KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH 1 laporan pend
0
Lainnya
Blog Berikut»
Buat Blog
KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH 1
Rabu, 05 Oktober 2011
Pengikut
laporan pendahuluan dan askep bronkhitis
LAPORAN PENDAHULUAN
BRONHITIS AKUT
A. DEFINISI
Bronkitis adalah suatu peradangan pada bronkus (saluran udara ke
paru-paru).
Peradangan ini menyebabkan penghasilan mukus yang banyak dan beberapa
perubahan pada saluran pernafsan. Penyakit ini biasanya bersifat ringan dan
pada akhirnya akan sembuh sempurna. Tetapi pada penderita yang memiliki
penyakit menahun (misalnya penyakit jantung atau penyakit paru-paru) dan
pada usia lanjut,bronkitis bisa bersifat
serius.
Bronkhitis akut adalah radang pada bronkhus yang biasanya mengenai
trakhea dan laring, sehingga sering dinamai juga dengan
laringotracheobronchitis. Radang ini dapat timbul sebagai kelainan jalan napas
tersendiri atau sebagai bagian dari penyakit sistemik misalnya pada morbili,
pertusis, ditteri, dan tipus abdominalis.
B.
ETIOLOGI
Bronkitis akut : virus yang sama yang menyebabkan flu dapat
menyebabkan bronkitis akut,tetapi bisa juga mengidap non-infeksi bronkitis
yang disebabkan asap rokok dan polutan lain,penyakit GERD juga dapat
menyebabkan bronchitis.Bronchitis akut biasanya disebabkan juga oleh
jangkitan virus atau bakteri (Mycoplasma pneumoniae dan Chamydia) dan
masa jangkitan berakhir dalam masa 3 hari hingga 3 minggu.
C. PATOFISIOLOGI
Virus (penyebab tersering infeksi) - Masuk saluran pernafasan - Sel
mukosa dan sel silia - Berlanjut - Masuk saluran pernafasan(lanjutan) –
Menginfeksi saluran pernafasan – Bronkitis – Mukosa membengkak dan
menghasilkan lendir – pilek 3-4 hari – Batuk (mula-mula kering kemudian
berdahak) – Riak jernih – Pulurent – Encer – Hilang – Batuk – Keluar – Suara
ronci basah atau suara nafas kasar – Nyeri subsernal – Sesak nafas – Jika tidak
hilang selama 3 minggu – Kolaps paru segmental atau infeksi paru sekunder
(pertahanan utama)
D. ANATOMI FISIOLOGI
1. Rongga hidung
Rongga hidung dilapisi dengan membran mukosa yang sangat
banyak mengandung vaskular yang disebut mukosa hidung.
Lendir disekresi secara terus menerus oleh sel – sel goblet yang
melapisi permukaan mukosa hidung dan bergerak ke belakang ke
nasofaring oleh gerakan silia. Hidung berfungsi sebagai penyaring
kotoran, melembabkan serta menghangatkan udara yang dihirup
ke dalam paru – paru.
2. Faring
Adalah struktur yang menghubungkan hidung dengan rongga
mulut ke laring. Faring dibagi menjadi tiga region ; nasofaring,
orofaring, dan laringofaring. Fungsi utamanya adalah untuk
menyediakan saluran pada traktus respiratoriun dan digestif.
3. Laring
Adalah struktur epitel kartilago yang menghubungkan faring dan
trakhea. Fungsi utamanya adalah untuk memungkinkan terjadinya
lokalisasi. Laring juga melindungi jalan nafas bawah dari
obstruksi benda asing dan memudahkan batuk.
Saluran pernafasan bagian bawah.
1. Trakhea
Disokong oleh cincin tulang rawan yang berbentuk seperti sepatu
kuda yang panjangnya kurang lebih 5 inci, tempat dimana trakea
bercabang menjadi bronkus utama kiri dan kanan dikenal sebagai
karina. Karina memiliki banyak saraf dan dapat menyebabkan
bronkospasme dan batuk yang kuat jika dirangsang.
2. Bronkus
Broncus terdiri atas 2 bagian yaitu broncus kanan dan kiri.
Broncus kanan lebih pendek dan lebar, merupakan kelanjutan dari
trakhea yang arahnya hampir vertikal. Bronchus kiri lebih
panjang dan lebih sempit, merupakan kelanjutan dari trakhea
dengan sudut yang lebih tajam. Cabang utama bronchus kanan
dan kiri bercabang menjadi bronchus lobaris kemudian bronchus
Server tidak
ditemukan
Firefox tidak menemukan server di
4t4qjto8n6vcba9cabf6v2lrng9ast6ra-fc-opensocial.googleusercontent.com.
1. Periksa kesalahan pengetikan
pada alamat seperti
ww.example.com instead of
Arsip Blog
▼ 2011 (13)
▼ Oktober (11)
LAPORAN PENDAHULUAN TBC
PPT ASMA EMFISEMA
PPT BRONKHITIS AKUT
PPT BRONKHITIS KRONIS
PPT ASMA BRONKHIALE
ppt PPOM
ASKEP Bronkhitis kronis dan
atsma bronkhiale
laporan pendahuluan
(PPOM,Bronkhotis
kronis,astma ...
PPT BRONKHITIS AKUT
gambar bronkhitis akut dan soal
-soal bronkhitis a...
laporan pendahuluan dan askep
bronkhitis
► September (2)
Mengenai Saya
enci sunarti
Lihat pro�l lengkapku
Masuk
segmentaliis. Bronkus dan bronkiolus dilapisi oleh sel – sel yang
permukaannya dilapisi oleh rambut pendek yang disebut silia,
yang berfungsi untuk mengeluarkan lendir dan benda asing
menjauhi paru menuju laring.
3. Bronkiolus membentuk percabangan menjadi bronkiolus
terminalis yang tidak mempunyai kelenjar lendir dan silia.
Bronkiolus terminalis kemudian menjadi bronkiolus respiratori
yang menjadi saluran transisional antara jalan udara konduksi dan
jalan udara pertukaran gas.
4. Alveoli
Paru terbentuk oleh sekitar 300 juta alveoli. Terdapat tiga jenis
sel – sel alveolar, sel alveolar tipe I adalah sel epitel yang
membentuk dinding alveolar. Sel alveolar tipe II sel – sel yang
aktif secara metabolik, mensekresi surfactan, suatu fosfolipid yang
melapisi permukaan dalam dan mencegah alveolar agar tidak
kolaps. Sel alveolar tipe III adalah makrofag yang merupakan sel –
sel fagositosis yang besar yang memakan benda asing dan bekerja
sebagai mekanisme pertahanan penting.
Fisiologi sistem pernafasan
Pernafasan mencakup 2 proses, yaitu :
Pernafasan luar yaitu proses penyerapan oksigen (O2) dan
pengeluaran carbondioksida (CO2) secara keseluruhan.
Pernafasan dalam yaitu proses pertukaran gas antara sel jaringan
dengan cairan sekitarnya (penggunaan oksigen dalam sel).
Proses �siologi pernafasan dalam menjalankan fungsinya mencakup
3 proses yaitu Ventilasi yaitu proses keluar masuknya udara dari
atmos�r ke alveoli paru.
Difusi yaitu proses perpindahan/pertukaran gas dari alveoli ke
dalam kapiler paru.
Transpor yaitu proses perpindahan oksigen dari paru-paru ke seluruh
jaringan tubuh.
E. GEJALA KLINIK
Bentuk yang lendir berwarna kuning-kehijauan adalah salah satu tanda
bronkitis. Bila
saluran udara utama di paru-paru meradang memproduksi lendir
berwarna dalam
jumlah yang banyak. Tanda-tanda lain :
-merasa panas di dada, rarodang tenggorokan.
-sesak
F. KOMPLIKASI
a. Bronkitis akut yang tidak ditangani cenderung kronik
b. Pada anak yang sehat jarang terjadi komplikasi, tetapi pada anak
dengan gizi kurang
kurang dapat terjadi othitis media, sinusitis dan pneumonia.
c. Bronkitis kronik menyebabkan mudah tersrang infeksi.
d. Bila sekret tetap tinggal, dapat menyebabakan atelektasis atau
bronkietaksis.
e.Hipertensi paru akibat vasokonstriksi hipoksik paru.
f. Kanker paru akibat metaplasia dan displasia.
G. PENGKJIAN
a) Pemneriksaan fisik
1) Kepala
Bentuk
: oval
Keadaan
: tidak terdapat benjolan
Keluhan
: Tidak ada keluhan
Kelainan
: tidak ada benjolan
2) Rambut dan kulit kepala
Warna
: Hitam
Kerontokan
: Tidak terjadi kerontokan.
