LAPORAN PRAKTIKUM V KELOMPOK 1 LABORATORIUM TEKNIK TELEKOMUNIKASI DIGITAL

  LABORATORIUM TEKNIK TELEKOMUNIKASI & DIGITAL

LEMBAR PENGESAHAN

  Yang bertanda tangan dibawah ini, menerangkan bahwa:

NAMA STAMBUK

  LENI ULFA M. 033 21 0001 NURSYAMSU ABUBAKAR 033 21 0002 DEWAN SANTOSO 033 21 0065

  A. TENRI RAWE 033 21 0077 Benar telah melaksanakan praktikum V pada Laboratorium Teknik Telekomunikasi dan Digital Universitas Muslim Indonesia Makassar. Laporan

  

Sistem Komunikasi Infra Merah ini telah diperiksa oleh koordinator asisten

  praktikum V. Laboratorium Teknik Telekomunikasi dan Digital Universitas Muslim Indonesia.

  Makassar, Desember 2004 Disetujui oleh Diperiksa Oleh

  Koordinator Asisten Asisten

   (HADI ISMANTO, ST) (NUR ABIN, ST)

  LABORATORIUM TEKNIK TELEKOMUNIKASI & DIGITAL

KATA PENGANTAR

Assalamu Alaikum wr. Wb.

  Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang mana atas rahmad dan hidayah-Nyalah sehingga laporan praktikum V ini dapat di selesaikan.

  Ucapan terima kasih kami ucapkan kepada semua pihak yang telah banyak membantu kami dalam penyusunan laporan “Sistem Komuniasi Infra Merah” ini, utamanya para asisten yang telah banyak membantu dan membimbing guna terselesaikannya laporan praktikum V ini.

  Kami menyadari sepenuhnya bahwa dalam pembuatan laporan ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu saran dan kritik yang sifatnya membangun dari rekan-rekan sekalian sangat kami harapkan. Semoga laporan ini dapat berguna bagi kita semua. Wassalam

  Tim Penyusun

  LABORATORIUM TEKNIK TELEKOMUNIKASI & DIGITAL

DAFTAR ISI

  Halaman LEMBAR PENGESAHAN .......................................................... KATA PENGANTAR .................................................................

  DAFTAR ISI .........................................................................................

  BAB I. PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang ........................................................... I.2 Tujuan Percobaan ...................................................... BAB II. TINJAUAN PUSTAKA II.1. Teori Dasar ................................................................... BAB III. METODE PELAKSANAAN PRAKTIKUM III.1. Alat-alat yang Digunakan ............................................. III.2. Prosedur Percobaan .................................................... BAB IV. HASIL PRAKTIKUM DAN PEMBAHASAN IV.1 Analisa Data ................................................................. BAB V. PENUTUP V.1 Kesimpulan ................................................................... V.2 Saran-saran .................................................................. V.3 Ayat yang Berhubungan Dengan percobaan ...............

  LABORATORIUM TEKNIK TELEKOMUNIKASI & DIGITAL

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Dengan meningkatnya penggunaan komputer dewasa ini dan juga

  tuntutan pekerjaan dari pelanggan, dengan sendirinya kebutuhan berbagai fasilitas jaringan telekomunikasi sangat diperlukan. Fasilitas jaringan telekomunikasi tersebut tidak hanya melayani suara tetapi juga data naskah dan gambar. Pemakaian teknolgi mikroelektronik dan pemrosesan data secara modern memungkinkan untuk mengkombinasikan semua keperluan pelayanan tersebut pada suatu jaringan komunikasi, khususnya pada sistem komunikasi Infra Merah.

  Perkembangan sistem informasi telah banyak menggunakan komputer sebagai alat bantunya. Pemanfaatan teknologi komputer pada Sistem Informasi juga terus mengalami perkembangan yang luar biasa. Dari model

  

mainframe, minicomputer, PC standalone sampai pada teknologi Sistem

Komunikasi Infra Merah.

