RELATIONSHIP ACHIEVEMENT MOTIVATION BETWEEN CARING ATTITUDE OF NURSING STUDENT IN PUBLIC HOSPITAL SALEWANGANG MAROS
68 HUBUNGAN MOTIVASI ACHIEVEMENT DENGAN SIKAP CARING MAHASISWA PROGRAM PROFESI NERS DI RSU SALEWANGANG MAROS RELATIONSHIP ACHIEVEMENT MOTIVATION BETWEEN CARING ATTITUDE OF NURSING STUDENT IN PUBLIC HOSPITAL SALEWANGANG MAROS Afrida
Dosen Tetap Program Studi D III Keperawatan Stikes Nani Hasanuddin Makassar ABSTRAK
Pendidikan tinggi keperawatan adalah suatu pendidikan yang bertujuan untuk menghasilkan perawat yang profesional. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan motivasi achievement dengan sikap caring mahasiswa program profesi ners di RSU Salewangang Maros. Penelitian ini menggunakan metode cross sectional study. Jumlah sampel 46 mahasiswa program profesi ners. Pengumpulan data dilakukan melalui kuisioner dan observasi. Data dianalisis dengan menggunakan uji chi square. Hasil penelitian menunjukkan ada ada hubungan motivasi akan prestasi dengan sikap
caring (p=0,000), ada hubungan motivasi akan afiliasi dengan sikap caring (p=0,001) dan motivasi
akan kekuasaan dengan sikap caring (p=0,002). Hasil penelitian menyarankan perlunya motivasi ditanamkan sejak mahasiswa dalam tahap akademik, perlunya pengembangan pengajaran mengenai sikap caring dengan menambah materi dan pembahasan tentang caring melalui seminar dan juga perlu adanya role model dari institusi pendidikan untuk memperkuat nilai professional dan praktek professional terutama mahasiswa baru agar dapat meningkatkan kemampuan caring mahasiswa.
Kata kunci : Motivasi, prestasi, afiliasi, kekuasan, sikap caring PENDAHULUAN
Pendidikan tinggi keperawatan adalah suatu pendidikan yang bertujuan untuk menghasilkan perawat yang profesional. Proses pendidikan ini dilaksanakan melalui dua tahapan, yaitu tahapan akademik dan tahapan profesi. Dalam fase ini, mahasiswa mendapat kesempatan beradaptasi terhadap perannya sebagai perawat profesional dalam masyarakat keperawatan dan lingkungan pelayanan asuhan keperawatan (Nursalam, 2012).
Caring adalah sebagai proses yang memberikan kesempatan pada seseorang baik pemberi asuhan maupun penerima asuhan untuk pertumbuhan pribadi. Aspek utama
caring meliputi pengetahuan, belajar dari
pengalaman, kesabaran, kejujuran, rasa percaya, kerendahan hati, harapan dan keberanian. Caring dalam keperawatan adalah sebuah proses interpersonal esensial yang mengharuskan perawat melakukan aktivitas peran yang spesifik dalam sebuah cara dengan menyampaikan ekspresi emosi tertentu pada pasien (Marrison & Burnard, 2009).