Penyebaran
: Merata
Kebersihan
: Bersih, tidak tampak adanya kotoran
3) Mata
Kesimetrisan
: mata kanan dan kiri tampak simetris
Sklera
: putih kemerahan
Konjungtiva
: pucat
Pergerakan bola mata
Reaksi pupil
Fungsi penglihatan
: dapat digerakan ke segala arah
: terjadi miosis ketika terkena cahaya
: baik, terbukti klien dapat membaca
Kebersihan
: bersih,tidak tampak ada kotoran
Tekstur
: halus
Kebersihan
: tidak tampak adanya serumen
4) Telinga
Kesimetrisan
: telinga kanan dan kiri simetris
Fungsi pendengaran:
baik,dapat menjawab
5) Hidung
bentuk
: kedua lubang hidung tampak simetris
Tekstur
: halus
Kebersihan
: bersih, tidak tampak ada kotoran
Fungsi penciuman
: baik, klien dapat membedakan wangi
parfum dan kayu putih
6) Mulut
·
Bibir
Warna
: merah muda
Kelembaban
: lembab
kebersihan
: tidak tampak adanya bekas makanan
stomatitis
: tidak ada
Jumlah
: 32 buah
7) Gigi
Caries
: tidak ada
8) Lidah
Warna
: merah muda (tidak ada kelainan)
Pergerakan
: dapat digerakan ke segala arah
Kebersihan
: tidak tampak ada kotoran
Fungsi pengecapan
: dapat membedakan rasa manis permen
dan pahit obat
9) Leher
JVP
: tidak ada peninggian JVP
KGB
: tidak tampak ada pembesaran KGB
Kelenjar thyroid
: tidak tampak ada pembesaran
Refleks menelan
: klien dapat menelan dengan baik
10) Thorax dan Dada
Kesimetrisan
: simetris antara dada kanan dan kiri
Bunyi jantung
: reguler
Bunyi paru
: teratur, vesikuler
Keluhan
: tidak ada keluhan
Kebersihan
: bersih, tidak tampak adanya kotoran
11) Abdomen
Bentuk
: datar
Warna
: sawo matang
Keadaan
: normal, tidak tampak adanya lesi dan
benjolan
Kebersihan
: tidak tampak adanya kotoran
Bising Usus
: ± 12x /menit
12) Genetalia
Menurut penuturan klien, tidak ada kelainan dan keluhan apapun
13) Ekstremitas
·
Ekstrimitas atas
- tangan kanan : terpasang infus sehingga pergerakan terbatas
- tangan kiri
·
: dapat digerakan ke segala arah
Ekstrimitas bawah
- kaki kanan
: pergerakannya sangat terbatas karena
mengalami
fraktur dan dibalut dengan perban dan sedikit
oedema.
- kaki kiri
: dapat digerakan dengan leluasa
1. Pemeriksaan diagnostik
a. Foto Thorax
Foto thorak pada bronkitis kronik memperlihatkan tubular shadow berupa
bayangan garis-garis yang paralel keluar dari hilus menuju apekspar daan
corakan paru yang bertambah.
b. Laboratorium : leukosit > 17.500.
c. X-ray
d. Kultur dahak/lendir
e. Pulmonary fuction (PFT)
f. AGD (anlisa gas darah)
g. Polisitemia
h. EKG
H. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan
peningkatan produksi sekret.
2. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan broncokontriksi,
mukus.
3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan
dispnoe, anoreksia, mual muntah.
4. Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan menetapnya
sekret, proses penyakit kronis.
I.
·
PERENCANAAN KEPERAWATAN
Diagnosa 1: Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan
peningkatan produksi sekret.
Tujuan : Mempertahankan jalan nafas paten.
Rencana Tindakan:
Auskultasi bunyi nafas
Rasional : Beberapa derajat spasme bronkus terjadi dengan obstruksi
jalan nafas dan dapat dimanifestasikan dengan adanya bunyi nafas.
Kaji/pantau frekuensi pernafasan.
Rasional : Tachipnoe biasanya ada pada beberapa derajat dan dapat
ditemukan selama / adanya proses infeksi akut.
Dorong/bantu latihan nafas abdomen atau bibir
Rasional : Memberikan cara untuk mengatasi dan mengontrol dispoe dan
menurunkan jebakan udara.
·
Diagnosa 2: Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan obstruksi
jalan nafas oleh sekresi, spasme bronchus.
Tujuan:
Menunjukkan perbaikan ventilasi dan oksigenasi jaringan yang adekuat
dengan GDA dalam rentang normal dan bebas gejala distress pernafasan.
Rencana Tindakan:
Kaji frekuensi, kedalaman pernafasan.
Rasional : Berguna dalam evaluasi derajat distress pernafasan dan
kronisnya proses penyakit.
Tinggikan kepala tempat tidur, dorong nafas dalam.
Rasional : Pengiriman oksigen dapat diperbaiki dengan posisi duduk
tinggi dan latihan nafas untuk menurunkan kolaps jalan nafas, dispenea
dan kerja nafas.
Auskultasi bunyi nafas.
Rasional : Bunyi nafas makin redup karena penurunan aliran udara atau
area konsolidasi
Awasi tanda vital dan irama jantung
Rasional : Takikardia, disritmia dan perubahan tekanan darah dapat
menunjukkan efek hipoksemia sistemik pada fungsi jantung.
Awasi GDA
Rasional : PaCO2 biasanya meningkat, dan PaO2 menurun sehingga
hipoksia terjadi derajat lebih besar/kecil.
Berikan O2 tambahan sesuai dengan indikasi hasil GDA
Rasional : Dapat memperbaiki/mencegah buruknya hipoksia.
Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan broncokontriksi, mukus.
Tujuan : perbaikan dalam pola nafas.
Rencana Tindakan:
Ajarkan pasien pernafasan diafragmatik dan pernafasan bibir
Rasional : Membantu pasien memperpanjang waktu ekspirasi. Dengan
teknik ini pasien akan bernafas lebih e�sien dan efektif.
Berikan dorongan untuk menyelingi aktivitas dan periode istirahat
Rasional : memungkinkan pasien untuk melakukan aktivitas tanpa
distres berlebihan.
Berikan dorongan penggunaan pelatihan otot-otot pernafasan jika
diharuskan
Rasional : menguatkan dan mengkondisikan otot-otot pernafasan.
·
Diagnosa 3: Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan
dengan dispnoe, anoreksia, mual muntah.
Tujuan :
Menunjukkan peningkatan berat badan.
Rencana Tindakan:
Kaji kebiasaan diet.
Rasional : Pasien distress pernafasan akut, anoreksia karena dispnea,
produksi sputum.
Auskultasi bunyi usus
Rasional : Penurunan bising usus menunjukkan penurunan motilitas
gaster.
Berikan perawatan oral
Rasional : Rasa tidak enak, bau adalah pencegahan utama yang dapat
membuat mual dan muntah.
Timbang berat badan sesuai indikasi.
Rasional : Berguna menentukan kebutuhan kalori dan evaluasi
keadekuatan rencana nutrisi.
Konsul ahli gizi
Rasional : Kebutuhan kalori yang didasarkan pada kebutuhan individu
memberikan nutrisi maksimal.
·
Diagnosa 4:Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan
menetapnya sekret, proses penyakit kronis.
Tujuan : mengidenti�kasi intervensi untuk mencegah resiko
tinggiRencana Tindakan:
Awasi suhu.
Rasional : Demam dapat terjadi karena infeksi atau dehidrasi.
Observasi warna, bau sputum.
Rasional : Sekret berbau, kuning dan kehijauan menunjukkan adanya
infeksi.
Tunjukkan dan bantu pasien tentang pembuangan sputum.
Rasional : mencegah penyebaran patogen.
Diskusikan kebutuhan masukan nutrisi adekuat.
Rasional : Malnutrisi dapat mempengaruhi kesehatan umum dan
menurunkan tekanan darah terhadap infeksi.
J. EVALUASI
Pada tahap akhir proses keperawatan adalah mengevaluasi respon pasien
terhadap perawatan yang diberikan untuk memastikan bahwa hasil yang
diharapkan telah dicapai,
Evaluasi merupakan proses yang interaktif dan kontinyu, karena setiap
tindakan keperawatan, respon pasien dicatat dan dievaluasi dalam
hubungannya dengan hasil yang diharapkan kemudian berdasarkan
respon pasien, revisi, intervensi keperawatan/hasil pasien yang mungkin
diperlukan. Pada tahap evaluasi mengacu pada tujuan yang telah
ditetapkan yaitu : jalan nafas efektif, pola nafas efektif, pertukaran gas
adekuat, masukan nutrisi adekuat, infeksi tidak terjadi, intolerans
aktivitas meningkat, kecemasan berkurang/hilang, klien memahami
kondisi penyakitnya. (Keliat Budi Anna, 1994, Proses Keperawatan)
Sumber:
1.Smeltzer, Suzanne C, 2001, Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah
Brunner & Suddarth, ; alih bahasa, Agung Waluyo; editor Monica Ester,
Edisi 8, EGC; Jakarta.