  Infra Red Trsceiver adalah sebuah sistem yang terdiri dari Infra Red

  

Transmitter dan Infra Red Receiver dimana sistem ini berfungsi untuk proses

komunikasi data.

  Dengan berdasarkan salah satu alasan di atas maka pihak laboratorium telekomunikasi dan elektronika UMI membekali setiap

  LABORATORIUM TEKNIK TELEKOMUNIKASI & DIGITAL

  mahasiswa elektro jurusan TTE pengenalan tentang proses komuniasi data melelui infra merah, cara-cara mengirim data dengan menggunakan infra merah, serta proses pengiriman data tersebut melalui praktikum V, dengan harapan seperti apa yang termaksud dalam tujuan percobaan.

I.2 Tujuan Percobaan

  Adapun tujuan dari percobaan Infra Merah ini adalah :  Untuk mengetahui sistem komunikasi data dengan menggunakan infra merah.

   Untuk mengetahui teknik modulasi dengan menggunakan Inframerah.

  LABORATORIUM TEKNIK TELEKOMUNIKASI & DIGITAL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1 Teori Dasar Infra Red Transceiver adalah sebuah sistem yang terdiri dari Infra Red Transmitter dan Infra Red Receiver dimana sistem ini berfungsi untuk proses komunikasi data. Mengapa Menggunakan Infra Merah ? Sejak ditemukannya radio maka penggunaannya semakin lama

  semakin banyak dan berbagai macam. Hal ini menimbulkan permasalahan yaitu padatnya jalur komunikasi yang menggunakan radio. Bisa dibayangkan jika pada suatu kota terdapat puluhan stasiun pemancar radio FM dengan

  

bandwidth radio FM yang disediakan antara 88 MHz – 108 MHz. Tentunya

  ketika knob tunning diputar sedikit maka sudah ditemukan stasiun radio FM yang lain. Ini belum untuk yang lain seperti untuk para penggemar radio kontrol yang juga menggunakan jalur radio. Bahkan untuk pengontrolan pintu garasi juga menggunakan jalur radio. Jika kondisi ini tidak ada peraturannya maka akan terjadi tumpang tindih pada jalur radio tersebut.

  Alternatifnya yaitu dengan menggunakan cahaya sebagai media komunikasinya. Cahaya dimodulasi oleh sebuah sinyal carrier seperti halnya sinyal radio dapat membawa pesan data maupun perintah yang banyaknya

  LABORATORIUM TEKNIK TELEKOMUNIKASI & DIGITAL

  hampir tidak terbatas dan sampai saat ini belum ada aturan yang membatasi penggunaan cahaya ini sebagai media komunikasi.

  

Gambar 1 : Spektrum Cahaya dan Respon Mata Manusia

  Pada dasarnya penggunaan modulasi cahaya penggunaannya tidak ada batasnya namun modulasinya harus menggunakan sinyal carrier yang frekuensinya harus sangat tinggi yaitu dalam orde ribuan Mega Hertz. Biasanya modulasi dengan frekuensi carrier yang tinggi ini digunakan untuk madulasi sinar laser atau pada transmisi data yang menggunakan media fiberoptic sebagai media perantaranya. Untuk transmisi data yang menggunakan media udara sebagai media perantara biasanya menggunakan frekuensi carrier yang jauh lebih rendah yaitu sekitar 30KHz sampai dengan

  40KHz. Infra merah yang dipancarkan melalui udara ini paling efektif jika menggunakan sinyal carrier yang mempunyai frekuensi di atas

  LABORATORIUM TEKNIK TELEKOMUNIKASI & DIGITAL

  Adapun aplikasi dari Infra Merah yaitu :  Wireless Data Communication.

