SISTEM PEMERINTAHAN INDONESIA PANCASILA PANCASILA

“SISTEM PEMERINTAHAN INDONESIA”
Artikel Diajukan Dalam Rangka Memenuhi Tugas Perkulihan
“PANCASILA”

Oleh





:

Lathifatul Ailia O.R
Muhammad Zuhal
Nina Noor Jannah S.
Qurota A’yunin

DOSEN PEMBIMBING :

M. THORIQUSSUUD, M.Pd


Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya
Fakultas Adab dan Humaniora Program Studi Sastra Inggris
Tahun 2015

BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah
Sistem pemerintahan mempunyai sistem dan tujuan untuk menjaga suatu
kestabilan negara itu. Namun di beberapa negara sering terjadi tindakan
separatisme karena sistem pemerintahan yang dianggap memberatkan rakyat
ataupun merugikan rakyat. Sistem pemerintahan mempunyai fondasi yang kuat
dimana tidak bisa diubah dan menjadi statis. Jika suatu pemerintahan mempunya
sistem pemerintahan yang statis, absolut maka hal itu akan berlangsung selamalamanya hingga adanya desakan kaum minoritas untuk memprotes hal tersebut.
Secara luas berarti sistem pemerintahan itu menjaga kestabilan masyarakat,
menjaga tingkah laku kaum mayoritas maupun minoritas, menjaga fondasi
pemerintahan, menjaga kekuatan politik, pertahanan, ekonomi, keamanan
sehingga menjadi sistem pemerintahan yang kontiniu dan demokrasi dimana
seharusnya masyarakat bisa ikut turut andil dalam pembangunan sistem
pemerintahan tersebut. Hingga saat ini hanya sedikit negara yang bisa

mempraktikkan sistem pemerintahan itu secara menyeluruh.
Secara sempit,Sistem pemerintahan hanya sebagai sarana kelompok untuk
menjalankan roda pemerintahan guna menjaga kestabilan negara dalam waktu
relatif lama dan mencegah adanya perilaku reaksioner maupun radikal dari
rakyatnya itu sendiri. Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka penulis
memberi judul“ SISTEM PEMERINTAHAN INDONESIA‘’.
Perumusan Masalah
Agar perumusan masalah ini tidak meluas maka penulis perlu membatasi ruang
lingkup masalah Sistem Pemerintahan ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana system pemerintahan Indonesia?

2. Bagaimana lembaga-lembaga Negara Indonesia?
3. Bagaimana sumber-sumber/dasar tugas dan wewenang Lembaga-lembaga
Negara?
Tujuan Penelitian
1. Menjelaskan sistem pemerintahan Negara Indonesia
2. Menyebutkan macam-macam lembaga-lembaga Negara di Indonesia
3. Menyebutkan macam-macam sumber-sumber/ dasar tugas dan wewenang
Lembaga-lembaga Negara


BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Pemerintahan dan Hubungan Sipil

A. Sistem pemerintahan Negara Indonesia
Sistem pemerintahan Negara Indonesia sebelum di lakukan Amandemen di
jelaskan secara rinci dan sistematis dalam Undang Undang Dasar 1945, Sistem
pemerintahan Negara Indonesia ini di bagi menjadi 7 secara sistematis merupakan
pengejawantan kedaulatan rakyat, oleh karena itu system pemerintahan negara ini
dikenal dengan tujuh pokok kunci.
Tujuh kunci pokok system pemerintahan Negara menurut penjelasan tidak
lagi merupakan dasar Yuridis namun tujuh kunci pokok tersebut mengalami
perubahan. Oleh karena itu sebagai kompratif system pemerintahan Negara
menurut UUD1945 setelah amandemen adalah sebagai berikut:
1. Indonesia adalah dasar Negara berdasarkan atas hokum
2. Sistem Konstitusional
3. Kekuasaan Negara tertinggi di tangan rakyat
4. Presiden adalah penyelenggara Negara tertinggi disamping MPR dan DPR
5. Presiden tidak bertanggung jawab atas DPR

6. Menteri Negara ialah pembantu presiden, menteri Negara tidak
bertanggung jawab atas DPR
7. Kekuasaan Negara tidak tak terbatas
A.

