KAJIAN SPESIFIKASI TEKNIS DAN METODE UJI BANTALAN KARET (ELASTOMER) UNTUK PERLETAKAN JEMBATAN
Prosiding Seminar Nasional Kulit, Karet dan Plastik Ke-5 Yogyakarta, 26 Oktober 2016
KAJIAN SPESIFIKASI TEKNIS DAN METODE UJI BANTALAN KARET (ELASTOMER)
UNTUK PERLETAKAN JEMBATAN
1,1 Ike Setyorini * dan Emy Sulistyo Astuti
1 Balai Besar Kulit, Karet, dan Plastik
*E-mail:
ABSTRAK
Tujuan dalam penulisan ini adalah untuk mengkaji dokumen SNI 3967:2013 Spesifikasi dan Metode Uji
Bantalan Karet (Elastomer) untuk Perletakan Jembatan dibandingkan dengan ISO 6446:1994 Rubber
products- – Bridge bearings – Specification for Rubber Materials. Kajian ini dilakukan melalui studi literatur,
deskriptif analitis, dan komparatif terhadap spesifikasi dan metode uji dalam standar yang terkait.
Kesimpulan dari kajian ini adalah standar spesifikasi dan metode uji bantalan karet (elastomer) untuk
perletakan jembatan menurut SNI 3967:2013 perlu dikaji ulang terkait persyaratan wajib maupun
tambahan dan metode uji termutakhir yang digunakan baik SNI/SNI ISO maupun ISO.
Kata kunci: elastomer bantalan jembatan, spesifikasi, metode uji, SNI, ISO
Prosiding Seminar Nasional Kulit, Karet, dan Plastik Ke-5 Yogyakarta, 26 Oktober 2016
SPECIFICATIONS AND TEST METHODS RUBBER PADS (ELASTOMER) FOR BRIDGE
BEARINGS: A REVIEW
1,1 Ike Setyorini * dan Emy Sulistyo Astuti
1 Center for Leather, Rubber and Plastics
*E-mail:
ABSTRACT
The objective is to review SNI 3967:2013 Spesification for Plain and Laminated Elastomeric Bridge Bearings
compare with ISO 6446:1994 Rubber products- – Bridge bearings – Specification for rubber materials. The
study was conducted through literature studies, descriptive and comparative to the specifications and test
methods in the relevant standards. The conclusion of this review is the standard specifications and test
methods rubber pads (elastomer) for bridge bearings according to SNI 3967: 2013 should be reviewed for
additional relevant statutory requirements and test methods are used in both the latest SNI / SNI ISO and
ISO.
elastomer bridge bearing, spesifications, test methods, SNI, ISO Keywords:
Prosiding Seminar Nasional Kulit, Karet dan Plastik Ke-5 Yogyakarta, 26 Oktober 2016 PENDAHULUAN
Jalan merupakan penghubung antar daerah yang mendukung seluruh mobilitas manusia. Sarana ini
mendukung kemajuan penyelenggaraan pemerintahan, sosial budaya, ekonomi dan pertahanan. Indonesia
merupakan negara dengan wilayah yang luas, memiliki banyak sungai dan kontur pegunungan sehingga
pembangunan infrastruktur jalan merupakan salah satu program utama pemerintah. Jembatan merupakan
salah satu bangunan pelengkap jalan yang penting. Jembatan secara umum adalah suatu konstruksi yang
berfungsi untuk menghubungkan dua bagian jalan yang terputus oleh adanya rintangan-rintangan seperti
lembah yang dalam, alur sungai, danau, saluran irigasi, jalan kereta api, jalan raya yang melintang tidak
sebidang dan lain-lain (Supriyadi dan Muntohar, 2000). Karena pentingnya fungsi jembatan, maka jembatan
harus mempunyai sistem konstruksi yang kuat dan tahan lama, serta tidak mudah rusak. Penggunaan
bantalan karet (elastomer) untuk perletakan jembatan merupakan bagian yang penting dalam konstruksi
suatu jembatan.
