makalah manajemen KOORDINASI RENTANG MA

MAKALAH
PENGANTAR MANAJEMEN
“KOORDINASI, RENTANG MANAJEMEN, WEWENANG, Dan DELEGASI”

Disusun Oleh:
Kelompok Empat (4)
1. NUR MAHFUDH FEBRIANSYAH

(21401081067)

2. RISMATUL KAROMAH

(21401081049)

3. SILVY ANITA INDAH C

(21401081055)

4. ADI MULYO SETIAWAN

(21401081058)


5. ENDANG NUR ZAKIYAH

(21401081053)

6. WAHYUDI PUJIANTO

(21401081074)

7. ADEVI FERILIANTO

(21401081060)

FAKULTAS EKONOMI
“MANAJEMEN”
UNIVERSITAS ISLAM MALANG

(UNISMA)
2015


i

KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb
Alhamdulillah, puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, karena atas
limpahan rahmatnya sehingga penulisan Makalah Pengantar Manajemen yang
berjudul “Koordinasi, Rentang Manajemen, Wewenang, Dan Delegasi” ini dapat
terselesaikan dengan baik. Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada
nabi Muhammad s.a.w.
Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas yang
diberikan kepada kelompok 4 oleh dosen pengempu matakuliah Pengantar
Manajemen Prof. Dr. Hj. Nurhajati, SE. MS.
Makalah ini di tulis dari hasil penyusunan data-data sekunder yang
kelompok 4 peroleh dari buku-buku, artikel-artikel serta informasi dari media
sosial yang berhubungan dengan Koordinasi, Rentang Manajemen, Wewenang,
Dan Delegasi, tak lupa penyusun ucapkan terima kasih kepada pengajar
matakuliah Pengantar Manajemen atas bimbingan dan arahan dalam penulisan
makalah ini. Serta kepada rekan-rekan mahasiswa yang telah bekerjasama
sehingga dapat diselesaikannya makalah ini.
Akhir dari kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada

semua pihak yang turut membantu dalam upaya penyelesaian makalah ini. Penulis
juga mengharapkan kritik dan saran demi perbaikan dan penyempurnaan makalah
ini tersebut. Dan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pihak yang
membutuhkan dan bermanfaat bagi semua pembaca.Amin.
Wassalamualaikum Wr. Wb.
Malang, 21 Mei 2015
Kelompok 4

PENULIS

ii

DAFTAR ISI
Halaman
Sampul Dalam .................................................................................................. i
Kata Pengantar ................................................................................................. ii
Daftar isi ........................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1
1.1.Latar Belakang................................................................................ 1
1.2.Perumusan Masalah ....................................................................... 2

1.3.Tujuan Penulisan............................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................. 3
2.1. Pengertian koordinasi.................................................................. 3
2.2. Tipe-tipe dan ciri-ciri koordinasi ................................................. 4
2.2.1. Tipe-tipe koordinasi............................................................

4

2.2.2. Ciri-ciri koordinasi............................................................... 5
2.3. Pendekatan untuk pencapaian koordinasi yang efektif................ 6
2.4. Pengertian rentang manajemen.................................................... 7
2.5.Faktor-faktor yang mempengaruhi rentang manajemen...................... 8
2.6.Pengertian wewenang................................................................... 9
2.7. Persyaratan agar kewenangan efektif.......................................... 9
2.8. Pengertian delegasi...................................................................... 10
2.9. Alasan pentingnya pendelegasian................................................ 10
2.10. Hambatan pendelegasian........................................................... 11
BAB III PENUTUP.......................................................................................... 13
3.1. Kesimpulan ................................................................................ 13
3.2. Saran-saran ................................................................................. 14