TATA KELOLA KEPEMERINTAHAN YANG BAIK

Salah satu tugas pokok pemerintah yang terpenting adalah memberikan pelayanan
public kepada masyarakat. Oleh karena itu organisasi pemerintang sering kali di
sebut juga pelayan masyarakat(PUBLIC SERVANT) ,
Istilah good government merupakan wacana baru yang muncul dalam kosakata
ilmu politik, Secara umum istilah clean and good governance memiliki pengertian
akan segala hal yang terkait dengan tindakan atau tingkah laku yang bersifat
mengarahkan,

mengendalikan

atau

mempengaruhi


urusan

public

untuk

mewujudkan nilai nilai tertentu dalam kehidupan sehari hari.
“Good Government berarti

pengejawatan nilai nilai luhur dalam

mengarahkan warga Negara (citizen) kepada masyarakan dan pemerintahan yang
berkeadaban melalui wujud pemerintahan yang suci dan damai” Menurut Andi
Faisal, Good Government a workable solution for Indonesia –UIN Jakarta Press
Sedangkan wacana good government dapat di padankan dengan istilah
pemerintah yang baik, bersih dan berwibawa.
Senada dengan Bakti Sentosa menjelaskan bahwa Good Governance
sebagaimna UNDP adalah pelaksanaan politik, ekonomi, dan administrasi dalam
mengelola masalah masalah bangsa.

B. Prinsip Prinsip Good Governance

Untuk merealisasikan pemerintahan yang professional dan akuntable yang
bersandar pada prinsip prinsip good governance, Lembaga Administrasi Negara
(LAN) MERUMUSKAN SEMBILAN Aspek Fundamental dalam good
governance yaitu:
a. Partisipasi

Semua warga Negara Indonesia mempunyai Hak suara dalam
pengambilan keputusan baik langsung maupun melalui lembaga
perwakilan yang sah yang mewakili kepentingan mereka. Partisipasi
menyeluruh tersebut di bangun berdasarkan prinsip demokrasi yakni
kebebasan berkumpul dan mengungkapkan pendapat secara kontruktif.
b. Penegakan Hukum

Partisipasi Masyarakat dalam proses pilitik dan perumusan kebijakan
public memerlukan system dan aturan aturan hukum, tanpa di topang
oleh aturan hokum dan penegakannya secara konsekwen partisipasi
public dapat berubah menjadi tindakan public yang anarkis. Sedangkan
Proses untuk menuju good governance harus diimbangi dengan bentuk

menegakkan rule of law dengan karakter antara lain:
-Supremasi Hukum
-Kepastian Hukum
-Hukum Yang Responsif
-Penegakan hukum yang konsisten
-independensi peradilan
c. Transparansi
Transparansi (keterbukaan untuk umum) adalah unsur lain yang
menopang tumbuhnya good governance

d. Responsif
Asas responsif adalah bahwa pemerintah harus responsive terhadap
persoalan-persoalan masyarakat. Afan menegaskan bahwa pemerintah
harus memahami kebutuhan-kebutuhan masyarakatnya jangan menunggu
masyarakat menyampaikan keinginan-keinginanya, tetapi mereka secara
proaktif mempelajari dan menganalisa kebutuhan-kebutuhan masyarakat,
untuk kemudian melahirkan berbagai kebijakan strategis guna memenuhi
kepentingan umum.
e. Konsensus
Asas ini menyatakan bahwa keputusan apapun harus dilakukan melalui

proses musyawarah melalui konsensus.model pengambilan keputusan
tersebut selain dapat memuaskan semua pihak atau sebagian besar pihak
juga akan menjadi keputusan yang mengikat dan milik bersama sehingga

ia akan mempunyai kekuatan memaksa (coercive power) bagi semua
komponen yang telibat untuk melaksanakan keputusan tersebut.
f. Kesetaraan
Terkait dengan asas consensus transparansi dan responsif, clean
and good governance juga harus didukung dengan asas kesetaraan, yakni
kesamaan dalam perlakuan dan pelayanan. Asas ini harus diperhatikan
secara sungguh-sungguh oleh semua penyelenggara pemerintah baik pusat
maupun daerah.
g. Efektifitas
Untuk menunjang asas-asas yang telah disebutkan diatas
pemerintah yang baik dan bersih juga harus memenuhi criteria efektif dan
efisien yakni berdaya guna dan berhasil guna, efektif biasanya diukur
dengan parameter produk

