ANALISIS PESERTA DIDIK “Karakteristik Umum Peserta Didik (Usia, Gender, Latar Belakang)”
ANALISIS
PESERTA
DIDIK
“Karakteristik
Umum Peserta
Didik (Usia,
Gender, Latar
Belakang)”
Oleh :
Disusun
Nur Anna Irvanda 1215110550
Nurhasana Karunia 1215110578
TEKNOLOGI PENDIDIKAN
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah Yang Maha Esa atas segala Rahmat dan
Karunia-Nya yang telah diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah Analisis Peserta Didik tentang ”Karakteristik Umum Peserta
Didik (Usia, Gender, Latar Belakang” dengan baik dan tepat waktu.
Terima kasih tak lupa kami ucapkan kepada semua rekan-rekan
yang telah membantu dalam proses penyelesaian makalah ini serta
terima kasih atas bimbingannya kepada Ibu Dra. Suprayekti, M.Pd selaku
dosen pengampu mata kuliah Analisis Peserta Didik.
Kami
menyadari
manusia
tidak
luput
dari
kesalahan
dan
kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Oleh karena itu, kami
mengharapkan kritik dan saran yang dapat membangun untuk makalahmakalah yang akan datang. Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan
dapat digunakan dalam menambah pengetahuan.
Jakarta, Maret 2013
Penulis,
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR ..............................................................................................
........................... 2
DAFTAR
ISI ................................................................................................................
......
...................
3
BAB
I
PENDAHULUAN ........................................................................................
......................
.....
4
A. Latar
Belakang ............................................................................................
....... ...................
4
B. Tujuan ................................................................................................
.................................... 4
BAB
II
PEMBAHASAN ..........................................................................................
.........................
5
A. Pengertian
Karakteristik
Peserta
Didik ....................................................................
B. Karakteristik
Umum
Peserta
5
Didik
dari
Segi
Didik
dari
Segi
Usia ................................................ 5
C. Karakteristik
Umum
Peserta
Gender .......................................... 10
D. Karakteristik
Umum
Belakang ..........................
Peserta
12
Didik
dari
segi
Latar
BAB
II
PENUTUP ...................................................................................................
.......................... 14
Kesimpulan ..................................................................................................
................ 14
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Dalam proses pembelajaran terdapat beberapa komponen, salah
satu nya terdapat pendidik dan peserta didik serta tujuan yang ingin di
capai pada proses pembelajaran tertentu. Untuk menjalankan proses
pembelajaran yang optimal pendidik harus menganalisis peserta
didiknya
terlebih
dahulu
yang
meliputi
karakteristik
umum,
karakteristik akademik, maupun karakteristik uniknya yang dapat
mempengaruhi kemampuan, intelektual, dan proses belajarnya.
Dengan memahami karakteristik umum peserta didik, pendidik
akan dapat merancang pembelajaran yang kondusif yang akan
dilaksanakan. Rancangan pembelajaran yang kondusif akan mampu
meningkatkan motivasi belajar siswa sehingga mampu meningkatkan
proses dan hasil pembelajaran yang diinginkan.
Dalam pembahasan ini kita membahas tentang karakteristik
umum peserta didik yang mencakup usia, gender dan latar belakang
peserta didik.
B.
Tujuan
1. Dapat memahami karakteristik umum peserta didik dari segi usia
2. Dapat memahami karakteristik umum peserta didik dari segi gender
3. Dapat memahami karakteristik umum peserta didik dari segi latar
belakang
4. Dan dapat mengetahui implikasinya dalam proses pembelajaran
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Karakteristik Peserta Didik
Menurut Piuas Partanto, Dahlan (1994) Karakteristik berasal dari
kata karakter dengan arti tabiat/watak, pembawaan atau kebiasaan yang
dimiliki oleh individu yang relatif tetap.
Menurut Moh. Uzer Usman (1989) Karakteristik adalah mengacu
kepada karakter dan gaya hidup seseorang serta nilai-nilai yang
berkembang
secara
teratur
sehingga
tingkah
laku
menjadi
lebih
konsisten dan mudah di perhatikan.
Menurut Sudirman (1990) Karakteristik siswa adalah keseluruhan
pola kelakuan dan kemampuan yang ada pada siswa sebagai hasil dari
pembawaan
dari
lingkungan
sosialnya
sehingga
menentukan
pola
aktivitas dalam meraih cita-citanya.
Menurut Hamzah. B. Uno (2007) Karakteristik siswa adalah aspekaspek atau kualitas perseorangan siswa yang terdiri dari minat, sikap,
motivasi belajar, gaya belajar kemampuan berfkir, dan kemampuan awal
yang dimiliki.
Siswa atau anak didik adalah setiap orang yang menerima
pengaruh dari seseorang atau sekelompok orang yang menjalankan
pendidikan. Anak didik adalah unsur penting dalam kegiatan interaksi
edukatif
karena
sebagai
pokok
persoalan
dalam
semua
aktiftas
pembelajaran (Saiful Bahri Djamarah, 2000)
Menurut kelompok kami karakteristik umum peserta didik ialah
karakter/gaya hidup individu secara umum (yang dipengaruhi oleh usia,
gender, latar belakang) yang telah dibawa sejak lahir dan dari
lingkungan sosialnya untuk menantukan kualitas hidupnya.
B.
Karakteristik Umum Peserta Didik dari Segi Usia
Fase- Fase Perkembangan Manusia
1. Permulaan kehidupan (konsepsi)
2. Fase prenatal (dalam kandungan)
3. Proses kelahiran (± 0-9 bulan)
4. Masa bayi/anak balita (± 0-1 tahun)
5. Masa kanak-kanak (± 1-5 tahun)
6. Masa anak-anak (± 5-12 tahun)
7. Masa remaja (± 12-18 tahun)
8. Masa dewasa awal (± 18-25 tahun)
9. Masa dewasa (± 25-45)
10. Masa dewasa akhir (± 45- 55)
11. Masa akhir kehidupan (± 55 tagu ke atas)
Pada pembahasan ini, kami hanya membahas materi sejak masa
kanak-kanak hingga masa dewasa awal saja sesuai usia pendidikan.
