RANCANG BANGUN PENGEMBANGAN KWH METER UKUR LISTRIK 1 PHASA BEBAN RUMAH TANGGA (Pengiriman dan Pengolahan Data) Irmawan Afrilianto N 7305.040.007

PROYEK AKHIR RANCANG BANGUN PENGEMBANGAN KWH METER UKUR LISTRIK 1 PHASA BEBAN RUMAH TANGGA (Pengiriman dan Pengolahan Data)

Irmawan Afrilianto N

Dosen Pembimbing

Ir. Yahya Chusna Arief, MT. NIP. 19600906 198903 1 002

Ir. Hendik Eko Hadi S. MT. NIP. 19621122 198701 1 001

TEKNIK ELEKTRO INDUSTRI POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA

PROYEK AKHIR RANCANG BANGUN PENGEMBANGAN KWH METER UKUR LISTRIK 1 PHASA BEBAN RUMAH TANGGA

(Pengiriman dan Pengolahan Data)

Irmawan Afrilianto N.

Dosen Pembimbing

Ir. Yahya Chusna Arief, MT. NIP. 19600906 198903 1 002

Ir. Hendik Eko Hadi S. MT.

NIP. 19621122 198701 1 001

TEKNIK ELEKTRO INDUSTRI POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA

RANCANG BANGUN PENGEMBANGAN KWH METER UKUR LISTRIK 1 PHASA BEBAN RUMAH TANGGA (Pengiriman dan Pengolahan Data)

Oleh:

Irmawan Afrilianto N. 7305.040.007 Proyek Akhir ini Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk

Memperoleh Gelar Sarjana Saint Terapan (S.ST)

di Politeknik Elektronika Negeri Surabaya Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Disetujui oleh :

Tim Penguji Tugas Akhir

Dosen Pembimbing

Indhana Sudiharto, ST. MT Ir. Yahya Chusna Arief, MT NIP. 19660227 199403 1 001

NIP. 19600906 198903 1 002

Ir. Sutedjo, MT

Ir. Hendik Eko Hadi S, MT

NIP. 19610107 199003 1 001 NIP. 19621122 198701 1 001

Endro Wahjono, S.ST NIP. 19681109 199103 1 001

Mengetahui, Ketua Jurusan Teknik Elektro Industri

Ainur Rofiq Nansur, ST. MT

NIP. 19640713 198903 1 005

ABSTRAK

Saat ini, penyedia jasa listrik negara menerapkan tarif insentif dan disinsentif, tetapi pada kenyataannya perhitungan di lapangan tidak disertai dengan alat ukur yang dapat melakukan perhitungan dan pencatatan sesuai dengan ketentuan yang berlaku pada peraturan insentif dan disinsentif tarif listrik tersebut. Sehingga diperlukan alat ukur yang dapat menghitung tarif insentif dan disinsentif serta diperlukan sistem monitoring secara wireless untuk mempermudah user untuk memonitoring kWh meter 1 phasa. Perangkat lunak (software) yang digunakan adalah Visual Basic 6.0. Metode yang digunakan untuk mendapatkan parameter yang dimonitoring pada kWh meter yaitu memonitoring secara wireless menggunakan transmitter xbeepro yang berupa RF modul. Data diterima melalui receiver RF modul, kemudian PC membaca data menggunakan komunikasi serial serta menampilkan hasil data monitoring pada aplikasi visual basic. Pada pemrograman aplikasi visual basic ini, data parameter yang ditampilkan berupa daya (kWh). Data parameter daya dihitung untuk mendapatkan tarif insentif dan disinsentif. Dalam sistem monitoring ini dilengkapi fasilitas sistem database sehingga dapat memudahkan pengguna dalam monitoring. Sistem database yang digunakan adalah Ms. Access. Cara yang digunakan untuk koneksi dengan Visual Basic 6.0 menggunakan salah satu fasilitas dari Visual Basic 6.0 yaitu ActiveX® Data Objects ( ADO).

Kata kunci:tarif insentif dan disinsentif, transceiver dan visual basic

ABSTRACK

Currently, providers of electricity tariffs to apply incentives and disincentive, but in reality in the field calculation does not come with a measuring instrument can do the calculation and recording in accordance with the provisions of the applicable regulations on the incentive and disincentive to electricity tariffs. So that the necessary tools that can measure the rate and the incentive and disincentive monitoring system is needed to facilitate the wireless user for monitoring 1 phase kWh meters. Software that is used is Visual Basic

6.0. Methods used to obtain the monitoring parameters the kWh meters is monitoring the wireless transmitter use xbeepro in the form of RF modules. Data received through the RF receiver module, and then read the data using a PC serial communications and display the results of monitoring data on visual basic applications. In the visual basic application programming, the data parameters that are shown as power (kWh). Data parameters are calculated for a power tariff incentive and disincentive. In this monitoring system equipped with facilities so that the database system could facilitate the user in monitoring. Database system that is used Ms. Access. The way that used to connect with Visual Basic 6.0 using one of the facility from the Visual Basic 6.0 are ActiveX ® Data Objects (ADO)

Key word: incentive and disincentive tariff, transceiver and visual basic

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah kami panjatkan kepada Allah SWT karena hanya

dan inayah-Nya kami dapatmenyelesaikan proyek akhir ini dengan judul :

Rancang Bangun Pengembangan kWh Meter Ukur Listrik

1 Phase Beban Rumah Tangga

(Pengiriman Dan Pengolahan Data)

Dalam menyelesaikan proyek akhir ini, kami berpegang pada teori yang pernah kami dapatkan dan bimbingan dari dosen pembimbing proyek akhir. Dan pihak – pihak lain yang sangat membantu hingga sampai terselesaikannya proyek akhir ini.

Proyek akhir ini merupakan salah satu syarat akademis untuk memperoleh gelar Sarjana Sains Terapan (S.ST) di Politeknik Elektronika Negeri Surabaya, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya.

Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan pada perancangan dan pembuatan buku proyek akhir ini. Oleh karena itu, besar harapan kami untuk menerima saran dan kritik dari para pembaca. Semoga buku ini dapat memberikan manfaaat bagi para mahasiswa Politeknik Elektronika Negeri Surabaya pada umumnya dan dapat memberikan nilai lebih untuk para pembaca pada khususnya.

Surabaya, 12 Agustus 2009

Penyusun

UCAPAN TERIMA KASIH

Alhamdulillah, atas berkah dan karunia Allah SWT penulis dapat menyelesaikan Proyek Akhir ini dan dalam pelaksanaan pembuatannya penulis banyak mendapatkan bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan kali ini Penulis mengucapkan terima kasih yang tulus dan ikhlas kepada :

1. Allah SWT, karena Perlindungan, Pertolongan, dan Ridho-Nya saya mampu menyelesaikan Tugas Akhir ini serta hambanya yang termulia Nabi Besar Muhammad SAW.

