BERMAIN BERSAMA BISMAKA APLIKASI CERDAS

BERMAIN BERSAMA “BISMAKA” APLIKASI CERDAS BERBASIS KEARIFAN LOKAL SEBAGAI SOLUSI ALTERNATIF TIGA MASALAH ANAK TUNAGRAHITA RINGAN USIA 7-12 TAHUN (STUDI TERHADAP SHORT TERM MEMORY, EDUKASI KESEHATAN DIRI, DAN SOSIOKULTURAL)

Disusun oleh:

Chabib Fachry Albab

Bagas Indra Cahyo

Halimatus Maulidya Pratiwi (13520)

SMA NEGERI 2 LAMONGAN Jalan Veteran Nomor 1 Telp. (0322) 321187 Lamongan 2015

Karya tulis ilmiah ini diajukan untuk mengikuti ”Paper Competition (PACOM) 2015 Universitas Airlangga ”.

Judul Karya Tulis Ilmiah : Bermain B ersama “BISMAKA” Aplikasi Cerdas Berbasis Kearifan Lokal sebagai Solusi Alternatif Tiga Masalah Anak Tunagrahita Ringan Usia 7-12 Tahun (Studi Terhadap Short Term Memory, Edukasi Kesehatan Diri, dan Sosiokultural).

Ketua Kelompok: Nama Lengkap

: Chabib Fachry Albab

NIS

Anggota Kelompok

a. Nama Lengkap

: Bagas Indra Cahyo

NIS

b. Nama Lengkap

: Halimatus Maulidya Pratiwi

NIS

Lamongan, 23 November 2015

Menyetujui, Guru Pembimbing

Ketua Kelompok

Izzatul Laily, S.Pd Chabib Fachry A NIP. 19740322 200312 2 003

NIS. 13442

Mengetahui,

Tunagrahita adalah istilah yang digunakan untuk menyebut anak dengan kemampuan intelektual dibawah rata-rata, kondisi anak yang kecerdasannya di bawah rata-rata dan ditandai oleh keterbatasan intelegensi serta ketidakcakapan dalam interaksi sosial. Kebanyakan anak tunagrahita memiliki masalah dalam kehidupan keseharian mereka, terutama dalam hal short term memory, masalah kesehatan diri, dan sosiokultural dengan sesamanya. Sementara itu, perkembangan teknologi sangat pesat, salah satunya dalam dunia edukasi. Berbagai macam media edukasi melalui teknologi banyak ditemui terutama di kalangan konsumen anak- anak. Hal tersebut tentu dapat memudahkan peran orang tua dalam mendidik dan memberikan pengetahuan. Namun, perkembangan teknologi menyebabkan derasnya arus globalisasi dan modernisasi yang dapat menyebabkan terkikisnya rasa kecintaan terhadap kebudayaan lokal. Sehingga diperlukan langkah strategis untuk meningkatkan rasa cinta dan peduli terhadap budaya lokal sejak dini.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui sistem kerja, untuk mengetahui keefektifan, dan kelebihan BISMAKA sebagai solusi alternatif tiga masalah anak tunagrahita ringan usia 7-12 tahun (studi terhadap short term memory , edukasi kesehatan diri, dan sosiokultural).

Untuk mencapai tersebut kami menggunakan beberapa metode, yakni metode literatur, metode rancangan acak lengkap, metode kuantitatif, metode penyebaran angket, metode wawancara langsung, dan metode dokumentasi.

Dalam penelitian ini, kami menggunakan aplikasi BISMAKA sebagai solusi alternatif tiga masalah anak tunagrahita ringan usia 7-12 tahun (studi terhadap short term memory , edukasi kesehatan diri, dan sosiokultural). Dari hasil penelitian yang dilakukan didapatkan kesimpulan bahwa terdapat sistem kerja, keefektifan, dan kelebihan dari BISMAKA dalam mengatasi tiga masalah anak tunagrahita yakni short term memory , edukasi kesehatan diri, dan sosiokultural.

Kata kunci: tunagrahita, BISMAKA, memori, kesehatan, sosiokultural

Puji syukur kami haturkan atas kehadirat Allah Yang Maha Esa atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian ilmiah yang berjudul “Bermain Bersama “BISMAKA” Aplikasi Cerdas Berbasis Kearifan Lokal sebagai Solusi Alternatif Tiga Masalah Anak Tunagrahita Ringan Usia 7-12 Tahun (Studi Terhadap Short Term Memory, Edukasi Kesehatan Diri, dan Sosiokultural) ”. Tidak lupa pula penulis menyampaikan terima kasih yang sedalam- dalamnya kepada:

1. Bapak Drs. H. Muki M.Pd selaku Kepala Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Lamongan yang selalu memacu dan mendukung kami, untuk selalu berpartisipasi.

2. Ibu Izzatul Laily S.Pd yang senantiasa memberikan bimbingan dan arahan dalam penyelesaian penelitian ilmiah ini.

3. Serta, pihak-pihak yang telah bekerja sama dalam penyelesaian penelitian ilmiah ini. Penulis menyadari bahwa penelitian ilmiah ini belum sempurna dan masih banyak kekurangan, oleh karena itu penulis berharap kritik dan saran yang membangun guna kesempurnaan penelitian ilmiah ini menjadi lebih baik.

Penulis berharap semoga penelitian ilmiah ini bermanfaat bagi kami secara pribadi dan bagi yang membutuhkannya.

Lamongan, 23 November 2015

Penulis

33

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

33

5.1 Simpulan.............................................................................................

33 DAFTAR PUSTAKA ……..……………………………………………………......

5.2 Saran...................................................................................................

34 LAMPIRAN................................................................................................................

35 DAFTAR RIWAYAT HIDUP ……………………………………………………..

52

Halaman

1.1 Klasifikasi Anak Tunagrahita berdasar Derajat Keterbelakangannya ............. 5

1.2 Daftar Pertanyaan Mengenai Efektivitas BISMAKA dalam Optimalisasi Short Term Memory pada Anak Tunagrahita Ringan Usia 7-12 Tahun ..........

1.3 Daftar Pertanyaan Mengenai Efektivitas BISMAKA dalam Solusi Alternatif Edukasi Kesehatan Diri Anak Tunagrahita Ringan Usia 7-12 Tahun .............

1.4 Data Hasil Kesimpulan Pengamatan Perkembangan Sifat Sosiokultural (Kejujuran) Melalui Media Aplikasi Cerdas BISMAKA Berbasis Kearifan Lokal ................................................................................................................

1.5 Data Hasil Kesimpulan Pengamatan Perkembangan Sifat Sosiokultural (Disiplin) Melalui Media Aplikasi Cerdas BISMAKA Berbasis Kearifan Lokal ..........................................................................................................................

1.6 Data Hasil Kesimpulan Pengamatan Perkembangan Sifat Sosiokultural (Interaksi dengan Sesama) Melalui Media Aplikasi Cerdas BISMAKA Berbasis Kearifan Lokal .................................................................................................

