Istana Maimoon in 3D with V ray 3DSMax

JOJAPS
eISSN 2504-8457

Journal Online Jaringan Pengajian Seni Bina (JOJAPS)

Istana Maimoon in 3D with V-ray 3DSMax
Muhammad Ilyassaha, Muhammad Siddik Hasibuanb*
a

Program Studi Teknik Komputer Politeknik LP3I Medan, Indonesia
Program Studi Teknik Komputer Politeknik LP3I Medan, Indonesia
*mhdsiddikhasibuan@gmail.com

b

Abstract (Times New Roman – Font size 8)
Sekarang ini, animasi sudah menjadi hal biasa dilihat yang dilihat oleh masyarakat umum, yaitu animasi 3D. Hal ini membuktikan bahwa animasi bukan hanya
menjadi konsumsi anak-anak, tetapi juga untuk semua kalangan. Untuk menciptakan suasana yang seru dalam melakukan pembelajaran, maka dibuatlah animasi
3D dengan ide sejarah singkat monumen sejarah kota medan, yaitu Istana Maimun. Pembuatan animasi 3D dengan 4 tahap, yaitu : Tahap Perancangan, Pasca
Perancangan, Pembuatan, dan Pasca Pembuatan. Dalam pembuatan animasi ini, akan dibuat storyboard yang berguna sebagai panduan dalam adegan atau scene –
scene di dalam animasi tersebut. Untuk membuat animasi ini akan digunakan software 3DS MAX dengan dukungan plugin – plugin yang tersedia untuk

modeling, texturing, animation, dan rendering. Hasil dari rendering berupa frame – frame yang sudah di gabung dan berbentuk video yang kemudian akan di
kombinasi dengan audio. Audio didapat dari rekaman suara dan musik. Setelah video dan audio sudah selesai, akan dilanjutkan ke proses terakhir yaitu
penggabungan. Penggabungan scene – scene video ini akan dilakukan dengan menggunakan software Adobe Premiere. Hasil dari video animasi ini berdurasi 3 –
5 Menit dengan format MP4. Software 3DS MAX dalam pembuatan animasi memiliki kualitas yang bagus, fitur – fitur nya membuatnya menjadi easy use dan
hasil rendering yang berkualitas real dengan plugin V-Ray yang dapat membuat animator seperti kamera yang menjelajahi sudut ruangan.

© 2012 Published by JOJAPS Limited.
Key-word: - Animasi 3D, V-Ray, Scene, Storyboard

1. Introduction
Perkembangan dunia animasi saat ini berkembang sangat cepat seiring dengan kemajuan teknologi informasi dan komputer.
Bahkan saat ini banyak film-film layar lebar menggunakan animasi dalam beberapa adegan filmnya. Penggunaan animasi dapat
di implementasikan untuk adegan sulit yang tidak mungkin dilakukan dan membutuhkan resiko dan biaya yang mahal. Hal ini
bertujuan untuk memberikan effect realistis dan tentunya untuk memangkas biaya produksi film. Film-film animasi pun sekarang
sudah banyak, baik itu berupa animasi 2D maupun animasi 3D.
Perkembangan animasi dari tahun ketahun membuat film animasi semacam The Pinguin of Madagascar, Big Hero 6,
Zootopia, The Secret World of Arriety dan lain - lainnya mampu disejajarkan dengan film-film yang bukan termasuk animasi.
Membuktikan bahwa film animasi bukan hanya menjadi konsumsi anak-anak, tetapi juga untuk semua kalangan bisa
menikmatinya. Untuk membuat film animasi yang mendidik dan memberi pengetahuan mengenai riwayat, disini penulis ingin
menceritakan tentang sejarah dari Istana Deli yaitu Istana Maimun.

