LANDASAN TEORI BELAJAR DAN PEMBELAJARAN

  LANDASAN TEORI

BELAJAR DAN PEMBELAJARAN

DR.H.ASNAWI SYARBINI, MPA

  Landasan Teori Belajar & Pembelajaran Teori Pembelajaran (TP)

   Sbg profesi yg bersumber dari penelitian, teori & praktek, TP punya landasan pengetahuan yg menunjang praktek. Tiap kawasan TP mengandung kerangka pengetahuan yg didasarkan pd hasil penelitian & pengalaman. Hubungan teori & praktek makin kuat. Teori

  terdiri dari konsep, bangunan (konstruk), prinsip & proposisi yg memberi & memperluas khasanah pengetahuan (TP ). Praktek merupakan

  penerapan pengetahuan tsb dlm memecahkan permasalahan. Dlm TP baik teori maupun praktek, banyak menggunakan model. Model prosedural, menggunakan cara pelaksanaan tugas membantu menghubungkan teori & praktek. Teori juga menghasilkan model utk

  memvisualisasikan hubungan, ini disebut model Landasan…

   TP telah berkembang, dimana proses, sumber & sistem belajar perseorangan atau kelompok dpt dirancang, dikembangkan, dimanfaatkan, dikelola, & dievaluasi. Pd TP adalah disiplin yg berkepentingan terhadap pemecahan masalah belajar dg berlandaskan pd serangkaian prinsip & menggunakan berbagai macam pendekatan atau teori belajar & pembelajaran.

   tertentu, demikian pula dg TP dibangun atas dasar prinsip2 teori psikologi, terutama teori belajar & hasil2 penelitian dlm kegiatan pembelajaran.

  Tiap teknologi dibangun atas dasar suatu teori

   proses belajar yg telah teruji kebenarannya melalui penelitian & pengalaman. Sdg konsep belajar adalah konsep2 yg hrs diterapkan di dlm proses pembelajaran.

  Teori belajar - sumber hipotesis atau dugaan2 ttg

  Landasan ….

   cara2 utk membuat orang dpt belajar dg baik. Oki dibicarakan prinsip2 yg dipakai utk memecahkan & menyelesaikan masalah sehari2. Teori pembelajaran tdk hanya bicara ttg bagaimana peserta didik belajar, tapi juga mempertimbangkan hal lain yg berpengaruh secara psikologis, biologis, antropologis, & sosiologis.

  Prinsip pembelajaran merumuskan PENGERTIAN PRINSIP DAN TEORI BELAJAR 1. Pengertian dan Prinsip-prinsip Belajar.

  Belajar (learning) adalah suatu proses yg kompleks yg terjadi pd semua orang, berlangsung seumur hidup, sejak bayi sd ke liang lahat (Sadiman dkk, 1986 ). Belajar dpt terjadi dirumah, di sekolah, di tempat kerja, di tempat ibadah & di masyarakat. Berlangsung dg cara apa saja, dari apa dan siapa saja. Kemampuan belajar adalah ciri manusia. Proses belajar bersifat individual & kontekstual, artinya terjadi dlm diri peserta didik sesuai dg perkembangan & lingkungannya, tdk hrs dari guru dan pendidik. Pengertian ….

  

Belajar sbg suatu upaya atau proses perubahan

perilaku peserta didik sbg akibat interaksi dg

berbagai sumber belajar yg ada disekitarya .

  Perubahan tingkah laku meliputi perubahan pengetahuan (kognitif), keterampilan (psikomotor), nilai & sikap (afektif). Dg kata lain memperoleh kecakapan, keterampilan & sikap. Hasil belajar bersifat perubahan permanen pd pengetahuan dan perilaku atas dasar pengalaman

  

Dlm pandangan konstruktivisme, belajar adalah

menyusun pengetahuan dari pengalaman kongkret,

aktivitas kolaborasi, & refeksi serta interpretasi. Pd

hakekatnya proses belajar terjadi dlm diri peserta

didik, walaupun prosesnya berlangsung dlm kelompok, bersama orang lain . Pengertian…

