HUBUNGAN KEPRIBADIAN DENGAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 2 PONCOWARNO KALIREJO LAMPUNG TENGAH TAHUN PELAJARAN 2013/2014

(1)

ii ABSTRAK

HUBUNGAN KEPRIBADIAN DENGAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 2 PONCOWARNO

KALIREJO LAMPUNG TENGAH TAHUN PELAJARAN

2013/2014

Oleh Duhita Kurnia

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adakah hubungank epribadian terhadap tingkat kebugaran jasmani pada siswa SD Negeri 2 Poncowarno Kalirejo Lampung Tengah. Hasil penelitian ini di harapkan bermanfaat bagi guru penjaskes sebagai bahan rujukan yang berguna sebagai pedoman dalam menggambarkan keadaan siswa tentang kebugaran jasmani . Metode penelitian yang di gunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional. Obyek penelitian ini adalah, seluruh siswa kelas V SD Negeri 2 Poncowarno Kalirejo Lampung Tengah yang berjumlah 33 siswa, terdiridari 24 putradan 9 putri. Teknik pengumpulan data dengan angket, teknik analisis data menggunakan korelasi product moment.

Berdasarkan hasil perhitungan dan analisis data yang diperoleh dari tes pengukuran pada penelitian ini adalah: terdapat hubungan yang sangat erat antara kepribadian dan kebugaran jasmani walaupun hasilnya termasuk dalam kategori cukup.

Kesimpulan peneliti ini menunjukkan Ada hubungan antara rohani dan jasmani yang dalam psykologi sering disebut dengan istilah Psyicosomatis. Maka dapat disimpulkan terdapat hubungan yang erat sekali antara kepribadian dan kesegaran jasmani di SD N 2 Poncowarno Kalirejo Lampung Tengah.


(2)

iii

HUBUNGAN KEPRIBADIAN DENGAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 2 PONCOWARNO

KALIREJO LAMPUNG TENGAH TAHUN PELAJARAN

2013/2014

Oleh Duhita Kurnia

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Program Studi Pendidikan Jasmani Dan Kesehatan

Jurusan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2013


(3)

iv

Judul Skripsi : Hubungan Kepribadian Dengan Tingkat Kebugaran Jasmani Pada Siswa Kelas V SD Negeri 2 Poncowarno Kalirejo Lampung Tengah Tahun Pelajaran 2013/2014 Nama Mahasiswa : Duhita Kurnia

Nomor Pokok Mahasiswa : 0913051030

Program Studi : Pendidikan Jasmani

Jurusan : Ilmu Pendidikan

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI 1. Komisi Pembimbing

Pembimbing I Pembimbing II

Drs. Frans Nurseto M,Psi Drs. Suranto M.Kes

NIP. 19630926 1989011 001 NIP. 195509291984031001

2. Ketua Jurusan Imu Pendidikan

Drs. Baharuddin Risyak, M.Pd. NIP. 19510507 198103 1 002


(4)

v

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua : Drs. Frans Nurseto M,Psi ...

Sekretaris : Drs. Suranto M.Kes ...

Penguji

Bukan Pembimbing : Drs. Ade Jubaedi , M.Pd ...

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si NIP. 19600315 198503 1 003


(5)

vi

PERNYATAAN

Bahwa saya yang bertandatangan di bawah ini :

Nama : Duhita Kurnia

NPM : 0913051030

Tempat tanggal lahir : Pringsewu, 12 Desember 1991

Alamat : Kab. Lampung Tengah

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi dengan judul “Hubungan antara Kepribadian dengan Tingkat Kebugaran Jamani Pada Siswa SD Negeri 2 Poncowarno Kalirejo Lampung Tengah Tahun Pelajaran 2013/2014”adalah benar-benar hasil karya penulis berdasarkan penelitian yang dilaksanakan pada tanggal 27 Maret 2013. Skripsi ini bukan hasil plagiat, ataupun hasil karya orang lain.

Demikian pernyataan ini penulis buat dengan sebenar-benarnya, apabila dikemudian hari terjadi kesalahan, penulis bersedia menerima sanksi akademik sebagaimana yang berlaku di Universitas Lampung.

Bandar Lampung, 25 April 2013


(6)

vii

RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama lengkapDuhita Kurnia, dilahirkan di Pringsewu pada tanggal 12 Desember 1991 sebagai anak keempat dari empat bersaudara. Penulis dilahirkan dari pasangan Bapak Sugitodan Ibu Mastin.

Pendidikan formal yang telah ditempuh penulisantara lain: Sekolah Dasar (SD) di SD Negeri 2 Poncowarno dan selesai pada tahun 2003. Kemudian masuk SMP Negeri1 Kalirejo pada tahun 2003 dan lulus pada tahun 2006. Kemudian masuk Sekolah Menengah Atas SMA Negeri 1 Bangunrejo pada tahun 2006 dan selesai pada tahun 2009.

Pada tahun 2009, penulis diterima sebagai mahasiswa pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung pada Program Studi Pendidikan Jasmani Dan Kesehatan melalui jalur (SNMPTN). Pada tahun 2012 peneliti melaksanakan KKN dan PPL di SD Kemukus Ketapang Lampung Selatan. Demikianlah riwayat hidup penulis, supaya bermanfaat bagi pembaca.


(7)

viii

MOTTO

Jangan Sia-Siakan Sebuah Kesempatan Untuk Selangkah Maju Kedepan

Karena Kesempatan Itu Tidak Akan Datang Dua Kali

Saya Akan Menggunakan Waktu Sebaik Mungkin Karena Waktu Tidak Akan

Berputar Kembali

Learning By Experience

( belajarlah dari pengalaman, kedepan kesalahan yang sama tidak akan teruang

lagi )

lebih baik mencoba walaupun banyak kekurangan , daripada diam Menanti

kesempurnaan, mengingat kesempurnaan lahir dari pada serangkaian percobaan .


(8)

ix

PERSEMBAHAN

Dengan mengucap syukur alhamdulilah kepada Allah SWT,kupersembahkan karya kecilku ini sebagai jawaban atas kepercayaan yang telah kalian berikan sebagai perwujudan bhaktiku untuk

orang Tua Tercinta

(Ayahanda Sugito dan Ibunda Mastin)

Untuk cahaya penuh kasih sayang, ketulusan, kekuatan penuh cinta dan tanggung jawab yang telah mencintai dan mendoakan Ananda sampai hari ini, kemarin, besok dan

selamanya,Terimakasih atas kepercayaan yang telah diberikan kepada Ananda. kupersembahkan karya ini kepada:

Ayunda Purwaningsih Ayunda Dwi Antari. Kakanda Tri Agus Setiadhi Mamiku tersayang Irmayanti

Karya kecilku ini, ku persembahkan kepada: Guru-guru dan Dosen-dosen ku

Serta

Teman-teman seperjuangan angkatan 2009, khususnya Agatha, Wiwid, Silvia, Lingga,Ricky, Okvian, Adhie, Aditya, Rizki dan Arifai

Dan almamater tercinta-Penjaskesrek Universitas lampung


(9)

x

SANWACANA

Puji Syukur penulis haturkan ke pada ALLAH SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulisan skripsi yang berjudul “Hubungan Kepribadian Dengan Tingkat Kebugaran Jasmani Pada Siswa SD Negeri 2 Poncowarno Kalirejo Lampung Tengah Tahun 2013/2014” dapat diselesaikan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di Unuversitas Lampung. Dalam proses penulisan skripsi ini terjadibanyak hambatan baik yang datang dari luar dan dari dalam diri penulis. Penulisan skripsi ini pun tidak lepas dari bimbingan dan bantuan serta petunjuk dari berbagai pihak, oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

2. Drs. Baharudin, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan dan segenap dosen dan karyawan FKIP Universitas Lampung.

3. Drs. Frans Nurseto, M.Kes. selaku pembimbing I dalam penulisan skripsi ini yang telah memberikan pengarahan dan bimbingan kepada penulis

4. Drs. Suranto, M.Kes.,selaku pembimbing II dalam penulisan skripsi ini yang telah memberikan pengarahan dan bimbingan kepada penulis.


(10)

xi

5. Drs. Ade Jubaedi, M.Pd, selaku pembahas dalam penulisan skripsi ini yang telah memberikan pengarahan, saran dan keritik kepada penulis.

6. Kepala SD Negeri 2 Poncowarno Kalirejo Lampung Tengah beserta dewan guru yang telah membantu dalam menyelesaikan penelitian ini.

7. Bapak dan ibu dosen Penjaskes yang telah membantu dalam proses perkuliahan, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

8. Bapak dan Ibu di staf Tata Usaha FKIP Unila yang telah membantu proses terselesaikannya skripsi ini.

9. Kepada keluarga besar angkatan 2009, terutama Mama Agatha, nenek Wiwid, sayangku Lingga Lestari, Silvia Silviani, Arifai, Adhi, Ricky, Okvian, Koko dan Aa’Adhit dan Abang Rizki yang selalu membantu menemani penulisan ini dan teman-teman yang lainyaterima kasih banyak.

10.Kepada mamiku Irmayanti yang telah memberikan tempat dan mendukung p eenulis sampai sekarang.

Akhir kata penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan akan tetapi penulis berharap semoga skripsi yang sederhana ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua.