Istana Maimun adalah istana Kesultanan Deli yang dibangun oleh Sultan Mahmud Al-Rasyid pada tahun 26 Agustus 1888
dan merupakan salah satu ikon kota Medan, Sumatera Utara yang terletak di jalan Brigadir Jendral Katamso (Sumber
Wikipedia). Istana Maimun terkadang juga disebut dengan Istana Putri Hijau. Istana yang didominasi oleh warna kuning ini
melambangkan kebesaran Kerajaan Melayu. Istana Maimun ini memiliki desain yang menarik dengan memadukan unsur – unsur
kebudayaan khas Melayu dengan gaya Islam, Spanyol, India dan Italia. Dari latarbelakang inilah penulis mendapat ide animasi
bertemakan Wisata yang berjudul Istana Maimun in 3D With V-Ray. Rendering adalah proses dari membangun gambar dari
sebuah model (atau model yang secara kolektif dapat disebut sebuah file adegan), melalui program komputer. V-Ray adalah
salah satu Render-Engine buatan 3rd party atau produsen software pihak luar, di luar produsen software 3d itu sendiri
maksudnya, dalam hal ini 3dsmax. Rendering animasi menggunakan Vray dapat membuat anda frustrasi ketika menunggu render
dalam waktu yg sangat lama. Bahan-bahan high gloss, refleksi dan pemindahan yang Anda gunakan untuk gambar diam dapat
membuat total waktu render animasi Anda di luar dikelola. Tujuan menggunakan Vray dalam penelitian ini untuk membuat
53 | V O L 3

Muhammad Ilyassah / JOJAPS – JOURNAL ONLINE JARINGAN PENGAJIAN SENI BINA 0194955501

objek model gambar 3D kita menjadi lebih terlihat lebih nyata ( real ). Karena Vray memungkinkan kita untuk mengatur
pencahayaan dan materialing pada model gambar (Hendratman, 2012).
Multimedia, ditinjau dari bahasanya, terdiri dari 2 kata, yaitu multi dan media. Multi berarti banyak atau lebih dari satu.
Sedangkan media merupakan bentuk jamak dari medium, juga diartikan sebagai saran, wadah, atau alat. Istilah multimedia
sendiri dapat diartikan sebagai transmisi data dan manipulasi semua bentuk informasi, baik berbentuk kata- kata, gambar, video,

music, angka, atau tulisan tangan di mana dalam dunia komputer, bentuk informasi tersebut diolah dari dan dalam bentuk data
digital (Jarot & Ananda 2009).
Multimedia adalah kombinasi dari komputer dan video, atau multimedia secara umum merupakan kombinasi tiga elemen,
yaitu: suara, gambar, dan teks Di sisi lain, multimedia adalah kombinasi dari paling sedikit dua media input atau output dari data,
di mana media tersebut dapat berupa audio, animasi, video, teks, grafik, dan gambar, atau multimedia merupakan alat yang
menciptakan persentasi yang dinamis dan interaktif yang mengobinasikan teks, grafik, animasi, audio, dan gambar, video.
Multimedia juga didefinisikan sebagai kombinasi teks, seni suara, gambar , animasi, dan video yang disampaikan dengan
komputer atau dimanipulasi secara digital dan dapat disampaikan dan/atau dikontrol secara interaktif. Ada tiga jenis multimedia,
yaitu (Munir, 2004) :
1. Multimedia interaktif
Pengguna dapat mengontrol apa dan kapan elemen – elemen multimedia akan dikirimkan atau ditampilkan.
2. Multimedia hiperaktif
Multimedia jenis ini mempunyai suatu struktur dari elemen – elemen terkait dengan pengguna yang dapat
mengarahkannya. Dapat dikatakan bahwa multimedia jenis ini mempunyai banyak tautan (link) yang menghubungkan
elemen – elemen multimedia yang ada.
3. Multimedia linear
Multimedia dalam jenis ini pengguna hanya menjadi penonton dan menikmati produk multimedia yang disajikan dari
awal hingga akhir. Dalam pembuatan projek ini penulis menggunakan jenis multimedia linear, karena penulis hanya
bertujuan untuk menceritakan dari bentuk animasi 3D.
4. Methodology

