WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK IND

WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI
GEOPOLITIK INDONESIA

DITA ROLA VERONIKA
(F3314040)
FERRY FERDIAN A
(F3314051)
FANINDA ITSNA YULISKHA (F3314050)
YULIANA NURASTUTI
(F3314110)

KELOMPOK

6

PETA KONSEP
Pengertian dan Kedudukan Wawasan
Nusantara

Latar Belakang Konsepsi Wawasan
Nusantara

Wawasan Nusantara Sebagai Geopolitik
Indonesia
Perwujudan Wawasan Nusantara

Otonomi Daerah Di Indonesia

Pengertian

Wawasan
Nusantara

Etimologis

Terminologis

ETIMOLOGIS

Wawasan
Nusantara


Wawasan
berasal dari kata wawas
(bhs Jawa) yang berarti
pandangan, tinjauan.

Nusantara
diartikan sebagai
kepulauan yang
dipisahkan oleh laut atau
bangsa-bangsa yang
dipisahkan oleh laut.

TERMINOLOGIS
Prof. Dr. Wan Usman
“Wawasan Nusantara adalah cara pandang
bangsa Indonesia mengenai diri dan tanah airnya
sebagai negara kepulauan dengan semua aspek
kehidupan yang beragam.”

Wawasan Nusantara dalam GHBN 1998

“Wawasan Nusantara adalah cara pandang
dan sikap bangsa Indonesia mengenai diri dan
lingkungannya, dengan mengutamakan
persatuan dan kesatuan bangsa, serta kesatuan
wilayah dalam penyelenggaraan kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.”

Kelompok kerja Wawasan Nusantara untuk diusulkan
menjadi Tap. MPR, yang dibuat Lemhanas tahun
1999.
“Cara pandang dan sikap bangsa Indonesia mengenai
diri dan lingkungannya yang serba beragam dan bernilai
strategis dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan
bangsa, serta kesatuan wilayah dalam penyelenggaraan
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara
untuk mencapai tujuan nasional.”

Simpulan secara Terminologis:
Wawasan Nusantara berarti cara pandang bangsa
Indonesia terhadap diri dan lingkungannya. Diri yang

dimaksud adalah diri bangsa Indonesia sendiri, serta
nusantara sebagai lingkungan tempat tinggalnya.

Hakikat Wawasan Nusantara
Hakikat Wawasan Nusantara adalah
“persatuan bangsa dan kesatuan wilayah”.
Dalam GBHN disebutkan
bahwa hakikat Wawasan
Nusantara diwujudkan dengan
menyatakan kepulauan
nusantara sebagai satu
kesatuan politik, satu kesatuan
ekonomi, satu kesatuan sosial
budaya dan satu kesatuan
pertahanan keamanan.

Kedudukan Wawasan Nusantara

Wawasan Nusantara berkedudukan sebagai
visi bangsa.


Kedudukan Wawasan Nusantara sebagai salah satu konsepsi
ketatanegaraan Republik Indonesia dapat dilihat pada bagan
sebagai berikut:

Latar Belakang Konsepsi Wawasan
Nusantara
SEGI HISTORIS atau SEJARAH

Dari segi sejarah, bahwa bangsa Indonesia
menginginkan menjadi bangsa yang bersatu
dengan wilayah yang utuh adalah karena dua
hal yaitu :
1. Pernah mengalami kehidupan sebagai
bangsa yang terjajah dan terpecah.
2. Pernah memiliki wilayah yang terpisahpisah.

DEKLARASI DJUANDA
Deklarasi Djuanda juga dikukuhkan dalam UU
No.4 Prp Tahun 1960 tentang perairan

Indonesia yang berisi :
• Perairan Indonesia ialah laut wilayah
Indonesia beserta perairan pedalaman
Indonesia.
• Laut wilayah Indonesia ialah lajur laut
selebar 12 mil laut.
• Perairan pedalaman Indonesia ialah semua
perairan yang terletak pada sisi dalam dari
garis dasar.
• Mil laut ialah seperenam puluh derajat
lintang.

