasi adalah sesuatu yang
menggambarkan sudah sampai sejauh manakah sebuah kelompok telah
melaksanakan seluruh kegiatan pokok sehingga bisa mencapai visi dan misi
dari institusi tersebut.
3. Atmosudirjo, mengemukakan bahwa kinerja organisasi adalah sebagai
efektivitas organisasi secara menyeluruh untuk kebutuhan yang ditetapkan
dari setiap kelompok yang berkenaan melalui usaha-usaha yang sistemik dan
meningkatkan kemampuan organisasi secara terus-menerus untuk mencapai
kebutuhannya secara efektif.

ORGANISASI BERKINERJA TINGGI
Kadang kala, sebuah kinerja organisasi tidak sesuai dengan harapan atau rencana.
Terdiri dari berbagai macam karakter, pendapat yang berbeda, ide-ide kreatif, hal-hal
tersebut harus dipadukan menjadi satu di dalam organisasi agar kinerja organisasi
dapat dimaksimalkan dengan baik.
Pada dasarnya, manajemen yang berhasil mengelola organisasi dibedakan dengan
mereka yang tidak atau kurang berhasil oleh kemampuan mereka untuk menjadikan
organisasi yang dipimpinnya menjadi organisasi berkinerja tinggi. Ciri – ciri utama
organisasi berkinerja tinggi, antara lain :
1. Organisasi berkinerja tinggi mempunyai arah yang jelas untuk ditempuhnya.
Arah tersebut tercermin pada visi yang dimiliki oleh para manajer dalam
organisasi tentang mau kemana organisasi akan dibawa di masa depan dan
mengapa. Para manajer dalam organisasi memiliki keberanian mengambil
resiko “memasuki medan baru” dan tidak ragu – ragu meninggalkan cara
kerja, metode, teknik dan kultur lama apabila dipandang bahwa hal – hal
tersebut tidak sesuai lagi dengan tuntutan internal dan eksternal yang baru
pula. Sebaliknya, para manajer yang tidak berhasil menciptakan organisasi
berkinerja tinggi biasanya membiarkan diri disibukkan oleh apa yang
dianggapnya sebagai krisis atau terpukau pada masalah – masalah teknis
secara mendetail sehingga mereka tidak sempat berfikir secara mendalam
tentang dimana organisasi akan berada beberapa tahun di muka bila mereka
terus – menerus bekerja seperti sedia kala.

8

2. Manajemen yang berhasil menjadikan organisasi berkinerja tinggi selalu
berupaya agar dalam organisasi tersedia tenaga – tenaga berpengetahuan dan
keterampilan tinggi serta oleh semangat kewirausahaan. Manajer demikian
sangat peka terhadap kebutuhan dan perilaku para pengguna produk yang
dihasilkannya yang berarti berusaha memahami kecenderungan –
kecenderungan yang terjadi di pasaran. Tidak kalah pentingnya ialah
kecekatan mereka untuk memanfaatkan setiap peluang yang timbul. Manajer
yang efektif dan berusaha selalu berupaya menjadi cara kerja yang lebih
efisien dan efektif. Sumber gagasan untuk perbaikan pun digalinya dari
berbagai pihak, termasuk para pelanggan dan nasabahnya. Pendekatannya
dalam pelaksanaan tugas bersifat inovatif. Mereka tidak segan mencoba hal –
hal baru meskipun dengan risiko kegagalan sekalipun. Satu kegagalan
dipangannya sebagai “keberhasilan yang tertunda” dan oleh karena itu tidak
takut menghadapi kekurangan berhasilan dan mencobanya lagi hingga
keberhasilan diraih
3. Pada organisasi berkinerja tinggi, para manajernya membuat komitmen yang
kuat pada suatu rencana aksi stratejik, yaitu rencana aksi yang diharapkan
membuahkan keuntungan finansial yang memuaskan dan yang menempatkan
organisasi pada posisi bersaing yang dapat diandalkan. Para manajer
organisasi bisnis yang berhasil memandang keunggulan kompetitif lebih baik
apabila bersifat dominan sebagai kunci untuk meraih keuntungan yang lebih
tinggi dan kinerja tinggi yang berkelanjutan.
4. Organisasi suatu perusahaan berkinerja tinggi adalah “hasil” dan memiliki
kesadaran yang tinggi tentang pentingnya efektivitas dan produktivitas yang
meningkat. Bagi mereka yang mencapai sasaran tepat pada waktu yang
ditetapkan merupakan hal yang amat penting. Oleh karena itulah mereka
bersedia membayar tinggi tenaga kerja yang memiliki pengetahuan,
keterampilan dan kemampuan yang secara kualitatis memenuhi persyaratan
yang telah ditetapkan, apabila kualifikasi tersebut disertai oleh perilaku yang
positif seperti loyalitas, dedikasi, kemauan bekerja sama dan kesediaan
menerima tanggung jawab yang lebih besar ketimbang kemampuan menuntut
hak
5. Salah satu sifat penting yang dimiliki oleh para manajer yang berhasil ialah
kesediaannya membuat komitmen yang mendalam pada strategi yang telah
ditentukan dan berupaya bersama seluruh komponen organisasi lainnya agar
strategi tersebut membuahkan hasil yang diharapkan. Manajemen yang
efektif pada umumnya berusaha memahami persyaratan – persyaratan
internal apa yang harus terpenuhi agar implementasi strategi berhasil.

