Pengertian Dan Konsep Masyarakat Madani

i

HASIL RINGKASAN MATERI PEMBELAJARAN
KEWARGANEGARAAN

DI SUSUN:
RELLY MEIWATI
136211189

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN BAHASA DAN SENI
PROGRAM STUDI BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
UNIVERSITAS ISLAM RIAU
PEKANBARU
2013/2014

ii

DAFTAR ISI

Daftar Isi ...............................................................................................................................


ii

Bab 1 Negara ........................................................................................................................ 1
Bab 2 Identitas Nasional ....................................................................................................... 6
Bab 3 Hak dan Kewajiban Warga ......................................................................................

15

Bab 4 Konstitusi ................................................................................................................. 24
Bab 5 Korupsi ..................................................................................................................... 34

1

Bab 1 Negara
a. Pengertian Negara
Secara historis pengertian negara senantiasa berkembang sesuai dengan
kondisi masyarakat pada saat itu. Pada zaman Yunani kuno para ahli filsafat
negara merumuskan pengertian negara secara beragam. Aristoteles yang hidup
pada tahun 384-322 S.M merumuskan negara dalam bukunya Politica, yang

disebut sebagai negara polis, yang pada saat itu masih dipahami negara masih
dalam suatu wilayah yang kecil. Artinya negara disebut sebagai negara hukum,
yang

didalamnya

terdapat

sejumlah

warga

negara

yang

ikut

dalam


permusyawaratan (ecclesia). Menurut Aristoteles juga keadilan merupakan syarat
mutlak bagi terselenggaranya negara yang baik, demi terwujudnya cita-cita
seluruh warganya.
Pengertian lain dikembangkan oleh Agustinus, yang merupakan tokoh Katolik.
Ia membagi negara dalam dua pengertian yaitu Civitas Dei yang artiya negara
Tuhan, dan Civitas Terrena atau Civitas Diaboli yang artinya negara duniawi.
Civitas Terrena ini ditolak oleh Agustinus, sedangkan dianggap baik adalah
negara Tuhan atau Civitas Dei. Negara Tuhan bukanlah negara dari dunia ini
melainkan jiwanya yang dimiliki oleh sebagian atau beberapa orang di dunia ini
untuk mencapainya. Adapun yang melaksanakan negara adalah Gereja yang
mewakili negara Tuhan. Meskipun demekian bukan berarti apa yang diluar Gereja
itu terasing sama sekali dari Civitas Dei (Kusnadi, 1995)
Berbeda dengan konsep pengertian negara, menurut Nicollo Machiavelli
91469-1527), yang merumuskan negara sebagai negara kekuasaan, dalam
bukunya “II Principle” yang merupakan buku referensi para raja. Machievelli
memandang negara dari sudut kenyataan bahwa dalam suatu negara harus ada

2

suatu kekuasaan yang dimiliki oleh seorang pemimpin negara atau raja. Raja

sebagai pemegang kekuasaan negara tidak mungkin hanya mengandalkan
kekuasaan hanya pada suatu moralitas atau kesusilaan. Kekacauan timbul dalam
suatu negara karena lemahnya kekuasaan negara. Ajaran Machievelli yang paling
terkenal ialah mengenai tujuan yang dapat menghalalkan segala cara. Akibatnya
muncullah berbagai praktek pelaksanaan kekuasaan negara yang otoriter, yang
jauh dari nilai-nilai moral.
Teori negara menurut Machiavelli mendapat reaksi yang kuat dari filsuf lain
seperti Thomas Hobbes (1712-1778), John Locke (1632-1704), dan Rousseau
(1712-1778). Mereka mengartikan negara sebagai suatu badan atau organisasi
hasil dari perjanjian masyarakat bersama. Menurut mereka, manusia sejak
dilahirkan telah membawa hak-hak asasinya seperti hak untuk hidup, hak milik
serta hak kemerdekaan. Dalam keadaan alamiah sebelum terbentuknya negara
hak-hak itu akan dapat dilanggar. Konsenkuensinya dalam kehidupan alamiah
tersebut terjadilah pembenturan kepentingan

berkaitan dengan hak-hak

masyarakat tersebut. Dalam keadaan naturalis sebelum terbentuknya negara,
menurut Hobbes akan terjadi homo homini lupus, yaitu manusia menjadi serigala
bagi manusia lain, dan akan timbul suatu perang semesta yang disebut sebagai

belum omnium contre omnes dan hukum yang berlaku adalah hukum rimba.
Konsep pengertian negara modern yag dikemukakan oleh para tokoh antara
lain: Roger H. Soltau, mengemukakan bahwa negara adalah sebagai alat agency
atau wewenang lauthhority yang mengatur atau mengendalikan persoalanpersoalan bersama atas nama masyarakat (Soltau, 1961). Sementara itu menurut
Harold J. Lasky, bahwa negara adalah suatu masyarakat yang diintegrasikan
karena mempunyai wewenang yang bersifat memaksa dan yang secara sah lebih

3

agung dari pada individu atau kelompok, yang merupakan bagian dari masyarakat
itu. Masyarakat adalah suatu kelompok manusia yang hidup dan bekerja sama
untuk tercapainya suatu tujuan bersama. Masyarakat merupakan suatu negara
manakala cara hidup yang harus ditaati baik oleh individu maupun kelompokkelompok, ditentukan suatu wewenang yang bersifat memaksa dan mengikat
(Lasky, 1947: 8-9). Max Weber mengemukakan pemikirannya bahwa negara
adalah suatu masyarakat yang mempunyai monopoli dalam penggunaan kekerasan
fisik secara sah dalam suatu wilayah (Weber, 1958: 78). Mc.Iver menjelaskan
bahwa negara adalah asosiasi yang menyelenggarakan penertiban di dalam suatu
masyarakat dalam suatu wilayah dengan berdasarkan sistem hukum yang
diselenggarakan oleh suatu pemerintah yang demi maksud tersebut doberi
kekuasaan memaksa (Iver, 1955: 22). Sementara itu, Miriam Budiardjo Guru

Besar Ilmu Politik Indonesia mengemukakan bahwa negara adalah suatu daerah
teritorial yang rakyatnya diperintah (governed) oleh sejumlah pejabat dan berhasil
menuntut dari warga negaranya ketaatan pada peraturan perundang-undangannya
melalui penguasaan (kontrol) monopolistis dari kekuasaan yang sah (Budiardjo,
1985: 40-41).
Berdasarkan pengertian yang dikemukakan oleh berbagai filsuf serta para
sarjana tentang negara, maka dapat disimpulkan bahwa semua negara memiliki
unsur-unsur yang mutlak harus ada. Unsur-unsur negara adalah meliputi: Wilayah
atau darah teritorial yang sah, rakyat yaitu suatu bangsa sebagai pendukung pokok
negara dan tidak terbatas hanya pada salah satu etnis saja, serta pemerintahan
yang sah diakui dan berdaulat.

