BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Profitabilitas - Pengaruh Leverage Keuangan terhadap Profitabilitas pada Perusahaan Tekstil dan Garmen yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Profitabilitas 2.1.1. Pengertian Profitabilitas Profit dalam kegiatan operasional perusahaan merupakan elemen penting untuk menjamin kelangsungan hidup perusahaan pada masa yang akan datang. Keberhasilan perusahaan dapat dilihat dari kemampuan perusahaan menciptakan

  laba yang berasal dari pembiayaan yang dilakukan, kemampuan perusahaan untuk dapat bersaing di pasar (survive), dan kemampuan perusahaan untuk dapat melakukan ekspansi usaha (developt).

  Profitabilitas merupakan kemampuan suatu perusahaan dalam mencari keuntungan dari penggunaan modalnya. Menurut Martono dan Harjito (2001:18) menambahkan bahwa, “profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba dari modal yang digunakan untuk menghasilkan laba tersebut”.

  Dari pendapat tersebut disimpulkan bahwa profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan untuk menciptakan laba dengan menggunakan modal yang cukup tersedia. Kinerja manajerial dari setiap perusahaan akan dapat dikatakan baik apabila tingkat profitabilitas perusahaan yang dikelolanya tinggi ataupun dengan kata lain maksimal, dimana profitabilitas ini umumnya selalu diukur dengan membandingkan laba yang diperoleh perusahaan dengan sejumlah perkiraan yang menjadi tolak ukur keberhasilan perusahaan. Adanya kemampuan memperoleh laba dengan menggunakan semua sumber daya perusahaan maka tujuan-tujuan perusahaan akan dapat tercapai. Penggunaan semua sumber daya tersebut akan memungkinkan perusahaan untuk memperoleh laba yang tinggi. Laba merupakan hasil dari pendapatan oleh penjualan yang dikurangi dengan beban.

2.1.2. Rasio Profitabilitas

  Brigham dan Houston (2006:107) menyatakan bahwa “rasio profitabilitas akan menunjukkan efek dari likuiditas, manajemen aktiva, dan utang pada hasil operasi”. Rasio ini digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba atau seberapa efektif pengelolaan perusahaan oleh manajemen.

  Untuk dapat melangsungkan hidupnya, perusahaan harus berada dalam keadaan yang menguntungkan. Apabila perusahaan berada dalam kondisi yang tidak menguntungkan, maka akan sulit bagi perusahaan untuk memperoleh pinjaman dari kreditor maupun investasi dari pihak luar.

  Harahap (2004:149) menyatakan bahwa “rasio profitabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan mendapatkan laba melalui semua kemampuan dan sumber yang ada seperti kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah karyawan, jumlah cabang dan sebagainya”. Dari pendapat di atas disimpulkan bahwa profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan untuk menciptakan laba dengan menggunakan modal yang cukup tersedia. Rasio profitabilitas yang dipakai, adalah:

  Return on Equity (ROE)

  Rasio ini menunjukkan keberhasilan atau kegagalan pihak manajemen dalam memaksimumkan tingkat hasil pengembalian investasi pemegang saham dan menekankan pada hasil pendapatan dengan jumlah hasil yang diinvestasikan. ROE menjadi salah satu unsur yang penting dalam pengambilan keputusan investasi. Rasio ini digunakan sebagai indikator ataupun sumber informasi mengenai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba yang dilihat dari

  

return yang diterima oleh investor dan tentang bagaimana perusahaan mengelola

  aktivanya. Return On Equity (ROE) sering disebut sebagai rentabilitas modal sendiri (Return on Common Equity).

  Besarnya ROE sangat dipengaruhi oleh besarnya laba yang diperoleh perusahaan, semakin tinggi laba yang diperoleh maka akan semakin meningkatkan ROE. Sedangkan ROE merupakan rasio antara laba sesudah pajak terhadap total modal sendiri (ekuitas) yang berasal dari setoran pemilik, laba tidak dibagi dan cadangan lain yang dimiliki oleh perusahaan. Menurut Brigham dan Houston (2006:90), Return on Equity dapat dirumuskan sebagai berikut :