Proses dari pembuatan animasi ini dilakukan dengan 4 Tahap dan setiap tahapnya akan dirincikan sesuai dengan tahapannya,
baik orang atau pelaku yang terlibat di proses pembuatan tersebut. Tahap Perancangan adalah tahap dimana ide – ide itu
dikumpulkan. Tahap Pasca Perancangan adalah tahap mengenai proses pengembangan konsep, pembuatan, dan storyboard.
Tahap Pembuatan adalah tahap dimana animasi di bentuk dan di proses pembuatannya. Tahap Pasca Pembuatan adalah tahap
editing yaitu menggabungkan scene – scene dari hasil pembuatan animasi kedalam proses pembuatannya menjadi video. Uraian
tahapan proses Pembuatan Animasi 3D sebagai berikut (Amir Fatah Sofyan dan Agus Purwanto, 2008) :
1. Tahap Perancangan.
Perancangan yaitu tahap pengumpulan ide–ide hingga menuangkannya kedalam konsep dan bentuk dari 3D yang akan
dianimasikan. Pembuatan dimulai dari tahap perancangan dimana proses yang terjadi di tahap ini adalah pembentukan
struktur atau skema dan konsep. Proses ini berarti menyempurnakan ide – ide yang terkumpul tadi menjadi sebuah konsep
yang dapat memberikan nilai produksi.
2. Tahap Pasca Perancangan
Pasca Perancangan yaitu tahap dimana dilakukan pengamatan objek dan persiapan yang di perlukan untuk produksi. Pasca
Perancangan terdiri dari beberapa proses yaitu: penulisan storyboard serta perlengkapan yang dapat mendukung proses
pembuatan termasuk software dan perangkatnya. Desain pembuatan adalah gambar atau bentuk atau juga struktur bangunan
yang dapat digunakan sebagai referensi untuk membuat objek dalam suatu aplikasi 3D. Setelah storyboard selesai, saatnya
untuk merekam suara sebagai narator (Zeembrey, 2006)
3. Tahap Pembuatan
Tahap pembuatan animasi meliputi: Animasi Bentuk, Animasi Kamera, Animasi Pencahayaan (lighting). Animasi adalah
seni berbasis gerakan (motion based art), dimana suatu pemahaman tentang cara bergerak objek adalah sangat penting

untuk menjadi seorang animator yang handal. Pada tahap ini akan menggunakan 3DS MAX (Gambar 1).

54 | V O L 3

Muhammad Ilyassah / JOJAPS – JOURNAL ONLINE JARINGAN PENGAJIAN SENI BINA 0194955501

Gambar 1. Tampilan 3DS MAX
3DS MAX atau 3D Studio Max adalah sebuah perangkat lunak grafik vektor 3-dimensi dan animasi, ditulis oleh Autodesk
Media & Entertainment dan menjadi salah satu paket perangkat lunak yang paling luas digunakan sekarang ini, karena beberapa
alasan seperti penggunaan platform Microsoft Windows, kemampuan mengedit yang serba bisa, dan arsitektur plugin yang
banyak. (Djalle, 2006)
Pada tahap ini lah akan digunakan Plugin bernama V-RAY. V-RAY seperti pada gambar 2 yang membuat animasi menjadi
lebih realistis tergantung dari teknik dan pemaksimalan dalam penggunaan nya. V-RAY ini adalah sebuah alat untuk
menghasilkan kulitas gambar render yang diinginkan (Wibirama, 2011)

Gambar 2. Contoh gambar
(Sumber : Hendratman, 2012)
4.

Tahap Pasca Pembuatan

Pasca pembuatan yaitu tahap mengedit, memoles dan rendering animasi yang telah dibuat sehingga menghasilkan scene scene yang siap dikemas pada tahap selanjutnya. Setelah dianimasi dan dirender, masih perlu dilakukan beberapa proses
untuk menambahkan efek–efek suara. Setelah semunya selesai diproses, selanjutnya digabungkan, mulai dari scene – scene
animasi dan suara narator untuk menjadi sebuah full video (Syaiful Nurudin dan Nugroho Agung Prabowo, 2011)

55 | V O L 3

Muhammad Ilyassah / JOJAPS – JOURNAL ONLINE JARINGAN PENGAJIAN SENI BINA 0194955501

Adapun yang dijadikan objek dari penelitian ini ialah bangunan dari Istana Maimun, baik bagian dalam gedung maupun
luarnya agar lebih mudah dalam memvisualisasikannya ke 3D. Dalam pembuatan ini diperlukan perangkat keras dan lunak dalam
proses pengerjaannya. Alat dan bahan yang digunakan tersebut terdapat pada pada tabel 1 dan tabel 2.
Tabel 1. Tabel Perangkat Keras yang digunakan dalam pembuatan animasi.
No