4

Negara Indonesia
Meskipun ditinjau berdasarkan unsur-unsur yang membentuk negara, hampir
semua negara memiliki kesamaan, namun ditinjau dan segi tumbuh dan
tterbentuknya negara serta susunan negara, setiap negara di dunia ini memiliki
spesifikasi serta ciri khas masing-masing. Negara Inggris tumbuh dan berkembang
berdasarkan ciri khas bangsa serta wilayah bangsa Inggris. Mereka tumbuh dan

berkembang dengan dilatarbelakangi oleh megahnya kekuasaan kerajaan,
sehingga negara Inggris tumbuh dan berkembang senantiasa terkait dengan
eksistensi kerajaan. Negara Amerika tumbuh dan berkembang dari penduduk
imigran yang bertualang menjelajahi benua, meskipun bangsa yang etnis di dunia
seperti dari Cina dan bangsa asia lainnya, Perancis, Spanyol, Amerika Latin dan
lain sebagainya. Oleh karena itu, Negara Amerika terbentuk melalui integrasi
antar etnis di dunia. Demikian pula negara-negara lain di dunia tumbuh dan
berkembang dengan ciri khas dan sejarahnya masing-masing.
Demikian pula bangsa dan negara Indonesia tumbuh dan berkembang dengan
dilatarbelakangi oleh kekuasaan dan penindasan bangsa asing seperti penjajahan
Belanda serta Jepang. Oleh karena itu, bangsa Indonesia tumbuh dan berkembang
dilatarbelakangi oleh adanya kesatuan nasib, yaitu bersama-sama dalam
penderitaan di bawah penjajahan bahasa asing serta berjuang merebut
kemerdekaan. Selain itu yang sangat khas bagi bangsa Indonesia adalah unssurunsur etnis yang membentuk bangsa itu sangat beraneka ragam, baik
latarbelakang budaya seperti bahasa, adat kebiasaan serta nilai-nilai yang
dimilikinya. Oleh karena itu, terbentuknya bangsa dan negara Indonesia melalui
suatu proses yang cukup panjang. Sejak masa sebelum bangsa asing menjajah
Indonesia, seperti masa kejayaan kerajaan Kutai, Sriwijaya, Majapahit dan

5


kerajaan-kerajaan lainnya. Kemudian datanglah bangsa asing ke Indonesia maka
bangsa Indonesia saat itu bertekad untuk membentuk suatu persekutuan hidup
yang disebut bangsa, sebagai unsur pokok negara melalui Sumpah Pemuda 28
Oktober 1928. Isi sumpah itu merupakan suatu tekad untuk mewujudkan unsurunsur negara yaitu satu nusa (wilayah) negara, satu bangsa (rakyat), dan satu
bahasa, sebagai bahasa pengikat dan komunikasi antar warga negara, dan dengan
sendirinya setelah kemerdekaan kemudian dibentuklah suatu pemerintahan
negara.
Prinsip-prinsip negara Indonesia dapat dikaji melalui makna yang terkandung
di dalam Pembukaan UUD 1945. Alinea I, menjelaskan tentang latarbelakang
terbentuknya negara dan bangsa Indonesia, yaitu tentang kemerdekaan adalah hak
kodrat segala bangsa di dunia, dan penjajahan itu tidak sesuai dengan peri
kemanusiaan dan peri keadilan oleh karena itu harus dihapuskan. Alinea ke II
menjelaskan

tentang

perjalanan

perjuangan


bangsa

Indonesia

dalam

memperjuangkan kemerdekaan, alinea III menjelaskan tentang kedudukan kodrat
manusia Indonesia sebagai bangsa yang religius yang kemudian pernyataan
kemerdekaan. Adapun alinea IV, menjelaskan tentang terbentuknya bangsa dan
negara Indonesia, yaitu adanya rakyat Indonesia, pemerintahan negara Indonesia
yang disusun berdasarkan Undang-Undang Dasar negara, wilayah negara serta
dasar filosofis negara yaitu Pancasila (Notonagoro, 1975). (Oleh Wina Fitria, sumber:
Kaelan dan Achmad Zubaidi. 2010. “Pendidikan Kewarganegaraan”. Yogyakarta: Paradigma)

Bab 2 Identitas Nasional
a. Pengertian Identitas Nasional
Eksistensi suatu bangsa pada era globalisasi dewasa ini mendapat tantangan
yang kuat, terutama karena pengaruh kekuasaan internasional. Menurut Berger


6

dalam The Capitalis Revolution,era globalisasi dewasa ini Ideologi kapitalislah
yang akan menguasai dunia. Kapitalis telah mengubah masyarakat satu persatu
menjadi sistem internasional yang menentukan nasib ekonomi sebagian besar
bangsa-bangsa di dunia. Dalam ko0ndisi seperti ini negara nasional akan di kuasai
oleh negara transnasional, yang lazimnya didasari oleh negara-negara dengan
prinsip kapitalisme. Namun demikian dalam menghadapi proses perubahan
tersebut sangat tergantung kepada kemampuan bangsa itu sendiri.
Menurut Toyenbee ciri khas suatu bangsa yang merupakan local genius dalam
menghadapi pengaruh budaya asing akan menghadapi challance dan response.
Jikalau challance cukup besar sementara response kecil maka bangsa tersebut
akan punahdan hal ini sebagaimana terjadi pada bangsa aborigin di australia dan
bangsa indian di amerika. Namun demikian jikalau challace kecil sementara
responce besar maka bangsa tersebut tidak akan berkembang menjadi bangsa yang
kreatif. Oleh karena itu agar bangsa indonesia tetap eksis dalam menghadapi
globalisasi maka harus tetap meletakkan jati diri dan identitas nasional yang
merupakan kepribadian bangsa indonesia sebagai dasar pengembangan kreativitas
budaya globalisasi , sebagaimana yang terjadi di berbagai negara di dunia, justru
dalam era globalisasi dengan penuh tantangan yang cendrung menghancurkan

nasionalisme, muncullah kebangkitan kembali kesadaran nasionalisme.
Istilah Identitas nasional secara terminologis adalah suatu ciri yang dimiliki
oleh suatu bangsa yang secara filosofis membedakan bangsa tersebut dengan
bangsa lain. Berdasarkan pengertian yang demikian ini maka setiap bangsa di
dunia ini akan memiliki identitas sendiri-sendiri sesuai dengan keunikan, sifat,
ciri-ciri serta karakter dari bangsa tersebut. Demikian pula hal ini sangat
ditentukan oleh proses bagaimana bangsa tersebut terbentuk secara historis.

7

Berdasarkan hakikat identitas nasional

sebagaimana di jelaskan diatas maka

identitas nasinal suatu bangsa tidak dapat dipisahkan dengan jati diri suatu bangsa
atau lebih populer di sebut sebagai kepribadian suatu bangsa.
Pengertian kepribadian sebagai identitas sebenarnya berasal dari para pakar
psikologi yang mengatakan “manusia sebagai individu sulit dipahami mana kala ia
terlepas dari manusia lain”, karena manusia melakukan interaksi dengan individu
lain yang memiliki sifat kebiasaan ,tingkah laku serta karakter yang khas yang
membedakan manusia tersebut dengan manusia lainnya. Namun demikian pada
umumnya pengertian atau istilah kepribadian sebagai suatu identitas adalah
keseluruhan atau totalitas dari faktor-faktor biologis , psikologis, dan sosiologis
yang mendasari tingkah laku individu, oleh karena itu kepribadian

adalah

tercermin pada keseluruhan tingkah laku seseorang dalam hubungan dengan
manusia lain ( Ismaun,1981:6). Jikalau kepribadian sebagai suatu identitas dari
suatu bangsa maka persoalannya adalah bagaimana pengertian suatu bangsa itu.
Bangsa pada hakikatnya sekelompok besar manusia yang mempunyai
persamaan nasib dalam proses sejarah, hingga memiliki persamaan watak atau
karakter yang kuat untuk bersatu dan hidup bersama serta mendiami suatu wilayah
tertentu sebagai suatu “kesatuan nasional “. Berdasarkan uraian diatas maka
kepribadiansebagai suatu identitas nasional suatu bangsa adalah keseluruhan atau
totalitas dari kepribadian individu-individu sebagai unsur yang membentuk bangsa
tersebut, oleh karena itu pengertian identitas nasional suatu bangsa tidak dapat di
pisahkan dengan pengertian “ Peoples Charater”, “Nasional Character” atau
“National identity”. Dalam hubungannya dengan identitas nasional indonesia,
kepribadian bangsa indonesia kiranya sangat sulit jikalau hanya di deskripsikan
berdasarkan ciri khas fisik .

