ANALISIS KESIAPAN SUMBER DAYA MANUSIA DA

ANALISIS KESIAPAN SUMBER DAYA MANUSIA
DALAM PENERAPAN TOTAL QUALITY
MANAGEMENT

TUGAS MATA KULIAH
TOTAL QUALITY MANAGEMENT

OLEH:
WIDODO:

942015008

PROGRAM PASCASARJANA MANAJEMEN PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
2016

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang
Otonomi pendidikan merupakan suatu bentuk reformasi yang perlu
dijalankan dengan baik. Rich (2000) berpendapat bahwa reformasi bertujuan
untuk memperbaiki penyalahgunaan, kesalahan, atau ketidakcocokan, kemudian
membuat perubahan yang lebih baik ( to make changes to the better). Dengan
reformasi, perbaikan kualitas pendidikan menuntut tingginya kinerja lembaga
pendidikan dengan mengacu pada perbaikan mutu yang berkelanjutan, kreativitas,
dan produktivitas pegawai (guru). Kualitas bukan saja pada unsur masukan
(input), tetapi juga unsur proses, terutama pada unsur keluaran (output) atau
lulusan, agar dapat memuaskan harapan masyarakat pelanggan pendidikan.
Kepala sekolah sebagai manajer sudah saatnya mengoptimalkan mutu
kegiatan pembelajaran untuk memenuhi harapan pelanggan pendidikan. Sekolah
berfungsi untuk membina SDM yang kreatif dan inovatif, sehingga lulusannya
memenuhi kebutuhan masyarakat. Para manajer pendidikan dituntut mencari dan
menerapkan suatu strategi manajemen baru yang dapat mendorong perbaikan
mutu di sekolah. Penerapan TQM dalam pendidikan mengutamakan pencapaian
harapan pelanggan melalui upaya perbaikan terus menerus, pembagian tangung
jawab dengan pegawai dalam rangka meningkatkan kualitas pelajar.
Oliver (1996) menjelaskan bahwa tak dapat dihindarkan semua perubahan
pendidikan memerlukan partisipasi lingkungan. Para guru harus bekerja sama satu

sama lain, bahkan dengan para pelajar agar terjadi perubahan kinerja. Seseorang
tidak bisa mengisolasi diri untuk mengelola suatu situasi pendidikan dalam
berbagai problema yang terus meningkat. Seorang manajer berfungsi sebagai
bagian kerja sama kelembagaan agar dapat menjamin keberhasilan perubahan
dalam suatu lingkungan perdidikan kontemporer. Organisasi pendidikan sudah

2

saatnya memperhatikan dan menerapkan manajemen mutu terpadu (TQM) dalam
rangka mengoptimalkan pencapaian mutu lulusan.
Pemberlakuan otonomi daerah dibawah payung Undang- Undang Nomor
22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah dan Undang-Undang Nomor 25
Tahun 1999 tentang perimbangan Keuangan pusat dan Daerah, menuntut para
manajer atau pengelola lembaga pendidikan, khususnya rektor dan kepala sekolah,
untuk mengadopsi manajemen mutu terpadu bagi peningkatan mutu lulusan.
Mengelola Sumber Daya Manusia bukan lagi merupakan sebuah pilihan,
melainkan sudah menjadi keharusan untuk bisa bersaing dalam dunia yang sangat
kompetitif. Hal ini berlaku dalam semua bidang kehidupan termasuk di dalamnya
dunia pendidikan. Di sini kesiapan menjadi faktor yang sangat menentukan
keberhasilan usaha yang dilakukan.

Sumber Daya Manusia merupakan asset organisasi yang paling vital
sekaligus pelanggan akhir yang menentukan kualitas akhir jasa dan organisasi.
Jadi jika semua Sumber Daya Manusia yang ada di SMPN3 Salatiga mempunyai
kesiapan untuk melaksanakan TQM, tentu dapat diharapkan implementasi Total
Quality Management di sekolah ini akan sukses.
Yang terpenting ketika hendak memulai sesuatu adalah kondisi kesiapan
untuk melaksanakan sesuatu itu. Aras pikir ini boleh disepadangkan dengan pola
pikir MDI (2005) yang menyebutkan kesiapan sebagai “citra diri layanan
pelanggan professional, yang terdiri dari pengetahuan, keterampilan dan sikap”.
Insight pemikiran ini menjadi penunjuk arah dalam mengerjakan karya
tulis Total Quality Manajemen ini dengan fokus perhatian pada kesiapan SDM
SMPN3 dalam menerapkan TQM di sekolah. Sekaligus munuju pada analisis
SWOT perihal kekuatan-kelemahan dan peluang-ancaman. Demikian karya tulis
ini akan didesain berdasarkan pada sistematika berikut:
Bab I, Pendahuluan
Bab II, Landasan Teori
Bab III, Pembahasan dan Analisis SWOT
Bab IV, Penutup

3


1.2 Permasalahan
1. Bagaimana kesiapan sumber daya manusia di SMP N 3 Salatiga ditilik dari
sisi kemampuan dalam menerapkan TQM?
2. Hal-hal apa saja yang menjadi faktor

kekuatan dan kelemahan serta

peluang dan ancaman bagi sumber daya manusia di sekolah ini dalam
rangka upaya penerapan TQM?
3. Strategi apa yang tepat berdasarkan kesiapan sumber daya manusia dan
analisis SWOT untuk menerapkan TQM di SMPN 3 Salatiga.?

1.3 Tujuan
Kajian dan tulisan ini bertujuan untuk:
1. Mengetahui kesiapan sumber daya manusia di SMPN 3 Salatiga ditilik
dari sisi kemampuan dan kemauan dalam menerapkan TQM di sekolah
tersebut.
2. Mengetahui hal-hal yang menjadi faktor kekuatan dan kelemahan serta
peluang dan ancaman bagi sumber daya manusia di sekolah ini dalam

rangka upaya penerapan TQM
3. Membuat usulan strategi yang tepat berdasarkan kesiapan sumber daya
manusia dan analisis SWOT untuk menerapkan TQM di SMPN 3 Salatiga.
1.4 Batasan Pembahasan
Konsep kesiapan ini mengacu pada tiga sub konsep utama yakni
pengetahuan, keterampilan dan sikap yang menggunakan analisis SWOT dengan
titik fokus pada komponen input, proses dan output (Lewis , 2002).