2. Ayah, Ibu, dan kelurga yang telah memberikan cinta dan kasih sayang baik itu berupa dorongan moral maupun material. Terima kasih ayah dan ibu, jangan pernah berhenti berdoa demi kesuksesan anakmu, AMIN.

3. Ainur Rofiq Nansur, ST. MT, selaku Ketua Jurusan Teknik Elektro Industri

4. Ir. Yahya CA. MT dan Ir.Hendik Eko Hadi S. MT selaku dosen pembimbing yang telah banyak meluangkan waktunya untuk membimbing kami setiap saat.

5. Seluruh dosen penguji yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk menguji dan mengoreksi hasil proyek akhir ini.

6. Rekan kerja TA, Sonny yang telah tulus ikhlas bersama-sama mengerjakan Proyek Akhir.

7. Teman-teman D4 Elin ’05, terima kasih atas segala bantuan dan doanya.

8. Seluruh rekan - rekan dan karyawan Politeknik Elektronika Negeri Surabaya ITS yang tercantum maupun tidak tercantum namanya semoga mendapat balasan kebaikan dari ALLAH SWT dan limpahan rahmat dan hidayat-NYA untuk kita semua.

Akhir kata penulis berharap agar buku ini dapat bermanfaat bagi senua pihak dan mudah-mudahan dapat dikembangkan dan dapat berguna di masa yang akan datang.

Gambar Halaman

4.10 Monitoring daya dan tarif .................................................... 37

4.11 Database operator ................................................................ 37

4.12 Database daya dan tarif........................................................ 38

4.13 Report operator ................................................................... 38

4.14 Cetak kwitansi..................................................................... 39

4.15 Form pencarian data ............................................................ 39

4.16 Form pencarian data yang sudah terisi ................................. 39

4.17 Pengujian program dengan formulasi ................................... 41

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1 Spesifikasi Xbee ................................................................... 16

2.2 Spesifikasi data msukan dan keluaran .................................... 17

2.3 Spesifikasi pin-pin pada xbeepro ........................................... 17

2.4 Tarif dasar listrik 2004 .......................................................... 19

2.5 KWh pemakaian rata – rata nasional ...................................... 20

4.1 Pengukuran Suplai daya ........................................................ 31

4.2 Perbandingan tampilan pada program dan LCD ..................... 40

4.3 Presentasi error penerimaan data............................................ 40

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada saat ini, penyedia jasa listrik negara menerapkan tarif insentif dan disinsentif, tetapi pada kenyataan perhitungan di lapangan tidak disertai dengan alat ukur yang dapat melakukan perhitungan dan pencatatan sesuai dengan ketentuan yang berlaku pada peraturan insentif dan disinsentif tarif listrik tersebut.

Meter-meter ukur listrik 1 phasa saat ini, belum dilengkapi piranti transceiver (transmitter-receiver) jalur komunikasi antara pelanggan dan penyedia jasa, sehingga diperlukan meter-meter ukur listrik baru yang dilengkapi piranti transceiver yang digunakan untuk pengiriman data pemakaian listrik tiap bulan (data tersimpan di IC memori) yang akan diproses di database pusat.

Pada tugas akhir ini akan mengembangkan meter ukur listrik, yang dapat membedakan perhitungan konsumsi daya listrik berdasarkan waktu serta perhitungan insentif dan disinsentif. Data-data tersebut akan disimpan dalam IC memori. Sehingga setiap bulan penyedia jasa listrik dapat menganalisa besar biaya yang harus ditanggung pelanggan berdasarkan data, serta tarif yang berbeda berdasarkan jenis pembagiannya.

Tujuan utama peralatan ini adalah lebih user friendly (mempermudah pelanggan) dengan tidak banyak merubah sistem yang sudah ada. Dan penggunaan teknologi yang tepat guna untuk suatu sistem yang sudah sangat lama tersebar dimasyarakat.

1.2 Tinjauan Pustaka

Pengukuran energi listrik dengan menggunakan alat kWh meter, digunakan oleh perusahaan penyelenggara jasa layanan pendistribusian energi listrik, seperti di PLN. Sampai saat ini, PLN dalam mengukur konsumsi energi listrik pada sebagian besar pelanggan masih menggunakan kWh meter analog atau disebut kWh meter elektromekanik.

Salah satu kelemahan dalam penggunaan kWh meter elektromekanik adalah kurang akurat dalam pembacaan hasil pengukuran energi, karena petugas pembaca meter harus mendatangi satu per satu pada alat tersebut, dan mencatat secara manual. Hal ini akan berdampak pada pelayanan pada pelanggan, karena sering terjadi Salah satu kelemahan dalam penggunaan kWh meter elektromekanik adalah kurang akurat dalam pembacaan hasil pengukuran energi, karena petugas pembaca meter harus mendatangi satu per satu pada alat tersebut, dan mencatat secara manual. Hal ini akan berdampak pada pelayanan pada pelanggan, karena sering terjadi

Pada pengerjaan proyek akhir dengan judul yang berjudul ”Rancang Bangun Monitoring Penggunaan Energi Listrik Untuk Beban Rumah Tangga 1300VA ke Bawah” karangan Randi Tirta Saputra [4] menyebutkan bahwa Sistem monitoring pada rumah tangga saat ini yang masih manual membutuhkan banyak penyesuaian supaya tidak menimbulkan banyak kesalahan dalam pembacaannya. Sehingga dibuat suatu sistem monitoring secara otomatis yang dapat meminimalisir terjadinya kesalahan dalam sistem monitoring saat ini yang masih secara manual.

1.3 Tujuan

Tujuan umum dari pembuatan proyek akhir ini adalah syarat kelulusan dalam menempuh pendidikan akhir di Politeknik Elektronika Negeri Surabaya.

Sedangkan tujuan khusus adalah membantu para pelanggan dalam pelayanan listrik, sehingga tidak terjadi kesalahan pembacaan alat ukur dan kesalahan entry data yang dilakukan secara manual atau pembacaan kWh meter dari jarak dekat.

1.4 Sasaran

Sasaran dari proyek akhir ini adalah membantu PLN sebagai penyedia jasa listrik agar kinerja dari alat ukur kWh meter dapat bekerja secara optimal dan dapat meningkatkan efisiensi dan efektifitas kerja para pegawai dan karyawan PLN.

1.5 Metodologi

a. Studi literatur

Dalam proses perancangan dan pengujian sistem, studi literatur digunakan untuk mendapatkan parameter perancangan dan pengujian. Literatur didapatkan dari makalah-makalah, buku manual dan beberapa forum diskusi di internet.

b. Perancangan sistem

Sistem yang dirancang berupa perangkat keras dan perangkat lunak yang juga termasuk pembuatan transceiver. Data pada transceiver dibaca menggunakan aplikasi visual basic sebagai displai agar dapat dimonitoring dari jarak jauh.

c. Perancangan perangkat keras

Dalam perancangan perangkat keras pada proyek akhir ini yaitu membuat devais transceiver yang berfungsi komunikasi data untuk mengirim dan menerima data.

d. Pengujian dan sistem integrasi Pengujian sistem dilakukan pada transceiver sebagai devais

mengirim dan menerima data. Integrasi sistem dilakukan pada ic energy device yang dihubungkan pada sumber tegangan dan beban, pemrosesan data pada mikrokontroler dan hasil data pada komunikasi wireless.

