ANALISIS KESUBURAN TANAH AKIBAT ABU VULK
ANALISIS KESUBURAN TANAH AKIBAT ABU VULKANIK
WILAYAH GUNUNG KELUD, JAWA TIMUR
Oleh : Ayu Adi Justicea
Mahasiswa Magister Ilmu Geografi, Universitas Indonesia
Abstrak
Abu vulkanik, sering disebut juga pasir vulkanik atau jatuhan
piroklastik adalah bahan material vulkanik jatuhan yang disemburkan
ke udara saat terjadi suatu letusan, terdiri dari batuan berukuran
besar sampai berukuran halus. Batuan yang berukuran besar
(bongkah - kerikil) biasanya jatuh disekitar kawah sampai radius 5 – 7
km dari kawah, dan yang berukuran halus dapat jatuh pada jarak
mencapai ratusan km bahkan ribuan km dari kawah karena dapat
terpengaruh oleh adanya hembusan angin. Abu yang halus dapat
menyababkan radang paru-paru jika terhirup. Namun, berkah
tersendiri, abu vulkanik dapat digunakan sebagai bahan pozolan
karena mengandung unsur silika dan alumunia sehingga dapat
mengurangi penggunaan semen sebagai bahan bangunan. Selain itu,
abu vulkanik juga dapat menyuburkan tanah di sekitar gunung.
Sebagai contoh erupsi Gunung Kelud di Jawa Timur pada hari Kamis
13 Februari 2014 pukul 22.50 WIB berimbas ke sebagian besar
kawasan di Jawa Timur, Yogyakara, dan Jawa Tengah yang letaknya
ratusan kilometer dari pusat erupsi. Bahkan Abu vulkanik erupsi
Gunung Kelud telah sampai ke Kota Bandung yang berjarak lebih dari
500 km dari gunung tersebut.
BMKG menganalisis, erupsi Gunung Kelud telah melontarkan
jutaan meter kubik abu vulkanik dan pasir dari dalam perut bumi. Abu
dan pasir pada lapisan 1.500 meter terbawa ke arah timur laut pada
lapisan 5.000 meter ke arah barat laut dan pada 9.000 meter ke arah
barat. Material abu dan pasir tersebut melayang-layang di atmosfer
dan menyebar di daerah yang jauh dari Gunung Kelud. Dalam jangka
panjang, abu vulkanik akan memberikan dampak yang sangat positif
bagi peningkatan produktivitas tanah. Saat kadar keasaman dari abu
vulkanik telah dapat dinormalisasi melalui proses alamiah ataupun
dengan bantuan manusia menggunakan dolomit atau pengapuran
(CaCO3) sebagai penetral, maka kandungan mineral yang tersimpan
dalam abu vulkanik akan menjadi pupuk alamiah yang sangat baik
untuk perkembangan tanaman pertanian. Terdapat empat buah
mineral utama yang terkandung di dalam abu vulkanik yaitu Besi
(Fe), Aluminium (Al), Magnesium (Mg), dan Silika (Si). Keempat
mineral tersebut adalah zat hara penting yang dapat membantu
menyuburkan tanah.
Kata Kunci : tanah, vulkanik, kesuburan, pertanian
Pendahuluan
Gunung berapi menjadi pemandangan umum hampir di setiap
kota di Pulau Jawa. Hampir tiap kota besar di Jawa bertahta gunung
berapi dengan karakter masing masing. Setiap gunung menyimpan
legenda masing masing yang menempatkan gunung berapa layaknya
sesuatu yang harus dihormati dan pendapat perhatian khusus.
Gunung berapi di Jawa ada yang masih aktif ada pula yang
pasif. Kesemuanya terangkum dalam istilah Cincin Api Pasifik. Sebuah
jalur kegempaan dan gunung berapi yang memanjang seperti tapal
kuda dari kepulauan di timur Australia, kemudian Indonesia,Jepang,
pantai barat Amerika Utara sampai pantai barat Amerika selatan.
Daerah daerah ini sangat sering dilanda gempabumi dan letusan
gunung berapi serta efek lain yang diakibatkan dari kejadian tersebut.