Ada beberapa aspek yang dipengaruhi oleh usia :
1. Aspek Fisik
Secara Anatomis
Perubahan kuantitatif struktur tulang
Indeks tinggi dan berat badan
Proporsi antar bagian
Secara Fisiologi
Pada masa bayi (± 0-1 tahun) tulangnya masih lentur
dan berpori, persambungannya masih longgar) dengan
BB : 2-4 kg, TB : 50-60 cm
Masa kanak-kanak, BB : 12-15 kg TB : 90-120 cm
Masa remaja awal, BB : 30-40 kg TB : 140-160 cm
Selanjutnya
keceptan
berangsur
menurun
bahkan
menjadi mapan. Proporsi tinggi kepala, badan bayi dan anak
sekita 1:4 menjelang dewasa menjadi 1:8 atau 0.
2. Aspek Intelektual
Menurut John dan Conrad :
Laju perkembangan intelegensi berlangsung sangat pesat
sampai masa remaja awal, setelah itu kepesatannya langsung
menurun.
Puncak perkembangan pada umumnya dicapai dipenghujung
masa
remaja
akhir
(sekitar
usia
20-an),
selanjutnya
perubahan-perubahan masa tipis berlangsung sampai dengan
usia 50 tahun. Setelah itu terjadi plateau (mapan)sampai usia
60
tahun
untuk
selanjutnya
berangsur-angsur
turun
(deklinasi).
Terdapat variasi dalam waktu dan laju kecepatan deklinasi
menurut jenis-jenis kecakapan tertentu.
3. Aspek Sosial
Masa kanak-kanak awal (0-3 tahun) : subjektif
Masa krisis (3-4 tahun) : trotz alter
Masa kanak-kanak akhir (4-6 tahun) : subjektif menuju objktif
Masa anak sekolah (6-12 tahun) : objektif
Masa kritis II (12-13 tahun) : pre-puber (anak tanggung)
4. Aspek Psikososial
Menurut Eric Erikson :
Anak adalah makhluk yang aktif dan penjelajah yang adaptif
Ego berfungsi untuk memahami realitas dunia sosial
Secara mendasar manusia adalah makhluk yang rasional,
pikiran, perasaan, dan tindakannya sebagian besar dikontrol
ole ego
Prinsip epigenetik
Delapan tahap perkembangan psikososial :
Basic trust Vs Mistrust (± sejak lahir – 1 tahun)
Autonomy Vs Shame Doubt (± 2-3 tahun)
Initiative Vs Guilt (± 4-5 tahun)
Industry Vs Inferiority (± 6 tahun – pubertas)
Identity & Repudiation Vs Identity Difusion (masa remaja)
Intimacy % Solidarity Vs Isolation (masa muda)
Generativity Vs Stagnation & Self Absorption (masa dewasa)
Integrity Vs Despair (masa tua)
5. Aspek Perspektif Kognitif
Menurut Jean Piaget :
Suatu fungsi kehidupan yang mendasar yang membantu
organisme untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
Tujuan
aktivitas
keseimbangan.
intelektual
adalah
untuk
mencapai
Lingkungan adalah suatu tempat yang menarik 7 penuh
dengan berbagai rangsangan baru yang tidak segera dapat
dipahami anak yang aktif dengan penuh rasa ingin tahu.
Sutu atribut yang sangat majemuk, yang terdiri dari 3
komponen yang saling berhubungan yaitu isi intelegensi,
struktur kognitif, dan fungsi intelektual.
Tingkat perkembangan Kognitif :
Periode sensori motor (± sejak lahir – 2 tahun)
Periode praoperasional (± 2-7 tahun)
Periode operasional konkret (± 7-11 tahun)
Periode operasional formal (± 11-15 tahun)
Menurut Kurnia (2007) :
Karakteristik atau kepribadian seseorang dapat berkembang secara
bertahap. Berikut ini adalah krakteristik perkembangan pada masa anak
samapai masa puber.
Krakteristik perkembangan masa anak awal (2-6 tahun)
Masa anak awal berlangsung dari usia 2-6 tahun, yaitu
setelah anak meninggalkan masa bayi dan mulai mengikuti
pendidikan formal di SD. Tekanan dan harapan sosial untuk
mengikuti pendidikan sekolah menyebabkan perubahan perilaku,
minat, dan nilai pada diri anak. Pada masa ini, anak sedang dalam
proses
pengembangan kepribadian yang unik
dan menuntut
kebebasan. Perilaku anak sulit diatur, bandel, keras kepala, dan
sering membantah dan melawan orang tua. Hal ini memang sangat
menyulitkan para pendidik. Tak heran, apabila para guru Playgroup
sampai
SD
harus
lebih
bersabar
dalam
melangsungkan
pembelajaran atau mendidik siswa. Disiplin mulai bisa diterapkan
pada anak sehingga anak dapat mulai belajar hidup secara tertib.
Dan
sikap
para
pedidik
sangat
berpengaruh
terhadap
perkembangan anak.
Krakteristik perkembangan masa anak akhir (6-12 tahun)
Karakteristik atau ciri-ciri periode masa anak akhir, sama
halnya
dengan
ciri-ciri
periode
masa
anak
awal
dengan
memperhatikan sebutan atau label yang digunakan pendidik. Orang
tua atau pendidik menyebut masa anak akhir sebagai masa yang
menyulitkan karena pada masa ini anak lebih banyak dipengaruhi
oleh teman-teman sebaya daripada oleh orang tuanya. Kebanyakan
anak pada masa ini juga kurang memperhatikan dan tidak
bertanggung jawab terhadap pakaian dan benda-benda miliknya.
Para pendidik memberi sebutan anak usia sekolah dasar, karena
pada rentang usia ini (6-12 tahun) anak bersekolah di sekolah
dasar. Di sekolah dasar, anak diharapkan memperoleh dasar-dasar
pengetahuan dan keterampilan yang dianggap penting untuk
keberhasilan
melanjutkan
studi
dan
penyesuaian
diri
dalam
kehidupannya kelak.