Bantalan karet (elastomer) untuk perletakan jembatan merupakan sebuah blok karet yang tervulkanisasi
dengan atau tanpa penguat internal yang ditempatkan di antara dek jembatan dan pilar jembatan dengan
tujuan untuk mengakomodir gerakan yang berpotensi bahaya dari dek jembatan sebagai akibat dari
ekspansi atau konstraksi panas, akibat dari lalu lintas, angin, maupun sebab lain (ISO 6446:1994). Fungsi
bantalan karet (elastomer) untuk perletakan jembatan adalah sebagai bantalan bagian jembatan yang
memiliki tugas untuk mentransfer tegangan dari struktur bagian atas jembatan ke struktur bagian bawah
jembatan yang dapat memberikan pergerakan pada bagian atas struktur jembatan. Bantalan karet
(elastomer) untuk perletakan jembatan juga berfungsi untuk mengakomodasi pergerakan translational dan
rotasional (Kaczinski, 2012).Kualitas bantalan karet (elastomer) untuk perletakan jembatan sangat dipengaruhi oleh sifat-sifat
elastomer dan bahan-bahan aditif yang digunakan agar diperoleh vulkanisat yang memenuhi persyaratan
standar yang telah ditentukan. Elastomer yang umum digunakan sebagai bantalan jembatan yaitu
polychloroprene (neoprene) dan natural rubber (karet alam). Ada 2 (dua) tipe bantalan jembatan yaitu
bantalan polos dan bantalan laminasi (karet dengan lapisan pelat baja atau fabric). Lapisan baja atau fabric
dilekatkan pada elastomer dan berfungsi untuk membantu menahan beban. Pemilihan material karet dan
baja sebagai bantalan jembatan berdasarkan sifat-sifat yang menguntungkan dari material tersebut. Karet
memiliki elastisitas yang tinggi sehingga ketika diberi tegangan tarik dan tegangan tarik tersebut
dihilangkan akan kembali ke bentuk semula. Karet juga memiliki kuat tarik dan kemuluran yang baik. Karet
Prosiding Seminar Nasional Kulit, Karet, dan Plastik Ke-5 Yogyakarta, 26 Oktober 2016
Standar Nasional Indonesia (SNI) yang telah ada dalam rangka menjamin kualitas bantalan karet
(elastomer) untuk peletakan jembatan dan berstatus valid, tercantum dalam Senarai BSN tahun 2014 kode
93.040: Konstruksi Jembatan yaitu SNI 3967:2013- Spesifikasi dan Metode Uji Bantalan Karet (Elastomer)
untuk Peletakan Jembatan; SNI 3966:2012- Cara Uji Kekakuan Tekan dan Kekakuan Geser Bantalan Karet
Jembatan; SNI 03-4816-1998- Spesifikasi Bantalan Karet untuk Perletakan Jembatan dan SNI 3045:1992-
Bantalan Karet Jembatan.
SNI 3967:2013 memuat spesifikasi dan metode uji bantalan karet (elastomer) tipe polos dan tipe berlapis
untuk perletakan jembatan. SNI 3967:2013 merupakan revisi dari SNI 3967:2008 untuk mengacu pada
AASHTO M251-06 Standard Spesification for Plain and Laminated Elastomeric Bridge Bearing, yang sudah
mengalami penyesuaian-penyesuaian dengan standar-standar terkait dan kondisi di Indonesia. SNI produk ini
masih bersifat sukarela dan belum diberlakukan sebagai SNI wajib. Akan tetapi apabila untuk kepentingan
ekspor terutama ke negara-negara empat musim, standar ini belum memuat parameter pengujian pada suhu
rendah. Produk bantalan karet (elastomer) untuk perletakan jembatan juga merupakan salah satu produk
yang dibahas sebagai isue harmonisasi standar produk di antara negara-negara ASEAN dengan standar ISO.