  Konsep belajar menurut UNESCO menuntut empat pilar; belajar utk mengetahui (learning to know ), belajar utk melakukan (learning to do ), belajar utk menjadi ( learning to be ), dan belajar utk hidup bersama (learing to live together ). Belajar merupakan suatu proses pribadi, tdk hrs akibat kegiatan mengajar. Guru mengajar tdk selalu diikuti kegiatan belajar oleh peserta didik. Sebaliknya peserta didik dpt belajar tanpa hrs ada guru. Dlm kegiatan pembelajaran perlu menggunakan teori & prinsip belajar tertentu agar bertindak secara tepat, dpt menentukan langkah demi langkah , dpt memberi arah & prioritas dlm kegiatan belajar. Pengertian…

Prinsip2 belajar mempermudah guru, oki guru

perlu memahami prinsip2 ini. Guru sbg pendidik

hrs memiliki kompetensi sbg agen pembelajaran,

kompetensi pedagogis, & menguasai

(kompetensi) teori & prinsip2 pembelajaran.

  

Prinsip belajar yg berlaku umum adalah: 1).

Perhatian & motivasi belajar peserta didik; 2).

Keaktifan belajar & keterlibatan langsung/

pengalaman dlm belajar; 3). Pengulangan belajar;

4).tantangan & semangat belajar; 5). Pemberian

feedback & penguatan belajar; 6). Adanya perbedaan individu dlm perilaku belajar. Teori-Teori Belajar 2. Teori-Teori Belajar.

  Belajar=kegiatan orang sehari2, proses yg kompleks yg terjadi pd semua orang & berlangung seumur hidup. Lama telah menjadi

  objek penelitian ilmuan. Karena kompleknya, maka banyak teori belajar yg menjelaskan bagaimana proses belajar itu terjadi. Fungsi teori (salah satunya) adalah mengungkap kompleksitas masalah belajar. Misalnya kegiatan imitasi atau meniru, ternyata sangat kompleks & punya implikasi bg kegiatan belajar & pembelajaran. Teori Belajar..

   sendiri ttg belajar yg mempengaruhi bentuk & model kegiatan pembelajaran. Masing2 teori punya kelebihan & kelemahan, memiliki titik fokus yg menjadi pusat perhatian. Seperti fokus pd proses, pd hasil, pd isi, pd sistem, dsb.

  Setiap teori memiliki konsep atau prinsip2

  Meskipun banyak teori, namun ada prinsip umum yg hampir semuanya ada: yakni adanya perubahan atau kemampuan baru; kemampuan baru itu tdk terjadi sesaat, tapi berlangsung lama; perubahan itu atas hasil usaha; & perubahan itu bukan karena pertumbuhan . Teori Belajar Behaviorisme A. Teori Belajar Behaviorisme .

  Menurut teori behaviorisme, manusia sangat dipengaruhi oleh kejadian2 di dlm lingkungannya yg akan memberikan pengalaman belajar. Belajar adalah proses perubahan tingkah laku yg terjadi karena adanya stimulasi & respons yg dpt diamati. Prinsip teori ini memanipulasi lingkungan peserta didik, shg diperoleh perubahan tingkah laku. Tdk memperhatikan apa yg terjadi dlm pikiran manusia. Dg kata lain lebih menekankan pd hasil daripada proses belajar. Behaviorisme lebih menekankan pd tingkah laku objektif, empiris (nyata), kongkrit & dpt diamati (observable). Teori Belajar Behaviorisme

   utk mengidentifkasi aspek situasi pendidikan dpt mengatur kondisi pembelajaran. Seperti kerajinan, tdk berkelahi, & skor tinnggi. Guru/pendidik hrs memahami karakteristik

  Penerapan prinsip penguatan/pengukuhan

   peserta didik & karakteristik lingkungan belajar, disamping sifat materi pelajaran, media & fasilitas pembelajaran. Tujuan hrs dirumuskan secara jelas &

   spesifk, shg dpt dicapai, diukur, & akuntabel.

  Prinsip Teori Belajar Behaviorisme Proses belajar dpt terjadi dg baik, bila peserta

   didik ikut terlibat aktif Materi pelajaran disusun dlm urutan yg logis

   Tiap2 respons hrs diberi umpan balik secara

   langsung Setiap kali peserta didik memberikan respon yg

   benar, perlu di beri penguatan (reinforcement) Prinsip stimulasi-respons, & penguatan tlh lama

   diterapkan. Materi pelajaran di bentuk dlm unit-unit terkecil.

   Dlm masteri learning, materi dipecah per unit, peserta didik tdk dpt pindah ke unit berikutnya bila blm menguasai unit yg sebelumnya.

