ASURANSI PERTANIAN SYARIAH JAMINAN OPTIM
LOMBA KARYA TULIS ILMIAH
ASURANSI PERTANIAN SYARIAH : JAMINAN OPTIMALISASI POTENSI
PERTANIAN SEBAGAI UPAYA PEMBERDAYAAN PETANI
DI SUSUN DALAM RANGKA LOMBA KARYA TULIS ILMIAH
“TEMU ILMIAH REGIONAL JAWA TENGAH”
IAIN SURAKARTA
Disusun oleh :
Fathoni Dwi Janarko
Akuntansi / 2011
Fakultas Ekonomi
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2013
LEMBAR PENGESAHAN
1. Judul Kegiatan
: Asuransi Pertanian Syariah : Jaminan Optimalisasi
Potensi Pertanian sebagai Upaya Pemberdayaan
Petani
2. Penulis
a. Nama Lengkap
b. NIM
c. Jurusan
d. Universitas
e. Alamat Rumah
: Fathoni Dwi Janarko
: F 0311051
: Akuntansi
: FE UNS
: Bendo Karang RT 03 RW XI Desa Gentan
Kecamatan Bendosari Kabupaten Sukoharjo
: 085725489939
: [email protected]
f. No telp
g. Email
3. Dosen Pendamping
a. Nama Lengkap
b. NIP
: Drs. Santoso Tri Hananto,M.Si., Ak
: 19690924 199402 1 001
Surakarta, 4 April 2013
Dosen Pembimbing
Yang Manyatakan
Drs. Santoso Tri Hananto,M.Si., Ak
NIP. 19690924 199402 1 001
Fathoni Dwi Janarko
NIM. F0311051
Mengetahui
Pembantu Dekan III
Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret
Lukman Hakim, SE., M.Si., PhD
NIP. 19680518 200312 1 002
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmad dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesai karya tulis ini dengan tepat
waktu. Potensi pertanian di Indonesia merupakan salah satu peluang yang dapat
mendukung perekonomian Indonesia agar lebih baik. Akan tetapi, meskipun potensi
yang besar dan lahan pertanian yang luas belum dapat memberikan dampak positif bagi
masayarakat khususnya petani. Banyak petani yang merugi akibat gagal panen dan
harga panen yang kadang anjlok di pasar.
Melalui karya tulis ini penulis mencoba menawarkan gagasan dan ide-ide dalam
mengatasi masalah tersebut. Dengan program Asuransi Pertanian Syariah diharapkan
dapat mengurangi risiko-risiko yang mungkin akan timbul di pertanian di Indonesia. Di
harapkan melalui program ini pemberdayaan petani lebih bisa optimal.
Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada pihak-pihak yang telah
membentu secara langsung maupun tidak langsung sehingga penyusunan karya tulis ini
dapat terselesaikan. Penulis menyadari banyak kekurangan dalam karya tulis ini, maka
dari itu penulis mengharapkan saran dan kritikan yang bersifat membangun demi karya
tulis yang lebih baik.
Surakarta, 4 April 2013
Penulis
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
i
LEMBAR PENGESAHAN
ii
KATA PENGANTAR
iii
DAFTAR ISI
iv
DAFTAR GAMBAR
vi
DAFTAR TABEL
vii
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
1
Rumusan Masalah
4
Tujuan Penulisan
4
Manfaat Penulisan
4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Tinjauan Umum Pertanian
6
Gambaran Umum Kemiskinan di Indonesia
9
Tinjauan Umum Asuransi Pertanian
10
Tinjauan Umum Ayat-ayat Al Qur’an
11
BAB III METODOLOGI PENULISAN
Jenis Penulisan
13
Jenis dan Sumber Data
13
Metode Pengumpulan Data
13
Metode Analisis Data
13
Kerangka Berfikir
14
BAB IV PEMBAHASAN
Dampak Hasil Pertanian Terhadap Kemiskinan di Pedesaan
15
Implementasi Asuransi Pertanian Syariah
17
Pemberdayaan Petani Melalui Asuransi Syariah
19
iv
BAB V PENUTUP
Kesimpulan
21
Saran
22
DAFTAR PUSTAKA
viii
LAMPIRAN
ix
v
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Persebaran Pertanian di Indonesia
6
Gambar 2. Pola Pengelolaan Dana Asuransi Pertania Syariah
18
Gambar 3. Skema Pemberian Dana Tabarru’ Asuransi Pertanian
19
vi
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Jumlah Rumah Tangga Pertanian
2
Tabel 2. Lahan Pertanian Padi
7
Tabel 3. Jumlah Penduduk Miskin Menurut Daerah
9
Tabel 4. Luas Panen dan Produksi Padi
16
Tabel 5. Penduduk Miskin di Indonesia
16
vii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG MASALAH
Indonesia merupakan negara yang dikenal dengan negara agraris di dunia.
Sebagian besar pendapatan penduduk indonesia merupakan petani, baik pemilik lahan
maupun buruh tani. Sektor pertanian inilah yang sangat penting dalam pembangunan
perekonomian di Indonesia. Kegiatan ekonomi di sektor riil ini akan sangat diperlukan
karena sektor inilah yang akan membuat dampak yang cukup baik bagi perekonomian di
Indonesia. Di samping itu, sektor riil ini juga menghindarkan sebuah negara dari krisis
global yang diakibatkan oleh pembiayaan bank konvensional.
Sektor pertanian merupakan sektor yang paling besar dalam kegiatan
perekonomian di Indonesia. Sebagian besar penduduk Indonesia merupakan petani.hal
ini di dukung dengan lahan pertanian yang masih cukup luas yang tersedia di Indonesia.
Hal ini mebuat banyak penduduk yang bergantung dari sektor pertanian untuk
menopang hidup keluarga. Sudah banyak program pemerintah yang berupaya untuk
menaikkan atau menngembangkan sektor pertanian dalam upayanya memberdayakan
petani. Akan tetapi hal itu dirasa belum optimal karena masih banyaknya petani yang
masih berada dalam kategori penduduk miskin.
Dari data BPS 2011, Jumlah penduduk miskin (penduduk dengan pengeluaran per
kapita per bulan di bawah Garis Kemiskinan) di Indonesia pada September 2011
mencapai 29,89 juta orang (12,36 persen), turun 0,13 juta orang (0,13 persen)
dibandingkan dengan penduduk miskin pada Maret 2011 yang sebesar 30,02 juta orang
(12,49 persen). Selama periode Maret 2011–September 2011, penduduk miskin di
daerah perkotaan berkurang 0,09 juta orang (dari 11,05 juta orang pada Maret 2011
menjadi 10,95 juta orang pada September 2011), sementara di daerah perdesaan
berkurang 0,04 juta orang (dari 18,97 juta orang pada Maret 2011 menjadi 18,94 juta
orang pada September 2011). Persentase penduduk miskin antara daerah perkotaan dan
perdesaan tidak banyak berubah selama periode ini. Penduduk miskin di daerah
perkotaan pada Maret 2011 sebesar 9,23 persen, menurun sedikit menjadi 9,09 persen
pada September 2011. Penduduk miskin di daerah perdesaan pada Maret 2011 sebesar
15,72 persen, juga menurun sedikit menjadi 15,59 persen pada September 2011.
1
Sementara itu jika dilihat dari rumah tangga produksi, pertanian di Indonesia di
dominasi oleh pertanian padi. Jumlah Rumah Tangga Pertanian dan Rinciannya
berdasar Sensus Pertanian 2003 (BPS)
Tabel 1. Jumlah Rumah Tangga Pertanian
Jenis Rumah Tangga Pertanian
Jumlah
%
(dari Total Rumah Tangga nasional)
Rumah Tangga Pertanian (RTP)
24.868.675
47,01%
RTP Padi
13.770.100
26,03%
RTP Palawija
10.858.258
20,52%
RTP Hortikultura
8.457.228
15,99%
RTP Perkebunan
6.943.163
13,12%
RTP Kehutanan
3.427.491
6,48%
RTP Peternakan/Perunggasan
5.627.939
10,64%
RTP Perikanan Air tawar
665.712
1,26%
RTP Perikanan di Sawah
106.533
0,20%
RTP Perikanan Air Tawar/Sawah
761.458
1,44%
RTP Perikanan Tambak Air Payau
133.604
0,25%
7.213
0,01%
RTP Perikanan/Biota di Laut
45.734
0,09%
RTP Perikanan/Biota di Perairan Umum
31.341
0,06%
RTP Penangkapan Satwa Liar
Sumber : BPS, 2003
Dari data di atas dapat dilihat jika pertanian rumah tangga padi masih
mendominasi dari sektor pertanian di Indonesia. Hal ini di dukung dengan makanan
pokok orang Indonesia adalah nasi maka sektor pertanian padi ini harus menjadi
perhatian khusus bagi pemerintah.