Standar ISO yang masih valid untuk bantalan jembatan adalah ISO 6446:1994 Rubber products- – Bridge bearings
- – Specification for rubber materials. Dalam suatu dokumen standar, metode uji yang diacu perlu
dimutakhirkan sesuai dengan dokumen yang masih valid. Tujuan dalam penulisan ini adalah untuk mengkaji
spesifikasi dan metode uji bantalan karet (elastomer) untuk perletakan jembatan dalam SNI 3967:2013
dibandingkan dengan ISO 6446:1994 melalui studi literatur, deskriptif analitis, dan komparatif.PEMBAHASAN KAJIAN
Berdasarkan kajian terhadap dokumen SNI 3967:2013 dan ISO 6446:1994 dihasilkan kelompok data
spesifikasi mutu dan metode uji yang digunakan masing-masing standar pada Tabel 1. Pada kedua standar
ini spesifikasi produk bantalan karet berdasarkan jenis elastomer yang digunakan yaitu karet alam (NR) dan
karet sintetis (neoprene). Pada ISO 6446:1994 juga disertakan spesifikasi untuk karet sintetis yang berbeda
yaitu jenis EPDM, Isobutene-isoprene copolymer (IIR), dan Chloro- Isobutene-isoprene (CIIR) pada Tabel 2.
Perbedaan yang mendasar pada SNI 3967:2013 dan ISO 6446:1994 adalah penentuan persyaratan wajib dan
persyaratan tambahan (optional) produk bantalan karet (elastomer) untuk perletakan jembatan yang
ditunjukkan pada Tabel 1. Terdapat 4 (empat) persyaratan wajib pada dokumen SNI 3967:2013 yaitu kekerasan,
modulus geser minimum, kekuatan tarik minimum dan perpanjangan ultimit (putus) minimum. Persyaratan fisik
Prosiding Seminar Nasional Kulit, Karet dan Plastik Ke-5 Yogyakarta, 26 Oktober 2016
Tabel 1. Persyaratan Mutu dan Acuan Metode Uji Bantalan Karet Jembatan pada SNI 3967:2013 dan ISO 6446:1994
No Parameter uji Satuan SNI 3967 : 2013 Standar ujiISO 6446 : 1994 Standar uji Karet Alam Karet Sintetis Karet Alam Karet Sintetis (ISO) Nominal kekerasan (Shore A) Nominal kekerasan (IRHD)
50
60
70
50
60
70
50
60
70
50
60
70 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)
I Persyaratan Wajib
Toleransi kekerasan (maks) *) ± 5 ± 5 ± 5 ± 5 ± 5 ± 5 SNI 06 ± 5 ± 5 ± 5 ± 5 ± 5 ± 5
ISO 48 : 2010
1
- – 4999 – 1999
2 Modulus geser (min) *) MPa 0,55 0,55 SNI 06 0,65 1,00 1,35 0,65 1,00 1,35
ISO 1827 :
- – 4966 –
3 Toleransi modulus geser MPa
1999 - ± 15 ± 15 - ± 15 - - - -
± 15 ± 15 ± 15 2011 (maks), %
[ASTM D412-06a (2013)]
4 Kekuatan tarik (min) *) MPa 15,5 15,5 15,5 15,5 15,5 15,5 SNI 06 15,5 15,5 15,5 13,5 13,5 13,5
ISO 37 : 2010
- – 4966 – 1999
5 Perpanjangan putus (min), % 450 400 300 400 350 300 SNI 06 450 400 300 400 400 300
- )
ISO 37 : 2010
- – 4966 –
1999 Ketahanan pengusangan dipercepat
6
6.1 Waktu pengusangan Jam 168 168 168
70
70
70 SNI 06 168 168 168
70
70
70 ISO 188 :
- – 6315 – dipercepat
2000 2011
6.2 Temperatur pengusangan °C
70
70 70 100 100 100
70
70 70 100 100 100 dipercepat
- 15 +15 +15
Perubahan nilai kekerasan
IRHD +10 +10 +10 +15 +15 +15 SNI 06 ±10 ±10 ±10
6.3
- – 4999 –
ISO 48 : 2010