1.7 Data Hasil Kesimpulan Pengamatan Perkembangan Sifat Sosiokultural (Toleransi) Melalui Media Aplikasi Cerdas BISMAKA Berbasis Kearifan Lokal ................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tunagrahita adalah istilah yang digunakan untuk menyebut anak dengan kemampuan intelektual dibawah rata-rata. Dalam kepustakaan bahasa asing digunakan istilah-istilah mental retardation, mentally retarded, mental deficiency , mental defective, dan lain-lain. Istilah tersebut sesungguhnya memiliki arti yang sama, yaitu menjelaskan kondisi anak yang kecerdasannya di bawah rata-rata dan ditandai oleh keterbatasan intelegensi serta ketidakcakapan dalam interaksi sosial. Orang tua biasanya tidak memiliki gambaran mengenai masa depan anaknya yang mengalami tunagrahita. Bahkan, terkadang kedatangan seorang pengidap tunagrahita justru menjadikan beban bagi keluarganya. Karakteristik anak tunagrahita bervariasi, secara umum yaitu lemahnya ingatan jangka pendek atau disebut dengan istilah Short term Memory, masalah kesulitan dalam kehidupan sehari-hari, serta gangguan kepribadian dan emosi.

Sementara itu pada zaman modern ini, perkembangan teknologi sangat pesat, salah satunya dalam dunia edukasi. Berbagai macam media edukasi melalui teknologi banyak ditemui terutama di kalangan konsumen anak-anak. Hal tersebut tentu dapat memudahkan peran orang tua dalam mendidik dan memberikan pengetahuan.

Namun, perkembangan teknologi menyebabkan derasnya arus globalisasi dan modernisasi yang dikhawatirkan dapat menyebabkan terkikisnya rasa kecintaan terhadap kebudayaan lokal. Oleh karena itu sangat diperlukan langkah strategis untuk meningkatkan rasa cinta dan peduli terhadap kearifan budaya lokal sejak dini.

Dengan adanya uraian di atas penulis berinisiatif untuk membuat aplikasi berbasis kearifan lokal sebagai media edukasi dan terapi terhadap anak tunagrahita usia 7-12 tahun yang memiliki daya ingat maksimal.

1.2.1 Bagaimana Sistem kerja BISMAKA sebagai solusi alternatif tiga masalah anak tunagrahita ringan usia 7-12 tahun (studi terhadap short term memory , edukasi kesehatan diri, dan sosiokultural)?

1.2.2 Bagaiman keefektifan BISMAKA sebagai solusi alternatif optimalisasi short term memory anak tunagrahita ringan usia 7-12 tahun?

1.2.3 Bagaiman keefektifan BISMAKA sebagai solusi alternatif edukasi kesehatan diri anak tunagrahita ringan usia 7-12 tahun?

1.2.4 Bagaiman keefektifan BISMAKA sebagai solusi alternatif sosiokultural anak tunagrahita ringan usia 7-12 tahun?

1.2.5 Bagaimana Kelebihan BISMAKA sebagai solusi alternatif tiga masalah anak tunagrahita ringan usia 7-12 tahun (studi terhadap short term memory , edukasi kesehatan diri, dan sosiokultural)?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Untuk mengetahui sistem kerja BISMAKA sebagai solusi alternatif tiga masalah anak tunagrahita ringan usia 7-12 tahun (studi terhadap short term memory , edukasi kesehatan diri, dan sosiokultural).

1.3.2 Untuk mengetahui keefektifan BISMAKA sebagai solusi alternatif optimalisasi short term memory anak tunagrahita ringan usia 7-12 tahun.

1.3.3 Untuk mengetahui keefektifan BISMAKA sebagai solusi alternatif edukasi kesehatan diri anak tunagrahita ringan usia 7-12 tahun

1.3.4 Untuk mengetahui keefektifan BISMAKA sebagai solusi alternatif sosiokultural anak tunagrahita ringan usia 7-12 tahun

1.3.5 Untuk mengetahui kelebihan BISMAKA sebagai solusi alternatif tiga masalah anak tunagrahita ringan usia 7-12 tahun (studi terhadap short term memory , edukasi kesehatan diri, dan sosiokultural).

1.4.1 Bagi penulis: Sebagai sarana untuk meningkatkan pengetahuan orang tua mengenai cara mendidik dan membimbing anak tunagrahita melalui aplikasi berbasis kearifan lokal.

1.4.2 Bagi pembaca: Mengetahui cara mudah bagi orang tua dalam mendidik anak tunagrahita melalui media aplikasi.

1.4.3 Bagi Orang tua anak tunagrahita: Mengetahui aplikasi tentang cara mendidik anak tunagrahita sekaligus sebagai sarana pendekatan terhadap anak.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Anak Tunagrahita

Anak tunagrahita atau dikenal juga dengan istilah terbelakang mental karena keterbatasan kecerdasannya mengakibatkan dirinya sukar untuk mengikuti program pendidikan di sekolah biasa secara klasikal, oleh karena itu anak terbelakang mental membutuhkan layanan pendidikan secara khusus, yakni disesuaikan dengan kemampuan anak tersebut.

Ternyata dari IQ pun ditemukan bahwa anak yang selama ini disebut anak tunagrahita ringan, sedang, dan berat, memiliki IQ sendiri yang tidak bisa ditukar-tukar. Orang kemudian terkesan oleh penemuan ini sehingga belakangan ada orang yang hanya berani mengatakan tunagrahita ringan, sedang, dan berat setelah mengetahui IQ-nya.

”Keterbelakangan mental menunjukkan fungsi intelektual di bawah rata-rata secara jelas dengan disertai ketidakmampuan dalam penyesuaian

perilaku dan terjadi pada masa perkembangan” (Kauffman dan Hallahan, 1986). Tunagrahita atau terbelakang mental merupakan kondisi dimana

perkembangan kecerdasannya mengalami hambatan sehingga tidak mencapai tahap perkembangan yang optimal.

2.1.1 Klasifikasi Anak Tunagrahita

Pengelompokan pada umumnya didasarkan pada taraf intelegensi, yang terdiri dari keterbelakangan ringan, sedang, dan berat. Pengelompokan seperti ini sebenarnya bersifat artificial karena ketiganya tidak dibatasi oleh garis demarkasi yang tajam. Gradasi dari satu level ke level berikutnya bersifat kontinuum. Kemampuan intelegensi anak tunagrahita kebanyakan diukur dengan tes Stanford Binet dan Skala Weschler (WISC).

Klasifikasi Anak Tunagrahita berdasar Derajat Keterbelakangannya

(Sumber: Blake, 1976)

Skala Weschler Ringan

Stanford Binet

69-55 Sedang

68-52

54-40 Berat

51-36

39-25 Sangat Berat

2.2 Memori Jangka Pendek (Short Term Memory)

Memori jangka pendek biasa dianalogikan dengan RAM (Random- Access Memory) . Informasi yang diterima oleh panca indera menunggu di memori kerja ini, semacam play group mental yang kemudian menguapkannya dengan segera. Informasi baru tersimpan setelah terjadi proses perubahan kimia dan listrik pada sel-sel saraf atau neuron. Memori jangka pendek memungkinkan kita untuk membuat hitungan sederhana di kepala atau mengingat nomor telepon cukup lama, meskipun begitu selesai menelepon kita mungkin sudah lupa nomor tersebut. Jadi, sama seperti RAM, ia juga bisa menganalisis dan menyimpan informasi tanpa membuat rekaman yang abadi. Sedangkan, memori jangka panjang bertindak sebagai hard drive, secara fisik menyimpan pengalaman yang telah lewat di daerah otak yang disebut cerebral cortex (kulit luar otak). Korteks merupakan rumah bagi belukar seratus miliar neuron yang tampilannya mirip tumbuhan merambat. Komunikasi antarsel terjadi melalui pancaran impuls-impuls kimia dan listrik.