2
Sektor pertanian ini merupakan sektor usaha yang mempunyai ketidakpsatian
yang cukup tinggi. Salah satunya ketidakpastian iklim yang merupakan kendala paling
sering terjadi dalam sektor pertanian. Secara agregat diperkirakan bahwa total biaya
dan risiko akibat perubahan iklim global setara dengan kehilangan setidaknya 5 persen
GDP dunia per tahun1. Sudah barang tentu dampak negatif yang dirasakan oleh setiap
negara berbeda, namun secara umum diperkirakan bahwa yang paling rentan adalah
negara-negara berkembang2.
Upaya pemerintah melalui Kerangka Kerja Nasional Jangka Menengah 20102014 di sektor pertanian berfokus pada revitalisasi sektor pertanian dan mencapai
keunggulan kompetitif dalam perekonomian nasional dan global. Hal ini didukung oleh
kerangka kebijakan pertanahan dan komitmen nasional yang kuat terhadap lingkungan
dan pemanfaatan sumber daya alam yang berkelanjutan. Strategi prioritas ini termasuk3:
1. Jaminan keamanan pangan dan makanan bergizi, keuntungan produsen dan
keselamatan konsumen.
2. Mengembangkan pertanian berkelanjutan dalam konteks perubahan iklim.
3. Menciptakan peluang kerja bagi kelompok yang rentan miskin.
Salah satu strategi pemerintah di atas seharusnya pertanian di Indonesia harus
semakin berkembang, akan tetapi pada kenyataannya keberadaan strategi pemerintah
tersebut belum berpengaruh terhadap perkembangan pertanian di Indonesia. Bahkan
sering kali petani dirugikan. Hal ini terjadi karena tidak ada lembaga yang menjamin
pertanian atau kegiatan pertanian yang ada di Indonesia. Sehingga pertanian di
Indonesia tidak dapat berkembang dan cenderung melemah karena petani yang tidak
ada dukungan dari lembaga penjamin.
Solusi nyata dari pemerintah dan para pelaku pertanian sangat diperlukan dalam
memecahan permasalahan di atas. Peran pemerintah melalui kebijakannya dalam
menjamin harga hasl panen pertanian dan peran kelompok tani melalui kerjasama dalam
menopang ketidakpastian lingkungan. Sehingga dalam implementasinya diperlukan
asuransi pertanian yang berbasis syariah. Karenanya dalam pelaksanaannya harus sesuai
dengan kaidah-kaidah maupun nilai-nilai Islam dan didasari oleh kekeluargaan
(tabarru’).
1
2
3
Stren et all,2006. The Economics of Climate Change HM Treasury London
Rosenzweig and Liverman, 1992; IPPC, 2001; Stern et al., 2006)
IFAD, 2008. Mendorong masyarakat miskin di pedesaan untuk mendorong kemiskinan di Indonesia.
3
Diharapkan dengan diperlakukannya sistem asuransi pertanian yang berlandaskan
nilai-nilai Islam petanian di Indonesia akan berkembang dan dapat menjalankan
program pemerintah yaitu swasembada beras pada tahun 2014. Di samping itu
pemberdayaan petani di Indonesia akan dapat tercapai dan pada akhirnya pengentasan
penduduk miskin akan berkurang khususnya pada di daerah pedesaan atau daerah
pertanian.
1.2 RUMUSAN MASALAH
Dari latar belakang yang telah dijelaskan diatas penulis merumuskan masalah
untuk Karya Tulis Ekonomi Islam ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana dampak hasil pertanian terhadap kemiskinan di pedesaan?
2. Bagaimana implementasi asuransi pertanian berdasarkan nilai-nilai Islam dalam
pelaksanaan kegiatan pertanian di pedesaan?
3. Bagaimana pengaruh asuransi pertanian berbasis syariah dalam pengelolaan
pertanian untuk memberdayakan petani?
1.3 TUJUAN PENULISAN
Penulisan Karya Tulis Ekonomi Islam ini bertujuan untuk menjawab
permasalahan yang telah disebutkan diatas yaitu:
1. Memberikan gambaran mengenai dampak hasil pertanian terhadap kemiskinan
yang terjadi di pedesaan.
2. Memberikan pemahaman dalam implementasi asuransi syariah terhadap
kegiatan pertanian di Indonesia khususnya di daerah pertanian.
3. Memberikan gambaran mengenai tata laksana dan tata cara penerapan asuransi
syariah dalam hal pengelolaan pertanian agar tidak memberikan dampak
negatif pada petani.
1.4 MANFAAT PENULISAN
Penyusunan Karya Tulis Ekonomi Islam ini diharapkan dapat bermanfaat bagi
masyarakat, pemerintah dan akademisi yaitu :
1. Masyarakan lebih mengenal dan memahami mengenai asuransi pertanian yang
dijalankan. Dengan potensi penduduk muslim terbesar di dunia, diharapkan
4
penerapan nilai-nilai Islam dalam asuransi pertanian berbasis syariah dapat
diaplikasikan secara penuh dalam kehidupan atau kegitan pertanian seharihari.
2. Bagi pemerintah karya tulis ini dapat menjadi referensi bagi pemerintah untuk
menciptakan program-program dalam upaya mendukung pertanian di
Indonesia. Dengan nilai-nilai Islam di dalamnya diharapkan penerapan
asuransi pertanian syariah ini dapat berjalan secara optimal.
3. Bagi kalangan akademisi diharapkan karya tulis ini dapat menjadi referensi
untuk mendukung atau menciptakan program yang lebih baik demi
tebangunnya asuransi pertanian syariah yang lebih baik. Sehingga, program
ini akan terus berkembang.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 TINJAUAN UMUM PERTANIAN
Pertanian merupakan lahan paling besar yang tersedia di Indonesia. Bahkan di
Indonesia sendiri lahan pertanian tersebar luas dari sabng sampai merauke. Begitu juga
jenis pertanian yang cukup banyak dan mudah untuk di temui di Indonesia. Jenis
pertaniannya tersebar luas di Indonesia. Akan tetapi sektor pertanian padi masih
menjadi sektor utama pertanian di Indonesia. Sektor padi/beras banyak tersebar luas di
daerah Aceh, Sumatera Barat, Sumareta Selatan, Pulau Jawa, Sulawesi Utara, Sulawesi
Selatan dan Nusa Tenggata Barat.
Gambar 1. Persebaran Pertanian di Indonesia
Sumber : Wibisono
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), angka tetap (ATAP) produksi padi
tahun 2011 sebesar 65,78 juta ton Gabah Kering Giling (GKG) atau turun 0,71 juta ton
(1,07%) dibandingkan produksi tahun 2010. Penurunan produksi terjadi di Pulau Jawa,
yaitu sebesar 1,97 juta ton. Namun, di luar Pulau Jawa justru terjadi peningkatan
sebesar 1,26 juta ton. Sementara itu, angka ramalan (ARAM) I tahun 2012
memperkirakan adanya peningkatan produksi sebesar 2,84 juta ton (4,31%)
dibandingkan tahun 2011, menjadi sebesar 68,62 juta ton GKG. Kenaikan tersebut
6
diperkirakan terjadi di Pulau Jawa sebesar 1,59 juta ton dan di luar Pulau Jawa sebesar
1,25 juta ton, yang disebabkan oleh adanya peningkatan luas panen sebesar 237.297 Ha
(1,8%) dan produktivitas sebesar 1,23 kuintal/Ha (2,47%).
Salah satu indikator yang menunjukkan masih kurangnya produksi beras dalam
negeri, yakni adanya impor beras dan kenaikan harga beras. Hingga bulan Agustus
2012, jumlah impor beras sudah mencapai 1.033.794,255 ton. Sementara itu, rata-rata
harga beras September 2012 naik 0,22% dibanding Agustus 2012 dan naik 7,98%
dibandingkan September 2011. Pada komoditas jagung, data BPS menunjukkan ATAP
produksi jagung tahun 2011 sebesar 17,64 juta ton pipilan kering atau turun sebanyak
684,39 ribu ton (3,73%) dibandingkan tahun 2010. Penurunan produksi tersebut terjadi
di Pulau Jawa sebesar 477,290 ton dan di luar Pulau Jawa sebesar 207.100 ton. Data
ARAM I tahun 2012 memperkirakan produksi jagung meningkat sebesar 18,95 juta ton
pipilan kering atau 1,30 juta ton (7,38%) dibandingkan tahun 2011. Peningkatan
produksi diperkirakan terjadi di Pulau Jawa sebesar 0,80 juta ton dan di luar Pulau Jawa
sebesar 0,51 juta ton, yang disebabkan oleh peningkatan luas panen seluas 132,78 ribu
Ha (3,44%) dan produktivitas sebesar 1,74 kuintal/Ha (3,81%)4. Adapun ketersidiaan
lahan pertanian untuk padi berdasarkan daerah di Indonesia pada tahun 2012.
