BAB I PENDAHULUAN 1.1 Fokus Masalah - Peranan Pembimbimbing Kegiatan Public Speaking (Muhadoroh) Dan Kepercayaan Diri Siswi(Studi Deskriptif Tentang Peranan pembimbing Dalam Kegiatan Public Speaking (Muhadoroh) Dalam Meningkatkan Rasa Percaya Diri siswi d

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Fokus Masalah

  Banyak orang beranggapan bahwa berkomunikasi/berpidato adalah sesuatu yang mudah dilakukan. Tetapi ketika seseorang dihadapkan pada situasi yang mendesak dan menuntut kita untuk tampil secara spontan didepan umum maka hal ini bisa membuat kita tidak siap secara mental. Orang-orang yang takut berbicara didepan publik biasanya berusaha menghindarinya. Kesempatan untuk berbicara dilewatkan begitu saja, sehingga kemungkinan untuk belajar secara bertahap, hilang begitu saja.

  Ketidakmampuan berkomunikasi dapat menyebabkan seseorang tidak percaya diri ketika ia tampil didepan umum. Hal seperti ini dapat dijumpai pada setiap individu pada umumnya. Bagi mereka yang memiliki rasa takut untuk berbicara didepan publik, akan muncul rasa panik yang sangat mengganggu pikiran. Saat-saat sebelum mulai berbicara didepan publik, tubuh yang belum siap akan mulai menunjukkan tanda-tanda awal dari reaksi panik akibat tekanan harus tampil. Detak jantung menjadi semakin cepat, telapak tangan mulai berkeringat, saat berdiri kepala terasa pusing dan kedua kaki gemetar.

  Pidato atau yang sering disebut “muhadoroh” oleh para siswi Pesantren Darul Hikmah ini merupakan suatu kegiatan yang dilaksanakan pada malam hari. Kegiatan ini dilakukan oleh para siswi dua kali dalam seminggu, yaitu malam Selasa dan Jum’at. Kegiatan ini rutin dilaksanakan sepanjang tahun. Hal ini dilakukan bertujuan menjadi media untuk meningkatkan bakat para santriwati untuk berani bicara di depan umum bahkan diharapkan dapat mencetak seorang da’i yang profesional. Sudah menjadi anggapan umum bahwa seorang alumni lulusan pesantren adalah pandai berpidato walaupun anggapan ini tidak seratus persen benar, karena terbukti tidak sedikit juga alumni pesantren justru kurang memiliki keberanian berbicara didepan umum atau berpidato. Salah satu penyebab hal ini terjadi adalah karena kurangnya pengetahuan tentang pidato, latihan dan membiasakan berbicara di depan umum, oleh sebab keberanian berbicara di depan umum harus terus dibiasakan sehingga benar- benar menjadi sebuah kebiasaan. Peneliti terus teringat pesan dari seorang kiai Pimpinan Pesantren Darul Hikmah, beliau mengatakan: bahwa seorang pemimpin itu bisa dicipatakan. Maka dari itu tidak menutup kemungkinan bahwa seorang ahli pidato “Singa Panggung” juga bisa diciptakan. Yang tentunya banyak hal yang harus diperhatikan diantaranya, kebiasan, latihan, dan dukungan dari semua pihak.

  Namun yang perlu diingat bahwa latihan pidato atau muhadoroh ini hanyalah salah satu dari banyak kegiatan yang membantu tercapainya pendidikan formal. Oleh sebab itu kita tidak boleh teralihkan apa lagi lalai dari kegiatan-kegiatan formal (KBM). Maka dari itu kegiatan ekstra kulikuler ini ditutup sementara ketika jelang ujian berlangsung.