2.3 Pendidikan Karakter Berwawasan Sosiokultural

Sebagaimana diamanatkan dalam UU No. 20 /2003 Bab II Pasal 3 telah memungkinkan diajarkannya pendidikan karakter pada tingkat SD sebagai materi pelajaran muatan lokal. Dalam UU tersebut dinyatakan bahwa Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk Sebagaimana diamanatkan dalam UU No. 20 /2003 Bab II Pasal 3 telah memungkinkan diajarkannya pendidikan karakter pada tingkat SD sebagai materi pelajaran muatan lokal. Dalam UU tersebut dinyatakan bahwa Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk

2.4 Bermain Bersama “BISMAKA” Aplikasi Cerdas Berbasis Kearifan Lokal sebagai Solusi Alternatif Tiga Masalah Anak Tunagrahita Ringan Usia 7-12 Tahun (Studi Terhadap Short Term Memory, Edukasi Kesehatan Diri, dan Sosiokultural)

BISMAKA adalah sebuah aplikasi cerdas yang dirancang untuk para orang tua yang kesulitan dalam mendidik anaknya yang mengalami tunagrahita. Aplikasi ini mengutamakan pentingnya pendampingan orang tua dalam merawat anak khususnya anak tunagrahita. Dalam BISMAKA akan disajikan tiga menu utama yaitu terapi memori yang bertujuan untuk mengatasi masalah lemahnya short term Memory pada anak tunagrahita, perawatan Kesehatan untuk mengatasi masalah kesulitan merawat kesehatan diri pada anak tunagrahita, dan BISMAKA series untuk mengatasi masalah sosiokultural pada anak tunagrahita.

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Prosedur Penelitian Dalam menyusun karya tulis ini kami menggunakan beberapa prosedur penelitian, yang meliputi waktu dan tempat dilaksanakannya penelitian, sebagai berikut:

3.1.1 Tempat Penelitian

1. Rumah peneliti Jl. Sumargo Gg. Anggrek No. 53 Lamongan

2. Rumah Peneliti Ds. Sukodadi, Kec. Sukodadi, Kab. Lamongan

3. Rumah peneliti Ds.Warukulon RT 03/05, Kec. Pucuk, Kab. Lamongan

4. Pondok Pesantren Al-Ikhlas Jl. Lamongrejo Gg. Semeru No. 24A Lamongan

5. Rumah pembimbing Jl. Pahlawan, Perumahan Griya Pagerwojo Indah Blok B, No. 14

6. SMA Negeri 2 Lamongan Jl Veteran No. 1 Lamongan

7. SDLB Negeri Lamongan Kel. Banjarmendalan Kec. Lamongan Kab. Lamongan

8. Rumah anak tunagrahita, antara lain Jl. Sunan Drajat Gg. Bromo dan Ds. Keset, Kec. Deket, Kab. Lamongan

3.1.2 Waktu Penelitian

 Tanggal 24-30 Januari 2015 Persiapan penelitian  Tanggal 1 Februari - 3 Agustus 2015 Observasi terhadap perkembangan anak tunagrahita usia 7-12 tahun mengenai

 Tanggal 5-20 Agustus 2015 Pengumpulan dan penyusunan karya tulis

3.2 Metode Penelitian

3.2.1 Metode Literatur

Literatur dapat diproleh dari buku, internet, film, rekaman, video, maupun beberapa dokumen yang relevan.

3.2.2 Metode Rancangan Acak Lengkap

Dalam penelitan ini, empat anak tunagrahita diberi perlakuan yang berbeda dengan masing-masing kelompok sebanyak dua orang tanpa perlakuan dan dua orang mendapat pengajaran untuk bermain aplikasi “BISMAKA”.

3.2.3 Metode Kuantitatif

Kuantitatif didasari oleh filsafat positivisme yang menekankan pada fenomena-fenomena objektif. Maksimalisasi objektifitas desain penelitian ini dilakukan dengan menggunakan angka-angka, pengolahan statistik, struktur, dan percobaan terkontrol.

3.2.4 Metode Penyebaran Angket

Yaitu dengan memberikan angket penilaian perubahan perkembangan anak kepada 4 orang tua anak tunagrahita ringan dan satu guru SDLB Negeri Lamongan yang berisi penilaian anak tunagrahita ringan setelah menggunaka n aplikasi “BISMAKA” dalam optimalisasi short term memory, edukasi kesehatan diri, dan sosiokultural.

3.2.5 Metode Wawancara Langsung

Kami melakukan wawancara dengan beberapa guru SDLB Lamongan, siswa SDLB Lamongan, dan dokter spesialis anak.

3.2.6 Metode Dokumentasi

Kami mendokumentasi beberapa gambar saat eksperimen dengan anak tunagrahita, termasuk saat bermain saron sebagai media optimalisasi short term memory, edukasi kesehatan diri, dan sosiokultural.

3.3 Tahap-tahap Penelitian

3.3.1 Tahap Perencanaan

Dalam tahap perencanaan meliputi pemilihan ide penelitian, penentuan objek yang akan kami teliti, dan tujuan yang ingin dicapai oleh suatu penelitian serta merencanakan strategi umum untuk memperoleh dan menganalisa data bagi penelitian.

3.3.2 Tahap Pengkajian Secara Teliti terhadap Rencana Penelitian

Tahap ini merupakan pengembangan dari tahap perencanaan. Disini disajikan latar belakang dilakukannya penelitian; yakni kelemahan umum pada anak tunagrahita ringan yang terletak pada kemampuan mengingat jangka pendek, kesehatan diri, dan sosiokultural.

3.3.3 Tahap Eksperimen

Dalam tahap ini kami melakukan penelitian mengenai BISMAKA sebagai aplikasi cerdas berbasis kearifan lokal guna mengatasi tiga masalah yang sering dialami anak tunagrahita ringan. Kami membagikan aplikasi BISMAKA kepada tiga ibu anak tunagrahita ringan untuk digunakan secara berkala dan sesuai jadwal yang telah ditentukan. Pada optimalisasi terhadap short term memory , anak tunagrahita bermain saron yang ada dalam BISMAKA. Selanjutnya dilakukan penghitungan waktu lamanya tebak gambar untuk mengetahui efektivitas dari BISMAKA. Pada optimalisasi kesehatan diri, anak tunagrahita bermain game dan membaca e-book disertai gambar yang ada di dalam BISMAKA sehingga memberikan gambaran cara merawat kesehatan diri, seperti mandi teratur, gosok gigi, dan lain-lain. Pengumpulan data dilakukan dengan memberikan angket diri yang harus diisi setiap anak, selain itu juga dilakukan wawancara dengan orang tua setiap anak tunagrahita. Pada sosiokultural setiap ibu membacakan cerita dari komik BISMAKA kepada anaknya sebelum tidur dan memberikan pesan moral yang bisa diterapkan anak tunagrahita ringan di Dalam tahap ini kami melakukan penelitian mengenai BISMAKA sebagai aplikasi cerdas berbasis kearifan lokal guna mengatasi tiga masalah yang sering dialami anak tunagrahita ringan. Kami membagikan aplikasi BISMAKA kepada tiga ibu anak tunagrahita ringan untuk digunakan secara berkala dan sesuai jadwal yang telah ditentukan. Pada optimalisasi terhadap short term memory , anak tunagrahita bermain saron yang ada dalam BISMAKA. Selanjutnya dilakukan penghitungan waktu lamanya tebak gambar untuk mengetahui efektivitas dari BISMAKA. Pada optimalisasi kesehatan diri, anak tunagrahita bermain game dan membaca e-book disertai gambar yang ada di dalam BISMAKA sehingga memberikan gambaran cara merawat kesehatan diri, seperti mandi teratur, gosok gigi, dan lain-lain. Pengumpulan data dilakukan dengan memberikan angket diri yang harus diisi setiap anak, selain itu juga dilakukan wawancara dengan orang tua setiap anak tunagrahita. Pada sosiokultural setiap ibu membacakan cerita dari komik BISMAKA kepada anaknya sebelum tidur dan memberikan pesan moral yang bisa diterapkan anak tunagrahita ringan di