Tebel 2. Lahan Pertanian Padi
Provinsi
4
Tahun
Luas
Produktivitas
Produksi
Panen(Ha)
(Ku/Ha)
(Ton)
Indonesia
2012
13471653
51.19
68956292
Aceh
2012
388218
46.19
1793325
Sumatera Utara
2012
765434
48.2
3689420
Sumatera barat
2012
474399
49.66
2356020
Riau
2012
127759
35.56
454344
Jambi
2012
159231
41.58
662092
Sumatera Selatan
2012
787245
44.2
3479258
Bengkulu
2012
143329
41.02
587952
Lampung
2012
626158
48.63
3044792
Bangka Belitung
2012
8345
27.57
23003
Badan Intelejen Negara
7
Kepulauan Riau
2012
383
34.62
1326
DKI Jakarta
2012
1853
59.62
11047
Jawa Barat
2012
1946810
58.58
11403668
Jawa Tengah
2012
1779244
57.32
10199014
DI Yogyakarta
2012
148919
60.25
897289
Jawa Timur
2012
1970973
61.11
12043924
Banten
2012
381521
50.82
1938843
Bali
2012
148738
56.93
846733
Nusa Tenggara Barat
2012
424218
49.56
2102587
Nusa Tenggara Timur
2012
202211
34.85
704667
Kalimantan Barat
2012
451280
30.58
1380143
Kalimantan Tengah
2012
231070
29.17
674018
Kalimantan Selatan
2012
494623
41.58
2056532
Kalimantan Timur
2012
144152
39.4
568016
Sulawesi Utara
2012
127729
48.49
619413
Sulawesi Tengah
2012
228223
45.88
1047055
Sulawesi Selatan
2012
967354
50.37
4872384
Sulawesi Tenggara
2012
126900
41.39
525282
Gorontalo
2012
51349
48.65
249830
Sulawesi Barat
2012
80228
48.81
391563
Maluku
2012
23074
41.79
96421
Maluku Utara
2012
17947
37.15
66668
Papua Barat
2012
8134
39.33
31990
Papua
2012
34602
39.79
137673
Sumber : BPS 2012
Tantangan untuk pertanian sendiri masih cukup besar. Dengan masih tidak
stabilnya iklim di Indonesia, maka petani masih terancam dengan adanya kekeringan
atau bahkan bencana alam seperti banjir. Hal inilah yang menjadi permasalahan yang
mendasar bagi permasalahan pertanian padi di Indonesia. Selain itu permasalahan dari
ketersediaan benih padi yang diakibatkan kualitas panen musim lalu yang menjadi
ancaman.
8
2.2 GAMBARAN UMUM KEMISKINAN DI INDONESIA
Kemiskinan merupakan masalah utama di Indonesia yang terjadi secara turun
menurun. Dari sejak dahulu kemiskinan menjadi jurang belenggu kesengsaraan
penduduk Indonesia. Tidak bisa dipungkiri hal ini disebabkan oleh kualitas sumber daya
manusi yang rendah dari penduduk Indonesia sehingga tidak bisa bersaing dengan yang
lainnya. Hal ini deiperparah dengan biaya hidup yang mahal, dari biaya kesehatan,
makanan, tempay tinggal dal lainnya harus didapatkan dengan biaya yang cukup tinggi.
Pada bulan September 2012, jumlah penduduk miskin (penduduk dengan
pengeluaran per kapita per bulan di bawah Garis Kemiskinan) di Indonesia mencapai
28,59 juta orang (11,66 persen), berkurang sebesar 0,54 juta orang (0,30 persen)
dibandingkan dengan penduduk miskin pada Maret 2012 yang sebesar 29,13 juta orang
(11,96 persen). Selama periode Maret 2012–September 2012, jumlah penduduk miskin
di daerah perkotaan berkurang 0,14 juta orang (dari 10,65 juta orang pada Maret 2012
menjadi 10,51 juta orang pada September 2012), sementara di daerah perdesaan
berkurang 0,40 juta orang (dari 18,48 juta orang pada Maret 2012 menjadi 18,08 juta
orang pada September 2012). Selama periode Maret 2012–September 2012, persentase
penduduk miskin di daerah perkotaan dan perdesaan tercatat mengalami penurunan.
Persentase penduduk miskin di daerah perkotaan pada Maret 2012 sebesar 8,78 persen,
turun menjadi 8,60 persen pada September 2012. Sementara penduduk miskin di daerah
perdesaan menurun dari 15,12 persen pada Maret 2012 menjadi 14,70 persen pada
September 20125.
Dari data diatas dapat terlihat bahwa kemiskinan di Indonesia sebagian besar
berasal dari daerah pedesaan. Di mana pertanian merupakan mata pencaharian
penduduk pedesaan. Sebagian besar dari petani tersebut tidak bisa mengambil peluang
dari sektor pertanian. Hal ini dapt terlihat dari daftar tabel di tahun 2011.
Tabel 3. Jumlah Penduduk Miskin Menurut Daerah
Daerah / Tahun
Jumlah Penduduk Miskin
Presentase Jumlah
Miskin
Perkotaan
Maret 20112
10,65
8,78
September 2012
10,51
8,60
5
Profill Kemiskinan Indonesia September 2012. BPS
9
Perdesaan
Maret 2012
18,48
15,12
September 2012
18,08
14,70
Maret 2012
29,13
11,96
September 2012
28,59
11,66
Kota+Desa
Sumber : BPS 2012
2.3 TINJAUAN UMUM ASURANSI PERTANIAN
Usaha disektor pertanian ini adalah salah satu usaha dengan risiko yang tinggi.
Risiko ini umumnya berasal dari alam dan organisme yang sering mengganggu kegiatan
pertanian yang kadang membuat petani gagal panen. Di samnping itu, ada juga risiko
dari pelaku usaha tani lainnya yaitu para pembeli gabah dari petani yang umumnya
membelinya dengan harga yang lebih murah. Dari situlah muncul gagasan asuransi
pertanian.
Asuransi pertanian ini pada dasarnya dieruntukkan untuk mengurangi risiko-risiko
yang timbul akibat alam maupun pelaku usaha tani itu sendiri. Meskipun demikian tidak
semua risiko dari kegiatan pertanian ini dapat diasuransikan6. Karena tidak
memungkinkan perusahaan asuransi dapat menanggung semua kerugian yang akan
timbul pada daerah yang sangat rawan dengan bencana alam.
Dalam tataran praktis, pengembangan asuransi pertanian formal di Indonesia
sekurang-kurangnya perlu memperhatikan tiga faktor7. Pertama, sebagian besar pelaku
usahatani (petani) adalah manajer yang dalam pengambilan keputusan usahataninya
tidak hanya mempertimbangkan variabel-variabel yang berada dalam dimensi ekonomi
tetapi juga dimensi sosial bahkan budaya. Adalah fakta bahwa di beberapa daerah,
keputusan petani dalam mengalokasikan sumberdaya yang dimilikinya (tenaga kerja
dan modal) seringkali tidak sepenuhnya bebas dari pertimbangan nilai-nilai sosial yang
dari sudut pandang bisnis mungkin tidak memiliki kaitan langsung. Kedua, sebagian
besar petani di Indonesia adalah petani dengan skala usaha kecil dan seringkali bersifat
sebagai part-time farmer. Selain itu, sampai saat ini belum pernah mengenal sistem
6
Harsh S.B., L.J. Connor and G.D. Schwab. 1981. Managing the Farm Business.
Sumaryanto dan A. R. Nurmanaf. 2007. Simpul-Simpul Strategis Pengembangan Asuransi Pertanian
Untuk Usahatani Padi di Indonesia
7
10
asuransi pertanian formal. Ketiga, konfigurasi spasial usaha pertanian adalah terpencarpencar dan seringkali pola tanamnya beragam. Kesemuanya itu berimplikasi pada biaya
operasional asuransi pertanian.
2.4 TINJAUAN AYAT-AYAT AL QUR’AN
Konsep dasar asuransi syariah adalah untuk meminimalisir ketakutan dalam halhal yang tidak diinginkannya. Karena Allah akan terus memberikan cobaan kepada
manusia seperti tercantum dalam surat Al Baqarah ayat 155 :
Dan sesunggunhnya akan Kami berikan cobaan kepamu, dengan sedikit ketakutan,
kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan kami berikan berita
gembira kepada orang-orang sabar.