Bandar Lampung, 25 April 2013 Penulis


(11)

xii DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... ii

HALAMAN JUDUL ... iii

PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING... iv

HALAMAN PENGESAHAN... v

PERYATAAN... vi

RIWAYAT HIDUP ... vii

MOTTO ... viii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... ix

SANWACANA ... x

DAFTAR ISI... xii

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR... xv

DAFTAR LAMPIRAN………. xvi

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 5

C. Pembatasan Masalah ... 6

D.Rumusan Masalah ... 6

E.Tujuan Penelitian ... 6

F. Manfaat Penelitian ... 7


(12)

xiii

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA FIKIR, DAN HIPOTESIS

A.Kepribadian ... 8

B. Kebugaran Jasmani... 14

a. Hakikat Kebugaran Jasmani... 14

b. Pengertian Kebugaran Jasmani ... 16

c. Faktor yang mempengaruhi kebugaran jasmani ... 19

C. Kerangka Pikir... 26

D. Hipotesis... 28

III. METODOLOGI PENELITIAN A.MetodePenelitian... 29

B.Rancangan Penelitian ... 29

C.VariabelPenelitian ... 30

D. Definisi Operasional Variabel ... 30

E.Tempat dan Waktu Pelaksanaan ... 31

F. Teknik Pengumpulan Data... 31

G. Instrumen Penelitian... 32

H. Teknik Analisis Data ... 34

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 36

B. Pembahasan ... 38

C. Uji Hipotesis... 39

V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 40

B. Saran ... 40

DAFTAR PUSTAKA ... 42


(13)

xiv

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Klasifikasi Kepribadian Siswa ... 14

Tabel 2.Faktor Biologis dan Aktivitas Jasmani Anak... 20

Tabel 3.Klasifikasi Kebugaran Jasmani Anak... 26

Tabel 4. Bagan Kepribadian... 36

Tabel 5. Bagan TKJI ... 37


(14)

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

Gambar 1 : Diagram Sifat Relatif Kebugaran Jasmani ... 17

Gambar 2 : Komponen Kebugaran Jasmani... 18

Gambar 3 :Model Teoritis... 30

Gambar 4 :Diagram Batang Kepribadian... 37


(15)

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada hakekatnya pendidikan merupakan usaha atau suatu kegiatan yang dijalankan dengan sengaja, teratur dan terencana dengan maksud untuk merubah dan mengembangkan perilaku yang seesuai dengan yang diinginkan. Secara pedagogis arah pendidikan itu sendiri terkait dengan pengembangan pendekatan dan metodologi proses pendidikan dan pembelajaran yang memanfaatkan berbagai sumber pembelajaran ( multi learning resources ), termasuk teknologi informasi dan komunikasi. Kehadiran teknologi informasi dan komunikasi dalam kehidupan telah mengubah paradigma seluas-luasnya kepada beragam media untuk kepentingan pendidikan yang dilaksanakan melalui kegiatan pembelajaran. Dari proses pembelajaran tersebut berupaya mengubah masukan berupa siswa yang belum terdidik, menjadi siswa yang terdidik, siswa yang belum mengetahui pengetahuan sesuatu menjadi siswa yang memiliki pengetahuan. Demikian pula siswa yang memiliki sikap, kebiasaan atau tingkah laku yang belum mencerminkan eksistensi dirinya sebagai pribadi baik atau positif menjadi siswa yang memiliki sikap, kebiasaan dan tingkah laku yang baik. Pembelajaran yang efektif ditandai terjadinya proses belajar dalam diri siswa itu sendiri. Dikemukakan oleh Abdillah (2002), bahwa: “ belajar adalah suatu usaha sadar yang dilakukan oleh individu dalam perubahan tingkah laku baik melalui


(16)

2

pengetahuan dan pengalaman yang menyangkut aspek-aspek kognitif,afektif dan psikomotor untuk memperoleh tujuan tertentu”. Selanjutnya Gletder ( 1994:1 ) mengemukakan bahwa: “ kemampuan orang untuk belajar menjadi ciri penting yang membedakan jenisnya dari jenis-jenis makhluk lainya”. Sehingga baik secaara umum maupun sederhana belajar seringkali diartikan sebagai aktivitas untuk memperoleh pengetahuan dan ppengetahuan tersebut dipersepsikan diperoleh dari guru sedangkan perubahan perilaku terjadi melalui kegiatan sendiri.

Kepribadian merupakan kajian yang menarik untuk didiskusikan, karena persoalan ini tidak pernah lepas dari perjalan hidup bagi kaum muda. Akan tetapi mengkaji persoalan kepribadian juga merupakan pekerjaan yang rumit, karena kepribadian adalah sesuatu yang superkompleks dan menarik karena bersifat dinamis. Kepribadian dapat didefinisikan sebagai pola-pola pikiran, perasaan dan perilaku yang sudah berurat-akar mendalam dan relatif menetap. Kepribadian biasanya merujuk pada apa yang unik pada diri seseorang, yaitu karakteristik yang membedakan satu orang dengan yang lain. Pikiran, emosi dan perilaku itu sendiri . Bukanlah kepribadian, yang lebih merupakan disposisi yang mendasari elemen-elemen ini. Pengetahuan tentang kepribadian seseorang adalah modal untuk memperkirakan bagaimana orang itu akan bertindak atau bereaksi pada keadaan yang berbeda-beda.

Para teoretikus menekankan aspek kepribadian yang berbeda-beda dan tidak setuju tentang susunan, pengembangan, dan manifestasinya dalam perilaku. Salah satu sistem teori yang paling berpengaruh adalah Teori Psikoanalisis dari Sigmund Freud dan pengikut-pengikutnya. Freud percaya bahwa proses bawah


(17)

3

sadar menuntun sebagian besar perilaku seseorang. Walaupun tak disadari, impuls dan dorongan itu senantiasa berusaha menampilkan diri. Teori kepribadian lain yang berpengaruh berasal dari Behaviorisme. Pandangan itu, yang diwakili oleh beberapa pemikir seperti psikology Amerika B.F. Skinner, mementingkan pembelajaran. Skinner melihat bahwa perilaku manusia sebagian besar ditentukan oleh konsekuensi dari perilaku itu. Jika sebuah perilaku diberi hadiah, perilaku itu akan diulang, jika dihukum, kecil kemungkinan perilaku itu akan diulang.

Pendidikan jasmani dan kesehatan merupakan bagian yang integral dari sistem pendidikan secaara keseluruhan.proses pendidikan jasmani wajib diikuti oleh semua siswa dari tingkat Taman Kanak-kanak sampai dengan tinggkat Sekolah Menengah Umum ( SMU ). Pendidikan jasmani dituangkan dalam bentuk aktivitas fisik baik itu permainan maupun olahraga. Tujuan ideal dari proogram jasmani itu bersifat menyeluruh, sebab bukan mencakup aspek fisik saja tetapi meliputi aspek lainya termasuk aspek intelektual, emosional, sosial dan moral. Sesuai dengan penyempurnaan/ penyesuaian kurikulum 1994 ( suplemen GBPP ) SD/MI 1999 menyatakan bahwa :“pendidikan jasmani dan kesehatan merupakan bagian integral dari pendidikan keseluruhan, yang dalam proses pembelajaranya mengutamakan aktivitas jasmani guna mendorong kebiasaan hidup sehat menuju pada pertumbuhan dan perkembangan jasmani, mental sosial , dan emosional yang serasi, selaras, dan seimbang.”

Melalui pendidikan jasmani diharapkan dapat meningkatkan kebugaran siswa. Lutan ( 2001:23 ) mengemukakan pendapatnya bahwa “ Perkembangan kebugaran jasmani merupakan tujuan penting program penjas di sekolah dasar”.


(18)

4

Tingginya kebugaran jasmani pada usia ini sangat mendukung dalam pertumbuhan dan perkembangan hidupnya dimasa yang akan datang, dengan demikian kebugaran jasmani haruslah dibina dan dipelihara karena siswa akan dapat melakukan kegiatan belajar dengan baik dan tidak akan mengalami kelelahan yang berarti yang diakibatkan oleh aktivitas belajar tersebut.

Mengenai aktivitas kebugaran jasmani Giriwijoyo ( 2007:48 ) mengemukakan bahwa:“ Keadaan kemampuan jasmani yang dapat menyesuaikan fungsi alat-alat tubuhnya terhadap tugas jasmani tertentu dan/terhadap keadaan lingkungan yang harus diatasi dengan cara yang efisien, tanpa kelelahan yang berlebihan dan telah pulih sempurna sebelum datang tugas yang sama pada esok harinya”.

Kebugaran jasmani sangat penting bagi siswa sekolah dasar, karena siswa yang memiliki tingkat kebugaran jasmani tinggi akan dapat melakukan aktivitas belajar dan bermainya dengan baik dan tanpa kelelahan yang berarti, serta tubuhnya tetap segar ketika berhenti beraktivitas pada saat istirahat. Sebaliknya tingkat kebugaran yang rendah akan menjadi kendala pada aktivitasnya sehari-hari oleh karena kondisi jamani yang tidak dapat memenuhi semua kebutuhan dalam melakukan aktivitas tersebut. Tidak terjadinya kelelahan pada siswa dalam melakukan pekerjaanya dan tetap segarnya kondisi tubuh setelah beraktivitas, memungkinkan mereka secara wajar melaksanakan kegiatan-kegiatan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian mereka dapat menikmati kehidupan dalam arti luas.

Namun demikian permasalahan yang terjadi terkait dengan kebugaran siswa saat ini masih sangat memprihatinkan. Hal itu terlihat dengan banyaknya anak yang sering terkena berbagai penyakit, seperti penyakit pernafasan, pencernaan,


(19)

5

ataupun penyakit kurang gerak atau menurunnya daya tahan tubuh, begitupun dengan budaya ber jalan kaki sudah jarang tampak dalam kehidupan sehari-hari karena lebih banyak menggunakan kendaraan umum maupun pribadi. Bukan hanya itu siswa terbiasa melakukan berbagai kegiatan dengan bantuan alat-alat yang serba praktis, sehingga siswa menjadi mudah lelah ketika melakukan kegiatan fisik yang bersifat aktif.