MENINGKATKAN KINERJA ORGANISASI
Perlu dipikirkan bagaimana cara yang terbaik untuk meningkatkan kinerja organisasi.
Sebuah organisasi tidak bisa hanya berputar pada putaran yang sama, namun harus
keluar dari arena putaran untuk membuat putaran yang lainnya. Ada 5 kunci dalam
mendongkrak (meningkatkan) kinerja organisasi, diantaranya:
1. Kekhususan

9

2.

3.

4.

5.

Para karyawan (anggota) membutuhkan spesifikasi. Informasi spesifik secara
lengkap dengan tata cara pelaksanaan yang lebih baik dan terarah dengan
sangat membantu stabilitas kinerja, sekaligus memperbaiki kekurangan.
Manajer tidak perlu sibuk memandori dan karyawan tahu apa yang menjadi
keinginan perusahaan, tentunya hal ini akan menunjang kreativitas. Hal ini
bisa dicapai dengan manajemen job description (pembagian bidang kerja,
tugas pokok dan fungsi, kewenangan, dll) yang baik. Point ii dapat pula
diwujudkan dengan penempatan orang yang tepat pada bidang keahliannya
Konsistensi
Informasi sebaiknya tidak saling bertentangan. Misalnya penilaian berkala
baik, tapi penilaian tahunan buruk. Inkonsistensi yang seperti ini dapat
meresahkan dan mengganggu kinerja. Pada point ini, sistem monitoring dan
evaluasi perusahaan harus mempunyai arah capaian atau target yang jelas.
Hal ini akan mempermudah perusahaan dalam melihat perkembangan
kemajuan yang telah dicapai dan data laporan yang akurat. Sehingga dapat
menjadi acuan dalam pengambilan keputusan dan kebijakan yang baik
Waktu yang tepat
Umpan balik sebaiknya segera diberikan, agar karyawan termotivasi
memperbaiki. Jika terlalu lama, akan terjadi keengganan dalam
mengevaluasi.
Komunikasi yang efektif
Komunikasi adalah suatu proses dimana seseorang atau kelompok yang
menyampaikan pesan kepada satu dengan yang lain, dan mendapat balasan
dari pihak yang menerimanya. Komunikasi menjadi hal yang sangat penting
dalam sebuah perusahaan atau organisasi. Karena dengan komunikasi, dapat
disampaikan tentang apa yang menjadi keluhan, keinginan, saran ataupun
pendapat yang berada dalam pikiran seseorang. Melalui komunikasi juga,
akan terjadinya penyatuan dan sinkronisasi antara atasan dengan bawahan.
Sering kali adanya kesalahpahaman yang salah satu penyebabnya berasal dari
komunikasi yang salah atau meleset (miscommunication).
Niat baik dan kerja sama
Antara pihak atasan dan bawahan, perlu adanya niat baik dan kerja sama
dalam mencapai tujuan bersama. Umpan balik yang hanya bertujuan untuk
menjatuhkan atau mempermalukan tidak akan menciptakan kondisi kerja
yang sehat.

KESIMPULAN
Kinerja organisasi sering diabaikan karena yang menjadi fokus perusahaan adalah
untuk mendapatkan keuntungan sebanyak-banyaknya. Pada zaman dahulu, orangorang pada umumnya memiliki prinsip untuk bekerja keras. Konteks “bekerja keras”
tentunya mengacu kepada pekerjaan yang mengandalkan kekuatan (otot). Namun
pada zaman sekarang, jika kita terus-menerus memegang prinsip “bekerja keras”,
kita akan termakan oleh zaman. Pada abad yang ke – 21 ini, sudah bukan lagi
zamannya untuk “bekerja keras”, namun yang kita perlukan adalah bagaimana kita
bisa “bekerja pintar”.

10

Bekerja sekeras-kerasnya bukan solusi yang terbaik untuk mendapatkan keuntungan
yang banyak. Namun bekerja dengan terarah dan terstruktur akan memberikan
keuntungan yang banyak akibat dari meningkatnya kinerja organisasi.

11

Daftar Pustaka
Hasibuan, Malayu S. P. 2014. Organisasi & Motivasi. Jakarta: Bumi Aksara
Kasmir. 2016. Manajemen Sumber Daya Manusia (Teori dan Praktik). Jakarta:
Rajawali Pers
Sembiring, Masana. 2012. Budaya & Kinerja Organisasi. Bandung: FokusMedia
Siagian, Sondang P. 2012. Manajemen Stratejik. Jakarta: Bumi Aksara
Tika, Moh. Pabundu. 2012. Budaya Organisasi dan Peningkatan Kinerja
Perusahaan. Jakarta: Bumi Aksara
Wahjono, Sentot Imam. 2010. Perilaku Organisasi. Jakarta: Graha Ilmu

12

Biodata
Nama

: Jana Mila

Tempat, Tanggal Lahir

: Batam, 01 Januari 2000

Alamat

: Pondok Asri Indah, Sei. Panas, Batam

Agama

: Kristen

Kewarganegaraan

: Indonesia

No. Telepon

: 081210497858

Email

: janatay01@gmail.com

Pekerjaan

: Konsultan keuangan

Riwayat pendidikan:
1.
2.
3.
4.
5.
6.

TK Ananda Batam (2003 – 2005)
SD Ananda Batam (2005 – 2008)
SD Kasih Bangsa Tangerang (2008 – 2011)
SMP Kasih Bangsa Tangerang (20011 – 2015)
SMA Kristen Immanuel Batam (2015 – 2017)
Universitas Putera Batam (2017 – sekarang)

Riwayat pekerjaan:
Konsultan keuangan di Prudential Life Assurance (2017 – sekarang)

13