−3 −3 −3
dibandingkan dengan 1999 sebelum pengusangan dipercepat (maks) Perubahaan nilai kuat tarik -25 -25 -25 -15 -15 -15 -
SNI 06 -15 -15 -15 -15 -15 -15
ISO 37 : 2010
6.4
- – 4966 – dibandingkan dengan
1999 sebelum pengusangan dipercepat (maks), %
6.5 Perubahan nilai perpanjangan -25 -25 -40 -40 - -25 -40 SNI 06 -20 -20 -20 -40 -40 -40
ISO 37 : 2010
- – 4966 – putus dibandingkan dengan
1999 sebelum pengusangan dipercepat (maks), %
7 - Pampat tetap setelah 22 jam
25
25
25
35
35
35 SNI 06
30
30
30
20
20
20 ISO 815-1 :
- – 4889 – pada 70 °C (maks), %
1998 2014
Prosiding Seminar Nasional Kulit, Karet, dan Plastik Ke-5 Yogyakarta, 26 Oktober 2016
Tabel 1. Persyaratan Mutu dan Acuan Metode Uji Bantalan Karet Jembatan pada SNI 3967:2013 dan ISO 6446:1994 (lanjutan)
No Parameter uji Satuan SNI 3967 : 2013 StandaISO 6446 : 1994 ruji Standaruji Karet Alam Karet Sintetis KaretAlam KaretSintetis (ISO) Normal kekerasan (IRHD) Nominal kekerasan (IRHD)
50
60
70
50
60
70
50
60
70
50
60
70 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)
8 Kekuatan rekat
8.1 Kekuatan reka tantara lapisan MPa 6,9 6,9 6,9 6,9 6,9 6,9 SNI 06
7
7
7
7
7
7 ISO 813 : karet dengan pelat metal (min) 2010
- – 4892
8.2 Kekuatan rekat antara lapisan 5,2 5,2 5,2 5,2 5,2
ISO 36 :
- – 1998 karet dengan pelat fabric (min) 5,2
2011
9 Ketahanan ozon
9.1 Konsentrasi pengozonan Pphm
25
25 25 100 100 100 SNI 06 25 | 25 | 25 | 25 | 25 | 25 |
ISO 1431-1 :
50
50
50
50
50 50 2012
- – 4894
9.2 Temperatur pengozonan °C 37,7 37,7 37,7 37,7 37,7 37,7
40
40
40
40
40
40
- – 1998
9.2 Waktu pengozonan Jam
48
48 48 100 100 100
96
96
96
96
96
96 Regangan 20 % Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak - Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak
9.3
retak retak retak retak retak retak retak retak retak retak retak retak
10 Low-temperature brittleness,
No - No No No No No
ISO grade 3,4,5 failur failur failur failur failur failur 812:2011 es es es es es es
- Low-temperature hardness,
15 15 -
15
15
15
15 ISO 48:2010
11
grade 2-5, maximum increase
II PersyaratanTambahan
1 Kekuatan sobek (min) MPa
6
6 - 6 - - - - - -
6
6
6 ISO 34-1 : 2010
- Determination of creep in
No No No - - No No No
ISO 8013 :
2
compression or shear (maks) failur failur failur failur failur failur 2011 es es es es es es
- ) persyaratan wajib pada dokumen SNI 3967:2013
Prosiding Seminar Nasional Kulit, Karet dan Plastik Ke-5 Yogyakarta, 26 Oktober 2016
Pada penentuan parameter kekuatan rekat antara lapisan karet dengan bahan laminasi baik pelat baja
maupun fabric di SNI 3967:2013 menggunakan SNI 06-4892-1998. SNI ini mengacu pada ISO 813:1986
sedangkan standar ISO sudah terbit baru ISO 813:210. Sedangkan metode uji penentuan kuat rekat
bantalan karet jembatan dengan bahan laminasi menurut ISO 6446:1994 mengacu pada ISO 813 untuk
bahan laminasi pelat logam dan ISO 36 untuk bahan laminasi fabric.