  Kegiatan ini wajib diikuti oleh setiap siswi yang ada didalam pesantren. Baik siswi dari kelas satu dan dua tingkat Tsanawiyah dan kelas satu tingkat Aliyah. Bagi siswi kelas dua Aliyah mereka sudah dijadikan pembimbing (supervisor) bagi adik- adik kelasnya, dengan kata lain mereka membimbing siswi junior dan mengawasi jalannya kegiatan ini. Sedangkan bagi siswi kelas tiga Tsanawiyah dan Aliyah mereka sudah bebas dari kegiatan ini karena mereka hanya difokuskan untuk lebih berkonsentrasi pada Ujian Nasional.

  Kegiatan muhadoroh ini dimulai dengan membagi seluruh siswi menjadi beberapa kelompok. Setiap kelompok terdiri dari delapan sampai sepuluh siswi. Setelah pembagian kelompok maka ditetapkan satu orang pembimbing dalam satu kelompok yang bertugas membimbing siswi dalam latihan mempersiapkan diri untuk tampil berpidato. Proses bimbingan dilaksanakan pada hari Minggu agar tidak mengganggu kegiatan belajar dan untuk mengisi hari libur dengan kegiatan yang bermanfaat.

  Pesantren Darul Hikmah menerapkan peraturan pemakaian bahasa kepada seluruh siswi agar setelah menamatkan pendidikan dari pesantren mampu bersaing dan memiliki nilai tambah dengan menguasai beberapa bahasa. Bahasa yang diwajibkan dalam pesantren ini ada dua, yaitu: bahasa Arab dan bahasa Inggris, sedangkan bahasa Indonesia dan bahasa daerah tidak diperbolehkan sama sekali. Pergantian bahasa dilakukan seminggu sekali. Pergantian bahasa ini selalu dilakukan sampai akhirnya para siswi menamatkan pendidikannya. Sama halnya dengan kegiatan berpidato, kegiatan ini dilakukan oleh para siswi dengan menggunakan tiga bahasa secara bergantian setiap minggunya. Disesuaikan dengan bahasa yang sedang berlaku diminggu tersebut. Dalam komunikasi sehari-hari para siswi hanya diperbolehkan menggunakan dua bahasa saja, akan tetapi jika para siswi mengikuti latihan berpidato dengan pembimbing maka mereka diperbolehkan menggunakan bahasa Indonesia. Bahasa yang digunakan dalam percakapan sehari-hari adalah bahasa Arab dan bahasa Inggris. Setiap para siswi akan mendapat giliran masing- masing, sehingga tidak ada satu sisiwi pun yang dapat menghindar dari giliran yang sudah ditetapkan, kecuali ada siswi yang sakit, barulah dia mendapat dispensasi/keringanan sampai dia sembuh kembali.

  Setelah ketetapan sudah dibuat oleh para pembimbing (supervisor) barulah diumumkan giliran siapa saja yang akan tampil minggu depan. Sehingga bagi siswi yang namanya sudah terdaftar untuk tampil minggu depan sudah bisa mempersiapkan bahan, dan penampilan yang maksimal pada saat hari yang sudah ditentukan. Dalam waktu seminggu mereka dilatih dan diberi arahan-arahan oleh pembimbing (supervisor) agar mereka tidak merasa canggung, malu, tidak bersemangat, dan tidak percaya diri ketika harus tampil berpidato didepan teman-teman yang lain.

  Penelitian ini akan dilakukan pada pembimbing kegiatan publik speaking (muhadoroh) di Ponpes (Pondok Pesantren) Darul Hikmah Medan. Pondok pesantren Darul Hikmah adalah salah satu Institusi pendidikan yang dinaungi oleh yayasan TPI (Taman Pendidikan Islam) yang didirikan oleh KH. Rifai Abdul Manaf Nasution pada