3.3.4 Tahap Pengolahan Data

Pada tahap ini, kami mengolah hasil data yang telah kami dapatkan dari hasil penelitian berupa angka dengan satuan waktu yang kemudian dianalisis menggunakan statistika berupa grafik perkembangan setiap dua minggu selama dua bulan untuk mengetahui peranan BISMAKA dalam mengoptimalkan ingatan jangka pendek pada anak tunagrahita ringan usia 7-12 tahun. Selain itu, hasil wawancara dan angket dianalisis untuk memperoleh data mengenai efektivitas BISMAKA terhadap optimalisasi edukasi kesehatan diri dan sosiokultural anak tunagrahita.

3.3.5 Tahap Kesimpulan

Tahap ini, kami membuat kesimpulan dari karya tulis bahwa benar adanya peranan BISMAKA dalam mengatasi tiga masalah anak tunagrahita ringan usia 7-12 tahun yakni, short term memory, edukasi kesehatan diri, dan sosiokultural.

3.4 Sampel Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan empat anak tunagrahita ringan siswa kelas 5 SDLB Lamongan sebagai sampel penelitian.

3.5 Variabel Penelitian

3.5.1 Variabel Kontrol

Variabel kontrol adalah variabel/faktor yang muncul akibat adanya variabel bebas. Dalam hal ini, variabel kontrol dalam penelitian kami adalah anak tunagrahita yang dikondisikan/dikontrol tanpa menggunaka aplikasi cerdas BISMAKA.

3.5.2 Variabel Eksperimen

Variabel eksperimen adalah variabel/faktor lain yang terjadi perubahan akibat adanya eksperimen. Dalam hal ini, variabel eksperimen dalam penelitian kami adalah dua anak tunagrahita yang Variabel eksperimen adalah variabel/faktor lain yang terjadi perubahan akibat adanya eksperimen. Dalam hal ini, variabel eksperimen dalam penelitian kami adalah dua anak tunagrahita yang

3.6 Teknik dan Analisis Data

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan teknik analisa data yang digunakan adalah analisa deskriptif kualitatif. Menurut Arikunto (1998:25), analisa deskriptif kualitatif adalah analisa yang digambarkan dengan kata- kata atau kalimat, dipisah-pisahkan menurut kategori untuk memperoleh kesimpulan.

Untuk menganalisa data yang berupa pesan, maka digunakan cara analisis isi (content analysis). Analisis ini menghubungkan penemuan berupa kriteria atau teori. Analisis yang dilakukan pada analisis isi karya tulis ini menggunakan interaktif model (Miles dan Huberman, 1994)

3.7 Instrumen Penelitian

Tabel 2

Daftar Pertanyaan Mengenai Efektivitas BISMAKA dalam Optimalisasi Short Term Memory pada Anak Tunagrahita Ringan

Usia 7-12 Tahun

No. Pertanyaan

Jawaban

1. Perubahan apa yang dialami oleh anak tunagrahita ringan setelah melakukan latihan

bermain

menggunakan

gamelan jawa (saron)?

2. Apakah ada perubahan dalam hal ingatan?

3. Apakah ada perubahan dalam hal ingatan jangka pendek?

4. Lebih mudahkah anak tunagrahita mengingat setelah melakukan latihan bermain gamelan jawa (saron) selama dua bulan? 4. Lebih mudahkah anak tunagrahita mengingat setelah melakukan latihan bermain gamelan jawa (saron) selama dua bulan?

Tabel 3

Daftar Pertanyaan Mengenai Efektivitas BISMAKA dalam Solusi Alternatif Edukasi Kesehatan Diri Anak Tunagrahita Ringan Usia 7-12 Tahun

Jawab No.

Pertanyaan

Ya Tidak

1. Apakah Saya mandi sebelum berangkat sekolah?

2. Apakah Saya makan teratur tiga kali sehari?

3. Apakah Saya menggosok gigi sebelum tidur?

Apakah Saya melakukan olahraga di pagi hari atau saat Anda

4. libur?

5. Apakah Saya merapikan tempat tidur setelah bangun tidur?

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

4.1.1 Data Tentang Sistem Kerja BISMAKA sebagai Solusi Alternatif Tiga Masalah Anak Tunagrahita Ringan Usia 7-12 Tahun (Studi Terhadap Short Term Memory, Edukasi Kesehatan Diri, dan Sosiokultural)

4.1.1.1 Sistem Kerja Bismaka sebagai Solusi Alternatif Masalah Short Term Memory Anak Tunagrahita Ringan Usia 7-12 Tahun

Dalam perannya untuk mengoptimalkan short term memory pada anak tunagrahita, aplikasi BISMAKA menyediakan menu terapi memori dengan cara memainkan musik gamelan. Musik berpotensi dalam mempengaruhi daya ingat manusia, sedangkan gamelan dipilih sebagai upaya dalam melestarikan budaya Indonesia. Salah satu alat musik yang dimainkan adalah alat musik saron karena cara memainkannya lebih mudah dibandingkan alat musik lain pada rangkaian gamelan.terapi gamelan dilakukan oleh anak tunagrahita selama

15 menit dengan pendampingan orang tua. Sebelum memulai bermain saron anak tunagrahita akan dikenalkan dengan serangkaian alat musik gamelan. Setelah bermain gamelan orang tua akan melakukan pengecekkan dengan bermain tebak nama gambar alat musik yang telah dikenalkan sebelumnya. Selama anak tunagrahita tersebut menebak gambar, orang tua akan mencatat waktu lamanya anak tersebut menebak. Hal tersebut dapat diukur melalui pengukur waktu yang sudah disediakan. Melalui data waktu tersebut orang tua dapat mengisi angket untuk mengetahui perkembangan daya ingat anak.