8

Hal ini mengingat bangsa indonesia itu sendiri atas berbagai macar unsur
etnis,ras,suku,kebudayaan, agama serta karakter yang sejak asalnya memang
memiliki suatu perbedaan, oleh karena itu cara historis berkembang dan
menemukan jati dirinya setelah proklamasi kemerdekaan 17 agustus 1945. Namun
demikiana identitas nasional suatu bangsa tidak cukup di pahami secara statis
mengingat bangsa adalah merupakan kumpulan dari manusia-manusia yang
senantiasa berinteraksi sengan bangsa lain di dunia dengan segala hasil
budayanya.
Menurut Robert de ventos sebagaimana dikutip oleh manuel castells dalam
bukunya ,the power of identity (dalam suryo,2002) mengemukakan selain faktor
etnisitas,teritorial,bahasa,agamaserta budaya,juga faktor dinamika suatu bangsa
tersebut dalam proses pembangunan ilmu pengetahuan dan teknologi oleh karena
itu identitas nasional bangsa indonesia juga harus di pahami dalam arti dinamis,
yaitu bagaimana bangsa itu melakukan akselarasi dalam pembangunan termasuk
peroses interaksinya secara global dengan bangsa-bangsa lain di dunia
internasional. Dalam sejarah dunia kita ketahui bahwa banyak anak-anakbansa
inggris menemukan ilmu pengetahuan yang yang kemudian dikembangkan
melalui teknologi. Atas karya besar tersebut bangsa inggris mengalami
suaturevolusi kehidupan yaitu “ Revolusi industri “. Dengan revolusi industri
tersebut bangsa inggris mulai menjelajahi benua lain, sehingga di benua lain
bangsa inggris menanamkan karya besar yang di kembangkan karena kreativitas
dari anak bangsa tersebut.
Bagi bangsa indonesia dimensi dinamis Identitas nasional indonesia belom
menunjukan perkembangan kearah sifat kreatif serta dinamis. Setelah bangsa
indonesia mengalami

kemerdekaan 17 agustus 1995 indonesia mengalami

9

kemerosotan dari segi Identitas Nasional. Setelah dekrit presiden 5 juli 1959
bangsa indonesia kembali ke UUD 1945 dan pada saat itu di kenal masa priode
lama dengan penekanan kepada kepemimpinanyang sifatnya sentralistik. Dengan
adanya priode lama tersebut perkembangan partai komunis semakin berkembang
pesat banyak terjadi permasalahan yang menimpa bangsa indonesia seperti
timbulnya gerakan G 30 S PKI,Rakyat indonesia menjadi semakin tidak menentu
dan lain-lain.
Terjatuhnya kuasa orde lama diganti dengan masa orde baru dengan
munculnya kepemimpinan yang kuat yaitu jendral soeharto, pada masa
pemerintahan

Soeharto

banyak

mengembangkan

program

Pembangunan

Nasionalyang sangat populer disebut dengan program Repelita,selama kurang
lebih tiga puluh dua tahun soeharto berkuasa seakan-akan bangsa indonesia
menunjukan kepada masyarakat dunia internasional bahwa bangsa indonesia
sebagai bangsa yang demokratis.
Pada saat itu bangsa indonesia berupaya secara dinamis akan mengembangkan
ilmu pengetahuan dan ilmu menristik bahkan juga di kembangkannya ilmu
teknologi modren di bagian pesawat terbg yang di pelopori oleh B.J. Habibie.
Namun pada kenyataannya berdirinya industri pesawat terbang tersebut belum
memberikan

peningkatan

kepada

kesejahteraan

rakyat.

Yang

sangat

memperhatinkan pada saat itu adalah timbulnya permasalahan korupsi sehinga
konsekuensinya identitas nasional indonesia otu dikenal sebagai bangsa yang
korup. Oleh karena itu akibatnya pada saat ini sebagian rakyat bahkan banyak
dikalangan elite politik memiliki pemahaman epitomologis yang sesat yaitu
pancasila sebagai filsafat negara dan kepribadian bangsa indonesia seakan-akan
identik dengan kekuasaan orde baru.

10

Pasca kekuasaan orde baru bangsa indonesia melakukan suatu gerakan
nasional yang populer dewasa ini disebut dengan gerakan “Reformasi”. Pada era
reformasi ini kehidupan rakyat indonesia semakin bebas ,demokratis, dan yang
terlebih penting lagi adalah meningkat kesejahteraannya baik lahir dan batin.
Nampaknya

makna kebebasan inipun dimaknai lain oleh sebagian besar

masyarakat,bahkan kadangkala aparat dan penegak hukum dibuat tidak berdaya.
Dalam hubungan dengan konteks identitas nasional dinamis nampaknya
bangsa indonesia tidak merasa bangga dengan bangsa dan negaranya di dunia
internasional. Akibatnya semangat patriotisme,semangat kekuasaan,semangat
untuk mempersembahkan karya terbaik bagi bangsa dan negara di bidang ilmu
pengetahuan dan teknologi. Oleh karena itu dalam hubungannya dengan identitas
nasional secara dinamis indonesia harus memiliki visi yang jelasdalam melakukan
reformasi,melalui dasar filosofi bangsa dan negara yaitu bhineka tunggal ika yang
terkandung dalam filosofi pancasila. Selain itu dengan kesadaran akan
kebersamaan dan persatuan tersebut maka insya allah bangsa indonesia akan
mampu mengukir identitas nasionalnya secara dinamis di dunia internasional.
b. Faktor-Faktor Pendukung Kelahiran Identitas Nasional
Kelahiran Identitas Nasional suatu bangsa memiliki sifat dan ciri khas serta
keunikan

sendiri-sendiri

yang sangat di tentukan oleh faktor-faktor yang

mendukung kelahiran identitas nasional tersebut. Adapun faktor-faktor pendukung
kelahiran identitas nasional tersebut meliputi (1) Faktor Objektif yang meliputi
faktor geografis ekologis dan demokratis, (2) Faktor subjektif ,yaitu faktor
historis,sosial,politik dan kebudayaan yang dimiliki bangsa indonesia (Suryo
2002).

