TUGAS II PERAN SUB SUBSISTEM ADMINISTRAS

TUGAS II
PERAN SUB-SUBSISTEM ADMINISTRASI PUBLIK TERHADAP SISTEM
ADMINISTRASI PUBLIK DI INDONESIA

MAPU 5101.05 MK. TEORI ADMINISTRASI
Disusun Dalam Rangka Memenuhi Persyaratan Kelulusan
Semester I Pada Program Magister Administrasi Publik

Judul:
PERAN TRANFORMASI KELEMBAGAAN PADA KEMENTERIAN KEUANGAN
TERHADAP SISTEM ADMINISTRASI PUBLIK INDONESIA
Oleh :

TOTOK HARTANTO, SE. AK
NIM. 500644986

PROGRAM PASCASARJANA
MAGISTER ADMINISTRASI PUBLIK
UNIVERSITAS TERBUKA
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UPBJJ PALANGKA RAYA 2014.2


PERAN TRANFORMASI KELEMBAGAAN PADA KEMENTERIAN KEUANGAN
TERHADAP SISTEM ADMINISTRASI PUBLIK INDONESIA

PENDAHULUAN
Transformasi identik dengan perubahan, karena sejatinya transformasi adalah sebuah
bentuk perpindahan menuju sistem yang dianggap lebih baik dan mendukung. Perubahan ini
dilandasi oleh situasi dan kondisi yang menuntut sebuah sistem untuk berubah.[1]
Jika dilihat perjalanan organisasi Kementerian Keuangan selama ini, tidak terlepas dari
proses

yang

dinamakan

perubahan.

Bahkan

sebelum


tahun

2000,

salah

satu

kementerian/lembaga (K/L) yang dinamis untuk berkembang adalah Kementerian Keuangan.
Inisiasi perubahan sudah dimulai sejak tahun 2002 dan dilanjutkan dengan program reformasi
birokrasi.
Transformasi kelembagaan merupakan tindak lanjut dari program reformasi birokrasi
yang telah dirintis sejak akhir tahun 2002 guna mendukung reformasi pengelolaan keuangan
negara, peningkatkan kinerja, dan pemberantasan korupsi.
Inisiasi Transformasi Kelembagaan sudah dimulai sejak tahun 2007 s.d. 2011. Ide
perubahan didorong dari berbagai faktor, baik internal (kekuatan dan kelemahan) maupun
eksternal (peluang dan tantangan). Dilihat dari faktor eksternal, dunia internasional memasukkan
Indonesia dalam 20 besar ekonomi dunia. Berdasarkan kajian internasional, Indonesia juga
diprediksi dan berpeluang menjadi 7 besar ekonomi dunia.

Untuk menjawab peluang tersebut, Kementerian Keuangan tentunya memiliki peranan
penting. Dalam dimensi keuangan, Kementerian Keuangan mengelola keuangan dan kekayaan
negara yang secara langsung memiliki pengaruh besar dalam perekonomian nasional. Mulai dari
fungsi mengumpulkan penerimaan negara, mengelola penganggaran dan pembelanjaan (APBN),
mengelola kekayaan negara, mengatur kebijakan ekonomi makro, sampai dengan fungsi governance sebagai Bendahara Umum Negara. Peran penting ini yang mendasari Kementerian
Keuangan untuk selalu meng-update kualitas organisasi melalui Transformasi Kelembagaan.