Edukasi Kesehatan Diri Anak Tunagrahita Ringan Usia 7-

12 Tahun

Dalam perannya sebagai media edukasi mengenai kesehatan diri pada anak tunagrahita, aplikasi BISMAKA memberikan model pembelajaran berupa Edugame dan E-Book pada menu perawatan kesehatan yang berkaitan dengan aktivitas sehari-hari. Metode ini bertujuan untuk membangun kemandirian anak tunagrahita dalam merawat kebersihan dan kesehatan dirinya. Aktivitas yang diukur dalam kesehatan diri anak tunagrahita yaitu mandi teratur, makan teratur, menggosok gigi sebelum tidur, melakukan olahraga, dan merapikan tempat tidur setelah bangun tidur. Setiap jangka waktu 2 minggu sekali orang tua akan mengisi angket untuk mengetahui perkembangan kemandirian anak tunagrahita.

4.1.1.3 Sistem Kerja BISMAKA sebagai Solusi Alternatif Masalah Sosiokultural Anak Tunagrahita Ringan Usia 7-12 Tahun

Dalam menangani masalah sosiokultural pada anak tunagrahita aplikasi BISMAKA menyediakan komik wayang yang berisi nilai-nilai moral seperti kejujuran, kedisiplinan, interaksi dengan sesama, dan toleransi. Semua komik tersebut terdapat dalam satu menu yaitu BISMAKA series. Komik berupa gambar-gambar yang nantinya dibacakan oleh orang tua dengan alur yang diciptakan sendiri. Dengan adanya komik tersebut maka orang tua dapat memberikan pembelajaran mengenai kepribadian yang baik pada anaknya. Untuk mengetahui perkembangan kepribadian anak, orang tua dapat melihat angket yang sudah diisi oleh guru di sekolah. Guru ikut serta dalam memberi penilaian dengan memantau bagaimana sikap anak tersebut ketika berinteraksi dengan orang lain.

4.1.1.4.1 Panduan Terapi Memori

1. Bagi orang tua yang tidak mengetahui cara memainkan gamelan harus membaca panduan bermain gamelan yang tersedia pada aplikasi.

2. Lagu yang dimainkan adalah lagu daerah yaitu cuble-cublek suweng.

4.1.1.4.2 Panduan Perawatan Kesehatan

1. Edugame yang disediakan harus dimainkan dalam jangka waktu tertentu yaitu selama 15 menit.

2. Dalam memainkannya anak harus tetap berada pada pengawasan orang tua.

4.1.1.4.3 Panduan BISMAKA Series

1. Komik dibacakan oleh orang tua pada malam hari.

2. Terdapat empat tema nilai moral yang harus diceritakan oleh orang tua dengan aturan satu tema setiap dua hari.

3. Setelah membacakan cerita pada anak orang tua harus menyampaikan pesan moral secara tersurat pada anak, agar anak memperoleh pemahaman secara maksimal.

4. Penilaian dilakukan oleh guru secara objektif dengan jangka waktu dua minggu sekali.

5. Setelah seluruh tema dibacakan oleh orang tua dalam waktu sepuluh hari, terdapat sisa waktu empat hari yang digunakan oleh orang tua untuk mengulang tema cerita yang pesan moralnya kurang bisa diterapkan dalam kehidupan anak tunagrahita tersebut.

Masalah Short Term Memory Anak Tunagrahita Usia 7-12 tahun

Grafik 1

Hasil Pengecekan Awal Terhadap Empat Anak Tunagrahita

Ringan Usia 7-12 tahun TABEL PENGECEKAN AWAL

Gender Gong Kendhang Variabel Eksperimen 1 (Fidin)

Variabel Eksperimen 2 (Habib) Variabel Kontrol 1 (Dea) Variabel Kontrol 2 (Cahyo)

Grafik 2

Hasil Pengecekan Terhadap Empat Anak Tunagrahita pada Dua

Minggu Pertama

TABEL 2 MINGGU PERTAMA

Saron

Bonang

Gender Gong Kendhang

Variabel Eksperimen 1 (Fidin) Variabel Eksperimen 2 (Habib)

Variabel Kontrol 1 (Dea)

Variabel Kontrol 2 (Cahyo)

Grafik 3

Hasil Pengecekan Terhadap Empat Anak Tunagrahita pada Dua

Minggu Kedua

TABEL 2 MINGGU KEDUA

Saron

Bonang

Gong Kendhang Variabel Eksperimen 1 (Fidin)

Gender

Variabel Eksperimen 2 (Habib) Variabel Kontrol 1 (Dea) Variabel Kontrol 2 (Cahyo)

Grafik 4

Hasil Pengecekan Terhadap Empat Anak Tunagrahita pada Dua

Minggu Ketiga

TABEL 2 MINGGU KETIGA

Saron

Bonang

Gong Kendhang Variabel Eksperimen 1 (Fidin)

Gender

Variabel Eksperimen 2 (Habib) Variabel Kontrol 1 (Dea) Variabel Kontrol 2 (Cahyo)

Grafik 5

Hasil Pengecekan Terhadap Empat Anak Tunagrahita pada Dua

Minggu Keempat

TABEL 2 MINGGU KEEMPAT

Saron

Bonang

Gong Kendhang Variabel Eksperimen 1 (Fidin)

Gender

Variabel Eksperimen 2 (Habib) Variabel Kontrol 1 (Dea)

Variabel Kontrol 2 (Cahyo)

4.1.3 Data Tentang Keefektifan BISMAKA sebagai Solusi Alternatif Masalah Edukasi Kesehatan Diri Anak Tunagrahita Usia 7-12 tahun

Grafik 6

Hasil Pengecekan Awal Terhadap Empat Anak Tunagrahita Ringan Mengenai Kesehatan Diri

1 2 3 4 5 Variabel Eksperimen 1 (Fidin)

Variabel Eksperimen 2 (Habib) Variabel Kontrol 1 (Dea) Variabel Kontrol 2 (Cahyo)

Grafik 7

Hasil Pengecekan Terhadap Empat Anak Tunagrahita pada Dua Minggu Pertama Mengenai Kesehatan Diri

Gong Kendhang

Variabel Eksperimen 1 (Fidin)

Variabel Eksperimen 2 (Habib)

Variabel Kontrol 1 (Dea)

Variabel Kontrol 2 (Cahyo)

Grafik 8

Hasil Pengecekan Terhadap Empat Anak Tunagrahita pada Dua Minggu Kedua Mengenai Kesehatan Diri

1 2 3 4 5 Variabel Eksperimen 1 (Fidin)

Variabel Eksperimen 2 (Habib)

Variabel Kontrol 1 (Dea) Variabel Kontrol 2 (Cahyo)

Grafik 9

Hasil Pengecekan Terhadap Empat Anak Tunagrahita pada Dua Minggu Ketiga Mengenai Kesehatan Diri

Variabel Eksperimen 1 (Fidin) Variabel Eksperimen 2 (Habib)

Variabel Kontrol 1 (Dea) Variabel Kontrol 2 (Cahyo)

Grafik 10

Hasil Pengecekan Terhadap Empat Anak Tunagrahita pada Dua Minggu Keempat Mengenai Kesehatan Diri

Variabel Eksperimen 1 (Fidin) Variabel Eksperimen 2 (Habib)

Variabel Kontrol 1 (Dea)

Variabel Kontrol 2 (Cahyo)

Masalah Sosiokultural Anak Tunagrahita Usia 7-12 tahun

Tabel 4

Data Hasil Kesimpulan Pengamatan Perkembangan Sifat Sosiokultural (Kejujuran) Melalui Media Aplikasi Cerdas

