C J R filsafat pdf .pdf

CRITICAL JURNAL REVIEW
Makalah ini disusun untuk memenuhi mata kuliah Filsafat Pendidikan Islam
yang di emban oleh :Dra. Ja’far,M.A.

DISUSUN OLEH :


LOLA PUSPITA

0301163236

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM - 1
FAKULTAS ILMU TARBIAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA
MEDAN
JANUARI 2018

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI – SUMATERA UTARA
Review and Critical Journal

Jurnal ke 1

Judul

PENDIDIKAN KEJUJURAN DALAM KURIKULUM
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SEKOLAH
MENENGAH KEJURUAN KABUPATEN
LABUHANBATU SUMATERA UTARA

Jurnal

Jurnal EduTech

Index/ISSN

2442-6024,No. 1

Tahun

2017


Peneliti

Bukhari, Ahmad Tafsir, dan Hendri Tanjung

Reviewer

LOLA PUSPITA

(Nama Mahasiswa/NIM)

Nim:0301163236

Dosen Pengampuh Mata Kuliah

Dra. JA’FAR, M.A

Tanggal

11 JANUARI 2018


Review
Tujuan penelitian

Adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian ini
adalah: (1) Untuk mengetahui dan menganalisis faktor
penyebab rendahnya kejujuran siswa SMK/tenaga kerja
yang berasal dari SMK. (2) Untuk menganalisis
pelaksanaan pendidikan kejujuran dalam kurikulum
SMK. (3) Menciptakan konsep pendidikan kejujuran
dalam kurikulum SMK. (3) Terealisasinya tujuan,
program, proses dan evaluasi pendidikan kejujuran dan
disiplin dalam kurikulum PAI di SMK dan terintegrasi
pada proses pembelaharan secara umum di SMK. (5)
Memperoleh

solusi

untuk


mengatasi

rendahnya

kejujuran bagi siswa SMK/tenaga kerja alumni SMK.
Sehingga siswa semangat untuk mengikuti program
pendidikan
(academic),

pokasional
dan

karimah=afektif)

yang

(vocational),

akhlak


mulia

terintegrasi

akademik
(akhlaqul

dalam

proses

pembelajaran di SMK sebagai upaya menciptakan
tenaga kerja tingat menengah yang profesional, dalam
rangka memenuhi kebutuhan dunia usaha / industri
melalui pendidikan kejujuran dalam kurikulum PAI di
SMK.
Subjek Penelitian

Siswa SMK Kabupaten Labuhanbatu Sumatera Utara


Jenis/Metode penelitian

Penelitian yang penulis lakukan adalah penelitian
kualitatif dengan pendekatan fenomenologi.

Variabel Penelitian

Variabel tergantung dalam penelitian ini adalah
Kurikulum Pendidikan Agama Islam
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Pendidikan
Kejujuran.

Definisi Teoritis/Operasioanal

Pengertian Pendidikan
Menurut sistem Pendidikan Nasional Pendidikan adalah
usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik
secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengendalian

diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,
bangsa dan negara.

Pengertian Kejujuran
Kejujuran menurut The Six Pillars of Character adalah
bentuk karakter yang membuat seseorang menjadi
berintegritas, jujur dan loyal. Menurut Albert, 2011,
kejujuran adalah mengakui, berkata atau memberikan

sebuah informasi yang sesuai dengan kenyataan dan
kebenaran.
Berdasarkan uraian terdahulu jelaslah bahwa jujur
adalah suatu sikap yang dilakukan seseorang/individu
atau kelompok kepada seseorang atau kelompok tentang
apa yang didengar, dilihat dan dilakukannya tanpa
adanya pengurangan atau penambahan/rekayasa dari apa
yang dialaminya serta perlakuannya didasari dengan
berpikir positif, berbuat sesuai dengan aturan dan tata
nilai dan bertanggungjawab atas segala perbuatan yang

dilakukannya dan senantiasa berupaya untuk dipercaya
oleh berbagai pihak.