4

BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pengertian Manajemen Mutu Terpadu
Total Quality management ialah continuous improvement (perbaikan terus
menerus) dan quality improvement (perbaikan mutu). Untuk melaksanakan
strategi manajemen diperlukan Sumber Daya Manusia yang siap dalam hal
pengetahuan (knowledge) , keterampilan (skill), sikap(attitude). Titik pikir ini
dapat dibandingkan dengan pandangan Ziglar (1998) yang mengatakan bahwa
untuk dapat melakukan suatu pekerjaan dibutuhkan pengetahuan, keterampilan
dan sikap yang baik.

Menurut Sallis (2006) bahwa ”Total Quality Management is philosophy
and a methodology which assists institutions to manage change and to set their
own agendas for dealing with the plethora of new external pressures.” Pendapat
ini menekankan pengertian bahwa manajemen mutu terpadu merupakan suatu
filsafat dan metodologi yang membantu berbagai institusi, terutama industri,
dalam mengelola perubahan dan menyusun agenda masing-masing untuk
menanggapi tekanan- tekanan faktor ekternal.
TQM menfokuskan proses atau sistem pencapaian tujuan organisasi.
Dengan dimulai dari proses perbaikan mutu, maka TQM diharapkan dapat
mengurangi peluang membuat kesalahan dalam menghasilkan produk, karena
produk yang baik adalah harapan para pelanggan. Jadi, rancangan produk diproses
sesuai dengan prosedur dan tehnik untuk mencapai harapan pelanggan. Pengunaan
metode ilmiah dalam menganalisis data diperlukan untuk menyelesaikan masalah
dalam peningkatan mutu. Partisipasi semua pegawai digerakkan agar mereka
memiliki motivasi dan kinerja yang tinggi dalam mencapai tujuan kepuasan
pelanggan.
Manajemen mutu terpadu merupakan sistem manajemen yang mengangkat
sesuatu sebagai strategi usaha yang berorientasi pada kepuasan pelanggan dengan
cara melibatkan melibatkan pelanggan dan seluruh anggota organisasi. Lewis dan


5

Smith (1994) menyebutkan strategi dalam konteks organisasi adalah kerangka
kerja yang menentukan pilihan, dasar, dan arah suatu organisasi. Esensi strategi
organisasi adalah menentukan sesuatu yang benar dilakukan (determining the
right thing to do).
Dapat disimpulkan bahwa manajemen mutu terpadu merupakan suatu teori
ilmu manajemen yang mengarahkan pimpinan organisasi dan personelnya untuk
melakukan program perbaikan mutu secara berkelanjutan yang terfokus pada pada
pencapaian kepuasan (expectation) pelanggan. Aras pikir ini boleh disepadankan
dengan pola pikir MDI (2005) yang menyebutkan kesiapan sebagai “citra diri
layanan pelanggan professional, yang terdiri dari pengetahuan, keterampilan dan
sikap”.
B. GAMBARAN SEKOLAH
Identitas SMP Negeri 3 Salatiga
DATA IDENTITAS SEKOLAH


Nama Lembaga : SMP Negeri 3 Salatiga




Alamat : Jl Stadion No. 4



Kotamadya : Salatiga



No. Telp : ( 0298 ) 326260



No. Dik Sekolah :



No. kode Sekolah : 003




No. Kode Pos : 50721



No. NPWP Bendahara : 00.062722.4 – 505.000



No. Statistik : 201036201003



Status Sekolah : Tipe B



SK Dirjen Pendasmen : 443 / C / Kep / I / 1993


6

C. SEJARAH
SMP Negeri 3 Salatiga yang berlokasi di Jl. Stadion No. 4 dulunya berasal
dari SMEP Negeri Salatiga, SMEP Negeri Salatiga didirikan pada tanggal 1
Agustus 1954 dengan kepala sekolah pertama Bp Soedjas ( Alm ). SMEP Negeri
Salatiga mulai berdiri sampai akhir tahun 1972 tempatnya selalu berpindah –
pindah,

terakhir

di

SPG

Negeri

Salatiga

Jl


Kartini.

Pada Tahun 1972 Bp. D Sucipto, BA Kepala Sekolah II mendapatkan surat kawat
dari Kanwil Semarang yang isinya SMEP Negeri Salatiga diminta untuk pindah
dari SPGN Salatiga. Karena SMEP belum mempunyai lokasi sendiri akhirnya Bp.
D Sucipto, BA ( Alm ) menghadap Walikota Salatiga untuk minta disediakan
lahan tanah, permintaan tersebut dikabulkan dengan diberi tanah di sebelah barat
kampung Kridanggo dan juga Walikota memerintahkan untuk segera membangun
sekolahan di lokasi tersebut.
Dana pembangunan diperoleh dari Kabag Ekonomi Kanwil dan dari dana
POM ( Persatuan Orangtua Murid ) yang sekarang dikenal dengan istilah Komite
Sekolah berujud kayu. Sehingga jumlah lokal yang tadinya hanya 6 lokal
bertambah menjadi 8 lokal. Masing – masing 1 kantor, 1 ruang guru dan 6 kelas.
Seseudah bangunan di Kridanggo jadi maka sejak tanggal 1 April 1973 SMEP
Negeri pindah ke gedung sendiri yaitu di Jalan Kridanggo

( sekarang Jalan

Stadion ). Karena ruang saat itu belum mencukupi maka siswa masuk pagi dan
siang. Pada pertengahan tahun 1979/1980 SMEP Negeri Salatiga integrasi
menjadi SMP Negeri 3 Salatiga
Personil kepala sekolah SMEP ~ SMP Negeri 3 Salatiga :
o

Soedjas ( 1960 ~ 1969 )

o

D Soetjipto, BA ( 1969 ~ 1974 )

o

R Soehardi, BA ( 1974 ~ 1989 )

o

Ani Sri Suratni ( 1989 ~ 1991 )

o

Wardoyo ( 1991 ~ 1994 )

o

Siswanto, BA ( 1994 ~ 2000 )

o

Sri Maryati ( 2000 ~ 2003 )

7

o

Purwadi Antoro, S.Pd ( 2003 -2008)

o

Arif Haryanto,S.Pd (2008- 2011)

o

Drs. Bambang Subiyakto, M.Pd. (2011-2015)

o

Suyudi, M.Pd. (2015 sampai sekarang)