  

Langkah-langkah Pembelajaran

Behaviorisme.

  Menentukan tujuan pembelajaran 1.

  

2. Menganalisis lingkungan kelas yg ada saat ini

  3. Menentukan materi pembelajaran

  

4. Memecah materi pembelajaran ke unit-unit

  terkecil Menyajikan materi pembelajaran 5.

  

6. Memberikan stimulus, berupa pertanyaan,

  kuis, tes dsb

  7. Memberikan pengukuhan/penguatan

  8. Memberikan stimulus baru

  Mengamati & mengkaji respon yg diberikan 9. peserta ddidik 10. Memberikan penguatan lanjutan dst. Kritik pd Teori Behaviorisme Behaviorisme tdk dpt diterapkan pd setiap

   pembelajaran, & dianggap tdk menghargai aktiftas berpikir Tdk dpt menjelaskan beberapa pembelajran

   yg kompleks, tdk dpt mengenali pola bhs yg baru Tujuan pembelajaran dinyatakan terlalu

   ketat (spesifk) Keyakinan yg terlalu tinggi pd peserta didik

   akan berperilaku benar, bila prosedur yg diberikan sdh benar.

B. Teori Belajar Kognitif.

   pengorganisasian aspek2 kognitif & persepsi utk memperoleh pemahaman. Tingkah laku seseorang ditentukan oleh persepsi & pemahamannya ttg situasi, sangat dipengaruhi oleh proses berpikir internal yg terjadi selama proses belajar.

  Teori kognitif beranggapan bhw belajar adalah

   Prinsip2 teori kognitif: belajar adalah perubahan persepsi & pemahaman yg tdk selalu dpt dilihat sbg tingkah laku; menekankan pd gagasan bhw bagian2 suatu situasi saling berhubungan dlm konteks situasi secara keseluruhan; belajar melibatkan proses berpikir yg kompleks & mementingkan proses belajar.

  

  Masuk dlm teori ini adalah teori B.1. Teori Perkembangan Piaget

   merupakan suatu proses genetika; yaitu proses yg didasarkan atas mekanisme biologis perkembangan sistem syaraf. Bertambahnya umur , susunan syaraf seseorang akan semakin kompleks & memungkinkan kemampuannya meningkat. Proses belajar akan mengikuti pola & tahap perkembangan sesuai dg umurnya. Seseorag tdk dpt mempelajari sesuatu diluar kemampuan kognitifnya. Empat tahap perkembangan kognitif anak: a.

  Menurut Piaget, perkembangan kognitif

   tahap sensori-motorik, bersifat internal (0-2 th); b. tahap pre-operasional (2-6 tahun); c. tahap operasional kongkret (6-12 tahun); Teori Peaget… Perkembangan intelektual seseorang, semakin

   tinggi tahap perkembangan kognitif seseorang, akan semakin teratur & semakin abstrak cara berpikirnya. Rancangan & kegiatan pembelajaran disesuaikan dg tahap2 perkembangan kognitif.

   Schemata teori (unit dasar perkembngan intelektual), hasil belajar merupakan hasil dari pengorganisasin struktur kognitif yg baru, merupakan integrasi pengetahuan yg lama dg yg baru. Struktur kognitif yg baru akan menjadi dasar pd kegiatan belajar berikutnya. Artinya, setiap saat kita dpt informasi, diidentifkasi, diproses, & disimpan dg baik shg dpt mengembangkan kemampuan dlm mengklasifkasi objek.

  

Langkah2 Pembelajaran Piaget

Menentukan tujuan pembelajaran

   Memilih materi pembelajaran

  

Menentukan topik2 yg dpt dipelajari peserta didik

   secara aktif. Menentukan & merancang kegiatan pembelajaran

   yg sesuai dg topik tsb Mengembangkan metode pembelajaran, utk

   merangsang kreatiftas & cara berpikir, Melakukan penilaian proses & hasil belajar peserta

   didik. Note: aplikasinya dlm pembelajaran . menuntut keterlibatan peserta didik secara aktif B.2. Teori Kognitif J.Bruner

   Asumsi dasarnya adalah setiap orang telah memiliki pengetahuan & pengalaman di dlm dirinya. Pengetahuan & pengalaman ini tertata dlm struktur kognitif. Proses belajar

  akan berjalan dg baik apabila materi pelajaran yg baru klop dg struktur kognitif yg sdh ada.

