117385652 Laporan Workshop Manajemen Bencana Banjir Bandang Dan Cuaca Ekstrim Sumatera Barat 2012

LAPORAN WO RKSHOP MANAJEMEN BENCANA BANJIR BA NDANG DAN CUACA EKSTRIM DI SUMATER A BARAT

Halaman ini sengaja dikosongkan

Daftar isi

1. LAPORAN KEGIATAN

a. Latar belakang

b. Tujuan kegiatan

c. Peserta

d. Diskusi dan pembelajaran

e. Rekomendasi

f. Evaluasi kegiatan

2. LAMPIRAN

a. Bahan presentasi narasumber

i. Pembelajaran Pasca Banjir Bandang Kota Padang 24 Juli 2012, Arwin Soelaksono & Wawan Budianto, AIFDR-BNPB

ii. Potensi Bencana Akibat Cuaca Dan Iklim Di Sumatera Barat, Syafrizal, BMKG

iii. Memanfaatkan Media dalam Bencana, Jon Nedy Kambang, Jaringan Jurnalistik Siaga Bencana iv. Penataan Daerah Rentan Dan Daerah Penyebab Bencana Banjir Bandang Sebagai Upaya Komprehensif Mitigasi Bencana, Dr.Ir. Feri Arlius Dt. Sipado, M.Sc, Universitas Andalas

v. Perencanaan Strategis Daerah Terdampak Bencana Dengan Optimalisasi Seluruh Sumber Daya Untuk Meminimalisasi Akibat Bencana di Masa Mendatang, Dr. Ir. Ribaldi, MSi, Kepala Bidang PWLH BAPPEDA Prov. Sumatera Barat.

vi. Peningkatan Para Pemangku Kepentingan dalam Partisipasi Penanggulangan Bencana di Tingkat Daerah, Berton SP Panjaitan Biro Hukum dan Kerjasama

Lapora n Kegiatan

orkshop Manajemen Bencana Banjir Bandang Dan Cuaca Ekstrim Di Sumatera Barat telah dilaksanakan pada tanggal 11-12 Desember 2012 dan bertempat di Grand Inna Hotel Padang. Workshop ini diselenggarakan atas kerjasama yang baik antara BNPB, BPBD

Sumatera Barat dan AIFDR. Pada awal workshop, Sekretaris Daerah Provinsi Sumatera Barat, DR. H. Ali Asmar, M.Pd. meresmikan kegiatan ini, sementara itu Kepala Pelaksana Harian BPBD Sumatera Barat, Ir. Yazid Fadhli, MM membawakan keynote speech.

Workshop ini diusulkan oleh Konsultan Protokol Humanitarian dan Hubungan Internasional AIFDR- BNPB, Arwin Soelaksono yang bekerjasama dengan Konsultan Analis Pengurangan Resiko Bencana Propinsi Sumatera Barat AIFDR-BNPB, Wawan Budianto yang bertindak sebagai Ketua Panitia Pelaksana.

Latar Belakang

Kegiatan workshop ini adalah rangkaian dari upaya pembelajaran banjir bandang Kota Padang 24 Juli 2012. Pengamatan dan pembelajaran telah dilakukan dalam kurun waktu sekitar 2 minggu. Pengamatan lapangan dilakukan selama 7 hari dan dimulai sejak terjadinya banjir bandang yakni pada tanggal 24 Juli dan berakhir pada 31 Juli 2012. Kegiatan dilanjutkan dengan desk study yang berakhir pada 7 Agustus 2012. Hasil dari pembelajaran tersebut dituangkan dalam dokumen

secara online di http://www.scribd.com/doc/115473289/Pembelajaran-Pasca-Banjir-Bandang-24-Juli-2012-Kota- Padang

Untuk mempertajam hasil yang didapat dalam pembelajaran serta memperbesar manfaat bagi masyarakat Sumatera Barat maka diadakanlah workshop ini. Dalam workhop ini para pemangku kepentingan di Sumatera Barat diundang untuk memberi masukan. Tidak terbatas hanya pada BPBD Provinsi Sumatera Barat berserta Kota dan Kabupatennya, para pemangku kepentingan lainnya yakni instansi Kementerian dan Lembaga terkait yang diantaranya adalah Dinas Pekerjaan Umum dan BMKG juga diundang. Dan seperti tertulis dalam rekomendasi pada dokumen pembelajaran maka

Peserta

Dalam TOR workshop ini direncanakan untuk dihadiri oleh 70 peserta (TOR dapat dilihat pada lampiran). Dalam tabel berikut dapat dilihat target peserta dan jumlah hadirin yang telah berperan serta dalam workshop ini. Total kehadiran adalah 68 peserta dengan perincian sebagai berikut.

2 BPBD Provinsi Sumatera Barat

3 BPBD Kabupaten / Kota

4 SKPD terkait

5 TNI dan POLRI

7 NGO dan LSM lokal

8 Sektor privat / CSR

9 Media massa

Sementara itu dari peserta tersebut diatas tercatat peserta pria berjumlah 56 orang dan peserta wanita 12 orang yakni 18% dari total peserta. Daftar hadir dapat dilihat pada lampiran.

Diskusi dan pembelajaran

Dalam rangkaian paparan yang disampaikan oleh nara sumber dicatat beberapa hal yang mendapat dukungan, usulan maupun tanggapan kritis dari peserta. Beberapa diskusi yang dilakukan untuk menanggapi paparan tersebut diatas adalah sebagai berikut:

1. Tindak lanjut setelah bencana banjir bandang

a. Pemerintah Provinsi Sumatera Barat, BPBD Sumatera Barat dan BPBD Kota Padang telah a. Pemerintah Provinsi Sumatera Barat, BPBD Sumatera Barat dan BPBD Kota Padang telah

c. Penanggulangan bencana banjir bandang seyogyanya tidak dilakukan hanya pada saat terjadi curah hujan yang tinggi saja. Bahkan jauh sebelumnya bencana ini harus segera di cegah pada saat ditemukan kerentanan pada kondisi tanah dan topografi di hulu.

d. Dalam kaitan pada hal di atas, diperlukan peta kerawanan daerah hulu sungai dan sosialisasi lingkungan hidup pada masyarakat di daerah tersebut.

e. Masih dalam hal lingkungan hidup, masalah-masalah pengalihan fungsi lahan, pengalihan penetapan status hutan lindung perlu mendapat perhatian serius dari pemerintah.

f. Dalam hal cuaca, BMKG siap memberikan pembelajaran bagi petugas posko PB agar

dapat membaca dan menterjemahkan informasi teknis dibidang meteorologi.

3. Masalah kesiapsiagaan

a. Banjir bandang dapat terjadi dalam waktu sangat singkat (dalam kejadian 24 Juli 2012, terjadi dalam waktu 2 1 /

2 jam setelah informasi dari BMKG) sehingga kesiapsiagaan masyarakat sangat penting untuk dibangun.

4. Mitigasi bencana

a. Pemerintah Daerah Sumatera Barat sekarang ini tengah berupaya untuk memasukkan penanggulangan bencana kesemua sektor pembangunan.

5. Kerentanan masyarakat

a. Pertambahan penduduk menambah kerumitan penaggulangan bencana contohnya pada pembangunan real estate baru yang dibangun pada daerah cekungan rentan banjir. Oleh karena itu perlu tindakan tegas pemerintah dalam izin pengadaan perumahan atau permukiman.

6. Pemanfaatan media serta maksimalisasi ICT 6. Pemanfaatan media serta maksimalisasi ICT

7. Pendidikan kebencanaan

a. Perguruan tinggi di seperti UNAND, UNP dan UMSB melakukan penelitian kebencanaan dan menyiapkan mahasiswa untuk melakukan sosialisasi pemahaman kebencanaan melalui mahasiswa kerja praktek.

b. Kelompok Siaga Bencana (KSB) yang merupakan perpanjangan tangan dari BPBD perlu senantiasa ditingkatkan kapasitasnya dalam aktifitas tanggap darurat.