Hasil penelitian Abdulwahab dan Gain dalam Husin (2009), menyatakan bahwa fakta seorang registered nurses (ners) lebih banyak menunjukkan sikap positif dibandingkan dengan mahasiswa keperawatan, dan perawat yang baru lulus. Penelitian Tangke (2012), Menunjukkan kecendrungan perilaku caring pada ners paling banyak pada kategori rendah (41,0%), penelitian Begum & Hazel (2012), tentang persepsi caring mahasiswa, caring sebagai hubungan keibuan, perilaku membantu, batasan pelayanan, komunikasi dan sumber penguat serta pengembangan pelayanan dan penelitian Munawaroh (2011), menunjukkan bahwa hubungan antara motivasi menjadi perawat dengan perilaku
caring paling banyak pada tingkat rendah 75
orang (38,9%). Fenomena ini menjadi suatu permasalahan mendasar ketika sikap/perilaku caring mahasiswa cenderung belum maksimal dilakukan. Peningkatan pemahaman dan penguatan tentang sikap caring, salah satunya dapat melalui meningkatkan self
efficacy dan memberikan motivasi pada
mahasiswa/calon perawat dalam bersikap/berprilaku caring Motivasi adalah tenaga dalam diri individu yang mempengaruhi kekuatan atau mengarahkan perilaku (Marquis & Huston, 2010). Penelitian Sobirin, (2006) menyatakan bahwa keberhasilan memberikan pelayanan keperawatan dalam hal ini perilaku caring
BAHAN DAN METODE
69
Analisis Data
Makassar 49 66,2
Stikes Nani Hasanuddin 25 33,8 Universitas Islam
Genap 17 37,0 Asal Institusi
Semester Ganji 29 63,0
≤ 25 tahun 35 76,1 > 25 tahun 11 23,9
Perempuan 34 73,9 Umur
Jenis Kelamin Laki-laki 12 26,1
Karakteristik mahasiswa program profesi ners n %
Tabel 1. Distribusi frekuensi karakteristik responden mahasiswa program profesi ners (n=46)
Karakteristik Responden
Data dianalisis berdasarkan skala ukur dan tujuan penelitian dengan menggunakan perangkat lunak program komputerisasi. Data dianalisis secara univariat untuk melihat distribusi frekuensi dari karakteristik responden dan setiap variabel. Untuk analisis bivariat digunakan uji chi square untuk melihat sifat dan besarnya hubungan variabel independen dan dependen. Interval kepercayaan yang digunakan adalah 95% dan batas kemaknaan apabila p<0,05.
digunakan sebelumnya telah memenuhi syarat uji validitas dan reliabilitas.
salah satunya dipengaruhi oleh motivasi, dengan penerapan perilaku caring. Motivasi menurut McClelland (dalam Supardin & Anwar, 2004), seseorang mempunyai motivasi prestasi yang tinggi, bila dia mempunyai keinginan untuk berprestasi lebih baik dari pada yang lain dalam banyak situasi. McClelland (1987) mendefinisikan motivasi berprestasi sebagai motivasi yang mendorong seseorang untuk mencapai keberhasilan dalam bersaing dengan suatu ukuran keunggulan
Caring Behavior Inventory. Kuesioner yang
Pengumpulan data dilakukan oleh peneliti dengan menggunakan kuesioner, wawancara, serta observasi untuk mengukur sikap dan motivasi dengan menggunakan teori Mc Clleland (achievement motivation) dan observasi sikap caring dengan menggunakan
Pengumpulan Data
Populasi adalah seluruh mahasiswa profesi program profesi ners yang sedang praktik di RSU Salewangang Maros. Besar sampel dalam penelitian ini sebanyak 46 yang dipilih secara insidental sampling dan telah memenuhi kriteria inklusi yaitu mahasiswa program profesi ners yang aktif dan bersedia menjadi responden.
Penelitian ini dilaksanakan di RSU Salewangang Maros. Jenis penelitian ini adalah cross sectional study.
RSU Salewangang Maros
caring mahasiswa program profesi ners di
Fakta yang ada di masyarakat, bahwa lulusan ners masih belum diakui sebagai sosok professional yang akan mampu memberikan konstribusi yang hebat dalam meningkatkan mutu pelayanan keperawatan dan patients safety (Nursalam, 2014). Penting untuk memiliki motivasi yang tinggi dalam menerapkan sikap caring. Motivasi yang tinggi untuk menjadi calon perawat professional akan mendorong individu untuk menerapkan sikap caring. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan motivasi dengan sikap
dalam mencapai kesuksesan, kemampuan untuk mencapai hubungan kepada organisasi juga sesama pegawai untuk menuju keberhasilan. Need for Achievement akan membawa orang itu berprestasi hanya dalam kondisi bila sasaran yang akan dicapai itu nyata dan memiliki kemungkinan untuk dicapai. Individu dengan motivasi prestasi yang tinggi akan mempunyai keinginan untuk selalu sukses dalam dirinya dan akan berusaha selalu ingin berada di atas kemampuan orang lain dan berusaha bertanggung jawab atas tugas-tugas yang diberikan. Beberapa individu memiliki dorongan yang kuat untuk berhasil. Mereka lebih berjuang untuk memperoleh pencapaian pribadi daripada memperoleh penghargaan. Mereka memiliki keinginan untuk melakukan sesuatu dengan lebih baik atau lebih efisien dibandingkan sebelumnya. Dorongan ini merupakan merupakan kebutuhan pencapaian.