Menurut Arie Soelendro, tanda-tanda yang memperlihatkan kurang cakapnya
administrasi negara, antara lain: terjadinya tingkat korupsi yang tinggi, merosotnya kepercayaan
masyarakat terhadap instansi pemerintah, ketiadaan good governance, adanya instansi
pemerintah dengan programnya yang tidak beroperasi secara efisien dan efektif, ketertinggalan
di bidang ekonomi.[2]
Makna tranformasi kelembagaan pada Kementerian Keuangan menurut Bani Jati M.
(dalam Buletin Kinerja Edisi XX/2014) adalah sebuah upaya penyempurnaan tata kelola internal
Kementrian Keuangan sebagai pondasi yang kuat guna memperbaiki dan meningkatkan sistem
administrasi dan kualitas layanan publik yang bernuansa pada perwujudan good govermance.
Fokus reformasi kelembagaan pada Kementerian Keuangan antara lain peningkatan
kualitas organisasi dan penyelarasan struktur organisasi, perbaikan proses bisnis, modernisasi
kebijakan dan manajemen SDM, serta perbaikan tata kelola dan kualitas pelayanan yang
diberikan. Tranformasi keorganisasian mencakup organisasi Kementerian Keuangan secara

menyeluruh. Transformasi difokuskan pada struktur organisasi dan proses bisnis sehingga
organisasi diharapkan berjalan secara lebih efisien, efektif, ringkas, dan memberikan standar
layanan yang lebih baik. Perubahan ini akan dilakukan secara bertahap. Harapannya struktur
organisasi yang dibangun bukan semakin membesar, tetapi tetap ramping dengan mempertajam
fungsi yang sudah ada atau dengan kata lain “miskin struktur, kaya fungsi”. Tranformasi bidang
SDM juga memiliki peranan penting. Transformasi dilakukan di antaranya melalui perubahan
mindset, cara kerja, dan karakter manusia. Selain itu, peningkatan kapabilitas dan kapasitas SDM
menjadi perhatian dalam transformasi kelembagaan. Sejalan dengan hal tersebut, peningkatan
kesejahteraan pegawai menjadi titik perhatian yang juga sangat penting. Tranformasi bidang IT
difokuskan pada pembangunan infrastruktur ke depan yang juga sejalan dengan Rancangan
Undang-Undang tentang Administrasi Pemerintahan.

Salah satuan tahapan program tranformasi kelembagaan adalah dengan tersusunnya cetak
biru Kementerian Keuangan tahun 2014-2025. Sebagai suatu sistem proses penyusunan cetak
biru merupakan hasil umpan balik (feedback) berupa survey serta wawancara terhadap pegawai
Kementerian Keuangan dan pengguna layanan (stakeholder) ekternal Kementerian Keuangan.

Cetak biru telah menghasilkan 87 inisiasi startegis yang akan diimplemetasikan ke dalam tiga
fase yaitu jangka pendek (2013-2014) yang memfokuskan kepada inisiatif-inisiatif yang
memberikan dampak nyata pada pengguna layanan utama. Fase Jangka menengah (2015-2019)

terdapat pengembangan dan penyempurnaan inisiatif-inisiatif yang telah dilakukan pada fase
jangka pendek. Fase jangka panjang memfokuskan kepada pelembagaan terhadap inisiatifinisiatif yang telah dilaksankan dan dikembangkan pada fase-fase sebelumnya.
Kementerian Keuangan memiliki ekspetasi yang sangat besar atas program tranformasi
kelembagaan ini. Program ini diharapkan dapat merealisasikan harapan masyarakat akan
Indonesia yang lebih baik. Tranformasi adalah sebuah upaya penyempurnaan tata kelola internal
Kementrian Keuangan sebagai pondasi yang kuat guna memperbaiki dan meningkatkan sistem
administrasi dan kualitas layanan publik yang bernuansa pada perwujudan good govermance.
Tranformasi sebagai sebagai suatu perubahan besar yang nantinya akan menimbulkan
resistensi bagi sejumlah orang atau pihak. Maka Kementerian Keuangan harus siap menghadapi
tantangan kendala-kendala yang menghadang keberhasilan implementasi program tranformasi
kelembagaan ini.