Untuk itu, perlu diterapkan sejak di sekolah dasar atau usia dini dalam proses belajar mengajar khususnya pedidikan jasmani agar siswa memiliki kepribadian yang baik dengan mengajarkan bagaimana cara menerapkan perilaku hidup sehat, mensosialisasikan dan merealisasikan jenis kegiatan olahraga apa yang cocok untuk siswa guna mempertahankan atau meningkatkan kebugaran jasmani siswa. Jika kepribadian ini telah terbentuk dalam diri siswa maka diharapkan akan terbentuk pula kebugaran jasmani siswa tersebut. Oleh sebab itu penelitian ini dilakukan untuk melihat “Hubungan Kepribadian dengan Tingkat Kebugaran Jasmani Pada Siswa Kelas V SDN 02 Poncowarno“.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang yang telah penulis kemukakan dapat diidentifikasi masalah sebagai berikut:

1. Siswa SD Negeri 2 Poncowarno Lampung Tengah memiliki tingkat kebugaran jasmani rendah sehingga sebagian siswa kurang semangat dalam melakukan kegiatan belajar.


(20)

6

3. Belum diketahuinya hubungan kepribadiandengan tingkat kebugaran jasmani siswa/siswi SDN 2 Poncowarno.

C. Batasan Masalah

Bedasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah di atas, maka untuk lebih efektif penulis membatasi masalah dengan mengkaji apakah terdapat hubungan kepribadian dengan tingkat kebugaran jasmani siswa SDN 02 Poncowarno.

D. Rumusan Masalah

Sesuai latar belakang, identifikasi masalah dan pembatasan masalah di atas, maka masalah penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana kepribadian siswa di SDN 02 Poncowarno?

2. Bagaimana tingkat kebugaran jasmani siswa SDN 02 Poncowarno?

3. Bagaimana hubungan antara kepribadiian dengan tingkat kebugaran jasmani pada siswa SDN 02 Poncowarno?

E. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui “Adakah Hubungan antara Kepribadian dengan Tingkat Kebugaran Jasmani Siswa SDN 02 Poncowarno”.


(21)

7

F. Manfaat Penelitian

Dengan penelitian ini penulis berharap antara lain : 1. Bagi siswa

Sebagai tolak ukur tingkat kebugaran jasmani bagi siswa dan kepribadiannya. 2. Sekolah

Sebagai bahan masukan bagi pembina sekolah mengenai pentingnya kebugaran jasmani bagi siswa dalam kegiatan belajar yang dilakukan di sekolah.

3. Bagi Peneliti

Sebagai salah satu hasil karya akhir dalam menyelesaikan studi strata satu (S1). 4 Bagi Program Studi

Dapat memberikan informasi dan pengembangan ilmu bagi pihak yang ingin melaksanakan penelitian. Selain itu juga memberikan sumbangan pemikiran untuk kemajuan program studi pendidikan jasmani dan kesehatan.

G. Ruang lingkup Penelitian

Adapun rang lingkup penelitian ini adalah:

1. Tempat penelitian dilaksanakan di SD Negeri 2 Poncowarno

2. Obyek penelitian yang diamati adalah Hubungan Kepribadian Terhadap Tingkat Kebugaran Jasmani pada Siswa/Siswi SD N 2 Poncowarno

3. Subyek penelitian yang diamati adalah siswa/siswi kelas V SDN 2 Poncowarno, dengan jumlah 33 siswa yang terdiri dari 27 putra dan 9 putri.


(22)

8

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Kepribadian

Mengkaji persoalan kepribadian adalah pekerjaan yang rumit sekaligus menarik. Rumit karena kepribadian adalah sesuatu yang superkompleks dan menarik karena bersifat dinamis. Usaha para ahli psikologi dengan segala kelebihan dan keterbatasannya, mencoba mengerti dimensi penting terkait struktur dan dinamika kejiwaan serta manifestasinya dalam tingkah laku. Usaha tersebut pada gilirannya melahirkan berbagai pandangan teoretis yang kemudian mengkristal menjadi pendekatan-pendekatan.

Istilah kepribadian merupakan terjemahan dari personality yang secara etimologis berasal dari bahasa latin "persona" yang berarti topeng. Dalam tradisi bangsa Yunani kuno, para aktor yang bermain dalam pentas seni drama, biasanya menggunakan topeng sebagai penutup jati diri yang sebenarnya. Ini dimaksudkan agar si aktor bisa menampilkan karakter-peran sebaik mungkin. Tradisi ini pun kemudian juga diadopsi ke dalam penulisan roman yakni penulis memerankan karakter tokoh lain, bukan dirinya sendiri.

Dalam pemahaman masyarakat umum, istilah kepribadian sering dikaitkan dengan penilaian terhadap seseorang. Misalnya karena seseorang suka membantu orang lain dan berhati baik, maka ia disebut memiliki kepribadian yang baik. Sebaliknya, apabila seseorang suka menunjukkan tingkah laku


(23)

9

yang tidak menyenangkan, maka ia disebut memiliki kepribadian yang jelek. Dalam kaitan tersebut, kepribadian dipahami sebagai penilaian baik -buruk terhadap tingkah laku seseorang. Pada konteks yang lain, kepribadian sering dikaitkan dengan bagaimana ber-tingkah laku yang benar dan sopan (etiquette) dalam situasi tertentu. Misalnya, bagaimana cara duduk, bagaimana cara berjalan, bagaimana cara bertutur kata dan sebagainya. Sehingga muncullah di masyarakat apa yang dikenal sebagai kursus kepribadian.

Berbagai pengertian di atas agaknya jauh dari pengertian yang sesungguhnya dalam disiplin psikologi. Sebagian besar literatur psikologi kepribadian menyatakan bahwa kepribadian adalah seperangkat ciri atau karakteristik yang relatif menetap dan terorganisasikan dalam diri individu, yang mempengaruhi tingkah laku individu tersebut.

Digunakannya ciri kepribadian sebagai upaya menilai kepribadian atlet sebenarnya telah populer sejak tahun 1960-an. Ketika itu, kepribadian atlet diukur berdasarkan instrumen yang sudah ada, seperti MMPI (Minnesota Multiphasic Persanality Inventory), 16 PF (the 16 Personality Factor Questionnaire), dan EPI (Eysenck Personality Inventory). Sebagaimana diketahui bahwa ketiga instrumen tersebut tidak didesain khusus untuk atlet, melainkan bersifat umum dan lebih berorientasi klinis, seperti : introvert-ekstrovert, depresi, dan sebagainya.

Morgan (1980) akan melakukan studi tentang kepribadian atlet sesuai dengan menggunakan pendekatan iceberg profile. Dari studinya, Morgan menemukan bahwa atlet yang berhasil (sukses) menunjukkan kondisi mental (tension,


(24)

10

depression, anger, fatigue, confusion) yang lebih sehat dibanding atlet Amerika (di antaranya: perenang, hockey, dan atletik) yang telah berhasil menjadi juara Olimpiade. Dari studi tersebut ditemukan bahwa para atlet yang berhasil umumnya memiliki ciri antara lain percaya diri, optimistik, prestatif, memiliki stabilitas emosi, dan cerdas.

Pengaruh kepribadian dalam olahraga begitu signifikan, terutama pada olahraga prestasi. Sejumlah hasil penelitian di barat, misalnya Gould (1999); Williams dan Krane (2001); Bush dan Salmella (2002); Gould, Dieffenbach dan Moffett (2002) menyatakan bahwa ciri kepribadian merupakan salah satu prediktor keberhasilan atlet meraih prestasi tinggi. Keberhasilan dalam meraih prestasi tinggi dalam kenyataannya bukanlah sesuatu yang instan, melainkan sebuah proses panjang yang di dalamnya lebih banyak “ketidaknyamanan” dari pada “kenyamanan”. Dalam konteks itulah, kualitas pribadi atlet menjadi sangat menentukan. Banyak atlet gagal meraih prestasi tinggi bukan karena mereka tidak memiliki keterampilan olahraga, tetapi karena kualitas pribadi yang kurang menunjang. “Prestasi tinggi hanya akan lahir dari individu yang memiliki kualitas pribai unggul”.

Bagaimana dengan kondisi atlet Indonesia? Maksum (2005) melakukan penelitian terhadap 10 atlet Indonesia yang telah memiliki prestasi Internasional seperti Rudy Hartono, Icuk Sugiarto, Susy Susanti dan Taufik Hidayat. Dari mereka ditemukan 7 trait yang dominan pada mereka, yaitu:


(25)

11

1. Ambisi Prestatif

Ciri kepribadian ini merujuk pada adanya keinginan yang kuat untuk meraih keberhasilan. Atlet yang memiliki ambisi prestatif tidak cepat puas terhadap penampilan yang dilakukan. Ia selalu menginginkan perbaikan, optimis terhadap apa yang dilakukan, selalu ingin bersaing, dominan, dan target oriented.

2. Kerja Keras

Ciri kepribadian ini merujuk pada adanya kesungguhan atas usaha yang dilakukan untuk mewujudkan ambisi prestatifnya. Atlet yang memiliki ciri kepribadian ini tidak hanya sekadar menjalankan program pelatih atau menghabiskan waktu latihan, tetapi ia selalu berusaha melakukan program tersebut dengan penuh kesungguhan dan intensitas yang tinggi. Ia juga proaktif, agresif dan menyukai tantangan.