Need for Achievement merupakan kebutuhan
Menurut Robbins & Judge, (2008)
motivasi berprestasi adalah suatu keinginan atau kecenderungan untuk mengatasi hambatan, melatih kekuatan, dan untuk berusaha melakukan sesuatu yang sulit dengan baik dan secepat mungkin.
(standard of excellence). Menurut Murray
HASIL PENELITIAN
perempuan 34 (73,1%) dengan umur responden dikelompokkan berdasarkan cut off
0,001 Tinggi 8 25,0 24 75,0 32 100
caring tinggi. Hasil uji statistik menunjukkan
bahwa ada hubungan motivasi akan kekuasaan dengan sikap caring (p=0.002, α: 0.05).
Tabel 3. Hubungan motivasi dengan sikap caring mahasiswa program profesi ners (n = 46) Motivasi Achievement
Sikap Caring Total
p
rendah tinggi n % n % n % Rendah 11 91,7 1 7,0 12 100
0,000 Tinggi 8 23,5 26 76,5 34 100
Motivasi akan afiliasi Rendah 11 78,6 3 21,4 14 100
Motivasi akan kekuasaan Rendah 11 73,3 4 8,8 15 100
caring menunjukkan bahwa 24 (75,0%)
0,002 Tinggi 8 25,8 23 74,2 31 100
PEMBAHASAN
Penelitian ini menujukkan ada hubungan yang signifikan antara motivasi akan prestasi dengan sikap caring mahasiwa program profesi ners di RSU Salewangang Maros (p = 0,000), yakni semakin tinggi motivasi akan prestasi mahasiswa ners maka semakin tinggi dalam menerapkan sikap
caring sementara semakin rendah motivasi
akan prestasi mahasiswa ners semakin rendah dalam menerapkan sikap caring. Menurut Mc Clelland kebutuhan akan prestasi (Need for achievement) adalah kebutuhan untuk mencapai sukses yang diukur berdasarkan standar kesempurnaan dalam diri seseorang. Kebutuhan ini berhubungan erat dengan pekerjaan/profesi dan mengarahkan tingkah laku pada usaha untuk mencapai prestasi tertentu. Seseorang yang dalam hatinya ada perasaan menggebu-gebu untuk meraih prestasi terbaik, akan sangat bergairah dan termotivasi dalam melaksanakan pekerjaan dan tugasnya. Sebaliknya orang yang tidak ada niat yang kuat untuk meraih prestasi akan ketinggalan jauh dibandingkan dengan orang yang termotivasi. Hal ini dapat dicapai dengan cara merumuskan tujuan, mendapatkan umpan balik, meningkatkan tanggung jawab pribadi, dan bekerja keras
Hasil penelitian menujukkan ada hubungan yang signifikan antara motivasi akan afiliasi dengan sikap caring mahasiwa program profesi ners (p = 0,001), yakni semakin tinggi motivasi akan afiliasi mahasiswa ners maka semakin tinggi menerapkan sikap caring sementara semakin rendah motivasi akan afiliasi mahasiswa ners semakin rendah dalam menerapkan sikap
caring.Hasil analisis mengambarkan mayoritas
mahasiswa program profesi ners tinggi
mahasiswa program profesi ners yang memiliki motivasi akan afiliasi tinggi dengan sikap caring tinggi. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa ada hubungan motivasi akan afiliasi dengan sikap caring (p=0.001, α:0.05). Sedangkan berdasarkan hasil analisis motivasi akan kekuasaan dengan sikap caring menunjukkan bahwa 23 (74,2%) mahasiswa program profesi ners yang memiliki motivasi akan kekuasaan tinggi menerapkan sikap
bahwa ada hubungan motivasi akan prestasi dengan sikap caring (p=0.000, α:0.05). Hasil analisis motivasi akan afiliasi dengan sikap
point median, menunjukkan umur terbanyak
3. Motivasi akan kekuasaan
≤25 tahun sebanyak 35 (76,1%) sebahagian besar responden menjalani program profesi ners di semester ganjil sebanyak 29 (63,0%) dan sebagian besar berasal dari intitusi Stikes Nani Hasanuddin sebanyak 29 (63%). Tabel 2. Distribusi motivasi achievement responden mahasiswa program profesi ners (n=46)
Motivasi achievement n %
1. Motivasi akan Prestasi
a. Rendah
b. Tinggi
2. Motivasi akan Afiliasi
a. Rendah
b. Tinggi
c. Rendah
caring tinggi. Hasil uji statistik menunjukkan
d. Tinggi
12
34
14
32
15
31 26,1 73,9 30,4 69,6 32,6 67,4 prestasi mahasiswa program profesi ners 26
(76,5%) tinggi dengan menerapkan sikap
70 Berdasarkan table 1 menunjukkan
71
caring pada mahasiswa. menunjukkan bahwa
SARAN
Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan motivasi akan prestasi, motivasi akan afiliasi dan motivasi akan kekuasaan dengan sikap caring mahasiswa program profesi ners di RSU Salewangang Maros.
