HAKIKAT MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK BUDAYA

HAKIKAT MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK BUDAYA

Disusun Oleh :
Krisa Dwi Cahyono
Muhammad Khaerul Anwar
Ananda Pratama Putra
Jovi Septian Ramdhani
Indri Mustikasari
Devi Erlinawati

FAKULTAS PERTANIAN DAN PETERNAKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2014

A. Pengertian Manusia Sebagai Makhluk Budaya
Manusia adalah mahluk berbudaya. Manusia sebagai makhluk yang berbudaya
tidak lain adalah makhluk yang senantiasa mendayagunakan akal budinya untuk
menciptakan kebahagiaan, karena yang membahagiakan hidup manusia itu
hakikatnya sesuatu yang baik, benar dan adil, maka hanya manusia yang selalu
berusaha menciptakan kebaikan, kebenaran dan keadilan sajalah yang berhak
menyandang gelar manusia berbudaya.

Berbudaya merupakan kelebihan manusia dibanding mahluk lain. Manusia adalah
makhluk yang paling sempurna bila dibanding dengan makhluk lainnya,
mempunyai kewajiban dan tanggung jawab untuk mengelola bumi. Oleh karena
itu manusia harus menguasai segala sesuatu yang berhubungan dengan
kepemimpinannya di muka bumi disamping tanggung jawab dan etika moral
harus dimiliki, menciptakan nilai kebaikan, kebenaran, keadilan dan tanggung
jawab agar bermakna bagi kemanusiaan. Selain itu manusia juga harus
mendayagunakan akal budi untuk menciptakan kebahagiaan bagi semua makhluk
Tuhan
Dengan berbudaya, manusia dapat memenuhi kebutuhan dan menjawab tantangan
hidupnya. Kebudayaan merupakan perangkat yang ampuh dalam sejarah
kehidupan manusia yang dapat berkembang dan dikembangkan melalui sikapsikap budaya yang mampu mendukungnya. Banyak pengertian tentang budaya
atau kebudayaan. Kroeber dan Kluckholn (1952) menginventarisasi lebih dari 160
definisi tentang kebudayaan, namun pada dasarnya tidak terdapat perbedaan yang
bersifat prinsip
Berbeda dengan binatang, tingkah laku manusia sangat fleksibel. Hal ini terjadi
karena kemampuan dari manusia untuk belajar dan beradaptasi dengan apa yang
telah dipelajarinya. Sebagai makhluk berbudaya, manusia mendayagunakan akal
budinya untuk menciptakan kebahagiaan, baik bagi dirinya maupun bagi
masyarakat demi kesempurnaan hidupnya.

Kebudayaan mencerminkan tanggapan manusia terhadap kebutuhan dasar
hidupnya. Manusia berbeda dengan binatang, bukan saja dalam banyaknya
kebutuhan, namun juga dalam cara memenuhi kebutuhan tersebut. Kebudayaanlah
yang memberikan garis pemisah antara manusia dan binatang .
Ketidakmampuan manusia untuk bertindak instingtif diimbangi oleh kemampuan
lain yakni kemampuan untuk belajar, berkomunikasi dan menguasai objek-objek
yang bersifat fisik. Kemampuan untuk belajar dimungkinkan oleh berkembangnya
inteligensi dan cara berfikir simbolik. Terlebih lagi manusia mempunyai budi
yang merupakan pola kejiwaan yang di dalamnya terkandung dorongan-dorongan
hidup yang dasar, insting, perasaan, dengan pikiran, kemauan dan hubungan yang
bermakna dengan alam sekitarnya dengan jalan memberi penilaian terhadap obyek
dan kejadian.

Hakikat kodrat manusia itu adalah :
1) sebagai individu yang berdiri sendiri (memiliki cipta, rasa, dan karsa).
2) sebagai makhluk sosial yang terikat kepada lingkungannya (lingkungan
sosial, ekonomi, politik, budaya dan alam), dan
3) sebagai makhluk ciptaan Tuhan. Perbuatan-perbuatan baik manusia
haruslah sejalan dan sesuai dengan hakikat kodratinya.
Manusia dipandang mulia atau terhina tidak berdasarkan aspek fisiologisnya.