   Alarm SystemUniversal Remote Control

  Deskripsi

  Komunikasi Infra merah dilakukan dengan menggunakan dioda infra merah sebagai pemancar dan modul penerima infra merah sebagai penerimanya. Untuk jarak yang cukup jauh, kurang lebih tiga sampai lima meter, pancaran data infra merah harus dimodulasikan terlebih dahulu untuk menghindari kerusakan data akibat noise. Proses modulasi dilakukan dengan mengubah kondisi logika 0 dan 1 menjadi kondisi ada dan tidak ada sinyal

  

carrier infra merah yang berkisar antara 30 KHz sampai 50 KHz. Pada

  komunikasi data senal, kondisi idle (tidak ada transmisi data) adalah merupakan logika ‘0’ sedangkan komunikasi infra merah kondisi idle ini adalah kondisi tidak adanya sinyal carrier. Hal ini ditunjukan agar tidak terjadi pemborosan daya pada saat tidak terjadi transmisi data.

  Data Sinar IR

Gambar 2. Modulasi Sinyal Inframerah

  Bagian Pemancar

  LABORATORIUM TEKNIK TELEKOMUNIKASI & DIGITAL

  Pemancar terdiri dari Bagian Modulator, Bagian Penguat, dan Diode inframerah.

  TXD U 1A U 1B 74HC132 C1 39 K 6,8 nF

3 TTD

1 4 5 6 R 2 74HC132 2 Gambar 3 : Rangkaian Modulator

  TXD U 1A U 1B 74HC132 C1 39 K 6,8 nF 3 TTD 1 4 5 6 R 2 74HC132

  1

  1 2

  1 Gambar 4: Saat data berlogika 1 atau Idle U 1B TXD U 1A 74HC132 3,9 K C1 6,8 nF 3 TTD 1 4 5 6 R 2 74HC132

  1 2 Gambar 5 : Saat data berlogika 0 Saat data Logika 0

  LABORATORIUM TEKNIK TELEKOMUNIKASI & DIGITAL

  Untuk memperoleh jarak yang cukup jauh, Dioda Infra Red memerlukan sinyal dengan frekwensi 30 hingga 50 KHz. Berbeda dengan Diode LED yang hanya memelurkan level tegangan tegengan DC saja mengaktifkan LED, Diode Infra Red dengan frekwensi 30 KHz untuk mengaktifkannya. Cahaya Infra Red tersebut tidak dapat ditangkap oleh mata manusia, sehingga diperlukan phototransistor untuk mendeteksinya.

  Phototransistor adalah merupakan sebuah transistor yang akan saturasi pada saat menerima sinar Infra Red dan cut off pada saat tidak ada sinar Infra Red. IR Module adah sebuah rangkaian yang terdiri dari sebuah phototransistor dan filter yang terbentuk dalam satu modul dimana collector dari phototransistor adalah merupakan output dari modul ini. Pada saat phototransistor cut off maka tidak terjadi alirian arus dari collector menuju ke

  

emitter sehingga collector yang merupakan output dari Infra Red Module

  akan berkondisi high. Apabila phototransistor saturasi maka arus mengalir dari collector ke emitter dan output dari Infra Red Module akan berkondisi

  low.

  Dalam penerimaan infra merah, sinyal ini merupakan sinyal infra merah yang termodulasi. Pemodulasian sinyal data dengan sinyal carrier dengan frekwensi tertentu akan dapat memperjauh trasnmisi data sinyal infra.

  LABORATORIUM TEKNIK TELEKOMUNIKASI & DIGITAL

Gambar 6 : Respon Penerimaan Sensor Infra Merah

  Transmisi data dilakukan dengan menggunakan prinsip aktif dan non aktifnya LED Infra Red sebagai kondisi logic 0 dan logic 1. Seperti telah dijelaskan sebelumnya bahwa untuk mengaktifkan LED Infra Red diperlukan frekwensi sebesar 30 hingga 40 KHz, maka dalam hal ini logic 0 berarti sinyal berfrekwensi sebesar 30 KHz mengalir ke LED Infra Red dan logic 1 berarti tidak ada sinyal yang mengalir ke LED Infra Red, hal ini seperti yang tampak pada hubungan yang antara TXD dan TX pada Timing Diagram.