Teori pendidikan kejujuran menurut pendapat al-Ghazali
terdapat lima bentuk yaitu (1) jujur dalam ucapan/lisan;
(2) jujur dalam kemauan/niat atau kehendak; (3) jujur
dalam bercita-cita (obsesi); (4) jujur dalam menepati
janji/cita-cita; (5) jujur dalam perbuatan, bekerja dan
beramal; (6) jujur dalam maqam-maqam beragama
meliputi: takut kepada Allah (khauf), mengharap rahmat
Allah (raja’), mengagungkan Allah (ta’dzim), rela dan
patuh kepada Allah (ridha), dan berserah diri kepada
Allah (tawakkal). Kejujuran adalah perilaku yang
didasari atas upaya menjadikan pribadi sebagai orang
yang selalu dapat dipercaya, baik perkataan, tindakan,
maupun pekerjaan didasari tulus dan ikhlas.
Alat Ukur Penelitian

Alat ukur yang digunakan melalui pengorganisasian data
yang mana data tersebut dimulai dari sejak peneliti

mentranskrip wawancara.

Analisis
Penelitian

Data

dan

Hasil Data dianalisis dengan mengunakan (1) Pengkreasian
unit-unit pelaksanaan (Creating meaning units), (2)
Pengelompokan tema-tema (Clustering themes), (3)

Pengembangan

deskripsi

tekstual

dan


structural

(Advancing textual and structural description), (4)
Pengintegrasian penyajian pelbagai deskripsi tekstual
dan structural pada kedalaman deskripsi structural
pengalaman invariant yang esensial (And presenting an
integration of textual and structural description of
essential in variant structure (or essence) of the
experience)

Aspek-aspek yang mempengaruhi rendahnya kejujuran
siswa SMK/alumni SMK yaitu meliputi: (1) Tekanan
(pressure) dari keluarga. Masalah yang selalu timbul
disekolah adalah masalah keterlambatan siswa masuk
sekolah pada jam pertama dan terkadang masalah
tersebut berulang kali sehingga pihak sekolah harus
membuat panggilan kepada orang tua untuk memberikan
nasihat kepada anaknya. Dalam kesempatan ini orang
tua siswa selalu membela terhadap keterlambatan

anaknya dengan berbagai dalih karena alasan membantu
orang tua dan lainnya, pada hal kondisi sebenarnya tidak
demikian, hal ini orang tua secara tidak sadar telah
mempunyai andil dalam proses pendidikan kebohongan.
(2) Tekanan (pressure) dari teman sebaya. Faktor
lainnya membuat anak tidak jujur adalah teman sebaya
tempat pergaulan anak setelah pulang dari sekolah. Jika
temannya tersebut mempunyai kebiasaan jelek, hal ini
dikhawatirkan akan dapat mempengaruhi kebiasaanbaik
anak. Karena teman sebaya atau group mempunyai
hubungan emosional yang tinggi bagi pergaulan anak.
(3) Peraturan yang lemah. Kondisi kurangya dukungan
orang tua terhadap kejujuran anak mengakibatkan
lemahnya sekolah dalam mengambil tindakan tegas

kepada siswa yang bermasalah, hal ini juga karena masih
ada guru yang belum jujur dalam melaksanakan tugas,
biasanya faktor kejujuran dalam penggunaan waktu. (4)
Pendidikan kejujuran yang tidak konsisten. Pendidikan
kejujuran memang menjadi permasalahan dan secara
konsep semua tahu bahwa kejujuran itu penting, namun
evaluasi dari pendidikan kejujuran hampir terabaikan,
karena sekolah terlalu disibukkan dengan nilai kognitif
dan psikomotorik. (5) Pembenaran. Adalah suatu
tindakan yang salah namun dianggap benar, hal ini kalau
dibiarkan maka akan menjadi terbiasa dan seolah-oleh
hal tersebut benar. Penyimpangan perilaku siswa pada
dasarnya karena ada penyimpangan peraturan yang ada
di sekolah yang dalam hal ini dapat membahayakan
proses pembelajaran dan interaksi lingkungan sekolah.
Perbuatan yang dilakukan siswa yang kurang tepat
namun tidak menjadi perhatian bagi sekolah, hal ini
siswa menganggap bahwa perlakuan tersebut diijinkan
oleh sekolah, akhirnya menjadi suatu kebiasaan yang
salah. Disinilah peran guru untuk menyampaikan
kebenaran sesungguhnya. (6) Kebohongan tersembunyi.
Pada kondisi tertentu orang tua selalu berbohong kecil
atau