yang dapat menjangkau sebesar-besarnya


kepentingan masyarakat, efisien umumnya diukur dengan rasionalitas
biaya pembangunan untuk memenuhi kebutuhan semua masyarakat.
h. Akuntabilitas
Asas akuntubilitas adalah pertanggungjawaban pejabat public
terhadap masyarakat yang memberinya kewenangan untuk mengurusi
kepentingan mereka.
i. Visi strategis
Visi strategis adalah

pandangan-pandangan strategis untuk

menghadapi masa depan, kualifikasi ini penting dalam kerangka
perwujudan good governance, karena perubahan dunia dengan kemajuan
teknologinya yang begitu cepat. Dengan kata lain, kebijakan apapun yang
akan diambil saat ini harus diperhitungkan akibatnya pada sepuluh tahun
atau dua puluh tahun kedepan.

D. Clean and good governance dan Kontrol sosial
Sejalan dengan prinsip demokrasi, partisipasi masyarakat dalam berbagai
aktivitas merupakan salah satu tujuan dari implementasi good and clean

governance. Keterlibatan masyarakat dalam proses pengelolaan lembaga
pemerintahan pada akhirnya akan melahirkan Kontrol masyarakat terhadap
jalannya pengelolahan lembaga pemerintahan.
Untuk mewujudkan pemerintahan yang baik dan bersih setidaknya dapat
dilakukan dengan melakukan prioritas program yakni:
1.
2.
3.
4.
5.

Penguatan fungsi dan peran lembaga perwakilan
Kemandirian lembaga peradilan
Profesionalitas dan integritas aparatur pemerintah
Penguatan partisipasi masyarakat madani
Peningkatan kesejahteraan rakyat
Dalam tata pemerintahan yang baru perlu dikembangkan hubungan yang

sinergis antara warga negara dengan pemerintah. Hal ini bisa dilakukan dengan
melibatkan warga negara ikut dalam perumusan kebijakan dan implementasinya.


2. SISTEM PEMERINTAHAN
Sistem adalah suatu keseluruhan, terdiri dari beberapa bagian yang
mempunyai hubungan fungsional terhadap keseluruhan. Dengan demikian dalam
usaha ilmiah sistem adalah suatu tatanan atau susunan yang berupa suatu struktur
yang terdiri dari bagian-bagian atau komponenyang berkaitan antara satu dengan
lainnya secara teratur dan terencana untuk mencapai suatu tujuan. Maka dalam
arti yang luas, pemerintahan adalah segala bentuk kegiatan atau aktifitas
penyelenggaraan negara yang dilakukan oleh organ-organ negara yang
mempunyai otoritas atau kewenangan untuk menjalankan kekuasaan. Pengertian
pemerintahan seperti ini mencakup kegiatan atau aktifitas penyelenggaraan negara
yang dilakukan oleh eksekutif, legislatif maupun yudikatif. Dalam arti yang

sempit, pemerintahan adalah aktivitas atau kegiatan yang diselenggarakan oleh
fungsi eksekutif, presiden ataupun perdana menteri, sampai dengan level birokrasi
yang paling rendah tingkatannya. Dari dua pengertian tersebut, maka dalam
melakukan pembahasan mengenai pemerintahan negara titik tolak yang
dipergunakan adalah dalam konteks pemerintahan dalam arti luas. Yaitu meliputi
pembagian kekuasaan dalam negara, hubungan antar alat-alat perlengkapan
negara yang menjalankan kekuasaan tersebut.
Dengan demikian, jika pengertian pemerintahan tersebut dikaitkan dengan
pengertian sistem, maka yang dimaksud dengan sistem pemerintahan adalah suatu
tatanan atau susunan pemerintahan yang berupa suatu struktur yang terdiri dari
organ-organ pemegang kekuasaan di dalam negara dan saling melakukan
hubungan fungsional di antara organ-organ tersebut baik secara vertikal maupun
horisontal untuk mencapai suatu tujuan yang dikehendaki.