  Untuk menghasilkan sinyal seperti yang tampak pada TX dibutuhkan sebuah rangkaian modulator yang terdiri dari sebuah gerbang dan rangkaian R-C sebagai oscilator. Gerbang tersebut menggunakan IC 74HC132 dimana pada saat pin TXD berkondisi high dan TXD berkondisi low maka output dari

  IC ini sesuai dengan tabel kebenaran yang ada pada data sheet adalah high. Namun bila sebaliknya TXD berkondisi high maka saat output dari IC ini berubah ke low sehingga capacittor C1 akan membuang muatannya melalui

  LABORATORIUM TEKNIK TELEKOMUNIKASI & DIGITAL

  R1. Bila tegangan C1 terubuang hingga di bawah tegangan ambang

  74HC132 maka input pin nomor 4 dari IC ini akan dianggap berkondisi low sehingga outputnya berubah menjadi high.

  C1 kembali terisi melaui R1 hingga tegangan pada cpacitor ini melebihi tegangan ambang dan input pin nomor 4 dianggap berkondisi high.

  Bila pada saat itu TXD masih berkondisi high maka output dari gerbang ini yaitu pin nomor 6 akan berkondisi low dan C1 kembali membuang, demikian seterusnya C1 akan terisi hingga di atas tegangan ambang 74HC132 (2,5 V) dan terbuang hingga di bawah tegangan ambang 74HC132 pula. Pengisian dan pembuangan pada C1 yang terjadi berkali-kali ini menyebabkan terjadi osilasi dengan frekwensi yang dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

  T = waktu pengisian C1 + waktu pembuanagan C1 Waktu pengisian C1 = Waktu pembuangan C1 maka T = 2 x Waktu pengisian C1

  Vs x

  

VT Vs x

  VT  −  +

   

  In In

  T = 2RC

  

 

Vs Vs

  

   

 

  Dimana VT- adalah batas bawah tegangan ambang 74HC132 yaitu sekitar 2 Volt dan VT+ adalah batas atas dari tegangan ambang 74HC132 yaitu sekitar 3 Volt. Dengan R sebesar 3,9 K, C 10nF dan Vsupply = 5 Volt

  

µ

  maka akan diperoleh harga T = 31,63 s

  LABORATORIUM TEKNIK TELEKOMUNIKASI & DIGITAL

1 F = 31,616 KHz

  F =

  T

  Jadi pada intinya apabila input TXD berkondisi high maka frekwensi osilator sebesar 31,616 KHz yang terjadi pada pin nomr 4 kana dilewatkan ke output dengan frekwensi yang sama persis, namun bila TXD berkondisi low maka osilasi pada pin nomor 4 akan berhenti dan output dari gerbang adalah high. TXD

  TXD TX TX IRTX RXD

Gambar 7 : Timing Diagram

  Ayunan sinyal berfrekwensi 31,6 KHz ini diperkuat lagi oleh gerbang lain dari 74HC132 yang dibentuk menjadi inverter dan diteruskan lagi ke transistor BD400 yang mengalirkan sinyal-sinyal frekwensi hasil dari modulator tersebut ke Diode Infra Red.

  LABORATORIUM TEKNIK TELEKOMUNIKASI & DIGITAL VCC INFRA RED R1 1 K D1 INFRA RED D2 74 HC132 U 1C 1 K R2 C510 T1

Gambar 8 : Bagian Penguat Infra Merah

  Bagian Penguat Infra Merah

  Pancaran Diode Infra Red diterima oleh IR Module dan membuat

  

output modul ini menjadi low hingga pancaran Diode Infra Red berhenti dan

output dari modul ini menjadi high. Hasil output dari modul ini yaitu RXD

  seperti yang tampak pada timing diagram mempunyai bentuk gelombang yang sama persis dengan TXD.