3. Gigih

Ciri kepribadian ini merujuk pada adanya kesanggupan untuk melakukan usaha secara konsisten dan terus menerus. Atlet dengan ciri kepribadian ini tidak cepat putus asa dalam melakukan usaha dan memiliki daya tahan atas ketidaknyamanan. Kegigihan nampak dari frekuensi usaha dan lamanya waktu yang dicurahkan untuk melakukan aktivitas.

4. Komitmen

Ciri kepribadian ini merujuk pada adanya kesediaan atlet untuk mengikuti dan memegang teguh ketentuan-ketentuan, baik yang datang dari dalam diri atlet sendiri maupun yang datang dari luar. Atlet yang memiliki komitmen adalah atlet yang mencintai profesinya, fokus terhadap tugas, disiplin dan tanggung


(26)

12

jawab terhadap tugas, serta rela mengorbankan kepentingan lain demi profesi yang telah dipilihnya.

5. Mandiri

Ciri kepribadian ini merujuk pada adanya kesediaan atlet untuk melakukan sesuatu secara sendiri dan bertanggung jawab. Atlet yang mandiri adalah atlet yang tidak hanya berlatih ketika ada program dari pelatih, tetapi juga secara autodidak melakukan latihan sendiri. Pribadi mandiri adalah pribadi yang independen dan menyukai tanggung jawab pribadi. Ia seringkali juga mengambil inisiatif dan mampu mengelola diri dirinya sendiri secara bertanggung jawab.

6. Cerdas

Ciri kepribadian ini merujuk pada adanya kesanggupan untuk berfikir secara rasional, bertindak secara terarah, dan efektif menghadapi lingkungan. Atlet yang cerdas adalah atlet yang mampu mengambil keputusan di saat sulit, misalnya merubah taktik dan strategi bermain secara cepat dan efektif. Ia juga sebagai pembelajar yang tanggap, mampu menganalisis dan bertindak cermat, serta kreatif memunculkan ide-ide atau teknik-teknik yang unik dalam bermain. 7. Swakendali

Ciri kepribadian ini merujuk pada adanya kesanggupan untuk mengendalikan perasaan, pikiran dan tingkah laku secara efektif. Atlet yang memiliki swakendali adalah atlet yang mampu mengendalikan keinginan-keinginan yang destruktif terhadap prestasi. Ia juga memiliki stabilitas emosi, yakni mampu mengendalikan perasaan cemas, marah, dan keinginan mengakhiri


(27)

13

pertandingan dengan cepat. Selain itu, ia juga sportif terhadap apa yang telah diusahakan dan dihasilkan.

Kepribadian dapat didefinisikan sebagai pola-pola pikiran, perasaan dan perilaku yang sudah berurat-akar mendalam dan relatif menetap. Kepribadian biasanya merujuk pada apa yang unik pada diri seseorang, yaitu karakteristik yang membedakan satu orang dengan yang lain. Pikiran, emosi dan perilaku itu sendiri bukanlah kepribadian, yang lebih merupakan disposisi yang mendasari elemen-elemen ini. Pengetahuan tentang kepribadian seseorang adalah modal untuk memperkirakan bagaimana orang itu akan bertindak atau bereaksi pada keadaan yang berbeda-beda.

Para teoretikus menekankan aspek kepribadian yang berbeda-beda dan tidak setuju tentang susunan, pengembangan, dan manifestasinya dalam perilaku. Salah satu sistem teori yang paling berpengaruh adalah Teori Psikoanalisis dari Sigmund Freud dan pengikut-pengikutnya. Freud percaya bahwa proses bawah sadar menuntun sebagian besar perilaku seseorang. Walaupun tak disadari, impuls dan dorongan itu senantiasa berusaha menampilkan diri. Teori kepribadian lain yang berpengaruh berasal dari Behaviorisme. Pandangan itu, yang diwakili oleh beberapa pemikir seperti psikology Amerika B.F. Skinner, mementingkan pembelajaran. Skinner melihat bahwa perilaku manusia sebagian besar ditentukan oleh konsekuensi dari perilaku itu. Jika sebuah perilaku diberi hadiah, perilaku itu akan diulang, jika dihukum, kecil kemungkinan perilaku itu akan diulang.


(28)

14

Berikut ini adalah tabel untuk mengklasifikasikan kepribadian siswa.

No Jumlah nilai Klasifikasi

1. 2. 3. 4. 5.

110 ke bawah 111---141 142---172 173---202 203 keatas

Kurang sekali Kurang Cukup Baik Baik sekali

B. Kebugaran Jasmani

a. Hakikat kebugaran jasmani

Setiap orang membutuhkan kebugaran jasmani yang baik agar dapat melaksanakan pekerjaanya dengan efektif dan efisien tanpa mengalami kelelahan yang berarti. Kesegaran jasmani adalah kesanggupan dan kemampuan tubuh dalam beradaptasi terhadap pembebanan fisik yang diberikan kepadanya tanpa menimbulkan kelelahan yang berarti.

Sejak dilahirkan manusia diberikan sifat dasar masing-masing, sedangkan dalam dan perkembangannya akan banyak dipengaruhi oleh cara hidupdan lingkungan dimana manusia itu berada. Salah satu cara hidup atau kebiasaan hidup itu adalah pengerahan fisik, sebab tubuh manusia diciptakan untuk bergerak, sehingga segala bentuk dan fungsi tubuh yang menunjang pergerakan tersebut akan disesuaikan dengan kebutuhanya.


(29)

15

Seseorang yang memiliki tingkat kesegaran jasmani akan dapat melakukan pekerjaanya dengan baik tanpa mengalami kelelahan yang berarti, serta tubuhnya tetap segar ketika berhenti bekerja dan pada saat istirahat. Sebaliknya tingkat kebugaran jasmani yang rendah merupakan kendala dalam melaksanakan pekerjaanya.

Kebugaran jasmani adalah kemampuan sesorang untuk menunaikan tugas sehari_hari dengan mudah, tanpa merasa lelah yang berlebihan, serta mempunyai cadangan tenaga untuk menikmati waktu senggangnya dan untuk keperluan mendanak (Sumosardjuno,1989). Menurut suharjana (2004:5), bahwa kebugaran jasmani adalah kemampuan sesorang untuk dapat melakukan aktivitas sehari-hari sesuai pekerjaan tanpa timbul kelelahan yang berlebihan sehingga masih dapat menikmati waktu luang. Dari beberapa pendapat pakar diatas dapat disimpulkan bahawa kebugaran jasmani adalah kualitas seseorang untuk melakakukan aktivitas sesuai pekerjaanya secara optimal tanpa menimbulkan problem kesehatan dan kelelahan berlebihan.

Kebugaran jasmani pada hakikatnya merupakan sari utama cikal bakal dari kesegaran jasmani secara umum. Jadi apabila orang dalam keadaan segar salah satu aspek pokokyang nampak adalah keadaan penampilan jasmaninya.

Dengan demikian seseorang tidak dapat mencapai kesegaran jasmani secara menyeluruh atau umum tanpa disadari oleh keadaan kesegaran jasmani yang baik.


(30)

16

b. Pengertian kebugaran jasmani

Berbicaara tentang kebugaran jasmani tidak akan lepas dari kata asalnya, yaitu bugar yang sama artinya dengan segar, nyaman dan sehat. Sedangkan jasmani atau fisik mennunjukan pada tubuh atau badan ( body ) seseorang. Dimana berhubungan dengan anggota tubuh mulai dari ujung kakisampai dengan ujung rambut, begitu juga bila dilihat dari struktur fisiologis yang mempengaruhinya ( Giriwojoyo,2007 ) : kebugaran jasmani adalah kesanggupan dan kemampuan tubuh untuk melakukan penyesuaian ( adaptasi ) terhadap pembebasan fisik yang diberikan kepadanya (dari kerja yang dilakukan sehari-hari ) tanpa menimbulkan kelelahan yang berlebihan.

Tidak menimbulkan kelelahan yang berarti maksudnya, ialah seseorang melakukan sesuatu kegiatan atau aktivitas, masih mempunyai cukup semangat dan tenaga untuk menikmati waktu senggangnya dan untuk keperluan lain yang mendadak ( Giriwojoyo, 2007 ). Dalam hal ini Nixon mengungkapkan bahwa: “ Kebugaran jasmani berhubungan dengan organ-organ tubuh seseorang untuk melakasanakan tugas-tugasnya setiap hari dengan baik tanpa mengalami kelelahan dan masih mempunyai sisa-sisa tenaga kekuatan untuk menghadapi keadaan daarurat yang tiba-tiba dan dapat memanfaatkan waktu senggangnya”.

Kemudian jika dilihat : ditinjau dari ilmu faal yaitu “ kebugaran jasmani ( phsyological fitnees ) hakikatnya merupakan tingkat kesesuaian derajat sehat dinamis yang dimiliki oleh sipelaksana terhadap beratnya tugas yang harus dilaksanakan.


(31)

17

Dari pengertian diatas, bahwa kebugaran jasmani ialah kecocokan keadaan fisik terhadap tugas yang harus dilaksanakan oleh fisik itu. Oleh karena itu, kebugaran jasmani bersifat relatif, artinya kebugaran jasmani tidak bebas tetapi bersifat terkait, yaitu terkait secara anatomis dan atau terkait secara fisiologis: artinya fit atau tidaknya seseorang selalu dalam hubungan dengan tugas fisik yang harus dilaksanakan ( Giriwojoyo, 2007:44 ). Dibawah ini diberikan diagram yang memperlihatkan sifat relatif kebugaran jasmani ( physiological fitnees) tersebut.