Nama Perangkat Yang Digunakan

1
2
3
4


Personal Computer dan Laptop
Mouse dan Keyboard
Speaker (Untuk dapat mendengar visualisasi suara)
Laptop : Processor Intel Core(TM) i3-2348M CPU @ 2.30Ghz (4 CPUs),
~2.3 GHz.
Personal Computer : Processor Inter Core(TM) i5-3330M CPU @
3.00GHz (4 CPUs), ~3,2GHz
VGA Intel(R) HD Graphics Family
Laptop : RAM 4GB DDR3; Personal Computer : RAM 2GB DDR3 (PC)
HARDISK 500GB

5
6
7

No
1
2
3


Tabel 2. Tabel Perangkat Lunak
Alur Pemrosesan Animasi 3D
Corel Draw X7 (Desain Material and Ornament)
3DS MAX (Software pembuatan animasi 3D) WITH
Plugins V-RAY
Adobe Premiere (Menggabungkan scene – scene
animasi dan suara dalam versi penuh)

Prose input yang didapat adalah dengan menggambar material gedung dengan menggunakan software Corel Draw X7 yang
menghasilkan output berupa objek gambar .PNG (Portable Network Graphics). Selanjutnya gambar tadi dijadikan sebagai
material dalam Software 3DSMAX, dalam proses pembuatan animasi dalam 3DSMAX dilakukan proses texturing. Proses
texturing adalah tahap untuk pemberian material atau texture pada bentuk atau model agar lebih tampak real. Texturing adalah
pemberian warna pada objek atau model yang dipilih. Pemberian texture dalam 3DS MAX menggunakan Tools Material. Setelah
proses texturing selesai selanjutnya melakukan proses animasi. Animasi ialah proses pembuatan gerakan – gerakan pada model
atau objek animasi yang nantinya akan di jadikan scene – scene dalam video. Dalam tahap ini, animasi akan kita masukkan
kedalam kamera. Jadi kita akan menggunakan animasi kamera. Setelah proses animasi selesai tahap terakhir adalah render
dengan menggunakan Vray. Rendering dengan menggunakan Vray adalah proses dimana animasi 3D yang dibuat seolah nyata
(Sukoco, 2011).


5. Hasil dan Pembahasan
1.

2.

Tahap Pasca Perancangan
Konsep merupakan persiapan yang paling dasar sebelum masuk ke tahap pembuatan. Konsep ini yang membuat kita bisa
menentukan seperti apa alur yang inginkan. Dalam proses ini, akan ada suatu suara yang penulis sebut dengan narator.
Narator inilah yang akan menjelaskan keseluruhan mengenai Istana Maimun dan sejarahnya. Narator dalam animasi yang
akan diaplikasikan adalah model yang difungsikan oleh Rigging agar dapat dianimasikan.
Tahap Pembuatan (Modelling)
Pada tahap ini akan digambar bentuk – bentuk lingkungan, property dengan menggunakan software 3DS MAX. Pada
software ini terdapat banyak tools yang dapat mempermudah dan mempersingkat pengerjaan pemodelan. (Gambar 3).

56 | V O L 3

Muhammad Ilyassah / JOJAPS – JOURNAL ONLINE JARINGAN PENGAJIAN SENI BINA 0194955501

Gambar 3. Penggambaran bentuk dengan menggunakan tools di 3DX MAX
3.


Texturing
Disini adalah tahap untuk pemberian material atau texture pada bentuk atau model agar lebih tampak real. Texturing adalah
pemberian warna pada objek atau model yang dipilih. Pemberian texture dalam 3DS MAX menggunakan Tools Material
(Gambar 4).

Gambar 4. Window untuk pemasukan material
4.

Animation
Setelah proses texturing, saatnya proses animasi. Animasi ialah proses pembuatan gerakan – gerakan pada model atau objek
animasi yang nantinya akan di jadikan scene – scene dalam video. Dalam tahap ini, animasi akan kita masukkan kedalam
kamera. Jadi kita akan menggunakan animasi kamera. Karena, animasi yang akan dibuat adalah bentuk atau model
bangunan, jadi hanya dengan memakai animasi kamera saja. Nantinya, animasi kamera akan mengelilingi, memutari, dan
memasuki bagian bentuk bangunan Gambar 5.

57 | V O L 3

Muhammad Ilyassah / JOJAPS – JOURNAL ONLINE JARINGAN PENGAJIAN SENI BINA 0194955501


Gambar 5. Sudut pandang berdasarkan sorotan kamera.
5.