BISMAKA Berbasis Kearifan Lokal

KETIGA KEEMPAT Siswa belum Siswa kurang Siswa kurang

mampu jawaban Kontrol 1

mengetahui

mampu

menjekaskan menjekaskan siswa jujur (Dea)

dampak ketika diberi

pentingnya pertanyaan kejujuran kegiatan sehari-hari Variabel

Siswa belum Siswa kurang Siswa kurang

mampu jawaban (Cahyo)

menjekaskan menjekaskan siswa jujur

sikap

pentingnya

dampak ketika diberi

kejujuran

kejujuran

pentingnya pertanyaan kejujuran

kegiatan sehari-hari Variabel

60 % Eksperimen

Siswa sedikit Siswa mampu Siswa mampu

faham

menjekaskan menjekaskan jawaban

dampak siswa jujur

sikap

kejujuran

pentingnya ketika diberi

kejujuran pertanyaan kegiatan sehari-hari Variabel

kejujuran

70 % Eksperimen

Siswa faham Siswa mampu Siswa mampu

pengertian

menjekaskan menjekaskan jawaban

dampak siswa jujur

kejujuran

kejujuran

pentingnya ketika diberi kejujuran

pertanyaan kegiatan sehari-hari

Data Hasil Kesimpulan Pengamatan Perkembangan Sifat Sosiokultural (Disiplin) Melalui Media Aplikasi Cerdas BISMAKA

Berbasis Kearifan Lokal VARIABEL PENGAMATAN

KETIGA KEEMPAT

2 kali dalam 10 Variabel

Siswa

Siswa kurang Siswa kurang

kali siswa

Kontrol 1 mengetahui menjelaskan menjekaskan mengerjkan (Dea)

tugas tepa

sikap

disiplin

pentingnya waktu

disiplin Variabel

disiplin

4 kali dalam 10 Kontrol 2

Siswa

Siswa kurang Siswa kurang

kali siswa (Cahyo)

mengetahui menjekaskan menjekaskan mengerjkan

tugas tepa

sikap

disiplin

pentingnya waktu

disiplin

disiplin

7 kali dalam 10 Eksperimen 1

kali siswa (Fidin)

menjekaskan menjekaskan mengerjkan

tugas tepa

sikap

disiplin

pentingnya waktu

disiplin

disiplin

9 kali dalam 10 Eksperimen 2

kali siswa (Habib)

pengertian menjekaskan menjekaskan mengerjkan

tugas tepa

disiplin

disiplin

pentingnya waktu

disiplin

Data Hasil Kesimpulan Pengamatan Perkembangan Sifat Sosiokultural (Interaksi dengan Sesama) Melalui Media Aplikasi Cerdas BISMAKA

Berbasis Kearifan Lokal

KETIGA KEEMPAT Siswa belum

PERTAMA

KEDUA

Siswa kurang Siswa kurang Variabel

Siswa tidak

aktif dalam Kontrol 1

menjekaskan kegiatan (Dea)

pengertian

menjekaskan

kelompok dengan sesama

interaksi dengan sesama Variabel

dengan sesama

Siswa belum Siswa mampu Siswa mampu Siswa aktif Kontrol 2

menjekaskan dalam (Cahyo)

pentingnya kelompok dengan sesama dengan sesama

interaksi

interaksi

interaksi namun kurang dengan sesama

bisa berkomunikasi dengan teman satu kelompok Variabel

Siswa sedikit Siswa mampu Siswa mampu Siswa aktif Eksperimen

faham

menjekaskan

menjekaskan dalam

pentingnya kelompok dan dengan sesama dengan sesama

interaksi

interaksi

interaksi berkomunikasi dengan sesama

yang baik dengan teman satu kelompok Variabel

Siswa sedikit Siswa mampu Siswa mampu Siswa aktif Eksperimen

faham

menjekaskan

menjekaskan dalam

2 (Habib)

kegiatan sikap disiplin

pentingnya kelompok dan

dengan sesama

interaksi berkomunikasi dengan sesama

yang baik dengan teman satu kelompok

Data Hasil Kesimpulan Pengamatan Perkembangan Sifat Sosiokultural (Toleransi) Melalui Media Aplikasi Cerdas BISMAKA Berbasis Kearifan

2 MINGGU PERTAMA

KEEMPAT Siswa belum

KEDUA

KETIGA

0 % jawaban Variabel

Siswa tidak

Siswa kurang

siswa benar dalam Kontrol 1

menjawab soal (Dea)

sikap toleransi

10 % jawaban Kontrol 2

Variabel Siswa belum

Siswa mampu Siswa mampu

menjekaskan siswa benar dalam (Cahyo)

menjawab soal toleransi

sikap toleransi

toleransi

40 % jawaban Eksperimen

Variabel Siswa sedikit Siswa mampu Siswa mampu

faham

menjekaskan

menjekaskan siswa benar dalam

1 (Fidin) pengertian

menjawab soal toleransi

sikap toleransi

toleransi

70 % jawaban Eksperimen

Variabel Siswa sedikit Siswa mampu Siswa mampu

faham

menjekaskan

menjekaskan siswa benar dalam

2 (Habib) pengertian

menjawab soal sikap toleransi

sikap toleransi

toleransi

Masalah Anak Tunagrahita Ringan Usia 7-12 Tahun (Studi Terhadap Short Term Memory, Edukasi Kesehatan Diri, Dan Sosiokultural)

Berdasarkan penelitian yang tersebut dapat diketahui bahwa kelebihan BISMAKA sebagai Solusi Alternatif Tiga Masalah Anak Tunagrahita Ringan Usia 7-12 Tahun (Studi Terhadap Short Term Memory , Edukasi Kesehatan Diri, Dan Sosiokultural), sebagai berikut:

1. BISMAKA merupakan software pertama yang mengkombinasikan tiga permasalah untuk diselesaikan khususnya terhadap anak tunagrahita.

2. BISMAKA membantu anak tunagrahita belajar dengan cara menyenangkan.

3. BISMAKA membantu anak tunagrahita dalam optimalisasi short term memory, edukasi kesehatan diri, dan sosiokultural.

4. Membantu mempererat hubungan anatara orang tua dan anak karena dalam penggunaannya melibatkan peran orang tua.

5. BISMAKA memiliki desain yang sederhana namun menarik, sehingga digunakan oleh berbagai kalangan.

6. Penggunaan BISMAKA tidak menggunakan koneksi internet sehingga dapat selalu digunakan kapan saja dan hemat biaya.

7. Lebih ramah lingkungan karena BISMAKA berbasis elektronik (tanpa menggunakan banyak alat peraga).

4.2 Pembahasan

4.2.1 Berdasarkan data 4.1.1 diketahui bahwa: » Pada Aplikasi Bismaka terdapat menu terapi memori, perawatan kesehatan, dan BISMAKA series.