D. Visi dan Misi Sekolah
Kejar prestasi, pelopor dalam IPTEK yang dilandasi IMTAQ, Teladan dalam
bersikap dan bertindak, untuk terwujudnya SMP Negeri 3 Salatiga nan SEGAR
(Santun, Energik, Gembira, Arif, Re-evaluasi).
Indikator Visi

:

1. Unggul dalam pengembangan kurikulum
2. Unggul dalam pengembangan tenaga kependidikan
3. Unggul dalam proses pembelajaran
4. Unggul dalam pengembangan fasilitas pendidikan
5. Unggul dalam peningkatan kelulusan
6. Unggul dalam peningkatan mutu kelembagaan
7. Unggul dalam penggalangan dana
8. Unggul dalam pengembangan standar penilaian
9. Unggul dalam prestasi akademik
10. Unggul dalam prestasi non akademik
11. Unggul dalam peningkatan iman dan taqwa
Misi sekolah

:

1. Melaksanakan pengembangan kurikulum satuan pendidikan.
2. Melaksanakan pengembangan pemetaan KBK.
3. Melaksanakan pengembangan silabus.
4. Melaksanakan pengembangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP ).

8

5. Melaksanakan pengembangan sistem penilaian.
6. Meningkatkan pengembangan profesionalitas guru.
7. Meningkatkan kompetensi guru
8. Meningkatkan kompetensi tenaga tata usaha.
9. Melaksanakan monitoring dan evaluasi oleh Kepala Sekolah terhadap
kinerja guru dan tenaga tata usaha.
10. Mengembangkan metode pengajaran untuk semua mata pelajaran.
11. Mengembangkan strategi pembelajaran.
12. Mengembangkan strategi penilaian.
13. Mengembangkan bahan, sumber pembelajaran.
14. Peningkatan dan pengembangan media pembelajaran.
15. Pengembangan sarana pendidikan.
16. Pengembangan prasarana pendidikan.
17. Menciptakan lingkungan belajar yang kondusif
18. Pengembangan Income Generating Activities.
19. Mengembangkan standar pencapaian ketuntasan kompetensi.
20. Meningkatkan standar kelulusan tiap tahunnya.
21. Meningkatkan pengembangan kejuaraan lomba – omba akademik dan non
akademik.
22. Mengembangkan dan melengkapi administrasi sekolah.
23. Melaksanakan implementasi MBS.
24. Melaksanakan monitoring dan evaluasi oleh sekolah tentang kinerja
sekolah.
25. Melaksanakan supervisi klinis oleh kepala sekolah.
26. Mengembangkan sekolah menuju tercapainya SPM.
27. Menggalang partisipasi masyarakat.
28. Membuat jaringan informasi akademik di dalam sekolah.
29. Membuat jaringan kerja secara vertikal dan horisontal.
30. Mengembangkan jalinan kerja dengan penyandang dana.
31. Menggalang dana dari berbagai sumber.
32. Mendayagunakan potensi sekolah dan lingkungan.

9

33. Melaksanakan sistem subsidi silang.
34. Mengembangkan perangkat model penilaian pembelajaran.
35. Mengimplementasikan model evaluasi pembelajaran : ulangan harian,
ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, ulangan kenaikan kelas.
36. Mengembangkan perangkat soal – soal untuk berbagai model evaluasi.
37. Mengembangkan pedoman – pedoman evaluasi.
38. Mengembangkan lomba – lomba, uji coba dalam usaha peningkatan
standar nilai.
39. Menerapkan model – model pembelajaran bagi anak berprestasi,
bermasalah, dan kelompok.
40. Meningkatkan prestasi akademik sekolah.
41. Meningkatkan standar pelayanan penunjang prestasi non akademik.
42. Meningkatkan standar pelayanan iman dan taqwa warga sekolah.
E. Tujuan SMP Negeri 3 Salatiga
Tujuan sekolah

:

Tujuan yang akan dicapai dalam kurun waktu sampai dengan tahun 2011 adalah :
o

Memiliki warga sekolah yang seimbang antara IMTAQ dan
IPTEK.

o

Memiliki tim olah raga bola basket dan bola volly yang mampu
menjuarai di tingkat Propinsi.

o

Memiliki tim Atletik yang mampu menjuarai di tingkat Propinsi.

o

Memiliki siswa yang berbudi pekerti luhur.

o

Memiliki kelompok Karya Ilmiah Remaja ( KIR ) sekolah.

o

Memiliki group musik baik siswa maupun guru dan karyawan,
sehingga dapat diberdayakan di masyarakat dan mampu bersaing
pada festival musik tingkat kota.

o

Memiliki perpustakaan yang lengkap.

o

Memiliki perangkat multi media yang lengkap

o

Memiliki peralatan laboratorium yang lengkap.

10

o

Memiliki laboratorium bahasa.

o

Memiliki laboratorium Ilmu Pengetahuan Sosial.

o

Memiliki laboratorium komputer yang representatif.

o

Memiliki Green House sekolah.

o

Memiliki studio musik yang representatif.

o

Memiliki lulusan yang cakap, handal, kreatif, kritis, dan mampu
bersaing pada era globalisasi.

o

Memiliki tenaga pengajar yang mampu menyampaikan materi
pelajaran dengan dua bahasa ( Bilingual )

o

Memiliki siswa yang mampu menggunakan bahasa Inggris sebagai
bahasa pengantar dalam menerima pelajaran.

o

Memiliki siswa yang peka terhadap lingkungan sehingga mampu
menjaga dan melestarikan lingkungan hidup guna meningkatkan
budaya manusia.

o

memiliki warga sekolah yang mampu mengoperasikan komputer
pada tingkat mahir.

o

Menghasilkan lulusan yang cakap dalam menyikapi era globalisasi.

o

Tingginya kepercayaan masyarakat terhadap sekolah.