Paparan atau materi presentasi dari para nara sumber dapat dilihat pada lampiran.

Rekomendasi

Sebagai tindak lanjut setelah melakukan diskusi di atas, para peserta workshop diberi kesempatan untuk mengajukan usulan maupun rekomendasi. Rekomendasi untuk manajemen bencana banjir bandang dan cuaca ekstrim ini tidak ditujukan hanya bagi BPBD semata. Namun terdapat institusi terkait yang perlu berperan serta dalam upaya bersama untuk mengantisipasi dan meminimalkan dampak resiko banjir bandang ini.

Untuk mendiskusikan rekomendasi ini peserta workshop dibagi dalam 4 kelompok dan diminta untuk secara spesifik merumuskan reklomendasi tersebut. Tiap kelompok mendiskusikan topik yang spesifik sebagai berikut:

a. Mitigasi dan efektifitas penyampaian informasi untuk meminimalisasi potensi korban bencana

b. Optimalisasi seluruh sumber daya dalam tanggap darurat dan recovery road map daerah terdampak bencana.

c. Peningkatan jaringan dan kerjasama seluruh pemangku kepentingan dalam bidang mitigasi bencana.

Kelompok I Mitigasi dan Efektifitas Penyampaian Informasi Untuk Meminimalisasi Korban

Rencana mitigasi

Sudah dilakukan

Belum dilakukan

 Pendataan penduduk di daerah  Pemetaan daerah rawan bencana beserta jalur

 Regulasi  Regulasi (UU, PERPRES,

PERDA, SOP) rawan evakuasi  Peta kerawanan  Sosialisasi khususnya banjir  Pendataan penduduk di daerah rawan ◦ Belum sempurna bandang  Memberi informasi kepada masyarakat yg

 Pembentukan KSB  Pembentukan KSB berada di wilayah zona merah tentang

Di beberapa daerah ◦ Belum menyeluruh

kerentanan tempat tinggalnya melalui: ◦ Kapasitas utk

 Kecukupan dana

Sosialisasi peta daerah rawan bencana gempa & tsunami

Media Cetak & Elektronik  Dana anggaran

Social Network ◦

Belum mencukupi

Simulasi & Pelatihan  (Rencana) relokasi penduduk:

Pembelajaran Di Sekolah belum terwujud

 pembentukan ksb

 tersedianya dana pendukung  pengawasan dinas/instansi terkait  instansi & lembaga yg terlibat + koordinasi  relokasi  penyediaan ews di zona merah dan fasilitas

pendukung lainnya (perahu karet,pelampung, dll.)

 normalisasi sungai (das) monitoring daerah rawan

Usulan kegiatan bagi BPBD provinsi Sumatera Barat dan kabupaten/Kota

Nomor Kegiatan Waktu

1 Penyempurnaan regulasi Triwulan IV (11 – 12)

2 Pendataan daerah rawan:  penduduk di sekitar  fasilitas umum dan sosial

3 Penyediaan ews di zona merah & monitoring Triwulan II

4 Normalisasi sungai Triwulan II – III

5 Penambahan kapasitas ◦

Pengetahuan, keterampilan, sarpras Triwulan I – IV

6 Sosialisasi secara kontinyu melalui media cetak dan elektronik Triwulan I- IV

7 Pembentukan ksb secara menyeluruh serta peningkatan kapasitas ksb yang Triwulan II sudah terbentuk

8 Penyediaan anggaran yg cukup Triwulan II (bulan 12/2012)

9 Peningkatan pengawasan Triwulan I – IV  terutama pada pra banjir bandang

Kelompok II Optimalisasi Seluruh Sumber Daya dalam tanggap darurat dan recovery Road Map daerah

terdampak bencana

Kegiatan / masukan

Pernyataan kunci

Waktu/ Minggu - bulan

Penyusunan Protap/SOP tanggap darurat

BPBD dan instansi terkait

Banjir Bandang Cuaca Ekstrim di Sumatera

dengan satu Komando dari

Barat (terpadu/1 komando) yang selanjutnya

BPBD sesuai UU

Cara & Mekanisme untuk

diturunkan kedalam Protap/SOP ditingkat

mengoptimalkan sumber daya

kota/kabupaten dan disetiap instansi

dalam tanggap darurat

Sosialisasi dari Protap/SOP

BPBD

Geladi/Simulasi Protap

BPBD

Pelatihan tanggap darurat gabungan/bersama reguler per 3 bulan

koordinasi antar seluruh Instansi terlibat

Mekanisme yang harus

dalam penyusunan Protap/SOP Tanggap

direncanakan

Darurat

rapat koordinasi bulanan

Tahap Penanganan

Rincian Aktifitas Protap/SOP :

Pelaku

Waktu/ Minggu - bulan

Masa Tanggap Darurat

Mencari Informasi dari BMKG dan meneruskan Informasi kepada masyarakat

SKPD :

Membentuk Posko utama dan lapangan

- dinas kesehatan, -dinas

status bencana banjir

Penaggulangan Bencana dan struktur

Sosial, -PU (prasarana dan

komando tanggap darurat (struktur posko)

bandang tingkat provinsi 15

sarana), - TNI, - Polri, - Pol

hari bisa diperpanjang

Mengaktifkan kajian cepat & Reaksi Cepat

PP, Dinas Perhubungan, -

Penetapan status dan tingkat bencana

PMI, - , Basarnas,-,

(kota/kabupaten, provinsi, nasional

Masyarakat-, -LSM/NGO, -

(kecil/sedang/berat)) dengan mengeluarkan SK

SAR/TRC

status tanggap darurat pelayanan tanggap darurat

- evakuasi - mendata - pelayanan kesehatan - distribusi bantuan - dapur umum

Tahap Penanganan

Rincian Aktifitas Protap/SOP :

Pelaku

Waktu/ Minggu - bulan

- perbaikan infrastruktur darurat/vital - dinas kesehatan, -dinas

Sosial, -PU (prasarana dan sarana), - TNI, - Polri, - Pol

PP, Dinas Perhubungan, -

- pelayanan air bersih & sanitasi (MCK)

PMI, - , Basarnas,-,

- pendirian tenda pengungsian

Masyarakat-, -LSM/NGO, -

sementara

SAR/TRC

- penerangan

Recovery

Pembersihan Infrastruktur

SKPD terlibat :

Pemulihan Infrastruktur Pendirian Huntara

- BPBD, - PU, Dinas

waktu yang ditentukan

Kesehatan, - Dinas Sosial, -

Rehabilitasi & Rekonstruksi

sesuai dengan kebutuhan

TNI, - Polri, - Dinas

Pemulihan Trauma

Pendidikan, - PMI, -PLN

Kelompok III

Peningkatan Jaringan dan kerjasama seluruh pemangku kepentingan dalam bidang Mitigasi

Bagaimana model kerjasama yang telah dilakukan pemerintah, SKPD, Media, Dinas instansi terkait TNI, Polri, Basarnas, BPBD, Damkar, LSM, dll dalam Mitigasi Bencana?

Yang sudah dilakukan /yang

Waktu/Minggu-

NO Bidang

ada

Bentuk Kegiatan

usulan

Bulan

1 BMKG, jaringan kerjasama

Kerjasama dengan media masa

memaksimalkan dalam

yang dilakukan baru bersama

dalam penyampaiaan informasi

memberikan informasi,

BPBD saat terjadi kondisi baru bencana

kemedia masa, serta

dilaporkan.

adanya Spes kusus yang diberikan media untuk informasi seputaran mitigasi, dan informasi bencanan/ serta Spes yang telah ada di isi oleh

INFORMASI

lembaga yang konsen dalam mitigasi Bencana.

