View of Upaya Mengembangkan Profesional Guru melalui Program Standardisasi Kompetensi Guru untuk Mahasiswa STKIP

  

Upaya Mengembangkan Profesional Guru melalui

Program Standardisasi Kompetensi Guru untuk

Mahasiswa STKIP

  

Eko Supratono

  STKIP Al Amin Indramayu Email: ekosupratono@gmail.com

  

ABSTRAK

  Pengembangan Sumber Daya Manusia ditempuh melalui 3 (tiga) jalur, yaitu: pendidikan, pelatihan dan pengembangan karier. Agar dihasilkan sumber daya manusia yang kompeten, maka pendidikan khususnya pendidikan profesi dan pelatihan harus dikembangkan berdasarkan standar kompetensi yang ada, Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana Upaya Mengembangkan Profesional Guru Melalui Program Standardisasi Kompetensi Guru untuk Mahasiswa STKIP AL–AMIN Indramayu”, penelitian ini bertujuan untuk guru dapat meningkatkan kompetensinya dalam mengajar sehingga peserta didik mendapat pendidikan yang lebih baik. Untuk itu diperlukan dukungan dari berbagai pihak, baik dari guru itu sendiri maupun dari pemerintah dalam upaya perbaikan mutu dan kualitas guru, Landasan teori yang dijadikan rujukan adalah Konsep Pengembangan profesionalisme guru meliputi; pengertian profesionalisme guru, pengembangan profesionalisme guru, pengertian guru, pengertian kompetensi guru, standardisasi kompetensi guru berdasarkan Undang-undang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan

  METODIK: Jurnal Pendidikan Dasar, Volume 1, Nomor 1 Januari 2018

  1 P-ISSN: xxx-xxx, E-ISSN: 2615-3742 pendekatan kualitatif dan pengumpulan data menggunakan teknik wawancara, observasi, studi dokumentasi dan studi kepustakaan. Hasil penelitian ini bahwa kualitas peserta didik menunjukan peningkatan kemampuan belajar dan guru yang memiliki kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial dan profesional. Kesimpulan : 1. Bahwa pengembangan profesionalisme guru merupakan salah satu cara untuk meningkatkan kualitas pendidikan, sebab kualitasnya lembaga pendidikan tergantung dari pada kualitas guru dan guru yang terbaik ialah guru yang profesional, 2. Untuk mewujudkan tujuan pendidikan Nasional yakni dengan menciptakan guru yang profesional dalam upaya mengembangkan profesional guru melalui program standardisasi kompetensi guru, sehingga masalah pendidikan di Indonesia dapat terselesaikan dengan baik, maka dibutuhkan peran serta dan keterlibatan langsung dari guru itu sendiri dan pemerintah

  

Kata Kunci : Profesional guru, Standardisasi kompetensi guru

ABSTRACT

  Human Resources Development pursued through three (3) lines, namely: education, training and career development. In order to produce human resources who are competent, then education, especially professional education and training should be developed based on competency standards that exist, formulation of the problem in this research is "How Efforts Developing a Professional Master Program Through Standardization Competence of Teachers for Students STKIP AL - AMIN Indramayu", research this is aimed at teachers can improve their competence in teaching so that students get a better education. This requires support from various parties, both from teachers themselves and from the government in improving the quality and the quality of teachers, foundation of the theory is used as a reference is the concept of professional development of teachers include; the sense of professionalism of teachers, professional development of teachers, the definition of teachers, the notion of teacher competence, the standardization of teacher competence under the Act. The method used in this research is descriptive method with qualitative approach and data collection

  METODIK: Jurnal Pendidikan Dasar, Volume 1, Nomor 1 Januari 2018

  2

  METODIK: Jurnal Pendidikan Dasar, Volume 1, Nomor 1 Januari 2018 P-ISSN: xxx-xxx, E-ISSN: 2615-3742

  3

using the techniques of interview, observation, documentation

studies and literature study. The results of this study showed that

the quality of students increased ability to learn and teachers have

pedagogical, personality, social and professional. Conclusion: 1. That

the professional development of teachers is one way to improve the

quality of education, because the quality of the institution depends

on the quality of teachers and the best teacher is a professional

teacher, 2. To realize the goal of national education that is by creating

a professional teacher in efforts to develop professional teachers

through teacher competency standardization program, so that the

problems of education in Indonesia can be resolved properly, then

the required participation and direct involvement of the teachers

themselves and the government.