Gambar Peta Wilayah Republik Indonesia
berdasar Deklarasi Djuanda

Pada tahun 1969 negara Indonesia mengeluarkan
deklarasi tentang landas kontinen Indonesia.
Deklarasi itu berintikan:
1. Kekayaan alam di landas kontinen adalah milik
negara bersangkutan

2. Batas landas kontinen yang terletak di antara
dua negara adalah garis tengahnya.
Tentang landas kontinen dikuatkan dengan UU No.
1 Tahun 1973 tentang Landas Kontinen
Indonesia.

Selanjutnya, pada tahun 1980 pemerintah
Indonesia mengeluarkan pengumuman tentang
Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Indonesia.
ZEE berintikan:
Lebar ZEEI 200 mil diukur dari
garis pangkal laut wilayah
Indonesia.
Hak berdaulat untuk menguasai
kekayaan sumber alam di ZEEI.
Lautan di ZEEI tetap merupakan
lautan bebas untuk pelayaran
Internasional.
ZEEI diterima oleh hampir seluruh peserta konferensi Hukum Laut
Internasional di Jamaika tahun 1982 dan dikukuhkan oleh Pemerintah RI

dengan UU No. 5 tahun 1983.

Gambar Peta Perairan Nusantara dengan Laut
Teritorial, batas landas kontinen dan batas ZEE

Segi Geografis dan Sosial Budaya
Indonesia merupakan negara bangsa dengan wilayah dan posisi yang unik
serta bangsa yang heterogen . Keunikan wilayah dan heterogenitas bangsa
tersebut, antara lain :
Indonesia bercirikan negara kepulauan/maritim (Archipelago State) dengan
jumlah 17.508 pulau.
Luas wilayah 5,192 juta km2, dengan daratan seluas 2,027 juta km2 dan
laut seluas 3,166 juta km2
Memiliki etnik yang sangat banyak (heterogenitas suku bangsa) sehingga
memiliki kebudayaan yang beragam
Indonesia terletak di antara dua benua dan dua samudra
Indonesia terletak pada garis khatulistiwa
Indonesia berada di iklim tropis dengan dua musim
Indonesia menjadi pertemuan dua jalur pegunungan, Mediterania dan
Sirkum Pasifik

Memiliki jumlah penduduk yang besar, sekitar 218,868 juta (tahun 205)
Wilayah yang subur dan dapat dihuni
Kaya akan flora, fauna, dan SDA

Peluang dari Keunikan wilayah
heterogenitas bangsa

Positif

Negatif

Modal Menuju
Cita-cita
bangsa

Perpecahan
dan ilfiltrasi

Segi Geopolitis dan Kepentingan Nasional
Geopolitik

diartikan
ilmu
Bumi
Politik
mempelajari fenomena politik dari segi geografi.

Ir. Soekarno di hadapan sidang BPUPKI
tanggal 1 Juni 1945, berdasarkan geopolitik,
wilayah Indonesia adalah satu kesatuan
wilayah dari Sabang sampai Merauke yang
terletak antara dua samudra dan dua dua
benua.
Rasa kebangsaan Indonesia dibentuk oleh
adanya kesatuan nasib, jiwa untuk bersatu dan
kehendak untuk bersatu serta adanya kesatuan
wilayah yang sebelumnya bernama Nusantara.
Salah satu kepentingan nasional Indonesia
adalah bagaimana menjadikan bangsa dan
wilayah ini senantiasa satu dan utuh


WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI
GEOPOLITIK INDONESIA
Geopolitik sebagai Ilmu

Bumi Politik

Geopolitik adalah ilmu yang
mempelajari hubungan
antara faktor-faktor
geografi, strategi, dan
politik suatu negara, sedang
implementasinya diperlukan
suatu strategi yang bersifat
nasional .

Teori-Teori Geopolitik :

“Bahwa negara itu seperti organisme
yang hidup”
Negara identik dengan ruang yang
ditempati oleh sekelompok masyarakat
(bangsa). Pertumbuhan negara sama
dengan pertumbuhan organisme yang
memerlukan ruang hidup (lebensraum)
yang cukup agar dapat tumbuh dengan
subur. Jika negara ingin tetap hidup dan
berkembang butuh ekspansi (perluasan
wilayah). Teori ini dikenal sebagai teori
organisme/biologis.