Bukti tentang Cincin Api Pasifik ini dijabarkan dengan jelas saat
meletusnya Gunung Merapi (2930 mdpl) di perbatasan Yogyakarta
dan Jawa Tengah pada 2006 yang terhitung cukup dahsyat. Kemudian
pada 2010 yang merenggut sedikitnya 341 korban jiwa. Lalu Gunung
Sinabung (2460 mdpl) di Sumatera Utara yang meletus pada 2010
dan 2013 yang merenggut belasan nyawa. Terakhir adalah Gunung
Kelud (1731 mdpl) di Jawa Timur yang baru tadi malam mengalami
letusan. Suara letusan terdengar hingga Wates, tempat kita tinggal,
yang berjarak sekitar 290 kilometer dari Gunung Kelud.
Letusan Gunung Kelud dikenal sebagai Gunung bertipe
eksplosif. Namun pada 2007 karakter itu seakan berubah karena
Gunung Kelud yang sudah berada di status awas ternyata hanya
meletus pelan saja. Justru melahirkan kubah baru yang oleh
masyarakat disebut Anak Gunung Kelud. Perkembangannya, lokasi
puncak Gunung Kelud ini menjadi primadona wisata. Menjadi lumbung
APBD bagi Jawa Timur.
Abu vulkanik, sering disebut juga pasir vulkanik atau jatuhan
piroklastik adalah bahan material vulkanik jatuhan yang disemburkan
ke udara saat terjadi suatu letusan, terdiri dari batuan berukuran
besar sampai berukuran halus. Batuan yang berukuran besar
(bongkah - kerikil) biasanya jatuh disekitar kawah sampai radius 5 – 7
km dari kawah, dan yang berukuran halus dapat jatuh pada jarak
mencapai ratusan km bahkan ribuan km dari kawah karena dapat
terpengaruh oleh adanya hembusan angin. Namun, berkah tersendiri,
abu vulkanik dapat digunakan sebagai bahan pozolan karena
mengandung unsur silika dan alumunia sehingga dapat mengurangi
penggunaan semen sebagai bahan bangunan. Selain itu, abu vulkanik
juga dapat menyuburkan tanah di sekitar gunung.
MANFAAT ABU VULKANIK GUNUNG KELUD
Beberapa pendapat tentang tingkat keasaman abu vulkanik ini,
ada yang mengatakan kalau abu vulkanik bersifat asam ada juga
pendapat yang menyatakan kalau abu vulkanik dapat meningkatkan
pH tanah. Tapi kalau merujuk pada mitos bahwa tanah-tanah disekitar
gunung merapi sangat subur sepertinya pendapat yang menyatakan
abu vulkanik dapat mengasamkan tanah tidaklah benar.
Beberapa ahli menyatakan kalau didalam abu vulkanik juga
terkandung unsur Sulfur dan unsur Silica. Jika hal ini benar berarti abu
vulkanik akan bisa berfungsi sebagai pemasok unsur hara tanaman.
Ada juga pendapat didalam abu vulkanik juga mengandung unsur Cu
dan Fe yang yang berfungsi sebagai mikro element. Jika dilihat dari
sifat fisik abu merupakan hasil dari pembakaran yang mempunyai
sifat seperti Batuan Zeolit dan Arang yang berfungsi sebagai
penambat unsur hara dalam tanah sehingga tidak mudah tercuci oleh
air. Dengan adanya abu vulkanik juga akan mempermudah
penyerapan unsur hara oleh akar tanaman.
Jika kita mengacu pada pemikiran diatas dapat disimpulkan
bahwa dengan adanya letusan gunung berapi dan menimbulkan
hujan abu (abu vulkanik) akan membawa berkah kepada para petani.
Abu vulkanik yang yang berjatuhan di lahan akan menjadi sumber
unsur hara bagi tanaman dan akan meningkatkan ph tanah kita yang
cenderung asam. walaupun memang dengan adanya hujan abu akan
menimbulkan dampak negatif bagi kesehatan manusia. Untuk
mengetahui secara benar efek abu vulkanik terhadap pertumbuhan
tanaman memang perlu dilakukan uji laboratorium tentang
kandungan unsur hara yang ada dalam abu vulkanik..