  1 Mei 1990. Pesantren ini memiliki visi misi sosial keagamaan dengan kata lain pesantren ini tidak berorientasi pada bisnis tetapi tetap berpegang kepada sosial keagamaan. Pesantren Darul Hikmah merupakan salah satu pesatren di kota Medan yang memiliki proses mengajar yang tidak hanya dilakukan oleh guru atau lebih sering disebut ustad dan ustajah tetapi juga melibatkan siswi senior. Hal ini dapat dilihat pada kegiatan bimbingan public speaking (muhadoroh) yang mana siswi kelas dua Aliyah sebagai pembimbing kegiatan ini. Hal ini dimaksudkan untuk membiasakan siswi mengamalkan serta mengajarkan ilmu yang sudah didapat kepada adik-adik kelasnya dan untuk mendekatkan siswi senior dengan junior. Pada proses bimbingan pembimbing menggunakan bahasa yang tidak formal layaknya seorang guru tetapi pembimbing lebih memilih bahasa yang sederhana agar proses bimbingan mudah dipahami. Dan panggilan “kakak” diharapkan membuat siswi merasa nyaman dan santai saat latihan.

  Masalah yang paling penting disini adalah bagaimana meningkatkan mental siswi untuk lebih berani dan percaya diri dalam berpidato. Karena Rasa percaya diri menjadi modal utama seorang pembicara. Dengan sikap berani dan percaya diri siswi yang tampil berpidato tidak akan merasa tertekan dan melakukan kesalahan-kesalahan yang seharusnya tidak dilakukan seorang pembicara. Sikap percaya diri saat berpidato didasari dengan pengetahuan yang cukup dari seorang pembicara tentang pidato itu sendiri. Mengingat siswi-siswi tersebut masih usia remaja bila dilihat dari segi psikologinya masih labil karena mereka masih dalam masa transisi sehingga rasa percaya diri untuk tampil didepan publik sebagai pembicara dalam kegiatan public speaking (muhadoroh) kerap menghampiri mereka. Disinilah letak pentingnya seorang pembimbing dalam membimbing siswi-siswi tersebut agar mereka tidak merasa canggung, malu, tidak bersemangat dan tidak percaya diri ketika harus tampil didepan teman-teman yang lain.

  Proses mengajar yang diterapkan Pesantren Darul Hikmah dengan siswi senior sebagai pembimbing dalam kegiatan public speaking (muhadoroh) merupakan cara yang tepat karena pembimbing juga masih berstatus pelajar sehingga lebih memahami apa yang menjadi faktor penyebab siswi tidak percaya diri saat tampil berpidato (muhadoroh) dan bagaimana cara yang tepat untuk mengatasinya. Pesantren Darul Hikmah juga telah banyak mencetak prestasi baik di bidang pengetahuan dan kegiatan ekstra kulikuler. Prestasi yang paling banyak diperoleh Ponpes ini adalah juara lomba pidato. Salah satunya lomba pidato POS PEDAKU pada tahun 2012.

  Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan diatas, maka peneliti merasa teratarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Peranan Pembimbing Kegiatan Public Spreaking (muhadoroh) dalam Meningkatkan Kepercayaan diri siswi di Pesantren Darul Hikmah Medan”.

1.2 Konteks Masalah

  Fokus masalah merupakan permasalahan yang sentral yang menjadi perhatian penelitian. Untuk menghindari permasalahan yang terlalu luas, sehingga mengaburkan penelitian maka peneliti menetapkan fokus masalah sebagai berikut: 1.

  Penelitian ini bersifat deskriptif yang hanya memaparkan suatu situasi atau peristiwa secara sistematis, tidak mencari atau menjelaskan hubungan, tidak menguji hipotesis atau membuat prediksi.

  2. Fokus penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana peranan pembimbing kegiatan public speaking (muhadoroh) dalam meningkatkan kepercayaan siswi di Pesantren Darul Hikmah Medan.

  3. Penelitian ini dilakukan pada pembimbing (siswi kelas dua Aliyah) sebagai informan utama dan siswi junior sebagai informan tambahan dalam kegiatan public speaking (muhadoroh) di Pesantren Darul Hikmah Medan.

4. Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret 2012, dengan lama penelitian yang akan disesuaikan dengan tingkat kebutuhan.