  

Keywords: Professional teachers, teacher competence Standardi-

zation

A. PENDAHULUAN

  Pendidikan menjadi media utama dalam pengembangan sumber daya manusia suatu bangsa, yaitu merupakan sarana pembebasan manusia dari keterbelakangan dan kebodohan, sehingga pendidikan dinyatakan sebagai salah satu indikator penting dalam penetapan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) suatu bangsa. Pendidikan juga menjadi faktor penting dalam proses transformasi suatu bangsa. Dengan kata lain, pendidikan memegang peranan penting bagi kemajuan suatu bangsa. Sejarah menunjukkan bahwa faktor yang paling menentukan keberhasilan suatu bangsa bukan berlimpahnya kekayaan alam yang dimilikinya, melainkan kualitas sumber daya manusianya. Tentu saja sumber daya yang berkualitas tersebut hanya dapat diciptakan melalui proses pendidikan yang menyeluruh, berkesinambungan dan berwawasan masa kini dan masa yang akan datang. Bahwa manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Pendidikan merupakan usaha agar manusia dapat mengembangkan potensi dirinya melalui proses pembelajaran dan atau cara lain yang dikenal dan diakui oleh masyarakat. Dengan pendidikan warga masyarakat dapat memiliki pengetahuan untuk bekal hidupnya sehingga kualitas sumber daya manusia semakin meningkat. Dalam mendorong warga masyarakat agar mau belajar guna meningkatkan menambah pengetahuan dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia maka diperlukan motivasi secara terus-menerus agar masyarakat gemar belajar. Untuk mewujudkan

  

sumber daya manusia yang berdaya saing, terdapat 3 (tiga) komponen

utama yang penting yaitu; standar kompetensi kerja, pendidikan/pelatihan

berbasis kompetensi dan sertifikasi kompetensi.

  Standar kompetensi kerja menjadi acuan dalam pengembangan program pendidikan/pelatihan berbasis kompetensi dan pengembangan sertifikasi kompetensi kerja, bahkan dapat menjadi acuan dalam pengembangan sumber daya manusia.

  Jaman sekarang ini seorang pendidik atau guru yang profesional sangat dibutuhkan untuk menjadi guru yang berprofesionalisme dalam mengembangkan kualitas pendidikan. Melalui tulisan ini penulis dapat menyimpulkan bahwa cara untuk meningkatkan kualitas pendidikan yaitu dengan membangun pendidik atau guru yang profesional sesuai dengan apa yang diharapkan oleh pakar pendidikan. Pendidik atau guru adalah figur yang sering menjadi sorotan utama dalam dunia pendidikan, juga berperan sebagai model bagi peserta didik. Kebesaran jiwa, wawasan dan pengetahuan guru atas perkembangan masyarakatnya akan mengantarkan para peserta didik untuk dapat berpikir melewati batas-batas kekinian, berpikir untuk menciptakan masa depan yang lebih baik.

  Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas maka penelitian ini akan membahas Upaya Mengembangkan Profesional Guru Melalui Program Standardisasi Kompetensi Guru untuk Mahasiswa STKIP AL - AMIN Indramayu.

B. METODE PENELITIAN

  Metode yang digunakan ini adalah metode deskriptif dipandang tepat karena ciri-ciri dari metode tersebut terpenuhi. Menurut Winarno Surakhmad (1990: 139), “metode deskriptif adalah suatu metode yang berguna untuk memecahkan atau menjawab permasalahan yang sedang berlangsung pada masa sekarang (aktual), dengan ciri-cirinya antara lain mengumpulkan data, mengelompokkan data, analisis data dan simpul- simpulan dari hasil analisis” Pendekatan penelitiannya menggunakan pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif ini digunakan untuk mendeskripsikan peristiwa, perilaku orang, atau keadaan pada tempat

  METODIK: Jurnal Pendidikan Dasar, Volume 1, Nomor 1 Januari 2018

  4 tertentu secara rinci dan mendalam dalam bentuk narasi.