Menurut Zuarida (1999), abu vulkanik Gunung Kelud Jawa Timur
mengandung 45,9% SiO2 dan mineral yang dominan adalah
plagioklas
intermedier. Abu
vulkanik
Gunung
Kelud
dapat
meningkatkan pH tanah, meningkatkan tinggi tanaman, berat kering
tanaman dan akar jagung. Semakin halus abu vulkan semakin efektif
terhadap pertumbuhan tanaman jagung. Abu G. Merapi saat ini
umumnya bertekstur agak kasar sehingga dampak kerusakan
terhadap tanaman cukup besar. Dampak yang langsung terhadap
lahan adalah penutupan lapisan olah bagian atas tanah oleh abu dan
rusaknya tanaman yang tumbuh diatasnya. Kerusakan tanaman
tergantung dari jenis, dan umur tanaman. Seperti untuk tanaman
sayuran lebih peka dibandingkan dengan tanaman padi. Tanaman
sayuran yang menggunakan mulsa plastik, sebagian lubang tanam
tertutup oleh abu volkanik. Abu volkanik yang menutupi bersifat
seperti semen dan keras, sehingga kalau tidak segera diolah
tanahnya pertumbuhan tanaman sayuran akan terganggu.
Sifat fisik abu merapi yang khas adalah apabila jatuh
kepermukaan tanah menyebabkan abu akan cepat mengeras dan
sulit ditembus oleh air baik dari atas atau dari bawah permukaan
tanah. Hal inilah yang menyebabkan BD tanah cukup tinggi.
Sedangkan RPT (Ruang Pori Total) pada lapisan I yang mengandung
banyak abu merapi, memiliki kondisi yang baik, hal yang sama
terhadap aerasi tanah dan air tersedia. Hal ini disebabkan abu merapi
memiliki kadar air yang cukup tinggi. Pada lapisan bawah kandungan
air cukup tinggi, namun karena lapisan atasnya cukup keras
menyebabkab air tidak dapat keluar melalui penguapan. Salah satu
cara untuk menanggulang hal ini adalah dengan penghancuran
melalui pengolahan tanah.
Penutupan lahan oleh abu volkan dengan ketebalan < 5 cm,
dilakukan perbaikan dengan pengolahan tanah, pemberian mulsa 1
ton/ha. Penutupan lahan oleh abu volkan dengan ketebalan >5 - 10
cm dilakukan pengolahan tanah dan pemberian pupuk organik curah
2 ton /ha. Untuk lahan yang tertutup abu > 10 cm diarahkan untuk
tanaman tahunan. Pada lapisan atas terjadi penurunan keaneka
ragaman dan populasi fauna tanah terutama cacing dan larva
serangga tanah hingga menjadi 0 ekor/m2. Keragaman dan populasi
mikroba pada tanah lapisan bawah tidak terlalu terpengaruh.
Lahan yang tertutup abu dan pasir dengan ketebalan > 10 cm
perlu dilakukan kegiatan reklamasi lahan melalui teknik konservasi
tanah dan air dan penanaman tahunan atau tanaman hutan dan
rumput / pakan ternak. Pembuatan teras gulud dan pembuatan
saluran drainase pada lahan ini perlu dilakukan untuk mengatur aliran
permukaan. Aliran air permukaan ini sebaiknya ditampung dalam
kolam buatan/embung supaya tidak hilang pada saat musim
kemarau. Penanganan tanaman salak dan tanaman kelapa yang
rusak akibat hujan abu juga perlu ditangani dan dilakukan usaha
perbaikan tanaman dengan mengganti tanaman yang mati dan sudah
tua dengan benih yang baru.
Kesimpulan
Letusan Gunung Kelud dikenal sebagai Gunung bertipe
eksplosif.
Abu
vulkanik,
sering
disebut
juga pasir
vulkanik atau jatuhan
piroklastik adalah
bahan
material vulkanik jatuhan yang disemburkan ke udara saat terjadi
suatu letusan, terdiri dari batuan berukuran besar sampai berukuran
halus. Batuan yang berukuran besar (bongkah - kerikil) biasanya jatuh
disekitar kawah sampai radius 5 – 7 km dari kawah, dan yang
berukuran halus dapat jatuh pada jarak mencapai ratusan km bahkan
ribuan km dari kawah karena dapat terpengaruh oleh adanya
hembusan angin. Namun, berkah tersendiri, abu vulkanik dapat
digunakan sebagai bahan pozolan karena mengandung unsur silika
dan alumunia sehingga dapat mengurangi penggunaan semen
sebagai bahan bangunan. Selain itu, abu vulkanik juga dapat
menyuburkan tanah di sekitar gunung. Abu vulkanik Gunung Kelud
dapat meningkatkan pH tanah, meningkatkan tinggi tanaman, berat
kering tanaman dan akar jagung. Semakin halus abu vulkan semakin
efektif terhadap pertumbuhan tanaman jagung.
