Makalah Pemisahan Mineral Kelompok VI

Makalah
“Pemisahan Mineral”

Kelompok VI:
Andi Imas Cahyani
Sari Rahmawati
Selvi Hamriani Syam
Aslina
Nur Fadilla
Elmika Nesti
Ahmad Dahlan

JURUSAN KIMIA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UIN ALAUDDIN MAKASSAR
2017/2018

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Geokimia adalah sains yang menggunakan prinsip dan teknologi bidang kimia

untuk menganalisis dan menjelaskan mekanisme dibalik sistem geologi seperti kerak
bumi dan lautan yang merada diatasnya. Mineral itu sendiri didefenisikan sebagai
bahan padat anorganik yang terdapat secara alamiah, terdiri dari unsur-unsur kimiawi
dalam perbandingan tertentu, dimana atom-atom didalamnya tersusun mengikuti
suatu pola yang disentimetis.
Beberapa jenis mineral memiliki sifat dan bentuk tertentu dalam keadaan
padat, sebagai perwujudan dari susunan yang teratur didalamnya. Kristal pada
umumnya didefenisikan sebagai bahan padat yang homogen yang memiliki pola
internal susunan tiga dimensi yang teratur. Pengetahuan tentang mineral merupak
syarat mutlak untuk dapat mempelajari bagian luar yang padat dari bumi yang terdiri
dari batuan, atmosfer, biji dan mineral. Batuan ini merupakan agregasi dari satu atau
beberapa jenis mineral yang mencampur menjadi satu, tetapi sifat dasar dari mineral
tersebut masih bisa terlihat. Sedangkan atmosfer merupakan lapisan udara yang
meliputi bumi secara menyeluruh dengan ketebalan lebih dari 650 km. gerakan udara
dalam atmosfer terjadi terutama karena adanya pengaruh pemanasan sinar matahari
serta perputaran bumi, sehingga mengakibatkan adanya pegerakan masa udara
sehingga menjadikan perbedaan tekanan diudara berbagai tempat didalam atmosfer.
Pada lapisan atmosfer itu sendiri terkandung berbagai macam gas dan volumenya.

Unsur bijih merupakan salah satu unsur mineral dari logam secara strategis dan

ekonomis deaktraksi.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari percobaan ini adalah
1. Bagaimana teknik dasar penggolahan mineral ?
2. Bagaimana teknik pemisahan mineral ?
3. Bagaimana sifat fisik dari unsur mineral ?
4. Bagaimana manfaat dari hasil bahan galian dalam bidang industri?
C.Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini adalah
1. Untuk mengetahui teknik dasar penggolahan mineral
2. Untuk mengetahui teknik pemisahan mineral
3. Untuk mengetahui sifat fisik dari unsur mineral
4. Untuk mengetahui manfaat dari bahan galian dalam bidang industri

BAB II
TINJAUAN PUTAKA

A. Unsur mineral
Unsur mineral merupakan salah satu komponen yang sangat diperlukan oleh

makhluk hidup di samping karbohidrat, lemak, protein, dan vitamin, juga dikenal
sebagai zat anorganik atau kadar abu. Sebagai contoh, bila bahan biologis dibakar,
semua senyawa organik akan rusak; sebagian besar karbon berubah menjadi gas
karbon dioksida (CO2), hidrogen menjadi uap air, dan nitrogen menjadi uap nitrogen
(N2). Sebagian besar mineral akan tertinggal dalam bentuk abu dalam bentuk
senyawa anorganik sederhana, serta akan terjadi penggabungan antarindividu atau
dengan oksigen sehingga terbentuk garam anorganik (Davis dan Mertz 1987).
Unsur anorganik (mineral) terdapat dalam bahan biologi, tetapi tidak atau
belum semua mineral tersebut terbukti esensial, sehingga ada mineral esensial dan
nonesensial. Mineral esensial yaitu mineral yang sangat diperlukan dalam proses
fisiologis makhluk hidup untuk membantu kerja enzim atau pembentukan organ.
Unsur-unsur mineral esensial dalam tubuh terdiri atas dua golongan, yaitu mineral
makro dan mineral mikro. Mineral makro diperlukan untuk membentuk komponen
organ di dalam tubuh. Mineral mikro yaitu mineral yang diperlukan dalam jumlah
sangat sedikit dan umumnya terdapat dalam jaringan dengan konsentrasi sangat kecil.
Mineral nonesensial adalah logam yang perannya dalam tubuh makhluk hidup belum
diketahui dan kandungannya dalam jaringan sangat kecil. Bila kandungannya tinggi
dapat merusak organ tubuh makhluk hidup yang bersangkutan (McDonald etal. 1988;
Spears 1999; Inoue et al. 2002).