  Bagian Penerima

  Bagian penerima seperti yang telah disebutkan sebelumnya, adalah merupakan modul penerima infra merah yang terdiri dari photo diode yang sudah dilengkapi dengan rangkaian band pass filter yang hanya melewatkan frekwensi antara 30 KHz sampai 50 KHz saja. Modul (IRM-8510) ini

  LABORATORIUM TEKNIK TELEKOMUNIKASI & DIGITAL

  terbungkus dengan plat yang terhubung dengan ground rangkaian untuk melindungi rangkaian dari interferensi noise. VCC RXD

10 K

RS

1 3 2 IRM-8510

  

Gambar 9 : Modul Penerima Infra Merah

Output dari modul ini berupa logika 0 dan 1 sehingga dapat langsung

  dihubungkan ke DST-51 di bagian penerima. Frekwensi 31,6 KHz yang diterima dari pancaran Diode Infra Red diubah menjadi logika 0 dan tidak adanya frekwensi sebagai logika 1.

  Dengan adanya rangkaian pemancar dan penerima ini, maka kondisi logika 0 dan 1 pada pin TXD akan diterima pada pin RXD dengan kondisi yang sama pula, sehingga proses transmisi data secara serial dapat terjadi.

  Komunikasi Data

  Komunikasi data serial antara sebuah pemancar dan sebuah penerima pada media infra merah hanya menggunakan satu jalur saja yaitu jalur data tanpa memerlukan sinyal clock sebagai sinkronisasi. Oleh karena itu transmisi serial harus dilakukan secara asinkron dimana setiap paket data harus diawali dengan start bit dan diakhiri dengan stop bit.

  LABORATORIUM TEKNIK TELEKOMUNIKASI & DIGITAL

  Komunikasi serial asinkron pada AT89C51 (mikrokontroler dalam DST-51) terjadi dengan mengirimkan LSB terlebih dahulu dan diakhiri dengan MSB dan stop bit. Pengiriman dan penerimaan data serial dilakukan dengan mengirimkan data ke register SBUF atau menerima data dari register SBUF saja seperti pada Ilisting program.

  Cara Kerja Remote Infra Merah

  Semua remote kontrol menggunakan transmisi sinyal infra merah yang dimodulasi dengan sinyal carrier dengan frekuensi tertentu yaitu pada frekuensi 30KHz sampai 40KHz. Sinyal yang dipancarkan oleh transmitter diterima oleh receiver infra merah dan kemudian didecodekan sebagai sebuah paket data biner.

  Panjang sinyal data biner ini bervariasi antara satu perusahaan dengan perusahaan yang lain sehingga suatu remote kontrol hanya dapat digunakan untuk sebuah produk dari perusahaan yang sama dan pada tipe yang sama. Hal ini dapat dicontohkan pada remote TV SONY hanya bisa digunakan untuk remote VCD SONY dan sebaliknya tetapi tidak dapat digunakan untuk TV merek yang lain.

  Pada transmisi infra merah terdapat dua terminologi yang sangat penting yaitu : ‘space’ yang menyatakan tidak ada sinyal carrier dan ‘pulse’ yang menyatakan ada sinyal carrier.

  LABORATORIUM TEKNIK TELEKOMUNIKASI & DIGITAL

Gambar 10 :Pulse-Space Terminologi

  Pengkodean pada remote infra merah pada dasarnya ada tiga macam dan semuanya berdasarkan pada panjang jarak antar pulsa atau pergeseran urutan pulsa.

  1. Pulse-Width Coded Signal. Pada pengkodean ini panjang pulsa merupakan kode informasinya. Jika panjang pulsa ‘pendek’ (kira- kira 550us) maka dikatakan sebagai logika ‘L’ tetapi jika panjang pulsa ‘panjang’ (kira-kira 2200us) maka menyatakan logika ‘H’.