WILAYAH GUNUNG KELUD, JAWA TIMUR
Oleh : Ayu Adi Justicea
Mahasiswa Magister Ilmu Geografi, Universitas Indonesia
Abstrak
Abu vulkanik, sering disebut juga pasir vulkanik atau jatuhan
piroklastik adalah bahan material vulkanik jatuhan yang disemburkan
ke udara saat terjadi suatu letusan, terdiri dari batuan berukuran
besar sampai berukuran halus. Batuan yang berukuran besar
(bongkah - kerikil) biasanya jatuh disekitar kawah sampai radius 5 – 7
km dari kawah, dan yang berukuran halus dapat jatuh pada jarak
mencapai ratusan km bahkan ribuan km dari kawah karena dapat
terpengaruh oleh adanya hembusan angin. Abu yang halus dapat
menyababkan radang paru-paru jika terhirup. Namun, berkah
tersendiri, abu vulkanik dapat digunakan sebagai bahan pozolan
karena mengandung unsur silika dan alumunia sehingga dapat
mengurangi penggunaan semen sebagai bahan bangunan. Selain itu,
abu vulkanik juga dapat menyuburkan tanah di sekitar gunung.
Sebagai contoh erupsi Gunung Kelud di Jawa Timur pada hari Kamis
13 Februari 2014 pukul 22.50 WIB berimbas ke sebagian besar
kawasan di Jawa Timur, Yogyakara, dan Jawa Tengah yang letaknya
ratusan kilometer dari pusat erupsi. Bahkan Abu vulkanik erupsi
Gunung Kelud telah sampai ke Kota Bandung yang berjarak lebih dari
500 km dari gunung tersebut.
BMKG menganalisis, erupsi Gunung Kelud telah melontarkan
jutaan meter kubik abu vulkanik dan pasir dari dalam perut bumi. Abu
dan pasir pada lapisan 1.500 meter terbawa ke arah timur laut pada
lapisan 5.000 meter ke arah barat laut dan pada 9.000 meter ke arah
barat. Material abu dan pasir tersebut melayang-layang di atmosfer
dan menyebar di daerah yang jauh dari Gunung Kelud. Dalam jangka
panjang, abu vulkanik akan memberikan dampak yang sangat positif
bagi peningkatan produktivitas tanah. Saat kadar keasaman dari abu
vulkanik telah dapat dinormalisasi melalui proses alamiah ataupun
dengan bantuan manusia menggunakan dolomit atau pengapuran
(CaCO3) sebagai penetral, maka kandungan mineral yang tersimpan
dalam abu vulkanik akan menjadi pupuk alamiah yang sangat baik
untuk perkembangan tanaman pertanian. Terdapat empat buah
mineral utama yang terkandung di dalam abu vulkanik yaitu Besi
(Fe), Aluminium (Al), Magnesium (Mg), dan Silika (Si). Keempat
mineral tersebut adalah zat hara penting yang dapat membantu
menyuburkan tanah.
Kata Kunci : tanah, vulkanik, kesuburan, pertanian
Pendahuluan
Gunung berapi menjadi pemandangan umum hampir di setiap
kota di Pulau Jawa. Hampir tiap kota besar di Jawa bertahta gunung
berapi dengan karakter masing masing. Setiap gunung menyimpan
legenda masing masing yang menempatkan gunung berapa layaknya
sesuatu yang harus dihormati dan pendapat perhatian khusus.
Gunung berapi di Jawa ada yang masih aktif ada pula yang
pasif. Kesemuanya terangkum dalam istilah Cincin Api Pasifik. Sebuah
jalur kegempaan dan gunung berapi yang memanjang seperti tapal
kuda dari kepulauan di timur Australia, kemudian Indonesia,Jepang,
pantai barat Amerika Utara sampai pantai barat Amerika selatan.
Daerah daerah ini sangat sering dilanda gempabumi dan letusan
gunung berapi serta efek lain yang diakibatkan dari kejadian tersebut.