ANALISIS MASALAH
Kendala-kendala yang dihadapi dalam implementasi tranformasi kelembagaan di
Kementerian Keuangan yaitu:
1. Kendala internal.
Berdasarkan survey, 70 persen kegagalan melakukan tranformasi kelembagaan pada
Kementerian Keuangan bersumber dari internal organisasi karena keengganan untuk
melakukan perubahan itu sendiri. (Buletin Kinerja edisi XX/2014)
Pemecahan masalah

Dalam pendekatan organisasi sebagai sistem, faktor/variabel internal organisasi yang
berpengaruh terhadap efektivitas organisasi menurut Likert adalah:

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Kepemimpinan
Motivasi
Pengawasan
Komunikasi
Interaksi
Tujuan
Keputusan

Untuk memastikan keberhasilan program tranformasi kelembagaan diperlukan pemimpin yang

mempunyai komitmen yang tinggi dalam:
a. peningkatan awarness seluruh pegawai dengan memberikan pembekalan, pengarahan secara
mendalam akan arti penting dari program tranformasi kelembagaan.
b. Pelaksanaan kegiatan monitoring dan evaluasi secara reguler dan berjenjang untuk
memastikan implementasi tranformasi kelembagaan pada jalur yang tepat dan sesuai
timeline yang sudah ditentukan.
Dalam upaya keberhasilan tranformasi kelembagaan, perlu menciptakan komunikasi yang
baik antara pimpinan dan bawahan. Dengan level pemahaman dan pengetahuan yang berbeda,
awareness setiap pegawai juga akan berbeda. Langkah-langkah untuk meningkatkan awareness
seluruh pegawai dimulai dengan seluruh pimpinan harus memiliki pemahaman dan komitmen
yang sama akan arti penting program tranformasi kelembagaan, engagement dari pimpinan ke
pimpinan lebih rendah sehingga pemahaman akan program tranformasi kelembagaan sama, perlu
adanya feedback dari seluruh pegawai dan transparansi pelaksanaan program sehingga akan
mendapat perhatian dan dukungan seluruh pegawai.
Melakukan sosialisasi terkait program tranformasi kelembagaan dan pentingnya kejelasan
dari konsep besar tranformasi kelembagaan. Dengan pemahaman yang memadai mengenai
dampak/manfaat/kebaikan dari perubahan implementasi transformasi kelembagaan dilakukan,
pegawai akan memahami kontribusi apa yang dapat diberikan kepada organisasi dan organisasi
harus mampu memberikan penghargaan dan membangun motivasi.
Kunci keberhasilan transformasi kelembagaan juga didukung oleh konsistensi akan

tujuan organisasi dan tujuan tranformasi kelembagaan tersebut. Tranformasi kelembagaan
tersebut akan berlangsung dalam jangka pangjang, maka diperlukan daya tahan pegawai dan

pimpinan dalam mengawal proses tranformasi kelembagaan. Maka dari itu pelaksanaan
tranformasi kelembagaan perlu didukung sumber daya manusia yang memiliki kompetensi dan
komitmet yang tinggi serta fokus dalam menjalankan tugas tranformasi kelembagaan.
Selain itu perlu ditunjuk champion of change, yaitu orang yang ditunjuk untuk mengawal
perubahan yang terjadi. Juga untuk mengawal tranformasi kelembagaan ini peran Central
Tranformastion Office/Program Managemen Office (CTO/PMO) harus lebih intensif
memberikan arahan terkait program tranformasi serta segera mencari solusi jika dalam
implementasinya ditemukan berbagai permasalahan.