4.2.2 Berdasarkan data 4. 1.2 diketahui bahwa: » Pada grafik 1 diketahui bahwa variabel eksperimen satu mampu mengingat nama saron selama 3 menit, bonang selama 2 menit,

gender selama 5,7 menit, gong selama 3 menit, dan kendhang gender selama 5,7 menit, gong selama 3 menit, dan kendhang

» Pada grafik 2 diketahui bahwa variabel eksperimen satu mampu mengingat nama saron selama 2,7 menit, bonang selama 2,1 menit, gender selama 3 menit, gong selama 3 menit, dan kendhang selama 3,5 menit. Variabel eksperimen dua mampu mengingat nama saron selama 2 menit, bonang selama 4,1 menit, gender selama 2,5 menit, gong selama 3,7 menit, dan kendhang selama 5 menit. Variabel kontrol satu mampu mengingat nama saron selama 5,7 menit, bonang selama 2,5 menit, gender selama

4 menit, gong selama 4 menit, dan kendhang selama 3,9 menit. Sedangkan variabel kontrol dua mampu mengingat nama saron selama 2,9 menit, bonang selama 4 menit, gender selama 5 menit, gong selama 4,8 menit, dan kendhang selama 2 menit.

» Pada grafik 3 diketahui bahwa variabel eksperimen satu mampu mengingat nama saron selama 3 menit, bonang selama 3 menit, gender selama 2,1 menit, gong selama 3,2 menit, dan kendhang selama 3,5 menit. Variabel eksperimen dua mampu mengingat nama saron selama 2 menit, bonang selama 3,7 menit, gender selama 2,1 menit, gong selama 3,2 menit, dan kendhang selama 3,5 menit. Variabel kontrol satu mampu mengingat nama saron selama 5 menit, bonang selama 4 menit, gender selama 3,9 menit, gong selama 4 menit, dan kendhang selama 3,9 menit. Sedangkan variabel kontrol dua mampu mengingat nama saron selama 3 » Pada grafik 3 diketahui bahwa variabel eksperimen satu mampu mengingat nama saron selama 3 menit, bonang selama 3 menit, gender selama 2,1 menit, gong selama 3,2 menit, dan kendhang selama 3,5 menit. Variabel eksperimen dua mampu mengingat nama saron selama 2 menit, bonang selama 3,7 menit, gender selama 2,1 menit, gong selama 3,2 menit, dan kendhang selama 3,5 menit. Variabel kontrol satu mampu mengingat nama saron selama 5 menit, bonang selama 4 menit, gender selama 3,9 menit, gong selama 4 menit, dan kendhang selama 3,9 menit. Sedangkan variabel kontrol dua mampu mengingat nama saron selama 3

menit, gender selama 2,1 menit, gong selama 3 menit, dan kendhang selama 3,5 menit. Variabel eksperimen dua mampu mengingat nama saron selama 2 menit, bonang selama 3,8 menit, gender selama 1,9 menit, gong selama 3 menit, dan kendhang selama 3,7 menit. Variabel kontrol satu mampu mengingat nama saron selama 4,9 menit, bonang selama 4,1 menit, gender selama 3,9 menit, gong selama 3,7 menit, dan kendhang selama 3,9 menit. Sedangkan variabel kontrol dua mampu mengingat nama saron selama 3,1 menit, bonang selama 3,2 menit, gender selama

4 menit, gong selama 4,8 menit, dan kendhang selama 2,9 menit. » Pada grafik 5 diketahui bahwa variabel eksperimen satu mampu mengingat nama saron selama 2,5 menit, bonang selama 1,7

menit, gender selama 2 menit, gong selama 3,1 menit, dan kendhang selama 2,8 menit. Variabel eksperimen dua mampu mengingat nama saron selama 2,1 menit, bonang selama 3 menit, gender selama 2 menit, gong selama 1,9 menit, dan kendhang selama 3,1 menit. Variabel kontrol satu mampu mengingat nama saron selama 5 menit, bonang selama 5,1 menit, gender selama 3,9 menit, gong selama 3,7 menit, dan kendhang selama 4,1 menit. Sedangkan variabel kontrol dua mampu mengingat nama saron selama 5,1 menit, bonang selama 3 menit, gender selama 2,9 menit, gong selama 4,8 menit, dan kendhang selama 3,8 menit.

4.2.3 Berdasarkan data 4.1.3 diketahui bahwa: » Pada grafik 6 diketahui bahwa variabel eksperimen satu dalam seminggu setelah menggunakan BISMAKA selama satu minggu

mandi teratur 1 kali, tidak makan teratur, tidak menggosok gigi sebelum tidur, tidak melakukan olahraga, dan tidak merapikan mandi teratur 1 kali, tidak makan teratur, tidak menggosok gigi sebelum tidur, tidak melakukan olahraga, dan tidak merapikan

» Pada grafik 7 diketahui bahwa variabel eksperimen satu selama satu minggu mandi teratur 2 kali, makan teratur 2 kali, tidak

menggosok gigi sebelum tidur, tidak melakukan olahraga, dan tidak merapikan tempat tidur setelah bangun tidur. Variabel eksperimen dua selama satu minggu mandi teratur 1 kali, makan teratur 1 kali, tidak menggosok gigi sebelum tidur, tidak melakukan olahraga, dan merapikan tempat tidur setelah bangun tidur 1 kali. Variabel kontrol satu selama satu minggu mandi teratur 1 kali, makan teratur

1 kali, tidak menggosok gigi sebelum tidur, tidak melakukan olahraga, dan tidak merapikan tempat tidur setelah bangun tidur. Sedangkan variabel kontrol dua selama satu minggu tidak mandi teratur, makan teratur 1 kali, tidak menggosok gigi sebelum tidur, tidak melakukan olahraga, dan tidak merapikan tempat tidur setelah bangun tidur.

» Pada grafik 8 diketahui bahwa variabel eksperimen satu selama satu minggu mandi teratur 2 kali, makan teratur 3 kali, menggosok gigi sebelum tidur 2 kali, melakukan olahraga 1 kali, dan merapikan tempat tidur setelah bangun tidur 1 kali. Variabel eksperimen dua selama satu minggu mandi teratur 2 kali, makan teratur 2 kali, menggosok gigi sebelum tidur 1 kali, tidak melakukan olahraga, dan merapikan tempat tidur setelah bangun

1 kali, makan teratur 2 kali, tidak menggosok gigi sebelum tidur, melakukan olahraga 1 kali, dan merapikan tempat tidur setelah bangun tidur 1 kali. Sedangkan variabel kontrol dua selama satu minggu mandi teratur 1 kali, tidak makan teratur, tidak menggosok gigi sebelum tidur, melakukan olahraga 1 kali, dan tidak merapikan tempat tidur setelah bangun tidur.

» Pada grafik 9 diketahui bahwa variabel eksperimen satu selama satu minggu mandi teratur 4 kali, makan teratur 5 kali, menggosok gigi sebelum tidur 4 kali, melakukan olahraga 3 kali, dan merapikan tempat tidur setelah bangun tidur 3 kali. Variabel eksperimen dua selama satu minggu mandi teratur 3 kali, makan teratur 4 kali, menggosok gigi sebelum tidur 2 kali, melakukan olahraga 2 kali, dan merapikan tempat tidur setelah bangun tidur 4 kali. Variabel kontrol satu selama satu minggu tidak mandi teratur, makan teratur 1 kali, menggosok gigi sebelum tidur 1 kali, tidak melakukan olahraga, dan tidak merapikan tempat tidur setelah bangun tidur. Sedangkan variabel kontrol dua selama satu minggu mandi teratur 1 kali, tidak makan teratur, menggosok gigi sebelum tidur 1 kali, melakukan olahraga 1 kali, dan tidak merapikan tempat tidur setelah bangun tidur.