11

F. Data Personel SMP N3 Salatiga
No Kategori Subjek
1

Guru

Jlh
(Orang)
50

Usia
(thn)
28-50

Jurusan

1
2

Pimpinan SMP
Wakasek

1
4

45- 55

S2 Manajemen Pend
S1 Pend. Fisika
S1 Pend. Geografi
S1 Pend. Olahraga

Jumlah
Lulusan
5
3
3
2
4
2
5
2
3
1
3
1
1
1
1
1
5
3
2
1
3.
1
2
1
1

3

Staf
7
Administrasi dan
keuangan

30-45

S1 Informatika
S1 peternakan
S1 Eko. Akuntansi
S1 Eko. Manajemen
S1 Kimia
D3 Ekonomi

1
1
1
1
1
1

4

Satpam

2

28-40

SMA

2

5

Petugas
Kebersihan

6

25-35

SMA
SMP
SD

3
1
2

12

S1 Pend.Psikologi
S1 Pend.Ekonomi
SI Pend. Georafi
SI Pend. Sejarah
S1 Pend.Bahasa Inggris
S2 Manajemen Pend
S1 Pend. Bahasa Indo
S1 Pend.Teknik Elektro
S1 Biologi
S1 Teologia/ S.Ag
S1 Teknik informatika
S1 Pend. Kewargane
S2 Sospol
S1 Bahasa Jawa
SI Pend. B Jawa
S1 Pend. Matematika
S1 Pend. Fisika
S1 Pend. Seni
S1 Pend. Seni Musik
SI Pend.Penjas

Keadaan guru yang minimal S1 ini merupakan hal yang positif karena
minimal guru mempunyai latar belakang pendidikan relatif sederajat. Dari 50 guru
itu yang merupakan lulusan S1 pendidikan ada 44 orang, non kependidikan 2
orang. S2 ada 4 orang. Mayoritas staf keuangan dan administrasi yang juga
lulusan S1 juga merupakan asset yang baik untuk mengerjakan segala kegiatan
administrasi sekolah. Dua orang staf keuangan berlatar belakang pendidikan S1
ekonomi akuntansi dan S1 ekonomi manajemen. Jadi latar belakang mereka
menunjang untuk melakukan pekerjaan administrasi

keuangan. Untuk staf

administrasi , hanya satu yang merupakan lulusan S1 informatika, sedangkan
yang lain lulusan S1 dari berbagai jenis bidang studi studi dan satu orang lulusan
D3. Tetapi keterampilan sebagai

staf memadai untuk melakukan

tanggung jawabnya. Untuk satpam , rata-rata lulusan SMA.

13

kerja dan

BAB III
PEMBAHASAN DAN ANALISA SWOT
Berdasarkan teori dan data lapangan yang diperoleh maka klasifikasi data
mengarah pada tiga hal yaitu:
Pertama, kesiapan SDM yang terdiri dari guru, pimpinan SMP, staf administrasi
dan keuangan, satpam, dan petugas kebersihan untuk melakukan TQM, Kedua,
Kekuatan dan kelemahan serta peluang dan ancaman di SMP N 3 berdasarkan
hasil analisa SWOT. Ketiga, Strategi pengembangan SMPN 3.
3.1 Kesiapan SDM untuk Melakukan TQM
3.1.1 Kesiapan Guru
Khusus untuk guru , selain data diperoleh dari wawancara (Lihat lampiran
pedoman wawancara), observasi, dan studi dokumentasi , data tentang guru juga
diperoleh dari Skala Penilaian Kesiapan Guru. Berikut adalah perhitungan Skala
Penilaian Kesiapan Guru.
No
1

2

3

Item
Pengetahuan
a.Pentingnya kualitas
b. Pentingnya kualitas total
c. Pelanggan
Ketrampilan
a. Keandalan
b. Daya tanggap
c. Jaminan
d.Empati
Sikap:
a. Rendah hati
b.Optimis
c.Berpikir positif
d.Komitmen
e.terbuka
f. Persepsi yang sehat
mengenai
yayasan
dan

Min
1
1
2
1
1
1
1
1
2
1
2
2
1
2
1
1

14

Max
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4

Mean
3,58
3,77
3,76
3,20
3,29
3,20
3,31
3,47
3,48
3,45
3,51
3,72
3,63
3,60
3,41
3,15

Keterangan
Sangat bagus
Sangat bagus
Sangat bagus
Sangat bagus
Sangat bagus
Sangat bagus
Sangat bagus
Sangat bagus
Sangat bagus
Sangat bagus
Sangat bagus
Sangat bagus
Sangat bagus
Sangat bagus
Sangat bagus
Sangat bagus

pimpinan
Skor Minimum dan maksimun didasarkan pada skala diskusi.
Dari data tersebut mengarah dan menunjuk pada adanya kesiapan guru untuk
melaksanakan TQM

sangat bagus. Kesiapan guru dari sudut pengetahuan ,

ketrampilan dan sikap sangat bagus.
3.1.2

Tinjaun Kesiapan Dari Sudut Pengetahuan
Dari sisi pengetahuan guru sudah mempunyai pemahaman yang memadai

tentang pengertian kualitas, pentingnya kualitas total, dan konsep tentang
pelanggan. Pemahaman guru tentang pengertian kualitas dan pentingnya kualitas
total memiliki mean yang relatif sama yakni 3, 77 dan 3, 76. Tetapi untuk konsep
tentang pelanggan meannya 3, 20.
Jika dilihat dari konsep tentang pelanggan secara umum , mean 3,20 masih
masuk dalam kategori sangat bagus. Tetapi cukup besar perbedaannya manakala
dibandingkan

dengan konsep mengenai

pengertian kualitas dan pentingnya

kualitas total.
Hal ini terjadi karena ada dua konsep tentang pelanggan yang memilki
mean di bawah 3. Konsep pertama adalah “pelanggan tidak tergantung pada
pemberi jasa, dalam konteks ini SMPN3, tetapi pemberi jasalah yang tergantung
pada pelanggan”.
Konsep Kedua adalah

“pemberi jasa bukan menolong

pelanggan dengan

melayaninya, tetapi pelangganlah yang menolong pemberi jasa dengan memberi
kesempatan pemberi jasa untuk melayaninya.”
Secara umum guru masih berpendapat bahwa siswa dan orangtualah yang
tergantung kepada

sekolah karena siswalah yang membutuhkan pendidikan.