kebohongan

tersembunyi,

namun

tidak

menganggap itu berbohong, misalnya pada saat anak
meminta uang untuk keperluan sesuatu kadang kala
orang tua menolaknya dengan kata-kata tidak ada uang,
padahal anak tahu orang tua mempunyai uang, namun
orang tua baik anak. Karena teman sebaya atau group
mempunyai hubungan emosional yang tinggi bagi
pergaulan anak. (3) Peraturan yang lemah. Kondisi
kurangya dukungan orang tua terhadap kejujuran anak
mengakibatkan lemahnya sekolah dalam mengambil

tindakan tegas kepada siswa yang bermasalah, hal ini
juga karena masih ada guru yang belum jujur dalam
melaksanakan tugas, biasanya faktor kejujuran dalam
penggunaan waktu. (4) Pendidikan kejujuran yang tidak
konsisten. Pendidikan kejujuran memang menjadi
permasalahan dan secara konsep semua tahu bahwa
kejujuran itu penting, namun evaluasi dari pendidikan
kejujuran hampir terabaikan, karena sekolah terlalu
disibukkan dengan nilai kognitif dan psikomotorik. (5)
Pembenaran. Adalah suatu tindakan yang salah namun
dianggap benar, hal ini kalau dibiarkan maka akan
menjadi terbiasa dan seolah-oleh hal tersebut benar.
Penyimpangan perilaku siswa pada dasarnya karena ada
penyimpangan peraturan yang ada di sekolah yang
dalam hal ini dapat membahayakan proses pembelajaran
dan interaksi lingkungan sekolah. Perbuatan yang
dilakukan siswa yang kurang tepat namun tidak menjadi
perhatian bagi sekolah, hal ini siswa menganggap bahwa
perlakuan tersebut diijinkan oleh sekolah, akhirnya
menjadi suatu kebiasaan yang salah. Disinilah peran
guru untuk menyampaikan kebenaran sesungguhnya. (6)
Kebohongan tersembunyi. Pada kondisi tertentu orang
tua

selalu

berbohong

kecil

atau

kebohongan

tersembunyi, namun tidak menganggap itu berbohong,
misalnya pada saat anak meminta uang untuk keperluan
sesuatu kadang kala orang tua menolaknya dengan katakata tidak ada uang, padahal anak tahu orang tua
mempunyai

uang,

namun

orang

tua

tidak

menjelaskannya secara jujur karena ada kebutuhan lain
yang mendesak.

Dalam kurikulum SMK terdapat 23 SKL, namun tidak
mengatur secara khusus kompetensi tentang kejujuran
dan disiplin khususnya sebagai calon tenaga kerja. Dari
23 kompetensi tersebut terdapat persamaan antara
kompetensi SMA dan SMK, hanya perbedaannya pada
kompetensi ke 23 untuk SMK yaitu “Menguasai
kompetensi program keahlian dan kewirausahaan baik
untuk memnuhi tuntutan dunia kerja maupun untuk
mengikuti

pendidikan

tinggi

sesuai

dengan

kejuruannya”, Sedangkan dalam K13 terdapat pada
kompetensi inti pada elemen proses meliputi menerima,
menjalankan, menghargai, menghayati, mengamalkan,
elemen individu meliputi beriman, berakhlak mulia
(jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, santun), hal ini
menunjukkan pembahasan secara khusus tentang
pendidikan kejujuran dan disiplin hanya bersifat
terintegrasi dalam proses pelaksanaannya, hal ini
menurut penulis melemahnya tanggung jawab masalah
kejujuran dan disiplin.
Untuk menerapkan budaya jujur dan disiplin di SMK ada
beberapa kendala yang dihadapi yaitu faktor orang tua,
faktor sekolah dan faktor masyarakat.