1.6 Batasan Masalah Batasan masalah yang akan dibahas adalah pengiriman dan

pengolahan data pada kWh meter yang merupakan monitorisasi jarak jauh.

Data yang diambil oleh sensor-sensor yang bekerja akan dibaca oleh mikrokontroler AVR kemudian data akan dikirim oleh transmitter (pengirim) melalui media RF modul untuk dikirimkan ke receiver (penerima) untuk membaca data yang telah terkirim. Proses selanjutnya yaitu monitoring pada PC menggunakan hubungan serial.

1.7 Sistematika Pembahasan

Sistematika pembahasan dari proyek akhir ini adalah sebagai berikut.

BAB I :PENDAHULUAN Dalam bab ini diuraikan tentang latar belakang, tujuan, batasan masalah serta sistematika pembahasan yang digunakan.

BAB II :TEORI PENUNJANG Dalam bab ini diuraikan teori-teori yang digunakan dalam pembuatan proyek akhir ini yaitu tentang visual basic sebagai software pembuatan program aplikasi monitoring, pengiriman dan pembacaan data menggunakan devais transceiver, serta perhitungan tarif insentif dan disinsentif.

BAB III :PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT Dalam bab ini diuraikan tentang perencanaan dan perancangan alat perangkat lunak maupun perangkat keras yang digunakan.

BAB IV :PENGUJIAN DAN ANALISA Dalam bab ini diuraikan mengenai analisa sistem kerja berdasarkan program yang dibuat pada pembuatan perangkat lunak dan pembuatan perangkat keras.

BAB V :PENUTUP Dalam bab ini terdiri dari kesimpulan dan pembahasan serta saran-saran untuk pengembangan proyek akhir ini.

BAB II TEORI PENUNJANG

2.1 Pendahuluan

Dalam bab ini diuraikan teori-teori yang digunakan dalam pembuatan proyek akhir ini yaitu tentang visual basic sebagai software pembuatan program aplikasi monitoring, pengiriman dan pembacaan data menggunakan devais transceiver, serta perhitungan tarif insentif dan disinsentif.

2.2 Mengenal Visual Basic (VB)

Visual basic adalah salah satu bahasa pemrograman komputer. Bahasa pemrograman visual basic yang dikembangkan oleh microsoft sejak tahun 1991 merupakan pengembangan dari bahasa pemrograman yang lama, yaitu bahasa pemrograman BASIC (Beginner’s All-purpose Symbolic Instruction Code ) yang dikembangkan pada era 1950-an. Visual basic merupakan salah satu development tool, yaitu alat bantu untuk membuat berbagai macam program komputer, yang menggunakan sistem operasi windows. Visual basic merupakan salah satu bahasa pemrograman komputer yang mendukung object (Object Oriented Programming = OOP).

2.2.1 Mengenal Integrated Development Environment (IDE) VB 6

Aktifkan VB 6 melalui tombol start > programs > microsoft visual studio 6.0 > microsoft visual basic 6.0. Tunggulah beberapa saat hingga muncul tampilan berikut :

Gambar 2.1 Tampilan Pertama Visual Basic

Pada Gambar 2.1 pilih standard exe dan klik tombol open, sehingga menampilkan area kerja atau IDE VB 6. Kenali bagian-bagian utama di dalam IDE VB 6 berikut pada Gambar 2.2;

Gambar 2.2 Tampilan Kerja Visual Basic

Keterangan pada Gambar 2.2 dapat dijelaskan seperti berikut;

1. Menubar

2. Toolbar

3. Toolbox Bila toolbox tidak muncul klik tombol toolbox ( ) pada bagian toolbar atau klik menu view > toolbox.

4. Jendela form Bila jendela form tidak muncul klik tombol view object () pada bagian project explorer atau klik menu view > object.

5. Jendela code Bila jendela code tidak muncul klik tombol view code ( ) di pada bagian project explorer atau klik menu view > code.

6. Project explorer Bila project explorer tidak muncul klik tombol project explorer () pada bagian toolbar atau klik menu view > project explorer.

7. Jendela properties

Bila jendela properties tidak muncul klik tombol properties window ( ) pada bagian toolbar atau klik menu view > properties window.

2.2.2 Memahami istilah object, property, method dan event

Dalam pemrograman berbasis obyek (OOP), perlu memahami istilah object, property, method dan event sebagai berikut : Object : komponen di dalam sebuah program Property : karakteristik yang dimiliki object Method : aksi yang dapat dilakukan oleh object Event : kejadian yang dapat dialami oleh object

Sebagai ilustrasi yaitu dapat dilihat pada Gambar 2.3 sebagai obyek yang memiliki property, method dan event. Perhatikan gambar berikut :

Gambar 2.3 Pemahaman Object,Property dan Method

Implementasi dalam sebuah aplikasi misal membuat form, maka form tersebut memiliki property, method, dan event. Sebagaimana pemrograman visual lain, seperti delphi dan java.Visual basic juga bersifat event driven progamming, dapat menyisipkan kode program pada event yang dimiliki suatu obyek.

2.2.3 Membuat user interface (UI)

Aktifkan VB 6 melalui tombol Start. Kenali jenis-jenis komponen (control) yang ada di dalam bagian toolbox :

Gambar 2.4 Toolbox user interface

Pada Gambar 2.4 merupakan komponen toolbox user interface yang digunakan untuk melakukan pemrograman menggunakan visual basic.

2.2.4 Mengatur property object

Bagian-bagian di dalam jendela properties digunakan sebagai pengaturan objek komponen visual basic, sehingga dapat digunakan dalam kondisi pemrograman yang berbeda, objek properti dapat dilihat pada Gambar 2.5.

Gambar 2.5 Objek properti

2.2.5 Mengenal data dan variabel

Ketika pengguna (user) menggunakan sebuah program, komputer meminta untuk memberikan informasi. Informasi ini kemudian disimpan atau diolah oleh kontrol. Informasi inilah yang disebut dengan data. Visual basic 6 mengenal beberapa tipe data, antara lain :

1. String adalah tipe data untuk teks (huruf, angka dan tanda baca).

2. Integer adalah tipe data untuk angka bulat

3. Single adalah tipe data untuk angka pecahan.

4. Currency adalah tipe data untuk angka mata uang.

5. Date adalah tipe data untuk tanggal dan jam.

6. Boolean adalah tipe data yang bernilai true atau false.

Ada dua bentuk struktur kontrol keputusan, yaitu :

1. Struktur IF…THEN

2. Struktur SELECT…CASE Bentuk penulisan (syntax) struktur IF…THEN :

1. IF THEN

Bila <kondisi> bernilai true maka <kode program> dikerjakan.