Sekolah justru membantu siswa dengan memenuhi kebutuhan siswa tersebut.
Tetapi dari sudut TQM, pandangan ini kurang tepat. Justru sekolahlah yang
tergantung kepada siswa karena kalau tidak ada siswa, sekolah tidak bisa menjadi
sekolah karena tidak ada siswa yang dididik.
Secara umum guru juga berpendapat bahwa gurulah yang melayani siswa.
Sebenarnya pendapat ini tidak sepenuhnya salah karena guru memang bertugas

15

melayani siswa . tetapi dari sudut TQM , konsep itu menjadi kurang tepat , karena
manakala guru dapat melayani siswa, itu karena siswa memberi kesempatan
kepada guru untuk melayani siswa. Apabila tidak ada siswa yang mau bersekolah
di SMPN 3 , maka kendati guru ingin melayani siswa, guru tetap tidak
mempunyai kesempatan untuk melayani.
Kedua konsep tersebut perlu dipahami dengan baik oleh guru supaya guru
mengerjakan bagiannya dengan lebih sungguh-sungguh. Bila konsep ini dipahami
secara baik guru akan semakin mengerti apa yang harus dilakukannya sebagai
seorang guru. Guru akan memperhatikan kepentingan siswa sebagai pelanggan
utamanya.
Dari hasil wawancara dan observasi didapat data bahwa sebagaian besar
guru belum memiliki konsep tantang pelanggan internal. Selama ini yang
dianggap sebagai pelanggan adalah siswa dan orangtua siswa. Padahal selain
pelanggan eksternal ada juga yang disebut pelanggan internal. Setiap orang yag
bekerja di sekolah

dan ikut memberi jasa bagi temannya disebut dengan

pelanggan internal.
Guru perlu memahami setiap orang yang bekerjasama di sekolah juga
adalah pelanggannya yang perlu dipuaskan. Misalnya guru mata pelajaran
selanjutnya atau staf administrasi dan keuangan yang berhubungan dengan guru.

3.1.3

Tinjauan Kesiapan Dari Sudut Keterampilan
Secara umum guru menilai kesiapan guru sendiri dari sisi ketrampilan

sangat baik. Skala penilaian kesiapan guru menunjukkan bahwa ketrampilan guru
dalam keandalan, daya tanggap, jaminan, dan empati sangat baik. Namun
berdasarkan hasil perhitungan skala penilaian ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan oleh guru untuk meningkatkan keterampilan guru.
Dari hasil observasi , studi dokumentasi
pimpinan nampak bahwa hampir semua guru

dan

wawancara dengan

siap secara ketrampilan untuk

melakukan prinsip TQM dalam pendidikan. Sebagian guru sudah melakukan

16

pembelajara kreatif dengan berbagai macam metode agar siswa dapat dengan
semangat mengikuti pelajaran. Tetapi ditinjau dari

sisi potensi guru

untuk

melakukan pembelajaran kreatif, sebenarnya masih banyak guru yang belum
maksimal. Bahkan masih juga ada guru yang

memberi pelajaran secara

konvensional . Hal ini perlu menjadi perhatian serius jika keterampilan guru ingin
ditingkatkan.,
3.1.4

Tinjauan Kesiapan dari Sudut Sikap
Secara umum guru menilai kesiapan guru sendiri dari sudut sikap sangat

baik. Hal ini dapat dilihat dari hasil skala penilaian dibandingkan dengan hasil
wawancara, observasi dan studi dokumentasi.
Hampir semua guru tidak pernah berpikir untuk pindah dari SMPN3
Salatiga. Hal ini merupakan pertanda baik bagi permulaan pelaksanaan TQM ,
karena TQM membutuhkan

loyalitas jangka panjang dari staf, terutama staf

senior terhadap sebuah institusi , dalam hal ini merujuk pada SMPN3.
Secara umum guru tidak pernah mempertahankan bahwa pendapatnyalah
yang paling benar. Sikap ini juga merupakan sikap positif sebagai pertanda bahwa
adanya sebagian besar guru yang terbuka terhadap segala masukan.
Wawancara yang dilakukan dengan beberapa siswa dan orangtua siswa ,
jawaban mereka mengarah kepada adanya kepuasan dengan pembelajaran yang
dilakukan di SMPN3. Hasil ini ada konsistensi dengan hasil wawancara dan
observasi dengan guru . Dengan demikian dikatakan guru-guru siap untuk mulai
melaksanakan TQM dalam pendidikan di SMPN3.
3.1.5

Kesiapan Staf Admnistrasi dan Keuangan
Hasil wawancara dengan staf administrasi dan keuangan secara umum

menyatakan kesiapan untuk melaksanakan TQM dalam pendidikan di SMPN3.
Dari sisi pengetahuan staf mengetahui dan setuju dengan kualitas. Tetapi seperti
halnya guru, konsep tentang pelangan eksternal dan internal perlu dibenahi.

17

Ketika dikonfirmasi dengan data dari hasil observasi, wawancara dengan
guru, dan pimpinan , ada beberapa hal yang perlu dibenahi pada diri staf dalam
kaitannya dengan keterampilan dan sikap.
Keterampilan kerja staf pada umumnya sudah baik. Tetapi masih perlu
ditingkatkan . Bukan sekedar menjadi pelaksana tetapi menjadi orang yang punya
inisiatif dalam melaksanakan tugasnya dan menjadi kepala atas tugasnya sendiri.
Secara umum staf administrasi menyadari bahwa kualitas sekolah baik, tetapi
ternyata mereka tidak tahu

visi dan misi sekolah. Hal ini perlu mendapat

perhatian supaya staf tahu kemanakah sekolah ini akan mengarah.
3.1.6

Kesiapan Satpam
Dari hasil wawancara diketahui bahwa semua anggota satpam siap jika

akan dilakukan perbaikan berkesinambungan di SMPN3. Satpam tahu bahwa
kualitas kerja yang baik itu diperlukan. Sedangkan dari sisi ketrampilan, satpam
menyadari ada hal-hal yang harus diperbaiki.
Dari hasil pengamatan, kerjasama antara satpam dan kinerja satpam
dikatakan cukup baik. Tetapi kadang-kadang mereka menjadi kurang disiplin
dalam menjaga pintu masuk, sehingga ada orang yang mestinya

tidak

berkepentingan dengan sekolah dapat masuk ke lokasi sekolah.
Dari hasil wawancara, anggota satpam menyadari kelebihan dan
kekurangan masing-masing. Satpam minta dibimbing agar kinerjanya menjadi
lebih baik. Hal ini menjadi pertanda baik karena satpam sudah memiliki kesadaran
dan kesediaan untuk memperbaiki diri dan kinerjanya.
3.1.7

Kesiapan Petugas Kebersihan
Secara umum anggota petugas kebersihan siap untuk melakukan perbaikan

berkesinambungan. Mereka tahu bahwa kualitas kebersihan yang baik sangat
diperlukan. Mereka dapat mengevaluasi hasil kerja mereka dan merasa kurang
puas.
Dari sisi sikap, mereka mau menerima masukan dan mau mendukung ke
arah kebaikan. Mereka juga ringan tangan manakala dimintai tolong dengan