Teori Geopolitik

Frederich Ratzel
(1844-1904)

Teori-Teori Geopolitik :

“Negara adalah suatu organisme,

bukan hanya mirip.”

Teori Geopolitik

Rudolf Kjellen (18641922)

Negara adalah satuan dan sistem
politik yang menyeluruh yang
meliputi bidang geopolitik,
ekonomi politik, demo politik,
sosial politik, dan krato politik.
Negara sebagai organisme yang
hidup dan intelektual harus
mampu mempertahankan dan
mengembangkan dirinya dengan
melakukan ekspansi. Batas
negara bersifat sementara karena
bisa diperluas.

Teori-Teori Geopolitik :

Melanjutkan pandangan
Ratzel dan Kjellen terutama
pandangan tentang
lebensraum dan paham
ekspansionisme. Jika jumlah
penduduk suatu wilayah
negara semakin banyak
sehingga tidak sebanding lagi
dengan luas wilayah, maka

negara tersebut harus berupaya
memperluas wilayahnya sebagai
ruang hidup (lebensraum) bagi
warga negara.

Teori Geopolitk

Karl Haushofer
(1896-1946)

Teori-Teori Geopolitik :

“Wawasan Benua”
Teori ahli Geopolitik ini
menganut “konsep
kekuatan”. Ia mencetuskan
wawasan benua yaitu
konsep kekuatan di darat.
Ajarannya menyatakan;

barang siapa dapat mengusai
“daerah jantung”, yaitu Eropa dan
Asia, akan dapat menguasai “pulau
dunia” yaitu Eropa, Asia,
Afrika dan akhirnya dapat
mengusai dunia.

Teori Geopolitik

Sir Harold Mackinder
(1861-1947)

Teori-Teori Geopolitik :

“Wawasan Bahari”
Teori Raleigh dan Mahan pada dasarnya
adalah teori kekuatan lautan/bahari.
Mereka mengatakan bahwa siapa yang

menguasai lautan akan menguasai jalur
perdagangan dunia, yang berarti
menguasai kekuatan dunia sehingga

Sir Walter Raleigh

akhirnya akan dapat menguasai dunia.
Barang siapa menguasai lautan akan
menguasai “perdagangan”. Menguasai
perdagangan berarti menguasai
“kekayaan dunia” sehinga pada akhirnya
menguasai dunia.
Alfred Thayer Mahan

Teori-Teori Geopolitik :

”Wawasan Dirgantara”
Mitchel dan Fuller berpendapat bahwa

kekuatan udara merupakan kekuatan yang paling
menentukan penguasaan dunia. Keunggulan
W. Mitchel

John Frederick Charles Fuller

yang dimiliki dirgantara adalah
pengembangan kekuatan di udara, memiliki
daya tangkis yang andal dari berbagai
ancaman lawan dalam tempo cepat, dasyat
dan dampaknya sangat mengerikan lawan
sehingga tidak ada kesempatan bagi lawan
untuk bergerak. Kekuatan di udara justru
yang paling menentukan. Kekuatan di
udara

Teori-Teori Geopolitik :
“Teori Daerah Batas/Rimland”
Teori Spykman juga disebut Wawasan
Kombinasi, yaitu teori menghubungkan
kekuatan darat, laut dan udara, yang
dalam pelaksanaannya disesuikan
kondisi dan kebutuhan. Nicholas
mengatakan bahwa siapa yang mampu

mengkombinasi kekuatan darat, laut dan
udara akan menguasai daerah batas antar
bangsa secara permanen dan abadi. Teori
daerah batas (rimland) yaitu teori
wawasan kombinasi,yang
menggabungkan kekuatan darat, laut,
udara dan dalam pelaksanaannya
disesuaikan dengan keperluan dan
kondisi suatu negara.