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 15
LAMPIRAN

iii

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Koordinasi, Rentang Manajemen, Wewenang, dan Delegasi merupakan
salah satu fungsi dalam manajemen suatu organisasi. Dimana yang memiliki arti
suatu proses pengkoordinasikan mengarahkan dan mengendalikan serta
menggerakan mereka yang melaksankannya agar tercapai suatu tujuan. Tanpa
adanya koordinasi,

rentang manajemen wewenang dan delegasi yang baik

tentunya akan menghasilkan tujuan yang kurang memuaskan, baik organisasinya
itu sendiri maupun bagi para pekerjanya. Di dalam koordinasi terdapat tipe-tipe
koordinasi yang digunakan seperti horizontal dan vertikal. Di dalam proses
koordinasi juga diperlukan beberapa syarat yaitu Sense of cooperation (perasaan

kerja sama) , rivalry (persaingan antara bagian-bagian pekerja), Team spirit,
(adanya saling menghargai), maupun Esprit de corps (pekerja yang diikutsertakan
atau dihargai). Dan didalam koordinasi juga memiliki beberapa pendekatan seperti
tekhnik-tekhnik manajemen dasar, mingkatkan koordinasi potensial, mengurangi
kebutuhan akan koordinasi.
Suatu manajemen yang baik terdapat sebuah rentang manajemen yang
memiliki fungsi yang berkaitan dengan pengendalian jumlah bawahannya secara
efektif oleh seseorang manajer. Bawahan yang terlalu banyak kurang baik,
demikian pula jumlah bawahan yang terlalu sedikit juga kurang baik. Karena pada
dasarnya mengapa diperlukan karena dari kesamaan fungsi-fungsi, keadaan
geografis, tingkat pengawasan langsung yang dibutuhkan, maupun tingkat
koordinasi pengawasan yang dibutuhkan.
Dan juga untuk melaksanakan tersebut terdapat sebuah wewenang yang
berfungsi sebagai hak untuk memerintah orang lain untuk melakukan atau tidak
melakukan sesuatu agar tujuan dapat tercapai. Dengan itu suatu manajemen bisa
memutuskan pekerjaan yang akan dikerjakan, Memutuskan siapa yang akan
memperoleh penugasan, dengan beberapa pertimbangan: waktu yang dipunyai
karyawan, kemampuan yang dimiliki karyawan, dan kesempatan yang akan
dimanfaatkan oleh karyawan.


iv

1.2 Perumusan Masalah
Dengan memperhatikan latar belakang tersebut, agar dalam penulisan ini
kami kelompok 4 memperoleh hasil yang diinginkan, maka kami sebagai
penyusun mengemukakan beberapa rumusan masalah. Rumusan masalah itu
adalah:
a. Apa pengertian koordinasi?
b. Apa tipe-tipe dan ciri-ciri koordinasi?
c. Apa pendekatan untuk pencapaian koordinasi yang efektif?
d. Apa pengertian Rentang Manajemen?
e. Apa factor-faktor yang mempengaruhi Rentang Manajemen?
f. Apa pengertian Wewenang?
g. Apa persyaratan agar kewenangan Efektif?
h. Apa pengertian Delegasi?
i. Apa Alasan Pentingnya Pendelegasian?
j. Apa hambatan pendelegasian?
1.3. Tujuan Penulisan
Dalam penyusunan Makalah ini, penulis mempunyai beberapa tujuan,
yaitu:

a. Untuk mengetahui pengertian koordinasi.
b. Untuk mengetahui tipe-tipe dan ciri-ciri koordinasi.
c. Untuk mengetahui pendekatan untuk pencapaian koordinasi yang efektif.
d. Untuk mengetahui pengertian rentang manajemen.
e. Untuk mengetahui factor-faktor yang mempengaruhi rentang manajemen.
f. Untuk mengetahui pengertian wewenang.
g. Untuk mengetahui persyaratan agar kewenangan efektif.
h. Untuk mengetahui pengertian delegasi.
i. Untuk mengetahui pentingnya pendelegasian
j. Untuk mengetahui hambatan pendelegasian.