» Pada grafik 10 diketahui bahwa variabel eksperimen satu selama satu minggu mandi teratur 7 kali, makan teratur 6 kali, menggosok gigi sebelum tidur 5 kali, melakukan olahraga 5 kali, dan merapikan tempat tidur setelah bangun tidur 6 kali. Variabel eksperimen dua selama satu minggu mandi teratur 6 kali, makan teratur 5 kali, menggosok gigi sebelum tidur 4 kali, melakukan olahraga 6 kali, dan merapikan tempat tidur setelah bangun tidur 7 kali. Variabel kontrol satu selama satu minggu mandi teratur 1 kali, makan teratur 2 kali, menggosok gigi sebelum tidur 1 kali, melakukan olahraga 1 kali, dan tidak merapikan tempat tidur setelah bangun tidur. Sedangkan variabel kontrol dua selama satu » Pada grafik 10 diketahui bahwa variabel eksperimen satu selama satu minggu mandi teratur 7 kali, makan teratur 6 kali, menggosok gigi sebelum tidur 5 kali, melakukan olahraga 5 kali, dan merapikan tempat tidur setelah bangun tidur 6 kali. Variabel eksperimen dua selama satu minggu mandi teratur 6 kali, makan teratur 5 kali, menggosok gigi sebelum tidur 4 kali, melakukan olahraga 6 kali, dan merapikan tempat tidur setelah bangun tidur 7 kali. Variabel kontrol satu selama satu minggu mandi teratur 1 kali, makan teratur 2 kali, menggosok gigi sebelum tidur 1 kali, melakukan olahraga 1 kali, dan tidak merapikan tempat tidur setelah bangun tidur. Sedangkan variabel kontrol dua selama satu

4.2.4 Berdasarkan data 4.1.4 diketahui bahwa: » Pada tabel 4 diketahui pada 2 minggu pertama Variabel Kontrol (Dea dan Cahyo) masih belum mengetahui pengertian sikap

kejujuran dan pada variable Variabel Eksperimen (Fidin dan Habib) telah sedikit faham pengertian sikap kejujuran. Pada 2 minggu kedua Variabel Kontrol (Dea dan Cahyo) siswa kurang mampu menjekaskan pentingnya kejujuran dan pada variable Variabel Eksperimen (Fidin dan Habib) siswa mampu menjekaskan pentingnya kejujuran. Pada 2 minggu ketiga Variabel Kontrol (Dea dan Cahyo) siswa kurang mampu menjekaskan dampak pentingnya kejujuran dan pada Variabel Eksperimen (Fidin dan Habib) Siswa mampu menjekaskan dampak pentingnya kejujuran. Pada 2 minggu keempat Variabel Kontrol 1 (Dea) 30 % jawaban siswa jujur ketika diberi pertanyaan kegiatan sehari-hari, Variabel Kontrol 2 (Cahyo) 20 % jawaban siswa jujur ketika diberi pertanyaan kegiatan sehari-hari , Variabel Eksperimen 1 (Fidin) 60 % jawaban siswa jujur ketika diberi pertanyaan kegiatan sehari- hari, dan pada Variabel Eksperimen 2 (Habib) 70 % jawaban siswa jujur ketika diberi pertanyaan kegiatan sehari-hari.

» Pada tabel 5 diketahui pada 2 minggu pertama Variabel Kontrol (Dea dan Cahyo) masih belum mengetahui pengertian sikap

disiplin dan pada variable Variabel Eksperimen (Fidin dan Habib) telah sedikit faham pengertian sikap disiplin. Pada 2 minggu kedua Variabel Kontrol (Dea dan Cahyo) siswa kurang mampu menjekaskan pentingnya disiplin dan pada variable Variabel Eksperimen (Fidin dan Habib) siswa mampu menjekaskan pentingnya disiplin. Pada 2 minggu ketiga Variabel Kontrol (Dea dan Cahyo) siswa kurang mampu menjekaskan dampak pentingnya disiplin dan pada Variabel Eksperimen (Fidin dan Habib) Siswa disiplin dan pada variable Variabel Eksperimen (Fidin dan Habib) telah sedikit faham pengertian sikap disiplin. Pada 2 minggu kedua Variabel Kontrol (Dea dan Cahyo) siswa kurang mampu menjekaskan pentingnya disiplin dan pada variable Variabel Eksperimen (Fidin dan Habib) siswa mampu menjekaskan pentingnya disiplin. Pada 2 minggu ketiga Variabel Kontrol (Dea dan Cahyo) siswa kurang mampu menjekaskan dampak pentingnya disiplin dan pada Variabel Eksperimen (Fidin dan Habib) Siswa

10 kali siswa mengerjkan tugas tepa waktu. » Pada tabel 6 diketahui pada 2 minggu pertama Variabel Kontrol (Dea dan Cahyo) masih belum mengetahui pengertian sikap

interaksi dengan sesama dan pada variable Variabel Eksperimen (Fidin dan Habib) telah sedikit faham pengertian sikap interaksi dengan sesama. Pada 2 minggu kedua Variabel Kontrol (Dea dan Cahyo) siswa kurang mampu menjekaskan pentingnya interaksi dengan sesama dan pada variable Variabel Eksperimen (Fidin dan Habib) siswa mampu menjekaskan pentingnya interaksi dengan sesama. Pada 2 minggu ketiga Variabel Kontrol 1 (Dea) siswa kurang mampu menjekaskan dampak pentingnya interaksi dengan sesama dan pada Variabel Kontrol 2 (Cahyo) dan Eksperimen (Fidin dan Habib) Siswa mampu menjekaskan dampak pentingnya interaksi dengan sesama. Pada 2 minggu keempat Variabel Kontrol 1 (Dea) Siswa kurang aktif dalam kegiatan kelompok, Variabel Kontrol 2 (Cahyo) Siswa aktif dalam kegiatan kelompok namun kurang bisa berkomunikasi dengan teman satu kelompok, Variabel Eksperimen 2 (Fidin dan Habib) Siswa aktif dalam kegiatan kelompok dan berkomunikasi yang baik dengan teman satu kelompok.

» Pada tabel 7 diketahui pada 2 minggu pertama Variabel Kontrol (Dea dan Cahyo) masih belum mengetahui pengertian sikap toleransi dan pada variable Variabel Eksperimen (Fidin dan Habib) telah sedikit faham pengertian sikap sikap toleransi. Pada 2 minggu kedua Variabel Kontrol (Dea dan Cahyo) siswa kurang mampu menjekaskan pentingnya sikap toleransi dan pada variable Variabel » Pada tabel 7 diketahui pada 2 minggu pertama Variabel Kontrol (Dea dan Cahyo) masih belum mengetahui pengertian sikap toleransi dan pada variable Variabel Eksperimen (Fidin dan Habib) telah sedikit faham pengertian sikap sikap toleransi. Pada 2 minggu kedua Variabel Kontrol (Dea dan Cahyo) siswa kurang mampu menjekaskan pentingnya sikap toleransi dan pada variable Variabel