Teori Geopolitik Nicholas

J. Spykman (1879-1936)

Paham Geopolitik Bangsa Indonesia
Bagi bangsa Indonesia, geopolitik
merupakan pandangan baru
dalam
mempertimbangkan
faktor-faktor geografis wilayah
negara untuk mencapai tujuan
nasionalnya
Paham geopolitik bangsa Indonesia
terumuskan
dalam
konsepsi
Wawasan Nusantara.
Indonesia merupakan
negara
yang
disebut
kepulauan
Nusantara (nusa di antara air),
sehingga bisa disebut sebagai
Benua Maritim Indonesia

PERWUJUDAN WAWASAN
NUSANTARA

1. Perumusan Wawasan Nusantara

“Wawasan Nusantara
adalah cara pandang dan sikap
bangsa Indonesia terhadap diri
dan lingkungannya dengan
mengutamakan persatuan dan
kesatuan bangsa, serta kesatuan
wilayah dalam penyelenggaraan
kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara.



Cara pandang bangsa Indonesia tersebut
mencakup:
Perwujudan
kepulauan
nusantara sebagai
Satu Kesatuan

Perwujudan
kepulauan
nusantara sebagai
Satu Kesatuan

Politik.

Ekonomi.

Perwujudan
kepulauan
nusantara sebagai
Satu Kesatuan

Sosial.

Perwujudan
kepulauan
nusantara sebagai
Satu Kesatuan

Pertahanan
Keamanan.

Konsep “Nusantara” dalam UUD
1945
“Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah
sebuah Negara berkepulauan yang berciri
Nusantara dengan wilayah yang batas-batas
dan hak-haknya ditetapkan dengan undangundang” Pasal 25A UUD 1945

Batas Wilayah Kesatuan Republik
Indonesia
)

Teori-teori tentang batas wilayah udara
1. Teori udara bebas
a) Kebebasan ruang
tanpa batas
b) Kebebasan ruang
terbatas

2. Teori negara berdaulat
di udara

Tujuan Wawasan
Nusantara
KE
DALAM

TUJUAN

KE
KELUAR

Manfaat Wawasan Nusantara
Diterima di Forum
Internasional.

Pertambahan luas
wilayah teritorial di
Indonesia

Menghasilkan cara pandang
tentang keutuhan wilayah
nusantara

Sarana integrasi
nasional

Potensi sumber daya yang
besar meningkatkan
kesejahteraan rakyat.

Persoalan Yang Mungkin Muncul Dari
Konsep Nusantara
1. Persoalan garis batas/wilayah
Indonesia dengan Negara lain.
2. Masuknya pihak luar ke dalam
wilayah yuridiksi Indonesia yang
tidak terkendali dan terawasi
3. Adanya kerawanan-kerawanan di
pulau-pulau terluar Indonesia
4. Sentimen kedaerahan yang suatu
saat berkembang yang dapat
melemahkan
pembangunan
berwawasan nusantara

Persoalan Garis
batas/wilayah Indonesia
dengan negara lain.

Kaitan WAWASAN
NUSANTARA
dengan OTONOMI
DAERAH

“Negara indonesia melaksanakan otonomi daerah
karena melaksanakan amanat UUD 1945 pasal 18”

Otonomi Daerah di Indonesia
Menurut UU No. 32 tahun 2004 tentang
pemerintah daerah, daerah yang bersifat
otonom meliputi 3 daerah
1. Daerah Propinsi
2. Daerah Kabupaten
3. Daerah Kota

PROVINSI

KABUPATEN

Dasar Melakukan Otonomi Daerah
Otonomi Yang Nyata
Otonomi Yang Luas
Otonomi Yang
Bertanggung jawab