Jadi, sistem

pemerintahan negara menggambarkan adanya lembaga-lembaga negara, hubungan
antar lembaga negara, dan bekerjanya lembaga negara dalam mencapai tujuan
pemerintahan negara yang bersangkutan. Tujuan pemerintahan negara pada
umumnya didasarkan pada cita-cita atau tujuan negara. Misalnya, tujuan
pemerintahan negara Indonesia adalah melindungi segenap bangsa Indonesia dan
untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, serta
ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian
abadi dan keadilan sosial.
3.Organisasi Sistem Pemerintahan Negara
Organisasi system pemerintahan Negara dibedakan menjadi 2 yaitu :
A.

Organisasi

Pemerintahan

Dalam

Garis

Horizontal

Menurut konsep trias politica kekuasaan didalam negara dapat dibagi
menjadi tiga cabang kekuasaan utama, yaitu:
a) kekuasaan legislatif : kekuasaan untuk membentuk undang-undang

b) kekuasaan eksekutif : kekuasaan untuk menjalankan undang-undang
c) kekuasaan yudikatif : kekuasaan untuk melaksanakan peradilan
Kekuasaan ini dilakukan oleh badan-badan peradilan dengan susunan bertingkattingkat sesuai dengan kewenangan masing-masing tingkat dan berpuncak pada
Mahkamah Agung.
B. Organisasi Sistem Pemerintahan Dalam Garis Vertikal
Menurut Kranenburg kedua satuan pemerintahan yang lebih rendah dibawah
pemerintah pusat, baik yang terdapat di negara kesatuan maupun serikat, masingmasing mempunyai ciri-ciri yang berbeda-beda antara satu dengan yang lain
bedasarkan

hukum

positif,

yaitu

:

a) negara bagian yang terdapat di dalam Negara Serikat memiliki wewenang
untuk membentuk UUD sendiri serta mempunyai wewenang untuk membentuk
organisasi sendiri dalam rangka dan batas-batas konstitusi federal. Sedangkan
dalam negara Kesatuan organisasi bagian-bagian negara (pemerintah daerah)
secara garis besar telah ditetapkan oleh pembentuk undang-undang pusat.
b) dalam negara federal (serikat), wewenang membentuk Undang-undang Pusat
untuk bidang tertentu telah diperinci satu persatu dalam konstitusi federal.
3. Macam-macam Sistem Pemerintahan Negara.
Sistem pemerintahan negara dibagi menjadi dua klasifikasi besar, yaitu:
1. Sistem pemerintahan parlementer.
Pada prinsipnya sistem pemerintahan parlementer menitik beratkan
pada hubungan antara organ negara pemegang kekuasaan eksekutif dan legeslatif.
Sistem ini merupakan sisa-sisa peninggalan sistem pemerintahan dalam arti paling
luas yakni morankhi. Dikatakan demikian karena kepala negara apapun sebutanya
mempunyai kedudukan yang tidak dapat di ganggu gugat. Sedangkan
penyelenggara pemerintah sehari-hari diserahkan kepada menteri.