Aspek fisik bukanlah tolak ukur bagi derajat kemanusiaannya.
Hakikat kodrati manusia tersebut mencerminkan kelebihannya dibanding mahluk
lain. Manusia adalah makhluk berpikir yang bijaksana (homo sapiens), manusia
sebagai pembuat alat karena sadar keterbatasan inderanya sehingga memerlukan
instrumen (homo faber), manusia mampu berbicara (homo languens), manusia
dapat bermasyarakat (homo socious) dan berbudaya (homo humanis), manusia
mampu mengadakan usaha (homo economicus), serta manusia berkepercayaan
dan beragama (homo religious), sedangkan hewan memiliki daya pikir terbatas
dan benda mati cenderung tidak memliki perilaku dan tunduk pada hukum alam.
Manusia juga harus bersosialisasi dengan lingkungan, yang merupakan
pendidikan awal dalam suatu interaksi sosial. Hal ini menjadikan manusia harus
mempunyai ilmu pengetahuan yang berlandaskan ketuhanan. Pendidikan sebagai
hasil kebudayaan haruslah dipandang sebagai “motivator” terwujudnya
kebudayaan yang tinggi. Selain itu pendidikan haruslah memberikan kontribusi
terhadap kebudayaan, agar kebudayaan yang dihasilkan memberi nilai manfaat
bagi manusia itu sendiri khususnya maupun bagi bangsa pada umumnya.
Kebudayaan yang diciptakan dan dimiliki oleh manusia mencerminkan pribadi
manusia sebagai mahluk ciptaan yang paling sempurna diantara yang lainnya.
Kebudayaan yang terus berkembang di kehidupan bermasyarakat dapat menjadi
suatu tolak ukur dalam melihat betapa berbudayanya masyarakat di dalam suatu

Negara.
Dengan demikian dapat kita katakan bahwa kualitas manusia pada suatu negara
akan menentukan kualitas kebudayaan dari suatu negara tersebut, begitu pula
pendidikan yang tinggi akan menghasilkan kebudayaan yang tinggi. Karena
kebudayaan adalah hasil dari pendidikan suatu bangsa. [CITATION Fad \l 1033 ]

B. Pengertian Budaya dan Kebudayaan
Kebudayaan berasal dari kata Sansekerta “Buddhayah “ , yang merupakan
bentuk jamak dari kata “Buddhi” yang berarti budi atau akal. Dengan demikian
kebudayaan dapat diartikan sebagai “hal-hal yang bersangkutan dengan budhi atau
akal”. Daya dari budi yang berupa cipta, karsa dan rasa.

Culture, merupakan istilah bahasa asing yang sama artinya dengan kebudayaan,
berasal dari kata latin “colere” yang berarti mengolah atau mengerjakan
(Mengolah tanah atau bertani). Dari asal arti tersebut yaitu “colere” kemudian
“culture” diartikan sebagai segala daya dan kegiatan manusia untuk mengolah dan
merubah alam. Kebudayaan adalah hasil dari cipta, rasa dan karsa.
Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh
sebuah
kelompok

orang
dan
diwariskan
dari
generasi
ke
generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama
dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni.
Kebudayaan adalah sesuatu yang akan memengaruhi tingkat pengetahuan dan
meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga
dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak. Sedangkan
perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia
sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat
nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial,
religi, seni, dan lain-lain, yang kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia
dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat.
Adapun pengertian kebudayaan menurut para ahli adalah sebagai berikut:
 Melville J. Herskovits dan Bronislaw Malinowski : mengemukakan
bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh
kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Istilah untuk