2. IF THEN ELSE END IF

Bila <kondisi> bernilai true maka <blok kode program 1> dikerjakan, tetapi bila <kondisi> bernilai false maka <blok kode program 2> yang dikerjakan.

2.3 Aplikasi Ms. Access menggunakan Visual Basic 6.0

Ada banyak fasilitas untuk membuat lembar kerja kita berhubungan dengan tabel dalam database yang kita buat. Yang sering dipakai ada tiga macam yaitu dengan Oracle Data Control, ADO dan Data Environment Modul. Namun pada tugas akhir ini hanya menggunakan ADO sebagai penghubungnya.

2.3.1 Sekilas tentang ADO

Teknologi yang berkembang sekarang ini memungkinkan kita untuk membuat sebuah lembar kerja yang dapat berhubungan dengan tabel dalam database yang telah dibuat. Pada umumnya yang sering dipakai ada tiga macam yaitu Oracle Data Control, ADO dan Data

Modul . ActiveX® Data 18 Objects ( ADO) adalah sekumpulan objek yang menyediakan mekanisme untuk mengakses informasi dari sumber data (database).

ADO memungkinkan suatu aplikasi untuk mengakses dan memanipulasi data di suatu server database dengan metode yang sama walaupun database yang digunakan berasal dari vendor yang berbeda. Umumnya untuk mengakses dan memanipulasi database langkah- langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut: • menghubungkan aplikasi/skrip dengan database. • mengakses data atau melakukan perubahan data. • menampilkan hasil dari manipulasi data. • menutup objek untuk membebaskan memori.

Cara mengaktifkan program ADO pada Visual Basic 6.0 yaitu dengan menambah icon seperti terlihat pada Gambar 2.6 berikut ini.

Gambar 2.6 Cara menambah komponen pada Visual Basic 6.0

Kemudian pilihlah Microsoft ADO Data Control 6.0 (OLEDB) seperti terlihat pada Gambar 2.7 dibawah ini.

Gambar 2.7 ActiveX® Data Objects (ADO)

Setelah proses diatas maka akan muncul ikon baru pada bagian toolbox yaitu Microsoft ADO Data Control 6.0 (OLEDB) sebagai alias Adodc pada ToolBar seperti pada gambar 2.8.

Gambar 2.8 Microsoft ADO Data Control 6.0 (OLEDB) sebagai alias Adodc

pada ToolBar

Proses selanjutnya adalah bagaimana caranya untuk menghubungkan tabel database yang telah kita buat sehingga dapat ditampilkan kedalam program Visual Basic yang telah kita buat.

1. klik Adodc1 pada Form lembar kerja diatas. isi propertinya sebagai berikut :

a. ConnectionString Contoh: Provider=Microsoft.Jet.OLEDB.4.0;Data Source=" & _ App.Path & "\daya.mdb;Persist Security Info=False a. ConnectionString Contoh: Provider=Microsoft.Jet.OLEDB.4.0;Data Source=" & _ App.Path & "\daya.mdb;Persist Security Info=False

Menghubungkan DbGrid dengan ADODC

2. klik DbGrid dan isilah Datasource dbGrid dengan nama ADODC- nya.

c. DataSource isi dengan Adodc1 contoh : DbGrid1.DataSource = “adodc1”

2.3.2 Database Microsoft Access

Database Microsoft Access merupakan salah satu Perangkat lunak yang terdapat dalam paket Microsoft Office.

2.3.2.1 Pengenalan Microsoft Access

Software ( perangkat lunak ) Microsoft Office Access merupakan satu perangkat lunak yang sangat popular pada masa sekarang. perangkat lunak ini dikategorikan sebagai software ( perangkat lunak ) automasi perkantoran yang bertujuan untuk memudahkan kerja-kerja rutin perkantoran, contohnya penyediaan laporan, memo dan laporan keuangan. Microsoft Access merupakan antara paket yang ditawarkan oleh software ( perangkat lunak ) ini. Terdapat beberapa kelebihan dan kelemahan pada perangkat lunak ini.

2.3.2.2. Kelebihan Penggunaan Microsoft Access

Kelebihan penggunaan Microsoft Access adalah:

a. Berasaskan platform windows

Pada masa sekarang, software ( perangkat lunak ) windows telah digunakan dengan meluas pada masa sekarang. Ini kerana platform windows ini amat sesuai untuk lapisan pengguna komputer baru. Namun demikian, sistem yang dibangun lebih mudah digunakan oleh semua lapisan pengguna.

b. Kurang memerlukan pemprograman

Pembangunan sistem menggunakan software (perangkat lunak) ini sangat mudah. Ini kerana (perangkat lunak) ini banyak mengandung bantuan (wizard). Bantuan yang disediakan termasuk penambahan, pembuangan dan pengemas kinian pangkalan data (update database). Pengguna hanya perlu memilih ciri-ciri yang diperlukan manakala selebihnya dilaksanakan oleh Microsoft Access tersebut. Bantuan ini menyebabkan pembangunan menggunakan perangkat lunak ini hampir tidak memerlukan pemprograman.

c. Mudah implementasi

Dari segi implementasi, sistem yang dihasilkan ini tidak memerlukan konfigurasi yang kompleks. Sistem tersebut mudah dimasukkan dan mudah dipindahkan ke tempat lain.

2.3.2.3. Kelemahan Penggunaan Microsoft Access

Sedangkan Kelemahan penggunaan Microsoft Access:

a. Tahap keselamatan rendah

Software (perangkat lunak) ini tidak sesuai untuk pembangunan sistem yang memerlukan tahap sekuriti yang tinggi. Selain itu, sistem ini tidak sesuai untuk menyimpan data yang sangat besar. Ini menyebabkan perusahaan besar tidak memilih perangkat lunak ini untuk membangunkan sistem mereka.

b. Kurang fleksibel

Pembangunan sistem ini banyak bergantung kepada wizard. Oleh demikian, fungsi menjadi kurang fleksibel kerena tata caranya telah ditetapkan oleh Microsoft Access. Namun begitu, sistem ini masih lagi sesuai untuk pembangunan sistem data ringkas dan berukuran kecil.

2.3.2.4. Cara membangun database menggunakan Ms. Access

Pada tahap awal membangun database yang kita lakukan adalah masuk ke program utama yaitu Ms. Access seperti yang terlihat pada Gambar 2.9 dibawah ini.

Gambar 2.9 Microsoft Office Access

Setelah kita masuk pada program Ms. Access maka kita kemudian mulai membuat database dengan memilih new/ blank database setelah itu kita akan disuruh memilih dimana kita akan menyimpan file database tersebut seperti terlihat pada Gambar 2.10. File database tersebut akan tersimpan dalam memory hard disk dalam bentuk file *.mdb.

Gambar 2.10 New Blank Database

Setelah berhasil menyimpan file *.mdb di tempat yang diinginkan maka proses selanjutnya adalah memasukkan nama field dan jenis-jenis data type yang diinginkan seperti yang terlihat pada Gambar

2.11 dibawah ini.