Krakteristik perkembangan masa puber (11/12 – 14/15 tahun)
Masa puber adalah suatu periode tumpang tindih antara
masa anak akhir dan masa remaja awal. Periode ini terbagi atas
tiga tahap, yaitu tahap: prapuber, puber, dan pascapuber. Tahap
prapuber bertumpang tindih dengan dua tahun terakhir masa anak
akhir. Tahap puber terjadi pada batas antara periode anak dan
remaja, di mana ciri kematangan seksual semakin jelas (haid dan
mimpi basah). Tahap pascapuber bertumpang tindih dengan dua
tahun pertama masa remaja. Waktu masa puber relatif singkat (2-4
tahun) ini terjadi pertumbuhan dan perubahan yang sangat pesat
dan mencolok dalam proporsi tubuh, sehingga menimbulkan
keraguan dan perasaan tidak aman pada anak puber. Peubahan
fsik dan sikap puber ini berakibat pula pada menurunnya prestasi
belajar, permasalahan yang terkait dengan penerimaan konsep diri,
serta persoalan dalam berhubungan dengan orang di sekitarnya.
Orang dewasa maupun pendidik perlu memahami sikap perilaku
anak puber yang kadang menaik diri, emosional, perilaku negative
dan lain-lain, serta membantunya agar anak dapat menerima peran
seks dalam kehidupan bersosialisasi dengan orang atau masyarakat
di sekitarnya.
C.
Karakteristik Umum Peserta Didik dari Segi Gender
Bebrapa para ahli mengatakan bahwa perbedaan gender dalam
kaitannya dengan kognisi dan prestasi mungkin bersifat situasional.
Perbedaan itu bervariasi menurut waktu dan tempat (Biklen &Pollard,
2001) dan mungkin berinteraksi dengan ras dan kelas sosial (Pollard,
1998). Penulis Boys and Girls Learn Diferently mengatakan bahwa
perbedaan antara anak laki-laki dan anak perempuan memang ada akibat
perbedaan dalam otak mereka.
Perbedaan Anak Perempuan dengan Anak Laki-Laki
Menurut Diane (1995, 1996), ada beberapa perbedaan anak
perempuan dan anak laki-laki, anak perempuan menunjukkan
kinerja yang lebih baik di bidang seni bahasa, pemahaman bacaan,
dan komunikasi tertulis dan lisan. Sedangkan anak laki-laki terlihat
sedikit unggul di bidang matematika dan penalaran matematis.
Menurut Ormrod (2000) :
Fitur
Anak
Anak Laki-Laki
Perempuan
Implikasi untuk
Pendidikan
Kemampua
Lebih
baik Lebih
baik Berharap anak laki-laki
n Kognitif
dalam
tugas- dalam
dan perempuan memiliki
tugas verbal
Fisik
Sebelum
keterampilan
kemampuan
visual-spasial
yang sama
Setelah
Mengasusmsikan
kognitif
kedua
pubertas
pubertas,
kapabilitasnya
unggul
sama
hal tinggi badan berbagai
dan
lebih gender memiliki potendi
dalam untuk
mengembangkan
keterampilan
kekuatan fsik dan motorik
otot
Motivasi
Peduli
pada Usaha
prestasi
yang Mendorong
kedua
besar di subjek- gender unggul disemua
sekolah, tetapi subjek
subjek.
kurang
stereotip
berani “stereotipikal
mengambil
Menghindari
laki-laki”
resiko
Self-Esteem
Cenderung
Lebih
melihat
diriny rasa
sendiri
lebih diri
kompeten
memiliki Menunjukkan
percaya semua
bahwa
untuk mereka bisa berhasil di
di mrngrndalikan
bidang
dan
hubungan
masalah.
interpersonal
siswa
kepada
bidang-bidang
yang
mengatasi kontrastereotip
Lebih
menilai
kinerjanya
sendiri
secara
positif
Aspirasi
Cenderung
Karier
melihat dirinya ekspektasi
lebih
collage-
bound.
yang
karier
tidak
akan
mengganggu
peran
jangka
yang
Cenderung
melihat
Memiliki
mereka
tinggi
Menunjukkan
otang-
orang yang sukses dalam
panjang karier di semua bidang
lebih sekaligus dalam keluarga
untuk
dirinya sendiri
di masa depan.
Hubungan
Cenderung
Interperson
lebih
al
dan
Cenderung
afliatif menunjukkan
Mengajari kedua gender
cara-cara
lebih agresi fsik yang dengan
banyak
lebih tinggi
berinteraksi
baik
dan
memeberikan lingkungan
membentuk
yang
kooperatif
hubungan
mengakomodasi
dekat.
kecenderungan
untuk
afliatif
anak perempuan.
Nyaman
berada
di
situasi
yang
kompetitif dan
menyukai
lingkungan
yang
kooperatif
D.
Karakteristik Umum Peserta Didik dari Segi Latar
Belakang
Budaya, Etnis, Ras
Budaya mengacu pada bagaimana anggota-anggota suatu
kelompok memikirkan tentang tidakan sosial dan resolusi masalah.
Sedangkan etnis mengacu pada kelompok-kelompok yang memiliki
warisan
budaya
yang
sama.
Ras
mengacu
pada
kelompok-
kelompok yang memiliki cciri-ciri sifat biologis yang sama.
Budaya menggambarkan istilah way of life kelompok secara
keseluruhan termasuk sejarah, tradisi, sikap dan nilai-nilai. Budaya
adalah bagiamana anggota-anggota suatu kelompok berpikir dan
cara yang mereka lakukan untuk mengatasi masalah dalam
kehidupan kolektif. Budaya adalah sesuatu yang dipelajari dan
selalu berubah, tidak pernah statis.
Etnis mengacu pada kelompok yang memiliki bahasa dan
identitas yang sama. Misalnya orang-orang yang memiliki suku
yang sama, keturunan jawa, padang, melayu, batak, dll meskipun
dalam
satu
diberikan
kebangsaan
kepada
Indonesia.