11

Kondisi geografis-ekologis yang membentuk indonesia sebagai wilayah
kepulauan yang beriklim tropis dan terletak diperrsimpangan jalan komunikasi
antarwilayah dunia di asia tenggara ikut mempengaruhi proses perkembangan
kehidupan demografis, ekonomis,sosial,dan kultural bangsa indonesia. Melalui
interaksi berbagai faktor yang ada di dalamnya hasil dari interaksi dari berbagai
faktor tersebut melahirkan proses pembentukan masyarakat,bangsa dan negara
bangsa beserta identitas bangsa indonesia,yang muncul tatkala nasionalisme
berkembang di indonesia pada awal abad XX.
Robert de ventos, sebagimana dikutip Manuel Castells dalam bukunya, The
Power of Identity (suryo,2002) mengemukakan teori tentang munculnya identitas
nasionalsuatu bangsa sebagai hasil interaksi historis antara empat faktor penting,
yaitu faktor Primer,faktor pendorong, faktor penarik dan faktor rekreatif .
 Faktor pertama mencangkup etnisitas ,teritorial,bahasa,agama dan
sejenisnya,unsur-unsur yang beraneka ragam yang masing-masing
memiliki

criri

khas

sendiri-sendiri

menyatukandiri

dalam

persekutuanhidup bersama yaitu bangsa indonesia.
 Faktor kedua meliputipembangunan komunikasi dan teknologi,lahirnya
angkat bersenjata modren dan pembangunan lainnya dalam kehidupan
negara. Dalam hubungan ini bagi suatu bangsa kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi serta pembnagunan merupakan suatu identtas
nasional yang bersifat dinamis. Oleh sebab itu peroses pembentukan
identitas nasional yang dinamis ini sangat di tentukan oleh tingkat
kemampuan dan prestasi bangsa Indonesia.
 Faktor ketiga Mencangkup kodifikasi bahasa dalam gramatika yang
resmi,tumbuhnya birokrasi dan pemantapan sistem pendidikan nasional,

12

sehingga bahasa indonesia merupakan bahasa resmi negara dan bangsa
indonesia.
 Faktor keempat meliputi penindasan,dominasi ,dan pencarian identitas
alternatif melalui memori kolektif rakyat.bangsa indonesia yang hampir
tiga setengah abad di kuasai oleh bangsa lain sangat dominan dalam
mewujudkan faktor keempat melalui memori kolektif rakyat indonesia.
Keempat faktor tersebutlah pada dasarnya tercangkup dalam proses
pembentukan Identitas Nasional bangsa indonesia yang telah berkembang dari
masa sebelum bangsa indonesia mencapai kemerdekaan dari penjajahan bangsa
lain. Dan pembentukan Identitas Nasional melekat erat dengan unsur-unsur
lainnya seperti Sosial, ekonomi, budaya, etnis, agama serta geografis yang saling
berkaitan dan terbentuk melalui suatu proses yang cukup panjang.
c. Pancasila Sebagai Kepribadian dan Identitas Nasional.
Bangsa indonesia sebagai salah satu bangsa dari masyarakat internasional
memiliki sejarah serta perinsip dalam hidupnya yang berbeda dengan bangsabangsa lain di dunia. Tatkala bangsa indonesia berkembang menuju fase
nasionalisme modren,diletakanlah prinsip-prinsip dasar filsafat sebagai suatu asas
dalam hidup berbangsa dan bernegara. Filsafat bangsa dan negara yaitu BPUPKI.
Prinsip-prinsip dasar itu di temukan oleh para pendiri bangsa tersebut yang
diangkat

dari filsafat hidup dan pandangan hidup bangsa indonesia, yang

kemudian diabsraksikan menjadi suatu prinsip dasar filsafat negara yaitu
pancasila. Jadi filsafat suatu bangsa dan negara berakar pada pandangan hidup
yang bersumber kepada kepribadiannya sendiri. Hal ini menurut titus
dikemukakan bahwa salah satu fungsi filsafat adalah kedudukannya sebagai suatu
pandangan hidup masyarakat (Titus,1984).

13

Dapat pula dikatakan bahwa pancasila sebagai dasar filsafat bangsa dan negara
indonesia pada hakikatnya bersumber kepada nilai-nilai kebudayaan dan
keagamaan yang di miliki oleh bangsa indonesia, jadi Filsafat pancasila itu bukan
muncul secara tiba-tiba dan dipaksakan oleh suatu rezim atau penguasa
melainkan melalui suatu fase historis yang cukup panjang.
Pancasila meripakan nilai-nilai tersebut tidak lain adalah dari bangsa indonesia
sendiri. Dalam pengertian seperti ini menurut Notonagoro bangsa indonesia
adalah sebagai Kausa Materialis pancasila. Proses perumusan materi pancasila
secara formal tersebut dilakukan dalam sidang-sidang BPUPKI pertama,sidang
“Panitia9”, sidang BPUPKI kedua,serta akhirnya disyahkan secara formal yuridis
sebaai dasar filsafat negara republik indonesia.
SECARA BUDAYA BANGSA SEBAGAI AKAR IDENTITAS NASIONAL
Bangsa indonesia terbentuk melalui proses sejarah yang cukup panjang.
Berdasarkan kenyataan objektif tersebut maka untuk memahami jati diri bangsa
indonesia serta identitas nasional Indonesia maka tidak dapat dilepaskan dengan
akar-akar budaya yang mendasari identitas nasional indonesia. Kepribadian, jati
diri, serta identitas nasional yang terumus dalam filsafat pancasila harus dilacak
dan dipahami melalui sejarah terbentuknya bangsa indonesia sejak zaman kutai,
sriwijaya, maja pahit serta kerajaan lainnya sebelum panjajahan bangsa asing di
indonesia.
Nilai-nilai esensial yang terkandung dalam pancasila yaitu: Ketuhanan,
kemanuasiaan, persatuan, kerakyatan serta keadialan dalam kenyataan secara
objektif telah dimiliki oleh bangsa indonesia sejak zaman dahulu kala sebelum
mendirikan negara. Proses terbentuknya bangsa dan negara indonesia melalui
suatu proses sejarah yang cukup panjang yaitu sejak zaman kerajaan-kerajaan

14

pada abad ke-IV, ke-V, kemudian dasar-dasar kebangsaan Indonesia telah mulai
nampak pada abad ke-VII, yaitu ketika timbulnya kerajaan Sriwijaya dibawah
wangsa Syailendra di Palembang kemudian kerajaan airlangga dan majapahit di
Jawa Timur serta kerajaan-kerajaan lainnya.
Dasar-dasar pembentukan nasionalisme modren menurut yamin dirintis oleh
para pejuang kemerdekaan bangsa, antara lain rintisan yang dilakukan para tokoh
pejuang kebangkitan nasional pada tahun 1908 kemudian di cetus pada sumpah
pemuda pada tahun 1928, akhirnya titik kulminasi sejarah perjuangan bangsa
indonesia untuk menemukan identitas nasionalnya sendiri.
Oleh karena itu akar-akar nasionalise indonesia yang berkembang dalam
perspektif sejarah sekaligus juga merupakan unsur-unsur identitas nasinal. Yaitu
nilai-nilai yang tumbuh berkembang dalam sejarah terbentuknya bangsa
indonesia. (Oleh nurul Rahmadhani, sumber: Kaelan dan Achmad Zubaidi. 2010. “Pendidikan
Kewarganegaraan”. Yogyakarta: Paradigma)