pendapat itu adalah ”Cultural-Determinism”.
 Herskovits : memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang turun temurun
dari satu generasi ke generasi yang lain, yang kemudian disebut sebagai
”superorganic”.
 Menurut Andreas Eppink, : kebudayaan mengandung keseluruhan
pengertian nilai sosial,norma sosial, ilmu pengetahuan serta keseluruhan
struktur-struktur sosial, religius, dan lain-lain, tambahan lagi segala
pernyataan intelektual dan artistik yang menjadi ciri khas suatu
masyarakat.
 Menurut Edward Burnett Tylor : kebudayaan merupakan keseluruhan
yang kompleks, yang di dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan,
kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain
yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat.
 Menurut Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi : kebudayaan adalah
sarana hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat.
Dari berbagai definisi tersebut, dapat diperoleh pengertian mengenai kebudayaan
adalah sesuatu yang akan memengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem
ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan
sehari-hari kebudayaan itu bersifat abstrak.
Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh

manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda yang

bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi
sosial, religi, seni, dan lain-lain, yang kesemuanya ditujukan untuk membantu
manusia dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat.
J.J Hoeningman membagi
gagasan,aktivitas,dan artefak.

wujud

kebudayaan

menjadi

tiga,yaitu

a) Gagasan (wujud ideal)
Wujud ideal kebudayaan adalah kebudayaan yang berbentuk kumpulan
ide,gagasan,nilai,norma,peraturan,dan
sebagainya

yang
bersifat
abstrak,tidak dapat diraba atau disentuh.
b) Aktivitas (tindakan)
Aktivitas atau tidakan adalah wujud kebudayaan sebagai suatu tindakan
berpola dari manusia dalam masyarakat itu.Biasanya wujud ini sering
disebut dengan sistem sosial.
c) Artefak (karya)
Artefak adalah wujud kebudayaan yang berupa hasil dari
aktivitas,perbuatan,dan karya semua manusia dalam masyarakat berupa
benda-benda
ataupun
hal-hal
yang
dapat
dilihat,diraba,dan
didokumentasikan.
Budaya memiliki 7 unsur yang bersifat universal,yaitu:
1. Sistem peralatan dan perlengkapan hidup (teknologi).
2. Sistem mata pencaharian hidup.

3. Sistem kemasyrakatan atau organisasi sosial
4. Bahasa
5. Kesenian
6. Sistem pengetahuan
7. Sistem religi

C. Etika dan Estetika berbudaya
1. Etika Dalam Berbudaya
Perkembangan etika dan estetika budaya suatu bangsa berhubungan erat
dengan perubahan sosial budaya yang terjadi pada bangsa tersebut.Kata etika
berasal dari bahasa Yunani,yaitu ethos.Secara etimologis,etika adalah ajaran
tentang baik-buruk,yang diterima umum tentang sikap,perbuatan,kewajiban,dan
sebagainya.Etika (kesusilaan) lahir karena kesadaran akan adanya nalurisolidaritas
sejenis
pada
makhluk
hidup
untuk
melestarikan
kehidupannya,kemudian pada manusia etika ini menjadi kesadaran sosial,memberi


rasa tanggung jawab,dan apabila terpenuhi akan menjadi rasa bahagia (A.A
Djelantik,Estetika sebuah pengantar,Hal 4).
Etika memiliki makna yang bervariasi.Bertens menyebutkan ada tiga jenis makna
etika sebagai berikut:
a. Etika dalam arti nilai-nilai atau norma yang menjadi pegangan bagi
seseorang atau kelompok orang dalam mengatur tingkah laku.
b. Etika dalam arti kumpulan asas atau nilai moral (yang dimaksud disini
adalah kode etik).
c. Etika dalam arti ilmu atau ajaran tentang yang baik dan yang
buruk.Disini etika sama rtinya dengan filsafat moral.
Norma etik ditujukan kepada umat manusia agar terbentuk kebaikan akhlak
pribadi guna penyempurnaan manusia dan melarang manusia melakukan
perbuatan-perbuatan yang dilarang.Seperti membunuh,berzina,mencuri,dan
sebagainya.Pada manusia yang bermasyarakat etika berfungsi untuk
mempetahankan kehidupan kelompok atau individu dilingkungan tertentu.Pada
awalnya,etika dikenal pada sekelompok manusia yang sudah memiliki peradaban
lebih tinggi.Asal atau sunber norma etik adalah dari manusia sendiri yang bersifat
otonom dan tidak ditujukan kepada sikap lahir,tetapi ditujukan kepada sikap batin
manusia.Daerah berlakunya norma etik relatif universal,meskipun tetap