Ras
kelompok-kelompok
adalah
yang
istilah
memilki
yang
ciri-ciri
biologis yang sama.
Dalam proses pembelajaran, banyak siswa yang beragam
budaya, etnis dan ras, dengan demikian terjadilah proses akulturasi
antar siswa. Untuk menangani siswa yang beragam guru harus
mengembangkan kondisi kelas dengan strategi pembelajaran yang
dapat merespon beragam kebutuhan siswa, terlepas dari latar
belakang
rasial
atau
etniknya
dan
memastikan
bahwa
kurikulumnya adil dan relean secara kultural. Guru harus peka
terhadap dasar perbedaan budaya yang dapat mempengaruhi siswa
dikelas.
Perbedaan Kelas Sosial
Beberapa karakteristik yang menentukan identifkasi kelas
sosial seseorang adalah : pekerjaan, penghasilan, kekuasaan
politis, dll. Hal ini mempengaruhi proses belajar siswa. Ada
beberapa
contoh
efek
dari
perbedaan
kelas
sosial
yaitu,
pengelompokkan berdasarkan kelas sosial, ini cenderung akan
mempengaruhi psikis siswa yang kelas sosialnya rendah. Sehingga
dapat terjadi perbedaan prestasi antara kelas sosial tingga dengan
kelas
sosial
rendah.
(1996)menunjukkan
Namun
bagaimana
The
Culture
belajar
of
bersifat
Education
sosial
dan
bagaimana intelegensi tumbuh selama orang saling berinteraksi di
masyarakat.
E.
Implikasi Terhadap Penyelenggaraan Pendidikan
Faktor Fisik
Dalam penyelenggaraan pendidikan, perlu diperhatikn sarana
dan prasarana yang ada jangan sampai menimbulkan gangguan
pada peserta didik. Misalnya: tempat didik yang kurang seuai,
ruangan yang gelap dan terlalu sempit yang dapat menimbulkan
gangguan kesehatan. Disamping itu juga perlu diperhatikan waktu
istirahat yang cukup. Penting juga untuk menjaga supaya fsik
tetap sehat adanya jam-jam olah raga bagi peserta didik di luar jam
pelajaran. Misalnya: melalui kegiatan ekstra kurikuler kelompok
olah raga, bela diri, dan sejenisnya.
Faktor Psikososial
Perkembangan emosi peserta didik sengat erat kaitannya
dengan
faktor-faktor:
perubahan
jasmani,
perubahan
dalam
hubungannya dengan orang tua, perubahan dalam hubungannya
dalam teman-teman, perubahan pandangan luar (dunia luar) dan
perubahan dalam hubungannya dengan sekolah. Oleh karena itu
perbedaan
individual
dalam
perkembangan
emosi
sangat
dimungkinkan terjadi, bahkan diramalkan pasti dapat terjadi.
Dalam rangka menghadapi luapan emosi remaja, sebaiknya
ditangani dengan sikap yang tenang dan santai. Orang tua dan
pendidik harus bersikap tenang, bersuasana hati baik dan penuh
pengertian. Orang tua dan pendidik sedapat mungkin tidak
memperlihatkan kegelisahannya maupun ikut terbawa emosinya
dalam menghadapi emosi remaja.
Dengan singkat dapat dikatakan bahwa untuk mengurangi
luapan emosi peserta didik perlu dihindari larangan yang tidak
terlalu penting. Mengurangi pembatasan dan tututan terhadap
remaja harus disesuaikan dengan kemampuan mereka. Sebaiknya
memberi tugas yang dapat diselesaikan dan jangan memberi tugas
dan peraturan yang tidak mungkin di lakukan.
Faktor Sosial-Kulture
Usia
remaja
adalah
usia
yang
sedang
tumbuh
dan
berkembang baik secara kuantitatif maupun secara kualitatif, baik
fsik maupun psikisnya. Menganggap dirinya bukan anak-anak lagi,
tetapi sekelilingnya menganggap mereka belum dewasa. Dengan
beberapa problem yang dialaminya pada masa ini, akibatnya
mereka
melepaskan
diri
dari
orang
tau
dan
mengarahkan
perhatiannya pada lingkuan di luar keluarganya untuk bergabung
dengan teman sekebudayaannya, guru dan sebagainya. Lingkungan
teman memgang peranan dalam kehidupan remaja.
Selanjutnya sekolah sebagai lembaga pendidikan formal yang
diserahi tugas untuk mendidik, tidak kecil peranannya dalam
rangka mengembangkan hubungan sosial peserta didik. Jika dalam
hal ini guru tetap berpegang sebagai tokoh intelektual dan tokoh
otoritas yang memegang kekuasaan penuh sepeerti ketika anakanak belum menginjak remaja, maka sikap sosial atau hubungan
sosial anak akan sulit untuk dikembangkan.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Dalam pengelolaan proses pembelajaran guru harus memiliki
kemampuan mendesain program, menguasai materi pelajaran, mampu
menciptakan kondisi kelas yang kondusif, terampil memanfaatkan media
dan memilih sumber, memahami cara atau metode yang digunakan
sesuai kebutuhan dari karakteristik anak.
Berdasarkan pembahasan diatas dapat kami simpulkan bahwa
memahami karakteristik umum peserta didik khususnya dari segi usia,
gender dan latar belakang sangatlah penting bagi pendidik yang
mengajar dengan beragam karakateristik siswa. Guru akan dapat
mengetahui bagaimana mengatasi karakteristik siswa pada usianya,
menangani adanya perbedaan gender pada siswa serta perbedaan latar
belakang siswa (budaya, etnik, ras, kelas sosial) sehingga guru dapat
menyelenggarakan pendidikan secara optimal.