KASUS

Sengketa Pulau Sipadan
dan Ligitan

PULAU SIPADAN

PULAU LIGITAN

Kasus
• Persengketaan antara Indonesia dengan Malaysia, mencuat
pada tahun 1967 ketika dalam pertemuan teknis hukum laut
antara kedua negara, masing-masing negara ternyata
memasukkan pulau Sipadan dan pulau Ligitan ke dalam batasbatas
wilayahnya.
Kedua
negara
lalu
sepakat
agar Sipadan dan Ligitan dinyatakan dalam keadaan
status status quo akan tetapi ternyata pengertian ini berbeda.
Pihak Malaysia membangun resor parawisata baru yang dikelola
pihak swasta Malaysia karena Malaysia memahami status quo
sebagai tetap berada di bawah Malaysia sampai persengketaan
selesai, sedangkan pihak Indonesia mengartikan bahwa dalam
status ini berarti status kedua pulau tadi tidak boleh
ditempati/diduduki sampai persoalan atas kepemilikan dua
pulau ini selesai. Sedangkan Malaysia malah membangun resort
di sana SIPADAN dan Ligitan tiba-tiba menjadi berita, awal bulan
lalu. Ini, gara-gara di dua pulau kecil yang terletak di Laut
Sulawesi itu dibangun cottage.

Kasus
Di atas Sipadan, pulau yang luasnya hanya 4 km2 itu, siap menanti wisatawan.
Pengusaha Malaysia telah menambah jumlah penginapan menjadi hampir 20 buah.
Dari jumlahnya, fasilitas pariwisata itu memang belum bisa disebut memadai. Tapi
pemerintah Indonesia, yang juga merasa memiliki pulau-pulau itu, segera mengirim
protes ke Kuala Lumpur meminta agar pembangunan di sana dihentikan terlebih
dahulu. Alasannya, Sipadan dan Ligitan itu masih dalam sengketa, belum diputus
siapa pemiliknya. Pada tahun 1969 pihak Malaysia secara sepihak memasukkan
kedua pulau tersebut ke dalam peta nasionalnya.

• Pada tahun 1976, Traktat Persahabatan dan Kerja Sama di Asia
Tenggara atau TAC (Treaty of Amity and Cooperation in Southeast Asia)
dalam KTT pertama ASEAN di pulau Bali ini antara lain menyebutkan
bahwa akan membentuk Dewan Tinggi ASEAN untuk menyelesaikan
perselisihan yang terjadi di antara sesama anggota ASEAN akan tetapi
pihak Malaysia menolak beralasan karena terlibat pula sengketa
dengan negara lain Pihak Malaysia pada tahun 1991 lalu menempatkan
sepasukan polisi hutan (setara Brimob) melakukan pengusiran semua
warga negara Indonesia serta meminta pihak Indonesia untuk
mencabut klaim atas kedua pulau.
• Sikap pihak Indonesia yang ingin membawa masalah ini melalui Dewan
Tinggi ASEAN dan selalu menolak membawa masalah ini
ke ICJ kemudian melunak. Dalam kunjungannya ke Kuala Lumpur pada
tanggal 7 Oktober 1996, Presiden Soeharto akhirnya menyetujui usulan
PM Mahathir tersebut yang pernah diusulkan pula oleh
Mensesneg Moerdiono dan Wakil PM Anwar Ibrahim, dibuatkan
kesepakatan "Final and Binding," pada tanggal 31 Mei 1997, kedua
negara menandatangani persetujuan tersebut. Indonesia meratifikasi
pada tanggal 29 Desember 1997 dengan Keppres Nomor 49 Tahun
1997 demikian pula Malaysia meratifikasi pada 19 November 1997.

Keputusan Mahkamah Internasional
• Pada tahun 1998 masalah sengketa Sipadan dan Ligitan dibawa ke
ICJ, kemudian pada hadi Selasa 17 Desember 2002 ICJ
mengeluarkan keputusan tentang kasus sengketa kedaulatan Pulau
Sipadan-Ligitan antara Indonesia dengan Malaysia.
• Hasilnya, dalam voting di lembaga itu, Malaysia dimenangkan oleh
16 hakim, sementara hanya 1 orang yang berpihak kepada
Indonesia. Dari 17 hakim itu, 15 merupakan hakim tetap dari MI,
sementara satu hakim merupakan pilihan Malaysia dan satu lagi
dipilih oleh Indonesia. Kemenangan Malaysia, oleh karena
berdasarkan pertimbangan effectivity (tanpa memutuskan pada
pertanyaan dari perairan teritorial dan batas-batas maritim), yaitu
pemerintah Inggris (penjajah Malaysia) telah melakukan tindakan
administratif secara nyata berupa penerbitan ordonansi
perlindungan satwa burung, pungutan pajak terhadap
pengumpulan telur penyu sejak tahun 1930, dan operasi mercu
suar sejak 1960-an. Sementara itu, kegiatan pariwisata yang
dilakukan Malaysia tidak menjadi pertimbangan, serta penolakan
berdasarkan chain of title (rangkaian kepemilikan dari Sultan Sulu)
akan tetapi gagal dalam menentukan batas di perbatasan laut
antara Malaysia dan Indonesia di selat Makassar.