  Salah satu teorinya adalah “free discovery learning” (Jarome Bruner).

   perkembangan kognitif seseorang terjadi melalui tiga tahap, yg ditentukan oleh caranya melihat lingkungan: pertama, tahap enaktif, peserta didik melakukan observasi dg cara mengalami secara langsung suatu realitas; kedua, tahap ikonik, peserta didik melihat dunia melalui gambar2 & visualisasi verbal; ketiga, tahap simbolik, peserta punya gagasan2 abstrak yg

  Menurut Bruner Teori Kognitif Bruner Komunikasi dilakukan menggunakan simbol.

  Peserta didik telah mampu memahami gagasan2 abstrak. Peserta didik membuat abstraksi berupa teori2, penafsiran, analisis dsb. Menurut Bruner utk belajar sesuatu tdk perlu

   ditunggu sd peserta didik mencapai tahap perkembangan tertentu. Yg penting bahan pelajaran ditata dg baik. Perkembangan kognitif dpt diatur dg jln mengatur bahan pelajaran.

   kurikulum spiral, dimana materi pelajaran yg sama dpt diberikan dari SD sampai dg Perguruan Tinggi, disesuaikan dg perkembangan kognitif peserta didik.

  Penerapan teori Bruner yg terkenal adalah Teori Kognitif Bruner

   memahami konsep, arti, & hubungan melalui proses intuitif, kemudian dpt dihasilkan suatu kesimpulan (free discovery learning). Belajar dg cara menemukan (discovery). Langkah2 pembelajaran Bruner:

  Cara belajar terbaik menurut Bruner adalah dg

   a. Menentukan tujuan2 pembelajaran b. Melakukan identifkasi karakteristik peserta didik.

  c. Memilih materi pembelajaran

  d. Menentukan topik2 yg dpt dipelajari siswa

  e. Mengembangkan bahan belajar berupa contoh2

  

f. Mengatur topik2 belajar dari yg sederhana ke yg

komplek, & dari yg kongkrit ke abstrak.

  B.3. Teori Belajar Bermakna Ausebel.

   dipelajari diasimilasi secara nonarbitrer & berhubungan dg pengetahuan yg telah dimiliki. Dua syarat bermakna:

  Menurut Ausibel belajar hrs bermakna . Materi yg

  a. pilih materi yg secara potensial bermakna, lalu atur sesuai tingkat perkembangan & pengetahuan masa lalu; b. diberikan dlm situasi belajar yg bermakna.

   proses dikaitkannya informasi baru pd konsep2 relevan yg terdpt dlm struktur kognitif peserta didik. Sbg hasil dari peristiwa belajar, yg ditandai terjadinya hubungan antara konsep baru dg struktur kognitif peserta didik. Proses belajar tdk sekadar menghafal, tapi kegiatan

mengubungkan, yg menghasilkan pemahaman yg utuh.

  Pembelajaran bermakna (meaningfull learning), suatu Teori Belajar Ausibel Prinsip teori belajar bermakna Ausibel melalui

   tahap2 berikut:

  a. Mengukur kesiapan peserta didik seperti minat,

kemampuan & struktur kognitifnya melalui tes

awal, intervew, revew, tanya dsb b. Memilih materi2 kunci, lalu mengatur penyajiannya, dimulai dari yg kongkrit.

  c. Mengidentifkasi prinsip2 yg hrs dikuasai dari materi baru

  

d. Menyajikan pandangan yg menyeluruh ttg apa yg

hrs dipelajari.

  Memakai advance organizers e. Teori Belajar Ausibel

  

f. Membelajarkan peserta didik memahami konsep,

prinsip yg ada dg memberi fokus pd hubungan2 yg ada.

  Prinsip kognitivisme adalah sbb.:

  g. Peserta didik lebih mampu mengingat & memahami suatu masalah.

  h. Penyusunan materi pelajaran hrs dari yg sederhana ke yg rumit.

i. Belajar dg memahami lebih baik dari pada

  menghafal tanpa pengertian Adanya perbedaan individu peserta didik hrs j. mendapat perhatian. Kritik Terhadap Teori Kognitif.

   utk dipraktekan. Desain belajar belum tentu cocok utk semua peserta didik. Aplikasi praktisnya menuntut

  Teori kognitif sulit dipahami & sukar

   keterlibatan peserta didik secara aktif. Aplikasinya perlu menggunakan

   media atau alat peraga & sumber belajar lain.

c. Teori Belajar Humanisme

   memanusiakan manusia, yaitu mencapai aktualisasi diri, pemahaman diri & realisasi diri secara optimal. Belajar dianggap berhasil, apabila peserta didik telah memahami lingkungannya & dirinya sendiri.