v

BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Koordinasi
Koordinasi (coordination) adalah proses pengitegrasian tujuan-tujuan
kegiatan-kegiatan pada sutuan-satuan yang terpisah (departemen atau bidangbidang fungsional) suatu organisasi untuk mencapai tujuan organisasi secara
efisien.1
Menurut G.R. Terry koordinasi adalah suatu usaha yang sinkron dan

teratur untuk

menyediakan jumlah dan waktu yang tepat, dan mengarahkan

pelaksanaan untuk menghasilkan suatu tindakan yang seragam dan harmonis pada
sasaran yang telah ditentukan.
Sedangkan menurut E.F.L. Brech, koordinasi adalah mengimbangi dan
menggerakkan tim dengan memberikan lokasi kegiatan pekerjaan yang cocok
dengan masing-masing dan menjaga agar kegiatan itu dilaksanakan dengan
keselarasan yang semestinya di antara para anggota itu sendiri (Hasibuan,
2007:85).
Menurut Mc. Farland (Handayaningrat, 1985:89) koordinasi adalah
suatu proses di mana pimpinan mengembangkan pola usaha kelompok secara
teratur di antara bawahannya dan menjamin kesatuan tindakan di dalam mencapai
tujuan bersama.
Sementara

itu,

Handoko


(2003:195)

mendefinisikan

koordinasi

(coordination) sebagai proses pengintegrasian tujuan-tujuan dan kegiatan-kegiatan
pada satuan-satuan yang terpisah (departemen atau bidang-bidang fungsional)
suatu organisasi untuk mencapai tujuan organisasi secara efisien.2
Secara umum koordinasi (coordination) adalah proses pengintegrasian
tujuan-tujuan dan kegiatan-kegiatan pada satuan-satuan yang terpisah (departemen
atau bidang-bidang fungsional) suatu organisasi untuk mencapai tujuan organisasi
secara efisien.
1

http://www.slideshare.net/zuhriachmad/koordinasi-rentang-manajemen

2


http://aditiaa.blogspot.com/2009/03/koordinasi-dan-rentang-manajemen.html

vi

Tanpa koordinasi, individu-individu dan departemen-departemen akan
kehilangan pegangan atas peranan mereka dalam organisasi. Mereka akan mulai
mengejar kepentingan sendiri, yang sering merugikan pencapaian tujuan
organisasi secara keseluruhan.3
Terdapat 3 (tiga) macam saling ketergantungan di antara satuan-satuan
organisasi seperti diungkapkan oleh James D. Thompson (Handoko, 2003:196),
yaitu:
a. Saling ketergantungan yang menyatu (pooled interdependence)
Dalam melaksanakan pekerjaan harian tidak saling tergantung

saling

tergantung hanya pada hasil akhir yang memuaskan.
b. Saling ketergantungan berurutan (sequential interdepence)
Suatu satuan organisasi harus melaksanakan tugas terlebih dahulu sebelum
satuan yang lain dapat bekerja
c. Saling ketergantungan timbal balik (reciprocal interdependece)
Hubungan yang saling memberi dan menerima4
2.2. Tipe-tipe dan Ciri-ciri koordinasi
2.2.1. Tipe-tipe Koordinasi
Menurut Hasibuan (2007:86-87) terdapat 2 (dua) tipe koordinasi, yaitu:
1. Koordinasi vertikal adalah kegiatan-kegiatan penyatuan, pengarahan yang
dilakukan oleh atasan terhadap kegiatan unit-unti, kesatuan-kesatuan kerja
yang ada di bawah wewenang dan tanggungjawabnya.
2. Koordinasi horisontal adalah mengkoordinasikan tindakan-tindakan atau

kegiatan-kegiatan penyatuan, pengarahan yang dilakukan terhadap
kegiatan-kegiatan penyatuan, pengarahan yang dilakukan terhadap
kegiatan-kegiatan dalam tingkat organisasi (aparat) yang setingkat.5

3

Mukhyi, Muhammad Abdul dan Imam Hadi Saputro, Pengantar Manajemen Umum. Depok :
Universitas Gunadarma
4

http://aditiaa.blogspot.com/2009/03/koordinasi-dan-rentang-manajemen.html

5

Hasibuan, Malayu S.P. (2007), Manajemen: Dasar, Pengertian, dan Masalah. Edisi Revisi.