2.Carolin, Elizabeth J, Buku Saku Pato�siologi, EGC, Jakarta, 2002.
3.Doenges, Marilynn E, 1999, Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman
Untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien, ; alih
bahasa, I Made Kariasa ; editor, Monica Ester, Edisi
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. A
DENGAN GANGGUAN SISTEM PERNAFASAN
(BRONKHITIS AKUT`)
DI GEDUNG ZAMBRUD
RSU dr. SLAMET GARUT
I.
PENGKAJIAN
1. Biodata
1. Biodata Klien
Nama : Tn. A
Umur : 27 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Status : Menikah
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Buruh
Suku bangsa : Sunda
Alamat : kp.gaga kumayung 02/01
karangpawitan
Tanggal masuk : 01 Oktober 2011
Tanggal pengkajian : 03 Oktober 2011
No. CM : 01329846
2. Biodata Penanggung jawab
Nama : Ny.I
Umur : 24 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Buruh
Alamat : Babakan Loa
Suku Bangsa : sunda
Hubungan dengan klien : istri
2. Riwayat Kesehatan
1. Keluhan Utama
Klien mengeluh batuk-batuk disertai dengan adanya dahak
2. Riwayat Kesehatan Sekarang
Menurut penuturan klien klien mengalami batuk-batuk karena
adanya peningkatan akumulasi secret dengan kualitas
dikategorikan sedang batuk dirasakan pada pagi hari
batuk
3. Riwayat Kesehatan dahulu
Menurut penuturan klien sebelumnya klien sebelumnya klien
tidakpernah mengalami penyakit bronchitis dan sebelumnya klien
tidak pernah mempunyai penyaki yang memerlukan perawatan
khusus,seperti TBC,asma,dll
b. Riwayat Kesehatan Keluarga
Menurut penuturan klien, diantara semua anggota keluarganya, tidak
ada yang pernah mengalami penyakit seperti yang dialami klien saat
ini.
3. Pemeriksaan Fisik
a.
Keadaan Umum
Penampilan umum : Klien tampak lemah
Kesadaran : Compos Mentis
Tanda-Tanda Vital : T = 110/80 mmHg
P = 87 x /menit
R= 26 x/menit
S= 36,5 0C
b. Integumen
1. Rambut dan kulit kepala
Warna : Hitam
Kerontokan : Tidak terjadi kerontokan.
Penyebaran : Merata
Kebersihan : Bersih, tidak tampak adanya kotoran
2. Kulit
Warna : hitam
Tekstur : halus
Oedema : Tidak ada
kering
Kebersihan : di kulit bagian kaki ada bekas darah
3. Kuku
Warna dasar : transparan
Bentuk : Cembung
Tekstur : halus
cyanosis : tidak ada
sudut : sudut dasar 160
Kebersihan : tidak tampak ada kotoran
c.
Kepala
Bentuk : oval
Keadaan : tidak terdapat benjolan
Keluhan : Tidak ada keluhan
Kelainan : tidak ada benjolan
d. Mata
Kesimetrisan : mata kanan dan kiri tampak simetris
Sklera : putih kemerahan
Konjungtiva : pucat
Pergerakan bola mata : dapat digerakan ke segala arah
Reaksi pupil : terjadi miosis ketika terkena cahaya
Fungsi penglihatan : baik, terbukti klien dapat membaca
e.
Kebersihan : bersih,tidak tampak ada kotoran
Telinga
Tekstur : halus
Kebersihan : tidak tampak adanya serumen
f.
Kesimetrisan : telinga kanan dan kiri simetris
Fungsi pendengaran : baik,dapat menjawab
Hidung
bentuk : kedua lubang hidung tampak simetris
Tekstur : halus
Kebersihan : bersih, tidak tampak ada kotoran
Fungsi penciuman : baik, klien dapat membedakan wangi
parfum dan kayu putih
g. Mulut
1. Bibir
Warna : merah muda
Kelembaban : lembab
kebersihan : tidak tampak adanya bekas makanan
stomatitis : tidak ada
2. Gigi
Jumlah : 32 buah
Caries : tidak ada
3. Lidah
Warna : merah muda (tidak ada kelainan)
Pergerakan : dapat digerakan ke segala arah
Kebersihan : tidak tampak ada kotoran
Fungsi pengecapan : dapat membedakan rasa manis permen
dan pahit obat
h. Leher
JVP : tidak ada peninggian JVP
KGB : tidak tampak ada pembesaran KGB
Kelenjar thyroid : tidak tampak ada pembesaran
i.
Re�eks menelan : klien dapat menelan dengan baik
Thorax dan Dada
Kesimetrisan : simetris antara dada kanan dan kiri
Bunyi jantung : reguler
Bunyi paru : ronchi
Kebersihan : bersih, tidak tampak adanya kotoran
j.
Abdomen
Bentuk : datar
Warna : sawo matang
Keadaan : normal, tidak tampak adanya lesi dan
benjolan
Kebersihan : tidak tampak adanya kotoran
Bising Usus : ± 12x /menit
k. Genetalia
Menurut penuturan klien, tidak ada kelainan dan keluhan apapun
l.
Ekstremitas
1.Ekstrimitas atas
- tangan kanan : terpasang infus sehingga pergerakan terbatas
- tangan kiri : dapat digerakan ke segala arah
2.Ekstrimitas bawah
- kaki kanan : dapat digerakan dengan leluasa
- kaki kiri : dapat digerakan dengan leluasa
4. Pola Akti�tas Sehari-hari
No
Jenis Aktivitas
1.
Pola Nutrisi
a. Makan
Jenis
Porsi
b. Minum
Jenis
Pola Eliminasi
a. BAK
Frekuensi
Warna
Bau
Cara
b. BAB
Frekuensi
Warna
Bau
Konsistensi
Cara
Pola Istirahat
a. Tidur siang
Lama
Kualitas
b. Tidur malam
Lama
Kualitas
4.
Nasi, lauk pauk, sayur
Bubur nasi
3 x / hari
mandiri
3x/hari
mandiri
air putih+teh
Frekuensi
Cara
3.
Saat Sakit
Habis 1 porsi
Frekuensi
Cara
2.
Sebelum Sakit
Personal Hygiene
a. Mandi
b. Gosok gigi
c. Ganti Pakaian
d. Cara
1/4 porsi
air putih
± 1400 ml
mandiri
± 1000 ml
mandiri
4-5x / hari
kuning jernih
3-4x / hari
kuning jernih
mandiri
dibantu
khas urine
1x / hari
khas urine
1 x / hari
kuning kecoklatan
kuning kecoklatan
mandiri
di bantu
khas feces
lembek
± 2-3 jam / hari
khas feces
lembek
±1 jam / hari
nyenyak
Tidak nyenyak akibat
±7-8 jam / hari
Tidak nyenyak akibat
2 x / hari
1 x / hari
mandiri
dengan bantuan
nyenyak
2 x / hari
1 x / hari
batuk-batuk
±4-5jam / hari
batuk
1x / hari
1x / hari
5. Data Psikologis, Sosial, dan Spiritual
a.
Data Psikologis
Klien tampak gelisah dan tidak tenang karena takut tidak akan
sembuh dan malu terhadap penyakit yang dideritanya
b. Data Sosial
Klien dapat berkomunikasi dengan baik terhadap orang lain
c.
disekitarnya (keluarga, pasien lain dan tim kesehatan) Juga klien
cukup kooperatif terhadap tindakan yang diberikan perawat..
Data Spiritual
Klien beragama Islam, sebelum klien dirawat di RS, klien dapat
menjalankan kewajibannya sebagaimana seorang muslim dan
sekarang klien selalu berdoa untuk kesembuhannya..
6. Data Penunjang
a.
Data Laboratorium
No.
Hematologi
Hasil
Normal
1.
Haemoglobin
3.
Leukosit
15.000 mm3
Eritrosit
4.61
2.
4.
5.