Penentuan parameter ketahanan ozon meliputi konsentrasi, temperatur, waktu, dan regangan pada SNI 06-
4894-1998 mengacu pada ISO 1431-1-1989, sedangkan saat ini sudah terbit SNI ISO 1431-1:2012 (IDT-2012).
Untuk persyaratan kerapuhan dan pertambahan kekerasan pada berbagai suhu dingin diatur dalam ISO
6446:1994 sedangkan pada SNI 3967 tidak dipersyaratkan. Hal ini disesuaikan dengan kondisi iklim di
Indonesia. Akan tetapi jika untuk persyaratan mutu ekspor seharusnya dicantumkan pada parameter uji
namun dengan penandaan khusus boleh tidak dilakukan pengujian disesuaikan dengan kebutuhan.Untuk bahan polimer alternatif yang disebutkan dalam ISO 6446:1994 dengan spesifikasi tertentu disajikan
pada tabel 2.
Tabel 2. Persyaratan Bahan Polimer Alternatif dalam ISO 6446:1994
No Parameter uji SatuanISO 6446 : 1994 StandarUji (ISO) KaretSintetis EPDM
IIR CIIR Rentangkekerasan (IRHD) 60 – 75 55 – 65 55 – 65 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
I PersyaratanWajib
1 Kekuatantarik (min) Mpa
15 16,5 16,5
ISO 37 : 2010
2 Perpanjanganputus
600 500
ISO 37 : 2010 - - Pada 55 IRHD (min), %
2.1
- 2.2 Pada 60 IRHD (min), % 400 550 450
ISO 37 : 2010
2.3 Pada 65 IRHD (min), % 350 550 400
ISO 37 : 2010 -
2.4 Pada 70 IRHD (min), % 300
ISO 37 : 2010
3 Pampat tetap setelah 22 jam
25
25
20 ISO 815-1 : - 2014
pada 70 °C (maks), %
4 Ketahanan pengusangan dipercepat
4.1 Waktupengusangandipercepa Jam
70
70
70 ISO 188 : 2011
Prosiding Seminar Nasional Kulit, Karet, dan Plastik Ke-5 Yogyakarta, 26 Oktober 2016
KESIMPULAN
Standar spesifikasi dan metode uji bantalan karet (elastomer) untuk perletakan jembatan menurut SNI
3967:2013 perlu direvisi dengan mengkaji metode uji dan diselaraskan dengan standar termutakhir yang
masih valid. Persyaratan teknis pada SNI 3967:2013 perlu dikaji ulang terkait jenis karet yang digunakan,
apakah dikhususkan untuk karet alam dan neoprene atau jenis polimer alternatif yang disebutkan dalam
ISO 6446:1994 yaitu EPDM, IIR, dan CIIR. Parameter yang dipersyaratkan diuji pada suhu dingin (kekuatan
sobek, penentuan retaan, kerapuhan, dan kekerasahan) perlu ditambahkan untuk mengantisipasi
keperluan ekspor.UCAPAN TERIMA KASIH
- Seksi Standarisasi Balai Besar Kulit, Karet, dan Plastik (BBKKP) Yogyakarta Laboratorium Pengujian Komoditi Kulit, Karet, Plastik dan Sepatu BBKKP Yogyakarta
DAFTAR PUSTAKA
Supriyadi, B., & Muntohar, A.S.(2000). Jembatan.Beta Offset.Indonesia: Yogyakarta Kaczinski, M.(2012). Steel Bridge Design Handbook: Bearing Design. HDR Engineering, Inc. Pittsburg Ciesielski, A., 2000, An Introduction A Rubber Technology, Rapra Technology Limited, United Kingdom Chen, R., and Yura, J.(1995). Wax Buil Up on the Surfaces of Natural Rubber Bridge Bearing. Texas Departement of
Transportation Research and Technology United States Steel Corporation.(2007). Highway Structures Design Handbook, Michigan Univercity. United States International Standard Organization. ISO 34-1.(2010) Rubber, vulcanized or thermoplastic - Determination of tear strength - Part 1: Trouser, angle and crescent test pieces.