  ROE = x 100% = ..... %

   ℎ ℎ

  Walsh (2004:56) menyatakan bahwa suatu angka ROE yang bagus akan membawa keberhasilan bagi perusahaan- perusahaan yang mengakibatkan tingginya harga saham dan membuat perusahaan dapat dengan mudah menarik dana baru. Hal ini juga akan memungkinkan perusahaan untuk berkembang, menciptakan kondisi pasar yang sesuai, dan pada gilirannya akan memberikan laba yang lebih besar. Semua hal tersebut pada akhirnya akan menciptakan nilai yang tinggi dan

  Peningkatan harga saham perusahaan akan memberikan keuntungan (return) yang tinggi bagi para investor. Hal ini selanjutnya akan meningkatkan daya tarik investor terhadap perusahaan. Peningkatan daya tarik ini menjadikan perusahaan tersebut makin diminati oleh investor, karena tingkat kembalian akan semakin besar. Dengan kata lain ROE akan berpengaruh terhadap return yang akan diterima oleh investor. Walsh (2004:58) menyatakan bahwa

  Pada tingkat perusahaan individu, ROE yang baik akan mempertahankan kerangka kerja keuangan pada tempatnya untuk perusahaan yang sedang tumbuh dan berkembang. Untuk ekonomi secara keseluruhan, ROE dapat menggerakkan investasi di bidang industri, pertumbuhan produk nasional bruto (gross national product), lowongan atau kesempatan kerja, penerimaan pajak pemerintah dan sebagainya.

  “Secara teoritis, semakin besar penggunaan hutang maka semakin meningkat ROE suatu perusahaan”, Sartono (2001:124). Penggunaan hutang yang semakin besar dalam perusahaan oleh pemilik modal dipandang sebagai peningkatan resiko perusahaan. Artinya, apabila perusahaan meningkatkan hutang maka pemilik saham akan memperoleh laba yang semakin kecil. Oleh karena itu, tingkat keuntungan yang diisyaratkan oleh pemilik modal sendiri akan meningkat sebagai akibat resiko perusahaan. Resiko finansial adalah resiko tambahan pada perusahaan akibat keputusan menggunakan hutang atau resiko yang ditimbulkan dari penggunaan hutang (financial leverage). Satu hal penting yang perlu diperhatikan dalam menggunakan hutang adalah penggunaan hutang akan meningkatkan ROE hanya jika tingkat keuntungan pada aktiva (diukur dengan EBIT/TA) lebih besar dari biaya modal (biaya hutang).

2.2. Leverage Keuangan 2.2.1. Pengertian Leverage

  Leverage secara harafiah berarti pengungkit, pengungkit digunakan untuk

  mengangkat beban berat. Dalam ilmu manajemen keuangan juga dikenal leverage, namun dalam makna yang berbeda tentunya. Financial Leverage menurut Sartono (2001:263) adalah “penggunaan sumber dana yang memiliki beban tetap dengan harapan bahwa akan memberikan tambahan keuntungan yang lebih besar daripada beban tetapnya sehingga akan meningkat keuntungan yang tersedia bagi pemegang saham”. Beban tetap ini dapat berupa bunga pinjaman, jika perusahaan menggunakan sumber pembelanjaan dari luar (modal asing), sedangkan apabila perusahaan menggunakan mesin-mesin, maka harus menanggung beban tetap yang berupa biaya penyusutan mesin-mesin (depresiasi).

  Horne dan Wachowicz (2007:182) menyatakan bahwa “penggunaan

  

leverage dimaksudkan untuk meningkatkan (lever up) profitabilitas”. Sartono

  (2001:257) menyatakan bahwa “penggunaan leverage dimaksudkan untuk meningkatkan keuntungan potensial pemegang saham”. Dengan kata lain, penggunaan leverage ditujukan agar keuntungan yang diperoleh lebih besar daripada biaya asset dan sumber dananya, sehingga dapat meningkatkan keuntungan perusahaan maupun pemegang saham.

  Wild, Subramanyan, dan Hasley (2008:213) mengemukakan bahwa “motivasi utama perusahaan memperoleh pendanaan usaha melalui utang adalah potensi biaya yang lebih rendah”. Dari sudut pandang pemegang saham, utang lebih murah dibandingkan dengan penggunaan ekuitas. Pendapat tersebut didasarkan karena oleh karena bunga sebagian besar jumlahnya tetap, dan jika bunga lebih kecil dari pengembalian yang diperoleh dari pendanaan utang, selisih lebih dari atas pengembalian akan menjadi keuntungan bagi investor ekuitas. Selain itu, bunga merupakan beban yang dapat mengurangi pajak sedangkan sedangkan dividen tidak, dampaknya adalah besarnya pajak yang ditanggung perusahaan akan semakin kecil sebagai akibat dari penggunaan utang dalam struktur modal perusahaan sehingga pada akhirnya akan meningkatkan pengembalian.