Garis sehat garis tugas fisik

(kerja/OR) berat

100 % derajat Sehat dinamis

PHYSICAL

batas

derajat sehat statis

FITNESS

0 % Ringan

Diagram 2.1: Diagram Sifat Relatif Kebugaran jasmani Sumber : Sport Medicine. Edisi 1 2007, h.41

Dengan demikian, kebugaran jasmani yang baik adalah jika seseorang memiliki tingkat kebugaran secara jasmani ( fisik ), rohani , dan sosial. Jasmani jika dilihat


(32)

18

dari anatomis dan fisiologis. Rohani jika dilihat dari mental, perasaaan batin yang berhubungan dengan tuhanya. Sedangkan sosial, yaitu bagaimana individu itu mampu untuk mengaktualisasikan sikapnya secara tepat kketika bersosialisasi dengan masyarakat serta lingkungan sekitarnya.

Untuk mencapai kebugaran jasmani yang baik diperlukan suatu pendidikan berupa aktivitas olahraga. Pendidikan jasmani yang dilaksanakan di sekolah adalah langkah tepat untuk mengembangkan tingkat kebugaran jasmani siswa. Sehingga mereka dapat mengarahkan diri dan sikapnya baik secara fisik maupun nonfisik dalam hal sikap kepemimpinan siswa disekolah.

ANATOMIS FISIOLOGIS

( Kualitas Struktural) ( Kualitas Fungsi Dasar ) FLEXIBILITY

E.S.1 Kekuatan daya tahan statis

K.J. Komponen dasar Daya tahan dinamis

E.S.II Daya tahan umum

Gambar 2.2: Komponen Kebugaran Jasmani

Sumber : Giriwoyo Santoso, H.Y.S. Ilmu Faal Olahraga. Edisi 7, 2007

Secara fungsional, ES I mewujudkan:

• Kapasitas anaerobic yang merupakan faktor pembatas kemampuan maksimal primer

Sedangkan ES II mewujudkan:

• Kapasitas aerobic ( VO2max ) yang merupakan faktor pembatas kemampuan maksimal sekunder


(33)

19

Kapasitas anaerobic merupakan faktor pembatas kemampuan maksimal primer. Oleh karena itu, bila seluruh kapasitas anaeribic telah terpakai maka olahraga tidak ungkin dapat dilanjutkan, karena telah terjadi kelelahan yang mutlak ( exhaustion ) . Kapasitas aerobic merupakan faktor pembatas kemampuan maksimal sekunder oleh karena kapasitas aeribic hanya menentukan apakah kelelahan mutlak cepat atau lambat datangnya. Artinya kelelahan mutlak, bukan tanggung jawab kapasitas aerobic. Bila kapasitas aerobic besar, maka kelelahan lambat datang sedang bila kecil maka kelelahan cepat datang ( Giriwoyo, 2007:25-26 ).

c. Faktor-faktor yang mempengaruhi kebugran jasmani

Kebugaran jasmani seperti telah diuraikan sebelumnya dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain: faktor biologis, faktor psikologis, faktor lingkungan, faktor fisikal, faktor motivasi dan faktor latihan. Untuk lebih jelasnya akan diuraikan sebagai berikut:

a. Faktor biologis

Faktor biologis merupakan faktor yang sangat mempengaruhi terhadap tingkat kebugaran jasmani seseorang. Pertumbuhan jasmani pada setiap anak akan berbeda meskipun berada dalam kelompok umur kronologisnya yang sama, pperubahan hormonal anak akan mendorong anak untuk melakukan aktivitas untuk memerlukan aktivitas energi dan kekuatan otot, tentunya mempengaruhi terhadap pertumbuhan jasmani yang dapat meningkatkan kebugaran jasmaninya.


(34)

20

Dalam hal ini, Lutan (2001:23) membuat tabel mengenai faktor biologis dan aktivitas jasmani anak seperti berikut:

Tabel 2.3

Faktor Biologis dan Aktiviitas Jasmani Anak

Variable Hubungan dengan tingkat aktivitas jasmani

• Jenis kelamin

• Usia

• Kegemukan

• Anak laki-laki lebih aktif dari pada anak perempuan

• Aktivitas menurun seiring dengan peningkatan usia

• Tak jelas, masih silang pendapat, anak yang kegemukan cenderung rendah aktivitasnya.

b. Faktor psikologis

Ada jumlah faktor yang mempengaruhi keterlibatan siswa ditinjau dari faktor psikologis. Beberapa faktor tersebu adalah:

• Pengetahuan tentang bagaimana berlatih

• Hambatan terhadap aktivitas jasmani

• Rambu-rambu petunjuk untuk aktif

• Niat untuk aktif

• Sikap terhadap kegiatan

• Norma atau system kepercayaan yang dianut secara pribadi


(35)

21

c. Faktor lingkungan

Sosial lingkungan anak juga berpengaruh dalam pembentukan kebiasaan hidup aktif. Komponen utama dalam lingkungan sosial orang tua dan saudara. Orang tua dan saudara sekandung memberika pengaruh besar terhadap keikutsertaan anak dalam aktivitas jasmani. Selain memberi dorongan, orang tua juga menjadi modal bagi anak untuk ikut aktif meniru orang tuanya. Guru pendidikan jasmani merupakan salah satu kekuatan dalam pembentukan kebiasaan hidup aktif. Media masa merupakan sumber kekuatan tersembunyi, tetqapi juga besar dalam mempengaruhi kesadaran dan sikap. Adegan kegiatan jasmani yang ada di TV merupakan inspirasi yang membangkitkan motivasi anak.

d. Faktor fisikal

Faktor fisikal seperti keadaan tempat tinggal dan kondisi lingkungan misalnya di daerah pegunungan, perkotaan, dan pedesaan juga memmpengaruhi kegiatan yang dilakukan. Anak yang tinggal di sekitar lapangan olahraga biasanya mudah sekali terkena pengaruh untuk mmengikuti aktivitas olahraga tersebut sebagai contoh, jika dilingkunganya ada lapangan sepak bola, maka anak tersebut akan ikut bermain sepak bola.

e. Faktor motivasi

Motivasi mengacu pada faktor-faktor dan proses-proses yang bermaksud untuk mendorong seseorang untuk melakukan perubahan yang ingin dicapainya. Karena ada dorongan yang ikut timbul dalam dirinya sendiri untuk


(36)

22

meningkatkan kebugaran jasmaninya, maka aktivitas jasmani dilakukanya sebagai kegiatan rutin yang dijadikan kebutuhan dalam hidupnya.

f. Faktor latihan

Seperti yang telah diuraikan sebelumnya bahwa derajat kebugaran jasmani sangat dipengaruhi oleh latihan. Dengan melakukan latihan olahraga secara teratur, maka akan menghasilkan kondisi fisik yang baik sehingga setiap aktivitas fisik dan tugas sehari-hari akan dapat dilaksanakan dengan baik.

b. Tujuan kebugaran jasmani

Tujuan kebugaran jasmani menurut Kosasih (1993:22) yaitu : a. Golongan yang berhubungan dengan pekerjaan

• Kebugaran jasmani bagi pelajar dan mahasiswa bertujuan untuk mempertinggi kemampuan dan kemampuan belajar

• Kebugaran jasmani bagi olahragawan bertujuan untuk meningkatkan prestasi

• Kebugaran jasmani bagi karyawan, pegawai, petani, bertujuan untuk meningkatkan semangat bekerja

• Kebugaran jasmani bagi angkatan bersenjata bertujuan untuk meningkatkan daya tahan atau tempur.

b. Golongan yang dihubungkan dengan keadaan

• Kebugaran jasmani pendeerita cacat bertujuan untuk rehabilitasi

• Kebugaran jasmani bagi ibu hamil bertujuuan untuk perkembangan bayi dalam kandungan dan untuk mempersiapkan diri menghadapi saat kelahiran berlangsung


(37)

23

c. Golongan yang dihubungkan dengan usia

• Kebugaran jasmani bagi anak bertujuan untuk menjamin pertumbuahan dan perkembangan yang baik

• Kebugaran jasmani bagi orang tua bertujuan untuk mempertahankan kondisi fisik tubuhnya.

Berdasarkan pendapat tersebut, bahwa kebugaran jasmani seseorang dipengaruhi oleh fisik baik secara anatomis dan fisiologisnya serta berat tugas yang dikerjakanya. Menurut ilmu faal, tujuan dari kebugaran jasmani adalah untuk meningkatkan derajat sehat dinamis yang dimiliki oleh individu terhadap berat tugas baik secara fisik maupun nonfisik. Sehat berarti nikmat karunia allah yang diberikan kepada kita menjadi modal dasar dari segala nikmat dan kemampuan, nikmatnya makan minum serta kemampuan untuk bergerak dan berpikir akan berkurang atau bahkan hilang bilamana kita tidak sehat. Oleh sebab itu sehat harus kita syukuri.

Maka dari itu pembinaan sumber daya manusia harus mengacu pada pengertian sehat organisasi kesehatan dunia ( WHO ) yang juga telah diadopsi oleh departemen kesehatan R.I., yang pada intinya mengatakan bahwa, sehat adalah sejahtera jasmani, rohani dan sosial bukan hanya bebas dari penyakit, cacat atau kelemahan. Oleh karena itu, pembinaan sumber daya manusia harus meliputi pembinaan ketiga aspek menurut pengertian WHO tersebut diatas. Jadi sehat WHO adalah sejahtera paripurna, sejahtera sutuhnya yaitu jasmani, rohani dan sejahtera sosial.