Unsur mineral memiliki sifat fisik harus diketahui. Sifat fisik mineral
merupakan benda padat yang terbentuk oleh proses anorganik. Taip mineral memiliki
susunan atom yang teratur dan komposisi kimia tertentu, yang memberikan sifat fisik
yang spasifik untuk menentukan struktur atom dan komposisi kimia dalam suatu
mineral diperlukan tes dan penalaran yang sopistikated (Askira 2013).
Menurut Askira 2013 Sifat fisik juga sering digunakan untuk mendeterminasi
suatu mineral. Yang sering dideterminasi adalah sebagai berikut;
1. bentuk Kristal (from) yang merupakan kenampakan luar mineral yang
mencerminkan susunan atom yang teratur dari mineral tersebut.
2. Kilap (luster) merupakan kenampakan refleksi cahaya pada bidang
Kristal.
3. Warna (colour) merupakan sifat fisik yang paling mudah dikenal, tetapi
tidak dapat dijadikan dasar untuk menentukan jenis mineralnya.
4. Cerat (streak) merupakan warna mineral dalam bentuk bubuk dapat
diketahui dengan menggoreskan pada keeping poselen.
5. Kekerasan (hardness) salah satu sifat fisik mineral yang sangat berguna
dengan adanya daya tahan mineral terhadap abrasi atau goresan.
6. Pecahan (fracture) merupakan kenampakan pecahan dari mineral.
7. Berat jenis (specific gravity) merupakan angka yang menunjukan
perbandingan antara berat mineral dan berat dari volume air

Pengolahan mineral (mineral dressing) adalah pengolahan mineral secara
fisik. Dari pengolahan tersebut bertujuan unutk meningkatkan kadar logam berharga
dengan cara membuang bagian-bagian dari bijih yang tidak diinginkan. Secara
umum, setelah proses mineral dressing akan dihasilkan tiga kategori produk.

1.

Konsentrat, dimana logam-logam berharga terkumpul dan dengan demikian
kadarnya menjadi tinggi.

2. Tailing, dimana bahan-bahan tidak berharga (bahan ikutan, gangue mineral)
terkumpul.
3. Middling, yang merupakan bahan pertengahan antara konsentrat dan tailing.
b. Teknik pengolahan mineral
Teknik pengolahan mineral bermacam-macam. Pengaplikasiannya sangat
tergantung pada jenis bijih atau mineral yang akan ditingkatkan konsentrasinya.
Pemilihan teknik didasarkan pada perbedaan sifat-sifat fisik dari mineral-mineral
yang ada dalam bijih tersebut. Teknik-teknik yang digunakan dalam proses
pengolahan mineral di antaranya adalah:
a. Konsentrasi gravitasi

Teknik ini memanfaatkan perbedaan berat jenis antara mineral-mineral.
Mineral-mineral dipisahkan dengan peralatan yang berprinsip pada pemisahan
berat jenis seperti jigging, rake classifier, spiral classifier, vibrating table, dll.
b. Flotasi
Teknik ini memanfaatkan perbedaan sifat permukaan mineral-mineral.
Dengan menambahkan reagen kimia yang bisa membuat permukaan salah
satu mineral menjadi hidrofil sementara bagian reagen itu sendiri memiliki
sifat hidrofob, maka mineral bersangkutan dapat diangkat oleh gelembung
yang ditiupkan ke permukaan untuk dipisahkan.
c. Magnetic Separation, Cara ini memanfaatkan sifat magnet dari mineralmineral. Mineral yang bersifat feromagnetik dipisahkan dari mineral yang
bersifat diamagnetik. Dan teknik-teknik lainnya, seperti electric separator, dll.