  

Gambar 11: Pulse Width Coded Signals

2.

  Space-Coded Signals. Pada pengkodean ini didasarkan pada

  panjang/pendek space. Jika panjang pulsa sekitar 550us atau kurang maka dinyatakan sebagai logika ‘L’ sedangkan jika panjang space lebih dari 1650us maka dinyatakan sebagai logika ‘H’.

  LABORATORIUM TEKNIK TELEKOMUNIKASI & DIGITAL

Gambar 12 : Space Width Coded Signal

3.

  Shift Coded Signal. Pengkodean ini ditentukan pada urutan pulsa dan space. Pada saat ‘space’ pendek, kurang dari 550us dan ‘pulse’ panjang, lebih dari 1100us maka dinyatakan sebagai logika ‘H’. Tetapi sebaliknya jika ‘space’ panjang dan ‘pulse’ pendek maka dinyatakan sebagai logika ‘L’.

  

Gambar 13 : Shift Coded Signal

  Pengkodean ini merupakan hal yang sangat penting karena tanpa mengetahui sistem pengkodean pada sisi transmitter infra merah maka disisi receiver tidak bisa mendekodekan data/perintah apa yang dikirmkan. Selain itu didalam pengkodean ini perlu disisipkan suatu data yang dinamakan sebagai ‘device address’ sebelum data atau perintah. Device addres ini menyatakan nomor alamat peralatan jika terdapat lebih dari satu alat yang dapat dikendalikan oleh sebuah remote kontrol pada suatu area tertentu.

  LABORATORIUM TEKNIK TELEKOMUNIKASI & DIGITAL

BAB III METODE PELAKSANAAN PRAKTIKUM III.1 Alat-alat yang Digunakan

  1. Satu set modul infra merah 2.

  PC (Personal Computer)

  3. Emulator MCS51

  4. Remote Kontrol

  5. Osiloskop

III.2 Prosedur Percobaan

  1. Melakukan percobaan komunikasi data satu arah dengan menggunakan remote kontrol dan mengamati data yang diterima dari remote kontrol dengan menggunakan osiloskop.

  2. Melakukan percobaan komunikasi data dua arah dengan menggunakan infra Red Tranceiver dan mengamati bentuk sinyalnya.

  LABORATORIUM TEKNIK TELEKOMUNIKASI & DIGITAL

BAB IV HASIL PRAKTIKUM DAN PEMBAHASAN IV.1 Analisa Data IV.1.1 Melakukan komunikasi data satu arah dengan menggunakan remote

  kontrol

  a. Menekan tombol 1 (satu) pada remote kontrol maka pada osiloskop akan menunjukkan gambar Dengan tinggi pulsa = 1 x 2 ms Dan lebar pulsa untuk 1 = 0,6 x 2 ms 0 = 0,2 x 2 ms

  b. Menekan tombol 2 (dua) pada remote kontrol maka pada osiloskop akan menunjukkan gambar Dengan tinggi pulsa = 1 x 2 ms Dan lebar pulsa untuk 1 = 0,6 x 2 ms 0 = 0,2 x 2 ms

  LABORATORIUM TEKNIK TELEKOMUNIKASI & DIGITAL

  c. Menekan tombol 3 (tiga) pada remote kontrol maka pada osiloskop akan menunjukkan gambar Dengan tinggi pulsa = 1 x 2 ms Dan lebar pulsa untuk 1 = 0,5 x 2 ms 0 = 0,2 x 2 ms

  d. Menekan tombol 8 (delapan) pada remote kontrol maka pada osiloskop akan menunjukkan gambar Dengan tinggi pulsa = 1 x 2 ms Dan lebar pulsa untuk 1 = 0,5 x 2 ms 0 = 0,2 x 2 ms

  e. Menekan tombol 9 (sembilan) pada remote kontrol maka pada osiloskop akan menunjukkan gambar Dengan tinggi pulsa = 1 x 2 ms Dan lebar pulsa untuk