(38)

24

Sasaran utama dan pertama pendidikan adalah membuat semua peserta didik mmenjadi sumber daya manusia yang sewaras mungkin dalam aspek jasmani, rohani ( yang mmeliputi aspek spiriitual, emosional dan intelektual ) dan sosial, dengan menanamkan sikap dan prilaku yang mengedepankan “ persaudaraan, kebersamaan dan saling menasehati”. Melalui penanaman keikhlasan yang tinggi dan menerapkan keilmuan, keahlian dan ketrampilan sesuai dengan pilihanya, dengan senantiasa memohon ridho Allah SWT. Lembaga pendidikan sekolah, khususnya pendidikan jasmani sungguh memikul tanggung jawab yang sangat berata untuk menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas demikian, karena lembaga inilah yang mempunyai akses sangat besar untuk berperan mencapai sasaran utama dan pertama pendidikan seperti yang dirumuskan diatas.

Dari pengertian diatas dapat ditarik sebuah kesimpulan, bahwa kebugaran jasmani memiliki hubungan yang erat dengan aspek-aspek yang lain seperti aspek rohani, dan sosial. Aspek ini dieroleh dari pembinaan tubuh melalui pendidikan jasmani, sehingga menghasilkan suatu kualitas total manusia secara utuh dan menyeluruh.

c. Upaya sekolah meningkatkan kebugaran jasmani

Pendidikan yang diselenggarakan disekolah memiliki peranan utama dalam meningkatkan peserta didiknya. Kemajuan suatu sekolah tergantung dari program dan perencanaan yang telah dibuat oleh perangkat sekolah, termasuk didalamnya pendidik dan tenaga kependidikan yang memiliki dan mempunyai kewenangan tertentu ( Renstra, Depdiknas 2005-2009).


(39)

25

Sekolah mempunyai tugas untuk mendidik para siswanya agar mereka cerdas, terampil dan berprestasi dibidangnya masing-masing. Akan etapi tugas sekolah tidak cukup hanya mencetak siswa yang cerdas dalam bidang intelektualnya saja, melainkan ada nilai-nilai yang harus ditempuh siswa selama mereka belajar di sekolah. Untuk mencapai kepada sasaran tersebut, diperlukan sosok siswa yang memiliki tingkat kebugaran yang baik, karena kebugaran jasmani merupakan ciri utama bahwa siswa tersebut memiliki tingkat derajat sehat dinamis yang tinggi, dalam hal ini, WHO memberikan arti bahwa sehat adalah sejahtera jasmani dan sosial. Jasmani berhubungan dengan tubuh rohani berhubungan dengan pikiran dan perasaan dan sosial berhubungan dengan ketrampilan sosial seseorang ( social skill).

Dengan demikian sekolah harus senantiasa berusaha dan berupaya dengan keras untuk membina dan memelihara kebugaran jasmani siswanya. Langkah yang tepat atau pertama yaitu melalui pendidikan jasmani yan didesain khusus melalui perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran yang mengarah ke pada kebugaran jasmani dan kualitas total siswa. Disini sosok guru penjas memegang peranan penting terhadap kemajuan siswa, baik ecara fisik maupun nonfisik. Langkah berikutnya, menanamkan dan membiasakan siswa untuk senantiasa gemar melakukan melakukan aktivitas olahraga secara rutin dan teratur, diantaranya memanfaatkan kegiatan ekstrakulikuler olahraga sebagai salahsatu media yang salah satunya untuk mendukung kepada siswa agar mereka memiliki tingkat kebugaran jasmani yang baik begitu juga aspek psikisnya.


(40)

26

Untuk mengklasifikasikan tingkat kebugaran jasmani anak yang telah mengikuti Tes Kesegaran Jasmani Indonesia digunakan norma seperti tabel dibawah ini yang berlaku untuk putra dan putri.

No Nilai Klasifikasi

1. 2. 3. 4. 5.

22–25 18–21 14–17 10–13 5–9

Baik sekali Baik Sedang Kurang Kurang sekali

C. Kerangka Berpikir

Kerangka pikir menurut Uma Sekaran 1992 (dalam Sugiono 2010:91) merupakan model konseptual tentang bagaimana teori hubungan dengan berbagai faktor yang telah di identifikasi sebagai masalah penting.

Kerangka pikir dalam suatu penelitian perlu dikemukakan apabila penelitian tersebut berkenaan dua variabel atau lebih. Apabila penelitian membahas sebuah variabel atau lebih secara mandiri, maka dilakukan penelitian disamping mengemukakan deskripsi teoritis untuk masing-masing variabel, juga argumentasi terhadap variasi besaran yang diteliti. (Sapto Haryoko 1999 dalam Sugiyono 2010:92).

Kepribadian dapat didefinisikan sebagai pola-pola pikiran, perasaan dan perilaku yang sudah berurat-akar mendalam dan relatif menetap. Kepribadian biasanya merujuk pada apa yang unik pada diri seseorang, yaitu karakteristik yang


(41)

27

membedakan satu orang dengan yang lain. Pikiran, emosi dan perilaku itu sendiri bukanlah kepribadian, yang lebih merupakan disposisi yang mendasari elemen-elemen ini. Pengetahuan tentang kepribadian seseorang adalah modal untuk memperkirakan bagaimana orang itu akan bertindak atau bereaksi pada keadaan yang berbeda-beda.

Sebagian besar literatur psikologi kepribadian menyatakan bahwa kepribadian adalah seperangkat ciri atau karakteristik yang relatif menetap dan terorganisasikan dalam diri individu, yang mempengaruhi tingkah laku individu tersebut.

Kepribadian berhubungan dengan pendidikan jasmani akan lebih didasarkan pada prinsip-prinsip kebugaran jasmani, siswa yang mempunyai kepribadian yang tinggi akan lebih mudah dalam memotivasi diri dan mengambil inisiatif dalam setiap kegiatan apapun, sehingga tidak mudah mengalami kelelahan yang berarti . Oleh karena itu tingkat kebugaran jasmaninya akan tinggi, karena anak-anak tersebut mempunyai tanggung jawab untuk menjaga dan meningkatkan kebugaran jasmaninya. Hubungan antara kecerdasan emosional dan hasil belajar penjas, pada penelitian ini sebagai variabel bebas adalah kepribadian (X) dan variabel terikatnya adalah tingkat kebugaran jasmani (Y).


(42)

28

D. Hipotesis

Sugiyono (2010:96) “Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta – fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data.

Bedasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa hipotesis adalah jawaban yang bersifat sementara terhadap masalah penelitian yang kebenanrannya harus diuji secara empiris melalui data-data yang terkumpul.

“ Hubungan kepribadian dengan tingkat kebugaran jasmani siswa SDN 02 Poncowarno.”

Dari uraian yang telah dijelaskan di atas, dapat ditarik suatu hipotesis penelitian yaitu:

H0: Tidak ada hubungan antara kepribadian dengan tingkat kebugaran jasmani siswa SDN 02 Poncowarno.

H1: Ada hubungan antara kepribadian dengan tingkat kebugaran jasmani siswa SDN 02 Poncowarno.


(43)

29

III. METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metodologi penelitian adalah cara utama yang digunakan untuk mengadakan penelitian dalam mencapai tujuan, misalnya untuk mengkaji atau menguji serangkaian hipotesis dengan menggunakan teknik dan alat-alat tertentu (Winarno Surakhmad,1985).

Berdasarkan pengertian diatas metodologi penelitian adalah cara ilmiah yang dilakukan dalam penyelidikan guna mencapai tujuan, dalam mengkaji dan menguji hipotesis harus didukung adanya data yang aktual sehingga dapat diperoleh kesimpulan yang diharapkan.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metodologi korelasional, yaitu menghubungkan dua variabel dilakukan dengan pengumpulan data, klasifikasi dan pengolahan data, membuat laporan dan kesimpulan dengan tujuan untuk membuat jawaban tentang sesuatu keadaan secara objektif. (Muhamad Ali,1987).

B. Rancangan Penelitian

Untuk memperjelas rencana penelitian maka digambarkan Model Teoritis sebagai berikut :


(44)

30

Gambar 6. Model Teoritis X = Kepribadian

Y = Tingkat Kebugaran Jasmani

C. Variabel Penelitian

Variabel yang diteliti adalah :

1. Variabel bebas (X) adalah Kepribadian

2. Variabel terikat (Y) adalah kebugaran jasmani

D. Definisi Operasioanal Variabel

Untuk menghindari penafsir yang keliru maka variabel penelitian ini perlu diberikan definisi, yaitu :

1. Kepribadian dapat didefinisikan sebagai pola-pola pikiran, perasaan dan perilaku yang sudah berurat-akar mendalam dan relatif menetap. Kepribadian biasanya merujuk pada apa yang unik pada diri seseorang, yaitu karakteristik yang membedakan satu orang dengan yang lain. Pikiran, emosi dan perilaku itu sendiri bukanlah kepribadian, yang lebih merupakan disposisi yang mendasari elemen-elemen ini.

2. Yang dimaksud dengan kebugaran jasmani dalam penelitian ini adalah kemampuan siswa untuk menunaikan tugas sehari-hari dengan mudah, tanpa merasa lelah yang berlebihan.


(45)

31

E. Tempat dan Waktu Pelaksanaan

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di sekolah dasar (SD) Negeri 2 Poncowarno Kecamatan Kalirejo Kabupaten Lampung Tengah.