Maka dari itu untuk menyikapi ketakutan-ketakutan yang telah diberitakan oleh
Allah SWT maka setiap manusia harus melakukan tolong menolong dalam hal kebaikan
agar ketakutan-ketakutan yang akan timbul dapat diminimalisirkan.
Dan tolong menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan taqwa, dan jangan
tolong-menolongdalam berbuat dosa dan pelanggaran.
(QS Al Ma’idah ayat 2).
Dalam hal lain seorang muslim harus membelanjakan uangnya secara hemat
serta lebih bisa menabung untuk masa depannya dan menginvestasikan agar dapat
digunakan dimanfaatkannya sewaktu kena bencana seperti tercantum dalam QS Al
Furqan ayat 67 :
Dan orang-orang yang apabila membelanjakan (harta), mereka tidak berlebih-lebihan,
dan tidak (pula) kikir, dan adalah (pembelanjaan itu) di tengah-tengah antara yang
demikian.
Di samping itu Allah juga menekankan agar kita selalu bekerja keras dalam
mencari rezeki dalam rangkan memenuhi kebutuhan pokok dan menjamin kebutuhan
anak-anak di masa yang akan mendatang.
Adapun dinding rumah itu adalah kepunyaan dua anak yatim di kota itu, dan
dibawahnya ada harta benda simpanan bagi mereka berdua, sedang ayahnya adalah
seorang yang sholeh, maka Tuhanmu menghendaki agar supaya mereka sampai kepada
kedewasaan dan mengeluarkan simpanan itu, sebagai rahmad dari Tuhanmu; dan
11
bukanlah aku melkuka itu menurut kemauanku sendiri. Demikian itu adalah tujuan
perbuatan-perbuatan yang kamu tidak sabar terhadapnya.
(QS Al Kahfi ayat 82)
12
BAB III
METODOLOGI PENULISAN
3.1 JENIS PENULISAN
Dalam pembuatan karya tulis ini, penulis menjabarkan tentang bagaimana
merumuskan suatu konsep mengenai jaminan pertanian terutama dengan
melihat
potensi yang ada di Indonesia dan berlandaskan nilai-nilai Islam yang terkandung
dalam ayat-ayat Al-Qur’an. Dengan rumusan masalah yang telah
tersusun, maka
penulis menggunakan pendekatan penelitian secara kualitatif untuk mendapatkan jenis
data yang bersifat deskriptif. Lalu, penulis berusaha melakukan eksplorasi data guna
menjawab pembahasan masalah yang aplikatif.
3.2 JENIS DAN SUMBER DATA
Jenis data yang digunakan oleh penulis dalam karya tulis ini adalah jenis data
sekunder. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari orang kedua yaitu melalui
situs-situs internet maupun buku-buku yang membahas tentang asuransi lingkungan
dan pendalaman kandungan ayat Al-Qur’an yang berkenaan dengan lingkungan itu
sendiri.
3.3 METODE PENGUMPULAN DATA
Dalam membuat karya tulis ini, penulis dapat mengumpulkan data-data melalui
studi pustaka. Studi pustaka yaitu dengan membaca literatur-literatur yang berkaitan
serta menunjang penulisan karya tulis ini, baik berupa pustaka cetak
maupun
elektronik (data-data internet), sehingga dari sinilah sumber informasi data sekunder
dapat diperoleh oleh penulis.
3.4 METODE ANALISIS DATA
Sehubungan dengan permasalahan yang ditulis pada rumusan masalah dan
pendekatan penelitian yang digunakan, penulis menganalisa data-data yang diperoleh
dengan metode analisis data deskriptif kualitatif, yaitu data yang diperoleh kemudian
disusun, sehingga mempermudah pembahasan masalah- masalah yang ada.
13
Menurut Miles dan Huberman, proses analisis data dalam penulisan ini terjadi
dalam tiga tahap, yaitu:
1. Reduksi Data
Yaitu
proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan,
pengabstrakkan, dan
transformasi data yang muncul dari catatan-catatan.
Reduksi data berlangsung secara terus-menerus selama proyek
yang
berorientasi kualitatif berlangsung.
2. Penyajian Data
Yaitu sekumpulan informasi tersusun yang memberi kemungkinan adanya
penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Penyajian yang paling sering
digunakan pada data kualitatif adalah bentuk teks naratif.
3. Penarikan Kesimpulan/Verifikasi
Yaitu sebuah proses menganalisis kualitatif dengan mencari makna benda-benda
mencatat keteraturan,
pola-pola, penjelasan yang memungkinan, alur sebab
akibat dan proposisi.
3.5 KERANGKA BERFIKIR
LAHAN
PERTANIAN LUAS
PETANI
ASURANSI
PERTANIAN
SYARIAH
HARGA JUAL
HASIL PANEN
GAGAL
PANEN
PEMBERDAYAAN PETANI
BERDASARKAN NILAI-NILAI ISLAM
14
BAB IV
PEMBAHASAN
3.1 DAMPAK
HASIL
PERTANIAN
TERHADAP
KEMISKINAN
DI
PEDESAAN
Pedesaan identik dengan lingkungan yang tradisional dan penduuknya masih
belum cukup akrap dengan perkembangan teknologi yang terjadi di era modern ini. oleh
sebab itu penduduk miskin sebagian besar berasal dari pedesaan dibanding dengan
wilayah perkotaan. Hal ini terjadi karena tingkat pendidikan penduduk yang relatif
rendah. Data BPS 1994 menunjukkan bahwa 72,01 persen dari rumah tangga miskin di
pedesaan dipimpin oleh kepala rumah tangga yang tidak tamat SD dan 24,32 persen
berpendidikan SD. Kecenderungan yang sama juga dijumpai pada rumah tangga miskin
di perkotaan, yaitu 57,02 persen yang tidak tamat SD dan 31,38 persen hanya
berpendidikan SD.
Pada tahun 1995 Bank Dunia mengungkapkan bahwa ciri-ciri dari kemiskinan
adalah sebagai beriku : Pertama, Benyak ditemukan di pedesaan dari pada diperkotaan.
Kedua,Kemiskinan berkorelasi positif dengan jumlah tenaga kerja dalam satu keluarga.
Ketiga, kemiskinan yang ditandai dengan kurangnya kepemilikan aset keluarga.
Keempat, pertanian sebagai sumber pendapatan utama. Kelima, berkaitan dengan
masalah sosial8.
Dari laporan Bank Dunia tersebut sudah dapat terlihat sebab mengapa pedesaan
merupakan mayoritas penduduk miskin. Hal ini disebabkan sebagian besar dari
penduduk pedesaan adalah berpenghasilan dari sektor pertanian. Selain itu petani di
pedesaan tidak bisa mengoptimalkan potensi lahan yang ada dan masih bergulat dengan
masalah-masalah klasik seperti faktor alam dan harga gabah yang anjlok saat terjadi
panen. Meskipun terjadi kenaikan produksi padi di tahun 2012, hal ini tidak
memberikan dampak positif yang signifikan terhadap petani.
Seperti terlihat pada (tabel 4) yang menggambarkan luas lahan dan hasil panen
padi di Indonesia menurut wilayah.
8
Quibra. 1993. Rurel Proverty in Asia
15
Tabel 4. Luas Panen dan Produksi Padi
Perkembangan
Uraian
2010
2011
2012
13.253.450
13.203.643
50,15
66.469.394
2010-2011
2011-2012
13.443.443
-0,38
1,82
49,80
51,36
-0,70
3,13
65.756.904
69.045.141
-1,07
5,0
Luas Lahan
(Ha)
Produktivitas
(Ku/Ha)
Produksi
(Ton)
Sumber : BPS, 2012
Dari data di atas produksi padi pada tahun 2012 memang terjadi penigkatan, akan
tetap peningkatan tersebut belumlah signifikan. Oleh karenanya kemiskinan di pedesaan
belum teratasi secara optimal. Hal ini yang menjadi permasalah pertanian di Indonesia.
Kemampuan petani yang belum memadai mengakibatkan kualitas dan kuantitas dari
hasil pertanian padi belum dapat maksimal.