Informasi lewat media

Melibatkan Forum dakwah, toga,tomas,Todat media Elektronik, dan media cetak, lemba Pendidikan dalam memberikan informasi tentang kebencanaan

Waktu/Minggu- NO Bidang

Yang sudah dilakukan /yang

ada

Bentuk Kegiatan

usulan

Bulan

2 KSB, Membangun kerjasama

peningkatan kapasitas tenaga siaga

Peningkatan kualita,

dengan SAR BTBA dalam

bencana dalam bentuk, pelatihan,

intensitas dan waktu

melatih dalam meningkatkan

Seminar, Gladi Posko, Simulasi,

pelatihan yang diberikan (

kapasitas KSB.

pemetaan dan Survey daerah rawan

Tepat Sasaran).

bencana, Studi banding

Peningkatan

BPBD telah melakukan gladi

kapasitas siaga

posko dalam melibatkan

bencana

Seluruh masyarakt dan Instansi terkait, TNI dan Polri Disetiap kegitan dalam meningkatkan SDM agar melibatkan Lembaga/Instansi yang potensial.

Protab, Dokumen kebencanaan.

Mempercepat dalam

Pemerintah Kususnya BPBD penysunan serta

sudah melakukan kerjasama konsekuen dama yang dituangkan dalam bentuk pelaksaanya

Protab

Kebijakan

kerjasama dalam fasilitas

Anggaran Forum PRB Sumbar, serta di 5

publikasi hasil

Kota kabupaten yang telah

kesepakatan forum

terbentuk.

Kelompok IV: Strategi pendidikan siaga bencana yang berkesinambungan dengan dukungan seluruh

pemangku kepentingan.

No TARGET

METODE

SIAPA YANG DIHARAPKAN

1 FKSB

-Diskusi Pengalaman PB

-Payung hukum atau SK BPBD

-Teori Pendukung

- BPBD/DINKES/TNI/POLRI/DINSOS/PU

-Narasumber yang Kompeten

MEDIA/ORNOP/akademisi/perusahaan/swasta(melalui dana

-Melakukan kajian partisipatif dan mendokumentasikannya

CSR)

termasuk dokumentasi media/

-dana bantuan organisasi kemanusiaan internaional

-Keterampilan Tertulis

-dana APBD/APBN

-Ketersediaan Sarana Dan Prasarana

-TNI/POLRI

-Pemerintah ->Dana Hibah(APBD KAB/KOTA) pemerintah (PMI,

2 Organisasi mitra

-Koordinasi line kegiatan dari ORNOP ke OMP

-Organisasi struktural diatasnya(CO.IRC.dll) PRAMUKA, RAPI)

-membangun jaringan

penglibatan dalam kegiatan/kegiatan PB(workshop/training

-BUMN dan swasta( CSR)

dsb.)

-TNI/POLRI

-Pendalaman skill spesifik/ -Pendalaman PB dan PRB secara umum(holistik)

-Dukungan pemerintah (BPBD dan SKPD terkait)dalam pemerintah

3 Organisasi non

-koordinasi

-jaringan

mendukung kegiatan ORNOP

(ORNOP)

-sosialisasi BPBD dan stake holder terkait ke ORNOP

-Dana bantuan (ORNOP)

-Transparansi dan akuntabilitas pengelolaan program ke BPBD -Fundrising dan stakeholder terkait

- TNI/POLRI

-sinkronisasi data antara ORNOP dengan BPBD dan stakeholder terkait dalam PB dan PRB -penyamaan presepsi tentang PB dan PRB -Perbaikan metode dengan memperhatikan aspek dan kearifan lokal

No TARGET

METODE

SIAPA YANG DIHARAPKAN

4 BPBD

-PROTAP/SOP

-Instansi vertikal

-Peningkatan kapasitas

-Lembaga yang fokus pada PB dan PRB

baik secara teknis (BIMTEK)dan manajemen PB

-Lembaga bantuan internasional

-Merestrukturisasi BPBD menjadi instansi vertikal karena

-Legislatif

dualisme kebijakan(rekomendasi dari mitra BPBD)

-Swasta -Rekomendasi dari mitra BPBD - TNI/POLRI

5 SKPD terkait dan

-Penyatuan visi dan misi dalam PB

-Instansi vertikal

aparatur

-Lembaga yang fokus pada PB dan PRB pemerintah/

-pembagian kerja yang jelas dalam manajemen PB dan PRN

-PROTAP dan RENKON di masing masing instansi

-Lembaga bantuan internasional

- Sosialisasi, training, workshop

-Legislatif -Swasta -Rekomendasi dari mitra bpbd - TNI/POLRI

6 LEGISLATIF

-Workshop khusus khusus dalam kerangka pb dan prb

-Pressure media

-Hearing dan melibatkan anggota dwan dalam respons

-Ornop

-Tema reses terkait PB dan PRB

-Pressure mahasiswa

-Melibatkan anggota dewan untuk aktif dalam PB di wilayah dapilnya/

7 Swasta

-Departemen CSR mengembangkan bidang khusus PB dan

-pressure media yang mendorong adanya bidang khusus

PRB

pb/dan PRB dalam csr perusahaan

-Diklat memasukkan ku-

- tni/polri

rikulum khusus PB dan PRB -mendukung pb dan PRB -keterlibatan perusahan dalam organisasi/manajemen pb ditingkat daerah dan provinsi (pusdalops,forum,PRB,dsb.

No TARGET

METODE

SIAPA YANG DIHARAPKAN

8 Media

-meningkatkan koodinasi media dengan para pelaku PB dan

-Management perusahaan

PRB

-Pemerintah ( BPBD dan instansi terkait)

-penguatan PRB dan PB pada forum media

-Ornop

-mendelegasikan minimal 1 orang reporter khusus PB dan

-CSR perusahaan

PRB

- TNI/POLRI

-pembentukan forum media untuk PB dan PRB didaerah yang belum terbentuk -sinergi media dengan ornop -pengawasan antar media dalam transparasi dan akuntabilitas dana pengelolaan bencana

9 Perguruan Tinggi

-Intigrasi materi PB dan PRB dalam KBM

-Kampus termasuk kopertis

-UKM khusus PB dan PRB

-DIKTI

-KKN tematik PB dan PRB

-KEMENDIKNAS

-Pengabdian masyarakat khusus PB dan PRB

-ORNOP

-Penelitian PB PRB dapat diakses oleh semua orang

-Media

-Dana on call kampus untuk PB

-BPBD dan stakeholder terkait -KEMENAG

10 ORMAS (Asosiasi,

-KSB terdiri dari perwakilan ormas

-BPBD

Perkumpulan,

-pembekalan PB dan PRB

-ORNOP

Paguyuban,

-CSR perusahaan

Arisan, Olah raga,

-DAUN

Pencinta alam dll.) -swadaya masyarakat -TNI/POLRI

11 Sekolah

-Media edukasi bencana

-DIKNAS

-Integrasi dalam mata pelajaran/ekskul/muatan lokal

-BPBD dan SKPD terkait

-Sosialisasi/peyuluhan

-KANWIL MENAG

-Bangunan sekolah difungsikan sebagai shelter (yang standar) -ORNOP -Pelatihan bagi siswa,guru,dan komite sekolah

-CSR

No TARGET

METODE

SIAPA YANG DIHARAPKAN

12 PARPOL

-Penyadaran PB pada pengurus parpol

-ELIT PARTAI

-Penyadaran parpol terhadap PB dan RPB

-MASYARAKAT ATAU KONSTITUSI

-Pembentukan satgas bencana

-MEDIA

13 Organisasi adat

-Keterwakilan organisasi adat dalam KSB

-BPBD

-Pembekalan PB dan RPB

-ORNOP

-Kearifan lokal dalam PB dan RPB

-CSR PERUSAHAAN -DAUN -Swadaya masyarakat

14 Organisasi agama

-Keterwakilan organisasi agama dalam KSB

-BPBD

-Pemanfaatan tokoh agama dalam menyampaikan pesan PB

-ORNOP

dan RPB

-CSR PERUSAHAAN

-alat informasi suara mesjit untuk ews

-DAUN

-rekomendasi dari pihak terkait agar rumah ibadah dijadikan

-Swadaya masyarakat

shelter setelah dilakukan pengkajian struktur bangunan/

15 TNI/POLRI

-Koordinasi dengan pelaku PB/PRB yang lain(selain BPBD)