  Gitman dan Michael (2003:508) menyatakan dampak dari penggunaan

  

leverage bagi perusahaan yaitu “Result from the use of fixed cost or funds to

magnify returns to firms owners. Generally increases in leverage result in

increased return and risk, whereas decreases in leverage result ini decreases

return and risk”. Artinya, penggunaan biaya tetap akan berpengaruh terhadap

return bagi pemilik perusahaan. Secara umum, peningkatan leverage akan

  meningkatkan baik return maupun resiko. Sebaliknya, penurunan leverage akan mengakibatkan penurunan pada return dan resiko.

2.2.2. Jenis-jenis Leverage

  Pinjaman yang diperoleh perusahaan dapat berupa pinjaman operasional dan pinjaman finansial. Kedua jenis pinjaman tersebut masing-masing memiliki keunggulan dan kelemahannya. Beberapa jenis leverage tersebut sebagai berikut :

a. Operating Leverage

  Leverage operasi menunjukkan penggunaan biaya tetap operasi oleh perusahaan sehubungan perusahaan melakukan kegiatan investasi. Oleh karena itu, leverage operasi digunakan untuk mengukur seberapa besar penggunaan biaya tetap operasi dalam suatu perusahaan. Leverage operasi terkait saat perusahaan mengeluarkan biaya tetap pada tingkat penjualan tertentu. Dalam istilah bisnis, bila hal-hal lain tetap, tingkat leverage operasi yang tinggi, berarti perubahan yang relatif kecil dalam penjualan akan mengakibatkan perubahan yang besar pada laba operasi (Brigham dan Houston, 2001:10). Ukuran kuantitatif dari sensitivitas laba operasional perusahaan atas perubahan dalam penjualan perusahaan disebut tingkat leverage operasional (Degree of Operating Leverage – DOL). DOL suatu perusahaan dengan tingkat output tertentu (atau penjualan) adalah persentase perubahan dalam laba operasional atas perubahan persentase dalam output (atau penjualan) yang menyebabkan perubahan dalam laba. DOL dapat dirumuskan sebagai berikut:

  Persentase perubahan EBIT

  DOL= x 100% = ..... %

  Persentase perubahan penjualan b.

   Financial Leverage

  Leverage finansial menyangkut penggunaan dana yang diperoleh dari utang atau mengeluarkan saham preferen. Penggunaan dana tersebut menimbulkan biaya tetap yaitu bunga atau dividen. Bunga dan dividen preferan merupakan biaya tetap finasial yang harus dibayar tanpa mempedulikan tingkat laba perusahaan. Apabila tetap untuk membayar kas secara periodik. Menurut Brigham dan Houston (2001: 4), leverage keuangan merupakan alternatif yang digunakan untuk meningkatkan laba. Penggunaan utang dalam investasi sebagai tambahan untuk mendanai aktiva perusahaan diharapkan dapat meningkatkan keuntungan yang akan diperoleh pemilik perusahaan, karena aktiva perusahaan digunakan untuk menghasilkan laba. Selain itu ada dua alasan yang di kemukakan oleh Brigham mengenai alsan mengapa penggunaan hutang ataupun financial leverage lebih menguntungkan, yakni; bunga merupakan pengurang pajak sementara deviden untuk pemegang ekuitas bukan, serta karena bunga merupakan pengurang pajak, laba untuk pemegang ekuitas menjadi lebih besar.

  Manajer keuangan memiliki pilihan untuk menggunakan leverage keuangan agar dapat memperbesar pengaruh perubahan apapun yang dihasilkan dalam laba operasional atas perubahan EPS. Ukuran kuantitatif terhadap sensivitas EPS perusahaan terhadap perubahan dalam laba operasional perusahaan disebut sebagai tingkat leverage keuangan (Degree of Financial Leverage - DFL ). DFL untuk tingkat laba operasional tertentu adalah perubahan persentase dalam EPS atas perubahan persentase dalam laba operasional yang menyebabkan perubahan dalam EPS. DFL dapat dirumuskan sebagai berikut:

  ℎ

  DFL= x 100% = ..... %

  ℎ

c. Total/ Combined Leverage

  Pengaruh kombinasi antara leverage keuangan dengan leverage operasi leverage total/kombinasi dapat didefenisikan sebagai setiap penggunaan potensial biaya-biaya tetap, baik biaya-biaya operasi maupun keuangan, untuk meningkatkan pengaruh perubahan dalam penjualan atas laba per lembar saham (EPS) atau laba setelah pajak (EAT) perusahaan (Warsono, 2003:223). Ukuran kuantitatif sensitivitas total EPS perusahaan terhadap perubahan penjualan disebut tingkat leverage total (Degree of Total Leverage – DTL). DTL dapat dirumuskan sebagai berikut:

  Persentase perubahan EPS

  DTL= x 100% = ..... %

  Persentase perubahan penjualan 2.2.3.

   Rasio Leverage

  Rasio leverage digunakan untuk mengukur seberapa besar leverage keuangan yang ditanggung perusahaan (Brealey, Meyrs , dan Marcus, 2008: 75).

  Rasio leverage yang dapat digunakan dalam analisis leverage adalah sebagai berikut:

  a.

  Rasio Utang terhadap Aktiva (Debt to Total Assets Ratio) Rasio ini memperlihatkan proporsi antara kewajiban yang dimiliki dan seluruh kekayaan yang dimiliki. Semakin tingi hasil persentasenya, cenderung semakin besar resiko keuangannya bagi kreditur maupun pemegang saham. Rumus yang digunakan:

  Total Hutang

DAR = x 100% = ..... %

  Total Aktiva

b. Rasio Utang terhadap Ekuitas (Debt to Total Equity Ratio)

  Menurut Brigham dan Houston (2006:107) “Rasio total hutang terhadap total ekuitas, yang pada umumnya disebut Debt To Total Equity Ratio (DER), untuk mengukur sejauh mana perusahaan dibiayai dengan hutang. Semakin tinggi DER menunjukkan komposisi total hutang semakin besar di banding dengan total modal sendiri, sehingga berdampak semakin besar beban perusahaan terhadap pihak luar (kreditur). Menurut Brigham dan Houston (2006:107), Debt to Equity

  Ratio dapat dirumuskan sebagai berikut :

DER = x 100% = ..... %

2.3. Perputaran Total Aktiva (Total Assets Turnover)

  Total Assets Turnover disebut juga rasio aktivitas. Menurut Van Horne dan

  Wachowicz (2005:212) Rasio aktivitas (activity ratio) “adalah rasio yang mengukur seberapa efektif perusahaan aktivanya”. Jika sebuah perusahaan memiliki terlalu banyak aktiva, maka biaya modalnya akan menjadi terlalu tinggi, sehingga keuntungannya akan tertekan. Di lain pihak, jika aktiva terlalu rendah penjualan yang menguntungkan juga akan hilang.

  Aktivitas yang rendah pada tingkat penjualan tertentu akan mengakibatkan semakin besar kelebihan dana yang tertanam pada aktiva tersebut. Kelebihan dana tersebut lebih baik ditanamkan pada ativa lain yang lebih produktif. Sebaliknya semakin tinggi tingkat aktivitas semakin baiklah kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba. Menurut Brigham dan Houston (2006:99), perputaran total aktiva secara sistematis dapat dirumuskan sebagai berikut:

  

Total Asset Turnover = x 1 kali = ..... kali

2.4.

   Tinjauan Penelitian Terdahulu

  Beberapa penelitian terdahulu yang dapat ditelaah adalah sebagai berikut :

Tabel 2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu

  Variabel yang No Nama Peneliti Judul Hasil Penelitian digunakan

  1 Ramadhan Pengaruh Debt to Asset DAR,DER,LDER (2008) Financial Ratio (DAR). berpengaruh

  Leverage Return On signifikan terhadap

  terhadap Return Equity (ROE ), return on equity

  On Equity (ROE) Earning Per (ROE)

  dan Earning Per Share (EPS)

  Share (EPS) pada

  Perusahaan Pertambangan Logam dan Mineral lainnya yang terdaftar di BEI No Nama Peneliti Judul Variabel yang digunakan

  Hasil penelitian

  Net Profit Margin

  Size (Fs) dan BI rate Return on Equity(ROE)

  (TATO, Firm

  Asset Turnover

  (Debt) , Total

  Financial Leverage to Profitability Studi of Non-Financial Companies Listed in Indonesia Stock Exchange Equity multiplier

  3 Arief (2011) The Impact of

  Data CR, DER, TATO dan NPM secara parsial dan simultan berpengaruh signifikan positif terhadap ROE

  Return on Equity (ROE)

  (NPM).