B. Unsur Batuan
Batuan adalah sekumpilan mineral-mineral yang menjadi satu atau lebih
mineral. Batuan diklasifikasi berdasarkan mineral dan komposisi kimia, dengan
tekstur partikelnya dan proses pebentukan. Zeolit merupakan mineral yang banyak
terdapat di dalam batuan yang merupakan lapisan tanah sedimen terbentuk dari
timbunan abu vulkano karena adanya letusan gunung berapi. Terbentuknya di alam
sangat bergantung pada lingkungan, umur batuan dan kedalaman dari permukaaan
tanah, sehingga dapat terjadi zeolit dengan jenis yang berlainan dalam batuan yang

sama. Zeolit mempunyai sifat yang sangat khas, apabila mengalami dehidrasi. Kristal
zeolite akan membentuk rongga yang dapat saling berhubungan dan membentuk 1-3
arah sehingga akan terlihat seperti sangkar. Struktur kristal yang unik ini membuat
zeolite mempunyai kemampuan sebagai absorben. Karakteristik lainnya adalah dapat
mempunyai kemampuan sebagai penukar ion secara selektif untuk cesium dan unsur
radioaktif lainnya. (Vol 9 No. 2 November 2010 ISSN : 1411-672).
Mineral batuan memiliki 3 jenis batuan yaitu igneous, sedimentary dan
metamorphic. Ketiga batuan ini saling melengkapi dan membentuk berupa siklus
pembentukan batuan.
a. Igneus rock (batuan beku) terbentuk oleh pembekuan magma dan dibagi
menjadi batuan vulkanik dan plutonik. Plutonik ini akan membentuk
ketika magma mendingin dan terkristalisis perlahan didalam granite.
Sedangkan vulkanik membeku dan terbentuk pada saat magma keluar
kepermukaan sebagai lava fragmen bekuan.

b. Sedimentary Rock (batuan sedimen) terbentuk Karena endapan dari hasil
erosi, material-material batuan, organik, kimia dan terkompaksi serta
tersementasi. Batuan ini terbentuk dipermukaan bumi.
c. Metamorphic (batuan metamorfot) terbentuk dari hasil ubahan atau
alterasi dari mineral dan batuan karena dipengaruhi oleh tekanan dan

temperatur yang mempengaruhi pada saat pembentukan batuan beku dan
sedimen sehingga mengubah mineral asal menjadi mineral lain.
C. Unsur kimia pada atmosfer
Atmosfer adalah adalah lapisan gas yang melingkupi sebuah planet, termaksud
bumi. Atmosfer mengelilingi sebuah planet dengan lapisan yang sangat tebal, bahan
jaraknya sampai ribuan kilometer. Atmosfer bumi mengandung campuran gas-gas
yang lebih dikenal dengan sebutan permukaan bumi. Campuran gas-gas ini
merupakan representasi dari komposisi atmosfir bumi. Komposisi atmosfer ini
dijabarkan dalam kondisi normal saat ini, tanpa keterlibatan zat-zat pencemar udara.
Dalam sejarahnya komposisi atmosfer diketahui berfluktuasi, sampai terbentuk
kesetimbangan sampai sekarang. Komposisi atmosfer kering (tanpa kandungan air)
saat ini adalah hydrogen (78,1 %), oksigen (21%) argon (0,9%) dan karbondioksida
(0,03%). Selain itu terdapat berbagi jenis gas-gas yang sangat kecil (kurand dari
0,002%) seperti neon (Ne), helium (He), metana (CH4), kripton (Kr), hidrogen (H2),
mitous oksigen (NOx), xenon (Xe), sulfur oksida (Sox), ozon (O3), ammonia (NH3),
karbon monoksida (CO) dan sebagainya.
Gas nitrogen merupakan gas yang paling banyak terdapat dalam lapsian udara
atau atmosfer bumi. Salahs atu sumbernya berasal dari pembakaran sisa-sisa
pertanian dan akibat letusan gunung berapi. Oksigen antara lain berasal dari hasil


fotosintesis pada tumbuhan yang berdaun hijau. Dalam proses fotosintesis tumbuhan
menyerap gas karbondioksida dari udara dan mengeluarkan oksigen. Gas karbon
karbon dioksida secara alami berasal dari pernafasan mahluk hidup yaitu hewan dan
manusia. Secara buatan, gas karbon dioksida dapat berasal dari asap pembakaran
industry seperti asap kendaraan, kebakaran hutan dll.
D. Unsur kimia dalam bijih
Pengolahan pada bijih atau lebih dikenalnya dengan bahan galian (mineral
deressing) adalah proses pemisahan mineral berharga dengan mineral tak berharga
yang dilakukan secara mekanis, untuk menghasilkan produk yang kaya dengan
mineral berharga (konsentrat) dan tailing yaitu produk yang pada dasarnya terdiri dari
mineral tak berharga. Untuk menghasilkan produk yang kaya dengan mineral
diperlukan pengolahan proses pemisahan dilakukan secara mekanis dengan
memanfaatkan perbedaan sifat-sifat fisik mineral yang akan dipisahkan. Adapun sifat
fisik yang dimiliki oleh mineral adalah sifat kemagnetan, kelistrikan, density, sifat
permukaan, tekstur dan warna.
Berdasarkan aplikasi di industri dan pemanfaatannya, bahan galian dapat
dibedakan menjadi 3 kelompok yaitu
1. Bijih (ore) yaitu bahan galain yang mengandung mineral tertentu
dengan kadar yang cukup untuk ditambah dan diolah atau diekstrak
metalnya sehingga memberikan keuntungan. Mineral yang diekstrak