  Untuk menyusun data ini menggunakan teknik: wawancara, observasi, studi dokumentasi dan studi kepustakaan.

C. KAJIAN TEORI

  1. Pengertian Profesionalisme Guru

  Menurut UU RI No. 14 Tahun 2005 tentang Guru & Dosen ,

  Bab I pasal I ayat (4) Profesional adalah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan menjadi sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran, atau kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesi Profesionalisme berasal dari kata profesi dalam kamus bahasa Indonesia yaitu suatu bidang pekerjaan yang dilandasi dengan keahlian, jadi profesionalisme guru dapat diartikan sebagai keahlian dalam membidangi bidangnya atas dasar pendidikan yang khusus.

  Menurut Rachman Natawidjaja kriteria sebagai profesi dapat dilihat yaitu: 1. Ada standar untuk kerja yang baku dan jelas; 2. Ada lembaga khusus yang menghasilkan pelakunya dengan program dan jenjang pendidikan yang baku serta memiliki standar akademik dan bertanggung jawab; dan 3. Ada pengakuan masyarakat terhadap pekerjaan itu sebagai profesi.

  2. Peningkatan Pengembangan Profesionalisme Guru

  Menurut UU RI No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen pada

  Bab IV Bagian kelima Pasal 32 ayat (1) pembinaan dan pengembangan guru meliputi pembinaan dan pengembangan profesi dan karier, (2) pembinaan dan pengembangan profesi guru sebagaimana dimaksud pada ayat 1 meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional, (3) pembinaan dan pengembangan profesi guru sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dilakukan melalui jabatan fungsional, (4) pembinaan dan pengembangan karier guru sebagaimana dimaksud pada ayat 1 meliputi: penugasan, kenaikan pangkat, dan promosi.

  Pengembangan profesi adalah kegiatan yang dilakukan untuk

  METODIK: Jurnal Pendidikan Dasar, Volume 1, Nomor 1 Januari 2018

  5 P-ISSN: xxx-xxx, E-ISSN: 2615-3742 menambah atau meningkatkan pengetahuan, keterampilan, sikap dan kepribadian yang utuh sehingga setiap pendidik atau guru memiliki ciri atau karakteristik yang sesuai dengan tugas pokoknya yang terinternalisasi dalam kehidupan sehari-hari. Tujuan pengembangan profesi ini adalah agar menghasilkan pendidik atau guru yang dapat bermanfaat bagi pencapaian tujuan pendidikan. Untuk meningkatkan mutu suatu profesi, khususnya profesi keguruan , dapat dilakukan dengan berbagai cara, misalnya dengan melakukan penataran, lokakarya, pendidikan lanjutan, pendidikan dalam jabatan, studi perbandingan dan berbagai kegiatan akademik lainnya. Pengembangan sikap profesional dapat dilakukan baik selagi dalam pendidikan prajabatan maupun setelah bertugas (dalam jabatan).

  Usaha pengembangan profesi tenaga kependidikan, khususnya guru, meliputi: a. Program pre-service education (pendidikan sebelum orang tersebut menduduki jabatan) b. Program in-service education (pendidikan orang-orang yang sudah menjabat sebagai guru).

  c. Program in-service training (peningkatan ilmu/ kemam puan guru). Pendidik atau Guru yang paling diidam-idamkan sekarang ini adalah pendidik atau guru yang profesional dalam bidangnya.

3. Pengertian Guru

  Tugas pendidik atau guru yang paling utama adalah mengajar dan mendidik. Daoed Yoesoef (1980) menyatakan bahwa seorang guru mempunyai tiga tugas pokok, yaitu: 1. Tugas Profesional; 2. Tugas Manusiawi, dan 3. Tugas Kemasyarakatan.