Maka di pedesaan dari tahun ketahun penduduk miskin belum berkurang secara
signifikan. Hal ini dapat terlihat pada tabel 5 berikut ini:
Tabel 5. Penduduk Miskin di Indonesia
Tahun
Kota
Desa
Kota (%)
Desa (%)
2007
13.559,30
23.609,00
12,52
20,37
2008
12.768,50
22.194,80
11,65
18,93
2009
11.910,50
20.619,40
10,72
17,35
2010
11.097,80
19.925,60
9,87
16,56
2011
11.046,75
18.972,18
9,23
15,72
2012*)
10.507,80
18.086,90
8,60
14,70
Keterangan:
*) Sampai September 2012
Sumber : BPS 2012
Untuk mengoptimalkan lahan pertanian yang ada dan untuk mengurangi
kemiskinan pedesaan yang signifikan maka harus dilakukan langkah strategis dalam
mengatasi masalah ini. keadaan lahan yang masih tersebar luas, seharusnya menjadi
peluang untuk menjadikannya sebagai modal dalam mengembangkan sektor pertanian.
16
Hal ini perlu dilakukan karena sebagai sistem yang baik yang akan menghasilkan
dampak yang baik untuk pertanian. Selain itu dengan bertambahnya hasil produksi
pertanian yang maksimal akan membawa masyarakatnya pada pemberdayaan sehingga
penduduk miskin di pedesaan akan berkurang.
3.2 IMPLEMENTASI ASURANSI PERTANIAN SYARIAH
Asuransi pertanian adalah suatu institusi ekonomi untuk mengelola risiko yang
dihadapi petani. Secara umum tujuannya adalah (1) Untuk menstabilkan pendapatan
petani melalui pengurangan tingkat kerugian yang dialami petani karena kehilangan
hasil; (2) Untuk merangsang petani
mengadopsi teknologi usahatani yang dapat
meningkatkan produksi dan efisiensi penggunaan sumberdaya; dan (3) Untuk
mengurangi risiko yang dihadapi lembaga prekreditan pertanian dan memperbaiki akses
petani terhadap lembaga perkreditan9.
Asuransi ini berfungsi untuk meminimalisasi risiko-risiko yang mungkin timbul
dalam kegiatan pertanian yang dilakukan. Di samping itu atas dasar saling tolong
menolong maka asuransi pertanian yang diterapkan haruslah berlandaskan atas
persaudaraan, gotong royong dan harus sesuai dengan kaidah-kaidah hukum Islam.
Sehingga asuransi yang tepat untuk diterapkan adalah asuransi pertanian yang berbasis
syariah yang menerapkan kontrak al mudharabah, yaitu kontrak kerjasama antara
pemilik modal (petani) dengan pengelola modal (perasahaan asuransi).
Mekanisme pengelolaan dananya sendiri adalah dana yang disetorkan oleh petani
merupakan dana tabarru’ yaitu dana yang diperuntukkan untuk dana kebaikan semata.
Kumpulan dana tabarru’ inipun setelah dikurangi biaya-biaya asuransi akan
diinvestasikan sesuai dengan prinsip syariah. Investasinyapun juga untuk usaha
pertanian yaitu dalam pengelolaan hasil pertanian dalam rangka menjamin hasil panen
yang dihargai murah oleh pembeli. Jika dalam investasi atau usaha itu memperoleh
keuntungan maka akan dibagi hasilnya sesuai dengan kesepakan antara petani dan
perusahaan asuransi.
9
Mishra .1999."Planning for The Development and Operation of Agricultural Insurance Schemes",
Mishra (1999)
17
Berikut adalah mekanisme asuransi pertanian berbasis syariah
Gambar 2. Pola Pengelolaan Dana Asuransi Pertanian Syariah
PETANI
PERUSAHAAN
ASURANSI
GAGAL
PENEN
INVESTASI
PERTANIAN
HARGA
PENEN
RENDAH
Sumber : Penulis
Dalam kegiatan asuransi pertanian syariah ini terdapat dua risiko yang akan
ditanggung atau dijamin oleh perusahaan syariah. Pertama, perusahaan asuransi
pertanian syariah ini menjamin kegiatan petani yang gagal panen karena terjadi bencana
alam. Dalam hal ini petania akan mendapatkan dana tabarru’ sebesar modal yang
digunakannya dalam melakukan kegiatan pertanian. Tujuannya agar kegiatan
pertaniannya tidak mati atau berhenti dan petani dapat menikmati hasil pertaniannya
lagi.
Kedua, perusahaan asuransi pertanian syariah menjamin hasil penen petani agar
tidak dibeli di bawah harga pasar. Dalam hal ini perusahaan asuransi akan membeli
semua hasil panen petani dengan harga wajar / harga pasar dari uang tabarru’ yang
diperuntukkan untuk investasi kegiatan pertanian. Dari kegitan itu diharapkan petani
tidak dirugikan dengan harga hasil pertanian yang rendah. Ketika hasil pertanian diolah
dan siap untuk dijual kekonsumen disitulah akan mendapatkan hasil. Dengan hasil
tersebut setelah dukurangi dengan biaya pengolahan diperoleh laba, dan laba tersebut
akan di bagi antara pemilik dana (petani) dan pengelola dana (perusahaan asuransi).
18
Berikut adalah skema atau pola pemberian asuransi kepada petani dengan tujuan
untuk membentu petani agar usahanya tidak mengalami kerugian yang terlalu besar.
Gambar 3. Skema Pemberian Dana Tabarru’ Asuransi Pertanian
PETANI
GAGAL
PANEN
HARGA PADI
RENDAH
ASURANSI PERTANIAN
SYARIAH
DANA TABARRU’
MODAL
PETANI
MEMBELI
HASIL PANEN
Sumber : Penulis
Ketika petani dan perusahaan asuransi bersinergi dan bekerja sama dengan baik
maka akan berdampak positif bagi petani sendiri dan bagi perusahan asuransi. Petani
akan mandapatkan jaminan ketika usaha pertaniannya tidak mendapatkan hasil yang
baik. Serta petani juga akan lebih mengenal nilai-nilai Islam dari kesyariahan dari
perusahaan atau kegiatan yang dilakukan oleh asuransi.
3.3 PEMBERDAYAAN PETANI MELALUI ASURANSI SYARIAH
Persaingan dan ketidakpastian yang timbul di sektor pertanian menyebabkan
pendapatan dan usaha pertanian mengalami penurunan. Bahkan banyak pelaku usaha
tani mengalami kerugian sehingga banyak terjadi petani miskin. Oleh sebab itu perlu
adanya pemberdayaan petani. Pemberdayaan petani merupakan tujuan dari asuransi
pertanian ini. Pemberdayaan yang dimaksudkan adalah untuk menaikan atau menambah
19
pendapatan untuk petani. Sebagai dampak positif dari asuransi pertanian berbasis
syariah ini adalah terjalinnya persaudaraan yang merupakan aktualisasi nilai-nilai islam.
Penerapan dari program asuransi pertanian ini harus berlandaskan ketaqwaan kita
kepada Allah SWT dan berpedoman pada nilai-nilai ke- Islaman dimana Allah yang
telah memberikan kehidupan dan kecukupan dari hasil tanaman-tanaman
yang
berlimpah. Aktualisasi dari penerapan program ini dapat diwujudkan dengan kesadaran
untuk tolong menolong sesama dan memberikan sedikit
rizqi yang diraih untuk
membantu orang lain. Selain itu, program ini juga ditekankan pada nilai-nilai ekonomi
syariah yang saat ini sudah banyak asuransi yang bergerak di bidang syariah.
Diharapkan dari program asuransi ini akan berdampak positif kepada petani
sehingga pendapatan dan kehidupan masayarakat khususnya masyarakat pelaku usaha
tani akan meningkat. Program ini memperkenalkan terobosan atau solusi dalam
mengatasi permasalahan-permasalahan yang sering terjadi di pertanian yang akan
melanda kerugian bagi pelaku usahatani. Program ini memberikan jaminan kepada
petani terhadap ketidakpastian dari kegiatan usaha tani. Di samping itu program ini juga
menyediakan uang atau modal kepada petani melalui dana tabarru’ saat petani
mengalami kerugian.
Secara garis besar program ini bertujuan untuk :
1. Membantu masyarakat dalam membangun dan mengelola lahan pertaniannya
agar mendapatkan hasil yang terbaik.
2. Meningkatkan produksi pertanian dan mengembangkan usaha pertania serta
membantu dlam mengakses pasar
3. Pembangunan moral melalui nilai-nilai ke-Islaman agar tercipta petani yang
mandiri dan mempunyai rasa persaudaraan yang kuat.
Dengan menerapkan akad mudharabah dengan kesepakatan antara petani dan
pengelola dana atau perusahaan asuransi diharapkan akan terjadi sebuah kesinambungan
dan program pertanian syariah ini dapat berjalan secara optimal dan dapat memberikan
pengaruh positif kepada petani. Dan pada akhirnya pemberdayaan petani dapat tercapai
dengan maksimal.