disebut sebgai mineral bijih sedangkan mineral lainnya disebut gangue
(mineral tak berharga).
2. Bahan bakar (flue) yaitu bahan galian yang dimanfaatkan sebagai
energy seperti batu bara dan minyak bumi.

3. Bahan galian industry (non metallic mineral) merupakan bahan galian
yang di manfaatkan karena memiliki sifat fisik seperti kekuatan,
kehalusan dan keindahan.
Kominusi merupakan salah satu tahapan pada pengolahan bijih, mineral atau
bahan galian. Pada kominusi, bijih atau mineral dari tambang yang berukuran besar
lebih daripada 1 meter dapat dikecilkan menjadi bijih berukuran kurang daripada 100
mikron. Pada umumnya bijih, mineral atau bahan galian dari tambang masih
berukuran cukup besar. Sehingga sangat tidak mungkin dapat secara langsung
digunakan atau diolah lebih lanjut. Bijih atau mineral dalam ukuran besar biasanya
berkadar sangat rendah dan terikat dengan mineral pengotornya. Liberasi mineral
berharga masih rendah pada ukuran bijih yang besar. Sehingga untuk dapat diolah dan
untuk dapat meningkatkan kadar mineral tertentu harus melalui operasi pengecilan
ukuran terlebih dahulu. Operasi pengecilan ukuran bijih umumnya dibagi dalam dua
tahapan


yaitu:

operasai

peremukan

atau crushing dan

operasi

penggerusan

atau grinding.
Pada prinsipnya tujuan operasi pengecilan ukuran bijih, mineral atau bahan
galian adalah:
a)

Membebaskan ikatan mineral berharga dari gangue-nya.

b)

Menyiapkan ukuran umpan sesuai dengan ukuran operasi konsentrasi atau
ukuran pemisahan.

c) Mengekspos permukaan mineral berharga, Untuk proses hyrometalurgi tidak
perlu benar-benar bebas dari gangue.
d)

Memenuhi keinginan konsumen atau tahapan berikutnya.

Peremukan, crushing biasanya digunakan

untuk pengecilan ukuran sampai

ukuran bijih kurang lebih 20 mm, sedangkan penggerusan, grindingdigunakan untuk
pengecilan ukuran mulai dari 20 mm sampai halus. Umumnya pengecilan ukuran
bijih dilakukan secara bertahap yaitu:
a)

Peremukan tahap pertama, primary crushing, mengecilkan ukuran bijih sampai
ukuran 20 cm.

b)

Peremukan tahap kedua, secondary crushing, mengecilkan ukuran bijih dari
sekitar 20 cm sampai 5 cm.

c)

Peremukan tahap ketiga, tertiary crushing, mengecilkan ukuran bijih dari 5 cm
menjadi sekitar 1 cm

d)

Penggerusan kasar, grinding, mengecilkan ukuran bijih mulai dari sekitar 1 cm
menjadi selkitar 1 mm.

e)

Penggerusan halus,fine grinding, mengecilkan ukuran bijih mulai dari 1 mm
menjadi halus, biasanya ukuran bijih menjadi kurang dari 0,075 mm.

Kemampuan alat dalam mengecilkan ukuran sangat terbatas, sehingga pengecilan
selalu dilakukan bertahap. Tahap peremukan biasanya dilakukan dengan reduksi rasio
antara 4 sampai 7, sedangkan penggerusan pengecilan dilakukan dengan reduksi rasio
15 sampai 60. Reduksi rasio ukuran merupakan perbandingan ukuran umpan terhadap
ukuran produk.
Pemilahan (Sorting) Bila ukuran bongkahnya cukup besar, maka pemisahan
dilakukan dengan tangan (manual), artinya yang terlihat bukan mineral berharga
dipisahkan untuk dibuang.