18

penuh ramah. Mereka tahu dan siap dengan konsekuensi pulang sore

kalau

pekerjaan di sekolah belum selesai dan hal itu dilakukan tanpa mengeluh.
Kekuatan Dan Kelemahan Serta Ancaman dan Peluang Berdasarkan
Analisa Swot
Untuk melakukan analisan SWOT perihal kekuatan dan kelamahan serta
ancaman dan peluang , data dipilah dalam tiga kompenen yakni komponen input,
proses dan output, dengan penghitungan bobot dan rating.
Kekuatan dan kelemahan input
NO

1

Faktor
internal

strategi

Kekuatan
Kemampuan dasar
siswa yang masuk
SPMN 3 sangat baik

Bob
ot

Ra
tin
g

Bx
R.

No

0,11

4

0,44

1

Faktor
internal

strategi

Kelemahan
Fasilitas
perpustakaan belum
memadai diban-ding
dengan jumlah anak
Peralatan
laboratorium masih
kurang
Area sekolah kurang
hijau
Alat
peraga
termasuk
media
audio
visual
sbg
media pembelajaran
ma-sih kurang
Kebersihan sekolah
ma-sih kurang
Belum ada ruang
serba guna

Bob
ot

Ra
tin
g

B
R

x

0,13
5

1

0,13
5

0,13
3

1

0,13
1

0,13
1
0,13

1

0,13

1

0,13

0,13

1

0,12
8

1

0,12
8
0,10
7

2

Para guru
muda

masih

0,1

4

0,4

2

3

Guru bisa kerjasama
dalam tim
Tidak
merangkap
menga-jar di SMP
lain

0,1

4

0,4

3

0,09
8

2

0,19
6

4

Rasio
guru
dan
siswa 1:20
Guru
memahami
visi dan misi dg
jelas
Mempunyai
perencanaan
/program sekolah yg
jelas.
Ada dukungan dari
dinas pendidikan

0,09
7
0,09
7

3

0,29
1
0,29
1

5

0,09
7

3

0,29
1

7

Fasiltias OR kurang
terawat dan kurang
memadai.

0,10
7

1

0,10
7

0,09
8

2

0,19
6

8

Area sekolah terbagi
dalam dua lokasi
yang berbeda

0,10
6

2

0,21
2

Ada coordinator dan
supervisor
bahasa
inggris
Kebutuhan guru dari
sisi
kesehatan
terpenuhi
Total Skor

0,10
6

4

0,42
4

0,09
7

3

0,29
1

4

5
6
7
7
8
9
10

3

1

3,31

19

6

1

1,10

8

6
2,21
2

Skor akhir

Peluang dan ancaman input
N
o
1.

2.

3

4
5

6

7

Faktor
Eksternal

strategi

Peluang
Mulai berkembang
banyak pelatihan
yg
ba-gus
dan
inovatif berkai-tan
dg pendidikan yg
bisa diikuti oleh
guru
Banyak orangtua
ingin
menyekolahkan
anaknya di sini

Tersedia
banyak
sumber
belajar
dari
berbagai
media
Ada
dukungan
DISDIK-PORA
setempat
Trend
kedua
orangtua
sibuk
bekerja sehingga
perlu menitipkan
anak dalam jangka
panjang di sekolah
Hubungan
baik
dengan pengawas
sekolah
dan
mantan pengawas
sekolah
Perkembangan
teknologi
komunikasi
dan
informasi
yang
bisa diakses oleh
guru
Total Skor

Bob
ot

Ra
tin
g

Bx
R.

No

0,15

4

0,6

1

0,14
8

4

0,5
92

2

0,14
5

2

0,2
9

3

0,14
2

4

0,5
68

4

0,14
1

4

0,5
64

5

0,14
1

4

0,5
64

0,13
3

4

0,5
32

1

3,7
1

Skor skor akhir

20

Faktor
Esternal

strategi

Bob
ot

Ra
tin
g

BxR

0,15
6

1

0,15
6

0,15
6

2

0,31
2

0,14
9

2

0,29
8

Kemacetan
lalu
listas pada jam
masuk sekolah.
Banyak les yang
diikuti
anak
menimbulkan
anak tertekan

0,14
5

2

0,29
8

0,14
4

2

0,28
8

6

Profesi guru bukan
menja-di
pilihan
utama
bagi
masyarakat

0,13

1

0,13

7

Banyak
orang
berjualan
di
sekitar sekolah

0,12

2

0,24

Total Skor

1

Ancaman
Anak-anak
SMP
menjadi
target
obat-obat
terlarang,
narkoba,
buku
porno,
gambar
porno, vcd porno
Pemanfaatan
teknologi
un-tuk
hal2
negatif
seperti game on
line, hp yg dpt
akses
gambar
porno
Situasi ekonomi yg
semakin sulit

1,72
2
1,98

8

Kekuatan dan kelemahan proses
No

1.

2.

3
4

5

6
7

8

9

Faktor
internal

strategi

Bob
ot

Ra
tin
g

Bx
R.

No

6

0,10
4

3

0,3
12

1

Jam mengajar di
sekolah
bukan
dipakai utk mencatat
tetapi
untuk
menjelaskan
Satu
kelas
jumlahnya
26
siswa
Ada
pelajaran
bhs
inggris
setiap hari

0,10
3

4

0,4
12

2

0,10
3

4

0,4
12

3

0,10
1

4

0,4
04

4

Mempunyai
konsep
pendidikan
holistik
meliputi
iman,
karakter, akademis dan fisik
Metode
pembelajaran
bervariasi
Menyelengaraka
n
program
character
building
untuk
membina
karakter anak.
Mempunyai
desain
pembelajran
yang
khusus
Anak
pulang
dalam
kondisi
sudah
selesai
semua tugasnya
dan
sudah

0,10
1

4

0,4
04

5

0,09
9

3

0,2
97

0,09
8

4

0,3
92

0,09
8

3

0,2
94

0,09
7

4

0,3
88

Kekuatan
Menerapkan
hari seko-lah

21

Faktor
internal

strategi

Bob
ot

Rat
ing

0,15
2

2

0,30
4

0,14
8

3

0,44
4

Area
sekolah
kurang hijau

0,14
7

2

0,29
4

Alat
peraga
termasuk
media
audio visual sbg
media
pembelajaran
masih kurang
Kebersihan
sekolah
masih
kurang

0,14
4

2

0,28
8

0,14
2

2

0,28
4

6

Belum ada ruang
serba guna

0,13
7

2

0,27
4

7

Fasiltias
OR
kurang
terawat
dan
kurang
memadai.