2 Obyek Penelitian

Obyek penelitian ini adalah siswa SD N 2 Poncowarno Kalirejo Lampung Tengah yang berjumlah 33 orang dengan rincian 24 putra dan 9 putri.

3 Waktu Penelitian

Pelaksanaan penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 22 Maret 2013.

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik angket digunakan untuk mengukur kepribadian, indikator dari kedua angket ini telah disebutkan dalam ruang lingkup pada Bab 1. Metode angket digunakan untuk mendapatkan data variabel bebas kepribadian (X). Angket disebar kepada responden kelas V. Hal ini dilakukan secara variabel terikat (Y) didapatkan dengan studi dokumentasi pada responden selama semester genap. Angket kepribadian menggunakan alat ukur sikap berupa skala yang disusun Cooper R dkk. Dimensi yang diukur dalam kategori baik sekali sampai deng tidak sama sekali, dengan skor 5,4,3, 2 dan 1. Sebelum angket disebar kepada responden atau sampel, dilakukan terlebih dulu uji coba diluar sampel, hasil uji coba instrumen dicari validitas dan reliabilitas. Validitas dicari dengan rumus product momen yaitu :


(46)

32

Keterangan :

Rxy = Koefisien korelasi yang menyatakan tingkat kesulitan X = Skor butir soal

Y = Skor total N = Banyak objek (Arikunto,1995)

G. Instrumen Penelitian

1. Mengukur kepribadian siswa

Tampaknya harus diakui bahwa belum banyak instrumen kepribadian yang dapat digunakan secara khusus dalarn konteks olahraga. Walaupun ada, instrumen tersebut lebih menghasilkan informasi yang bersifat deskripsi, bukan prediksi. Misalnya Iceberg Profile, MMPI (Minnesota Multiphasic Personality Inventory), 16 PF (the 16 Personality Factor Questionnaire) dan EPI (Eysenck Personality Inventory).

Berikut akan dikemukakan salah satu contoh instrumen yang dapat digunakan untuk mengukur kualitas kepribadian siswa, yakni Inventori Kepribadian siswa. Instrumen ini memiliki validitas .34 sampai dengan .75 dan reliabilitas (koefisien Alpha) sebesar .82.

a. Inventori kepribadian siswa Petunjuk pengisian:



2

 

2 2 2

.N Y Y X X N Y X XY N rxy           


(47)

33

Di bawah ini terdapat 48 pernyataan yang diikutt dengan 5 pilihan jawaban. Anda diminta untuk menyatakan sejauh mana pernyataan-pernyataan tersebut menggambarkan diri anda atau sesuai dengan kondisi anda. Pilihlah salah satu dari lima pilihan jawaban yang tersedia dalam kolom dengan cara memberikan tanda silang (X). Arti singkatan dari huruf-huruf yang tertulis pada setiap kolom adalah sebagai berikut :

SS = bila pernyataan tersebutSangat Sesuaidengan diri anda S = bila pernyataan tersebutSesuaidengan diri anda

KK = bila pernyataan tersebutKadang Sesuai Kadang Tidak dengan dir anda TS = bila pernyataan tersebutTidak Sesuaidengan diri anda

STS = bila pernyataan tersebutSangat Tidak Sesuaidengan diri anda

Pilihan jawaban hendaknya didasarkan pada perasaan, pikiran, atau tingkah laku yang BIASANYA anda lakukan. Bukan berdasarkan pada pertimbangan baik-buruk atau wajar-tidak wajar. Tidak ada penilaian “salah” atau “benar” atas jawaban yang anda

berikan.

Terdapat perbedaan kualitas kepribadian antara siswa. Pada kelompok siswa, terutama mereka yang berprestasi tinggi, memiliki ciri kepribadian yang lebih menonjol. Perbedaan nampak pada aspek komitmen, ambisi prestatif, kerja keras, dan kegigihannya.

2. Tes Kebugaran jasmani

Karena tugas masing-masing individu berbeda-beda maka diperlukan tes dari kemampuan dari ketiga system kerjanya (ergosistema), SK I, SK II, SK III. Akan tetapi dari ketiga system kerja tersebut, terdapat satu ergositema yang dapat diukur dan hasil pengukuranya dapat menggambarkan tingkat kebugaran jasmani individu tersebut. Ergositema yang dimaksud yaitu Ergositema II, yang pada akhirnya akan mendukung kepada system kerja atau Ergositema I.


(48)

34

Secara fungsional ES Iwujudnya yaitu: kapasitas anaerobic yang merupakan faktor pembatas kemampuan maksimal primer, dan ES II wujudnya yaitu: kapasitas aerobic ( VO2max ) yang merupakan faktor pembatas kemampuan maksimal sekunder. (Giriwoyo, 2006:26 ) “ Kebugaran jasmani merupakan suatu derajat kesehatan dinamis, maka untuk mengetahui tingkat kebugaran jasmani seseorang dapat diukur melalui tes kebugaran jasmani atau disebut juga physical fitness test. Tes kebugaran jasmani merupakan alat ukur untuk menentukan derajat kebugaran jasmani seseorang. Hingga saat ini terdapat berbagai macam tes kebugaran jasmani, salah satu diantaranya adalah tes kebugaran jasmani indonesia untuk anak usia 10-12 tahun yang dikembangkan oleh Kementrian Pendidikan Nasional Pusat Pengembangan Kualitas Jasmani Jakarta 2010 yang terdiri dari beberapa butir item, diantaranya: (1). lari cepat 40 meter (2) . gantung siku tekuk (3). Loncat tegak dan (4). Lari 600 meter.

Alat yang diperlukan :

 Lintasan lari/lapangan di SDN 1 Poncowarno  meteran

 Perlengkapan alat tulis  Peluit

 Stopwatch

H. Teknik Analisis Data

Uji untuk mengetahui ada tidaknya hubungan kepribadian dengan tingkat kebugaran jasmani siswa dilakukan analisis data dengan menggunakan alaisis regresi linier sederhana.


(49)

35

Dengan a dan b merupakan koefisien arah regresi. Koefisien-koefisien arah tersebut ditunjukkan dengan metode kuadrat terkecil, yaitu

Keeratan hubungan kepribadian dengan tingkat kebugaran jasmani siswa dapat diketahui dengan mencari koefisien korelasi (r). Haraga r berkisar -1 dan +1 dengan tanda negatip menyatakan adanya korelasi langsung atau korelasi negatip dan tanda positip menyatakan korelasi langsung atau korelasi positip. Jika r = 0 maka berarti tidak ada hubungan linier antara variabel. Perhitungan koefisien korelasi r dapat dicari dengan rumus :

(Sudjana,1990)

1

ˆ ˆ

ˆ a bX

Y  



 



2

2

ˆ

Xi

Xi

n

XiYi

Xi

Xi

Yi

a



2

2

ˆ

Xi

Xi

n

Yi

Xi

XiYi

n

b



2 2

2

2

Yi Yi n Xi Xi n Y Xi XiY n r           


(50)

40

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan maka dapat disimpulkan :

1. Ada hubungan yang tinggi antara kepribadian dan kesegaran jasmani di SD N 2 Poncowarno Kalirejo Lampung Tengah

2. Dengan kebugaran jasmani yang baik maka kepribadianyapu hasilnya baik. 3. Ada hubungan antara rohani dan jasmani yang dalam psykologi sering disebut

dengan istilahPsyicosomatis.

B. Saran

Dari hasil penelitian dan kesimpulan maka dapat di sarankan sebagai berikut : 1. Pemerintah dan masyarakat perlu mempunyai komitmen yang kuat untuk

memasyarakatkan olahraga dan mengolahragakan masyarakat karna di dalam tubuh yang sehat terdapat prilaku yang baik.

2. Guru penjas dan olahraga perlu memiliki pengetahuan yang lebih untuk meningkatkan metode latihan khususnya untuk meningkatkan kebugaran jasmani.

3. Siswa dianjurkan untuk masuk kegiatan ekstrakulikuler olahraga guna meningkatkan kebugaran jasmani melalui latihan-latihan yang dilaksanakan di cabang olahraga yang diikutin


(51)

41

4. Perlu adanya penelitian lanjutan dengan aspek yang berbeda dan sampel yang lebih luas sehingga akan mendapat gambaran yang lebih objektif dan komperehensif terhadap permasalahan yang ada.


(52)

42

42 DAFTAR PUSTAKA

Anshel ,M.H. 1997. Sport Psycholog: From Theoory to Practice. Scottsdale,Az: gorsuch scarisbrick.

Giriwojoyo. 2007.Ilmu Faal Olahraga.Bandung ; FPOK Giriwojoyo. 2007. Sport Medicine.Bandung ; FPOK

Kemendiknas. 2010.Tes Kesegaran Jasmani Indonesia.Jakarta

Muhammad, A. 1994. Penelitian Penndidikan Prosedur dan Strategi Suatu Pendekatan Praktek.Jakartata: Rineka Cipta.

Somarsardjuno,S. 1989.Petunjuk Praktis Kesehatan Olahraga.Jakarta : Karya Grafika Utama.

Sugiyono. 2010.Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Suharjana. 2004.Kebugaran Jasmani ( Buku Pegangan Kuliah Mahasiswa FIK UNY). Yoogyakarta: UNY.

Universitas Lampung. 2012. Format Penulisan Karya Ilmiah. Bandar Lampung. Lampung.

Weinbe,R. & Gould. 1995. Foundation of Sport and Eercise Psychology. Champaign, H. Human Kinetics.