  (TATO), dan

  2 Aminatuzzahra (2010)

  Equity (DER), Total Asset Turnover

  (CR), Debt to

  Current Ratio

  Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI

  on Equity pada

  terhadap Return

  Debt to Equity Ratio , Total Asset Turnover , dan Net Profit Margin

  ,

  Current Ratio

  Analisis Pengaruh

  Debt, TATO dan Fs berpengaruh positif dan BIrate berpengaruh negatif terhadap ROE

  1. Ramadhan (2008) Judul penelitian adalah “Pengaruh Financial Leverage Terhadap Return On

  

Equity (ROE) dan Earning Per Share (EPS) Pada Perusahaan Pertambangan

  Logam Dan Mineral Lainnya Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia”. Variabel independen adalah debt ratio (DAR) dan variabel dependen adalah ROE dan EPS, menggunakan analisis korelasi, regresi linear sederhana, uji hipotesis dan determinasi. Berdasarkan hasil hipotesis dengan menggunakan koefisien regresi maka dapat diketahui bahwa tidak ada pengaruh financial leverage terhadap ROE dan EPS pada Perusahaan Pertambangan Logam dn Mineral Lainnya yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

  2. Aminatuzzahra (2010) Judul penelitian adalah Analisis pengaruh Current Ratio (CR), Debt to

  

Equity Ratio (DER), Total Asset Trunover (TAT), dan Net Profit Margin (NPM)

  terhadap Return on Equity (ROE) Pada Perusahaan Manufaktur Go–Public di BEI Periode 2005-2009). Dengan variabel independen adalah CR,DER,TAT, dan NPM dan variabel dependen adalah ROE. Dari hasil analisis menunjukkan bahwa data CR, DER, TAT, NPM secara parsial berpengaruh signifikan positif terhadap ROE perusahaan manufaktur di BEI periode 2005-2009 pada level of significance kurang dari 5% (masing-masing sebesar 0,000%). Sementara secara simultan (CR, DER, TAT, dan NPM) terbukti signifikan berpengaruh terhadap ROE perusahaan manufaktur di BEI pada level kurang dari 5% yaitu sebesar 0,000%. Kemampuan prediksi dari keempat variabel tersebut terhadap ROE sebesar 97,9% sebagaimana ditunjukkan oleh besarnya adjusted R square sebesar 97,9%, sedangkan sisanya 2,1% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak dimasukkan ke dalam model penelitian.

3. Arif (2011)

  Judul penelitian adalah The Impact of Financial Leverage to Profitability

  

Studi of Non-Financial Companies Listed in Indonesia Stock Exchange. Variabel

  independen yang digunakan adalah equity multiplier, total asset turnover, firm

  

size , BI rate dan industri faktor. Sedangkan variabel dependennya adalah Return

  on Equity (ROE). Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam terkategorikan (tidak dikategorikan ke dalam industri yang berbeda) data debt(EM), total asset

  

turnover , dan firm size berpengaruh positif terhadap profitabilitas dan BIrate

  berpengaruh negatif terhadap profitabilitas. Selain itu faktor industri ditemukan mempengaruhi profitabilitas perusahaan.

2.5. Kerangka Konseptual dan Hipotesis Penelitian 2.5.1. Kerangka Konseptual

  Kerangka konseptual adalah justifikasi hubungan sebab akibat antara variabel independen dan variabel dependen. Berdasarkan latar belakang, tinjauan teoritis yang membangun konsep setiap variabel penelitian ini, maka dapat disajikan kerangka konseptual pada gambar sebagai berikut :

  Rasio Leverage:

1 Debt to asset ratio (X ) Rasio Profitabilitas: Rasio Leverage:

   Return On Equity (Y) Debt to equity ratio (X 2 ) Rasio Aktivitas:

  Total asset turnover ratio (X 3 ) Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

  Berdasarkan kerangka konseptual tersebut, terlihat bahwa hubungan antara variabel independen dan variabel dependen adalah hubungan kausatif (sebab akibat). Di mana variabel independen yang telah ditentukan yaitu Debt To Asset

  Ratio (X 1 ), Debt To Equity Ratio (X 2 ), Total Asset Turnover Ratio (X 3 )

  diasumsikan akan mempengaruhi variabel dependen yang telah ditentukan yaitu Return on Equity (Y).