Bab 3 Hak dan Kewajiban Warga Negara
a. Pengertian Warga Negara dan Pendudukan
Syarat syarat utama berdirinya suatu negara merdeka adalah harus ada wilayah
tertentu, ada rakyat yang tetap dan ada pemerintahan yang berdaulat. Ketiga syarat
ini merupakan ke-satuan yang tak dapat dipisahkan. Tidak mungkin suatu negara
berdiri tanpa wilayah dan rakyat yang tetap, namun bila negara itu tidak memiliki
pemerintahan yang berdaulat secara nasional, maka negara itu belum dapat
disebut sebagai negara merdeka.
Warga negara adalah rakyat yang menetap di suatu wilayah dan rakyat tertentu
dalam hubungannya dengan negara. Dalam hubungan antara warganegara dan
negara, warganegara mempunyai kewajiban-kewajiban terhadap negara dan

15

sebaliknya warganegara juga mempunyai hak-hak yang harus diberikan dan
dilindungin oleh negara.
Dalam hubungan internasional di setiap wilayah negara selalu ada warga
negara dan orang asing yang semuanya disebut penduduk. Setiap warganegara
adalah penduduk seatu negara, sedangkan setiap penduduk belum tentu
warganegara, karena mungkin seorang warga asing. Penduduk suatu negara
mencakup warga negara dan orang asing, yang memiliki hubungan berbeda
ganegara dan orang asing, yang memiliki hubungan berbeda dengan negara.
Setiap warganegara mempunyai hubungan yang tak terputus meskipun dia
beetempat tinggal di luar negeri. Sedangkan seorang asing hanya mempunyai
hubungan selama dia bertempat tinggal di wilayah negara tersebut.
Menurut UUD 1945, negara melindungi segenap penduduk. Misalnya dalam
pasal 29 (2) disebut “negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk
memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan
kepercayaan itu”. Di bagian lain UUD 1945 menyebutkan hak-hak khusus untuk
warganegara, ,isalnya dalam pasal 27 (2) yang menyebutkan “tiap-tiap
warganegara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi
kemanisiaan” dan dalam pasal 31 (1) yang menebutnkan “tiap-tiap warganegara
berhak mendapatkan pengajaran”.
b. Asas-asas Kewarganegaraan
1. Asas ius-sanguinis dan asas ius-soli
Setiap negara yang berdaulat berhak untuk menentukan sendiri syaratsyarat untuk menjadi warganegara. Terkait dengan syarat-syarat menjadi
warga negara dalam

ilmu tata

negara dikenal

adanya dua asas.

Kewargenaraan, yaitu asa ius-sanguinis dan ius-soli. Asas ius-soli adalah asas

16

daerah kelahiran, artinya bahwa status kewarganegaraan seseorang ditentukan
oleh tempat kelahiran di negara a tersebut. Sedangkan asas ius-sanguinin
adalah asas kenegaraan seseorang ditentukan oleh orangtuanya. Seorang
adalah warga negara B karena orangtuanya adalah warga negara B.
2. Bipatride dn Apatride
Dalam hubungan antara negara seseorang dapat pindah tempat dan
berdomisili dinegara lain. Apabia seseorang atau keluarga yang bertempat
tinggal dinegeri lain melahirkan anak, maka status kewarganegaraan anak ini
tergantung pada asas yang berlaku di negara tempat kelahirannya dan yang
berlaku di negara tempat kelahirannya dan yang berlaku di negara
orangtuanya. Perbedaan asas yang dianut oleh negara yanglain, misalnya
negara a menganut asas ius-sanguinin sedangkan negara b menganut asas iussoli, hal ini dapat menimbulkan status bipatrid dan apatrid pada anak dari
orang tua yang bermigrasi diantara kedua negara tersebut.
Bipatride (dwi kewarganegaraan) timbul apabila menurut peraturan dari dua
negara itu. Misalnya,

adi dan ani adalah suami istri yang berstatus

warganegara A namun mereka berdomisili di negara b. Negara A mengnut asa
ius-sanguinin dan negara B menganut asas ius-soli. Kemudian lahirlah anak
mereka , dani. Menurut nefara A yang menganut asa ius-sanguinis, dani adalah
warganegaranya karena mengikuti kewarganegaraan orang tuanya. Menurut
negara b yang menganut ius-soli, dani juga warganegaranya, kerena tempat
kelahirannya adalah di negara B. Dengan demikian dani mempunya staus dia
kewarganegaraan atau bipatride.
Sedangkan apatride (tanpa kewarganegaraan) timbul apabila menurut
peraturan kewarganegaraan,seseorang tidak diakui sebagai warganegara dari

17

negara manapun. Misalnya, agus dan ira adalah suami istri yang berstatus
warga negara B yang berasas ius-soli. Mereka berdomisili di negara A yang
berasas ius-sanguinis. Kemudian lahirlah anak mereka, budi, menurut negara
A, budi tidak di akui sebagai warganegara. Karna orang tuanya bukan
warganegaranya. Begitu pula menurut negara B, budi tidak diakui sebagai
warganegaranya, karena lahir di wilayah negara lain. Dengan demikian tidak
mempunyai kewarganegaraan atau apatride. (Oleh Relly Meiwati, sumber: Kaelan
dkk. 2002. “Pendidikan Kewarganegaraan”. Yogyakarta: Paradigma)

c. Hak dan Kewajiban Warga Negara
Pemahaman tentang hak dan kewajiban, terlebih dahulu harus dipahami
pengertian tentang hak asasi manusi. Hak asasi manusia. Hak asasi manusia
adalah sesuatu yang melekat pada diri seseorang sebagai ciptaan tuhan agar
mampu menjaga harkat, martabatnya dan keharmonisannya lingkungan. Hak asasi
merupakan hak dasar yang melekat secara kodrat pada diri manusia dengan
sifatnya yang universal dan abadi. Oleh karena itu harus dilindungi, dihormati,
dipertahankan, tidak boleh diabaikan, tidak boleh dikurangin dan di rampas oleh
siapa pun.
Hak asasi manusia perlu mendapat jaminan atas perlindungan oleh negara
melalui pernyataan tertulis yang harus dimuat dalam UUD negara. Peranan negara
sesuai dengan pasal 1 ayat (1) UU No. 39 / 1999 tentang HAM menyatakan.
Menunjukan tinggih dan melindingi hak asasi manusia.
A. Hak Warga Negara
Dalam UUD 1945 telah dinyatakan, bahwa hak warga negara adalah sebagai
berikut.
1) Hak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak.

18

2) Berhak berserikat, berkumpul serta mengeluarkan pikiran.
3) Berhak untuk hidup dan mempertahankan kehidupan.
4) Berhak membentuk keluarga dan melanjutkan keturunan melalui
perkawinan.
5) Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup. Tumbuh dan berkembang
serta perlingungan kekerasan dan doskriminasi.
6) Setiap orang berhak mengembangkan diri melalui pemenuhan kebutuhan
dasarnya.
7) Berhak mendapatkan pendidikan. Ilmu pengetahuan dan teknologi, seni
dan budaya demi meningkatkan kualitas hidupnya dan demi kesejehteraan
hidup manusia.
8) Setiap orang berhak memajukan dirinya dalam memperjuangkan haknya
secara kolektif untuk mebangun masyarakat, bangsa dan negaranya.
9) Setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan, perlingungan dan kepastian
hukum yang adil serta perlakuan yang sama di depan hukum.
10) Setiap orang berhak untuk bekerja serta mendapatkan imbalan perlakuan
yang adil dan layak dalam hubungan kerja.
11) Setiap warga negara berhak meperoleh kesempatan yang sama dalam
pemerintah.
12) Setiap orang berhak atas status kewarganegaraan.
13) Setiap orang bebas memeluk agama dan beribadah menurut agamnya,
memilih pendidikan dan pengajaran, memilih pekerjaan, memilih
kewarganegaraa, memilih tempat tinggal di wilayah negara dan
meninggalkan serta berhak kembali.