PENYEBAB KEKALAHAN INDONESIA
• Indonesia tidak bisa menunjukkan bukti bahwa Belanda
(penjajah Indonesia) telah memiliki kedua pulau itu
• Indonesia kurang memiliki data dan bukti historis yang
dapat menunjukan bahwa Belanda juga memiliki kehendak
dan tindakan menjalankan fungsi negara yang malahan
lebih kuat dari Inggris pada masanya
• Tidak adanya pembangunan di pulau Sigitan dan ligitan
• masyarakat Indonesia yang tinggal di pulau tersebut banyak
bergantung pada transpotasi dan bantuan ekonomi dari
Malaysia bertahun-tahun
• Indonesia tidak pemah melakukan aktivitas ekonomi di
pulau Sipadan dan Ligitan
• Kurangnya wawasan nusantara masyarakat indonesia

SARAN
• Meningkatkan wawasan nusantara masyarakat
indonesia
• Negara Indonesia harus menjaga kedaulatan
wilayahnya agar tidak diklaim oleh Negara lain
• Keharusan untuk melakukan “mapping” kembali
terhadap daerah teritorial Republik Indonesia
• Adanya perhatian dan pengawasan
serius terhadap pulau-pulau di indonesia
• Pemerintah lebih meningkat pengelolaan pulaupulau kecil di Indonesia.

Dokumen yang terkait

ANALISIS KARAKTERISTIK MARSHALL CAMPURAN AC-BC MENGGUNAKAN BUTON GRANULAR ASPHALT (BGA) 15/20 SEBAGAI BAHAN KOMPOSISI CAMPURAN AGREGAT HALUS

14 283 23

TEPUNG LIDAH BUAYA (Aloe vera) SEBAGAI IMMUNOSTIMULANT DALAM PAKAN TERHADAP LEVEL HEMATOKRIT DAN LEUKOKRIT IKAN MAS (Cyprinus carpio)

27 208 2

PENGARUH KONSENTRASI TETES TEBU SEBAGAI PENYUSUN BOKASHI TERHADAP KEBERHASILAN PERTUMBUHAN SEMAI JATI (Tectona grandis Linn f) BERASAL DARI APB DAN JPP

6 162 1

ANALISIS SISTEM TEBANG ANGKUT DAN RENDEMEN PADA PEMANENAN TEBU DI PT PERKEBUNAN NUSANTARA X (Persero) PABRIK GULA DJOMBANG BARU

36 327 27

OPTIMASI SEDIAAN KRIM SERBUK DAUN KELOR (Moringa oleifera Lam.) SEBAGAI ANTIOKSIDAN DENGAN BASIS VANISHING CREAM

57 260 22

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK TEMULAWAK (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) SEBAGAI ADJUVAN TERAPI CAPTOPRIL TERHADAP KADAR RENIN PADA MENCIT JANTAN (Mus musculus) YANG DIINDUKSI HIPERTENSI

37 251 30

ANALISIS PROSPEKTIF SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PADA PT MUSTIKA RATU Tbk

273 1263 22

DAMPAK INVESTASI ASET TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP INOVASI DENGAN LINGKUNGAN INDUSTRI SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI (Studi Empiris pada perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2006-2012)

12 142 22

EFEKTIVITAS PENGAJARAN BAHASA INGGRIS MELALUI MEDIA LAGU BAGI SISWA PROGRAM EARLY LEARNERS DI EF ENGLISH FIRST NUSANTARA JEMBER

10 152 10

INTENSIFIKASI PEMUNGUTAN PAJAK HOTEL SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN PENDAPATAN ASLI DAERAH ( DI KABUPATEN BANYUWANGI

16 118 18