  Menurut Ross, Jordan dan Westerfield (2000) dalam yanti (2007) menyatakan “ROE is affected by three things which are operating efficiency (as

  measured by profit margin), asset use efficiency (as measured by total asset turnover), and financial leverage”. Artinya ROE dipengaruhi oleh tiga faktor yakni ; efisiensi operasi (dapat dilihat dari nilai profit margn), efisiensi penggunaan aktiva (dapat di lihat dari tingkat perputaran aktiva) dan leverage keuangan.

  Rasio leverage adalah untuk kemampuan perusahaan untuk memenuhi segala kewajiban finansialnya seandainya perusahaan tersebut saat itu di likuidasi, dengan kata lain berati kemampuan suatu perusahaan untuk membayar semua hutang-hutangnya, baik jangka panjang maupun jangka pendek. Tinggi rendah leverage keuangan dapat mempengaruhi tingkat pencapaian profitabilitas yang dicapai oleh perusahaan. Jika biaya yang ditimbulkan oleh hutang (cost of debt –

  kd ) lebih kecil daripada biaya modal sendiri (cost of equity – ke ), maka sumber

  dana yang berasal dari pinjaman atau hutang akan lebih efektif dalam mengahasilkan laba (meningkatkan ROE); demikian sebaliknya (Brigham, 2006).

  “Semakin tinggi DER menunjukkan semakin besar beban perusahaan terhadap pihak luar, hal ini sangat memungkinkan menurunkan profitabilitas perusahaan, karena tingkat ketergantungan dengan pihak luar semakin tinggi. Maka pengaruh antara DER dengan ROE adalah negative” (Brigham dan Houston, 2001:58).

  Rasio aktivitas berguna untuk mengukur efektivitas perusahaan dalam menggunakan aktiva yang dimiliki. Perputaran total aktiva (Total Asset Turnover) dapat mempengaruhi profitabilitas dimana menggambarkan efektifitas penggunaan seluruh aset perusahaan dalam rangka menghasilkan penjualan yang dapat meningkatkan laba. Aktivitas perusahaan yang rendah pada tingkat penjualan tertentu akan mengakibatkan semakin besar kelebihan dana yang tertanam pada aktiva tersebut. Kelebihan dana tersebut lebih baik ditanamkan pada ativa lain yang lebih produktif. Sebaliknya semakin tinggi tingkat aktivitas semakin baiklah kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba dan akan meningkatkan profitabilitas khususnya ROE.

2.5.2. Hipotesis Penelitian

  Hipotesis menurut Erlina (2007:41), menyatakan “hubungan yang diduga secara logis antara dua variabel atau lebih dalam rumusan preposisi yang dapat diuji secara empiris”. Berdasarkan kerangka konseptual yang telah diuraikan, maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut :”Leverage Keuangan, Perputaran Total Aktiva berpengaruh signifikan baik secara parsial maupun simultan terhadap Profitabilitas pada perusahaan Tekstil dan Garmen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia”.

Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Leverage Keuangan terhadap Profitabilitas Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

3 98 90

Pengaruh Leverage Keuangan terhadap Profitabilitas pada Perusahaan Tekstil dan Garmen yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

4 37 86

Pengaruh Modal Kerja dan Leverage Terhadap Profitabilitas Perusahaan Otomotif yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

5 97 94

Efek Intellectual Capital dan Leverage Keuangan terhadap Profitabilitas Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

1 6 7

Pengaruh Profitabilitas dan Leverage Keuangan Terhadap Underprincing pada Perusahaan Sektor Keuangan yang Go Plubic di Bursa Efek Indonesia

0 5 1

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Profitabilitas 2.1.1.1. Pengertian Profitabilitas - Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Profitabilitas pada Perusahaan Sektor Barang Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 15

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ukuran Perusahaan - Pengaruh Ukuran Perusahaan dan Profitabilitas Terhadap Debt Financing pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 19

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Profitabilitas 2.1.1 Pengertian Profitabilitas - Analisis Pengaruh Leverage Keuangan terhadap Profitabilitas Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 18

Analisis Pengaruh Leverage Keuangan terhadap Profitabilitas Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 12

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Profitabilitas 2.1.1 Perngertian Profitabilitas - Pengaruh Leverage Keuangan Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Logam Dan Sejenisnya Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 15