19

14) Setiap orang berhak atas kebebasan dan menyakini kepercayaan,
menyatakan pikiran dan sikapa, sesuai dengan nuraninya.
15) Setiap orang berhak atas kebebasan berserikat, berkumpul, dan
mngeluarkan pendapat.
16) Setiap orang berhaj untuk berkomunikasi dan memperoleh infosrmasi
untuk mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah, dan
menyamikan informasi dengan menggunakan segala jenis saluran yang
tersedia.
17) Setiap orang berhak atas perlindungan diri pribadi,keluarga, kehormatan,
mertabat, dan harta benda yang dibawah kekuasaannya, serta berhak atas
rasa aman dan perlindungan dari ancaman ketakutan dan berbuat atau tidak
berbuat sesuatu yang merupakan hak asasi.
18) Setiap orang berhak untuk bebas dari penyiksaan atau perlakuan yang
merendahkan derajat martabat manusia dan berhak memperoleh suaka
politik negara lain.
19) Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan
mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat berhak memperoloeh
pelayanan kesehatan.
20) Setiap

orang

berhak

atas

jaminan

sosial

yang

memungkinkan

pengembangan dirinya secara utuh sebagai manusia yang bermartabat.
21) Setiap orang berhak mendapatkan kemudahan dan perlakuan khusus untuk
memperoleh kesempatan dan manfaat yang sama guna mencapai
persamaan keadailan.
22) Setiap orang berhak mempunyai hak milik pribadi dan hak milik tersebut
tidak boleh diambil alih secara sewenang sewenang oleh siapapun.

20

23) Hak untuk hidup, hak untuk tidak disiksa, hak kemerdekaan pikiran dan
hati nurani, hak beragama, hak untuk tidak diperbudak, hak untuk diakui
sebagai pribadi di hadapan hukum, dan hak untuk tidak dituntut atas dasar
hukum yang berlaku surut adalah hak asasi manusia yang tidak dapat di
kurangin dalam keadaan apapun.
24) Setiap orang berhak bebas dari perlakuan yang bersifat diskriminatif atas
dasar apapun dan berhak mendapatkan perlindungan terhadap perlakuan
yang bersifat dikriminatif itu.
25) Identitas budaya dan hak msyarakat tradisional di hormati selaras dengan
perkembangan zaman dan peradaban.
B. Kewajiban Warga Negara
1) Wajib menjujung hukum dam pemerintahan.
2) Wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara.
3) Wajib ikut serta dalam pembelaan negara
4) Wajib menghormati hak asasi manusia orang lain
5) Wajib tunduk kepada pembatasan yang di tetapkan dengan undang-undang
untuk menjamin pengakuan serta penghormatan atas hak dan kebeasan orang
lain.
6) Wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara.
7) Wajib mengikuti pendidikan dasar. (Oleh Relly Meiwati, sumber: Syarbaini,
Syahrial.Dr.MA. 2011. “Pendidikan Pancasila, Implementasi Nilai-Nilai Karakter Bangsa”.
Bogor: Ghalia Indonesia)

d. Hak dan Kewajiban Warga Negara Menurut UUD 1945
Pasal-pasal UUD 1945 yang menetapkan hak dan kewajiban warganegara
mencakup pasal pasal 27, 28, 29, 30, 31, 33 dan 34.

21

1. Pasal 27 ayat (1) menetapkan hak warga negara yang sama dalam hukum
pemerintahan, serta kewajiban untuk menjujung hukum dan pemerintah.
2. Pasal 27 ayat (2) menetapkan hak warga negara atas pekejaan dan
penghidupan yang layak bagi kemanusiaan.
3. Pasal 27 ayat (3) dalam perubahan kedua UUD 1945 menetapkan hak dan
kewajiban warganegara untuk ikut serta dalam upaya pembelaan negara.
4. Pasal 28 menetapkan hak kemerdekaan warganegara untuk berserikat,
berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan.
5. Pasal 29 ayat (2) menyebutkan adanya hak kemerdekaan untuk memeluk
agamnya masing-masing dan beribadat menurut agamanya.
6. Pasal 30 ayat (1) dalam perubahan kedua UUD 1945 menyebutkan hak dan
kewajiban warga negara untuk ikut serta dalam usaha pertahanan dan
keamanan negara.
7. Pasal 31 ayat (1) menebutkan bahwa tiap-tiap warga negara berhak mendapat
pengajaran.
e. Hak dan Kewajiban Bela Negara
1) Pengertian
Pembelaan negara atau bela negara adalah tekad, sikap dan tindakan
warganegara yang teratur, menyeluruh, terpadu dan berlanjut yang di landasin
oleh kecintaan pada tanah air (wilayah Nusantara) dan kesadran berbangsa dan
bernegara indonesia dengan keyakinan pada pancasila sebagai dasar negara
serta berpijak pada UUD 1945 sebagai konstitusi.
Wujud dari usaha bela negara adalah kesiapan dan kerelaan setiap
warganegara

untuk

berkorban

demki

mempertahankan

kemerdekaan.

Kedaulatan negara, persatuan dan kesatuan bangasa indonesia. Keutuhan

22

wilayah nusantara dan yuridiksi nasional serta nilai-nilai pancasila dan UUD
1945.
2) Asas Demokrasi dalam Pembelaan Negara
Berdasarkan pasal 27 ayat (3) dalam perubahan kedua UUD 1945, bahwa
usaha bela negara merupakan hak dan kewajiban setiap warganegara. Hal ini
menunjukan adanya asas demokrasi dalam pembelaan negara yang mencakup
dua arti. Pertama, bahwa setiap warganegara turut serta dalam menentukan
kebijakan tentang pembelaan negara melalui lembaga-lembaga perwakilan
sesuai dengan UUD 1945 dan undang-undang yang berlaku. Kedua, bahwa
setiap warganegara harus turut serta dalam setiap usaha pembelaan negara,
sesuai dengan kemampuan dam profesinya masing masing.
3) Motivasi dalam pembelaan negara
Usaha pembelaan negara bertumpu pada kesadaran setiap warganegara
akan hak dan kewajibannya. Kesadaranya demikian perlu ditumbuhkan melaui
proses motivasi untuk mencintai tanah air dan untuk ikut serta dalam
pembelaan negara. Proses motivasi untuk mencibtai tanah air dan untuk ikut
serta dalam pembelaan negara. Proses motivasi untuk untuk membela negara
dan bangsa akan berhasil jika setiap warga mehami keunggulan dan kelebihan
negara dan bangsanya. Sisamping itu setiap warga negara hendaknya juga
meahami kemungkinan segala macam ancaman terhadap eksistensi bangsa dan
negara indonesia. Dalam hal ini ada beberapa dasar pemikiran yang dapat
dijadikan sebagai bahan motivasi setiap warga negara untuk ikut serta
membela negara indonesia.
a. Pengalaman sejarah perjuangan RI.
b. Kedudukan wilayah geografis nusantara yang strategi