-Instansi vertikal

-Dukungan personil untuk PB dan PRB terutama yang

-BPBD

ditingkat kecamatan/nagari (kelurahan)

-Masyarakat -Pemerintah setempat

Evaluasi Kegiatan

Kegiatan Workshop Manajemen Bencana Banjir Bandang Dan Cuaca Ekstrim Di Sumatera Barat telah berlangsung dengan mendapat banyak dukungan dari berbagai pihak. Keterlibatan BNPB, BPBD Sumatera Barat, serta SKPD terkait telah memberikan sinergi yang kuat hingga kegiatan ini dapat dilaksanakan. Di bawah ini adalah beberapa catatan yang merupakan evaluasi dari kegiatan workshop ini.

Peserta

Dari sisi jumlah kehadiran terlihat hadirin hampir mencapai target. Peserta yang terdaftar hadir adalah sebanyak 68 orang yang berarti 97% dari target undangan. Seperti pada tabel di halaman 4 dapat dilihat dari sisi unsur peserta terdapat beberapa yang melampuai target namun sebaliknya ada yang kurang. Namun setiap unsur telah terwakili dalam pokok-pokok pikiran yang dihasilkan lewat paparan nara sumber dan diskusi.

Dari sisi komposisi gender, masih terlihat kurangnya peserta wanita yang dapat hadir dalam workshop ini. Kehadiran wanita hanya 12 orang yang berarti hanya 18% dari total peserta. Namun hal ini tidak berarti peserta wanita yang hadir kurang berkontribusi dalam workshop ini. Dalam diskusi pleno maupun kelompok, baik pria maupun wanita cukup berimbang dalam menyampaikan pikiran

dilihat pada video http://www.youtube.com/watch?v=hpIss5RP7D4

Hasil workshop

Workshop ini menghasilkan usulan kegiatan maupun rekomendasi yang perlu untuk segera ditindaklanjuti. Rekomendasi dapat dinilai valid karena merupakan pemikiran multisektor yang saling terkait. Rekomendasi dari workshop inipun tidak dapat dilakukan BPBD sendiri tanpa dukungan dari pemangku kepentingan lain. Beberapa usulan seperti perbaikan hulu sungai sebagai pencegahan banjir bandang malah merupakan porsi yang lebih besar bagi unsur di luar BPBD.

Hasil dari workshop ini akan menjadi efektif dan bermanfaat bagi banyak pihak bila laporan ini

Ucapan terima kasih

Atas terlaksananya Workshop Manajemen Bencana Banjir Bandang Dan Cuaca Ekstrim Di Sumatera Barat yang telah dilakukan di Padang pada tanggal 11-12 Desember 2012, saya selaku pengusul kegiatan, co-author Pembelajaran Pasca Banjir Bandang 24 Juli 2012 Kota Padang, serta penyusun laporan ini hendak menyatakan terima kasih sebesar-besarnya atas dukungan yang telah diberikan. Terima kasih ini ditujukan kepada:

1. Kepala Biro Hukum dan Kerjasama BNPB: R. Sugiharto

2. Kepala Pelaksana BPBD Sumatera Barat: Ir. Yazid Fadli MM

3. Senior Program Manager, Training & Outreach AIFDR: Widya Setiabudi

4. Seluruh peserta workshop …dan juga kepada rekan-rekan di lapangan:

1. Wawan Budianto, Konsultan Analis Pengurangan Resiko Bencana Propinsi Sumatera Barat AIFDR-BNPB, yang juga selaku co-author Pembelajaran Pasca Banjir Bandang 24 Juli 2012 Kota Padang dan Ketua Panitia Pelaksana workshop.

2. Rissalwan Habdy Lubis, Research Officer AIFDR-BNPB, yang telah memberikan sumbangsih sebagai moderator dalam sesi paparan nara sumber. Terima kasih pula untuk kepemimpinan dalam diskusi sehingga diskusi berlangsung efektif.

3. Elfa Yeni, untuk notulen workshop yang telah dituliskan serta telah memuat catatan-catatan penting dari workshop ini.

4. Adi Prasetya dan Alwi, HK Logistics, atas dukungan penuh sejak dari persiapan hingga workshop ini dapat diselenggarakan dengan baik.

Lampiran Bahan prese ntasi nara

sumber

P EMBELAJARAN P ASCA B ANJIR B ANDANG

24 JULI 2012

K OTA PADANG

Arwin Soelaksono & Wawan Budianto

Workshop Manajemen Bencana Banjir Bandang dan Cuaca Ekstrim

di Sumatera Barat

11-12 Desember 2012 Grand Inna Muara Hotel Padang

Lingkup bahasan Peranan ICT

dan media dalam ke- siapsiagaan

masyarakat

Peran BPBD

Peranan dunia

Prov dan Kota

usaha – peningkatan kinerja - tanggap bencana

Kesiapsiagaan

Pengaruh program

masyarakat

NGO bagi BPBD

dalam upaya

dan masyarakat

PRB

dalam kesiapsiagaan

Arwin Soelaksono & Wawan Budianto

Kronologis

Arwin Soelaksono & Wawan Budianto

Kota Padang 24 Juli 2012

• Penggunaan Information and communications technology (ICT) yang efektif untuk meningkatkan

pengetahuan dan mempertinggi kesiapsiagaan.

• Pengaruh pengembangan kapasitas 2010-2011 terhadap bencana banjir bandang serta peluang

upaya peningkatan lebih lanjut.

• Pendidikan siaga bencana yang menyeluruh dan berkesinambungan

• Perbaikan infrastruktur yang terintegrasi dan upaya sinergi program pengurangan resiko bencana.

Arwin Soelaksono & Wawan Budianto

ICT efektif → Pemahaman bencana → Kesiapsiagaan

Siaga Acuh

tak acuh

Masa Kritis

Panik

BMKG

Batang

Bandar

Gadang PUSDALOPS PB

Kuranji

1,2 m

Arwin Soelaksono & Wawan Budianto

ICT efektif → Pemahaman bencana →

Kesiapsiagaan

•Pemetaan resiko bencana

•Data akurat bahaya bencana •Kemampuan interpretasi bencana

Data

•Kejelasan tindakan penyelamatan •Aktifasi EWS dengan ICT efektif

Penge- tahuan

•Masyarakat siaga bencana

Tindakan

Arwin Soelaksono & Wawan Budianto

Kontribusi Pengembangan Kapasitas 2010-2011 dan kelanjutannya

• Selama pemulihan akibat bencana gempa 2009, terdapat berbagai pelatihan bagi BPBD dan juga

NGO lokal. Diantaranya:

o Koordinasi penaggulangan bencana o Pelatihan PRB tingkat dasar dan tingkat fasilitator

• Melihat indikator keberhasilan pengemgangan kapasitas 2010-2011:

o Peranan Kelompok Siaga Bencana (KSB) o Manajemen distribusi bantuan o Mekanisme kerjasama BPBD Provinsi Sumbar dan BPBD

Kota Padang

Arwin Soelaksono & Wawan Budianto

Kontribusi Pengembangan Kapasitas 2010-2011 dan kelanjutannya

Dokumentasi program pengembangan kapasitas yang

telah dijalankan

Pembuatan modul pengembangan kapasitas

Replikasi program dengan

keterlibatan lebih luas

Arwin Soelaksono & Wawan Budianto

Pendidikan siaga bencana yang menyeluruh

dan berkesinambungan

• Kesiapsiagaan lebih tinggi ditemukan pada komunitas yang senantiasa dilatih.