E. Integrasi Ayat
Q.S. Ali ‘Imran ayat 14:

Artinya:
Dijdikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepda apa-apa yang diingini
yaitu: wanita-wanita,anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda
pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah lading. Itulah kesenangan hidup di
dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik
Integrasi:
Pada ayat ini, Allah memberikan gambaran bahwa emas dan perak merupakan
salah satu keindahan dalamkehidupan manusia yang dicintai dan keneradaanya
karena nilainya yang tinggi. Emas dan perak merupakan salah satu bahan galian yang
menjadi objek dalam dunia pertambagan. Ini semua Allah ciptkan sebagai kesanangan
hidup di dunia bagi manusia.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Metode pemisahan merupakan cara yang dilakukan untuk memisahkan
memurnikan suatu senyawa atau kelompok senyawa yang memiliki susunan kimia
yang berikatan dari suatu bahan yang bertujuan untuk mendapatkan zat murni atau
beberapa zat murni dari suatu campuran.
B. Saran
Saran untuk makalah selanjutnya, diharapkan dapat memuat materi yang lebih
baik lagi dari materi sebelumnya.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim1.< http://tccc.iesl.forth.gr/AMS_EPEAEK/dais.html> diakses 5 April 2018

diakses 5 April 2018
Khopkar, S.M., 2003, Konsep Dasar Kimia Analitik, 296-311, UI-Press, Jakarta.
diakses 5
April 2018

Pertanyaan dari Kelompok Lain

1. Bagaimana proses pemisahan secara umum, apakah menggunakan alat
tertemtu ? (Miftahul Jannah)
2. Bagaimana proses pengolahan mineral ? (Heri heryono)
3. Bagaimana cara pemisahan melihat dari segi kelistrikannya ? (Nurul Khaeria
Ulfa)
4. Fungsi dan contoh tahap –tahap pemisahn mineral ? (
5. Apa prinsip dasar dari pemisahan mineral ? (Ibnu Munsir)

Jawab:

1. Proses pemisahan secara umum dapat dilihat dari segi bahan atau sampel apa yang
dipisahkan, secara umum proses pemisahan dapat dilakukan sebagai berikut:
1. Filtrasi adalah cara pemisahan zat padat dari cairan melalui saringan/filter
yang bepori. Contohnya pemisahan pasir dengan air dapat dihgunakan corong,
yang dilengkapi kertas saring, pasir akan tertinggal di kertas saring dan air
akan menembus turun kertas saring.
2. Kristalisasi, yaitu cara memperoleh zat padat, yang larut dalam cairan, contoh
nya pada gula dan garam tidak dpaat dipisahkan dengan menggunakan
penyaringan karena ukuran partikelnya yang kecil dan menyebar merata
dalam larutan, alat yang di gunakan yaitu gelas kimia, alat pemanas dan alat
penyaring

3. Adsorpsi, yaitu penarikan suatu zat dari zat yang secara kuat sehingga
menmpel pada permukaanya zat yang digunakan misalya karbon aktif atau
arang murni contohnya pada industry gula
4. Pengayakan adalah suatu metode atau pemisahan campuran untuk
memisahkan padatan yang memiliki ukuran partikel yang berbeda-beda.
Misalnya antara pasir dan kerikil. Alat modern yang biasanya digunakan yaitu
ball mill dengan media penggerus berupa bola-bola baja atau keramik.
5. Corong pisah, yaitu campuran dua jenis zat cair yang tidak saling melarutkan
dapat dipisahkan dengan corong pisah, lalu didiamkan sampai beberapa saat
sampai membentuk dua lapisah terpisah, contohnya pada pemisahan antara
minyak dan air.
2. Proses pengolahan mineral yaitu sebagai berikut:


kominusi atau reduksi ukuran (comminution)

Kominusi atau pengecilan ukuran merupakan tahap awal dalam proses
Pengolahan mineral yang bertujuan untuk :
1.

Membebaskan / meliberasi (to liberate) mineral berharga dari material
pengotornya.

2.

Menghasilkan ukuran dan bentuk partikel yang sesuai dengan kebutuhan pada
proses berikutnya.

3.

Memperluas permukaan partikel agar dapat mempercepat kontak dengan zat
lain, misalnya reagen flotasi.



Peremukan / Pemecahan (Crushing)
Peremukan adalah proses reduksi ukuran dari bahan galian / bijih yang

langsung dari tambang (ROM = run of mine) dan berukuran besar-besar (diameter
sekitar 100 cm) menjadi ukuran 20-25 cm bahkan bisa sampai ukuran 2,5 cm.