2.Sistem pemerintahan Presidensial
Dalam sistem pemerintahan presidensial, badan eksekutif dan legislatif
memiliki kedudukan yang independen. Kedua badan tersebut tidak berhubungan
secara langsung seperti dalam sistem pemerintahan parlementer. Mereka dipilih
oleh rakyat secara terpisah.
4. Ciri-ciri sistem pemerintahan parlementer adalah sebagai berikut :
1. Badan legislatif atau parlemen adalah satu-satunya badan yang anggotanya
dipilih langsung oleh rakyat melalui pemilihan umum. Parlemen memiliki
kekuasaan besar sebagai badan perwakilan dan lembaga legislatif.
2. Anggota parlemen terdiri atas orang-orang dari partai politik yang
memenangkan pemiihan umum. Partai politik yang menang dalam pemilihan
umum memiliki peluang besar menjadi mayoritas dan memiliki kekuasaan besar
di parlemen.
3. Pemerintah atau kabinet terdiri dari atas para menteri dan perdana menteri
sebagai pemimpin kabinet. Perdana menteri dipilih oleh parlemen untuk
melaksakan kekuasaan eksekutif. Dalam sistem ini, kekuasaan eksekutif berada
pada perdana menteri sebagai kepala pemerintahan. Anggota kabinet umumnya
berasal dari parlemen.
4. Kabinet bertanggung jawab kepada parlemen dan dapat bertahan sepanjang
mendapat dukungan mayoritas anggota parlemen. Hal ini berarti bahwa sewaktuwaktu parlemen dapat menjatuhkan kabinet jika mayoritas anggota parlemen
menyampaikan mosi tidak percaya kepada kabinet.
5. Kepala negara tidak sekaligus sebagai kepala pemerintahan. Kepala
pemerintahan adalah perdana menteri, sedangkan kepala negara adalah presiden
dalam negara republik atau raja/sultan dalam negara monarki. Kepala negara tidak
memiliki kekuasaan pemerintahan. Ia hanya berperan sebgai symbol kedaulatan
dan keutuhan negara.

6. Sebagai imbangan parlemen dapat menjatuhkan kabinet maka presiden atau raja
atas saran dari perdana menteri dapat membubarkan parlemen. Selanjutnya,
diadakan pemilihan umum lagi untuk membentukan parlemen baru.
Ciri-ciri dari sistem pemerintahan presidensial adalah sebagai berikut.
1. Penyelenggara negara berada ditangan presiden. Presiden adalah kepala negara
sekaligus kepala pemerintahan. Presiden tidak dipilih oleh parlemen, tetapi dipilih
langsung oleh rakyat atau suatu dewan majelis.
2. Kabinet (dewan menteri) dibentuk oleh presiden. Kabinet bertangungjawab
kepada presiden dan tidak bertanggung jawab kepada parlemen atau legislatif.
3. Presiden tidak bertanggungjawab kepada parlemen. Hal itu dikarenakan
presiden tidak dipilih oleh parlemen.
4. Presiden tidak dapat membubarkan parlemen seperti dalam sistem parlementer.
5. Parlemen memiliki kekuasaan legislatif dan sebagai lembaga perwakilan.
Anggota parlemen dipilih oleh rakyat.
6. Presiden tidak berada dibawah pengawasan langsung parlemen.
Sistem pemerintahan Presidensial merupakan system pemerintahan di mana
kepala pemerintahan dipegang oleh presiden dan pemerintah tidak bertanggung
jawab kepada parlemen (legislatif). Menteri bertanggung jawab kepada presiden
karena presiden berkedudukan sebagai kepala Negara sekaligus kepala
pemerintahan. Contoh Negara: AS, Pakistan, Argentina, Filiphina, Indonesia.

7. Sistem Pemerintahan Indonesia
1) Sistem Pemerintahan Indonesia Menurut Konstitusi RIS
Sistem Pemerintahan Indonesia menurut konstitusi RIS adalah sistem Pemerintah
Parlementer yang tidak murni. Pasal 118 konstitusi RIS antara lain :

a. Presiden tidak dapat di ganggu gugat
b. Menteri-menteri bertanggung jawab atas seluruh kebijaksanaan pemerintah
Ketentuan pasal tersebut menunjukkan bahwa RIS mempergunakan sistem
pertanggung jawaban menteri.
2) Sistem Pemerintahan Indonesia menurut UUDS 1950
UUDS 1950 masih tetap mempergunakan bentuk sistem pemerintahan seperti
yang diatur dalam konstitusi RIS. Di dalam pasal 83 UUDS 1950 dinyatakan :
a. Presiden dan wakil presiden tidak dapat diganggu gugat
b. Menteri-menteri bertanggung jawab atas seluruh kebijaksanaan pemerintah,
baik bersama-sama untuk seluruhnya maupun masing-masing untuk bagiannya
sendiri-sendiri.
3) Sistem Pemerintahan menurut UUD 1945 sebelum diamandemen:
1. Kekuasaan tertinggi diberikan rakyat kepada MPR.
2. DPR sebagai pembuat UU.
3. Presiden sebagai penyelenggara pemerintahan.
4. DPA sebagai pemberi saran kepada pemerintahan.
5. MA sebagai lembaga pengadilan dan penguji aturan.
6. BPK pengaudit keuangan.
4) Sistem Pemerintahan setelah amandemen
1. MPR bukan lembaga tertinggi lagi.
2. Komposisi MPR terdiri atas seluruh anggota DPR ditambah DPD yang dipilih
oleh rakyat.
3. Presiden dan wakil Presiden dipilih langsung oleh rakyat.
4. Presiden tidak dapat membubarkan DPR.
5. Kekuasaan Legislatif lebih dominan.
Negara indonesia adalah negara yang berbentuk republik. Pemerintahan republik
adalah suatu pemerintahan dimana seluruh atau sebagian rakyat memegang