• Kesiapsiagaan = pemahaman resiko bencana + pelatihan yang berkesinambungan

Arwin Soelaksono & Wawan Budianto

Pendidikan siaga bencana yang menyeluruh

dan berkesinambungan

Kebijakan pemerintah untuk pendidikan

siaga bencana yang berkesinambungan

Keterlibatan seluruh pemangku kepentingan termasuk CSR

Implementasi lapangan dengan program yang terencana dan terukur

Arwin Soelaksono & Wawan Budianto Arwin Soelaksono & Wawan Budianto

resiko bencana

• Rencana komprehensif dengan keterlibatan seluruh

Ren-

elemen masyarakat dengan memadukan upaya PRB

cana

• Keterlibatan dalam masyarakat sekitar dalam

Implemen-

implementasi untuk memperkuat ownership.

tasi

• Keterlibatan masyarakat sekitar dalam

mengefektifkan peringatan dini.

EWS

Nama : Syafrizal, SSi Tempat/Tgl Lahir : Padang/ 16 Juni 1965 Alamat : Komplek Pondok Pinang D-12 LB Buaya Pendidikan : Akademi Meteorologi & Geofisika

: Sarjana Geografi

Kantor : Stasiun Meteorologi Minangkabau Jln Raya Bandara Internasional Minang

Kabau

Negeri Asal : Bukittinggi HP : 081374823448

DI SUMATERA BARAT

Workshop Manajemen Bencana Banjir Bandang Dan Cuaca Ekstrim Di Sumatera Barat

BMKG

BMKG merupakan Lembaga Pemerintahan Non Departemen ( LPND) Keppres No.46 Th 2002

Yang mempunyai tugas : Memberikan Pelayanan Informasi di Bidang :

1. Meteorologi ( Cuaca )

2. Klimatologi ( Iklim )

3. Kualitas Udara ( Pencemaran Udara )

4. Fenomena Geofisika ( Gempa Bumi & Tsunami )

BMKG

•Informasi Meteorologi •

- Cuaca Penerbangan

• - Cuaca Maritim

- Cuaca Publik

• Informasi Klimatologi dan Kualitas Udara

- Prakiraan Musim - Antisipasi Banjir dan Tanah Longsor - Sistem Peringkat Bahaya Kebakaran Hutan - Informasi Kualitas Udara

•Informasi Geofisika

- Gempa, Tsunami

BMKG GEMPA BUMI

PENERBANGAN ( BIM )

(CUACA)

STASIUN METEOROLOGI MARITIM TL BAYUR

(CUACA)

BMKG STASIUN KLIMATOLOGI

SICINCIN ( IKLIM ) SUMATERA BARAT STASIUN GEOFISIKA PADANG PANJANG ( GEMPA ) STASIUN GAW GLOBAL ATMOSFER WATCH BUKIT KOTOTABANG GAS RUMAH KACA

Bandara Int ’ Minang Kabau Sumatera Barat

Alamat: Jln Raya Ketaping Bandara Int ’ Minag Kabau

http://www.bmkgketaping.com

E-Mail : [email protected]

Pelayanan informasi cuaca

Penerbangan, Pemerintah, Swasta,Masyarakat umum, Pendidikan

BMKG STASIUN METEOROLOGI MARITIM

Alamat: Jl Cilacap 31.A Teluk Bayur

www.stamar.tlb.blogspot.com

BMKG BADAN METEOROLOGI DAN GEOFISIKA

STASIUN KLIMATOLOGI KLAS II SICINCIN PADANG

JL.RAYA PADANG BUKIT TINGGI KM.51 SICINCIN PADANG PARIAMAN TELP: 0751-675100, 0751-676848 FAX: 0751-675100 E-MAIL: [email protected]

BMKG

MEMANTAU PEMANASAN GLOBAL DARI BUKIT KOTO TABANG/ GAW

http://www.gawkototabang.wordpress.com/

Padang Panjang

BMKG

Gempa & Tsunami

CUACA adalah Kondisi atmosfer pada suatu wilayah untuk periode waktu yang singkat (jam atau harian)

IKLIM adalah kondisi atmosfer rata-rata pada suatu wilayah untuk periode waktu yang cukup lama (biasanya sekitar

30 tahun)

CUACA EKSTRIM adalah Kejadian cuaca yang tidak normal atau tidak lazimYang dapat mengakibatkan kerugian harta dan jiwa

PERUBAHAN IKLIM (CLIMATE CHANGE) adalah

Perubahan Pola cuaca rata-rata dalam rentang waktu Puluhan tahun (suhu,tekanan,kelembaban, hujan, angin dsb nya)

Meningkatnya temperatur rata- rata atmosfer, laut dan daratan bumi Karena terjadinya efek rumah kaca (greenhouse effect)

Efek rumah kaca ( greenhouse effect)

Sumber : Sri Woro, B.H, 2007

1. Kenaikan Suhu Muka Bumi

2. Penigkatan Muka Air Laut akibat Melelehnya Es di permukaan bumi

3. Meningkatnya fenomena cuaca yang ekstrim  HUJAN LEBAT  BADAI  PUTING BELIUNG  BADAI  PUTING BELIUNG

Fenomena Cuaca Ekstrim yang sering terjadi : Badai, Puting Beliung, Hujan Lebat, Hujan Es, Kemarau, Badai Pasir, Dll

Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan

penghidupan masyarakat yang disebabkan oleh faktor alam sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda,

BENCANA

dan dampak psikologis. bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian peristiwa yang disebabkan

ALAM

oleh alam antara lain berupa gempa bumi, tsunami, gunung meletus, banjir, kekeringan, angin topan, dan tanah longsor.

( 81 % BENCANA DI INDONESIA AKIBAT CUACA )

BMKG BAGAIMANA CUACA DIAMATI ?

ALAT PENGUKUR TEKANAN UDARA BMKG

Barograph

Barometer Keterangan Gambar :

1. Skala Nonius Tekanan (milibar)

2. Layar Background Penerang

3. Skala derajat Panas

ANEMOMETER BMKG • MENGUKUR ARAH DAN KECEPATAN ANGIN PERMUKAAN

BMKG ALAT PENGUKUR LAMANYA PENYINARAN MATAHARI (JAM)

PILOT BALON BMKG • MENGUKUR ANGIN DI UDARA ATAS

RAWIND SONDE BMKG MENGUKUR CUACA DI UDARA ( ANGIN, TEMPERATUR,TEKANAN,KELEMBABAN UDARA )

Mengamati

BMKG AWAN HUJAN ANGIN

Deskripsi Wilayah Sumatera Barat

• Letak Propinsi Sumatera Barat Persis didaerah khatulistiwa, disekitar pegunungan Bukitbarisan,

dan disebelah barat berbatasan langsung dengan samudera Hindia yang luas

• Wilayah Sumatera Barat dapat dikelompokkan menjadi tiga karakteristik wilayah, yaitu pantai,

dataran, dan perbukitan • Karakteristik dan kondisi alam dan klimatologisnya

mempunyai beberapa implikasi terhadap bencana

KONDISI LOKAL

KOTA KOTA PADANG

PADANG

KOTA PADANG

1. MUSIM KEMARAU

Suhu Yang relatif tinggi > 34 °C dengan kelembaban <50% pemicu

terjadinya Kebakaran hutan /lahan,

Ketersedian air terbatas

Kebakaran Hutan

Kekeringan

Polusi Udara

Dampak kebakaran hutan dan lahan akan menganggu jarak pandang (Visibility), serta Merusak Kesehatan

Kabut asap

Kriteria Hujan Menurut BMKG Adalah :

Kriteria Hujan Intensitas Per Jam Intensitas Per Hari ( mm)

(mm)

(mm)

Sangat Ringan

< 5,0 Ringan

< 0,1

5,0 – 20 Normal

O,1 – 5,0

20 – 50 Lebat

5,0 – 10

50 – 100 Sangat Lebat

10 – 20

> 20

> 100

• 3. Ekstrim Kecepatan Angin • Kecepatan Angin > 65 Km/Jam menyebabkan • Rusaknya bangunan,tumbangnya pohon ,papan

reklame,dll

PROSES TERJADINYA

Biasanya terjadi pada musim pancaroba pada siang hari

suhu udara panas, pengap, dan awan hitam mengumpul, akibat radiasi matahari di siang hari tumbuh awan secara vertikal, selanjutnya di dalam awan tersebut terjadi pergolakan arus udara naik dan turun dengan kecepatan yang cukup tinggi. Arus udara yang

turun dengan kecepatan yang tinggi menghembus ke permukaan bumi secara tiba-tiba dan berjalan secara

acak.