Winarno,S. 1985.Pengantaar Ilmiah dasar Metode Teknik.Bandung: Tarsito. Vanek. Craty 1970. Psychology and The Superior Athelete. The Milan


(1)

Di bawah ini terdapat 48 pernyataan yang diikutt dengan 5 pilihan jawaban. Anda diminta untuk menyatakan sejauh mana pernyataan-pernyataan tersebut menggambarkan diri anda atau sesuai dengan kondisi anda. Pilihlah salah satu dari lima pilihan jawaban yang tersedia dalam kolom dengan cara memberikan tanda silang (X). Arti singkatan dari huruf-huruf yang tertulis pada setiap kolom adalah sebagai berikut :

SS = bila pernyataan tersebutSangat Sesuaidengan diri anda S = bila pernyataan tersebutSesuaidengan diri anda

KK = bila pernyataan tersebutKadang Sesuai Kadang Tidak dengan dir anda TS = bila pernyataan tersebutTidak Sesuaidengan diri anda

STS = bila pernyataan tersebutSangat Tidak Sesuaidengan diri anda

Pilihan jawaban hendaknya didasarkan pada perasaan, pikiran, atau tingkah laku yang BIASANYA anda lakukan. Bukan berdasarkan pada pertimbangan baik-buruk atau wajar-tidak wajar. Tidak ada penilaian “salah” atau “benar” atas jawaban yang anda berikan.

Terdapat perbedaan kualitas kepribadian antara siswa. Pada kelompok siswa, terutama mereka yang berprestasi tinggi, memiliki ciri kepribadian yang lebih menonjol. Perbedaan nampak pada aspek komitmen, ambisi prestatif, kerja keras, dan kegigihannya.

2. Tes Kebugaran jasmani

Karena tugas masing-masing individu berbeda-beda maka diperlukan tes dari kemampuan dari ketiga system kerjanya (ergosistema), SK I, SK II, SK III. Akan tetapi dari ketiga system kerja tersebut, terdapat satu ergositema yang dapat diukur dan hasil pengukuranya dapat menggambarkan tingkat kebugaran jasmani individu tersebut. Ergositema yang dimaksud yaitu Ergositema II, yang pada akhirnya akan mendukung kepada system kerja atau Ergositema I.


(2)

Secara fungsional ES Iwujudnya yaitu: kapasitas anaerobic yang merupakan faktor pembatas kemampuan maksimal primer, dan ES II wujudnya yaitu: kapasitas aerobic ( VO2max ) yang merupakan faktor pembatas kemampuan maksimal sekunder. (Giriwoyo, 2006:26 ) “ Kebugaran jasmani merupakan suatu derajat kesehatan dinamis, maka untuk mengetahui tingkat kebugaran jasmani seseorang dapat diukur melalui tes kebugaran jasmani atau disebut juga physical fitness test. Tes kebugaran jasmani merupakan alat ukur untuk menentukan derajat kebugaran jasmani seseorang. Hingga saat ini terdapat berbagai macam tes kebugaran jasmani, salah satu diantaranya adalah tes kebugaran jasmani indonesia untuk anak usia 10-12 tahun yang dikembangkan oleh Kementrian Pendidikan Nasional Pusat Pengembangan Kualitas Jasmani Jakarta 2010 yang terdiri dari beberapa butir item, diantaranya: (1). lari cepat 40 meter (2) . gantung siku tekuk (3). Loncat tegak dan (4). Lari 600 meter.

Alat yang diperlukan :

 Lintasan lari/lapangan di SDN 1 Poncowarno  meteran

 Perlengkapan alat tulis  Peluit

 Stopwatch

H. Teknik Analisis Data

Uji untuk mengetahui ada tidaknya hubungan kepribadian dengan tingkat kebugaran jasmani siswa dilakukan analisis data dengan menggunakan alaisis regresi linier sederhana.


(3)

Dengan a dan b merupakan koefisien arah regresi. Koefisien-koefisien arah tersebut ditunjukkan dengan metode kuadrat terkecil, yaitu

Keeratan hubungan kepribadian dengan tingkat kebugaran jasmani siswa dapat diketahui dengan mencari koefisien korelasi (r). Haraga r berkisar -1 dan +1 dengan tanda negatip menyatakan adanya korelasi langsung atau korelasi negatip dan tanda positip menyatakan korelasi langsung atau korelasi positip. Jika r = 0 maka berarti tidak ada hubungan linier antara variabel. Perhitungan koefisien korelasi r dapat dicari dengan rumus :

(Sudjana,1990)

1

ˆ ˆ ˆ a bX

Y  



 



2

2

ˆ

Xi

Xi

n

XiYi

Xi

Xi

Yi

a



2

2

ˆ

Xi

Xi

n

Yi

Xi

XiYi

n

b



2 2

2

2

Yi Yi n Xi Xi n Y Xi XiY n r           


(4)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan maka dapat disimpulkan :

1. Ada hubungan yang tinggi antara kepribadian dan kesegaran jasmani di SD N 2 Poncowarno Kalirejo Lampung Tengah

2. Dengan kebugaran jasmani yang baik maka kepribadianyapu hasilnya baik. 3. Ada hubungan antara rohani dan jasmani yang dalam psykologi sering disebut

dengan istilahPsyicosomatis.

B. Saran

Dari hasil penelitian dan kesimpulan maka dapat di sarankan sebagai berikut : 1. Pemerintah dan masyarakat perlu mempunyai komitmen yang kuat untuk

memasyarakatkan olahraga dan mengolahragakan masyarakat karna di dalam tubuh yang sehat terdapat prilaku yang baik.

2. Guru penjas dan olahraga perlu memiliki pengetahuan yang lebih untuk meningkatkan metode latihan khususnya untuk meningkatkan kebugaran jasmani.

3. Siswa dianjurkan untuk masuk kegiatan ekstrakulikuler olahraga guna meningkatkan kebugaran jasmani melalui latihan-latihan yang dilaksanakan di cabang olahraga yang diikutin


(5)

4. Perlu adanya penelitian lanjutan dengan aspek yang berbeda dan sampel yang lebih luas sehingga akan mendapat gambaran yang lebih objektif dan komperehensif terhadap permasalahan yang ada.


(6)

42 DAFTAR PUSTAKA

Anshel ,M.H. 1997. Sport Psycholog: From Theoory to Practice.

Scottsdale,Az: gorsuch scarisbrick.

Giriwojoyo. 2007.Ilmu Faal Olahraga.Bandung ; FPOK Giriwojoyo. 2007. Sport Medicine.Bandung ; FPOK

Kemendiknas. 2010.Tes Kesegaran Jasmani Indonesia.Jakarta

Muhammad, A. 1994. Penelitian Penndidikan Prosedur dan Strategi Suatu Pendekatan Praktek.Jakartata: Rineka Cipta.

Somarsardjuno,S. 1989.Petunjuk Praktis Kesehatan Olahraga.Jakarta : Karya Grafika Utama.

Sugiyono. 2010.Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Suharjana. 2004.Kebugaran Jasmani ( Buku Pegangan Kuliah Mahasiswa FIK UNY). Yoogyakarta: UNY.

Universitas Lampung. 2012. Format Penulisan Karya Ilmiah. Bandar Lampung. Lampung.

Weinbe,R. & Gould. 1995. Foundation of Sport and Eercise Psychology.

Champaign, H. Human Kinetics.

Winarno,S. 1985.Pengantaar Ilmiah dasar Metode Teknik.Bandung: Tarsito. Vanek. Craty 1970. Psychology and The Superior Athelete. The Milan


Dokumen yang terkait

HUBUNGAN KEBUGARAN JASMANI DAN PRESTASI AKADEMIK DENGAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN JASMANI PADA SISWA KELAS XII DI SMK BHAKTI UTAMA BANDAR LAMPUNG TAHUN AJARAN 2011/2012

3 27 59

DISKRIPSI KEBUGARAN JASMANI SISWA KELAS V, KELAS VI, PUTRA DAN PUTRI SD NEGERI 2 GOTONG ROYONG BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2011 / 2012

0 10 42

HUBUNGAN KEPRIBADIAN DENGAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 2 PONCOWARNO KALIREJO LAMPUNG TENGAH TAHUN PELAJARAN 2013/2014

10 138 52

HUBUNGAN NILAI HASIL BELAJAR PENJAS DENGAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWA KELAS VII A SMP NEGERI 5 METRO TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 12 49

PENGARUH LATIHAN SENAM AYO BERSATU TERHADAP PENINGKATAN KEBUGARAN JASMANI SISWA KELAS VIII DI SMP NEGERI 4 BANDAR LAMPUNG TAHUN AJARAN 2013/2014

6 38 69

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DAN KEBIASAAN MEMBACA SISWA DENGAN PRESTASI BELAJAR IPS PADA SISWA KELAS V SD NEGERI DI KECAMATAN LABUHAN RATU BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2013/2014

2 17 67

HUBUNGAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DENGAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS V SD NEGERI 2 LABUHAN RATU KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2013/2014

1 15 52

HUBUNGAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DENGAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS V SD NEGERI 2 LABUHAN RATU KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 15 53

PENGARUH LATIHAN SENAM IRAMA TERHADAP PENINGKATAN KEBUGARAN JASMANI TERHADAP SISWA-SISWI KELAS VII SMP NEGERI 2 ABUNG TENGAH LAMPUNG UTARA TAHUN AJARAN 2013/2014

0 26 58

PENERAPAN MODEL DRILLS BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK) DALAM PEMBELAJARAN IPS SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 KALIREJO LAMPUNG TENGAH TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 14 141