20
Pemberdayaan melalui asuransi pertanian berbasis syariah dapat dilihat jika:
1. Pendapatan petani dalam melakukan usahanya menjadi lebih baik dan tidak
mengalami kerugian.
2. Adanya jamianan yang pasti terhadap usaha tani yang dilakukan.
3. Terciptanya kondisi yang baik diantara kelompok tani (tolong menolong).
4. Indonesia dapat mencapai swasembada pangan.
5. Industri pertanian yang berkembang ditengah berkembangnya industri
manufaktur maupun industri jasa.
6. Dapat memasok pendapatan GDP Indonesia.
7. Kesejahteraan petani
Dengan adanya asuransi pertanian syariah ini berkomitmen terhadap persaudaraan
dan keadilan sehingga akan menimbulkan konsep kesejahteraan petani. Kesejahteraan
petani di sini meliputi pemenuhan kebutuhan fisik dan kebutuhan moral petani. Kedua
kebutuhan tersebut harus berjalan seimbang. Sehingga dalam kegiatan pertanian ini
tidak hanya memaksimalkan produk output atau hasil pertanian semata, akan tetapi
harus disertai dengan jaminan usaha-usaha yang ditunjukan dengan adanya asuransi
pertanian syariah.
Dengan adanya kesejahtaraan tersebut maka akan mengakibatkan petani pedesaan
dapat diberdayakan. Sehingga pembangunan di bidang pertanian akan secara otomatis
akan ikut andil dalam pembangunan pedesaan. Dengan demikian, untuk negara agraris
seperti Indonesia pembangunan pertanian melalui jaminan pertanian berbasis syariah
merupakan sebuah langkah penting untuk pembanguan pertanian dan pedesaan.
21
BAB V
PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
Dari analisis dan pembahasan yang telah dilakukan maka dapat diambil
kesimpulan :
1. Penduduk miskin mayoritas merupakan penduduk yang berasal dari daerah
pedesaan yang berpenghasilan sebagai petani yang belum bisa mengoptimalkan
potensi lahan pertanian yang ada.
2. Produksi pertanian pada tahun 2012 sudah mengalami peningkatan sebesar 5%
dibanding tahun 2011, akan tetapi hal itu belum dapat mengatasi kemiskinan di
pedasaan secara optimal.
3. Petani masih mendapatkan sebuah ancaman dalam melakukan usahatani yaitu
ancaman gagal panen maupun anjloknya harga dari hasil panen pertanian.
4. Perlu adanya kesadaran dari petani dan pemerintah dalam asuransi pertanian
berbasis syariah ini untuk menjamin dan melindungi petani dari berbagai
ancaman dalam bidang pertanian. Asuransi syariah ini erat dengan perlindungan
pertanian yang berorientasi pada kerjasama dan tolong menolong antar petani
dan perusahaan asuransi.
5. Asuransi pertanian syariah bertujuan untuk menstabilkan pendapatan petani,
merangsang adopsi teknologi pertanian, dan untuk mengurangi risiko-risiko
pertanian yang mungkin akan timbul.
6. Risiko-risiko yang dijamin berasal dari dana tabarru’ yang merupakan
kumpulan premi yang dibayarkan oleh kelompok tani.
7. Pemberdayaan petani melui asuransi pertanian syariah ini diharapkan untuk
dapat memberikan dampak positif sehingga dapat mengatasi permasalahanpermasalahan yang mungkin timbul.
22
5.2 SARAN
Pertanian merupakan sektor paling penting bagi negaran Indonesia. Hasil dari
pertanian juga sangat diperlukan untuk kehidupan sehari-hari karena merupakan
kebutuhan pokok sehari-hari. Pertanian di Indonesia masih banyak di pengaruhi dengan
iklim dan pasar. Oleh sebab dari itu seharusnya petani dan pemerintah harus bersinergi
dengan baik untuk membangun sistem pengelolaan pertanian. Pemerintah dan
perusahaan asuransi harus memberikan jaminan pasti kepada petani agar petani dapat
mengoptimalkan lahan pertanian dan prospek pertanian ke depan dengan baik dan
maksimal.
23
DAFTAR PUSTAKA
Al Qur’an Al Kaarim
Badan Intelejen Negara. 2012. Prediksi dan Tantangan Sektor Pertanian Indonesia
Tahun 2013.( www.bin.go.id diakses 03 Maret 2013).
Badan Pusat Statistik. 2013. Profil Kemiskinan Indonesia September 2012.
(www.bps.go.id diakses 11 Maret 2013).
Badan Pusat Statistik. 2013. Angka Produksi Padi 2012. (www.bps.go.id diakses 11
Maret 2013).
Harsh S.B., L.J. Connor and G.D. Schwab. 1981. Managing the Farm Business.
Michigan State University Press Michigan.
IFAD. 2008. Mendorong masyarakat miskin di pedesaan untuk mendorong kemiskinan
di Indonesia.
Mishra P.K. 1999. Planning for the Development and Operation of Agricultural
Insurance Schemes. In: APO. Development and Operation of Agricultural
Insurances in Asia. Asian Productivity Organization Tokyo.
Quibra, M.G, and T.N. Srinivasan, 1993. Rural poverty in Asia. Oxford University,
Press Hongkong
Rosenzweig, C., and D. Liverman. 1992. Predicted Effects of Climate Change on
Agriculture: A Comparison of Temperate and Tropical Regions. In Global
climate change: Implications, challenges, and mitigation measures, ed. S. K.
Majumdar, 342-61. PA: The Pennsylvania Academy of Sciences.
Stern N., S. Peters, V. Bakhshi, A. Bowen, C. Cameron, S. Catovsky, D. Crane,
S. Cruickshank, S. Dietz, N. Edmonson, S.L. Garbett, L. Hamid, G.
Hoffman,
D. Ingram,
B.
Jones,
N.
Patmore,
H. Radcliffe,
R.
Sathiyarajah, M. Stock, C. Taylor, T. Vernon, H. Wanjie, and D.
Zenghelis (2006) Stern Review: The Economics of Climate Change HM
Treasury London.
Sumaryanto. 2006. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keputusan Petani Menerapkan
Pola Tanam Diversifikasi: Kasus di Wilayah Pesawahan Irigasi Teknis DAS
Brantas.
viii
LAMPIRAN
CURICULUM VITAI
a. Nama Lengkap
: Fathoni Dwi Janarko
b. NIM
: F 0311051
c. Jurusan
: Akuntansi
d. Universitas
: FE UNS
e. Alamat Rumah
: Bendo Karang RT 03 RW XI Desa Gentan
Kecamatan Bendosari Kabupaten Sukoharjo
f. No telp
: 0857254889939
g. Alamat E-mail
: [email protected]
h. Riwayat Pendidikan
MI Gotong Royong Gentan
1999-2005
SMP Negeri 3 Sukoharjo
2005-2008
SMA Negeri 3 Sukoharjo
2008-2011
Akuntansi FE UNS
2011-sekarang
i. Riwayat Organisasi
Staf
MoT
Manager MoT
KEI FE UNS 2011-2012
KEI FE UNS 2012-sekarang
ix
ASURANSI PERTANIAN SYARIAH : JAMINAN OPTIMALISASI POTENSI
PERTANIAN SEBAGAI UPAYA PEMBERDAYAAN PETANI
DI SUSUN DALAM RANGKA LOMBA KARYA TULIS ILMIAH
“TEMU ILMIAH REGIONAL JAWA TENGAH”
IAIN SURAKARTA
Disusun oleh :
Fathoni Dwi Janarko
Akuntansi / 2011
Fakultas Ekonomi
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2013
LEMBAR PENGESAHAN
1. Judul Kegiatan
: Asuransi Pertanian Syariah : Jaminan Optimalisasi
Potensi Pertanian sebagai Upaya Pemberdayaan
Petani
2. Penulis
a. Nama Lengkap
b. NIM
c. Jurusan
d. Universitas
e. Alamat Rumah
: Fathoni Dwi Janarko
: F 0311051
: Akuntansi
: FE UNS
: Bendo Karang RT 03 RW XI Desa Gentan
Kecamatan Bendosari Kabupaten Sukoharjo
: 085725489939
: [email protected]
f. No telp
g. Email
3. Dosen Pendamping
a. Nama Lengkap
b. NIP
: Drs. Santoso Tri Hananto,M.Si., Ak
: 19690924 199402 1 001
Surakarta, 4 April 2013
Dosen Pembimbing
Yang Manyatakan
Drs. Santoso Tri Hananto,M.Si., Ak
NIP. 19690924 199402 1 001
Fathoni Dwi Janarko
NIM. F0311051
Mengetahui
Pembantu Dekan III
Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret
Lukman Hakim, SE., M.Si., PhD
NIP. 19680518 200312 1 002
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmad dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesai karya tulis ini dengan tepat
waktu. Potensi pertanian di Indonesia merupakan salah satu peluang yang dapat
mendukung perekonomian Indonesia agar lebih baik. Akan tetapi, meskipun potensi
yang besar dan lahan pertanian yang luas belum dapat memberikan dampak positif bagi
masayarakat khususnya petani. Banyak petani yang merugi akibat gagal panen dan
harga panen yang kadang anjlok di pasar.