Gambar 2.11 Jenis data dan field name.

2.4 Sekilas Tentang Komunikasi Serial

Pada prinsipnya, komunikasi serial adalah komunikasi dengan metode pengiriman data dilakukan per bit, sehingga lebih lambat dibandingkan komunikasi paralel, seperti pada port printer yang mampu mengirim 8 bit sekaligus dalam sekali detak. Beberapa contoh komunikasi serial ialah mouse, scanner dan sistem akuisisi data yang terhubung ke port COM.

Gambar 2.12 Konektor port DB 9

Konektor port serial pada Gambar 2.12 terdiri dari 2 jenis, yaitu konektor 25 pin (DB25) dan 9 pin (DB9) yang berpasangan (male dan female ). Bentuk dari konektor DB-25 sama persis dengan port paralel. Secara umum COM1 berada dialamat 3F8H, sedangkan COM2 dialamat 2F8H.

Jika peralatan yang digunakan menggunakan logika TTL maka sinyal serial port harus dikonversikan dahulu ke pulsa TTL sebelum digunakan pada mikrokontroler, sebaliknya sinyal dari peralatan harus dikonversikan ke logika RS-232 sebelum di-inputkan ke serial port. Konverter yang paling mudah digunakan adalah max232.

2.5 Sekilas Tentang Xbeepro

Gambar 2.13 Skema Xbeepro

2.5.1 Spesifikasi dari xbeepro

Dengan menggunakan fasilitas wireless modul transceiver yang dapat dilihat pada Gambar 2.13, alat ini berfungsi sebagai pengirim dan penerima data secara serial, sehingga memungkinkan untuk memonitorisasi kWh meter 1 phasa dari jarak jauh tanpa menggunakan kabel. Spesifikasi dari xbeepro dapat diihat pada Tabel 2.1, Tabel 2.2 dan Tabel 2.3.

Tabel 2.1 Spesifikasi Xbee

Jangkauan indoor 100 m Jangkauan outdoor

1500 m Transmit Daya Keluaran

60 mW RF band rate

250 kbps Interface data rate

1200 – 115200 bps Sensitivitas penerimaan

-100 dbm (1% error rate)

Tabel 2.2 Spesifikasi Data Masukan Dan Keluaran

Tabel 2.3 Spesifikasi Pin-Pin pada Xbee

2.6 Regulator 3,3 V

Gambar 2.14 Regulator tegangan 3,3 V

Pada Gambar 2.14 yaitu regulator 3,3 V 1722 yang berfungsi sebagai penstabil tegangan sebesar 3,3 V. IC1722 ini mempunyai 3 buah kaki yang berfungsi sebagai berikut yaitu VIN yang berfungsi sebagai tegangan masukan dan ground sebagai pentanahannya dan Vout berfungsi sebagai tegangan output dari IC regulator 1722 ini yang dimana IC ini mempunyai keluaran tegangan output sebesar 3,3 V yang sangat berfungsi sebagai penstabil tegangan

2.7 Max 232 (Transceiver)

Gambar 2.15 Max 232 modul kirim dan terima data secara serial

IC max 232 transceiver pada Gambar 2.15 yaitu sebuah piranti yang digunakan sebagai pengirim dan penerima data secara serial dimana terdapat pin Tx(transfer) yang berfungsi sebagai pengirim data secara serial dan Rx(receive) sebagai pin penerima data serial, misal dalam pengerjaan proyek akhir ini berfungsi sebagai pengonversi data IC max 232 transceiver pada Gambar 2.15 yaitu sebuah piranti yang digunakan sebagai pengirim dan penerima data secara serial dimana terdapat pin Tx(transfer) yang berfungsi sebagai pengirim data secara serial dan Rx(receive) sebagai pin penerima data serial, misal dalam pengerjaan proyek akhir ini berfungsi sebagai pengonversi data

Di dalam IC ini terdapat charge pump yang akan membangkitkan +10 Volt dan -10 Volt dari sumber +5 Volt tunggal. Dalam IC DIP (Dual In-line Package) 16 pin (8 pin x 2 baris) ini terdapat 2 buah transmiter dan 2 receiver. Sering juga sebagai buffer serial digunakan chip DS275.

Untuk menghubungkan antara 2 buah PC, digunakan format null mode, dimana pin TxD dihubungkan dengan RxD pasangan, pin sinyal ground (5) dihubungkan dengan SG di pasangan, dan masing masing pin DTR, DSR dan CD dihubung singkat, dan pin RTS dan CTS dihubung singkat di setiap devais.

2.8 Formulasi insentif dan disinsentif.

Formulasi tarif insentif dan disinsentif seperti di bawah ini: Formula Insentif:

Ins = 20% x kWhins x He Formula Dis-insentif:

Dis = 1,6 x kWhdis x He

Keterangan: kWhins = (kWhRN - kWhPP) kWhdis = (kWHPP - 80% kWHRN)

kWhRN

: kWh pemakaian rata-rata nasional

kWhPP : kWh pemakaian pelanggan He : harga tertinggi tarif pada golongan pelanggan

Untuk mengetahui TDL (Tarif dasar listrik) dan kWh pemakaian rata-rata nasional untuk melengkapi formulasi tarif insentif dan disinsentif dapat dilihat pada tabel 2.4 dan 2.5

Tabel 2.4 Tarif Dasar Listrik 2004

Tabel 2.5 kWh Pemakaian Rata – Rata Nasional

Golongan Daya

92 R-1 1300 VA

Perhitungan tarif insentif dan disinsentif ini terdapat dalam peraturan yang sudah ditetapkan oleh PLN sebagai penyedia jasa listrik. Akan tetapi, peralatan kWh meter yang ada belum dapat mengaplikasikan formulasi di atas. Untuk lebih jelas, lihat di bawah ini simulasi perhitungan tarif insentif dan disinsentif yang berlaku.

 Simulasi Perhitungan Insentif: Pelanggan Tarif R1 Daya 900 VA, pemakaian energi 80 kWh diberi insentif sebesar: Insentif = 20% x (115 - 80) x Rp. 495 = Rp 3.465

Perhitungan tagihan rekening listriknya sebagai berikut:

Biaya Beban = (900/1000) x Rp 20.000 = Rp 18.000 Biaya Pemakaian : Blok I = 20 kWh x Rp 275 = Rp 5.500 Blok II = 40 kWh x Rp 445 = Rp 17.800 Blok III = 20 kWh x Rp 495 = Rp 9.900 (+)

Total = Rp 33.200 Insentif = Rp 3.465 (-)

= Rp 29.735 (+)

Total Tagihan = Rp 47.735

 Simulasi Perhitungan Disinsentif: Pelanggan Tarif R1 Daya 900 VA, pemakaian energi 113 kWh dikenai disinsentif sebesar: Disinsentif = 1,6 x (113 - 92) x Rp. 495 = Rp 16.632

Perhitungan tagihan rekening listriknya sebagai berikut:

Biaya Beban = (900/1000) x Rp 20.000 = Rp 18.000 Biaya Pemakaian :

Blok I = 20 kWh x Rp 275 = Rp 5.500 Blok II = 40 kWh x Rp 445 = Rp 17.800 Blok III = 53 kWh x Rp 495 = Rp 26.235 (+)

Total = Rp 49.535 Disinsentif

= Rp 16.632 (+) = Rp 66.167 (+)

Total Tagihan = Rp 84.167

-Halaman Ini Sengaja Dikosongkan-

BAB III PERENCANAAN DAN PEMBUATAN ALAT

3.1 Pendahuluan

Dalam bab ini diuraikan perencanaan dan perancangan alat perangkat keras maupun perangkat lunak yang digunakan. Perangkat keras yang akan dirancang adalah alat xbee pro 2.4 GHz sebagai pengiriman data jarak jauh tanpa kabel (wireless). Sedangkan perangkat lunak menggunakan software visual basic 6.0 sebagai monitoring kWh meter 1 phasa yang akan dihubungkan ke database sebagai data logger.