2. Kendala eksternal
Sebagai sebuah sistem maka organisasi tidak akan pernah lepas dari pengaruh
lingkungannya (open system). Secara garis besar factor lingkungan luar yang mempengaruhi
sistem organisasi adalah ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya dan keamanan.
Ideologi atau falsafah negara berpengaruh terhadap doktrin/dasar hukum yang dianut dalam
menjalankan fungsinya. Visi, misi, tujuan dan kebijakan serta stategi yang ditetapkan oleh
birokrasi tidak akan lepas dari ideologi.Program tranformsi kelembagaan


harus didukung

dengan dasar hukum yang kuat dan jelas untuk menghasilkan visi, misi, tujuan, kebijakan serta
strategi program tranformsi kelembagaan. Peraturan tranformasi kelembagaan Kementerian
Keuangan Indonesia harus menganut falsafah Pancasila.
Pemecahan masalah
Tranformasi kelembagaan bukan konsep yang statis, namun dinamis. Program
tranformasi kelambagaan yang berupa cetak biru jangka panjang selama tahun 2014-2025 dalam
perjalananya akan ada penyempurnaan. Kementerian Keuangan sebagai suatu sistem organisasi
dalam pelaksanaan tranformasi kelembagaan akan menghadapi tantangan dari luar baik berupa
faktor politik, ekonomi, budaya dan keamanan, sehingga dituntut dapat adaptif. Tranformasi
kelambagaan

harus

mampu

mengidentifikasi

masalah-masalah


dari

awal

dan

mencegah/meminimalisasi dampak buruk yang dapat ditimbulkan pada masa yang akan datang.

KESIMPULAN

Transformasi identik dengan perubahan, karena sejatinya transformasi adalah sebuah
bentuk perpindahan menuju sistem yang dianggap lebih baik dan mendukung. Tranformasi
Kementerian Keuangan adalah sebuah upaya penyempurnaan tata kelola internal Kementerian
Keuangan sebagai pondasi yang kuat guna memperbaiki dan meningkatkan sistem administrasi
dan kualitas layanan publik yang bermuara pada perwujudan good govermance.Tranformasi,
sebagai the next phase of reform, adalah suatu perubahan besar yang pastinya akan menimbulkan
resitensi bagi sejumlah orang. Kendala-kendala dalam implementasi tranformasi kelembagaan
dapat berasal dari faktor internal dan eksternal. Langkah-langkah diperlukan untuk menjaga
implementasi tranformasi kelembagaan tersebut dapat berjalan secara on-track dan efektif.

Harapan besar keberhasilan implementasi tranformasi kelembagaan pada Kementerian Keuangan
adalah:
1. Kementerian Keuangan mampu menunjukkan kinerja terbaik dan menjadi institusi
terbaik yang selalu mampu memenuhi ekspetasi stakeholder.
2. Kementerian keuangan menjadi organisasi yang lebih simple, fokus dan efektif.
3. Program tranformasi kelembagaan dapat menciptakan proses kerja yang lebih cepat,
resiko lebih kecil, kinerja lebih terukur, sehingga membuat pegawai lebih nyaman dalam
bekerja serta produktifitasnya menjadi lebih tinggi.
4. Kementerian Keuangan sebagai kementerian yang strategis, sehingga keberhasilan
tranformasi kelembagaan akan memberikan sumbangan yang lebih besar kepada negara.
5. Dengan keberhasilan tranformasi kelembagaan akan membawa kementerian keuangan
sebagai kementerian yang berkelas dunia dengan proses bisnis yang sejalan dengan
standar internasional.

DAFTAR PUSTAKA
Sundarso, dkk. 2011. Teori Administrasi. Jakarta: Universitas Terbuka.
Buletin Kinerja edisi XX/2014

[1] http://www.republika.co.id/berita/jurnalisme-warga/wacana/13/01/23/mh2yc7-transformasireformasi-dan-revolusi-dalam-kepemimpinan-para-nabi

[2] http://www.ut.ac.id/html/suplemen/adpu4230/kondisi.htm
http://birokrasi.kompasiana.com/2012/05/11/masalah-dari-administrasi
http://etibara.wordpress.com/tugas-dan-diskusi-pps-ut/makalah-1
SISTEM ADMINISTRASI NEGARA INDONESIA | Jansem Crossby
http://jhansem.wordpress.com/2009/03/10/sistem-administrasi-negara