Angin kencang berpilin-pilin mirip corong memanjang dari permukaan tanah Hingga dasar awan. Keluar dari Awan Cumulonimbus, Kecepatan angin > 40 knot atau 65 Km/Jam.

Sifat angin ini mengisap apa saja yang dilewatinya dan meninggalkan jejak Kerusakan disetiap lintasannya. Misalnya rusaknya bangunan, tumbangnya pohon dan tiang, dll

Lintasannya sekitar 1 kilometer panjang dan 100 meter lebarnya .

Umummya terjadi pada musim Pancaroba. Pada sore hari antara pukul 13.00 – 17.00 Wib.

Awan gelap, hitam bergumpal, puncak seperti bunga kol

Mengandung Petir, Penyebab Putting Beliung,

Hujan Badai

Pembiasan sinar matahari oleh awan tipis. Biasanya terjadi pada hari yang sangat cerah / tidak ada awan Secara meteorologi tidak ada efek bencana besar yang akan terjadi hanya menunjukkan musim panas

BMKG  INFORMASI CUACA UNTUK PENERBANGAN  INFORMASI CUACA UNTUK PELAYARAN  INFORMASI CUACA PUBLIK  INFORMASI CUACA PERINGATAN DINI CUACA EKSTRI  INFORMASI CUACA PUBLIK  INFORMASI CUACA PERINGATAN DINI CUACA EKSTRI

• Sebelum Terbang (Before Take off) • Selama Penerbangan (In Flight) • Saat akan Mendarat (Landing)

BARAT

Peran Utama BMKG terletak pada tahap “sebelum” kejadian BENCANA

melalui diseminasi informasi:

CUACA, IKLIM, KUALITAS UDARA, GEMPA BUMI dan TSUNAMI

CEPAT , TEPAT , TELITI , CAKUPAN WILAYAH DAN DIPAHAMI

1. Jaringan khusus

1. BMKG Pusat

2. DVB/ Digital Voice Broadcast

2. Otorita Bandara dan Pelabuhan

3. SMS Broadcast

3. Media Massa

4. Website/Email

4. PEMDA melalui BPBD

5. Fax / Telepon

5. Instansi lain dengan permintaan

KESIMPULAN dan SARAN

• BMKG Siap Memberikan Pelayanan Informasi Untuk Penanggulangan Bencana Akibat Cuaca Ekstrim,

Khususnya dalam rangka mitigasi dan kesiapsiagaan melalui sosialisasi dan deteksi dini (early warning system).

• SARAN Jika diperlukan BMKG siap memberikan

pembelajaran bagi petugas posko PB agar dapat membaca dan menterjemahkan informasi tehnis dibidang BMKG

BMKG

1. Jaringan khusus

1. BMKG Pusat

2. DVB/ Digital Voice Broadcast

2. Otorita Bandara dan Pelabuhan

3. SMS Broadcast

3. Media Massa

4. Website/Email

4. PEMDA melalui BPBD

5. Fax / Telepon

5. Instansi lain dengan permintaan

DESIGN BY KARIM PAGARALAM

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA

Universitas Andalas

PENATAAN DAERAH RENTAN DAN DAERAH PENYEBAB BENCANA BANJIR BANDANG SEBAGAI UPAYA KOMPREHENSIF MITIGASI BENCANA

DR.IR. FERI ARLIUS DT. SIPADO, M.Sc DR.IR. ABDUL HAKAM, MT UNIVERSITAS ANDALAS

Untuk Kedjajaan Bangsa

feri@sipado

Universitas Andalas

 Relief atau Bantuan Darurat  Pemenuhan

kebutuhan darurat

 Mitigasi  Identifikasi daerah rawan bencana,

mitigasi struktural

 Pembangunan  Kerentanan masyarakat 

integrasi penanggulangan bencana dan pembangunan

 Pengurangan Resiko  teknis dan ilmiah : faktor

sosial, ekonomi dan lingkungan

Untuk Kedjajaan Bangsa

feri@sipado

Universitas Andalas

Banjir yang terjadi akibat hujan yang turun terus-menerus dan muncul secara tiba-tiba. Aliran

air banjir dengan kecepatan tinggi akan memiliki daya rusak yang besar, dan akan lebih berbahaya bila disertai dengan

longsoran, yang dapat mempertinggi daya rusak terhadap yang dilaluinya.

Untuk Kedjajaan Bangsa

feri@sipado

Universitas Andalas

Untuk Kedjajaan Bangsa

feri@sipado

Universitas Andalas

Tabel 1. Hasil pengujian sampel tanah 1 dan 2

Nilai

Jenis Pengujian

Parameter

Satuan Sampel 1 Sampel 2

50.966 % Berat Volume 3  1.772 1.772 gram/cm

Kadar Air

Spesific Gravity

Gs

3.867 % Analisa Saringan

Gravel

Sand

52.965 % Atterberg's Limit

LL

PL

PI

c 2 0.075 0.089 kg/cm Direct Shear

36.646 º qu uds 2 0.806 0.354 kg/cm

UCST 2 qu remolded 0.306 0.181 kg/cm

1.959 qu PL 2 0.256 0.198 kg/cm

ST

UCST remolded qu LL 2 0.128 0.086 kg/cm

Untuk Kedjajaan Bangsa

feri@sipado

Universitas Andalas

(Faisal dan Salahuddin, UGM 2012)

Untuk Kedjajaan Bangsa

feri@sipado

Universitas Andalas

(Untuk kasus Galodo Padang I dan II )

Untuk Kedjajaan Bangsa

feri@sipado

Universitas Andalas

PENATAAN DAERAH RENTAN

• Pengelolaan wilayah

sesuai daya dukung

 Relokasi • Pengelolaan wilayah

terbangun

Untuk Kedjajaan Bangsa

feri@sipado

Universitas Andalas

Relokasi / pemindahan penduduk dari daerah rawan bencana ke daerah yang lebih aman merupakan salah satu cara

untuk mengurangi kerugian akibat bencana

banjir bandang.

Namun dalam pelaksanaannya tidak mudah dilakukan. Untuk itu perlu upaya dan cara-cara tertentu dalam menangani masalah ini sesuai dengan situasi dan

kondisi daerahnya.

Untuk Kedjajaan Bangsa

feri@sipado

Universitas Andalas

• pemetaan zona-zona rentan banjir bandang • sistem peringatan dini / early warning system

(EWS)

• Pengontrolan terhadap penguasaan dan

pengelolaan sumber daya alam yang berpotensi menimbulkan bencana

• Pengembangan sistem informasi • Sistem komunikasi modern dan tradisional

Untuk Kedjajaan Bangsa

feri@sipado

Universitas Andalas

• Pembuatan dan penempatan tanda-tanda

peringatan, bahaya, dll

• Penyediaan dan penyiapan kebutuhan dasar • Jalur evakuasi dan tempat pengungsian • Pembangunan infrastruktur • Pengerukan sungai • Edukasi masyarakat tentang mitigasi bencana

Untuk Kedjajaan Bangsa

feri@sipado

Universitas Andalas

Daerah penyebab banjir bandang merupakan daerah yang berada pada hulu sungai.