3.2 Blok Diagram Pengembangan Sistem kWh Meter 1 phasa

Gambar 3.1 Blok Diagram Pengembangan Sistem kWh Meter 1 phasa

Pada Gambar 3.1 menunjukkan sistem kerja pada proyek akhir ini, yaitu ic energy device sebagai ic penghasil pulsa kWh yang diolah menggunakan mikrokontroler sebagai penghitung pulsa yang masuk dan mengubah pulsa tersebut menjadi bilangan angka, kemudian menggunakan transceiver sebagai media kirim dan terima data. Data tersebut diterima oleh PC sebagai media displai monitoring melalui koneksi serial.

3.3 Flowchart Pengembangan Sistem kWh Meter 1 phasa

Gambar 3.2 Flowchart Pengembangan Sistem kWh Meter 1 phasa

Pada Gambar 3.2 menunjukkan jalur sistem kerja pada tugas akhir berupa flowchart, keterangan flowchart:

1. Kondisi awal pertama pada perencanaan alat, pembacaan pulsa atau data ic energy device.

2. Langkah kedua, mengirim pulsa atau data ke mikrokontroler. Kemudian mikrokontroler menyeleksi apakah terdapat pulsa yang masuk atau tidak. Apabila terdapat pulsa maka mikrokontroler mengubah pulsa menjadi angka counter kWh meter.

3. Langkah ketiga yaitu data atau angka pada mikrokontroler dikirim menggunakan transceiver secara terus-menerus.

4. Data yang telah dikirim diterima oleh piranti receiver dan dikirim secara serial dengan menggunakan kabel serial RS232, sehingga data dapat ditampilkan menggunakan pemrograman visual basic.

3.4 Perencanaan Sistem

1. PC (personal computer)

2. Modul xbeepro

3. Pembuatan program

Keterangan;

1. PC (personal computer)

PC (personal computer) yang berfungsi sebagai displai monitoring terhadap sistem, yang berperan sebagai pendeteksi parameter daya (kWh), tarif insentif dan disinsentif pada sistem yang dikerjakan pada proyek akhir ini.

2. Modul xbeepro

Modul xbeepro berfungsi sebagai modul transceiver yang telah dihubungkan pada mikrokontroler untuk melakukan standar pengiriman dan penerimaan data pada saat sistem sedang bekerja.

2.1 Rangkaian transceiver

 Receiver

Gambar 3.3 Rangkaian Receiver

Gambar 3.4 Bentuk riil rangkaian receiver

Rangkaian receiver (penerima) pada gambar 3.3 dan 3.4 berfungsi sebagai penerima data yang dikirim mengunakan piranti xbeepro melalui mikrokontroler yang kemudian diteruskan menggunakan komunikasi serial RS 232 dan kemudian ditampilkan dengan menggunakan aplikasi visual basic. Pada rangkaian kapasitor yang dihubungkan pada IC max 232 merupakan rangkaian yang harus dipenuhi dalam membuat rangkaian komunikasi serial menggunakan RS232.

 Transmiter Pada rangkaian transmitter yang yang ditunjukkan pada Gambar 3.5 dan 3.6, dihubungkan menggunakan kabel serial yang terhubung pada pin RX dan TX.

Gambar 3.5 Skema Rangkaian Transmiter

Gambar 3.6 Bentuk riil rangkaian transmitter

Rangkaian transmitter sebagai pengiriman data melalui xbeepro, rangkaian dihubungkan pada mikrokontroler sebagai media pengiriman data secara serial via wireless. Dalam praktik pengiriman menggunakan xbeepro (secara wireless ) dalam pembacaan sama seperti menghubungkan mikrokontroler secara serial, sehingga tidak mengalami kesulitan dalam pembacaan data.

3. Pembuatan program

Pembuatan program pada Visual Basic 6.0 melalui beberapa tahap. Tahap tersebut antara lain:

3.4.1. Desain Form Visual Basic 6.0

Form antar muka dibuat dengan menggunakan program aplikasi Microsoft Visual Basic 6.0 dengan sistem operasi Windows XP SP2. Langkah pertama yaitu pembuatan form splash yang berisi judul program, versi, dan ajakan untuk menjalankan program tersebut. Dapat dilihat pada gambar 3.7.

Gambar 3.7 Form splash

Langkah kedua yaitu mendisain form login. Dalam form login ini terdapat No. ID, nama operator, username dan password untuk memproteksi program tersebut. No. ID dan nama operator akan muncul pada form selanjutnya serta disimpan dalam database agar dapat mengetahui nama-nama pengguna program ini. Untuk lebih jelas, form login akan tampak seperti pada Gambar 3.8.

Gambar 3.8 Form login

Langkah ketiga adalah mendesain form untuk form utama sistem monitoring pada Proyek Akhir ini, di dalam form ini terdapat pengaturan koneksi serial, no. ID, nama operator, data kWh saat ini serta tarif insentif dan disinsentif. Tampilan form utama akan tampak seperti Gambar 3.8.

Gambar 3.9 Tampilan Form Utama

Pada form utama ini terdapat beberapa kontrol yang mempunyai fungsi bermacam-macam. Diantaranya adalah kontrol- kontrol command untuk mengatur komunikasi serial.

Kontrol commmand yang berguna untuk menghubungkan antara Visual Basic 6.0 dengan database Ms Access yaitu kontrol Kontrol commmand yang berguna untuk menghubungkan antara Visual Basic 6.0 dengan database Ms Access yaitu kontrol

Disini yang tidak kalah pentingnya adalah kontrol mscomm yang berfungsi sebagai alat komunikasi serial antara mikrokontroller dengan PC. Dimana PC akan menerima data dari mikrokontroller berupa data.

Sedangkan langkah keempat adalah mendesain form untuk form about sistem monitoring pada Proyek Akhir ini, pada form about ini menjelaskan program keseluruhan. Tampilan form about akan tampak seperti Gambar 3.9.

Gambar 3.10 Tampilan form about

Pada form ini terdapat versi program dan penjelasan program sistem monitoring, serta terdapat system info dari program tersebut.