DAFTAR PUSTAKA
Modul Psikologi Perkembangan, Universitas Negeri Jakarta, 2004
Richard I. Arends, Learning To Teach, Pustaka Pelajar, Yogyakarta,
2008
http://www.scribd.com/doc/86538676/Karakteristik-Peserta-Didik-DalamProses-Pembelajaran
http://guru-ina.blogspot.com/2012/03/karakteristik-siswa.html
http://onnyrudianto.wordpress.com/2011/07/24/beberapa-karakter-pesertadidik/
PESERTA
DIDIK
“Karakteristik
Umum Peserta
Didik (Usia,
Gender, Latar
Belakang)”
Oleh :
Disusun
Nur Anna Irvanda 1215110550
Nurhasana Karunia 1215110578
TEKNOLOGI PENDIDIKAN
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah Yang Maha Esa atas segala Rahmat dan
Karunia-Nya yang telah diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah Analisis Peserta Didik tentang ”Karakteristik Umum Peserta
Didik (Usia, Gender, Latar Belakang” dengan baik dan tepat waktu.
Terima kasih tak lupa kami ucapkan kepada semua rekan-rekan
yang telah membantu dalam proses penyelesaian makalah ini serta
terima kasih atas bimbingannya kepada Ibu Dra. Suprayekti, M.Pd selaku
dosen pengampu mata kuliah Analisis Peserta Didik.
Kami
menyadari
manusia
tidak
luput
dari
kesalahan
dan
kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Oleh karena itu, kami
mengharapkan kritik dan saran yang dapat membangun untuk makalahmakalah yang akan datang. Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan
dapat digunakan dalam menambah pengetahuan.
Jakarta, Maret 2013
Penulis,
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR ..............................................................................................
........................... 2
DAFTAR
ISI ................................................................................................................
......
...................
3
BAB
I
PENDAHULUAN ........................................................................................
......................
.....
4
A. Latar
Belakang ............................................................................................
....... ...................
4
B. Tujuan ................................................................................................
.................................... 4
BAB
II
PEMBAHASAN ..........................................................................................
.........................
5
A. Pengertian
Karakteristik
Peserta
Didik ....................................................................
B. Karakteristik
Umum
Peserta
5
Didik
dari
Segi
Didik
dari
Segi
Usia ................................................ 5
C. Karakteristik
Umum
Peserta
Gender .......................................... 10
D. Karakteristik
Umum
Belakang ..........................
Peserta
12
Didik
dari
segi
Latar
BAB
II
PENUTUP ...................................................................................................
.......................... 14
Kesimpulan ..................................................................................................
................ 14
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Dalam proses pembelajaran terdapat beberapa komponen, salah
satu nya terdapat pendidik dan peserta didik serta tujuan yang ingin di
capai pada proses pembelajaran tertentu. Untuk menjalankan proses
pembelajaran yang optimal pendidik harus menganalisis peserta
didiknya
terlebih
dahulu
yang
meliputi
karakteristik
umum,
karakteristik akademik, maupun karakteristik uniknya yang dapat
mempengaruhi kemampuan, intelektual, dan proses belajarnya.
Dengan memahami karakteristik umum peserta didik, pendidik
akan dapat merancang pembelajaran yang kondusif yang akan
dilaksanakan. Rancangan pembelajaran yang kondusif akan mampu
meningkatkan motivasi belajar siswa sehingga mampu meningkatkan
proses dan hasil pembelajaran yang diinginkan.
Dalam pembahasan ini kita membahas tentang karakteristik
umum peserta didik yang mencakup usia, gender dan latar belakang
peserta didik.
B.
Tujuan
1. Dapat memahami karakteristik umum peserta didik dari segi usia
2. Dapat memahami karakteristik umum peserta didik dari segi gender
3. Dapat memahami karakteristik umum peserta didik dari segi latar
belakang
4. Dan dapat mengetahui implikasinya dalam proses pembelajaran
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Karakteristik Peserta Didik
Menurut Piuas Partanto, Dahlan (1994) Karakteristik berasal dari
kata karakter dengan arti tabiat/watak, pembawaan atau kebiasaan yang
dimiliki oleh individu yang relatif tetap.
Menurut Moh. Uzer Usman (1989) Karakteristik adalah mengacu
kepada karakter dan gaya hidup seseorang serta nilai-nilai yang
berkembang
secara
teratur
sehingga
tingkah
laku
menjadi
lebih
konsisten dan mudah di perhatikan.
Menurut Sudirman (1990) Karakteristik siswa adalah keseluruhan
pola kelakuan dan kemampuan yang ada pada siswa sebagai hasil dari
pembawaan
dari
lingkungan
sosialnya
sehingga
menentukan
pola
aktivitas dalam meraih cita-citanya.
Menurut Hamzah. B. Uno (2007) Karakteristik siswa adalah aspekaspek atau kualitas perseorangan siswa yang terdiri dari minat, sikap,
motivasi belajar, gaya belajar kemampuan berfkir, dan kemampuan awal
yang dimiliki.
Siswa atau anak didik adalah setiap orang yang menerima
pengaruh dari seseorang atau sekelompok orang yang menjalankan
pendidikan. Anak didik adalah unsur penting dalam kegiatan interaksi
edukatif
karena
sebagai
pokok
persoalan
dalam
semua
aktiftas
pembelajaran (Saiful Bahri Djamarah, 2000)
Menurut kelompok kami karakteristik umum peserta didik ialah
karakter/gaya hidup individu secara umum (yang dipengaruhi oleh usia,
gender, latar belakang) yang telah dibawa sejak lahir dan dari
lingkungan sosialnya untuk menantukan kualitas hidupnya.
B.
Karakteristik Umum Peserta Didik dari Segi Usia
Fase- Fase Perkembangan Manusia
1. Permulaan kehidupan (konsepsi)
2. Fase prenatal (dalam kandungan)
3. Proses kelahiran (± 0-9 bulan)
4. Masa bayi/anak balita (± 0-1 tahun)
5. Masa kanak-kanak (± 1-5 tahun)
6. Masa anak-anak (± 5-12 tahun)
7. Masa remaja (± 12-18 tahun)
8. Masa dewasa awal (± 18-25 tahun)
9. Masa dewasa (± 25-45)
10. Masa dewasa akhir (± 45- 55)
11. Masa akhir kehidupan (± 55 tagu ke atas)
Pada pembahasan ini, kami hanya membahas materi sejak masa
kanak-kanak hingga masa dewasa awal saja sesuai usia pendidikan.