Penataan Daerah Hulu adalah upaya dalam mengelola hubungan timbal balik antar sumberdaya alam terutama vegetasi, tanah dan air dengan sumberdaya manusia di DAS dan segala aktivitasnya untuk mendapatkan manfaat ekonomi dan jasa lingkungan bagi kepentingan pembangunan dan kelestarian ekosistem suatu DAS.

Untuk Kedjajaan Bangsa

feri@sipado

Universitas Andalas

Parameter kondisi baik daerah hulu :

1. Debit sungai konstan dari tahun ke tahun

2. Kualitas air baik dari tahun ke tahun

3. Fluktuasi debit antara debit maksimum dan minimum kecil.

4. Ketinggian muka air tanah konstan dari tahun ke

tahun

Untuk Kedjajaan Bangsa

feri@sipado

Universitas Andalas

• Pengelolaan hutan secara terpadu • Pengelolaan DAS • Pengelolaan areal pertambangan • Menjaga dan melestarikan vegetasi yang

sesuai dengan daya dukung lingkungannya.

• Edukasi Masyarakat • Kelembagaan

Untuk Kedjajaan Bangsa

feri@sipado

Universitas Andalas

Tri Dharma Perguruan Tinggi :

• Pendidikan • Penelitian • Pengabdian kepada Masyarakat

Untuk Kedjajaan Bangsa

feri@sipado

Universitas Andalas

a. Perencanaan PB

b. Pengurangan Risiko Bencana

c. Pencegahan

d. Pemaduan dalam

Situasi Tidak Ada

perencanaan pembangunan

Bencana

e. Persyaratan analisis risiko bencana

Prabencana

f. Pelaksanaan dan penegakan

tata ruang

g. an Pendidikan dan pelatihan

h. g Persyaratan standar teknis

B) penanggulangan bencana

Situasi Terdapat

(P Potensi Bencana

gulan Mitigasi

Saat terjadi

bencana Peringatan Dini

ana Kesiapsiagaan enang

P Benc

Rehabilitasi Pascabencana Rekonstruksi

Pengurangan risiko bencana (PRB): upaya mengurangi dampak buruk yang mungkin timbul, terutama dilakukan dalam situasi sedang tidak terjadi bencana Sumber: KEMENTERIAN PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DEPUTI BIDANG PENGEMBANGAN DAERAH KHUSUS, ASISTEN DEPUTI URUSAN DAERAH RAWAN KONFLIK DAN BENCANA

Untuk Kedjajaan Bangsa

feri@sipado

Universitas Andalas

• Penelitian komprehensif, multi disiplin • Penyuluhan dan peningkatan kewaspadaan

masyarakat

• Pelatihan dan Simulasi • Pembentukan organisasi atau satuan gugus

tugas bencana

• Perkuatan unit-unit sosial dalam masyarakat, • Pengembangan budaya sadar bencana • Memperkuat ekonomi masyarakat

Untuk Kedjajaan Bangsa

feri@sipado

Universitas Andalas

WORKSHOP MANAJEMEN BENCANA BANJIR BANDANG DAN CUACA EKSTRIM DI SUMBAR

“Strategi penyampaian informasi yg lebih efektif dan pendidikan siaga bencana yg

berkesinambungan”

Untuk Kedjajaan Bangsa

feri@sipado

Universitas Andalas

• Jumlah Mhs

: 3500 orang

• Lokasi

: 14 Kota dan Kabupaten 200 Nagari, > 900 jorong

• DPL

: 103 orang

• Waktu

: 4 Jun – 15 Juli 2012

Untuk Kedjajaan Bangsa

feri@sipado

Universitas Andalas

Untuk Kedjajaan Bangsa

feri@sipado

Universitas Andalas

Untuk Kedjajaan Bangsa

feri@sipado

Universitas Andalas

Untuk Kedjajaan Bangsa

feri@sipado

Universitas Andalas

Untuk Kedjajaan Bangsa

feri@sipado

Universitas Andalas

TERIMA KASIH

Dr.Ir. Feri Arlius Dt. Sipado, MSc

[email protected]

Untuk Kedjajaan Bangsa

feri@sipado

Disampaikan Oleh: Dr. Ir. RIBALDI, MS.i

Kepala Bidang PWLH Bappeda Prov. Sumatera Barat

Bencana

• Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan manusia yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau faktor non alam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis.

• Bencana alam yaitu bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam antara lain berupa gempa bumi, tsunami, gunung meletus, banjir, kekeringan, angin topan, dan tanah longsor.

Potensi Bencana Alam Sumatera Barat

Kondisi geologis dan geografis menyebabkan Sumatera Barat menjadi daerah yang memiliki potensi bencana seperti letusan gunung api, gempa, banjir, longsor (galodo), angin ribut, gelombang pasang dan tsunami.

Berikut potensi bencana alam yang ada di Sumatera Barat

• Gunung Api

Di Sumatera Barat terdapat empat gunung api aktif yaitu Merapi, Tandikat, Talang dan Kerinci yang menyimpan ancaman bahaya. Keberadaan aktifitas kehidupan di

Sumatera Barat yang berada di sekitar gunung berapi,

maka risiko bencana yang ditimbulkan akan sangat besar .

• Banjir

Sumatera Barat memiliki sejumlah sungai besar yang mengalir dari daerah Bukit Barisan di timur menuju muaranya di Lautan Indonesia di barat. Secara tradisional, perkembangan penduduk dimulai dari tepi‐tepi sungai besar seperti di Kabupaten dan Kota Solok, Kabupaten Pasaman, Kabupaten Dharmasraya, Kabupaten Agam. Debit aliran yang tiba‐tiba melonjak pada beberapa sungai di Sumatera Barat diperburuk dengan kondisi iklim dan geografis yang beragam, membuat ancaman bencana banjir dan longsor memiliki potensi yang tinggi. Kejadian banjir dan tanah longsor di Sumatera Barat telah banyak merenggut korban baik nyawa manusia maupun harta benda.

• Abrasi

Pertemuan daratan dengan lautan bebas membuat

pantai‐pantai di Sumatera Barat telah dan akan terus masuk dalam siklus pergerakan air laut. Siklus ini akan memberikan

ancaman abrasi pada pantai‐pantai yang berhadapan langsung dengan Samudera Indonesia. Perkembangan wilayah hunian di wilayah pantai pada masa lalu memberikan risiko yang besar terhadap segala ancaman yang timbul dari lautan.

• Gempa Bumi

Gempa bumi sering terjadi sebagai akibat dari Letusan Gunung Berapi (disebut juga Gempa Vulkanik) ataupun akibat dari pergeseran lempeng yang ada di Pulau Sumatera. Posisi Sumatera Barat terletak di hadapan jalur pertemuan dua lempeng bumi dan juga segmen patahan bumi sehingga menyebabkan Provinsi Sumatera Barat termasuk salah satu wilayah yang memiliki potensi risiko bencana yang tinggi di Indonesia.

Isu-Isu Strategis Provinsi Sumatera Barat

Dari beberapa isu strategis Provinsi Sumatera Barat yang tertuang dalam RTRW Sumatera Barat, salah satunya adalah Bencana Alam.

Berikut beberapa isu strategis yang mempunyai pengaruh langsung maupun tidak langsung terhadap perkembangan wilayah provinsi ini diantaranya :

1. Bencana alam Kebencanaan dituangkan dalam RTRW Sumbar secara khusus karena

merupakan isu strategis yang berpengaruh pada pembangunan Sumatera Barat

2. Keterpaduan pemanfaatan ruang dengan provinsi yang berbatasan langsung dengan Provinsi Sumatera Barat.

3. Sumatera Barat memiliki kultur Minangkabau, dikenal sebagai penganut agama Islam yang kuat dan teguh dengan adat dan tradisi.