Hematokrit
Trombosit
20 gr/dl
50-55 %
16.000 mm3
juta/mm3
14.0 – 18.0 gr/dl
40 – 50 %
5000-18000 g/ mm3
15000 – 18000 / mm3
3.5 – 6.5 juta/mm3
b. Diagnosa Medis (DM) : bronchitis akut
c.
-
Therapy
Infus RL : 20 tetes/menit
Pemberian oksigen : Sebanyak 2.6 liter/menit
Ranitidine : 2x1 amp
Cefotaxim : 3x1 amp
Dexametason : 3x1 amp
1. ANALISA DATA
No.
1. DS
DS:
Symptom
Klien
batuk-batuk
mengeluh
adanya dahak
disertai
Etiologi
Problem
Adanya peningkatan sekresi
Potensi
↓
infeksi
mukosa
Secret terakumulasi dijalan
terjadinya
nafas
↓
DO : - klien tampak
Mukus adalah media yang
batuk-batuk
cocok untuk perkembangan
DS : -klien mengeluh nafsu
Terjadinya batuk
bakteri
↓
2.
makan berkurang
-Klien mengeluh mual
Anoreksia
- Klien tampak lemah
HCL lambung
DO : -makan habis ¼ porsi
↓
meningkat
Gangguan
pemenuhan
nutrisi
↓
Adanya mual
↓
3.
DS : - Klien mengeluh
adanya rasa nyeri dada
bagian tengah
DO : - klien meringis
kesakitan saat batuk
skala nyeri 3
4.
DS : -klien mengatakan
mudah lelah ,badan lesu
bila banyak bergerak
Nafsu makan berkurang
↓
Nutrisi tidak terpenuhi
Peradangan pleura
Infeksi paru-paru
↓
Nyeri dada
5.
sehingga aktivitas
Kelemahan �sik karena
duduk,makan,dank e
↓
klien dibantu ,seperti
batuk terus menerus
kamar mandi
Aktivitas terganggu
Gangguan
intoleransi
aktivitas
↓
DS:- klien mengeluh susah
Kebutuhan ADL
DO: Sklera tampak merah
tidur
aman nyaman
↓
DO : -klien kelihatan lemah
Gangguan rasa
dibantu
frekuensi tidur ± 5 jam
Gangguan
pemenuhan
/hari terjaga
Adanya batuk
istirahat tidur
↓
Merangsang susunan saraf
otonon
↓
Mengaktifkan sraf simpatis
untuk mengaktifkan RAS
↓
REM menurun
↓
Klien terjaga
1.
2.
2.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Potensi terjadinya infeksi,sehubungan dengan adanya batuk-batuk yang
ditandai dengan
DS : - Klien mengeluh sering batuk-batuk disertai adanya dahak
DO : - Klien tampak batuk-batuk
Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi berhubungan dengan anoreksia
ditandai dengan :
DS : - Klien mengeluh nafsu makan berkurang
- Klien mengeluh mual
3.
DO : - makan habis ¼ porsi
- Klien tampak lemah
Gangguan rasa nyaman nyeri sehubungan dengan adanya peradangan
pleura,ditandai dengan :
DS : - klien mengeluh adanya rasa nyeri dada bagian tengah ,skala nyeri
3
DO: Klien meringis kesakitan
4. Gangguan intoleransi aktivitas sehubungan dengan adanya kelemahan
�sik,ditandai dengan :
DS:klien mengatakan mudah lelah,badan lesu bila banyak brgerak
DO:Klien kelihatan lemah,sehinga aktivitas klien dibantu seperti
duduk,makan dan kekamar mandi
5. Gangguan pemenuhan istirahat tidur sehubungan dengan adanya batuk
DS: klien mengeluh susah tidur
DO: sclera tampak merah ,frekuensi tidur ± 5 jam/hari terjaga
3. PROSES KEPERAWATAN
Nama : Tn . A
Tanggal masuk : 01 oktober 2011
Umur
: 27
Tahun
No. CM : 01329846
Jenis
kelamin
laki
NO
1.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
TUJUAN
Potensi terjadi infeksi yang ditandai
Potensi
DS : - Klien mengeluh batu-batuk
infeksi dapat
dengan :
disertai dahak
DO : - klien tampak batuk
terjadinya
INTERVENSI
-Observasi TTV
mengeluh
- Untuk
mengantisipasi
darah,nadi,respirasi
dan suhu klien
-ajarkan klien
klien untuk
-Batuk efektif dapat
latihan batuk
pengeluaran secret di
melakukan
efektif
Gangguan pemenuhan kebutuhan
RASIONAL
tekanan
± 3hari
- klien tidak
–
P E R E N C A N A A N
dalam waktu
memudahkan
dalam
nutirsi berhubungan dengan anoreksia
yang ditandai dengan :
DS : - klien mengeluh napsu makan
berkurang
- klien mengeluh mual
DO : -makan habis ¼ porsi
-klien tampak lemah
Gangguan rasa nyaman nyeri
sehubungan dengan adanya
peradangan pleura ,yang ditandai
3.
Laki
teratasi
batuk -batuk
2.
:
dengan :
DS: Klien mengeluh adanya rasa nyeri
dada pada bagian tengah ,skala nyeri 3
DO: klien meringis kesakitan
Gangguan
pemenuhan
nutrisi dapat
teratasi
dalam waktu
2 hari :
Sajikan
-dengan makanan
dalam keadaan
terlalu mual BNTKTP
makanan
hangat dalam
bentuk
BNTKTP
- Klien
makan
habis 1
porsi
- Klien
tidak mual
lagi
hangat klien tidak
berguna untuk
menambah energi
-air hangat dapat
Anjurkan klien
minum air
hangat
merangsang peristaltic
usus dan mencegah
mual
sebelum
makan
Untuk mengetahui
kualitas dengan
Gangguan intoleransi aktivitas
sehubungan dengan adanya kelemahan
,yang ditandai dengan :
Gangguan
,badan lesu,bila banyak bergerak.
nyeri teratasi
DS : - Klien mengatakan mudah lelah
DO : klien kelihatan lemah sehingga
aktivitas klien dibantu seperti
4.
-kaji tingkat
duduk,makan,dank e kamar mandi
rasa nyaman
±3 hari
-Ajarkan
perawatan
distraksi
tindakan
lagi adanya
lingkungan yang tidak kondusif
,ditandai dengan :
DS: klien mengeluh susah tidur
DO: sclera tampak ,merah ,frekuensi
tidur ±5 jam /hari terjaga
skala nyeri
setelah
mengeluh
istirahat tidur ,sehubungan dengan
dirasakan
dalam waktu
-klien tidak
Gangguan pemenuhan kebutuhan
nyeri dengan
intensitas nyeri yang
rasa nyeri
dada bagian
tengah
-klien tidak
teknik
dengan
melakukan
distraksi yang
dapat
Klien melakukan
nyeri
sedikit,klien tidak
mengurangi
kelihatan
gerakan sedikit demi
mudah lelah dan lesu
lagi
meringis
kesakitan
-anjurkan klien
untuk
melakukan
Gangguan
intoleransi
5.
aktivitas
teratasi
gerakan sedikit
demi sedikit
Dengan membantu
klien melakukan
mobilisasi sedikit demi
sedikit ,klien dapat
setelah
melakukan aktivitas
tindakan
bantuan
melakukan
secara mandiri tanpa
perawatan
-klien
mengatakan
-bantu klien
lelah dan lesu
kebutuhan
tidak mudah
lagi ,serta
mampu
memenuhi
sehari-hari
bergerak
Dengan lingkungan
yang nyaman dan
tenang ditunjukan
supaya klien dapat
-klien tidak
tidur dengan nyenyak
lemah
sehingga
melakukan
aktivitas
sendiri
-ciptakan
Melalui penjelasan
yang nyaman
istirahat tidur
lingkungan
dan tenang
tentang pentingnya
diharapkan klien dapat
beristirahat dengan
teratur dan tepat
waktu sengga sclera
mata tidak tampak
merah
Gangguan
-jelaskan
istirahat tidur
pentingnya
pemenuhan
teratasi
setelah
melakukan
tindakan
perawatan
-klien tidak
mengeluh
susah tidur
-sklera tidak
tampak
merah
-frekuensi
tidur 7-8 jam
/hari terjaga
Diposkan oleh enci sunarti di 16.59
Rekomendasikan ini di Google
tentang
istirahat tidur
Tidak ada komentar:
Poskan Komentar
Beri komentar sebagai:
Publikasikan
Select profile...
Pratinjau
Posting Lebih Baru
Beranda
Posting Lama
Langganan: Poskan Komentar (Atom)
Template Simple. Gambar template oleh luoman. Diberdayakan oleh Blogger.