SOLUSI

FAKTOR

YANG

KEJUJURAN
Solusi
Faktor Yang Mempengaruhi
Tujuan
•Family Counseling
•Individual Counseling
•Group Counseling

MEMPENGARUHI

•Consistent Regulation
•Qudwah
•Sesitive to Issues
•Persuasion
•Concept of
•Pengaruh Keluarga
•Pengaruh Teman
•Peraturan yang lemah
•Pendidikan Kejujuran yang kurang konsisten
•Pembenarana Perbuatan
•Kebohongan tersembunyi
Menciptakan Tenaga Kerja Tingkat Menengah Yang
Profesional
Indikator Utama Kejujuran
Jurnal EduTech Vol. 3 No. 1 Maret 2017 ISSN: 2442-6024
e-ISSN: 2442-7063
47

Solusi
Faktor Yang Mempengaruhi
Tujuan
Curriculm

Critical
Kelemahan Penelitian

1. Tidak tercantum sumber jurnal secara jelas misalnya
halaman websitenya
2. Halaman jurnal, variable penelitian, dan juga alat ukur
yang digunakan tidak dicantumkan secara jelas sehingga
membuat

pembaca

harus

mencari

kembali

dan

menela’ahnya sendiri
3. Isi dalam pembahasan tidak sinkron dengan judul.
Judul dalam jurnal ini mengatakan “Pendidikan

Kejujuran dalam kurikulum Pendidikan Agama Islam
Disekolah menengah kejuruan Kabupaten Labuhanbatu
Sumatera Utara”, tapi dalam pembahasan hasil penelitian
malah yang dibahas siswa SMK secara umum tidak
spsifik di siswa SMK Labuhanbatu Sumatera Utara.
Kelebihan Penelitian

1.Menggunakan

pendekatan

fenomenologi

sesuai

kejadian yang nyata
2. Mencantumkan ayat alquran dan juga hadis
3.Menggunakan
penelitian.

banyak

teori

untuk

menguatkan

Jurnal ke 2
Review and Critical Journal
Judul

ANALISIS

MODEL

–MODEL

PENDIDIKAN

KARAKTER UNTUK USIA ANAK- ANAK,REMAJA
DAN DEWASA
Jurnal

Jurnal ilmu pendidikan islam

Email

Ending_mulyatiningsih@yahoo.com

Sumber
Peneliti

Sumberdata penelitian terdiri dari empat artikel jurnal
dan tiga makalah ilmiah yang telah diseminarkan.
Endang Mulyatiningsih

Reviewer

LOLA PUSPITA

(Nama Mahasiswa/NIM)

Nim:0301163236

Dosen Pengampuh Mata Kuliah

Dra. JA’FAR,M.A

Tanggal

11 JANUARI 2018

Review
Tujuan penelitian

Subjek Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kembali
model-model pendidikan karakter yang efektif pada
usia anak-anak, remaja dan dewasa.
anak-anak, remaja dan dewasa.

Jenis/Metode penelitian

Penelitian menggunakan metode meta analisis.

Variabel Penelitian

Variabel tergantung dalam penelitian ini adalah anakanak, remaja, dan dewasa
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah model- model
pendidikan karakter

Analisis
Penelitian

Data

dan

Hasil Hasil analisis menunjukkan model pendidikan untuk
pembentukan karakter pada usia anak-anak antara lain
dilakukan melalui kegiatan bercerita, bermain peran,
dan kantin kejujuran.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sekitar 50%
variabilitas kecerdasan orang dewasa sudah terjadi
ketika anak berusia empat tahun. Peningkatan 30%
berikutnya terjadi pada usia delapan tahun, dan 20%
sisanya pada pertengahan atau akhir dasawarsa kedua
(Suyanto, 2010).