dipengaruhi oleh ideologi masyarakat pendukungnya.Norma etik atau norma
moral menjadi acun manusia dalam berperilaku.
Dengan norma etik,manusia bisa membedakan mana perilaku yang baik dan
mana perilaku yang buruk.Norma etik menjadi semacam das sollen untuk
beperilaku baik.Manusia yang beretika berarti perilaku manusia itu baik sesuai
dengan norma-norma etik.
2. Estetika Dalam Berbudaya
Estetika dapat dikatakan sebagai teori tentang keindahan atau seni.Estetika
berkaitan dengan nilai indah ataupun tidak indah.Estetika mengandung tiga
pengertian secara luas,secara sempit,dan estetika murni..
a. Secara luas,keindahan mengandung ide kebaikan.Keindahan dalam
arti luas meliputi banyak hal,seperti watak yang indah.Indah dalam arti
luas mencakup hampir seluruh yang ada,apakah merupakan hasil seni
alam,moral,dan intelektual.
b. Secara sempit,yaitu indah yang terbatas pada lingkup persepsi
penglihatan (bentuk dan warna).
c. Secara estetik murni,menyangkut pengalaman estetik seseorang dalam
hubungannya dengan segala sesuatu yang diresapinya melalui

penglihatan,pendengaran,perabaan dan perasaan,yang semuanya dapat
menimbulkan persepsi (anggapan) indah.
Estetika bersifat subyektif,sehingga tidak bisa dipaksakan. Tetapi yang penting
adalah menghargai keindahan budaya yang dihasilkan oleh orang lain.

D. Problematika Kebudayaan
Kebudayaan yang diciptakan manusia dalam kelompok dan wilayah yang
berbeda-beda menghasilkan keragaman kebudayaan.Kebudayaan sendiri yang
dimiliki sekelompok manusia membentuk ciri dan pembeda dari kebudayaan yang
dimiliki oleh sekelompok manusia lainnya.Dengan kemudian,kebudayaan
merupakan identitas dari persekutuan hidup manusia.Kebudayaan mengalami
dinamika seiring dengan dinamika pergaulan hidup manusia sebagai pemilik
kebudayaan,dan adanya budaya dari kelompok manusia yang datang dan langsung
menggeser kedudukan budaya yang dimiliki oleh kelompok tertentu tersebut
sehingga dapat menimbulkan dampak tergesernya bahkan hilangnya kebudayaankebudayaan yang sudah diterapkan dalam kelompok tersebut.
Ada beberapa contoh problematika kebudayaan,yaitu :
a. Hambatan budaya yang berkaitan dengan pandangan hidup dan sistem
kepercayaan
Dalam hal ini,kebudayaan tidak dapat bergerak atau berubah karena
adanya pandangan hidup dan sistem kepercayaan yang sangat
kental,karena kuatnya kepercayaan sekelompok orang pada
kebudayaannya mengakibatkan mereka tertutup pada dunia luar dan
tidak mau membuka pemikiran-pemikiran dari luar.
b. Hambatan budaya yang berkaitan dengan persepsi atau sudut pandang
Hambatan budaya yang berkaitan dengan persepsi atau sudut pandang
dapat terjadi pada masyrakat dan pelaksanaan pembangunan.
c. Hambatan budaya yang berkaitan dengan psikologi atau kejiwaan
Upaya untuk mentransmigrasikan penduduk daerah yang sering
mengalami bencana alam ke tempat yang jarang mengalami bencana
alam.Namun,dalam hal ini penduduk merasa khawatir bahwa di tempat
yang baru mereka akan lebih sengsara dibandingkan ditempat yang
lama.
d. Masyrakat yang terasing dan kurang komunikasi dengan masyarakat
luar
Masyrakat yang tinggal didaerah-daerah terpencil yang kurang
komunikasi dengan masyarakat luar cenderung memiliki ilmu

e.