Lainnya
Blog Berikut»
Buat Blog
KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH 1
Rabu, 05 Oktober 2011
Pengikut
laporan pendahuluan dan askep bronkhitis
LAPORAN PENDAHULUAN
BRONHITIS AKUT
A. DEFINISI
Bronkitis adalah suatu peradangan pada bronkus (saluran udara ke
paru-paru).
Peradangan ini menyebabkan penghasilan mukus yang banyak dan beberapa
perubahan pada saluran pernafsan. Penyakit ini biasanya bersifat ringan dan
pada akhirnya akan sembuh sempurna. Tetapi pada penderita yang memiliki
penyakit menahun (misalnya penyakit jantung atau penyakit paru-paru) dan
pada usia lanjut,bronkitis bisa bersifat
serius.
Bronkhitis akut adalah radang pada bronkhus yang biasanya mengenai
trakhea dan laring, sehingga sering dinamai juga dengan
laringotracheobronchitis. Radang ini dapat timbul sebagai kelainan jalan napas
tersendiri atau sebagai bagian dari penyakit sistemik misalnya pada morbili,
pertusis, ditteri, dan tipus abdominalis.
B.
ETIOLOGI
Bronkitis akut : virus yang sama yang menyebabkan flu dapat
menyebabkan bronkitis akut,tetapi bisa juga mengidap non-infeksi bronkitis
yang disebabkan asap rokok dan polutan lain,penyakit GERD juga dapat
menyebabkan bronchitis.Bronchitis akut biasanya disebabkan juga oleh
jangkitan virus atau bakteri (Mycoplasma pneumoniae dan Chamydia) dan
masa jangkitan berakhir dalam masa 3 hari hingga 3 minggu.
C. PATOFISIOLOGI
Virus (penyebab tersering infeksi) - Masuk saluran pernafasan - Sel
mukosa dan sel silia - Berlanjut - Masuk saluran pernafasan(lanjutan) –
Menginfeksi saluran pernafasan – Bronkitis – Mukosa membengkak dan
menghasilkan lendir – pilek 3-4 hari – Batuk (mula-mula kering kemudian
berdahak) – Riak jernih – Pulurent – Encer – Hilang – Batuk – Keluar – Suara
ronci basah atau suara nafas kasar – Nyeri subsernal – Sesak nafas – Jika tidak
hilang selama 3 minggu – Kolaps paru segmental atau infeksi paru sekunder
(pertahanan utama)
D. ANATOMI FISIOLOGI
1. Rongga hidung
Rongga hidung dilapisi dengan membran mukosa yang sangat
banyak mengandung vaskular yang disebut mukosa hidung.
Lendir disekresi secara terus menerus oleh sel – sel goblet yang
melapisi permukaan mukosa hidung dan bergerak ke belakang ke
nasofaring oleh gerakan silia. Hidung berfungsi sebagai penyaring
kotoran, melembabkan serta menghangatkan udara yang dihirup
ke dalam paru – paru.
2. Faring
Adalah struktur yang menghubungkan hidung dengan rongga
mulut ke laring. Faring dibagi menjadi tiga region ; nasofaring,
orofaring, dan laringofaring. Fungsi utamanya adalah untuk
menyediakan saluran pada traktus respiratoriun dan digestif.
3. Laring
Adalah struktur epitel kartilago yang menghubungkan faring dan
trakhea. Fungsi utamanya adalah untuk memungkinkan terjadinya
lokalisasi. Laring juga melindungi jalan nafas bawah dari
obstruksi benda asing dan memudahkan batuk.
Saluran pernafasan bagian bawah.
1. Trakhea
Disokong oleh cincin tulang rawan yang berbentuk seperti sepatu
kuda yang panjangnya kurang lebih 5 inci, tempat dimana trakea
bercabang menjadi bronkus utama kiri dan kanan dikenal sebagai
karina. Karina memiliki banyak saraf dan dapat menyebabkan
bronkospasme dan batuk yang kuat jika dirangsang.
2. Bronkus
Broncus terdiri atas 2 bagian yaitu broncus kanan dan kiri.
Broncus kanan lebih pendek dan lebar, merupakan kelanjutan dari
trakhea yang arahnya hampir vertikal. Bronchus kiri lebih
panjang dan lebih sempit, merupakan kelanjutan dari trakhea
dengan sudut yang lebih tajam. Cabang utama bronchus kanan
dan kiri bercabang menjadi bronchus lobaris kemudian bronchus
Server tidak
ditemukan
Firefox tidak menemukan server di
4t4qjto8n6vcba9cabf6v2lrng9ast6ra-fc-opensocial.googleusercontent.com.
1. Periksa kesalahan pengetikan
pada alamat seperti
ww.example.com instead of
Arsip Blog
▼ 2011 (13)
▼ Oktober (11)
LAPORAN PENDAHULUAN TBC
PPT ASMA EMFISEMA
PPT BRONKHITIS AKUT
PPT BRONKHITIS KRONIS
PPT ASMA BRONKHIALE
ppt PPOM
ASKEP Bronkhitis kronis dan
atsma bronkhiale
laporan pendahuluan
(PPOM,Bronkhotis
kronis,astma ...
PPT BRONKHITIS AKUT
gambar bronkhitis akut dan soal
-soal bronkhitis a...
laporan pendahuluan dan askep
bronkhitis
► September (2)
Mengenai Saya
enci sunarti
Lihat pro�l lengkapku
Masuk
segmentaliis. Bronkus dan bronkiolus dilapisi oleh sel – sel yang
permukaannya dilapisi oleh rambut pendek yang disebut silia,
yang berfungsi untuk mengeluarkan lendir dan benda asing
menjauhi paru menuju laring.
3. Bronkiolus membentuk percabangan menjadi bronkiolus
terminalis yang tidak mempunyai kelenjar lendir dan silia.
Bronkiolus terminalis kemudian menjadi bronkiolus respiratori
yang menjadi saluran transisional antara jalan udara konduksi dan
jalan udara pertukaran gas.
4. Alveoli
Paru terbentuk oleh sekitar 300 juta alveoli. Terdapat tiga jenis
sel – sel alveolar, sel alveolar tipe I adalah sel epitel yang
membentuk dinding alveolar. Sel alveolar tipe II sel – sel yang
aktif secara metabolik, mensekresi surfactan, suatu fosfolipid yang
melapisi permukaan dalam dan mencegah alveolar agar tidak
kolaps. Sel alveolar tipe III adalah makrofag yang merupakan sel –
sel fagositosis yang besar yang memakan benda asing dan bekerja
sebagai mekanisme pertahanan penting.
Fisiologi sistem pernafasan
Pernafasan mencakup 2 proses, yaitu :
Pernafasan luar yaitu proses penyerapan oksigen (O2) dan
pengeluaran carbondioksida (CO2) secara keseluruhan.
Pernafasan dalam yaitu proses pertukaran gas antara sel jaringan
dengan cairan sekitarnya (penggunaan oksigen dalam sel).
Proses �siologi pernafasan dalam menjalankan fungsinya mencakup
3 proses yaitu Ventilasi yaitu proses keluar masuknya udara dari
atmos�r ke alveoli paru.
Difusi yaitu proses perpindahan/pertukaran gas dari alveoli ke
dalam kapiler paru.
Transpor yaitu proses perpindahan oksigen dari paru-paru ke seluruh
jaringan tubuh.
E. GEJALA KLINIK
Bentuk yang lendir berwarna kuning-kehijauan adalah salah satu tanda
bronkitis. Bila
saluran udara utama di paru-paru meradang memproduksi lendir
berwarna dalam
jumlah yang banyak. Tanda-tanda lain :
-merasa panas di dada, rarodang tenggorokan.
-sesak
F. KOMPLIKASI
a. Bronkitis akut yang tidak ditangani cenderung kronik
b. Pada anak yang sehat jarang terjadi komplikasi, tetapi pada anak
dengan gizi kurang
kurang dapat terjadi othitis media, sinusitis dan pneumonia.
c. Bronkitis kronik menyebabkan mudah tersrang infeksi.
d. Bila sekret tetap tinggal, dapat menyebabakan atelektasis atau
bronkietaksis.
e.Hipertensi paru akibat vasokonstriksi hipoksik paru.
f. Kanker paru akibat metaplasia dan displasia.
G. PENGKJIAN
a) Pemneriksaan fisik
1) Kepala
Bentuk
: oval
Keadaan
: tidak terdapat benjolan
Keluhan
: Tidak ada keluhan
Kelainan
: tidak ada benjolan
2) Rambut dan kulit kepala
Warna
: Hitam
Kerontokan
: Tidak terjadi kerontokan.