Ada beberapa aspek yang dipengaruhi oleh usia :
1. Aspek Fisik
Secara Anatomis
Perubahan kuantitatif struktur tulang
Indeks tinggi dan berat badan
Proporsi antar bagian
Secara Fisiologi
Pada masa bayi (± 0-1 tahun) tulangnya masih lentur
dan berpori, persambungannya masih longgar) dengan
BB : 2-4 kg, TB : 50-60 cm
Masa kanak-kanak, BB : 12-15 kg TB : 90-120 cm
Masa remaja awal, BB : 30-40 kg TB : 140-160 cm
Selanjutnya
keceptan
berangsur
menurun
bahkan
menjadi mapan. Proporsi tinggi kepala, badan bayi dan anak
sekita 1:4 menjelang dewasa menjadi 1:8 atau 0.
2. Aspek Intelektual
Menurut John dan Conrad :
Laju perkembangan intelegensi berlangsung sangat pesat
sampai masa remaja awal, setelah itu kepesatannya langsung
menurun.
Puncak perkembangan pada umumnya dicapai dipenghujung
masa
remaja
akhir
(sekitar
usia
20-an),
selanjutnya
perubahan-perubahan masa tipis berlangsung sampai dengan
usia 50 tahun. Setelah itu terjadi plateau (mapan)sampai usia
60
tahun
untuk
selanjutnya
berangsur-angsur
turun
(deklinasi).
Terdapat variasi dalam waktu dan laju kecepatan deklinasi
menurut jenis-jenis kecakapan tertentu.
3. Aspek Sosial
Masa kanak-kanak awal (0-3 tahun) : subjektif
Masa krisis (3-4 tahun) : trotz alter
Masa kanak-kanak akhir (4-6 tahun) : subjektif menuju objktif
Masa anak sekolah (6-12 tahun) : objektif
Masa kritis II (12-13 tahun) : pre-puber (anak tanggung)
4. Aspek Psikososial
Menurut Eric Erikson :
Anak adalah makhluk yang aktif dan penjelajah yang adaptif
Ego berfungsi untuk memahami realitas dunia sosial
Secara mendasar manusia adalah makhluk yang rasional,
pikiran, perasaan, dan tindakannya sebagian besar dikontrol
ole ego
Prinsip epigenetik
Delapan tahap perkembangan psikososial :
Basic trust Vs Mistrust (± sejak lahir – 1 tahun)
Autonomy Vs Shame Doubt (± 2-3 tahun)
Initiative Vs Guilt (± 4-5 tahun)
Industry Vs Inferiority (± 6 tahun – pubertas)
Identity & Repudiation Vs Identity Difusion (masa remaja)
Intimacy % Solidarity Vs Isolation (masa muda)
Generativity Vs Stagnation & Self Absorption (masa dewasa)
Integrity Vs Despair (masa tua)
5. Aspek Perspektif Kognitif
Menurut Jean Piaget :
Suatu fungsi kehidupan yang mendasar yang membantu
organisme untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
Tujuan
aktivitas
keseimbangan.
intelektual
adalah
untuk
mencapai
Lingkungan adalah suatu tempat yang menarik 7 penuh
dengan berbagai rangsangan baru yang tidak segera dapat
dipahami anak yang aktif dengan penuh rasa ingin tahu.
Sutu atribut yang sangat majemuk, yang terdiri dari 3
komponen yang saling berhubungan yaitu isi intelegensi,
struktur kognitif, dan fungsi intelektual.
Tingkat perkembangan Kognitif :
Periode sensori motor (± sejak lahir – 2 tahun)
Periode praoperasional (± 2-7 tahun)
Periode operasional konkret (± 7-11 tahun)
Periode operasional formal (± 11-15 tahun)
Menurut Kurnia (2007) :
Karakteristik atau kepribadian seseorang dapat berkembang secara
bertahap. Berikut ini adalah krakteristik perkembangan pada masa anak
samapai masa puber.
Krakteristik perkembangan masa anak awal (2-6 tahun)
Masa anak awal berlangsung dari usia 2-6 tahun, yaitu
setelah anak meninggalkan masa bayi dan mulai mengikuti
pendidikan formal di SD. Tekanan dan harapan sosial untuk
mengikuti pendidikan sekolah menyebabkan perubahan perilaku,
minat, dan nilai pada diri anak. Pada masa ini, anak sedang dalam
proses
pengembangan kepribadian yang unik
dan menuntut
kebebasan. Perilaku anak sulit diatur, bandel, keras kepala, dan
sering membantah dan melawan orang tua. Hal ini memang sangat
menyulitkan para pendidik. Tak heran, apabila para guru Playgroup
sampai
SD
harus
lebih
bersabar
dalam
melangsungkan
pembelajaran atau mendidik siswa. Disiplin mulai bisa diterapkan
pada anak sehingga anak dapat mulai belajar hidup secara tertib.
Dan
sikap
para
pedidik
sangat
berpengaruh
terhadap
perkembangan anak.
Krakteristik perkembangan masa anak akhir (6-12 tahun)
Karakteristik atau ciri-ciri periode masa anak akhir, sama
halnya
dengan
ciri-ciri
periode
masa
anak
awal
dengan
memperhatikan sebutan atau label yang digunakan pendidik. Orang
tua atau pendidik menyebut masa anak akhir sebagai masa yang
menyulitkan karena pada masa ini anak lebih banyak dipengaruhi
oleh teman-teman sebaya daripada oleh orang tuanya. Kebanyakan
anak pada masa ini juga kurang memperhatikan dan tidak
bertanggung jawab terhadap pakaian dan benda-benda miliknya.
Para pendidik memberi sebutan anak usia sekolah dasar, karena
pada rentang usia ini (6-12 tahun) anak bersekolah di sekolah
dasar. Di sekolah dasar, anak diharapkan memperoleh dasar-dasar
pengetahuan dan keterampilan yang dianggap penting untuk
keberhasilan
melanjutkan
studi
dan
penyesuaian
diri
dalam
kehidupannya kelak.