4. Perkembangan sosial ekonomi dan sosial budaya

5. Pemekaran Wilayah.

6. Berlakukannya UU No. 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang.

7. Konversi lahan

8. Perkembangan isu Carbon Trade (perdagangan karbon).

9. Potensi pesisir dan laut

Kategori Resiko Bencana

Pemerintah Provinsi Sumatera Barat telah menyusun kategori terkait resiko bencana

 Resiko I

Pemerintah Provinsi Sumatera Barat menganggap bencana banjir sebagai bencana dengan tingkat resiko yang sama dengan gempa bumi dan tsunami, yaitu Resiko I, sehingga berpotensi menimbulkan jumlah korban yang amat besar dengan kemungkinan terjadi potensi kejadian bencana tersebut amat tinggi serta mendesak untuk ditangani.

 Resiko II

Pemerintah Provinsi Sumatera Barat menetapkan bencana gunung meletus, abrasi pantai dan badai termasuk dalam tingkat Resiko II, yaitu bencana yang dengan potensi jumlah korban yang amat besar namun kemungkinan terjadi rendah.

 Resiko III

Di samping bencana dan potensi bencana di atas, di Provinsi Sumatera Barat juga ditemukan jenis bencana lain seperti longsor, kebakaran hutan dan lahan serta kekeringan yang

termasuk dalam tingkat risiko II dan III.

Kerangka Hukum Penanggulangan Bencana

Pemerintah Sumatera Barat juga telah menyusun dan mensahkan Perda yang memang secara khusus mengatur tentang penanggulangan bencana, yaitu :

• Perda Provinsi No.5 tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana.

• Peraturan Daerah Nomor 9 tahun 2009 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Sumatera Barat,

• Peraturan Gubernur Sumatera Barat Nomor 115 Tahun 2008 tentang Rencana Penanggulangan Bencana 2008-2012.

Penanggulangan Bencana

1. Pra Bencana - Tidak Terjadi Bencana  Perencanaan Penanggulangan Bencana;  Pengurangan risiko bencana;  Pencegahan;  Pemaduan dalam perencanaan pembangunan;  Persyaratan analisis risiko bencana;  Penegakan rencana tata ruang;  Pendidikan dan pelatihan;  Persyaratan standar teknis Penanggulangan Bencana.

- Terdapat Potensi Bencana  Mitigasi Bencana  Kesiapsiagaan  Peringatan Dini

2. Tanggap Darurat

- Pengkajian secara cepat dan tepat terhadap lokasi, kerusakan, dan sumber daya

- Penentuan status keadaan darurat bencana - Penyelamatan dan evakuasi masyarakat terkena bencana - Pemenuhan kebutuhan dasar - Perlindungan terhadap kelompok rentan - Pemulihan dengan segera prasarana dan sarana vital

Pemulihan fungsi prasarana dan sarana vital dan

memperbaiki dan atau mengganti kerusakan akibat bencana.

3. Pasca Bencana - Rehabilitasi

 Perbaikan lingkungan daerah bencana;  Perbaikan prasarana dan sarana umum;  Pemberian bantuan perbaikan rumah masyarakat;  Pelayanan kesehatan;  Pemulihan fungsi pemerintahan; dan  Pemulihan fungsi pelayanan publik.

- Rekonstruksi  Pembangunan kembali prasarana dan sarana;  Pembangunan kembali sarana sosial masyarakat;  Penerapan rancang bangun yang tepat dan penggunaan

material yang lebih baik dan tahan bencana;  Partisipasi dan peran serta lembaga dan organisasi

kemasyarakatan, dunia usaha, dan masyarakat;  Peningkatan fungsi pelayanan publik;

Strategi Penanggulangan Bencana

 Penyelenggaraan penanggulangan bencana pada RPJMD Provinsi

Sumatera Barat Tahun 2010-201 diakomodasi dengan mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan yang salah satu tujuannya adalah terwujudnya kesiapan masyarakat menghadapi bencana

Dalam upaya masyarakat untuk meminimalisir dampak bencana, maka diperlukan strategi sebagai berikut:

 Menyediakan informasi wilayah rawan bencana

Mengurangi risiko bencana dilakukan dengan membangun kesiapsiagaan dan infrastruktur di seluruh lini secara terencana dan terpadu.

 Meningkatkan sarana dan prasarana Penanggulangan Bencana

Meningkatkan sarana dan prasarana evakuasi bencana.

 Peningkatan kesiapsiagaan masyarakat dalam penanggulangan

bencana

Meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat dalam penanggulangan bencana.

kebencanaan dalam RTRW Sumatera Barat

Perlu dilakukan perbaikan dan penambahan program guna mengantisipasi dan menanggulangi dampak bencana

1. Penambahan kegiatan peningkatan jalan untuk evakuasi.

2. Penambahan kegiatan pembangunan shelter.

3. Penambahan kegiatan pada program pola ruang kawasan rawan bencana alam dengan Pembangunan Sistem Peringatan Dini Tsunami dan Pemantapan Tebing Kawasan Rawan Longsor.

Perencanaan Pola Ruang dalam RTRW Sumbar yang bisa meminimalisir dampak bencana

Rencana kawasan lindung di Provinsi Sumatera Barat hingga tahun 2029 dapat diidentifikasikan sebagai berikut :

 Kawasan yang memberikan perlindungan kawasan bawahannya, meliputi : kawasan hutan lindung, kawasan bergambut, dan kawasan resapan air;  Kawasan perlindungan setempat, meliputi : sempadan pantai, sempadan sungai, kawasan sekitar danau /waduk, dan kawasan terbuka hijau kota;  Kawasan suaka alam, pelestarian alam dan cagar budaya yang meliputi : kawasan suaka alam, suaka alam laut dan perairan lainnya, suaka marga satwa dan suaka margasatwa laut, kawasan cagar alam dan cagar alam laut, kawasan pantai berhutan bakau, taman nasional dan taman nasional laut, taman hutan raya, taman wisata alam dan taman wisata alam laut, dan kawasan cagar budaya dan ilmu pengetahuan;

 Kawasan rawan bencana alam yang meliputi : kawasan rawan tanah longsor, kawasan rawan gelombang pasang, dan kawasan rawan banjir;

Perencanaan Kawasan Perlindungan Setempat

Kawasan perlindungan setempat meliputi kawasan sempadan pantai, sempadan sungai, kawasan sekitar danau atau waduk, sempadan mata air, ruang terbuka hijau.

• Kawasan Sempadan Pantai Kawasan sempadan pantai mempunyai manfaat penting untuk mempertahankan

kelestarian fungsi pantai. Fungsi pantai yang terjaga dapat mencegah terjadinya abrasi.

• Kawasan Sempadan Sungai Perlindungan terhadap sempadan sungai dilakukan untuk melindungi sungai dari

kegiatan manusia yang mengganggu dan merusak kualitas air sungai, kondisi fisik pinggir dan dasar sungai serta mengamankan aliran sungai. Masih banyak masyarakat menjadikan sungai sebagai tempat membuang sampah, sehingga mengganggu aliran sungai yang bisa menyebabkan banjir.

• Kawasan Sekitar Danau atau Waduk • Kawasan Ruang Terbuka Hijau

Kawasan ruang terbuka hijau dimaksudkan untuk mengurangi polusi udara yang ditimbulkan dari kendaraan bermotor, penyediaan fasilitas umum untuk masyarakat, dan mengurangi panasnya suhu udara kawasan perkotaan.Keberadaan RTH ini dapat mengurangi dampak cuaca ekstrim yg terjadi.