Penyebaran
: Merata
Kebersihan
: Bersih, tidak tampak adanya kotoran
3) Mata
Kesimetrisan
: mata kanan dan kiri tampak simetris
Sklera
: putih kemerahan
Konjungtiva
: pucat
Pergerakan bola mata
Reaksi pupil
Fungsi penglihatan
: dapat digerakan ke segala arah
: terjadi miosis ketika terkena cahaya
: baik, terbukti klien dapat membaca
Kebersihan
: bersih,tidak tampak ada kotoran
Tekstur
: halus
Kebersihan
: tidak tampak adanya serumen
4) Telinga
Kesimetrisan
: telinga kanan dan kiri simetris
Fungsi pendengaran:
baik,dapat menjawab
5) Hidung
bentuk
: kedua lubang hidung tampak simetris
Tekstur
: halus
Kebersihan
: bersih, tidak tampak ada kotoran
Fungsi penciuman
: baik, klien dapat membedakan wangi
parfum dan kayu putih
6) Mulut
·
Bibir
Warna
: merah muda
Kelembaban
: lembab
kebersihan
: tidak tampak adanya bekas makanan
stomatitis
: tidak ada
Jumlah
: 32 buah
7) Gigi
Caries
: tidak ada
8) Lidah
Warna
: merah muda (tidak ada kelainan)
Pergerakan
: dapat digerakan ke segala arah
Kebersihan
: tidak tampak ada kotoran
Fungsi pengecapan
: dapat membedakan rasa manis permen
dan pahit obat
9) Leher
JVP
: tidak ada peninggian JVP
KGB
: tidak tampak ada pembesaran KGB
Kelenjar thyroid
: tidak tampak ada pembesaran
Refleks menelan
: klien dapat menelan dengan baik
10) Thorax dan Dada
Kesimetrisan
: simetris antara dada kanan dan kiri
Bunyi jantung
: reguler
Bunyi paru
: teratur, vesikuler
Keluhan
: tidak ada keluhan
Kebersihan
: bersih, tidak tampak adanya kotoran
11) Abdomen
Bentuk
: datar
Warna
: sawo matang
Keadaan
: normal, tidak tampak adanya lesi dan
benjolan
Kebersihan
: tidak tampak adanya kotoran
Bising Usus
: ± 12x /menit
12) Genetalia
Menurut penuturan klien, tidak ada kelainan dan keluhan apapun
13) Ekstremitas
·
Ekstrimitas atas
- tangan kanan : terpasang infus sehingga pergerakan terbatas
- tangan kiri
·
: dapat digerakan ke segala arah
Ekstrimitas bawah
- kaki kanan
: pergerakannya sangat terbatas karena
mengalami
fraktur dan dibalut dengan perban dan sedikit
oedema.
- kaki kiri
: dapat digerakan dengan leluasa
1. Pemeriksaan diagnostik
a. Foto Thorax
Foto thorak pada bronkitis kronik memperlihatkan tubular shadow berupa
bayangan garis-garis yang paralel keluar dari hilus menuju apekspar daan
corakan paru yang bertambah.
b. Laboratorium : leukosit > 17.500.
c. X-ray
d. Kultur dahak/lendir
e. Pulmonary fuction (PFT)
f. AGD (anlisa gas darah)
g. Polisitemia
h. EKG
H. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan
peningkatan produksi sekret.
2. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan broncokontriksi,
mukus.
3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan
dispnoe, anoreksia, mual muntah.
4. Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan menetapnya
sekret, proses penyakit kronis.
I.
·
PERENCANAAN KEPERAWATAN
Diagnosa 1: Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan
peningkatan produksi sekret.
Tujuan : Mempertahankan jalan nafas paten.
Rencana Tindakan:
Auskultasi bunyi nafas
Rasional : Beberapa derajat spasme bronkus terjadi dengan obstruksi
jalan nafas dan dapat dimanifestasikan dengan adanya bunyi nafas.
Kaji/pantau frekuensi pernafasan.
Rasional : Tachipnoe biasanya ada pada beberapa derajat dan dapat
ditemukan selama / adanya proses infeksi akut.
Dorong/bantu latihan nafas abdomen atau bibir
Rasional : Memberikan cara untuk mengatasi dan mengontrol dispoe dan
menurunkan jebakan udara.
·
Diagnosa 2: Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan obstruksi
jalan nafas oleh sekresi, spasme bronchus.
Tujuan:
Menunjukkan perbaikan ventilasi dan oksigenasi jaringan yang adekuat
dengan GDA dalam rentang normal dan bebas gejala distress pernafasan.
Rencana Tindakan:
Kaji frekuensi, kedalaman pernafasan.
Rasional : Berguna dalam evaluasi derajat distress pernafasan dan
kronisnya proses penyakit.
Tinggikan kepala tempat tidur, dorong nafas dalam.
Rasional : Pengiriman oksigen dapat diperbaiki dengan posisi duduk
tinggi dan latihan nafas untuk menurunkan kolaps jalan nafas, dispenea
dan kerja nafas.
Auskultasi bunyi nafas.
Rasional : Bunyi nafas makin redup karena penurunan aliran udara atau
area konsolidasi
Awasi tanda vital dan irama jantung
Rasional : Takikardia, disritmia dan perubahan tekanan darah dapat
menunjukkan efek hipoksemia sistemik pada fungsi jantung.
Awasi GDA
Rasional : PaCO2 biasanya meningkat, dan PaO2 menurun sehingga
hipoksia terjadi derajat lebih besar/kecil.
Berikan O2 tambahan sesuai dengan indikasi hasil GDA
Rasional : Dapat memperbaiki/mencegah buruknya hipoksia.
Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan broncokontriksi, mukus.
Tujuan : perbaikan dalam pola nafas.
Rencana Tindakan:
Ajarkan pasien pernafasan diafragmatik dan pernafasan bibir
Rasional : Membantu pasien memperpanjang waktu ekspirasi. Dengan
teknik ini pasien akan bernafas lebih e�sien dan efektif.
Berikan dorongan untuk menyelingi aktivitas dan periode istirahat
Rasional : memungkinkan pasien untuk melakukan aktivitas tanpa
distres berlebihan.
Berikan dorongan penggunaan pelatihan otot-otot pernafasan jika
diharuskan
Rasional : menguatkan dan mengkondisikan otot-otot pernafasan.
·
Diagnosa 3: Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan
dengan dispnoe, anoreksia, mual muntah.
Tujuan :
Menunjukkan peningkatan berat badan.
Rencana Tindakan:
Kaji kebiasaan diet.
Rasional : Pasien distress pernafasan akut, anoreksia karena dispnea,
produksi sputum.
Auskultasi bunyi usus
Rasional : Penurunan bising usus menunjukkan penurunan motilitas
gaster.
Berikan perawatan oral
Rasional : Rasa tidak enak, bau adalah pencegahan utama yang dapat
membuat mual dan muntah.
Timbang berat badan sesuai indikasi.
Rasional : Berguna menentukan kebutuhan kalori dan evaluasi
keadekuatan rencana nutrisi.
Konsul ahli gizi
Rasional : Kebutuhan kalori yang didasarkan pada kebutuhan individu
memberikan nutrisi maksimal.
·
Diagnosa 4:Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan
menetapnya sekret, proses penyakit kronis.
Tujuan : mengidenti�kasi intervensi untuk mencegah resiko
tinggiRencana Tindakan:
Awasi suhu.
Rasional : Demam dapat terjadi karena infeksi atau dehidrasi.
Observasi warna, bau sputum.
Rasional : Sekret berbau, kuning dan kehijauan menunjukkan adanya
infeksi.
Tunjukkan dan bantu pasien tentang pembuangan sputum.
Rasional : mencegah penyebaran patogen.
Diskusikan kebutuhan masukan nutrisi adekuat.
Rasional : Malnutrisi dapat mempengaruhi kesehatan umum dan
menurunkan tekanan darah terhadap infeksi.
J. EVALUASI
Pada tahap akhir proses keperawatan adalah mengevaluasi respon pasien
terhadap perawatan yang diberikan untuk memastikan bahwa hasil yang
diharapkan telah dicapai,
Evaluasi merupakan proses yang interaktif dan kontinyu, karena setiap
tindakan keperawatan, respon pasien dicatat dan dievaluasi dalam
hubungannya dengan hasil yang diharapkan kemudian berdasarkan
respon pasien, revisi, intervensi keperawatan/hasil pasien yang mungkin
diperlukan. Pada tahap evaluasi mengacu pada tujuan yang telah
ditetapkan yaitu : jalan nafas efektif, pola nafas efektif, pertukaran gas
adekuat, masukan nutrisi adekuat, infeksi tidak terjadi, intolerans
aktivitas meningkat, kecemasan berkurang/hilang, klien memahami
kondisi penyakitnya. (Keliat Budi Anna, 1994, Proses Keperawatan)
Sumber:
1.Smeltzer, Suzanne C, 2001, Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah
Brunner & Suddarth, ; alih bahasa, Agung Waluyo; editor Monica Ester,
Edisi 8, EGC; Jakarta.