International Standard Organization. (2011). ISO 36: Rubber, vulcanized or thermoplastic - Determination of adhesion
to textile fabrics;
International Standard Organization. (2011). ISO 37: Rubber, vulcanized or thermoplastic - Determination of tensile
stress-strain properties;
International Standard Organization. (2010). ISO 48: Rubber, vulcanized or thermoplastic - Determination of hardness
(hardness between 10 IRHD and 100 IRHD);
Prosiding Seminar Nasional Kulit, Karet dan Plastik Ke-5 Yogyakarta, 26 Oktober 2016
Badan Standardisasi Nasional (BSN). (2013). SNI 3967 : Spesifikasi bantalan elastomer tipe polos dan tipe berlapis untuk perletakan jembatan. Indonesia: Jakarta Badan Standardisasi Nasional (BSN). (1999). SNI 06
- – 4999: Penentuan Kekerasan karet vulkanisat dengan menggunakan durometer shore. Indonesia: Jakarta Badan Standardisasi Nasional (BSN). (1999). SNI 06
- – 4966: Penentuan sifat-sifat tegangan dan tegangan dari karet vulkanisat dan karet termoplastik. Indonesia: Jakarta Badan Standardisasi Nasional (BSN). (2000). SNI>– 6315 :Pengujian keusangan yang dipercepat atauketahanan panas dari karet vulkanisat. Indonesia: Jakarta Badan Standardisasi Nasional (BSN). (1998). SNI 06
- – 4889: Penentuan pampatan tetap karet vulkanisat atau karet termoplastik. Indonesia: Jakarta Badan Standardisasi Nasional (BSN). (1998). SN>– 4892: Penentuankuat rekat antara logam dengan karet vulkanisat
- – Metode satu pelat. Indonesia: Jakarta Badan Standardisasi Nasional (BSN). (1994). SNI
- – 4894: Ketahanan karet vulkanisat atau karet termoplastik terhadap keretakan oleh ozon (uji peregangan statik). Indonesia: Jakarta Badan Standardisasi Nasional (BSN). (2010). SNI ISO 37 :Karet, vulkanisatatautermoplastik
- – Penentuansifat- sifattegangan-regangan. Indonesia: Jakarta Badan Standardisasi Nasional (BSN). (2012). SNI ISO 48: Karet, vulkanisat atau termoplastik – Penentuan kekerasan
(kekerasan antara IRHD 10 dan IRHD 100). Indonesia: Jakarta Badan Standardisasi Nasional (BSN). 2011. SNI ISO 815-1 : Karet, vulkanisat atau termoplastik
- – Penentuan pampatan tetap - Bagian 1 : Pada suhu kamar dan suhu yang dinaikkan. Indonesia: Jakarta Badan Standardisasi Nasional (BSN). 2010. SNI ISO 188 : Karet, vulkanisat atau termoplastik
- – Pengujian keusangan yang dipercepat dan ketahanan panas. Indonesia: Jakarta Badan Standardisasi Nasional (BSN). 2012. SNI ISO 1431-1 : Karet, vulknisat atau termopla
- – Ketahanan retak terhadap ozon - Bagian 1: Pengujian regangan statis dan dinamis. Indonesia: Jakarta
Prosiding Seminar Nasional Kulit, Karet, dan Plastik Ke-5 Yogyakarta, 26 Oktober 2016