0,13

3

0,39

Kelemahan
Fasilitas
perpustakaan belum
memadai
dibanding dengan
jumlah anak
Peralatan
laboratorium
masih kurang

B
R

x

10

makan siang
Prakarya
tidak
menjadi
beban
orangtua karena
diselesaikan
di
sekolah
dan
bahan disiapkan
oleh guru.
Total Skor

0,09
6

4

1

0,3
84

3,6
99

Total Skor

1

2,27
8
1,42
1

Skor akhir

Peluang dan ancaman proses
No

1.

2.

3

4

5

Faktor
strategi
eksternal
Peluang
Kemajuan
pandangan
ttg
pola pendidikan
yg baik utk anak
memungkinkan
sekolah
dpt
mengembangkan metode
pendi-dikan baru
Ada
kebutuhan
orangtua
terhadap
pendidikan
agama yang baik
bagi anak-anak
Cara
berpikir
orgtua
terhdp
kebutuhan
metode
pendidikan
yg
baru mulai maju.
Kepercayaan
masyarakat
terhadap SMPN3
tinggi
Mulai
berkembang sistem pendidikan
dunia
yg
berpusat
pada

Bob
ot

Ra
tin
g

Bx
R.

No

0,20
2

4

0,8
08

1

0,20
1

4

0,8
04

2

0,2

3

0,6

3

0,19
9

3

0,5
97

4

0,19
8

4

0,7
92

22

Faktor
eksternal

strategi

Bob
ot

Rat
ing

0,25
4

2

0,50
8

SMP lain mulai
membe-nahi
kurikulum
dan
proses
pengajarannya

0,25
2

2

0,50
4

Muncul banyak les
di luar sekolah
sehingga
anak
merasa tidak perlu
belajar serius di
sekolah
Adanya
pembicaraan
negatif ttg SMPN3
yg
dapat
meresahkan
orangtua

0,24
8

2

0,49
6

0,24
6

2

0,49
2

Ancaman
Bermunculan SMP
yg
bertaraf
internasional

B
R

x

anak
sebagai
individu
Total Skor
Total
Akhir

1

3,6
01

Total Skor

1

2

Skor

1,60
1

Kekuatan dan kelemahan output
No
1.

2.

3

Faktor
strategi
internal
Kekuatan
Mempunyai
prestasi
akademis
dan
non
akademis
sampai
pada
taraf
internasional
Efektivitas
pembelajaran
dicek
melalui
post test

Bob
ot

Rat
ing

Bx
R.

No

0,33
5

3

1,00
5

1

0,33
3

3

0,99
9

2

Lulusan SMPN3
dapat
masuk
SMA
Favorit
lainnya dan bisa
ikut
program
akselerasi
Total Skor

0,33
2

4

1,32
8

1

3,3
32

Total skor akhir

Peluang dan ancaman output.

23

Faktor
strategi
internal
Kelemahan
Orangtua kuwatir
bahwa anak tidak
dapat mengikut
proses belajar di
luar SMPN3

Bob
ot

Rat
ing

B x
R

0,55

3

1,6
5

Orangtua
merasa nilai di
SMPN3
mudah
karena
anak
mandapat
nilai
bagus

0,45

2

0,9

Total Skor

1

2,5
5
0,7
82

No

1.

2.

Faktor
Eksternal

strategi

Peluang
Perlu
disipakan
anak
yang
mempunyai
jiwa
beriman
dan
takwa
Perlu
adanya
usaha
membangun
generasi
muda
yang
siap
menghapi
masa
depan
Total skor
Total skor akhir

Bobot

Ra
tin
g

Bx
R.

0,55

4

2,2

1

0,45

4

1,8

2

1

N
o

4

Faktor
Eksternal

strategi

Ancaman
Orangtua
melihat
keberhasilan
anak
dari sisi hasil / nilai ,
dan
bukan
dari
proses
Ambisi
orangtua
yang tidak realistis
terhadap anaknya

Total skor

Bobo
t

Rati
ng

0,5

2

1

0,5

2

1

1

3.2.Rencana Strategi Pengembangan Sekolah
3.2.1. Strategi Pengembangan Input SMPN3
Dari hasil analisa SWOT diperoleh hasil bahwa skor kekuatan dikurangi
kelemahan = 2,212. Skor peluang dikurangi ancaman = 1,988. Itu berarti berada
pada domain SO (Strengths-opportunities).
3.2.1. Strategi Pengembangan Proses SMPN3
Dari hasil

analisa SWOT untuk komponen proses, skor kekuatan

dikurangi kelemahan = 1,421; sedangkan

skor peluang dikurangi ancaman

=1,601. Ini berarti dapat dikatakan bahwa strategi pengembangan untuk proses
berada pada kwadran SO (Strengths –Opportunities).

24

B
R

x

2
2

3.2.2. Strategi Pengembangan Output SMPN3
Hasil analisa SWOT mengarah kepada kwadran SO (Strengths –
Opportunities) untuk pengembangan Output. Dimana skor kekuatan dikurangi
skor kelemahan = 0,728; dan skor peluang dikurangi ancaman= 2.