2.Carolin, Elizabeth J, Buku Saku Pato�siologi, EGC, Jakarta, 2002.
3.Doenges, Marilynn E, 1999, Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman
Untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien, ; alih
bahasa, I Made Kariasa ; editor, Monica Ester, Edisi
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. A
DENGAN GANGGUAN SISTEM PERNAFASAN
(BRONKHITIS AKUT`)
DI GEDUNG ZAMBRUD
RSU dr. SLAMET GARUT
I.
PENGKAJIAN
1. Biodata
1. Biodata Klien
Nama : Tn. A
Umur : 27 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Status : Menikah
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Buruh
Suku bangsa : Sunda
Alamat : kp.gaga kumayung 02/01
karangpawitan
Tanggal masuk : 01 Oktober 2011
Tanggal pengkajian : 03 Oktober 2011
No. CM : 01329846
2. Biodata Penanggung jawab
Nama : Ny.I
Umur : 24 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Buruh
Alamat : Babakan Loa
Suku Bangsa : sunda
Hubungan dengan klien : istri
2. Riwayat Kesehatan
1. Keluhan Utama
Klien mengeluh batuk-batuk disertai dengan adanya dahak
2. Riwayat Kesehatan Sekarang
Menurut penuturan klien klien mengalami batuk-batuk karena
adanya peningkatan akumulasi secret dengan kualitas
dikategorikan sedang batuk dirasakan pada pagi hari
batuk
3. Riwayat Kesehatan dahulu
Menurut penuturan klien sebelumnya klien sebelumnya klien
tidakpernah mengalami penyakit bronchitis dan sebelumnya klien
tidak pernah mempunyai penyaki yang memerlukan perawatan
khusus,seperti TBC,asma,dll
b. Riwayat Kesehatan Keluarga
Menurut penuturan klien, diantara semua anggota keluarganya, tidak
ada yang pernah mengalami penyakit seperti yang dialami klien saat
ini.
3. Pemeriksaan Fisik
a.
Keadaan Umum
Penampilan umum : Klien tampak lemah
Kesadaran : Compos Mentis
Tanda-Tanda Vital : T = 110/80 mmHg
P = 87 x /menit
R= 26 x/menit
S= 36,5 0C
b. Integumen
1. Rambut dan kulit kepala
Warna : Hitam
Kerontokan : Tidak terjadi kerontokan.
Penyebaran : Merata
Kebersihan : Bersih, tidak tampak adanya kotoran
2. Kulit
Warna : hitam
Tekstur : halus
Oedema : Tidak ada
kering
Kebersihan : di kulit bagian kaki ada bekas darah
3. Kuku
Warna dasar : transparan
Bentuk : Cembung
Tekstur : halus
cyanosis : tidak ada
sudut : sudut dasar 160
Kebersihan : tidak tampak ada kotoran
c.
Kepala
Bentuk : oval
Keadaan : tidak terdapat benjolan
Keluhan : Tidak ada keluhan
Kelainan : tidak ada benjolan
d. Mata
Kesimetrisan : mata kanan dan kiri tampak simetris
Sklera : putih kemerahan
Konjungtiva : pucat
Pergerakan bola mata : dapat digerakan ke segala arah
Reaksi pupil : terjadi miosis ketika terkena cahaya
Fungsi penglihatan : baik, terbukti klien dapat membaca
e.
Kebersihan : bersih,tidak tampak ada kotoran
Telinga
Tekstur : halus
Kebersihan : tidak tampak adanya serumen
f.
Kesimetrisan : telinga kanan dan kiri simetris
Fungsi pendengaran : baik,dapat menjawab
Hidung
bentuk : kedua lubang hidung tampak simetris
Tekstur : halus
Kebersihan : bersih, tidak tampak ada kotoran
Fungsi penciuman : baik, klien dapat membedakan wangi
parfum dan kayu putih
g. Mulut
1. Bibir
Warna : merah muda
Kelembaban : lembab
kebersihan : tidak tampak adanya bekas makanan
stomatitis : tidak ada
2. Gigi
Jumlah : 32 buah
Caries : tidak ada
3. Lidah
Warna : merah muda (tidak ada kelainan)
Pergerakan : dapat digerakan ke segala arah
Kebersihan : tidak tampak ada kotoran
Fungsi pengecapan : dapat membedakan rasa manis permen
dan pahit obat
h. Leher
JVP : tidak ada peninggian JVP
KGB : tidak tampak ada pembesaran KGB
Kelenjar thyroid : tidak tampak ada pembesaran
i.
Re�eks menelan : klien dapat menelan dengan baik
Thorax dan Dada
Kesimetrisan : simetris antara dada kanan dan kiri
Bunyi jantung : reguler
Bunyi paru : ronchi
Kebersihan : bersih, tidak tampak adanya kotoran
j.
Abdomen
Bentuk : datar
Warna : sawo matang
Keadaan : normal, tidak tampak adanya lesi dan
benjolan
Kebersihan : tidak tampak adanya kotoran
Bising Usus : ± 12x /menit
k. Genetalia
Menurut penuturan klien, tidak ada kelainan dan keluhan apapun
l.
Ekstremitas
1.Ekstrimitas atas
- tangan kanan : terpasang infus sehingga pergerakan terbatas
- tangan kiri : dapat digerakan ke segala arah
2.Ekstrimitas bawah
- kaki kanan : dapat digerakan dengan leluasa
- kaki kiri : dapat digerakan dengan leluasa
4. Pola Akti�tas Sehari-hari
No
Jenis Aktivitas
1.
Pola Nutrisi
a. Makan
Jenis
Porsi
b. Minum
Jenis
Pola Eliminasi
a. BAK
Frekuensi
Warna
Bau
Cara
b. BAB
Frekuensi
Warna
Bau
Konsistensi
Cara
Pola Istirahat
a. Tidur siang
Lama
Kualitas
b. Tidur malam
Lama
Kualitas
4.
Nasi, lauk pauk, sayur
Bubur nasi
3 x / hari
mandiri
3x/hari
mandiri
air putih+teh
Frekuensi
Cara
3.
Saat Sakit
Habis 1 porsi
Frekuensi
Cara
2.
Sebelum Sakit
Personal Hygiene
a. Mandi
b. Gosok gigi
c. Ganti Pakaian
d. Cara
1/4 porsi
air putih
± 1400 ml
mandiri
± 1000 ml
mandiri
4-5x / hari
kuning jernih
3-4x / hari
kuning jernih
mandiri
dibantu
khas urine
1x / hari
khas urine
1 x / hari
kuning kecoklatan
kuning kecoklatan
mandiri
di bantu
khas feces
lembek
± 2-3 jam / hari
khas feces
lembek
±1 jam / hari
nyenyak
Tidak nyenyak akibat
±7-8 jam / hari
Tidak nyenyak akibat
2 x / hari
1 x / hari
mandiri
dengan bantuan
nyenyak
2 x / hari
1 x / hari
batuk-batuk
±4-5jam / hari
batuk
1x / hari
1x / hari
5. Data Psikologis, Sosial, dan Spiritual
a.
Data Psikologis
Klien tampak gelisah dan tidak tenang karena takut tidak akan
sembuh dan malu terhadap penyakit yang dideritanya
b. Data Sosial
Klien dapat berkomunikasi dengan baik terhadap orang lain
c.
disekitarnya (keluarga, pasien lain dan tim kesehatan) Juga klien
cukup kooperatif terhadap tindakan yang diberikan perawat..
Data Spiritual
Klien beragama Islam, sebelum klien dirawat di RS, klien dapat
menjalankan kewajibannya sebagaimana seorang muslim dan
sekarang klien selalu berdoa untuk kesembuhannya..
6. Data Penunjang
a.
Data Laboratorium
No.
Hematologi
Hasil
Normal
1.
Haemoglobin
3.
Leukosit
15.000 mm3
Eritrosit
4.61
2.
4.
5.