KESIMPULAN
menyimpulkaan ada hubungan persepsi mahasiswa dengan komponen caring.
caring dan penelitian Karaoz (2005), turkish nursing students’ perception of caring
menyimpulkan persepsi mahasiswa keperawatan berhubungan dengan penerapan
of “caring” in nursing education by Pakistani nursing students: An exploratory study
Berdasarkan hasil penelitian terdapat 8 (25,0%) mahasiswa ners dengan motivasi tinggi tetapi tidak menerapkan sikap caring tinggi. Analisis peneliti kemungkinan, dipergaruhi oleh persepsi mahasiswa tentang sikap caring rendah. Menurut Purwanti (2006) dalam Tangke (2012), perilaku caring menjadi tolok ukur mutu pelayanan kesehatan dan salah satu faktor penentu terbentuknya sikap atau perilaku tersebut ialah persepsi. Berdasarkan hasil wawancara, mahasiswa ners menyatakan selama tahap akademik, materi tentang caring hanya dibahas pada satu mata kuliah saja, hanya membahas tentang teori caring secara umum, tidak pernah melakukan role play dan belum pernah mengikuti kegiatan pelatihan maupun seminar tentang caring. Hasil ini didukung oleh penelitian Begum & Hazel (2012), perceptions
terdapat hubungan antara motivasi menjadi perawat dengan perilaku caring dan tingkat perilaku caring mahasiswa. Hasil penelitian ini (2006), yang menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara motivasi dengan penerapan perilaku caring (p=0,000).
berkaitan erat dengan konsep belajar. Teori ini menyatakan bahwa melalui kehidupan dalam suatu budaya, seseorang belajar tentang kebutuhannya (Suarli, 2002). Mahasiswa program profesi ners adalah individu yang masih berada dalam tahap belajar. Menurut Mc Clelland dalam Marquis & Huston (2010), seseorang mempunyai motivasi prestasi yang tinggi, bila dia mempunyai keinginan untuk berprestasi lebih baik dari pada yang lain dalam banyak situasi. Mc Clelland memberikan perhatian pada tiga kebutuhan manusia: prestasi (need for achievement), afiliasi (need for affilation) dan kekuasaan (need for power). Hasil penelitian didukung Munawaroh (2011), tentang hubungan motivasi menjadi perawat dengan perilaku
terhadap kebutuhan akan afiliasi. Menurut Mc kebutuhan untuk berafiliasi adalah berinterkasi dengan orang lain, berada bersama orang lain, tidak mau merugikan orang lain. Kebutuhan ini dapat diwujudkan melalui keikutsertaan seseorang dalam suatu organisasi atau perkumpulan-perkumpulan. Kebutuhan akan afiliasi pada prinsipsinya agar dirinya (mahasiswa ners) diterima dan dianggap menjadi bagian dari kelompok tersebut. Mahasiswa program profesi ners menginginkan dirinya tergolong kelompok tertentu sehingga ingin berasosiasi dengan rekan lain, diterima, berbagi dan menerima sikap persahabatan dan afeksi.