23

c. Keadaan penduduk (demografis) yang besar
d. Kekayaan sumber daya alam
e. Perkembangan dan kemajuan IPTEK di bidang persenjataan.
f. Kemungkinan timbulnya bencana perang. (Oleh Relly Meiwati, sumber: Kaelan
dkk. 2002. “Pendidikan Kewarganegaraan”. Yogyakarta: Paradigma)

Bab 4 Konstitusi
a. Konstitusionalisme
Konstitusionalisme setiap warga negara modren dewasa ini senantiasa
memerlukan sesuatu sistem pengaturan yang dijabarkan dalam suatu
konstitusi. Oleh karena itu konstitusionalisme mengacu kepada pengertian
sistem

institusionalisme

mengacu

kepada

pengertian

sistem

institusionallisasi secara efektif dan teratur terhadap suatu pelaksanaan
pemerintahan. Dengan lain perkataan untuk menciptakan suatu tertib
pemerintehan di perlukan pengaturan sedemikian rupa, senhingga
dinamika kekuasaan dalam proses pemerintahan dapat di batasi dan di
kendalikan (hamilton, 1931.2 255). Gagasan mengatur dan membatasi
kekuasaan ini secara alamiah muncul karena adanya kebutuhan untuk
merespon perkembangan peran relatif kekuasaan dalam suatu kehidupan
umat manusia.
Ketika negara negara bangsa (nationstates) mendapatkan bentuknya
yang sangan kuat, sentralistis dan sangat berkuasa selam abat ke-16 dan
ke-17, berbagai teori polotik berkembang untuk memberikan penjelasan
menganai perkebangan sistim yang kuat tersebut.
Basis konstitusionalisme adalah kesepakatan umum atau persetujuan
(consensus) diatara mayoritas rakyat mengenai bangunan yang di idealkan

24

berkaitan dengan negara. Organisasi negara itu di perlukan oleh warga
masyarakat politik agar kepentingan mereka bersama dapat di lindungi
atau di promosikan memalui pembentukan dan penggunaan mekanisme
yang disebut negara (adrews, 1968.29) oleh karena itu kata kuncinya
adalah konsensus general agreement. Jika kesepakat itu itu runtuh, maka
runtuh ula legitimasi kekuasaan negara yang bersangkutan dan pada
gilirannya dapat terjadi civil war atau perang sipil,atau dapat pula suatu
revolusi. Dalam sejarah perkembangan negara di dunia peristiwa tersebut
terjadi di prancis tahun 1789, di amerika tahun 1776, di rusia tahun 1917
bahkan di indonesia terjadi pada tahun 1945, 1965 dan 1998.
Konsensus yang menjaminj tegaknya konstitusinalisme dewasa ini pada
umumnya di pahami berdasarkan pada tiga elemen kesepakatan atau
konsensus, sebagai berikut:
1. Kesepakatan tentang tujuan atau cita cita bersama (the general
goals of society or general acceptance of the same philosopy of
govarrument).
2. Kesepakatan tentang the rule of law sebagai landasan pemerintahan
atau penyelengaraan negara (the basis og govarment)
3. Kesepakatan bentuk institusi-institusi dan prosedur-prosedur
ketatanegaraan( the from of institusions and prosedures). ( adrews
1968:12).
Kesepakatan pertama yaitu berkenaan dengan cita cita bersama yang
sangat menentukan tegaknya konstitusionalisme dan konstitusi dalam
suatu negara. Karna cita cita bersama itulah yang pada puncak
abstraksinya paling mungkin mencermikan bahkan melahirkan kesaman

25

kesamaan kepentingan sesama warga masyarakat yang dalam kenytaannya
harus hidup di tengah tengah plurahlisme atau kemejukan. Oleh karena itu,
pada suatu masyarakat untuk menjaminkan kebersaam dalam keranhgka
kehidupan negara. Di perlukan perumusan tentang tujuan atau cita cita
bersama yang biasa juga di sebut sebagai falsafah kenegaraan atau
staatsidde (cita negara) yang berfungsi sebagai fhilosofhiscegronslaag dan
comenplatforms, diantara sesama warga masyarakat dalam kontes
kehidupan bernegara.
Bagi bangsa indonesia dasar filosis yang dimaksut adalah bahasa filsafat
negara pancasila. Limas perinsip dasar yang merupakan filosofis bangsa
indonesia tersebut adalah: 1.Ketuhanan yang maha esa, 2.Kemanusiaan
yang adil dan beradap, 3.Persatuan indonesia, 4.Kerakyatan yang dipimpin
oleh hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan,

5.

Keadilan bagi seluruh rakyat indonesia.
Kesepkatan kedua, adalah kesepakatan bahwa basis pemerintahandi
dasarkan atas aturan hukum dan konstitusi. Kesepakatan kedua ini juga
sangat prinsipial, karena dalam setiap negara harus ada keyakinan bersama
bahwa dalam segala hal daloam penyelenggaraan negara harus didasarkan
atas rule of law.
Kesepakatan tiga, adalah berkenaan dengan a. Bangunan organ negara
dan prosedur prosedur yang mengatur kekuasaan, b. Hubungan hubungan
antara organ negara itu satu sam lain, c. Hubungan antara organ organ
negara itu dengan warga negara. Keseluruhan kesepakatan itu pada intinya
menyakut prinsip dan pembatasan. Atas dasar pengertian tersebut maka
sebenarnya prinsip kostitusinalisme modren adalah mneyangkut prinsip

26

pembatasan kekuasaan atau yang lain disebut sebagai prinsip limited
goverment. Dalam pengertian inilah maka konstitutisonalisme mengatur2
hubungan yang saling berkaitan satu sama lain, yaitu : pertama, hubungan
antara pemerintahan dengan warga negara, kedua, hubungan antara
lembaga pemerintahan yang satu dengan yang lainnya
b. Konstitusi indonesia
Dalam proses reformasi hukum dewasa ini berbagai kajian ilmiah
tentang undang undang 1945, banyak yang melontarkan ide untuk
melakukan amendemen terhadap uud 145 memang amandemen tidak di
maksutkan untuk mengati sam sekali UUD 1945, akam tetapi ,merupakan
prosedur penyempurnaan terhadap UUD1945 tanpa harus mengubah UUD
nya itu sendiri, amandemen lebih merupakan perlengkapan dan perincian
yang

di

jadikan

tersebut(mahfud,1999:64).

lampiran

ontektik

terhadap

UUD

Dengan sendirinya amandemen dilakukan

dengan melakukan perubahan pada pasla pasal maupun tambahan
tambahan.
Ide tentang amandemen terhadap UUD 1945 tersebut di dasarkan
terhadap pada kenyataan sejarah pada masla lama dan orde baru bahwa
penerapan pada pasal pasal uud dasar memiliki sifat “multi interpretabel”
atau dengan kata lain berwayu arti, sehingga ,mengakibatkan adanya
sentralisasi kekuasaan terutama pada presiden.
Satu hal yang sangat mendasar bagi pentingnya amandemen UUD 1945
adalah adanya sistem kekuasaan “checksnbalances” terutama pada
kukuasaan eksekutif. Oleh kare itu bagi bangsa indonesia proses reformasi
terhadap UUD 1945 adalah merupakan suati keharusan, karena hal itu

27

akan mengantarkan bangsa indonesia kearah tahapan baru melakukan
penataan

terhadap

ketatanegaraan.