Cetakan Keenam. Jakarta: Bumi Aksara.

vii

2.2.2. Ciri-ciri Koordinasi
Ciri-Ciri Koordinasi Menurut Handayaningrat (1985:89-90)
1) Bahwa tanggungjawab koordinasi adalah terletak pada pimpinan. Oleh
karena itu, koordinasi adalah merupakan tugas pimpinan. Koordinasi
sering dicampur-adukkan dengan kata koperasi yang sebenarnya
mempunyai arti yang berbeda. Sekalipun demikian pimpinan tidak
mungkin mengadakan koordinasi apabila mereka tidak melakukan
kerjasama. Oleh kaerna itu, maka kerjasama merupakan suatu syarat yang
sangat penting dalam membantu pelaksanaan koordinasi.
2) Adanya proses (continues process). Karena koordinasi adalah pekerjaan
pimpinan yang bersifat berkesinambungan dan harus dikembangkan
sehingga tujuan dapat tercapai dengan baik.
3) Pengaturan secara teratur usaha kelompok. Oleh karena koordinasi adalah
konsep yang ditetapkan di dalam kelompok, bukan terhadap usaha
individu, maka sejumlah individu yang bekerjasama, di mana dengan
koordinasi menghasilkan suatu usaha kelompok yang sangat penting untuk
mencapai efisiensi dalam melaksanakan kegiatan organisasi. Adanya
tumpang tindih, kekaburan dalam tugas-tugas pekerjaan merupakan salah
satu dari pertandanya kurang sempurnanya koordinasi.
4) Konsep kesatuan tindakan. Hal ini adalah merupakan inti dari koordinasi.
Kesatuan usaha, berarti bahwa harus mengatur sedemikian rupa usahausaha tiap kegiatan individu sehingga terdapat adanya keserasian di dalam
mencapai hasil.
5) Tujuan koordinasi adalah tujuan bersama, kesatuan dari usaha meminta
suatu pengertian kepada semua individu, agar ikut serta melaksanakan
tujuan sebagai kelompok di mana mereka bekerja.6

2.3. Pendekatan Untuk Pencapaian Koordinasi yang Efektif
6

Handayaningrat, Soewarno (1985). Pengantar Studi Ilmu Administrasi dan Managemen.
Cetakan Keenam. Jakarta: PT Gunung Agung.

viii

Komunikasi adalah kunci koordinasi yang efektif. Koordinasi secara
langsung tergantung pada perolehan, penyebaran dan pemrosesan informasi.
Semakin besar ketidakpastian tugas yang dikoordinasi, semakin membutuhkan
informasi. Pada dasarnya koordinasi merupakan pemrosesan informasi.
Asas koordinasi adalah asas skala (hirarki) artinya koordinasi itu
dilakukan menurut jenjang-jenjang kekuasaan dan tanggungjawab yang
disesuaikan dengan jenjang-jenjang yang berbeda-beda satu sama lain. Tegasnya,
asas hirarki ini bahwa setiap atasan (koordinator) harus mengkoordinasikan
bawahan langsungnya.
Tiga Pendekatan untuk pencapaian koordinasi yang efektif

:

1. Tekhnik-tekhnik manajemen dasar yaitu Dengan mempergunakan teknikteknik manajemen dasar : hirarki manajerial, rencana dan tujuan sebagai
pengarah umum kegiatan-kegiatan serta aturan-aturan dan prosedurprosedur.
2. Meningkatkan koordinasai potensial yaitu Menjadi diperlukan bila
bermacam-macam satuan organisasi menjadi saling tergantung dan lebih
luas dalam ukuran dan fungsi.
3. Mengurangi kebutuhan akan koordinasi

yaitu Dalam beberapa situasi

adalah tidak efisien untuk mengembangkan cara pengkoordinasian
tambahan. Ini dapat dilakukan dengan penyediaan tambahan smber dayasumber daya untuk satuan-satuan organisasi atau penglompokan kembali
satuan-satuan organisasi agar tugas-tugas dapat berdiri sendiri.
Dalam pengkoordinasian dasar kita harus mengetahui Mekanismemekanisme apa saja yg harus di perhatikan yaitu