3.4.2. Koneksi Visual Basic dengan Database

Koneksi dari Visual Basic ke Microsoft Access database adalah menggunakan provider Microsoft. Jet. OLEDB. 4.0 Provider. Kita menggunakan 2 source of connection yaitu use connection string.

Provider=Microsoft.Jet.OLEDB.4.0;Data Source = Data Source=" & _App.Path & "\daya.mdb;Persist Security Info=False RecordSource = “daya”

Provider=Microsoft.Jet.OLEDB.4.0;Data Source = Data Source=" & _App.Path & "\operator.mdb;Persist Security Info=False RecordSource = “operator”

String koneksi tersebut berfungsi untuk menghubungkan Visual Basic dengan database Access yang mempunyai service name daya.mdb dan operator.mdb

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

4.1 Pendahuluan

Setelah melakukan perencanaan dan perancangan, selanjutnya perlu dilakukan pengujian dan pengukuran terhadap peralatan. Dalamm pengujian dan analisa sistem, terlebih dahulu harus menjalankan rangkaian secara benar pemasangan dan integrasi hardware maupun software. Tujuan pengujian berguna untuk menghindari kesalahan- kesalahan yang terjadi, langkah ini untuk mengetahui kondisi peralatan yang direncanakan sudah dapat berjalan dengan baik dan sesuai dengan yang dikehendaki atau tidak.

Pengujian yang dilakukan pada bab ini antara lain, pengujian suplai daya, pengujian mengirim dan menerima data menggunakan mikrokontroler dan diteruskan menggunakan transceiver, pengujian tampilan visual basic, pengujian penerimaan data menggunakan transceiver apakah hasilnya sesuai dengan data sebenarnya dan pengujian kalibrasi alat secara keseluruhan.

4.2 Pengujian Suplai Daya Yang Digunakan

Dalam pengujian suplai daya, apakah sudah sesuai daya yang disuplai rangkaian transceiver. Suplai daya pada modul transmitter dan receiver menggunakan dua buah suplai daya, sebesar 3,3 V dan 5 V. Suplai daya 3,3 v digunakan untuk mensuplai modul xbeepro dan suplai

5 V untuk mensuplai modul serial.Tabel 4.1 merupakan tabel pengukuran suplai daya.

Tabel 4.1 Pengukuran Suplai Daya

Suplai daya Tegangan

Xbeepro modul 3,31 V Serial Komunikasi

4,99 V

4.3 Pengujian Mengirim dan Menerima Tranceiver

Dalam pengujian ini, modul rangkaian transceiver harus benar- benar terhubung. Pada sisi transmitter (pengirim) terhubung pada mikrokontroller AVR dengan menghubungkan port Tx dan Rx. Sedangkan pada sisi receiver (penerima) terhubung pada PC dengan Dalam pengujian ini, modul rangkaian transceiver harus benar- benar terhubung. Pada sisi transmitter (pengirim) terhubung pada mikrokontroller AVR dengan menghubungkan port Tx dan Rx. Sedangkan pada sisi receiver (penerima) terhubung pada PC dengan

Langkah awal pengujian ini adalah menjalankan hyperterminal dari PC. Pertama-tama, set com yang sesuai dengan serial yang digunakan. Lihat gambar 4.1 di bawah ini.

Gambar 4.1 Setting awal pada hyperterminal

Setting com property menjadi default dengan cara menenkan tombol restore default. Lihat gambar 4.2 di bawah ini

Gambar 4.2. Setting properties pada Hyperterminal

Kemudian masuk ke jendela hyperteminal dan akan muncul tulisan “TA Sukses!!!!!tetap semangat.. do thebest”. Sebelum hal itu, Kemudian masuk ke jendela hyperteminal dan akan muncul tulisan “TA Sukses!!!!!tetap semangat.. do thebest”. Sebelum hal itu,

// USART initialization // Communication Parameters: 8 Data, 1 Stop, No Parity // USART Receiver: On // USART Transmitter: On // USART Mode: Asynchronous // USART Baud rate: 9600 UCSRA=0x00; UCSRB=0x18; UCSRC=0x86; UBRRH=0x00; UBRRL=0x19; While(1) {

putchar(TA Sukses!!!!!tetap semangat.. do thebest); delay_ms(1000);

Jika data yang diketikkan pada mikrokontroller tampil pada Hyperteminal berarti modul transceiver sudah bisa digunakan. Akan tampak seperti gambar 4.3

Gambar 4.3 Tampilan pada hyperterminal

4.4 Pengujian Tampilan Visual Basic

Sebagai program utama untuk interfacing pada PC tentu program interface yang tersusun dalam bahasa visual basic ini harus kita uji untuk mengetahui bekerja atau tidak program yang dibuat.

4.4.1 Form Login Pada form login ini,terdapat no. ID, nama operator, username dan password. Ada 2 pengecekkan yaitu username dan password, jika salah satu data yang dimasukkan salah maka keluar peringatan seperti gambar

Gambar 4.4 Form login gagal

Peringatan akan muncul sebanyak 3 kali, jika username dan password telah benar maka user bisa masuk main form (menu utama).

4.4.2 Form Utama

Pada form utama ini dilakukan beberapa tahap pengujian, yaitu :

1. Pengujian menu utama. Pengujian ini dilakukan untuk melihat daya kWh dan tarif berjalan sesuai dengan yang diinginkan. Akan tampak seperti gambar 4.5

Gambar 4.5 Menu utama

2. Pengujian operator, tanggal dan waktu. Pada status ini harus mengeluarkan data sesuai yang tersimpan pada database operator yaitu no. ID dan nama operator serta dapat menunjukkan tanggal dan waktu saat ini. Tampak pada gambar 4.6

Gambar 4.6 Menunjukkan tanggal dan waktu serta nama operator dan no. ID

3. Pengujian setting port serial Setting port serial ini sesuai yang diharapkan jika dapat membuka komunikasi dan berhubungan dengan devais lain (membuka port serial pada PC serta mengatur setting serial). Tampak pada gambar 4.7

Gambar 4.7 Setting port serial pada main form

4. Pengujian status koneksi Status koneksi ini merupakan yang paling penting dalam main form ini, karena dapat melihat apakah program dan alat sudah terkoneksi atau belum. Hal ini dapat dilihat, jika belum terkoneksi pada gambar 4.8, sedangkan bila sudah terkoneksi pada gambar 4.9

Gambar 4.8 Status belum terkoneksi

Gambar 4.9 Status sudah terkoneksi

5. Pengujian monitoring daya dan tarif Pengujian ini dilakukan untuk melihat atau memonitor daya pada kWh meter yang dikirim menggunakan modul transceiver (Xbee pro) serta dapat diolah menjadi tarif-tarif yang berlaku. Akan tampak seprti gambar 4.10

Gambar 4.10 Monitoring daya dan tarif

6. Database Pengujian database dilakukan dengan melihat apakah perubahan yang dilakukan sudah terekam pada tabel database yang dipersiapkan. Dalam main form ini terdapat 2 database yaitu database operator pada gambar 4.11 dan database daya & tarif pada gambar 4.12.