  Undang-undang RI Nomor 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen, dan Peraturan Pemerintah RI No. 74 Tahun 2008 tentang Guru Bab I Pasal I ayat (1) Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan pendidikan menengah. Pengertian guru diperluas menjadi pendidik yang dibutuhkan secara dikotomis tentang pendidikan. Pada bab XI tentang pendidik dan tenaga

  METODIK: Jurnal Pendidikan Dasar, Volume 1, Nomor 1 Januari 2018

  6 kependidikan. Dijelaskan pada ayat 2 yakni pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran. Hasil motivasi berprestasi, melakukan bimbingan, pelatihan dan penelitian serta pengabdian kepada masyarakat terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi.

  Husnul Chotimah (2008) Guru dalam pengertian sederhana adalah orang yang memfasilitasi proses peralihan ilmu pengetahuan dari sumber belajar ke peserta didik. Dri Atmaka (2004: 17) pendidik adalah orang dewasa yang bertanggung jawab memberikan pertolongan kepada anak didik dalam perkembangan baik jasmani maupun rohaninya. Agar tercapai tingkat kedewasaan mampu berdiri sendiri memenuhi tugasnya sebagai makhluk Tuhan, makhluk sosial dan makhluk individu yang mandiri.

  E. Mulyasa (2003: 53) pendidik harus memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen pembelajaran, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan Pendidikan Nasional. Ahmadi (1977: 109) pendidik adalah sebagai peran pembimbing dalam melaksanakan proses belajar mengajar. Menyediakan kondisi-kondisi yang memungkinkan siswa merasa aman dan berkeyakinan bahwa kecakapan dan prestasi yang dicapai mendapat penghargaan dan perhatian sehingga dapat meningkatkan motivasi berprestasi siswa.

  Kamus Besar Bahasa Indonesia (1993: 288) guru adalah orang yang pekerjaannya, mata pencahariannya, dan profesinya mengajar. Moh. Uzer Usman (1996: 15) guru adalah setiap orang yang bertugas dan berwenang dalam dunia pendidikan dan pengajaran pada lembaga pendidikan formal. Guru sekolah dasar adalah guru yang mengajar dan mengelola administrasi di sekolah itu. Untuk melaksanakan tugasnya prinsip-prinsip tentang tingkah laku yang diinginkan dan diharapkan dari semua situasi pendidikan adalah berjiwa Pancasila. Berilmu pengetahuan dan keterampilan dalam menyampaikan serta dapat dipertanggungjawabkan secara didaktis dan metodis.

  Sebagai profesi, pendidik/guru memenuhi ciri atau karakte ristik yang melekat pada guru, yaitu: a. Memiliki fungsi dan signifikasi sosial bagi masyarakat, yang dapat dirasakan manfaatnya bagi masyarakat banyak.

  b. Memiliki keterampilan tertentu atau khusus yang diperoleh

  METODIK: Jurnal Pendidikan Dasar, Volume 1, Nomor 1 Januari 2018

  7 P-ISSN: xxx-xxx, E-ISSN: 2615-3742 melalui proses pendidikan, pelatihan, dan pengalaman yang bertahun-tahun yang dapat dipertanggung jawabkan.

  c. Memiliki kompetensi yang didukung oleh suatu disiplin ilmu tertentu d. Memiliki kode etik yang dijadikan sebagai satu pedoman perilaku anggota beserta saksi yang jelas dan tegas terhadap pelang garan kode etik tersebut.

  e. Sebagai konsekuensi dari layanan dan prestasi yang dibe rikan kepada masyarakat, maka anggota profesi secara perorangan atau kelompok berhak memperoleh imbalan finansial atau material.

  Pendidik atau Guru adalah orang yang terdidik, dan terlatih dengan baik, memiliki kemampuan dan keahlian khusus dalam bidang keguruan sehingga ia mampu melakukan tugas dan fungsinya sebagai guru dengan baik Sedangkan guru merupakan seorang pendidik profesional yang bertugas mengajar, mendidik, membimbing dan mengarahkan peserta didiknya melalui jalur formal pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar dan pendidikan menengah ke atas.