Melalui karya tulis ini penulis mencoba menawarkan gagasan dan ide-ide dalam
mengatasi masalah tersebut. Dengan program Asuransi Pertanian Syariah diharapkan
dapat mengurangi risiko-risiko yang mungkin akan timbul di pertanian di Indonesia. Di
harapkan melalui program ini pemberdayaan petani lebih bisa optimal.
Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada pihak-pihak yang telah
membentu secara langsung maupun tidak langsung sehingga penyusunan karya tulis ini
dapat terselesaikan. Penulis menyadari banyak kekurangan dalam karya tulis ini, maka
dari itu penulis mengharapkan saran dan kritikan yang bersifat membangun demi karya
tulis yang lebih baik.
Surakarta, 4 April 2013
Penulis
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
i
LEMBAR PENGESAHAN
ii
KATA PENGANTAR
iii
DAFTAR ISI
iv
DAFTAR GAMBAR
vi
DAFTAR TABEL
vii
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
1
Rumusan Masalah
4
Tujuan Penulisan
4
Manfaat Penulisan
4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Tinjauan Umum Pertanian
6
Gambaran Umum Kemiskinan di Indonesia
9
Tinjauan Umum Asuransi Pertanian
10
Tinjauan Umum Ayat-ayat Al Qur’an
11
BAB III METODOLOGI PENULISAN
Jenis Penulisan
13
Jenis dan Sumber Data
13
Metode Pengumpulan Data
13
Metode Analisis Data
13
Kerangka Berfikir
14
BAB IV PEMBAHASAN
Dampak Hasil Pertanian Terhadap Kemiskinan di Pedesaan
15
Implementasi Asuransi Pertanian Syariah
17
Pemberdayaan Petani Melalui Asuransi Syariah
19
iv
BAB V PENUTUP
Kesimpulan
21
Saran
22
DAFTAR PUSTAKA
viii
LAMPIRAN
ix
v
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Persebaran Pertanian di Indonesia
6
Gambar 2. Pola Pengelolaan Dana Asuransi Pertania Syariah
18
Gambar 3. Skema Pemberian Dana Tabarru’ Asuransi Pertanian
19
vi
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Jumlah Rumah Tangga Pertanian
2
Tabel 2. Lahan Pertanian Padi
7
Tabel 3. Jumlah Penduduk Miskin Menurut Daerah
9
Tabel 4. Luas Panen dan Produksi Padi
16
Tabel 5. Penduduk Miskin di Indonesia
16
vii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG MASALAH
Indonesia merupakan negara yang dikenal dengan negara agraris di dunia.
Sebagian besar pendapatan penduduk indonesia merupakan petani, baik pemilik lahan
maupun buruh tani. Sektor pertanian inilah yang sangat penting dalam pembangunan
perekonomian di Indonesia. Kegiatan ekonomi di sektor riil ini akan sangat diperlukan
karena sektor inilah yang akan membuat dampak yang cukup baik bagi perekonomian di
Indonesia. Di samping itu, sektor riil ini juga menghindarkan sebuah negara dari krisis
global yang diakibatkan oleh pembiayaan bank konvensional.
Sektor pertanian merupakan sektor yang paling besar dalam kegiatan
perekonomian di Indonesia. Sebagian besar penduduk Indonesia merupakan petani.hal
ini di dukung dengan lahan pertanian yang masih cukup luas yang tersedia di Indonesia.
Hal ini mebuat banyak penduduk yang bergantung dari sektor pertanian untuk
menopang hidup keluarga. Sudah banyak program pemerintah yang berupaya untuk
menaikkan atau menngembangkan sektor pertanian dalam upayanya memberdayakan
petani. Akan tetapi hal itu dirasa belum optimal karena masih banyaknya petani yang
masih berada dalam kategori penduduk miskin.
Dari data BPS 2011, Jumlah penduduk miskin (penduduk dengan pengeluaran per
kapita per bulan di bawah Garis Kemiskinan) di Indonesia pada September 2011
mencapai 29,89 juta orang (12,36 persen), turun 0,13 juta orang (0,13 persen)
dibandingkan dengan penduduk miskin pada Maret 2011 yang sebesar 30,02 juta orang
(12,49 persen). Selama periode Maret 2011–September 2011, penduduk miskin di
daerah perkotaan berkurang 0,09 juta orang (dari 11,05 juta orang pada Maret 2011
menjadi 10,95 juta orang pada September 2011), sementara di daerah perdesaan
berkurang 0,04 juta orang (dari 18,97 juta orang pada Maret 2011 menjadi 18,94 juta
orang pada September 2011). Persentase penduduk miskin antara daerah perkotaan dan
perdesaan tidak banyak berubah selama periode ini. Penduduk miskin di daerah
perkotaan pada Maret 2011 sebesar 9,23 persen, menurun sedikit menjadi 9,09 persen
pada September 2011. Penduduk miskin di daerah perdesaan pada Maret 2011 sebesar
15,72 persen, juga menurun sedikit menjadi 15,59 persen pada September 2011.
1
Sementara itu jika dilihat dari rumah tangga produksi, pertanian di Indonesia di
dominasi oleh pertanian padi. Jumlah Rumah Tangga Pertanian dan Rinciannya
berdasar Sensus Pertanian 2003 (BPS)
Tabel 1. Jumlah Rumah Tangga Pertanian
Jenis Rumah Tangga Pertanian
Jumlah
%
(dari Total Rumah Tangga nasional)
Rumah Tangga Pertanian (RTP)
24.868.675
47,01%
RTP Padi
13.770.100
26,03%
RTP Palawija
10.858.258
20,52%
RTP Hortikultura
8.457.228
15,99%
RTP Perkebunan
6.943.163
13,12%
RTP Kehutanan
3.427.491
6,48%
RTP Peternakan/Perunggasan
5.627.939
10,64%
RTP Perikanan Air tawar
665.712
1,26%
RTP Perikanan di Sawah
106.533
0,20%
RTP Perikanan Air Tawar/Sawah
761.458
1,44%
RTP Perikanan Tambak Air Payau
133.604
0,25%
7.213
0,01%
RTP Perikanan/Biota di Laut
45.734
0,09%
RTP Perikanan/Biota di Perairan Umum
31.341
0,06%
RTP Penangkapan Satwa Liar
Sumber : BPS, 2003
Dari data di atas dapat dilihat jika pertanian rumah tangga padi masih
mendominasi dari sektor pertanian di Indonesia. Hal ini di dukung dengan makanan
pokok orang Indonesia adalah nasi maka sektor pertanian padi ini harus menjadi
perhatian khusus bagi pemerintah.
2
Sektor pertanian ini merupakan sektor usaha yang mempunyai ketidakpsatian
yang cukup tinggi. Salah satunya ketidakpastian iklim yang merupakan kendala paling
sering terjadi dalam sektor pertanian. Secara agregat diperkirakan bahwa total biaya
dan risiko akibat perubahan iklim global setara dengan kehilangan setidaknya 5 persen
GDP dunia per tahun1. Sudah barang tentu dampak negatif yang dirasakan oleh setiap
negara berbeda, namun secara umum diperkirakan bahwa yang paling rentan adalah
negara-negara berkembang2.
Upaya pemerintah melalui Kerangka Kerja Nasional Jangka Menengah 20102014 di sektor pertanian berfokus pada revitalisasi sektor pertanian dan mencapai
keunggulan kompetitif dalam perekonomian nasional dan global. Hal ini didukung oleh
kerangka kebijakan pertanahan dan komitmen nasional yang kuat terhadap lingkungan
dan pemanfaatan sumber daya alam yang berkelanjutan. Strategi prioritas ini termasuk3:
1. Jaminan keamanan pangan dan makanan bergizi, keuntungan produsen dan
keselamatan konsumen.
2. Mengembangkan pertanian berkelanjutan dalam konteks perubahan iklim.
3. Menciptakan peluang kerja bagi kelompok yang rentan miskin.
Salah satu strategi pemerintah di atas seharusnya pertanian di Indonesia harus
semakin berkembang, akan tetapi pada kenyataannya keberadaan strategi pemerintah
tersebut belum berpengaruh terhadap perkembangan pertanian di Indonesia. Bahkan
sering kali petani dirugikan. Hal ini terjadi karena tidak ada lembaga yang menjamin
pertanian atau kegiatan pertanian yang ada di Indonesia. Sehingga pertanian di
Indonesia tidak dapat berkembang dan cenderung melemah karena petani yang tidak
ada dukungan dari lembaga penjamin.