Krakteristik perkembangan masa puber (11/12 – 14/15 tahun)
Masa puber adalah suatu periode tumpang tindih antara
masa anak akhir dan masa remaja awal. Periode ini terbagi atas
tiga tahap, yaitu tahap: prapuber, puber, dan pascapuber. Tahap
prapuber bertumpang tindih dengan dua tahun terakhir masa anak
akhir. Tahap puber terjadi pada batas antara periode anak dan
remaja, di mana ciri kematangan seksual semakin jelas (haid dan
mimpi basah). Tahap pascapuber bertumpang tindih dengan dua
tahun pertama masa remaja. Waktu masa puber relatif singkat (2-4
tahun) ini terjadi pertumbuhan dan perubahan yang sangat pesat
dan mencolok dalam proporsi tubuh, sehingga menimbulkan
keraguan dan perasaan tidak aman pada anak puber. Peubahan
fsik dan sikap puber ini berakibat pula pada menurunnya prestasi
belajar, permasalahan yang terkait dengan penerimaan konsep diri,
serta persoalan dalam berhubungan dengan orang di sekitarnya.
Orang dewasa maupun pendidik perlu memahami sikap perilaku
anak puber yang kadang menaik diri, emosional, perilaku negative
dan lain-lain, serta membantunya agar anak dapat menerima peran
seks dalam kehidupan bersosialisasi dengan orang atau masyarakat
di sekitarnya.
C.
Karakteristik Umum Peserta Didik dari Segi Gender
Bebrapa para ahli mengatakan bahwa perbedaan gender dalam
kaitannya dengan kognisi dan prestasi mungkin bersifat situasional.
Perbedaan itu bervariasi menurut waktu dan tempat (Biklen &Pollard,
2001) dan mungkin berinteraksi dengan ras dan kelas sosial (Pollard,
1998). Penulis Boys and Girls Learn Diferently mengatakan bahwa
perbedaan antara anak laki-laki dan anak perempuan memang ada akibat
perbedaan dalam otak mereka.
Perbedaan Anak Perempuan dengan Anak Laki-Laki
Menurut Diane (1995, 1996), ada beberapa perbedaan anak
perempuan dan anak laki-laki, anak perempuan menunjukkan
kinerja yang lebih baik di bidang seni bahasa, pemahaman bacaan,
dan komunikasi tertulis dan lisan. Sedangkan anak laki-laki terlihat
sedikit unggul di bidang matematika dan penalaran matematis.
Menurut Ormrod (2000) :
Fitur
Anak
Anak Laki-Laki
Perempuan
Implikasi untuk
Pendidikan
Kemampua
Lebih
baik Lebih
baik Berharap anak laki-laki
n Kognitif
dalam
tugas- dalam
dan perempuan memiliki
tugas verbal
Fisik
Sebelum
keterampilan
kemampuan
visual-spasial
yang sama
Setelah
Mengasusmsikan
kognitif
kedua
pubertas
pubertas,
kapabilitasnya
unggul
sama
hal tinggi badan berbagai
dan
lebih gender memiliki potendi
dalam untuk
mengembangkan
keterampilan
kekuatan fsik dan motorik
otot
Motivasi
Peduli
pada Usaha
prestasi
yang Mendorong
kedua
besar di subjek- gender unggul disemua
sekolah, tetapi subjek
subjek.
kurang
stereotip
berani “stereotipikal
mengambil
Menghindari
laki-laki”
resiko
Self-Esteem
Cenderung
Lebih
melihat
diriny rasa
sendiri
lebih diri
kompeten
memiliki Menunjukkan
percaya semua
bahwa
untuk mereka bisa berhasil di
di mrngrndalikan
bidang
dan
hubungan
masalah.
interpersonal
siswa
kepada
bidang-bidang
yang
mengatasi kontrastereotip
Lebih
menilai
kinerjanya
sendiri
secara
positif
Aspirasi
Cenderung
Karier
melihat dirinya ekspektasi
lebih
collage-
bound.
yang
karier
tidak
akan
mengganggu
peran
jangka
yang
Cenderung
melihat
Memiliki
mereka
tinggi
Menunjukkan
otang-
orang yang sukses dalam
panjang karier di semua bidang
lebih sekaligus dalam keluarga
untuk
dirinya sendiri
di masa depan.
Hubungan
Cenderung
Interperson
lebih
al
dan
Cenderung
afliatif menunjukkan
Mengajari kedua gender
cara-cara
lebih agresi fsik yang dengan
banyak
lebih tinggi
berinteraksi
baik
dan
memeberikan lingkungan
membentuk
yang
kooperatif
hubungan
mengakomodasi
dekat.
kecenderungan
untuk
afliatif
anak perempuan.
Nyaman
berada
di
situasi
yang
kompetitif dan
menyukai
lingkungan
yang
kooperatif
D.
Karakteristik Umum Peserta Didik dari Segi Latar
Belakang
Budaya, Etnis, Ras
Budaya mengacu pada bagaimana anggota-anggota suatu
kelompok memikirkan tentang tidakan sosial dan resolusi masalah.
Sedangkan etnis mengacu pada kelompok-kelompok yang memiliki
warisan
budaya
yang
sama.
Ras
mengacu
pada
kelompok-
kelompok yang memiliki cciri-ciri sifat biologis yang sama.
Budaya menggambarkan istilah way of life kelompok secara
keseluruhan termasuk sejarah, tradisi, sikap dan nilai-nilai. Budaya
adalah bagiamana anggota-anggota suatu kelompok berpikir dan
cara yang mereka lakukan untuk mengatasi masalah dalam
kehidupan kolektif. Budaya adalah sesuatu yang dipelajari dan
selalu berubah, tidak pernah statis.
Etnis mengacu pada kelompok yang memiliki bahasa dan
identitas yang sama. Misalnya orang-orang yang memiliki suku
yang sama, keturunan jawa, padang, melayu, batak, dll meskipun
dalam
satu
diberikan
kebangsaan
kepada
Indonesia.
Ras
kelompok-kelompok
adalah
yang
istilah
memilki
yang
ciri-ciri
biologis yang sama.