kekuasaan yang tertinggi di dalam negara. Oleh karena itu, kadaulatan berada di
tangan rakyat dan dilaksanakan menurut undang-undang dasar.

8. Kelebihan Sistem Pemerintahan Indonesia
1. Presiden dan menteri selama masa jabatannya tidak dapat dijatuhkan DPR.
2. Pemerintah punya waktu untuk menjalankan programnya dengan tidak
dibayangi krisis kabinet.
3. Presiden tidak dapat memberlakukan dan atau membubarkan DPR.
Kelemahan Sistem Pemerintahan Indonesia
1. Ada kecenderungan terlalu kuatnya otoritas dan konsentrasi kekuasaan di
tangan Presiden.
2. Sering terjadinya pergantian para pejabat karena adanya hak perogatif presiden.
3. Pengawasan rakyat terhadap pemerintah kurang berpengaruh.
4. Pengaruh rakyat terhadap kebijaksanaan politik kurang mendapat perhatian.
9. Lembaga-Lembaga Negara
1. Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR)
MPR tugas wewenangnya adalah mengubah dan menetapkan UUD 1945,
disamping itu wewenang dan tugas lainnya adalah melantik Presiden dan Wakil
presiden berdasar hasil pemilu.
2. Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)
DPR adalah salah satu lembaga tinggi negara dalam sistem ketatanegaraan
Indonesia yang merupakan lembaga perwakilan rakyat. DPR terdiri atas anggota
partai politik peserta pemilihan umum yang dipilih melalui pemilihan umum.
DPR dianggap sebagai salah satu lembaga yang paling korup di Indonesia.
3. Dewan Perwakilan Daerah (DPD)

Sebelum 2004 disebut Utusan Daerah, adalah lembaga tinggi negara dalam sistem
ketatanegaraan Indonesia yang anggotanya merupakan perwakilan dari setiap
provinsi yang dipilih melalui Pemilihan Umum.
DPD memiliki fungsi:
a. Pengajuan usul, ikut dalam pembahasan dan memberikan pertimbangan yang
berkaitan dengan bidang legislasi tertentu
b. Pengawasan atas pelaksanaan Undang-Undang tertentu.
4. Presiden dan Wakil Presiden
Sebagai konsekuensi dari sistem pemerintahan Indonesia yang menganut
presidensiil , maka presiden memiliki dua kekuasaan sekaligus yaitu sebagai
kepala pemerintahan (eksekutif) dan sebagai kepala negara.
Wewenang, kewajiban, dan hak Presiden antara lain:
a. Sebagai kepala pemerintahan (UUD 1945 pasal 4 ayat 1)
b. Mengangkat menteri

5. Badan Pemeriksa Keuangan (BPK)
BPKadalah lembaga tinggi negara dalam sistem ketatanegaraan Indonesia yang
memiliki wewenang memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab keuangan
negara. Menurut UUD 1945, BPK merupakan lembaga yang bebas dan mandiri.
Anggota BPK dipilih oleh Dewan Perwakilan Rakyat dengan memperhatikan
pertimbangan Dewan Perwakilan Daerah, dan diresmikan oleh Presiden.
Hasil pemeriksaan keuangan negara diserahkan kepada DPR, DPD, dan DPRD.
6. Mahkamah Agung (MA)
Mahkamah Agung adalah lembaga tinggi negara dalam sistem ketatanegaraan
Indonesia yang merupakan pemegang kekuasaan kehakiman bersama-sama
dengan Mahkamah Konstitusi dan bebas dari pengaruh cabang-cabang kekuasaan
lainnya. Mahkamah Agung membawahi badan peradilan dalam lingkungan
peradilan umum, lingkungan peradilan agama, lingkungan peradilan militer,