Penggerusan / Penghalusan (Grinding)

Penggerusan adalah proses lanjutan pengecilan ukuran dari yang sudah berukuran 2,5
cm menjadi ukuran yang lebih halus.


Pengayakan / Penyaringan (Screening / Sieving)

Pengayakan atau penyaringan adalah proses pemisahan secara mekanik berdasarkan
perbedaan ukuran partikel. Hingga diperoleh ukuran batuaan mineral yang
diinginakan.

3. Dua macam zat berwujud cair atau gas bila dicampur dapat berdifusi satu sama
lain. Aliran ini dapat dipengaruhi oleh muatan listrik. Listrik yang diatur sedemikian
rupa (baik besar tegangan nya maupun kuat arusnya) akan menarik partikel zat hasil
kearah tertentu untuk memperoleh zat yang murni. Metode pemisahan campuran
dengan menggunakan bantuan listrik disebut elektrodialisis. Selain itu, kita mengenal
juga istilah elektroforesis, yaitu pemisahan zat yang berdasarkan banyaknya
nukleotida (satuan penyusun DNA) dapat dilakukan dengan elektroforesis,
menggunakan suatu media yang disebut gel agarosa.

4. (Jawabannya sudah mencakup pada nomor 1 dan 2)

5. Prinsip dasar pemisahan mineral
Zat atau materi dapat dipisahkan dari campurannya karena campuran tersebut
memiliki perbedaan sifat. Itulah yang mendasari pemisahan campuran atau dasar
pemisahan mineral. Beberapa dasar pemisahan campuran antara lain sebagai berikut:
a)

Perbedaan ukuran partikel
Jika ukuran partikel suatu zat yang diinginkan berbeda dengan zat yang tidak

diinginkan (zat pencampur), dapat dipisahkan dengan metode filtrasi (penyaringan).
Untuk keperluan ini kita harus mengunakan penyaring dengan ukuran yang sesuai.
Partikel zat hasil akan melewati penyaringan dan disebut hasil penyaringan
sedangkan
b)

zat

pencampurnya

akan

terhalang

dan

disebut

residu.

perbedaan titik didih
Untuk memisahkan campuran zat yang memiliki perbedaan titik didih, kita

dapat melakukannya dengan menggunakan metode destilasi. Zat yang memiliki titik
didih yang lebih tinggi akan terlebih dahulu menguap. Jika yang kita inginkan adalah
zat yang memiliki titik didih yang lebih tinggi, maka langkah selanjutnya kita
mengembunkan uap dari zt tersebut (pendinginan) dan mengalirkannya kewadah
tertentu. Jika yang kita inginkan adalah zat yang memiliki titik didih lebih rendah,
maka kita cukup memanaskan campuran tersebut saja. Sampai suhu mencapai titik
didih zat yang akan dicari.
c)

Perbedaan kelarutan
Suatu zat yang selalu memiliki spesifikasi kelarutan yang berbeda, artinya suatu

zat mungkin larut dalam pelarut A tapi tidak larut dalam pelarut B, atau sebaliknya.
Secara umum pelarut dibagi menjad dua, yaitu pelarut polar (pelarut yang memiliki
kutub) dan pelarut nonpolar (pelarrut organic) seperti alkohol, methanol, eter dan

kloroform.dengan prinsip perbedaan kelarutan, kita dapat memisahkan campuran dari
pelarut.
d)

Perbedaan pengendapan
Suatu zat memiliki kecepatan mengendap yang berbeda dalam larutan yang

berbeda. Zat yang memiliki berat jenis lebih besar daripada pelarutnya akan mudah
mengendap. Bila dalam suatu campuran mengandung satu atau beberapa zat dengan
kecepatan pengendapan yang berbeda, maka pemisahan campuran tersebut dapat
dilakukan
e)

dengan

metode

sedimentasi

atau

sentrifugsi

(pemusingan).

Difusi
Dua macam zat berwujud cair atau gas bila dicampur dapat berdifusi satu sama

lain. Aliran ini dapat dipengaruhi oleh muatan listrik. Listrik yang diatur sedemikian
rupa (baik besar tegangan nya maupun kuat arusnya) akan menarik partikel zat hasil
kearah
f)

tertentu

untuk

memperoleh

suatu

zat

yang

murni.

Adsorpsi

Adsorpsi merupakan penarikan suatu zat oleh zat lain sehingga menempel pada
permukaan dari bahan pengadsorpsian. Penggunaan metode ini diterapkan pada
pemurnian air dan kotoran renik atau organisme.