:

1. Hirarki manajerial
Rantai perintah, aliran informasi dan kerja, wewenag formal, hubungan
tanggung jawab dan akuntanbilitas yang jelas dapat menumbuhkan integrasi bila
dirumuskan secara jelas serta dilaksanakan dengan pengarahan yang tepat.

2. aturan dan prosedur

ix

Adalah keputusan-keputusan manajerial yang dibuat untuk menangani
kejadian-kejadian rutin, sehingga dapat juga menjadi peralatan yang efisien untuk
koordinasi dan pengawasan rutin.
3. Rencana dan penetapan tujuan
Pengembangannya dapat digunakan untuk pengoordinasian melalui
pengarah seluruh satuan orgaisasi terhadap sasaran-sasaran yang sama. Ini
diperlukan bila aturan dan prosedur tidak mampu lagi memproses seluruh
informasi yang dibutuhkan untuk mengoordinasikan kegiatan-kegiatan satuansatuan oraganisasi.
2.4. Pengertian Rentang Manajemen
Rentang manajemen atau rentang kendali adalah kemampuan manajer
untuk melakukan koordinasi secara efektif yang sebagian besar tergantung jumlah
bawahan yang melapor kepadanya. Prinsip rentang manajemen berkaitan dengan
jumlah bawahan yang dapat dikendalikan secara efektif oleh seorang manajer.
Bawahan yang terlalu banyak kurang baik, demikian pula jumlah bawahan yang
terlalu sedikit juga kurang baik.
Istilah-istilah lain rentang manajemen:
1. span of control
2. Span of authority
3. Span of attention atau span of supervision
Prinsip rentang manajemen berkaitan dengan jumlah bawahan yang dapat
dikendalikan secara efektif oleh seorang manajer. Pengertian rentang manajemen
dapat bermacam-macam ada yang mengatakan span of control, span of authority,
span of attention atau span of supervision, Berapa sebenaranya bawahan seorang
manajer agar manajer dapat melaksanakan tugasnya dengan efektif dan efisien.
Disini belum ada ketentuan yang pasti berapa seharusnya bawahan yang ada
dalam tanggung jawabnya. Bawahan yang terlalu banyak kurang baik, demikian
pula jumlah bawahan yang terlalu sedikit juga kurang baik. Ada dua alasan
mengapa penentuan rentang yang baik dan tepat. Pertama rentang manajemen
memperngaruhi penggunaan efisien dari manajer dan pelaksanaan kerja efektif
dari bawahan mereka. Kedua, adanya hubungan antara rentang manajemen

x

dengan struktur organisasi, dimana semakin sempit rentang manajemen struktur
organisasi akan berbentuk “tall” sedang rentang manajemen yang melebar akan
membentuk struktur organisasi “flat” yang berarti tingkatan manajemen semakin
sedikit.
Untuk

memilih

suatu

rentang

manajemen,

manajer

harus

mempertimbangkan hubungan manajer dengan bawahan dalam dua kelompok dua
atau lebih, juga memeperhatikan hubungan satu dengan satu secara langsung
dengan bawahan. Secara matematik V.A. Graicunas menetapkan rumus
matematikan untuk menghitung jumlah hubungan yang akan dilakukan, yaitu
:

R = n (2n1 + n 1)
Dimana R = Jumlah hubungan
n = Jumlah bawahan
2.5. Faktor-faktor yang mempengaruhi Rentang Manajemen
a) Kesamaan fungsi-fungsi.
Semakin sejenis fungsi-fungsi yang dilaksanakan oleh kelompok kerja,
rentangan semakin melebar.
b) Kedekatan geografis.
Semakin dekat kelompok kerja ditempatkan, secara fisik, rentangan
semakin melebar.
c) Tingkat pengawasan langsung yang dibutuhkan.
Semakin sedikit pengawasan lengsung dibutuhkan, rentangan semakin
melebar.
d) Tingkat koordinasi pengawasan yang dibutuhkan.
Semakin berkurang koordinasi yang dibutuhkan, rentangan semakin
melebar.
e) Perencanaan yang dibutuhkan manajer.
Semakin sedikit perencanaan yang dibutuhkan, rentangan semakin
melebar.

xi

f) Bantuan organisasional yang tersedia bagi pengawas.
Lebih banyak bantuan yang diterima pengawas dalam fungsi-fungsi seperti
penarikan, latihan, dan pengawasan mutu, rentangan semakin melebar.7
2.6. Pengertian Wewenang
Wewenang adalah hak untuk memerintah orang lain untuk melakukan atau
tidak melakukan sesuatu agar tujuan dapat tercapai.
Ada dua pandangan yang menjelaskan wewenang formal (resmi)

:

1. Pandangan klasik (classical view)
Wewenang datang dari tingkat paling atas, kemudian secara bertahap
diturunkan ke tingkat yang lebih bawah
2. Pandangan penerimaan (acceptance view)
Sudut pandang wewenang adalah penerima perintah, bukannya pemberi
perintah. Pandangan ini dimulai dengan pengamatan bahwa tidak semua perintah
dipatuhi. oleh penerima perintah. Penerima perintah akan menentukan apakah
akan menerima perintah atau tidak.8
2.7. Persyaratan agar Kewenangan Efektif
 bawahan dapat memahami apa yang diinginkan atau dikomunikasikan oleh
pimpinan atau atasan
 pada saat sang bawahan memutuskan untuk menjalankan apa yang
diperintahkan oleh atasannya, dia meyakini bahwa apa yang diperintahkan
konsisten atau tidak bertentangan dengan rencana pencapaian tujuan
organisasi
 pada saat sang bawahan memutuskan untuk menjalankan apa yang
diperintahkan oleh atasannya, dia meyakini bahwa apa yang diperintahkan
konsisten mendukung nilai, misi, maupun motif pribadi atau kelompoknya
 sang bawahan mampu secara mental maupun fisik menjalankan apa yang
diperintahkannya
2.8. Pengertian Delegasi
7

Handayaningrat, Soewarno (1985). Pengantar Studi Ilmu Administrasi dan Managemen.
Cetakan Keenam. Jakarta: PT Gunung Agung.
8

http://www.slideshare.net/zuhriachmad/koordinasi-rentang-manajemen

xii

Delegasi secara singkat dapat dikatakan bahwa delegasi adalahpemberian
sebagaian tanggung jawab dan kewibawaan kepada orang lain. (Charles J. Keating
: hal. 1991).
Pendelegasian adalah suatu proses untuk mengembangkan