Dalam proses pembelajaran, banyak siswa yang beragam
budaya, etnis dan ras, dengan demikian terjadilah proses akulturasi
antar siswa. Untuk menangani siswa yang beragam guru harus
mengembangkan kondisi kelas dengan strategi pembelajaran yang
dapat merespon beragam kebutuhan siswa, terlepas dari latar
belakang
rasial
atau
etniknya
dan
memastikan
bahwa
kurikulumnya adil dan relean secara kultural. Guru harus peka
terhadap dasar perbedaan budaya yang dapat mempengaruhi siswa
dikelas.
Perbedaan Kelas Sosial
Beberapa karakteristik yang menentukan identifkasi kelas
sosial seseorang adalah : pekerjaan, penghasilan, kekuasaan
politis, dll. Hal ini mempengaruhi proses belajar siswa. Ada
beberapa
contoh
efek
dari
perbedaan
kelas
sosial
yaitu,
pengelompokkan berdasarkan kelas sosial, ini cenderung akan
mempengaruhi psikis siswa yang kelas sosialnya rendah. Sehingga
dapat terjadi perbedaan prestasi antara kelas sosial tingga dengan
kelas
sosial
rendah.
(1996)menunjukkan
Namun
bagaimana
The
Culture
belajar
of
bersifat
Education
sosial
dan
bagaimana intelegensi tumbuh selama orang saling berinteraksi di
masyarakat.
E.
Implikasi Terhadap Penyelenggaraan Pendidikan
Faktor Fisik
Dalam penyelenggaraan pendidikan, perlu diperhatikn sarana
dan prasarana yang ada jangan sampai menimbulkan gangguan
pada peserta didik. Misalnya: tempat didik yang kurang seuai,
ruangan yang gelap dan terlalu sempit yang dapat menimbulkan
gangguan kesehatan. Disamping itu juga perlu diperhatikan waktu
istirahat yang cukup. Penting juga untuk menjaga supaya fsik
tetap sehat adanya jam-jam olah raga bagi peserta didik di luar jam
pelajaran. Misalnya: melalui kegiatan ekstra kurikuler kelompok
olah raga, bela diri, dan sejenisnya.
Faktor Psikososial
Perkembangan emosi peserta didik sengat erat kaitannya
dengan
faktor-faktor:
perubahan
jasmani,
perubahan
dalam
hubungannya dengan orang tua, perubahan dalam hubungannya
dalam teman-teman, perubahan pandangan luar (dunia luar) dan
perubahan dalam hubungannya dengan sekolah. Oleh karena itu
perbedaan
individual
dalam
perkembangan
emosi
sangat
dimungkinkan terjadi, bahkan diramalkan pasti dapat terjadi.
Dalam rangka menghadapi luapan emosi remaja, sebaiknya
ditangani dengan sikap yang tenang dan santai. Orang tua dan
pendidik harus bersikap tenang, bersuasana hati baik dan penuh
pengertian. Orang tua dan pendidik sedapat mungkin tidak
memperlihatkan kegelisahannya maupun ikut terbawa emosinya
dalam menghadapi emosi remaja.
Dengan singkat dapat dikatakan bahwa untuk mengurangi
luapan emosi peserta didik perlu dihindari larangan yang tidak
terlalu penting. Mengurangi pembatasan dan tututan terhadap
remaja harus disesuaikan dengan kemampuan mereka. Sebaiknya
memberi tugas yang dapat diselesaikan dan jangan memberi tugas
dan peraturan yang tidak mungkin di lakukan.
Faktor Sosial-Kulture
Usia
remaja
adalah
usia
yang
sedang
tumbuh
dan
berkembang baik secara kuantitatif maupun secara kualitatif, baik
fsik maupun psikisnya. Menganggap dirinya bukan anak-anak lagi,
tetapi sekelilingnya menganggap mereka belum dewasa. Dengan
beberapa problem yang dialaminya pada masa ini, akibatnya
mereka
melepaskan
diri
dari
orang
tau
dan
mengarahkan
perhatiannya pada lingkuan di luar keluarganya untuk bergabung
dengan teman sekebudayaannya, guru dan sebagainya. Lingkungan
teman memgang peranan dalam kehidupan remaja.
Selanjutnya sekolah sebagai lembaga pendidikan formal yang
diserahi tugas untuk mendidik, tidak kecil peranannya dalam
rangka mengembangkan hubungan sosial peserta didik. Jika dalam
hal ini guru tetap berpegang sebagai tokoh intelektual dan tokoh
otoritas yang memegang kekuasaan penuh sepeerti ketika anakanak belum menginjak remaja, maka sikap sosial atau hubungan
sosial anak akan sulit untuk dikembangkan.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Dalam pengelolaan proses pembelajaran guru harus memiliki
kemampuan mendesain program, menguasai materi pelajaran, mampu
menciptakan kondisi kelas yang kondusif, terampil memanfaatkan media
dan memilih sumber, memahami cara atau metode yang digunakan
sesuai kebutuhan dari karakteristik anak.
Berdasarkan pembahasan diatas dapat kami simpulkan bahwa
memahami karakteristik umum peserta didik khususnya dari segi usia,
gender dan latar belakang sangatlah penting bagi pendidik yang
mengajar dengan beragam karakateristik siswa. Guru akan dapat
mengetahui bagaimana mengatasi karakteristik siswa pada usianya,
menangani adanya perbedaan gender pada siswa serta perbedaan latar
belakang siswa (budaya, etnik, ras, kelas sosial) sehingga guru dapat
menyelenggarakan pendidikan secara optimal.
DAFTAR PUSTAKA
Modul Psikologi Perkembangan, Universitas Negeri Jakarta, 2004
Richard I. Arends, Learning To Teach, Pustaka Pelajar, Yogyakarta,
2008
http://www.scribd.com/doc/86538676/Karakteristik-Peserta-Didik-DalamProses-Pembelajaran
http://guru-ina.blogspot.com/2012/03/karakteristik-siswa.html
http://onnyrudianto.wordpress.com/2011/07/24/beberapa-karakter-pesertadidik/