Dalam Undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional pada pasal 1 (satu) antara
lain disebutkan bahwa pendidikan adalah usaha sadar
dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,
bangsa dan negara. Selain di dalam Undang-undang,
karakter positif juga banyak ditulis dalam visi dan misi
lembaga pendidikan. Pada umumnya, lembaga
pendidikan menyusun visi yang tidak hanya bermuatan
untuk menjadikan lulusannya cerdas tetapi juga
berakhlak mulia. Untuk mengetahui kegiatan apa saja
yang telah dilakukan oleh lembaga pendidikan formal
dalam membentuk karakter bangsa, maka perlu dikaji
secara lebih mendalam berbagai hasil penelitian
pendidikan karakter dengan menggunakan metode meta
analisis ini.
Mazzola (2003) melakukan survei tentang bullying
(tindak kekerasan) di sekolah. Hasil survei memperoleh
temuan sebagai berikut: (1) setiap hari sekitar 160.000
siswa mendapatkan tindakan bullying di sekolah, 1 dari
3 usia responden yang diteliti (siswa pada usia 18
tahun) pernah mendapat tindakan kekerasan, 75-80%
siswa pernah mengamati tindak kekerasan, 15-35%
siswa adalah korban kekerasan dari tindak kekerasan
maya (cyber-bullying).
Critical
Kelemahan Penelitian

1.Tidak tercantum sumber jurnal secara jelas misalnya
halaman websitenya
2.Halaman jurnal, variable penelitian, dan juga alat ukur
yang digunakan tidak dicantumkan secara jelas sehingga
membuat

pembaca

harus

mencari

kembali

dan

menela’ahnya sendiri
3. Teori yang digunakan lebih sedikit, padahal teori
tersebut dapat menguatkan jurnal yang ada
4. Tidak mencantumkan ayat alquran atau hadis yang
berkaitan dengan judul yang dibahas dalam jurnal

Kelebihan Penelitian

1. Menggunakan Landasan yang banyak dan solusi
yang luas berdasarkan Al-Quran maupun Hadist.
2. Ada menggunakan indikator karakter atau moral.

Jurnal ke-3
Review and critical jurnal
Judul

IMPLEMENTASI

KOMPETENSI

KEPRIBADIAN

GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SEKOLAH
DASAR SWASTA BAKTI LUHUR MEDAN
Jurnal

Jurnal ilmu pendidikan islam

Volume

Vol. 1

Nomor/Tahun

No.1/Januari-Maret 2017

Halaman

115-125

Peneliti

Muhammad Azwar Effendi Ammar, Siti Halimah,
Mesiono

Reviewer

LOLA PUSPITA

(Nama Mahasiswa/NIM)

Nim:0301163236

Dosen Pengampuh Mata Kuliah

Dra. JA’FAR,M.A

Tanggal

11 JANUARI 2018

Review
Ringkasan Isi Jurnal

SD Swasta Bakti Luhur Medan berada di Jalan
Bakti Luhur Kelurahan Dwikora, Kecamatan Medan
Helvetia, Kota Medan, Provinsi Sumatera Utara, SD
Swasta Bakti Luhur Medan terletak di atas tanah seluas
dengan berukuran panjang kurang lebih 100 m3 dan
lebar kurang lebih 11 m3, sekolah ini saat ini dipimpin
oleh Ibu Sulastri, S.Pd. Adapun letak SD Swasta Bakti
Luhur Medan ini adalah sangat strategis karena terletak
di lingkungan yang mudah dijangkau oleh kendaraan
umum dan diapit dengan SDN Dwikora dan SDN 52
Medan.
Jenis penelitian yang digunakan dalam tesis ini
menggunakan

penelitian

kualitatif

pendekatan

naturalistik. Yang menjadi informan dalam penelitian ini
adalah Kepala Sekolah, Guru PAI, PKS I bidang
kurikulum, dan PKS II bidang kesiswaan. Sumber Data:
Sumber data primer adalah data yang diperoleh dari
sumber-sumber asli yang didapat dari proses wawancara
secara

langsung

dan

data

sekunder

data-data

dokumentasi berupa profil SD Swasta Bakti Luhur
Medan, keadaan guru, struktur organisasi, keadaan siswa
hingga sarana dan prasarana yang dimiliki. Teknik
pengumpulan

data:

Observasi,

wawancara

dan

dokumentasi.
Dalam penelitian ini penulis menggunakan
analisis data yang digunakan Lexy J. Moeleong yang
terdiri atas: reduksi data, kategorisasi, sintesisasi, dan
menyusun hipotesis kerja. Untuk menjamin keabsahan
data, maka peneliti menggunakan teknikobservasi yang
diperdalam dan triangulasi.
Hasil

penelitian

menunjukkan

bahwa

implementasi kompetensi kepribadian guru PAI di SD
Swasta Bakti Luhur Medan sudah memenuhi kriteria
ideal yang ditetapkan oleh Permenag RI No. 16 tahun
2010 dalam pasal 16 ayat 3 butir (b) sampai dengan butir
(d). Keterangan yang didapat baik dari guru PAI, kepala
sekolah, maupun PKS II bidang kesiswaan secara garis
besar bahwa penampilan pribadi yang jujur dan akhlak
mulia yang dimiliki oleh seorang guru PAI berpotensi
besar menjadikannya sebagai teladan bagi orang
disekelilingnya.
Terdapat penilaian yang berbeda terhadap sosok
guru

PAI,

seberapa

besar

pun

guru

tersebut

mengupayakan menampilkan kepribadian yang ideal
sesuai dengan butir (b) pada pasal 16 ayat 3 dalam

Permenag RI No. 16 tahun 2010 yakni berkepribadian
mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa, namun hasil
yang tertampilkan boleh saja tak sesuai dengan harapan
guru tersebut sehingga menuai penilaian yang berbeda
oleh orang di sekelilingnya.
Peran yang dimainkan oleh guru agama dalam
menampilkan pribadi yang jujur, berakhlak mulia, dan
teladan bagi peserta didik dan masyarakat, dan
menampilkan pribadi yang mantap, stabil, dewasa, arif,
dan berwibawa, serta beretos kerja, bertanggung jawab,
memiliki rasa bangga

menjadi

guru PAI, dan

mempunyai rasa percaya diri yang tinggi sebagai guru
PAI menghantarkannya menjadi teladan bagi peserta
didik, disegani oleh orang di sekitarnya, dan tidak
menutup kemungkinan juga
Analisis

Data

dan

Penelitian

Hasil Jurnal ini memiliki khas dan kemutakhiran yakni
membahas secara mendetail tentang “Potret Pendidikan
Agama Islam di Sekolah Umum” yang nyatanya, pada
penjelasan yang cukup detail pada jurnal ini, ternyata
pendidikan agama Islam di sekolah umum masih sangat
memprihatinkan. Hal ini menjadi khas sebab materi
tertuju pada hal yang kompleks, yakni: pendidikan
agama Islam, akan tetapi penerapannya (di sekolah
umum) yang masih minim.

Critical
Kelemahan Penelitian

1. Lebih baik lagi jika di lengkapi dengan data dan
solusi yang nyata langsung di lakukan sosialisasi atau
pun pengawasan secara berkala

Kelebihan Penelitian

1. Menggunakan bahasa yang mudah untuk dipahami,
sehingga pembaca dapat dengan mudah mencerna

tiap kalimat dan dapat dengan mudah menangkap
maksud

(informasi)

dari

yang

ingin

penulis

sampaikan.
2. Menurut reviewer, buku yang digunakan sebagai
rujukan atau referensi oleh penulis sudah bagus dan
banyak,
3. Jurnal ini bagus karena sudah langsung melakukan
penelitian

KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan dari ketiga jurnal yang saya review adalah pendidikan karakter
haruslah selalu diutamakan khususnya sejak anak didik memasuki fase anak- anak,
karakter yang buruk dari anak didik tersebut harus lah diubah, apalagi dalam
konteks kejujuran, jadi, jika anak sudah ditanamkan karakter yang baik dari sejak
kecil ,orang tua, apalagi guru tidak perlu takut dan risau untuk karakter yang dibawa
sianak.
Saran saya sebaiknya setiap jurnal ilmu pendidikan islam dicantumkan lah
ayat alquran atau hadis sebagai penguat penelitian anda, karena dasar ilmu
pendidikan islam berbeda dengan dasar ilmu pendidikan, yaitu alquran dan hadis.