  4. Pengertian Kompetensi Guru

  Kompetensi menurut Undang-Undang RI No. 14 Tahun 2005 Tentang guru dan dosen Pasal I ayat (10) adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam melaksanakan tugas keprofesionalan, jadi kompetensi merupakan sebuah penguasaan terhadap aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja dalam suatu pekerjaan. Sehingga kompetensi yang dimiliki oleh setiap pendidik atau guru akan menunjukkan kualitasnya sebagai guru yang profesional. Kompetensi merupakan seperangkat kemampuan yang harus dimiliki guru searah dengan kebutuhan pendidikan di sekolah. Kompetensi profesional adalah kompetensi atau kemampuan yang berhubungan dengan penyusunan tugas-tugas keguruan.

  5. Standarisasi Kompetensi Guru berdasarkan Undang-undang

  Adapun tujuan standar kompetensi guru ialah untuk menda pat- kan jaminan kualitas guru demi meningkatkan kualitas proses pem-

  METODIK: Jurnal Pendidikan Dasar, Volume 1, Nomor 1 Januari 2018

  8 be lajaran. Dengan adanya standar kompetensi guru, maka tujuan pembelajaran dapat mudah diterapkan dan sesuai dengan apa yang diharapkan.

  Dalam UU No. 14 Tahun 2005 pasal 10 ayat 1 tentang guru dan dosen menyatakan bahwa: Kompetensi guru sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 meliputi: kompetensi pedagogik, kom pe tensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profe sional yang diperoleh melalui pendidikan profesi. Adapun keempat standar kompetensi tersebut tertuang di dalam Peraturan Pemerin tah RI No. 74 Tahun 2008 tentang Guru Bagian Kesatu Pasal 3 ayat 4

  a. Kompetensi Pedagogik sebagaimana dimaksud pada ayat (2) merupakan kemampuan guru dalam pengelolaan pembelajaran peserta didik yang sekurang-kurangnya meliputi: pemahaman wawasan atau landasan kependidi kan, pemahaman terhadap peserta didik, pengembangan kurikulum atau silabus, perancangan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis, peman faatan teknologi pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktuali sasikan berbagai potensi yang dimilikinya.

  b. Kompetensi kepribadian sebagaimana dimaksud pada ayat (2) sekurang-kurangnya mencakup kepribadian yang: beriman dan bertaqwa; berakhlak mulia; arif dan bijaksana; demokratis; mantap; berwibawa; stabil; dewasa; jujur; sportif; menjadi teladan bagi peserta didik dan masyarakat; secara obyektif mengevaluasi kinerja sendiri; dan mengembangkan diri secara mandiri dan berkelanjutan, Zakiah Darajat dalam Syah (2000:225-226) menegaskan bahwa kepribadian itulah yang akan menentukan apakah ia menjadi pendidik dan pembina yang baik bagi anak didiknya, ataukah akan menjadi perusak atau penghancur bagi masa depan anak didiknya terutama bagi anak didik yang masih kecil (tingkat dasar) dan mereka yang sedang mengalami keguncangan jiwa (tingkat menengah).

  c. Kompetensi Sosial sebagaimana dimaksud pada ayat ( 2) merupakan kemampuan Guru sebagai bagian dari masyarakat yang sekurang- kurangnya meliputi kompetensi untuk: berkomunikasi lisan, tulis, dan/atau isyarat secara santun; menggunakan teknologi komunikasi