Hematokrit
Trombosit
20 gr/dl
50-55 %
16.000 mm3
juta/mm3
14.0 – 18.0 gr/dl
40 – 50 %
5000-18000 g/ mm3
15000 – 18000 / mm3
3.5 – 6.5 juta/mm3
b. Diagnosa Medis (DM) : bronchitis akut
c.
-
Therapy
Infus RL : 20 tetes/menit
Pemberian oksigen : Sebanyak 2.6 liter/menit
Ranitidine : 2x1 amp
Cefotaxim : 3x1 amp
Dexametason : 3x1 amp
1. ANALISA DATA
No.
1. DS
DS:
Symptom
Klien
batuk-batuk
mengeluh
adanya dahak
disertai
Etiologi
Problem
Adanya peningkatan sekresi
Potensi
↓
infeksi
mukosa
Secret terakumulasi dijalan
terjadinya
nafas
↓
DO : - klien tampak
Mukus adalah media yang
batuk-batuk
cocok untuk perkembangan
DS : -klien mengeluh nafsu
Terjadinya batuk
bakteri
↓
2.
makan berkurang
-Klien mengeluh mual
Anoreksia
- Klien tampak lemah
HCL lambung
DO : -makan habis ¼ porsi
↓
meningkat
Gangguan
pemenuhan
nutrisi
↓
Adanya mual
↓
3.
DS : - Klien mengeluh
adanya rasa nyeri dada
bagian tengah
DO : - klien meringis
kesakitan saat batuk
skala nyeri 3
4.
DS : -klien mengatakan
mudah lelah ,badan lesu
bila banyak bergerak
Nafsu makan berkurang
↓
Nutrisi tidak terpenuhi
Peradangan pleura
Infeksi paru-paru
↓
Nyeri dada
5.
sehingga aktivitas
Kelemahan �sik karena
duduk,makan,dank e
↓
klien dibantu ,seperti
batuk terus menerus
kamar mandi
Aktivitas terganggu
Gangguan
intoleransi
aktivitas
↓
DS:- klien mengeluh susah
Kebutuhan ADL
DO: Sklera tampak merah
tidur
aman nyaman
↓
DO : -klien kelihatan lemah
Gangguan rasa
dibantu
frekuensi tidur ± 5 jam
Gangguan
pemenuhan
/hari terjaga
Adanya batuk
istirahat tidur
↓
Merangsang susunan saraf
otonon
↓
Mengaktifkan sraf simpatis
untuk mengaktifkan RAS
↓
REM menurun
↓
Klien terjaga
1.
2.
2.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Potensi terjadinya infeksi,sehubungan dengan adanya batuk-batuk yang
ditandai dengan
DS : - Klien mengeluh sering batuk-batuk disertai adanya dahak
DO : - Klien tampak batuk-batuk
Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi berhubungan dengan anoreksia
ditandai dengan :
DS : - Klien mengeluh nafsu makan berkurang
- Klien mengeluh mual
3.
DO : - makan habis ¼ porsi
- Klien tampak lemah
Gangguan rasa nyaman nyeri sehubungan dengan adanya peradangan
pleura,ditandai dengan :
DS : - klien mengeluh adanya rasa nyeri dada bagian tengah ,skala nyeri
3
DO: Klien meringis kesakitan
4. Gangguan intoleransi aktivitas sehubungan dengan adanya kelemahan
�sik,ditandai dengan :
DS:klien mengatakan mudah lelah,badan lesu bila banyak brgerak
DO:Klien kelihatan lemah,sehinga aktivitas klien dibantu seperti
duduk,makan dan kekamar mandi
5. Gangguan pemenuhan istirahat tidur sehubungan dengan adanya batuk
DS: klien mengeluh susah tidur
DO: sclera tampak merah ,frekuensi tidur ± 5 jam/hari terjaga
3. PROSES KEPERAWATAN
Nama : Tn . A
Tanggal masuk : 01 oktober 2011
Umur
: 27
Tahun
No. CM : 01329846
Jenis
kelamin
laki
NO
1.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
TUJUAN
Potensi terjadi infeksi yang ditandai
Potensi
DS : - Klien mengeluh batu-batuk
infeksi dapat
dengan :
disertai dahak
DO : - klien tampak batuk
terjadinya
INTERVENSI
-Observasi TTV
mengeluh
- Untuk
mengantisipasi
darah,nadi,respirasi
dan suhu klien
-ajarkan klien
klien untuk
-Batuk efektif dapat
latihan batuk
pengeluaran secret di
melakukan
efektif
Gangguan pemenuhan kebutuhan
RASIONAL
tekanan
± 3hari
- klien tidak
–
P E R E N C A N A A N
dalam waktu
memudahkan
dalam
nutirsi berhubungan dengan anoreksia
yang ditandai dengan :
DS : - klien mengeluh napsu makan
berkurang
- klien mengeluh mual
DO : -makan habis ¼ porsi
-klien tampak lemah
Gangguan rasa nyaman nyeri
sehubungan dengan adanya
peradangan pleura ,yang ditandai
3.
Laki
teratasi
batuk -batuk
2.
:
dengan :
DS: Klien mengeluh adanya rasa nyeri
dada pada bagian tengah ,skala nyeri 3
DO: klien meringis kesakitan
Gangguan
pemenuhan
nutrisi dapat
teratasi
dalam waktu
2 hari :
Sajikan
-dengan makanan
dalam keadaan
terlalu mual BNTKTP
makanan
hangat dalam
bentuk
BNTKTP
- Klien
makan
habis 1
porsi
- Klien
tidak mual
lagi
hangat klien tidak
berguna untuk
menambah energi
-air hangat dapat
Anjurkan klien
minum air
hangat
merangsang peristaltic
usus dan mencegah
mual
sebelum
makan
Untuk mengetahui
kualitas dengan
Gangguan intoleransi aktivitas
sehubungan dengan adanya kelemahan
,yang ditandai dengan :
Gangguan
,badan lesu,bila banyak bergerak.
nyeri teratasi
DS : - Klien mengatakan mudah lelah
DO : klien kelihatan lemah sehingga
aktivitas klien dibantu seperti
4.
-kaji tingkat
duduk,makan,dank e kamar mandi
rasa nyaman
±3 hari
-Ajarkan
perawatan
distraksi
tindakan
lagi adanya
lingkungan yang tidak kondusif
,ditandai dengan :
DS: klien mengeluh susah tidur
DO: sclera tampak ,merah ,frekuensi
tidur ±5 jam /hari terjaga
skala nyeri
setelah
mengeluh
istirahat tidur ,sehubungan dengan
dirasakan
dalam waktu
-klien tidak
Gangguan pemenuhan kebutuhan
nyeri dengan
intensitas nyeri yang
rasa nyeri
dada bagian
tengah
-klien tidak
teknik
dengan
melakukan
distraksi yang
dapat
Klien melakukan
nyeri
sedikit,klien tidak
mengurangi
kelihatan
gerakan sedikit demi
mudah lelah dan lesu
lagi
meringis
kesakitan
-anjurkan klien
untuk
melakukan
Gangguan
intoleransi
5.
aktivitas
teratasi
gerakan sedikit
demi sedikit
Dengan membantu
klien melakukan
mobilisasi sedikit demi
sedikit ,klien dapat
setelah
melakukan aktivitas
tindakan
bantuan
melakukan
secara mandiri tanpa
perawatan
-klien
mengatakan
-bantu klien
lelah dan lesu
kebutuhan
tidak mudah
lagi ,serta
mampu
memenuhi
sehari-hari
bergerak
Dengan lingkungan
yang nyaman dan
tenang ditunjukan
supaya klien dapat
-klien tidak
tidur dengan nyenyak
lemah
sehingga
melakukan
aktivitas
sendiri
-ciptakan
Melalui penjelasan
yang nyaman
istirahat tidur
lingkungan
dan tenang
tentang pentingnya
diharapkan klien dapat
beristirahat dengan
teratur dan tepat
waktu sengga sclera
mata tidak tampak
merah
Gangguan
-jelaskan
istirahat tidur
pentingnya
pemenuhan
teratasi
setelah
melakukan
tindakan
perawatan
-klien tidak
mengeluh
susah tidur
-sklera tidak
tampak
merah
-frekuensi
tidur 7-8 jam
/hari terjaga
Diposkan oleh enci sunarti di 16.59
Rekomendasikan ini di Google
tentang
istirahat tidur
Tidak ada komentar:
Poskan Komentar
Beri komentar sebagai:
Publikasikan
Select profile...
Pratinjau
Posting Lebih Baru
Beranda
Posting Lama
Langganan: Poskan Komentar (Atom)
Template Simple. Gambar template oleh luoman. Diberdayakan oleh Blogger.