BAB 1V
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
Paparan data yang ada, mengarah dan menunjuk pada penyimpulan
berikut:
4.1.1

Kesiapan SDM Dalam Melaksanakan TQM
SDM yang ada di SMPN3 meliputi guru, pimpinan, staf administrasi dan

keuangan, satpam dan petugas kebersihan. Semua unsur SDM siap melakukan
perubahan dan perbaikan secara berkesinambungan. Siap dalam titik singgung ini

25

menunjuk pada siap secara pengetahuan, ketrampilan dan sikap

untuk

melaksanakan TQM.
4.1.2

Kekuatan Dan Peluang Serta Kesempatan dan Ancaman Di SMPN3
Dari analisa SWOT simpulan bermuara pada adanya keunggulan dalam

hal input siswa dan guru, desain pembelajaran , hingga mencapai taraf
internasional sebagai kekuatan yang dimiliki SMPN3. Sedangkan kelemahannya
adalah fasilitas kurang, system analisa data masih manual, kekhawatiran orangtua
terhadap desain pembelajaran yang beda dengan dengan SMP lain.
Peluangnya adalah banyak orangtua ingin menyekolahkan anaknya di
SMPN3, adanya kebutuhan untuk menyiapkan generasi muda yang memiliki
pendidikan yang berkualitas. Sedangkan yang menjadi ancaman adalah anak
menjadi target narkoba, muncul SMP baru dengan taraf internasional, ambisi
orangtua yang tidak realistis terhadap anaknya.
4.1.3

Strategi Pengembangan Sekolah
Dari kesiapan SDM yang ada dan dirangkai dengan analisis SWOT maka

dapat dibuat rencana pengembangan berdasarkan pada analisis SWOT dari sisi
input, proses dan output. Karena hasil analisa berada pada domain SO, maka
dibuat strategi yang mendukung pertumbuhan (growth strategy). Strategi untuk
input adalah memanfaatkan kemajuan teknologi untuk mengembangkan potensi
anak, pun pula memikirkan bagaimana bisa mendapatkan input yang baik,
menyiapkan guru untuk menggunakan

teknologi informasi dalam PBM, dan

melengkapi SDM dengan keterampilan yang diperlukan. Strategi untuk
pengembangan proses adalah mengembangkan
mengembangkan

creative

learning strategy ,

program character building, memperhatikan kesehatan fisik

anak. Strategi untuk pengembangan output adalah mengembangkan klub-klub
prestasi, menyiapkan desain pengembangan anak secara holistik, membentuk
pusat pengembangan potensi anak.

26

4.2 SARAN
1. Pimpinan SMPN3 agar tetap berpegang teguh pada komitmennya karena
inisiatif

upaya

perbaikan

berkesinambungan

dimulai

dari

pihak

manajemen.
2. Budaya kualitas di SMPN3

perlu diciptakan

terlebih dahulu. Perlu

dikondisikan situasi yang membuat SDM mau melakukan secara sukarela
karena merasa memiliki sekolah sehingga ada kesadaran bahwa sekolah
berkembang atau tidak tergantung dari setiap unsur SDM yang ada di
SMPN3
3. Karena kunci keberhasilan TQM ada pada SDM, maka dalam
melaksanakan strategi SO harus ada SDM yang memegang teguh
komitmennya supaya TQM dapat berlangsung secara konsisten.
4. Membentuk tim quality control untuk memperhatikan dan memastikan
bahwa ketika rencana pengembangan strategi dilaksanakan , semuanya
dilaksanakan dengan kualitas yang benar-benar baik.

DAFTAR PUSTAKA
Lewis, Ralph. G, dan Smith, Douglas. H, 1994. Total Quality Higher Education.
Florida: St. Lucia Press.
Rich, John Martin, 2000. Innovation in Education: Reformers and Their Critic.
Boston: Allyn and Bacon.
Sallis, Edward, 2006. Total Quality management in Education (Manajemen Mutu
Pendidikan), Jogjakarta: IRCiSoD.
Ziglar, Zig, 1998. Success for Dummy. IDG Books Worldwide.
, 2005.Management Development International Training and Consulting,.
TQM untuk peningkatan kualitas Proses Belajar Mengajar. Jakarta.

27

Lampiran
Pedoman wawancara guru
1. Apa pendapat ibu/bapak mengenai kualitas SMPN3?
2. Bagaimana kualitas siswa SMPN3?
3. Bagaimana kualitas guru-guru SMPN3?
4. Bagaimana hubungan guru yang satu dengan yang lain?
5. Bagimana hubungan guru dengan pimpinan?
6. Bagaimana hubungan guru dengan siswa?
7. Apa pendapat ibu/bapak mengenai pengajaran, penilaian , metode
pengajaran yang dilakukan oleh guru?
8. Apa pendapat ibu/bapak mengenai materi yang diberikan kepada siswa?
9. Bagaimana pembinaan iman dan karakter siswa di SMPN3
10. Apa target ibu/bapak untuk siswa yang anda ajarkan?
11. Apa pendapat ibu/bapak tentang visi dan misi SMPN3
12. Bagaimana kepemimpinan dan manajemen yang diterapkan di sekolah?
13. Bagaimana kedisiplinan yang diterapkan di sekolah?

28

14. Apa pendapat ibu/bapak tentang fasilitas sekolah?
15. Apa ibu/bapak sudah puas dengan kualitas SMPN3?
16. Perlukah kualitas itu ditingkatkan? Bagaimana caranya?
17. Apa guru-guru sudah sudah memenuhi criteria kualitas yang diharapkan?
Pedoman wawancara untuk staf administrasi dan keuangan
1. Apa pendapat ibu/bapak tentang kualitas SMPN3?
2. Bagaimana kualitas administrasi menurut anda?
3. Apa ibu/bapa sudah puas dengan kualitas SMPN3 sekarang?mengapa?
4. Apa staf SMP yang lain dan karyawan sudah memenuhi criteria kualitas
yang diharapkan?
5. Apa ibu/bapak tahu visi dan misi SMPN3? Bagaimana pendapat ibu/bapak
tentang visi dan misi itu?
6. Apa ibu /bapak sudah puas dengan kualitas kerja ibu/bapak di SMPN3?
7. Apa ibu/bapak siap jika dilakukan perubahan manajemen secara total di
SMPN3?
8. Masalah/kesulitan apa yang ibu/bapak hadapi dalam melakukan
pekerjaan?
9. Apa usul/masukan ibu/bapak untuk meningkatkan kualitas ?
Pedoman wawancara untuk Satpam dan Petugas Kebersihan
1. Apa pendapat ibu/bapak tentang kualitas SMPN3?
2. Apa ibu/.bapak sudah puas dengan kualitas yang sekarang? Mengapa?
3. Apa ibu/bapak puas dengan kualitas kerja anda?
4. Menurut ibu/bapak, bagian mana dari anda yang perlu dibenahi atau
diperbaiki agar dapat mencapai kualitas yang maksimum?
5. Bersediakah ibu/bapak bekerja sama untuk memperbaiki kualitas
6. Masalah apa yang ibu/bapak hadapi dalam melakukan pekerjaan?
7. Apa usul/masukan ibu/bapak untuk meningkatkan kualitas ?

29