  METODIK: Jurnal Pendidikan Dasar, Volume 1, Nomor 1 Januari 2018

  9 P-ISSN: xxx-xxx, E-ISSN: 2615-3742 dan informasi secara fungsional; bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, pimpinan satuan pendidik, orang tua wali peserta didik; bergaul secara santun dengan masyarakat sekitar dengan mengindahkan norma serta sistem nilai yang berlaku; dan menerapkan

   prinsip persaudaraan sejati

  dan semangat kebersamaan. Surya (2003:138) mengemukakan kompetensi sosial adalah kemampuan yang diperlukan oleh seseorang agar berhasil dalam berhubungan dengan orang lain. Gumelar dan Dahyat (2002:127) merujuk pada pendapat Asian Institut for Teacher Education, menjelaskan kompetensi sosial guru adalah salah satu daya atau kemampuan guru untuk mempersiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang baik serta kemampuan untuk mendidik, membimbing masyarakat dalam menghadapi kehidupan di masa yang akan datang d. Kompetensi Profesional sebagaimana dimaksud ayat (2) merupakan kemampuan Guru dalam mengusai pengetahuan bidang ilmu pengetahuan, teknologi, dan/atau seni dan budaya yang diampunya yang sekurang-kurangnya meliputi penguasaan: materi pelajaran secara luas dan mendalam sesuai dengan standar isi program satuan pendidikan, mata pelajaran, dan/atau kelompok mata pelajaran yang akan diampu; dan konsep dan metode disiplin keilmuan, teknologi, atau seni yang relevan, yang secara konseptual menaungi atau koheren dengan program satuan pendidikan, mata pelajaran, dan/atau kelompok mata pelajaran yang akan diampu. Arikunto (1993:239) mengemukakan kompetensi profesional mengharuskan guru memiliki pengetahuan yang luas dan dalam tentang subjek materi (bidang studi) yang akan diajarkan serta penguasaan metodologi yaitu menguasai konsep teoritik, maupun memilih metode yang tepat dan mampu menggunakannya dalam proses belajar mengajar.

D. HASIL DAN PEMBAHASAN

  Berdasarkan data yang telah dikumpulkan melalui observasi, wawancara, studi kepustakaan dan juga dilengkapi dengan dokume ntasi. Hasil penelitian ini bahwa kualitas peserta didik menunjukkan

  METODIK: Jurnal Pendidikan Dasar, Volume 1, Nomor 1 Januari 2018

  10 peningkatan kemampuan belajar yang signifikan pada ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik, Ranah kognitif mencakup pengetahuan, penguasaan dan pemahaman, Ranah afektif mencakup sikap, aspirasi, perasaan, dorongan, dan nilai, Ranah psikomotor meliputi skill yang berkenaan dengan keterampilan produktif, teknik, fisik, sosial, manajerial, dan /atau intelek. Ketiga ranah tersebut berkaitan dengan materi/bahan belajar yang telah dipelajari dan kebermaknaannya dalam kehidupan peserta didik, begitu pun penampilan pendidik atau guru telah memahami prinsip dan langkah-langkah dalam perencanaan pembelajaran program standardisasi kompetensi guru. Dengan demikian, para pendidik atau guru telah mampu memahami betapa pentingnya perencanaan matang dalam suatu proses pembelajaran, dan juga yang sudah sesuai standar dan memiliki kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi profesional. Pelaksanaan program standardisasi kompetensi guru pada umumnya sama yaitu mengacu pada kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup serta diakhiri dengan evaluasi dan penilaian

E. SIMPULAN

  Pengembangan profesionalisme guru merupakan salah satu cara untuk meningkatkan kualitas pendidikan, sebab kualitasnya suatu lembaga pendidikan tergantung dari pada kualitas pendidik atau guru itu sendiri dan guru yang terbaik ialah guru yang profesionalis.

  Untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional yaitu dengan menciptakan tenaga pendidik atau guru yang profesional dalam upaya peningkatan mutu dan kualitas guru, sehingga masalah pendidikan di Indonesia dapat terselesaikan dengan baik, maka dibutuhkan peran serta dan keterlibatan langsung dari guru itu sendiri dan pemerintah.