Bukti tentang Cincin Api Pasifik ini dijabarkan dengan jelas saat
meletusnya Gunung Merapi (2930 mdpl) di perbatasan Yogyakarta
dan Jawa Tengah pada 2006 yang terhitung cukup dahsyat. Kemudian
pada 2010 yang merenggut sedikitnya 341 korban jiwa. Lalu Gunung
Sinabung (2460 mdpl) di Sumatera Utara yang meletus pada 2010
dan 2013 yang merenggut belasan nyawa. Terakhir adalah Gunung
Kelud (1731 mdpl) di Jawa Timur yang baru tadi malam mengalami
letusan. Suara letusan terdengar hingga Wates, tempat kita tinggal,
yang berjarak sekitar 290 kilometer dari Gunung Kelud.
Letusan Gunung Kelud dikenal sebagai Gunung bertipe
eksplosif. Namun pada 2007 karakter itu seakan berubah karena
Gunung Kelud yang sudah berada di status awas ternyata hanya
meletus pelan saja. Justru melahirkan kubah baru yang oleh
masyarakat disebut Anak Gunung Kelud. Perkembangannya, lokasi
puncak Gunung Kelud ini menjadi primadona wisata. Menjadi lumbung
APBD bagi Jawa Timur.
Abu vulkanik, sering disebut juga pasir vulkanik atau jatuhan
piroklastik adalah bahan material vulkanik jatuhan yang disemburkan
ke udara saat terjadi suatu letusan, terdiri dari batuan berukuran
besar sampai berukuran halus. Batuan yang berukuran besar
(bongkah - kerikil) biasanya jatuh disekitar kawah sampai radius 5 – 7
km dari kawah, dan yang berukuran halus dapat jatuh pada jarak
mencapai ratusan km bahkan ribuan km dari kawah karena dapat
terpengaruh oleh adanya hembusan angin. Namun, berkah tersendiri,
abu vulkanik dapat digunakan sebagai bahan pozolan karena
mengandung unsur silika dan alumunia sehingga dapat mengurangi
penggunaan semen sebagai bahan bangunan. Selain itu, abu vulkanik
juga dapat menyuburkan tanah di sekitar gunung.
MANFAAT ABU VULKANIK GUNUNG KELUD
Beberapa pendapat tentang tingkat keasaman abu vulkanik ini,
ada yang mengatakan kalau abu vulkanik bersifat asam ada juga
pendapat yang menyatakan kalau abu vulkanik dapat meningkatkan
pH tanah. Tapi kalau merujuk pada mitos bahwa tanah-tanah disekitar
gunung merapi sangat subur sepertinya pendapat yang menyatakan
abu vulkanik dapat mengasamkan tanah tidaklah benar.
Beberapa ahli menyatakan kalau didalam abu vulkanik juga
terkandung unsur Sulfur dan unsur Silica. Jika hal ini benar berarti abu
vulkanik akan bisa berfungsi sebagai pemasok unsur hara tanaman.
Ada juga pendapat didalam abu vulkanik juga mengandung unsur Cu
dan Fe yang yang berfungsi sebagai mikro element. Jika dilihat dari
sifat fisik abu merupakan hasil dari pembakaran yang mempunyai
sifat seperti Batuan Zeolit dan Arang yang berfungsi sebagai
penambat unsur hara dalam tanah sehingga tidak mudah tercuci oleh
air. Dengan adanya abu vulkanik juga akan mempermudah
penyerapan unsur hara oleh akar tanaman.
Jika kita mengacu pada pemikiran diatas dapat disimpulkan
bahwa dengan adanya letusan gunung berapi dan menimbulkan
hujan abu (abu vulkanik) akan membawa berkah kepada para petani.
Abu vulkanik yang yang berjatuhan di lahan akan menjadi sumber
unsur hara bagi tanaman dan akan meningkatkan ph tanah kita yang
cenderung asam. walaupun memang dengan adanya hujan abu akan
menimbulkan dampak negatif bagi kesehatan manusia. Untuk
mengetahui secara benar efek abu vulkanik terhadap pertumbuhan
tanaman memang perlu dilakukan uji laboratorium tentang
kandungan unsur hara yang ada dalam abu vulkanik..