1.3 TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN

1.3.1 Tujuan Penelitian

  Tujuan penelitian merupakan arah pelaksanaan yang akan menjabarkan apa yang akan dicapai, disesuaikan dengan kebutuhan peneliti dan pihak lain yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan.

  Adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui proses belajar mengenai public speaking (muhadoroh) di Pesantren Darul Hikmah Medan.

  2. Untuk mengetahui sejauhmana peran pembimbing kegiatan public speaking (muhadoroh) dalam meningkatkan kepercayaan diri siswi di Pesantren Darul Hikmah Medan.

  3. Untuk mengetahui kunci sukses pembimbing dalam meningkatkan rasa percaya diri siswi Pesantren Darul Hikmah Medan.

1.3.2 Manfaat Penelitian 1.

  Secara akademis, penelitian ini diharapkan dapat memperluas atau menambah khasanah penelitian dan sumber bacaan dilingkungan FISIF USU.

  2. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan berguna untuk menambah ilmu pengetahuan dan wawasan peneliti mengenai kegiatan publik speaking (muhadoroh) dalam membentuk kepercayaan diri siswi Pesantren.

  3. Secara praktis, penelitian ini dapat memberikan sumbangan pemikiran dan kontribusi kepada siapa saja yang tertarik terhadap pengetahuan yang berhubungan dengan publik speaking serta dapat menjadi masukan bagi Pesantren tempat penelitian dilakukan yaitu Pesantren Darul Hikmah Medan.

Dokumen yang terkait

Peranan Pembimbimbing Kegiatan Public Speaking (Muhadoroh) Dan Kepercayaan Diri Siswi(Studi Deskriptif Tentang Peranan pembimbing Dalam Kegiatan Public Speaking (Muhadoroh) Dalam Meningkatkan Rasa Percaya Diri siswi di Pesantren Darul Hikmah Medan)

4 39 94

Public Relations Dan Kepuasan Kerja (Studi Korelasional Tentang Peranan Kegiatan Internal Public Relations Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan Pada Grand Swiss Bell Hotel Medan)

33 247 127

Peranan Internal Public Relations Dan Motivasi Karyawan (Studi Korelasional Tentang Peranan Internal Public Relations dalam Meningkatkan Motivasi Karyawan PT. BTN Medan)

1 69 115

Peranan Dan Fungsi Public Relations Dalam Meningkatkan Pelayanan Pada PDAM Tirtanadi Medan

0 26 81

Tips Meningkatkan Rasa Percaya Diri Pada Anak

0 4 2

Peranan Public Relations Hotel Jayakarta Bandung Dalam Menjaga Loyalitas Pelanggan Melalui Kegiatan Bermain Anak

1 4 86

Peranan Public Relations Dalam Menunjang Kegiatan Marketing Dengan Menggunakan Sales Call Di Hotel Puri Khatulistiwa Jatinangor

1 21 98

Gaya Komunikasi Tutor Public Speaking Dalam Komunitas "Beruang Matahari" di Panti Asuhan Hegarmanah Bandung (Studi Deskriptif Mengenai Gaya Komunikasi Tutor Public Speaking dalam Komunitas "Beruang Matahari" di Panti Asuhan Hegarmanah Bandung)

2 24 104

Peranan Pembimbimbing Kegiatan Public Speaking (Muhadoroh) Dan Kepercayaan Diri Siswi(Studi Deskriptif Tentang Peranan pembimbing Dalam Kegiatan Public Speaking (Muhadoroh) Dalam Meningkatkan Rasa Percaya Diri siswi di Pesantren Darul Hikmah Medan)

0 0 11

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 PerspektifParadigma Kajian - Peranan Pembimbimbing Kegiatan Public Speaking (Muhadoroh) Dan Kepercayaan Diri Siswi(Studi Deskriptif Tentang Peranan pembimbing Dalam Kegiatan Public Speaking (Muhadoroh) Dalam Meningkatkan Rasa Per

0 0 27