pegawai

pegawai anda. Taiylor, (1993 : 68).
Pendelegasian adalah kegiatan seseorang untuk menugaskan stafnya/
bawahannya untuk melaksanakan bagian dari tugas manajer yang bersangkutan
dan pada waktu bersamaan memberikan kekuasaan kepeda staf/bawahan tersebut,
sehingga bawahan itu dapat melaksanakan tugas-tugas itu sebaik baiknya serta
dapat mempertanggung jawabkan hal-hal yang didelegasikan kepadanya.
( Manulang,1988)
Pendelegasian merupakan proses penugasan, wewenang dan tanggung
jawab kepada bawahan. ( Sujak, 1990).
Delegasai wewenang adalah proses yang paling fundamental dalam
organisasi, sebab pimpinan tak kan sanggup melakukan segala sesuatu dan
membuat setiap keputusan.
Pendelegasian (pelimpahan wewenang) merupakan salah satu elemen
penting dalam fungsi pembinaan. Sebagai manajer perawat dan bidan menerima
prinsip-prinsip delegasi agar menjadi lebih produktif dalam melakukan fungsifungsi manajemen lainnya. Delegasi wewenang adalah proses dimana manajer
mengalokasikan wewenang kepada bawahannya.
2.9. Alasan Pentingnya Pendelegasian
Ada alasan delegasi itu diperlukan, diantaranya adalah :
1. Memungkinkan atasan dapat mencapai lebih dari pada mereka menangani
setiap tugas sendiri.
2. Agar organisasi dapat berfungsi lebih efisien.
3. Atasan dapat memusatkan tenaga kepada suatu tugas yang lebih
diprioritaskan.
4. Dapat mengembangkan keahlian bawahan sebagai suatu alat pembelajaran
dari kesalahan.

xiii

5. Karena atasan tidak mempunyai kemampuan yang dibutuhkan dalam
pembuatan keputusan.
6. Pendelegasian memungkinkan manajer perawat/bidan mencapai hasil yang
lebih baik dari pada semua kegiatan ditangani sendiri.
7. Agar organisasi berjalan lebih efisien.
8. Pendelegasian memungkinkan manajer perawat/bidan dapat memusatkan
perhatian terhadap tugas-tugas prioritas yang lebih penting.
9. Dengan pendelegasian, memungkinkan bawahan untuk tumbuh dan
berkembang, bahkan dapat dipergunakan sebagai bahan informasi untuk
belajar dari kesalahan atau keberhasilan.
2.10. Hambatan Pendelegasian
1. Hambatan pada delegator
 Kemampuan yang diragukan oleh dirinya sendiri
 Meyakini bahwa seseorang “mengetahui semua rincian”
 “Saya dapat melakukannya lebih baik oleh diri saya sendiri” buah pikiran
yang keliru.
 Kurangnya pengalaman dalam pekerjaan atau dalam mendelegasikan
 Rasa tidak aman
 Takut tidak disukai
 Penolakan untuk mengakui kesalahan
 Kurangnya kepercayaan pada bawahan
 Kesempurnaan, menyebabkan kontrol yang berlebihan
 Kurangnya ketrampilan organisasional dalam menyeimbangkan beban
kerja
 Kegagalan untuk mendelegasikan kewenangan yang sepadan dengan
tanggung jawab.
 Keseganan untuk mengembangkan bawahan
 Kegagalan untuk menetapkan kontrol dan tindak lanjut yang efektif.
2. Hambatan pada yang diberi delegasi
 Kurangnya pengalaman
 Kurangnya kompetensi

xiv

 Menghindari tanggung jawab
 Sangat tergantung dengan boss
 Kekacauan [disorganization]
 Kelebihan beban kerja
 Terlalu memperhatikan hal hal yang kurang bermanfaat
3. Hambatan dalam situasi
 Kebijakan tertuju pada satu orang
 Tidak ada toleransi kesalahan
 Kekritisan keputusan
 Urgensi, tidak ada waktu untuk menjelaskan [krisis manajemen]
 Kebingungan dalam tanggung jawab dan kewenangan.
 Kekurangan tenaga9

BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Koordinasi merupakan usaha sistematik untuk menetapkan standart
manajemen untuk melaksanakan suatu tujuan tertentu agar tidak terjadi kekacauan
9