  Belajar hrs dimulai & ditujukan utk kepentingan

   yg dipelajari daripada proses belajar. Berifat eklektik, artinya memanfaatkan teknik belajar apapun, asal tujuan belajar tercapai. Cenderung mendorong siswa berpikir induktif. Misal dari contoh ke konsep, dari kongkrit ke abstrak, dari khusus ke umum. Juga mementingkan faktor pengalaman & keterlibatan secara aktif peserta didik dlm proses belaja r.

  Teori belajar humanisme sangat mementingkan isi Teori Belajar Humanisme

   Teori belajar cenderung ke arah flfasat, bermuara pd manusia. Tokohnya a.l. Bloom, Krathwohl,

   Kolb, Honey, Munford dan Hebermans Teori belajar humanisme terlalu

   deskriptif dan sulit diterjemahkan ke dlm langkah2 pembelajaran yg lebih praktis & kongkrit. Belum ada pedoman yg praktis utk

   menerapkan teori belajar humanisme. langkah Belajar Humanisme

  Menentukan tujuam pembelajaran 1.

  2. Menentukan materi pembelajaran

  3. Mengindentifkasi kemampuan awal siswa

  4. Mengidentifkasi topik2 materi yg menarik

  

5. Merancang fasilitas pembelajaran seperti

  media & lingkungan belajar

  6. Membimbing peserta didik belajar aktif

  

7. Membimbing peserta didik utk memahami

  hakekat makna dari pengalaman belajarnya

  

8. Membimbing peserta didik utk menyusun

  konsep dari pengalaman belajarnya

  

9. Membimbing peserta didik utk

  mengaplikasikan konsep2 baru ke situasi nyata

  

10. Mengevaluasi proses dan hasil belajar

peserta didik.

D. Teori Belajar Sibernetik

   informasi. Menurut teori belajar sibernetik, belajar adalah mengolah informasi (pesan pembelajaran). Proses belajar dianggap penting, tapi yg lebih penting adalah sistem informasi yg akan di proses & akan dipelajari. Oki proses belajar sangat ditentukan oleh sistem informasi, demikian pula cara belajar sangat ditentukan oleh sistem informasi. Aplikasi teori belajar sibernetik telah dikembangkan

  Teori ini berkembang sejalan dg perkembangan ilmu

   Lamda, yaitu model pembelajaran algoritmik & heuristik. Algoritmik menuntut peserta didik utk berpikir secara sistematis, tahap demi tahap, linier, konvergen, lurus menuju ke suatu target tujuan. Seperti menelepon, menjalankan mesin dsb.

  Teori Belajar Sibernetik

  Pendekatan heuristik menuntut peserta didik berpikir secara divergen, menyebar ke arah beberapa target sekaligus. Memahami konsep yg penuh arti ganda & multi tafsir, biasanya menuntut cara berpikir heuristik. Misal penemuan cara2 pemecahan masalah, pemilihan atribut dsb.

   wholist & serialist. Wholist (menyeluruh) biasanya cenderung mempelajari sesuatu dari tahap umum, kemudian bergerak ke tahap khusus (rinci). Serialist, cenderung belajar/berpikir setahap demi setahap atau linier (algoritmik) bergerak ke umum.

  Peserta didik dibagi (oleh Pask & Scott) menjadi Langkah-langkah Belajar Sibernetik

   Menentukan materi belajar

  Menentukan tujuan belajar

   Mengkaji sistem informasi yg terdapat dlm

   materi Menentukan pendekatan pembelajaran yg

   sesuai dg sistem informasi (algoritmik atau heuristik) Menyusun materi belajar yg sesuai dg sistem

   informasinya Mengkaji materi & membimbing peserta didik

   belajar dg pola yg sesuai.

  E. Teori Belajar Konstruktivisme

   menjelaskan bagaimana anak belajar. Mereka belajar mengkonstruksikan (membangun) pengetahuan, sikap, & keterampilan. Menurut teori konstruktivisme pengatahuan bukan

  Orientasi baru psikologi, konstruktivisme

  kumpulan fakta dari kenyataan yg sdg dipelajari, tapi konstruksi kognitif seseorang terhadap objek, pengalaman, atau lingkungan .