  Upaya peningkatan kompetensi guru melalui berbagai cara antara lain: penentuan standar kompetensi, uji kompetensi dan ser tifikasi guru, penilaian kinerja guru, penataran/pelatihan guru, peningkatan kesejahteraan dan profesionalisme guru, studi lanjut, peningkatan kualitas LPTK penghasil guru dan lain-lain

  METODIK: Jurnal Pendidikan Dasar, Volume 1, Nomor 1 Januari 2018

  11 P-ISSN: xxx-xxx, E-ISSN: 2615-3742

DAFTAR PUSTAKA

  Ahmadi, A. Dan Nurboko. C, (1997) Metodologi penelitian, Jakarta: bumi Aksara

  Akhdinirwanto, R Wachid dan Ida Ayu Sayogyani. 2009.Cara Mudah

  Mengembangkan Profesi Guru. Yogyakarta: Pengurus Wilayah Agupena DIY dan Sabda Media

  Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur penelitian, suatu pendekatan praktik (edisi revisi IV), Jakarta: Rineka Cipta. Barthos, Basir. Drs. Manajemen Kearsipan, Cet. 4. Jakarta Bumi Aksara, 2003 Drs. Moh. Uzer Usman (1996: 15), Menjadi Guru Profesional, Bandung: PT.

  Remaja Rosdakarya Dri Atmaka (2004: 17) http://fajaranugrah06494.wordpress.com/30 okt 2014

  

http://dikdastika.wordpress.com/dri-atmaka-2/ pengembangan profesi guru

berbasis kompetensi

  Mulyasa. 2003. Kurikulum Berbasis Kompetensi, konsep, karakteristik dan

  Implementasi. Bandung: PT. Remaja Kompetensi

  Moleong, J.L.2000. Metode penelitian kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Mulyasa. 2005. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya.

  Mulyasa. 2009. Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru. Bandung: PT.

  Remaja Rosdakarya. Nurdin, Syafruddin, M. Pd. Dr. Prof. Guru Profesional. PT. Ciputat Press.

  Cet. III. Jakarta 2005 Saud, Udin Syaefudin. 2009. Pengembangan Profesi Guru. Bandung: Alfabeta Surachmad W, 1990, Metode Penelitian, Rineka Cipta, Jakarta Surya, 2003, https://rasto.wordpress.com/2008/01/31kompetensi- guru/ Trianto. 2010. Pengantar Penelitian Pendidikan bagi Pengembangan Profesi

  pendidikan dan tenaga kependidikan. Jakarta: Kencana Prenada

  Media Group

  METODIK: Jurnal Pendidikan Dasar, Volume 1, Nomor 1 Januari 2018

  12

Dokumen yang terkait

Analisis Komparasi Internet Financial Local Government Reporting Pada Website Resmi Kabupaten dan Kota di Jawa Timur The Comparison Analysis of Internet Financial Local Government Reporting on Official Website of Regency and City in East Java

19 819 7

Analisis Komposisi Struktur Modal Pada PT Bank Syariah Mandiri (The Analysis of Capital Structure Composition at PT Bank Syariah Mandiri)

23 288 6

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

MOTIF MAHASISWA BANYUMASAN MENYAKSIKAN TAYANGAN POJOK KAMPUNG DI JAWA POS TELEVISI (JTV)Studi Pada Anggota Paguyuban Mahasiswa Banyumasan di Malang

20 244 2

PEMAKNAAN MAHASISWA TENTANG DAKWAH USTADZ FELIX SIAUW MELALUI TWITTER ( Studi Resepsi Pada Mahasiswa Jurusan Tarbiyah Universitas Muhammadiyah Malang Angkatan 2011)

59 326 21

PENGARUH PENGGUNAAN BLACKBERRY MESSENGER TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU MAHASISWA DALAM INTERAKSI SOSIAL (Studi Pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Angkatan 2008 Universitas Muhammadiyah Malang)

127 505 26

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

Analisis terhadap hapusnya hak usaha akibat terlantarnya lahan untuk ditetapkan menjadi obyek landreform (studi kasus di desa Mojomulyo kecamatan Puger Kabupaten Jember

1 88 63

Hubungan Antara Kompetensi Pendidik Dengan Kecerdasan Jamak Anak Usia Dini di PAUD As Shobier Kecamatan Jenggawah Kabupaten Jember

4 116 4

IbM Pemanfaatan Biopestisida untuk Mengendalikan Hama Uret (Lepidiota stigma) Pada Tanaman Tebu

8 129 1