f.

g.

h.

i.

j.

pengetahuan secara terbatas,hal ini menyebabkan mereka seolah-olah
tertutup untuk menerima program-program pembangunan.
Sikap tradisionalisme dan berprasangka buruk terhadap hal-hal baru
Sikap ini sangat mengagung-agungkan budaya tradisional sehingga
menganggap hal-hal baru tersebut dapat merusak tatanan hidup mereka
yang sudah turun-menurun.
Sikap etnosentrisme
Sikap etnosentrisme adalah sikap yang mengagungkan budaya sendiri
dan menganggap rendah budaya lain.Sikap seperti ini akan
menimbulkan
pertentangan-pertentangan
antara
suku
bangsa,ras,agama,ataupun antar golongan yang mengakibatkan
timbulnya perpecahan.
Perkembangan IPTEK
Perkembangan IPTEK sebagai hasil dari kebudayaan sering disalah
gunakan oleh manusia.Sebagai contoh adalah nuklir dan bom yang
dibuat justru malah menghancurkan manusia bukan untuk membuat
suatu generasi ataupun obat-obatan untuk kesehatan tetapi dalam
penggunaannya malah banyak disalahgunakan yang malah
mengganggu kesehatan.
Pewarisan Kebudayaan
Pewarisan
kebudayaan
adalah
proses
pemindahan,penerusan,pemilikan,dan pemakaian kebudayaan dari
generasi ke generasi secara berkesinambungan.Pewarisan budaya
bersifat vertikal yang artinya budaya diwariskandari generasi terdahulu
kepada generasi berikutnya untuk digunakan.Dalam hal pewarisan
kebudayaan bisa muncul masalah antara lain: sesuai atau tidaknya
budaya warisan tersebut dengan dinamika masyarakat saat
sekarang,penolakan generasi penerima terhadap warisan budaya
tersebut ,dan munculnya budaya baru yang tidak lagi sesuai dengan
budaya warisan.
Perubahan Kebudayaan
Perubahan kebudayaan adalah perubahan yang terjadi sebagai akibat
adanya ketidaksesuaian diantara unsur-unsur budaya yang saling
berbeda sehingga terjadi keadaan yang fungsinya tidak serasi bagi
kehidupan.Perubahan kebudayaan yang terjadi dapat memunculkan
masalah,antara lain perubahan akan merugikan manusia jika perubahan
itu bersifat regrees(kemunduran) dan progress (kemajuan);perubahan
bisa berdampak buruk jika dilakukan melalui revolusi, berlangsung
cepat,dan di luar kendali manusia.
Penyebaran Kebudayaan
Penyebaran kebudayaan atau difusi adalah proses menyebarnya unsurunsur kebudayaan dari suatu kelompok ke kelompok lain atau suatu

masyrakat ke masyarakat lain.Misalnya,kebudayaan dari masyarakat
barat ( negara-negara Eropa) masuk den mempengaruhi kebudayaan
timur (bangsa Asia dan Afrika).Pada dasarnya,difusi merupakan
bentuk kontak antarkebudayaan.Selain difusi,kontak kebudayaan dapat
pula berupa akulturasi dan asimilasi.[CITATION Drs14 \l 1033 ]

Daftar Isi
Dr.Herimanto, M. M., & Winarno, S. (2014). Ilmus Sosial & Budaya
Dasar. In M. M. Dr.Herimanto, & S. Winarno, Ilmus Sosial &
Budaya Dasar. Jakarta: Bumi Aksara.
Mardliyah, F. (2013, April 3). ISBD : Manusia sebagai Makhluk
Berbudaya dan Beradab. Didapat dari Fmardliyahjun:
http://fmardliyahjun.wordpress.com/2013/04/03/isbd-manusiasebagai-makhluk-berbudaya-dan-beradab