Menurut Zuarida (1999), abu vulkanik Gunung Kelud Jawa Timur
mengandung 45,9% SiO2 dan mineral yang dominan adalah
plagioklas
intermedier. Abu
vulkanik
Gunung
Kelud
dapat
meningkatkan pH tanah, meningkatkan tinggi tanaman, berat kering
tanaman dan akar jagung. Semakin halus abu vulkan semakin efektif
terhadap pertumbuhan tanaman jagung. Abu G. Merapi saat ini
umumnya bertekstur agak kasar sehingga dampak kerusakan
terhadap tanaman cukup besar. Dampak yang langsung terhadap
lahan adalah penutupan lapisan olah bagian atas tanah oleh abu dan
rusaknya tanaman yang tumbuh diatasnya. Kerusakan tanaman
tergantung dari jenis, dan umur tanaman. Seperti untuk tanaman
sayuran lebih peka dibandingkan dengan tanaman padi. Tanaman
sayuran yang menggunakan mulsa plastik, sebagian lubang tanam
tertutup oleh abu volkanik. Abu volkanik yang menutupi bersifat
seperti semen dan keras, sehingga kalau tidak segera diolah
tanahnya pertumbuhan tanaman sayuran akan terganggu.
Sifat fisik abu merapi yang khas adalah apabila jatuh
kepermukaan tanah menyebabkan abu akan cepat mengeras dan
sulit ditembus oleh air baik dari atas atau dari bawah permukaan
tanah. Hal inilah yang menyebabkan BD tanah cukup tinggi.
Sedangkan RPT (Ruang Pori Total) pada lapisan I yang mengandung
banyak abu merapi, memiliki kondisi yang baik, hal yang sama
terhadap aerasi tanah dan air tersedia. Hal ini disebabkan abu merapi
memiliki kadar air yang cukup tinggi. Pada lapisan bawah kandungan
air cukup tinggi, namun karena lapisan atasnya cukup keras
menyebabkab air tidak dapat keluar melalui penguapan. Salah satu
cara untuk menanggulang hal ini adalah dengan penghancuran
melalui pengolahan tanah.
Penutupan lahan oleh abu volkan dengan ketebalan < 5 cm,
dilakukan perbaikan dengan pengolahan tanah, pemberian mulsa 1
ton/ha. Penutupan lahan oleh abu volkan dengan ketebalan >5 - 10
cm dilakukan pengolahan tanah dan pemberian pupuk organik curah
2 ton /ha. Untuk lahan yang tertutup abu > 10 cm diarahkan untuk
tanaman tahunan. Pada lapisan atas terjadi penurunan keaneka
ragaman dan populasi fauna tanah terutama cacing dan larva
serangga tanah hingga menjadi 0 ekor/m2. Keragaman dan populasi
mikroba pada tanah lapisan bawah tidak terlalu terpengaruh.
Lahan yang tertutup abu dan pasir dengan ketebalan > 10 cm
perlu dilakukan kegiatan reklamasi lahan melalui teknik konservasi
tanah dan air dan penanaman tahunan atau tanaman hutan dan
rumput / pakan ternak. Pembuatan teras gulud dan pembuatan
saluran drainase pada lahan ini perlu dilakukan untuk mengatur aliran
permukaan. Aliran air permukaan ini sebaiknya ditampung dalam
kolam buatan/embung supaya tidak hilang pada saat musim
kemarau. Penanganan tanaman salak dan tanaman kelapa yang
rusak akibat hujan abu juga perlu ditangani dan dilakukan usaha
perbaikan tanaman dengan mengganti tanaman yang mati dan sudah
tua dengan benih yang baru.
Kesimpulan
Letusan Gunung Kelud dikenal sebagai Gunung bertipe
eksplosif.
Abu
vulkanik,
sering
disebut
juga pasir
vulkanik atau jatuhan
piroklastik adalah
bahan
material vulkanik jatuhan yang disemburkan ke udara saat terjadi
suatu letusan, terdiri dari batuan berukuran besar sampai berukuran
halus. Batuan yang berukuran besar (bongkah - kerikil) biasanya jatuh
disekitar kawah sampai radius 5 – 7 km dari kawah, dan yang
berukuran halus dapat jatuh pada jarak mencapai ratusan km bahkan
ribuan km dari kawah karena dapat terpengaruh oleh adanya
hembusan angin. Namun, berkah tersendiri, abu vulkanik dapat
digunakan sebagai bahan pozolan karena mengandung unsur silika
dan alumunia sehingga dapat mengurangi penggunaan semen
sebagai bahan bangunan. Selain itu, abu vulkanik juga dapat
menyuburkan tanah di sekitar gunung. Abu vulkanik Gunung Kelud
dapat meningkatkan pH tanah, meningkatkan tinggi tanaman, berat
kering tanaman dan akar jagung. Semakin halus abu vulkan semakin
efektif terhadap pertumbuhan tanaman jagung.