Rendering
Setalah tahap penganimasian, selanjutnya adalah tahap rendering. Rendering adalah proses dimana animasi yang telah
dibuat akan dijadikan sebuah scene – scene video. Pada 3DS MAX, terdapat pilihan pada proses rendering, yaitu render
image dan render animation. Pada render image, animasi yang dihasilkan akan berbentuk sebuah gambar atau JPEG.
Sedangkan pada render animation, animasi yang dihasilkan dapat berbentuk AVI atau MOV. Pada kasus ini akan
menggunakan render animation yang berupa bentuk video dengan bantuan plugin V-Ray. Dalam animasi 3D, V-Ray sangat
dibutuhkan dan sudah menjadi fitur wajib dalam dunia animasi Gambar 6 (Novan Andre Prastyo, 2012).

Gambar 6 Proses rendering model animasi 3D
6.

7.

Tahap Pasca Pembuatan (Compositing)
Pada proses ini, perekaman dan pengeditan audio untuk mengisi suara dari narator yang akan berada dalam animasi
tersebut. Audio direkam melalui Handphone dan Stand Mic. Pada handphone, hasil suara yang direkam berekstensi AMR.
Untuk yang berekstensi AMR, akan dirubah terlebih dahulu sehingga menjadi MP3 dan untuk merubahnya kita akan
menggunakan aplikasi Format Factory.
Finishing Composition
Selanjutnya, hasil dari scene – scene animasi dan editan suara kita compile kedalam Adobe Premiere untuk menjadikannya
Full Video (FILM). Setelah itu akan dilakukan proses pencocokan, mulai dari timing, alur dan memasukan teks. Ketika
sudah selesai pencocokan, akan dilakukan proses rendering untuk menjadikannya film Gambar 7.

58 | V O L 3

Muhammad Ilyassah / JOJAPS – JOURNAL ONLINE JARINGAN PENGAJIAN SENI BINA 0194955501

Gambar 7 Tampilan Adobe Premiere

6.

Kesimpulan

Setelah menyelesaikan proses pembuatan animasi 3D dan film ini, penulis dapat mengambil beberapa kesimpulan. Pertama, Film
yang dibuat melalui Animasi 3D dapat memberikan edukasi yang menarik dan tidak membosankan kepada masyarakat. Kedua,
Software yang dibutuhkan dalam membuat Animasi 3D dan Filmnya cukup banyak, salah satunya adalah 3DS MAX yang
merupakan software utama dalam pembuatan Animasi ini. Metode render dengan Vray dapat memberi kesan animasi yang dibuat
dapat melihat sudut-sudut dari bangunan istana maimun seperti nyata.

References
Amir Fatah Sofyan, Agus Purwanto. (2008), Digital Multimedia : Animasi, Sound Editing & Video Editing, ANDI & STMIK
AMIKOM, Yogyakarta
Djalle, G. Zaharuddin. (2006), The Making of 3D Animation Movie Using 3DStudioMax, Informatika, Bandung, 2006.
Hendratman, Hendi, Robby. (2012), The Magic of 3D Studio Max, Informatika, Bandung
Jarot, Darma S, Ananda, Shenia. (2009), Buku Pintar Menguasai Multimedia, Mediakita, Jakarta
Mnir, (2004), Multimedia Konsep & Aplikasi dalam Pendidikan, Alfabeta, Bandung
Novan Andre Prastyo. (2012), Pembuatan Video Profil Tiga Dimensi (3D) Sentra Ponsel Kudus, Indonesian Jurnal on Computer
Science - Speed (IJCSS) 13 Volume 9 No 2, ISSN 1979 – 9330
Syaiful Nurudin, Nugroho Agung Prabowo. (2011) Pembuatan Video Profile Tiga Dimensi (3D) Octrash Gemolong
Kabupaten Sragen, Indonesian Jurnal on Computer Science - Speed (IJCSS) 12 Volume 9 No 2 – , ISSN 1979 – 9330
Sukoco. (2011),Teknologi Motion Capture Untuk Pembuatan Film Kartun Animasi 3D, Speed 10 Edisi Web-Februari 2011,
ISSN : 2088-0154
Wibirama.S. (2011), “Fundamental Techniques for 3D Computer Vision,” Department of Electrical Engineering Gadjah Mada
University, Indonesia

59 | V O L 3