Demikianlah

bangsa

indonesia

memasuki gagasan batu dalam kehidupan ketatanegaraan yang diharapkan
membawa perbaikan tingkat kehidupan rakyat.
Hukum Dasar Tertulis ( Undang-Undang Dasar)
Sebagaimana disebutkan diatas bahwa pengerytian hukum dasar meliputi
dua macam yaitu,hukum dasar tertulis (convensi) oleh karena itu sifatnya
yang tertulis ,maka undang undang dasar itu rumusnya tertulis dan tidak
mudah berubah. Jadi prinsipnya mekanisme dan dasar dari setiap sistem
pemerintahan diatur dalam undang undang dasar.bagi mereka yang
memandang negara dari sudut kekuasaan dan menggangapnuya sebagai
sesuatu organisasi kekuasaan. Dalam penjesan undang undang dasar 1945
disebutkan bahwaundang undang dasar 1945 bersifat singkat dan
supel.undang undang dasar 1945 hanya memiliki 37 pasal,
Hukum dasar yang tidak tertulis (convensi)
Convensi adalah hukum dasar yang tidak tertulis yaitu aturan aturan
dasar yang timbul dan terpilihara dalam praktek penyelenggaraan negara
meskipun siafatnya tidak tertulis.convensi mempunyai siafat sifat sebegai
berikut:
1.

merupakan kebiasaanyang berulang kali dan terpelihara dalam praktek
penyelenggaraan negara.

2.

tidak bertentangan dengan undang undang dasar dan berjalan sejajar.
3.

4.

diterima oleh seliruh rakyat.

bersifat sebagai pelengkap

28

Konstitusi
Disamping pengertian undand undang dasar,dipergunakan juga istilah
lain yaitu “konstitusi”.istilah berdasar dari bahasa inggris “constitusion”
atau bahasa belanda “constitue”. Terjemahan dari istilah tersebut dalah
undang-undang dasar dan hal ini memang sesuai dengan kebiasaan orang
belanda dan jerman yang dalam percakapan sehari hari memakai kata
“grondwet”

(grond=dasar,wet=undang-undang

)

yang

keduanya

menunjukan naskah tertulis.
Namun pengertian konstitusi dalam praktek ketatanegaraan umumnya
mempunya arti:
1. Lebih luas dari undang0undang dasar atau
2. Sama dengan pengertian undang undang dasar.
Kata kosntitusi dapat mempunyai arti lebih luas dari pada pengertian
undang- undang dasar, karena pengertian undang undang dasar hanya
meliputi konstitusi tertulis saja, dan selain itu masih terdapat konstitusi
tidak tertulis yang tidak tercakup dalam undang-undang dasar.
Sistem pemerintahan negara menurut UUD 1945 hasil amandemen
2002
Sistem pemerintahan negara indonesia sebelum dilakukan amandemen
dijelaskan secara terinci dan sistematis dalam penjelasan undang undang
dasar 1945.sistem pemerintahan negara indonesia dibagi atas tujuh yang
secara sistematis merupakan pengejawantahan kedaulatan rakyat oleh
karna itu sistem pemeritahan negara ini dikenal dengan tujuh kunci pokok
sistem pemerintah negara.
1) indonesia ialah negara yang berdasarkan atas hukum (rechtstaat)

29

Negara indonesia berdasarkan atas hukum (rechsstaat) tidk
berdasarkan atas kekuasaan belaka(machtsstaat) hal ini mengandung
arti bahwa negara,termasuk dalamnya pemerintahan dan lembga
lembaga negara lainya dalam melaksanakan tindakan tindakan
apapun.dengan landasan dan semangat negara hukum dalam arti
material itu,setiap tindakan negara haruslah mempertimbang dua
kepentingan atau landasan,ialah kegunaannya dan landasn\an
hukumnya.
2) sistem konstitusional
Pemerintah berdasarkan atas sistem konstitusi (hukum dasar),tidak
bersifat

absolut

(kekuasaan

yang

tidak

terbatas).sistem

ini

memberikan pengawasan bahwa cara pengendalian pemerintahan
dibatasi oleh ketentuan ketentu konstitusi.
3) kekuasaan negara yang tertinggi di tangan rakyat
sistem kekuasaan tertinggi sebelum dilakukan amandemen di
nyatakan dala penjelsan
berikut:“kedaulatan

rakyat

undang undang dasar 1994 sebagai
dipegang

oleh

suatu

badan,

bernama MPR,sebagai penjelmaan seluruh rakyat indonesia.
4) Presiden ialah penyelengara pemerintahan negara yang tertinggi di
samping MPR dan DPR
Kekuatan presiden menurut UUD 1945 sebelum dilakukan
amandemen, dinyatakan dalam penjelasan undang undang dasar
1945.berdasarkan UUD 1945 hasil amandemen @002,presiden
merupakan penyenggarakan pemerintah tertinggi di samping MPR
dan DPR.

30

5) presiden tidak bertanggung jawab kepada DPR
Sistem ini menurut UUD 1945 sebeum mandemen dijelaskan dalam
penjelasan UUD 1945,namun dalam UUD 1945 hasil amandemen
2002 juga memiliki isi yang sama.
6) menteri negara ialah pembantu presiden,menteri negara tidak
bertanggung jawab kepada dewan pewakilan rakyat
Sistem ini dijelaskan dalam UUD 1945 hasil amandemen 2002 maupun
dalam penjelasan

UUD 1945 “presiden dalam melaksanakan

tugas

perintahanya dibantu oleh materi materi negara(pasal 17 ayat (1) UUD
1945 hasil amandemen).
7) kekuasaan kepaka negara tidak tak terbatas
sistem ini dinyatakan secara tidak eksplisit dalam UUD 1945 hasil
amandemen 2002 dan masih sesuai dengan penjelasanm UUD 1945
dijelaskan. Meskipun kepala negara tidak bertanggung jawab kepada
dewan perwakilan rakyat, ia bukan “diktator”,artinya kekuasaan tidak
terbatas.
8) Negara indonesia adalah negara hukum
Menurut penjelasan UUD 1945,negara indonesia adalah negra
hukum, negara hukum yang berdasarkan pancasila dan bukan
berdasarkan atas kekuasaan.sifat negara hukum hanya dapat
ditunjukan jikalau alat alat perlengkaannya bertindak menurut dan
terikat kepada aturean aturan yang ditentukan lebih dahulu oleh alat
alat perlengkapan yang dikuasai unyuk mengadakan aturan itu.
Ciri ciri suatu negara hukum adalah:
pengakuan dan perlindungan hak hak asasi

31

peradilan yang bebas dari suatu pengaruh kekuasaan atau
kekuatan lain dan tidak memihak
jaminan kepastian hukum, yaitu jaminan bahwa ketentuan
hukumannya dapat dipahami dapat dilaksankan dan aman dalam
melaksanakannya.
Pancasila sebagai dasar negara yang mencerminkan jiwa bangsa
indonesia

harus

menjiwai

semua

peraturan

hukum

dan

pelaksanaanya, ketentuan ini menunjukan bahwa dinegara indonesia
di jamin adanya perlindungan hak-hak asasi manusia berdasarkan
ketentuan hukum. Bukan kemauan seseorang yang menjadi dasar
kekuasaan. Menjadi suatu kewajiban dan kebenaran berdasarkan
pancasila yang selanjutnya melakukan pedoman peratu