  LABORATORIUM TEKNIK TELEKOMUNIKASI & DIGITAL

  1 = 0,6 x 2 ms 0 = 0,2 x 2 ms

  IV.1.2 Melakukan komunikasi data dua arah dengan menggunakan infra Red

  Tranceiver

  a. Menekan tombol 1 (satu) pada remote kontrol maka pada osiloskop akan menunjukkan gambar Dengan tinggi gelombang = 1,3 x 2 ms Dan lebar gelombang untuk 1 = 0,6 x 2 ms 0 = 0,4 x 2 ms

  b. Menekan tombol 2 (dua) pada remote kontrol maka pada osiloskop akan menunjukkan gambar Dengan tinggi gelombang = 1,2 x 2 ms Dan lebar gelombang untuk 1 = 0,6 x 2 ms 0 = 0,4 x 2 ms

  LABORATORIUM TEKNIK TELEKOMUNIKASI & DIGITAL

  c. Menekan tombol 3 (tiga) pada remote kontrol maka pada osiloskop akan menunjukkan gambar Dengan tinggi gelombang = 1,4 x 2 ms Dan lebar gelombang untuk 1 = 0,6 x 2 ms 0 = 0,3 x 2 ms

  d. Menekan tombol 8 (delapan) pada remote kontrol maka pada osiloskop akan menunjukkan gambar Dengan tinggi gelombang = 1,2 x 2 ms Dan lebar gelombang untuk 1 = 0,6 x 2 ms 0 = 0,3 x 2 ms

  e. Menekan tombol 9 (sembilan) pada remote kontrol maka pada osiloskop akan menunjukkan gambar Dengan tinggi gelombang = 1,2 x 2 ms

  LABORATORIUM TEKNIK TELEKOMUNIKASI & DIGITAL

  Dan lebar gelombang untuk 1 = 0,6 x 2 ms 0 = 0,3 x 2 ms

  LABORATORIUM TEKNIK TELEKOMUNIKASI & DIGITAL

BAB V PENUTUP V.1 Kesimpulan Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari percobaan di atas antara

  lain yaitu : 1.

  Perbedaan hasil dari komunikasi satu arah dengan komunikasi dua arah, komunikasi 1 arah hasilnya yang dapat dilihat dalam bentuk pulsa sedang komunikasi 2 arah hasilnya dalam bentuk gelombang yang frekwensinya sudah dimodulasi.

  2. Menghasilkan carrier yang sama.

  V.2 Saran

  1. Sebaiknya alat-alat pada laboratorium dilengkapi

  2. Alat-alat pada laboratorium yang telah rusak sebaiknya diperbaiki atau segera diganti dengan yang baru.

  V.3 Ayat yang berhubungan dengan percobaan

  Surat Muhammad ayat 2

  LABORATORIUM TEKNIK TELEKOMUNIKASI & DIGITAL

  Artinya : Dan orang-orang yang beriman (kepada Allah) dam mengerjakan amal-amal yang saleh serta beriman (pula) kepada apa yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW dan itulah yang hak dari Tuhan mereka, Allah SWT menghapuskan kesalahan-kesalahan merekan dan memperbaiki keadaan mereka.

  Hubungannya dengan percobaan : Allah SWT menurunkan wahyu kepada Nabi Muhammad SAW. Berarti Tuhan melakukan komunikasi dengan nabi Muhammad SAW.

  LABORATORIUM TEKNIK TELEKOMUNIKASI & DIGITAL Laporan

SISTEM KOMUNIKASI

  

Disusun oleh :

Kelompok I

Nama Stambuk

  LENY ULFA M. 033 21 0001 NURSYAMSU ABUBAKAR 033 21 0002 DEWAN SANTOSO 033 21 0065 ANDI TENRI RAWE 033 21 0077

  

JURUSAN ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

MAKASSAR

2004