http://kelompok6yahuud.blogspot.com/2012/01/delegasi.html

xv

sehingga keselarasan dapat terjadi sesuai dengan apa yang diinginkan. Di dalam
manajemen Terdapat 3 macam saling ketergantungan seperti diungkapkan Saling
ketergantungan yang menyatu, Saling ketergantungan berurutan, dan Saling
ketergantungan timbal balik. Disni ada tiga pendekatan untuk pencapaian
koordinasi yang efektif yaitu ekhnik-tekhnik manajemen, meningkatkan
koordinasai maupun mengurangi kebutuhan akan koordinasi.
Rentang manajemen merupakan jumlah karyawan yang bertanggung
jawab kepada supervisor. Kadang disebut dengan rentang pengawasan (span of
control), salah satu ciri dari struktur ini menentukan seberapa dekat seorang
supervisor dapat mengawasi bawahannya. Rentang manajemen dan koordinasi
adalah saling berhubungan erat. ada anggapan bahwa semakin besar jumlah
rentang semakin sulit untuk mengkoordinasi kegiatan-kegiatan bawahan secara
efektif. Tetapi hubungan tersebut tidak semudah itu. Karena bila jumlah bawahan
yang melapor ke setiap manajer lebih banyak, organisasi henya membutuhkan
sedikit manajer. Dengan sedikit pandangan manajerial yang terlibat, para manajer
mungkin mungkin akan lebih mudah mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan antar
departemen.
Wewenang adalah hak untuk memerintah orang lain untuk melakukan
atau tidak. Manfaat Pelimpahan Wewenang berfungsi untukmemungkinkan subbagian atau bawahan mempelajari sesuatu yang baru dan memperoleh kesempatan
untuk melakukan sesuatu yang baru tersebut, bahwa pelimpahan wewenang
mendorong tercapainya keputusan yang lebih baik dalam berbagai hal, dan
penyelesaian pekerjaan akan dapat dilakukan dengan lebih cepat sekiranya
pelimpahan wewenang tersebut berjalan sebagaimana mestinya dan diberikan
kepada orang yang bertanggung jawab .
Pendelegasian adalah kegiatan seseorang untuk menugaskan stafnya /
bawahannya

untuk

melaksanakan

bagian

dari

tugas

manajer

yang

bersangkutan dan pada waktu bersamaan memberikan kekuasaan kepeda
staf/bawahan tersebut, sehingga bawahan itu dapat melaksanakan tugas tugas itu
sebaik baiknya serta dapat mempertanggung jawabkan hal hal yang didelegasikan.
3.2. Saran

xvi

Koordinasi rentang manajemen dan kewenangan dirasa sangat dibutuhkan
dalam suatu organisasi. Karena jika tidak ada koordinasi yang baik dan
pengendaliannya serta terdapat kewenangannya dalam suatu organisasi akan
menimbulkan banyaknya kesalahan-kesalahan yang terjadi baik berasal dari
bawahan maupun lingkungan kerja.
Koordinasi rentang manajemen dan kewenangan menjadi sangat
dibutuhkan karena dapat membangun suatu komunikasi yang baik antara
pemimpin organisasi dengan anggota organisasi. Dan tersebut lebih baik
dilakukan secara langsung oleh pemimpin organisasi. Disebabkan perlu adanya
hak dan wewenangan ketegasan seseorang pemimpin dalam suatu organisasi.
Koordinasi rentang manajemen disarankan dilakukan dengan tertib dan secara
rutin karena dapat merubah suatu lingkungan organisasi dari yang baik menjadi
yang lebih baik lagi.

DAFTAR PUSTAKA
 http://www.slideshare.net/zuhriachmad/koordinasi-rentang-manajemen
 http://aditiaa.blogspot.com/2009/03/koordinasi-dan-rentang-

manajemen.html

xvii

 Mukhyi, Muhammad Abdul dan Imam Hadi Saputro, Pengantar
Manajemen Umum. Depok : Universitas Gunadarma
 Hasibuan, Malayu S.P. (2007), Manajemen: Dasar, Pengertian, dan
Masalah. Edisi Revisi. Cetakan Keenam. Jakarta: Bumi Aksara.
 Handayaningrat, Soewarno (1985). Pengantar Studi Ilmu Administrasi

dan Managemen. Cetakan Keenam. Jakarta: PT Gunung Agung.
 http://kelompok6yahuud.blogspot.com/2012/01/delegasi.html

xviii