  Oki dlm belajar hrs diciptakan lingkungan yg merangsang perkembangan otak/kognitif peserta didik. Belajar bukan memompakan pengetahuan ke otak anak didik. Teori Konstruktivisme

   schema. Schema memandang bhw proses pembelajaran sbg perolehan pengetahuan baru dlm peserta didik dg cara mengaitkan pengetahuan baru pd struktur kognitif yg sdh ada pd peserta didik.

  Landasan dasar teori konstruktivisme adalah

  Belajar adalah suatu proses pembentukan pengetahuan yg dilakukan oleh peserta didik sendiri.

  Peserta didik aktif melakukan kegiatan, aktif berpikir, menyusun konsep dan memberi makna terhadap sesuatu yg dipelajarinya. Di sini guru berperan sbg perancang pembelajaran, pengembang program pembelajaran, & pencipta lingkungan belajar, bukan penstranfer ilmu pengetahuan. Teori Konstruktivisme.

   Penataan kondisi memudahkan belajar & bukan penyebab terjadinya proses belajar. Konstruktivisme memandang masalah belajar &

  Karsa peserta didik menentukan hasil belajar.

   pembelajaran adalah:

  a. bersifat ketidakteraturan/keberagaman. Peserta didik dihadapkan pd lingkungan belajar yg bebas kebebasan menjadi unsur yg esensial; b. keberhasilan atau kegagalan, kemampuan atau ketidak mampuan dipandang sbg interpretasi yg berbeda yg perlu dihargai; c. kebebasan dipandang sbg penentu keberhasilan, kontrol belajar dipegang peserta didik; d. tujuan pembelajaran menekankan pd penciptaan pemahaman yg menuntut kreatiftas, produktif dlm konteks nyata. Teori Konstruktivisme

   pengetahuan secara bermakna, urutan belajar mengikuti pandangan peserta didik, menekankan pd proses, & aktiftas belajar dlm konteks nyata, bukan mengikuti urutan buku teks. Evaluasi belajar dilakukan secara utuh, proses & hasil, dlm kontek nyata, menggali berpikir secara divergen, pemecahan masalah ganda, bukan hanya benar.

  Strategi belajar menekankan pd penggunaan

  Peserta didik perlu didorong utk berdiskusi, berpikir

   divergen, melihat berbagai sudut pandang, memanfaatkan berbagai sumber belajar. Diberikan berbagai pilihan tugas, pilihan cara utk menyelesaikan masalah, diberi wkt yg cukup, beri kesempatan utk berpikir ulang, & libatkan dlm pengalaman kongkrit.

  Teori Konstruktivisme

   Guru dituntut utk memotivasi peserta didik.

  Motivasi adalah kondisi yg menyebabkan atau menimbulkan perilaku tertentu, memberi arah & ketahanan pd tingkah laku tsb. Motivasi menjadi perspektif yg dimiliki

seseorang mengenai dirinya & lingkungannya

   Empat kondisi utk memunculkan motivasi 1.

  Attention (Perhatian) Perhatian muncul didorong rasa ingin tahu.

  Rasa ingin tahu dirangsang oleh sesuatu yg baru, unik, aneh, asing dsb.

2. Relevance (relevansi)

  Adanya hubungan antara materi belajar dg kebutuhan & kondisi peserta didik. Teori Konstruktivisme

  3. Confdence (Kepercayaan Diri) Merasa diri mampu (kompeten), merupakan potensi utk dpt berinteraksi secara positif dg lingkungan. Bangun harapan yg besar terhadap keberhasilan, lingkungan yg kondusif, penghargaan yg memadai & pengalaman keberhasilan.

4. Satisfaction (kepuasan)

  Prestasi, penghargaan, peluang yg diberikan, & pemberian berbagai peran, perolehan dsb akan memunculkan rasa puas yg akan terus memotivasi peserta didik utk belajar.

F. Teori Multiple Intelegen

   terhadap konsep IQ (Intelegence Quotiont). IQ kecerdasan intelektual hanya mengukur kemampuan seseorang pd aspek luingistik, matematik logis & spasial saja. Baca Brain Based Learning

  

Multiple intelegence suatu koreksi

   Wassalamu’alaikum wr.wb.

  

  Serang, 24 Oktober 2009