lingkungan peradilan tata usaha negara. Menurut Undang-Undang Dasar 1945,
kewajiban dan wewenang MA adalah:
a. Berwenang mengadili pada tingkat kasasi, menguji peraturan perundangundangan di bawah Undang-Undang, dan mempunyai wewenang lainnya yang
diberikan oleh Undang-Undang
b. Mengajukan 3 orang anggota Hakim Konstitusi
c. Memberikan pertimbangan dalam hal Presiden memberikan grasi dan
rehabilitasi.
7. Komisis Yudisial (KY)
Komisi Yudisial adalah lembaga negara yang dibentuk berdasarkan UU no 22
tahun 2004 yang berfungsi mengawasi perilaku hakim dan mengusulkan nama
calon hakim agung. Komisi Yudisial berwenang mengusulkan pengangkatan
hakim agung dan wewenang lain dalam rangka menjaga dan menegakkan
kehormatan, keluhuran martabat, serta perilaku hakim.
Tugas Komisi Yudisial = Mengusulkan Pengangkatan Hakim Agung, dengan
tugas utama:
a. Melakukan pendaftaran calon Hakim Agung
b. Melakukan seleksi terhadap calon Hakim Agung
c. Menetapkan calon Hakim Agung
d. Mengajukan calon Hakim Agung ke DPR
e. Menjaga dan Menegakkan Kehormatan, Keluhuran Martabat Serta Perilaku
Hakim.
8. Mahkamah Konstitusi
Mahkamah Konstitusi adalah lembaga tinggi negara dalam sistem ketatanegaraan
Indonesia yang merupakan pemegang kekuasaan kehakiman bersama-sama
dengan Mahkamah Agung. Pasal 24 ayat (2) UUD 1945 menyatakan, Kekuasaan
kehakiman dilakukan oleh sebuah Mahkamah Agung dan badan peradilan yang
berada di bawahnya dalam lingkungan peradilan umum, lingkungan peradilan

agama, lingkungan peradilan militer, lingkungan peradilan tata usaha negara, dan
oleh sebuah Mahkamah Konstitusi. Dengan demikian, Mahkamah Konstitusi
adalah suatu lembaga peradilan, sebagai cabang kekuasaan yudikatif, yang
mengadili perkara-perkara tertentu yang menjadi kewenangannya berdasarkan
ketentuan UUD 1945.
9. Bank Sentral
Bank Sentral Indonesia adalah Bank Indonesia (BI), yang merupakan lembaga
negara independent, bebas dari campur tangan pemerintah dan pihak lain dalam
menjalankan tugasnya. Tujuan Bank Sentral adalah mencapai dan menjaga
kestabilan nilai rupiah. BI memiliki wewenang :
a) Menetapkan sasaran moneter dengan memperhatikan laju inflasi
b) Melakukan pengendalian moneter
c) Melaksanakan kebijakan nilai tukar
d) Mengelola cadangan devisa
10. Komisi Pemilihan Umum (KPU)
Lembaga ini berfungsi sebagai penyelenggara pemilihan umum, bersifat nasional,
tetap, dan mandiri. Terdiri dari KPU pusat, KPU provinsi, dan KPU kota. Anggota
KPU pusat sebanyak 7 orang, KPU provinsi 5 orang, dan KPU kabupaten juga 5
orang. Masa jabatan KPU semua jenjang 5 tahun terhitung sejak mengucapkan
sumpah atau janji.
10. Sistem Pemerintahan Daerah Indonesia
Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas daerah daerah-daerah provinsi.
Daerah provinsi dibagi lagi atas daerah kabupaten dan daerah kota. Setiap daerah
provinsi, daerah kabupaten, dan daerah kota mempunyai pemerintahan daerah
yang diatur dalam undang-undang.
Jadi Pemerintahan daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintah yang
dilakukan oleh pemerintah daerahdan DPRDmenurut asa otonomi dan tugas
pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip

NKRI sebagai yang dimaksud dalam UUD 1945. Pemerintahan Daerah Provinsi
terdiri atas Pemerintah Daerah Provinsi dan DPRD Provinsi, dan Pemerintah
Daerah kabupaten/kota terdiri atas Pemerintah Daerah kabupaten/kota dan DPRD
kabupaten/kota. Pimpinan pemerintah daerah provinsi adalah gubernur, kabupaten
bupati, dan kota adalah wali kota.
11. Sistem Pemilihan Umum di Indonesia
Pemilu di Indonesia sejak pertama kali diadakan pada tahun 1995 adalah untuk
memilih anggota legislatif untuk memilih anggota legislatif, yang sekarang
disebut pemilu legislatif untuk memilih anggota DPR,DPD, dan DPRD, baik
DPRD provinsi kabupaten maupun kota. Sejak tahun 2004 pemilu dilakukan
untuk memilih Presiden dan Wakil Presiden, dan beberapa tahun kemudian pemilu
juga untuk memilih Gubernur, Bupati, dan wakil walikota. Pemilu inilah
kemudian disebut dengan pemilu eksekutif
Tahapan Penyelenggara pemilu legislatif sebagaimana diatur UU. No. 10 Tahun
2008 meliputi :
1. Pemuthakiran data dan penyusunan daftar pemilih
2. Pendaftaran peserta pemilu
3. Penetapan peserta pemilu
4. Penetapan jumlah kursi dan daerah pemilihan
5. Pencalonan anggota DPR, DPD, DPRD provinsi atau daerah
6. Masa kampanye
7. Masa tenang
8. Pemungutan dan penghitungan suara
9. Penetapan hasil pemilu
10. Pengucapan janji anggota DPR, DPD, DPRD provinsi atau daerah

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sistem pemerintahan negara menggambarkan adanya lembaga-lembaga yang
bekerja dan berjalan saling berhubungan satu sama lain menuju tercapainya tujuan
penyelenggaraan negara. Lembaga-lembaga negara dalam suatu sistem politik
meliputi empat institusi pokok, yaitu eksekutif, birokratif, legislatif, dan yudikatif.
Selain itu, terdapat lembaga lain atau unsur lain seperti parlemen, pemilu, dan
dewan menteri.
Pembagian sistem pemerintahan negara secara modern terbagi dua, yaitu
presidensial dan ministerial (parlemen). Pembagian sistem pemerintahan
presidensial dan parlementer didasarkan pada hubungan antara kekuasaan
eksekutif dan legislatif. Dalam sistem parlementer, badan eksekutif mendapat
pengwasan langsung dari legislatif. Sebaliknya, apabila badan eksekutif berada
diluar pengawasan legislatif maka sistem pemerintahannya adalah presidensial.
Dalam sistem pemerintahan negara republik, lebaga-lembaga negara itu berjalan
sesuai dengan mekanisme demokratis, sedangkan dalam sistem pemerintahan
negara monarki, lembaga itu bekerja sesuai dengan prinsip-prinsip yang berbeda.

B. Saran-saran
Berdasarkan kesimpulan tersebut, makalah ini mempunyai banyak kekurangan
dan jauhnya dari kesempurnaan, oleh karena itu segala kritik dan saran yang
bersifat membangun sangat lah penulis harapkan terutama dari bapak dosen
pembimbing dan rekan pembaca sekalian demi kesempurnaan makalah ini dimasa
mendatang, semoga makalah ini bermanfaat untuk kita semua dan menambah
wawasan kita.

DAFTAR PUSTAKA
Muthali’in, Achmad 2012 Bahan Ajar PLPG Pendalaman Materi Bidang Studi PKN SD
Surakarta
http://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_pemerintahan
http://www.triwahyu.web.id/2012/sistem-pemerintahan-indonesia.html
http://41707011.blog.unikom.ac.id/sistem-pemerintahan.1ay
Civic Education UIN Sunan Ampel Surabaya