theory), merupakan teori motivasi yang
teori kebutuhan dipelajari (learned need
motivation theory). Teori ini dikenal dengan
Motivasi dalam penelitian ini dikembangkan berdasarkan teori-teori motivasi khususnya teori yang dikemukakan oleh McClelland. Teori (Mc Clelland’s achievement
merupakan keinginan untuk mengontrol lingkungan, meliputi sumber daya manusia dan material. Seseorang dengan kebutuhan kekuasaan yang tinggi akan berusaha selalu mengontrol orang lain. Individu tersebut sering menggunakan komunikasi persuasif, mengajukan saran dalam pertemuan-petemuan dan cenderung mengkritisi apa yang terjadi disekitarnya.
Power)
dan sebaliknya.Menurut Ivancevich (2005), dalam Susinar (2011), kebutuhan akan kekuasaan (n
caring
Ada hubungan yang signifikan antara motivasi akan kekuasaan dengan sikap caring mahasiwa program profesi ners (p= 0,002), yakni semakin tinggi motivasi akan kekuasaan mahasiswa ners maka semakin tinggi dalam menerapkan sikap
Disarankan perlunya motivasi ditanamkan di pendidikan keperawatan sebagai tempat mencetak calon perawat professional. mengembangkan karatif caring dalam bentuk yang lebih real sejak mahasiswa berada dalam tahap akademik, pengembangan model pengembangan pengajaran mengenai sikap caring pada institusi-institusi pendidikan diantaranya memperbanyak role play tentang sikap caring, menekankan tekhnik komunikasi dan cara bersikap caring yang baik dalam mata ajar, menambah materi dan pembahasan tentang caring melalui seminar dan juga adanya role model dari insttusi pendidikan untuk memperkuat nilai professional dan praktek professional terutama untuk mahasiswa baru agar dapat meningkatkan kemampuan caring mahasiswa. Begum, S., & Hazel, S. (2012). Perseption of nursing in caring education by Pakistani nursing students. An exploratory study : nursing education , 32 (3). Feist, J., & Feist, J. G. (2008). Theories of personality (Edisi 6 ed.). Yogyakarta: Pustaka Belajar. Husin, Padmawati, R. S., & Meliala, A. (2009). Pembinaan sikap profesional perawat dalam pelayanan di rumah sakit Mulia Banjarmasin. (KMPK) Universitas Gadja Mada . Karaoz, s. (2005). Turkish nursing students perception of caring. Nurse Education , 31-40. Marquis, B. L., & Huston, C. J. (2010). Kepemimpinan dan manajemen keperawatan teori & aplikasi (4 ed.). (E.
Y. Komala, A. T. Onny, Eds., Widyawati, W. E. Handayani, & F. Ariani, Trans.) Jakarta: EGC. Marrison, P., & Burnard, P. (2009). Caring dan communication : hubungan interpersonal dalam keperawatan.
Jakarta: EGC. Munawaroh. (2011). Hubungan motivasi menjadi perawat dengan perilaku caring pada mahasiswa PSIK FK UGM. Jogjakarta: Skripsi diakses 27 Agustus 2014.
Nursalam. (2014). Caring sebagai dasar peningkatan mutu pelayanan keperawatan dan keselamatan pasien.
Disampaikan pada pengukuhan jabatan Guru Besar dalam bidang Ilmu keperawatan .
Nursalam. (2012). Manajemen keperawatan : aplikasi dalam praktik keperawatan profesional. Jakarta: Salemba medika. Sobirin, C. (2006). Hubungan beban kerja dan motivasi dengan penerapan perilaku caring perawat pelaksana di
BPRSUD unit swadana Kabupaten Subang. Jakarta: Tesis : Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia.
Suarli, S., & Bahtiar, Y. (2002). Manajemen keperawatan dengan pendekatan praktis. Jakarta: Erlangga. Tangke, Y. L. (2012). Hubungan persepsi lingkungan pembelajaran klinik dengan perilaku caring pada mahasiswa FIK UGM. Jogjakarta: Skripsi .
Yulianti, E. (2012). Hubungan faktor-faktor yang mempengaruhi sikap caring pada mahasiswa Fakultas Ilmu Keperawatan UNPAD. Students e journals , 1.
72