Gambar 4.11 Database operator

Gambar 4.12 Database daya dan tarif

7. Report operator dan cetak kwitansi Dalam main form ini terdapat report operator dan cetak kwitansi dengan cara klik menu (pojok kiri atas). Pengujian ini untuk memperoleh report up to date atau tidak terhadap perubahan yang dilakukan oleh user, tampak pada gambar 4.13.

Gambar 4.13 Report operator

Pengujian cetak kwitansi ini dilakukan untuk melihat apakah kwitansi yang akan dicetak sesuai dengan data yang ada di database daya & tarif. Akan tampak seperti gambar 4.14.

Gambar 4.14 Cetak kwitansi

4.4.3 Form pencarian data

Gambar 4.15 Form pencarian data

Gambar 4.16 Form pencarian data yang sudah terisi

Pada gambar 4.15, form pencarian data ini dapat mencari data sesuai yang diinginkan oleh user sehingga dapat mengetahui data-data yang lama dengan cepat dan mudah. Lihat gambar 4.16, untuk form pencarian data yang sudah terisi ketika menklik tombol cari. Kemudian dapat langsung dicetak menjadi kwitansi untuk diberikan kepada pelanggan.

4.5 Pengujian Penerimaan Data Menggunakan Transceiver

Pengujian ini dilakukan untuk melihat apakah daya kWh yang ada pada monitoring telah sesuai dengan daya pada alat kWh meter (LCD). Oleh karena itu, diperlukan data sample sebanyak 5 kali untuk melihat benar-benar sesuai atau belum, seperti terlihat pada table 4.2. Sehingga didapatkan prosentasi error (% error), pada tabel 4.3.

Tabel 4.2 Perbandingan tampilan pada program dan LCD

Table 4.3 Prosentasi error penerimaan data

No. Data Sample Program Data sample LCD % Error

Pada tabel 4.3, % error yang didapat keseluruhan 0%. Hal ini disebabkan data proses monitoring dan tampilan LCD pada kWh meter adalah sama. Sehingga tidak ada data yang hilang atau salah dalam pembacaan kWh meter.

4.6 Perhitungan Tarif insentif dan Disinsentif

Perhitungan ini dilakukan pada program seperti gambar 4.17 apakah sudah sesuai dengan formulasi yang ada pada teori penunjang. Oleh karena itu, dilakukan perhitungan untuk menguji data tersebut. Maka perhitungan sebagai berikut :

Pelanggan Tarif R1 Daya 20 VA, pemakaian energi 3 kWh diberi insentif sebesar: Insentif = 20% x (354 - 3) x Rp. 495 = Rp 34.749

Perhitungan tagihan rekening listriknya sebagai berikut:

Biaya Beban = (2200/1000) x Rp 30.200 = Rp 66.440 Biaya Pemakaian : Blok I = 3 kWh x Rp 390 = Rp 1.170 Blok II = 0 kWh x Rp 445 = Rp 0 Blok III = 0 kWh x Rp 495 = Rp 0 (+)

Total = Rp 1.170 (+)

Rp 67.610

Insentif = Rp 34.749 (-)

Total Tagihan = Rp 32.861

Gambar 4.17 Pengujian program dengan formulasi

-Halaman ini sengaja dikosongkan-

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan pengujian dan analisa yang telah dilakukan pada proyek akhir dapat disimpulkan bahwa ;

1. Pada pengerjaan proyek akhir ini sudah dapat melakukan monitoring dan pengambilan daya menggunakan aplikasi visual basic yang dibaca dari mikrokontroler dengan presentase error sekitar 0% (data dapat dilihat pada Tabel 4.3).

2. Pemakaian program yang user friendly dapat mempermudah operator atau pengguna program dalam memonitoring kWh meter 1 phasa untuk beban rumah tangga.

3. Program monitoring yang dibuat ini terdapat beberapa fitur-fitur, yaitu :

a) Fitur login.

b) Fitur monitoring serta setting koneksi serial.

c) Fitur cetak kwitansi.

d) Fitur laporan nama operator.

e) Fitur pencarian data.

f) Fitur penyimpanan data (database).

5.2 Saran

Dalam pengerjaan proyek akhir tentunya tidak lepas dari berbagai macam kekurangan dan kelemahan baik sistem maupun peralatan yang dibuat, untuk itu demi kesempurnaan proyek akhir dapat memberikan beberapa catatan :

1. Pastikan komunikasi serial antara mikrokontroller dengan PC bekerja dengan baik, sehingga modul transceiver (Xbee Pro) dapat saling kirim-terima dengan baik pula.

2. Penggunaan modul transceiver dengan jarak yang lebih jauh, agar proses kirim-terima dari alat ukur ke server (penerima data) dapat menjangkau seluruh kawasan.

3. Dikembangkan untuk sistem online agar lebih mudah dalam proses monitoring, tetapi diperhatikan juga pengamanan database dan website sistem online tersebut.

4. Dapat dikembangkan ke dalam bahasa Java atau Delphi, sehingga dapat digunakan di berbagai Operating System (OS).

-Halaman ini sengaja di kosongkan-

DAFTAR PUSTAKA

1. 1991, “SPLN 57-1:1991 kWh Meter Arus Bolak-Balik Kelas 0,5; 1 dan 2” , Perusahaan Umum Listrik Negara, Jakarta.

2. Abdul Razaq, SIP. “Belajar Cepat Visual Basic 6.0” , Penerbit Indah, 2004, Surabaya.

3. Laksana,H.S.,2005, ”Pengembangan Hasil Ukur kWh Meter Analog Menjadi besaran Digital ”, Tesis Program Pasca Sarjana, Teknik Elektro, UGM, Yogyakarta Sukarto, J.,1996,”Meter kWh”, PLN Udiklat, Jakarta.

Dokumen yang terkait

Keanekaragaman Makrofauna Tanah Daerah Pertanian Apel Semi Organik dan Pertanian Apel Non Organik Kecamatan Bumiaji Kota Batu sebagai Bahan Ajar Biologi SMA

26 317 36

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

APRESIASI IBU RUMAH TANGGA TERHADAP TAYANGAN CERIWIS DI TRANS TV (Studi Pada Ibu Rumah Tangga RW 6 Kelurahan Lemah Putro Sidoarjo)

8 209 2

PENGEMBANGAN TARI SEMUT BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER DI SD MUHAMMADIYAH 8 DAU MALANG

57 502 20

PERANAN ELIT INFORMAL DALAM PENGEMBANGAN HOME INDUSTRI TAPE (Studi di Desa Sumber Kalong Kecamatan Wonosari Kabupaten Bondowoso)

38 240 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

KEABSAHAN STATUS PERNIKAHAN SUAMI ATAU ISTRI YANG MURTAD (Studi Komparatif Ulama Klasik dan Kontemporer)

5 102 24