Solusi nyata dari pemerintah dan para pelaku pertanian sangat diperlukan dalam
memecahan permasalahan di atas. Peran pemerintah melalui kebijakannya dalam
menjamin harga hasl panen pertanian dan peran kelompok tani melalui kerjasama dalam
menopang ketidakpastian lingkungan. Sehingga dalam implementasinya diperlukan
asuransi pertanian yang berbasis syariah. Karenanya dalam pelaksanaannya harus sesuai
dengan kaidah-kaidah maupun nilai-nilai Islam dan didasari oleh kekeluargaan
(tabarru’).
1
2
3
Stren et all,2006. The Economics of Climate Change HM Treasury London
Rosenzweig and Liverman, 1992; IPPC, 2001; Stern et al., 2006)
IFAD, 2008. Mendorong masyarakat miskin di pedesaan untuk mendorong kemiskinan di Indonesia.
3
Diharapkan dengan diperlakukannya sistem asuransi pertanian yang berlandaskan
nilai-nilai Islam petanian di Indonesia akan berkembang dan dapat menjalankan
program pemerintah yaitu swasembada beras pada tahun 2014. Di samping itu
pemberdayaan petani di Indonesia akan dapat tercapai dan pada akhirnya pengentasan
penduduk miskin akan berkurang khususnya pada di daerah pedesaan atau daerah
pertanian.
1.2 RUMUSAN MASALAH
Dari latar belakang yang telah dijelaskan diatas penulis merumuskan masalah
untuk Karya Tulis Ekonomi Islam ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana dampak hasil pertanian terhadap kemiskinan di pedesaan?
2. Bagaimana implementasi asuransi pertanian berdasarkan nilai-nilai Islam dalam
pelaksanaan kegiatan pertanian di pedesaan?
3. Bagaimana pengaruh asuransi pertanian berbasis syariah dalam pengelolaan
pertanian untuk memberdayakan petani?
1.3 TUJUAN PENULISAN
Penulisan Karya Tulis Ekonomi Islam ini bertujuan untuk menjawab
permasalahan yang telah disebutkan diatas yaitu:
1. Memberikan gambaran mengenai dampak hasil pertanian terhadap kemiskinan
yang terjadi di pedesaan.
2. Memberikan pemahaman dalam implementasi asuransi syariah terhadap
kegiatan pertanian di Indonesia khususnya di daerah pertanian.
3. Memberikan gambaran mengenai tata laksana dan tata cara penerapan asuransi
syariah dalam hal pengelolaan pertanian agar tidak memberikan dampak
negatif pada petani.
1.4 MANFAAT PENULISAN
Penyusunan Karya Tulis Ekonomi Islam ini diharapkan dapat bermanfaat bagi
masyarakat, pemerintah dan akademisi yaitu :
1. Masyarakan lebih mengenal dan memahami mengenai asuransi pertanian yang
dijalankan. Dengan potensi penduduk muslim terbesar di dunia, diharapkan
4
penerapan nilai-nilai Islam dalam asuransi pertanian berbasis syariah dapat
diaplikasikan secara penuh dalam kehidupan atau kegitan pertanian seharihari.
2. Bagi pemerintah karya tulis ini dapat menjadi referensi bagi pemerintah untuk
menciptakan program-program dalam upaya mendukung pertanian di
Indonesia. Dengan nilai-nilai Islam di dalamnya diharapkan penerapan
asuransi pertanian syariah ini dapat berjalan secara optimal.
3. Bagi kalangan akademisi diharapkan karya tulis ini dapat menjadi referensi
untuk mendukung atau menciptakan program yang lebih baik demi
tebangunnya asuransi pertanian syariah yang lebih baik. Sehingga, program
ini akan terus berkembang.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 TINJAUAN UMUM PERTANIAN
Pertanian merupakan lahan paling besar yang tersedia di Indonesia. Bahkan di
Indonesia sendiri lahan pertanian tersebar luas dari sabng sampai merauke. Begitu juga
jenis pertanian yang cukup banyak dan mudah untuk di temui di Indonesia. Jenis
pertaniannya tersebar luas di Indonesia. Akan tetapi sektor pertanian padi masih
menjadi sektor utama pertanian di Indonesia. Sektor padi/beras banyak tersebar luas di
daerah Aceh, Sumatera Barat, Sumareta Selatan, Pulau Jawa, Sulawesi Utara, Sulawesi
Selatan dan Nusa Tenggata Barat.
Gambar 1. Persebaran Pertanian di Indonesia
Sumber : Wibisono
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), angka tetap (ATAP) produksi padi
tahun 2011 sebesar 65,78 juta ton Gabah Kering Giling (GKG) atau turun 0,71 juta ton
(1,07%) dibandingkan produksi tahun 2010. Penurunan produksi terjadi di Pulau Jawa,
yaitu sebesar 1,97 juta ton. Namun, di luar Pulau Jawa justru terjadi peningkatan
sebesar 1,26 juta ton. Sementara itu, angka ramalan (ARAM) I tahun 2012
memperkirakan adanya peningkatan produksi sebesar 2,84 juta ton (4,31%)
dibandingkan tahun 2011, menjadi sebesar 68,62 juta ton GKG. Kenaikan tersebut
6
diperkirakan terjadi di Pulau Jawa sebesar 1,59 juta ton dan di luar Pulau Jawa sebesar
1,25 juta ton, yang disebabkan oleh adanya peningkatan luas panen sebesar 237.297 Ha
(1,8%) dan produktivitas sebesar 1,23 kuintal/Ha (2,47%).
Salah satu indikator yang menunjukkan masih kurangnya produksi beras dalam
negeri, yakni adanya impor beras dan kenaikan harga beras. Hingga bulan Agustus
2012, jumlah impor beras sudah mencapai 1.033.794,255 ton. Sementara itu, rata-rata
harga beras September 2012 naik 0,22% dibanding Agustus 2012 dan naik 7,98%
dibandingkan September 2011. Pada komoditas jagung, data BPS menunjukkan ATAP
produksi jagung tahun 2011 sebesar 17,64 juta ton pipilan kering atau turun sebanyak
684,39 ribu ton (3,73%) dibandingkan tahun 2010. Penurunan produksi tersebut terjadi
di Pulau Jawa sebesar 477,290 ton dan di luar Pulau Jawa sebesar 207.100 ton. Data
ARAM I tahun 2012 memperkirakan produksi jagung meningkat sebesar 18,95 juta ton
pipilan kering atau 1,30 juta ton (7,38%) dibandingkan tahun 2011. Peningkatan
produksi diperkirakan terjadi di Pulau Jawa sebesar 0,80 juta ton dan di luar Pulau Jawa
sebesar 0,51 juta ton, yang disebabkan oleh peningkatan luas panen seluas 132,78 ribu
Ha (3,44%) dan produktivitas sebesar 1,74 kuintal/Ha (3,81%)4. Adapun ketersidiaan
lahan pertanian untuk padi berdasarkan daerah di Indonesia pada tahun 2012.
Tebel 2. Lahan Pertanian Padi
Provinsi
4
Tahun
Luas
Produktivitas
Produksi
Panen(Ha)
(Ku/Ha)
(Ton)
Indonesia
2012
13471653
51.19
68956292
Aceh
2012
388218
46.19
1793325
Sumatera Utara
2012
765434
48.2
3689420
Sumatera barat
2012
474399
49.66
2356020
Riau
2012
127759
35.56
454344
Jambi
2012
159231
41.58
662092
Sumatera Selatan
2012
787245
44.2
3479258
Bengkulu
2012
143329
41.02
587952
Lampung
2012
626158
48.63
3044792
Bangka Belitung
2012
8345
27.57
23003
Badan Intelejen Negara
7
Kepulauan Riau
2012
383
34.62
1326
DKI Jakarta
2012
1853
59.62
11047
Jawa Barat
2012
1946810
58.58
11403668
Jawa Tengah
2012
1779244
57.32
10199014
DI Yogyakarta
2012
148919
60.25
897289
Jawa Timur
2012
1970973
61.11
12043924
Banten
2012
381521
50.82
1938843
Bali
2012
148738
56.93
846733
Nusa Tenggara Barat
2012
424218
49.56
2102587
Nusa Tenggara Timur
2012
202211
34.85
704667
Kalimantan Barat
2012
451280
30.58
1380143
Kalimantan Tengah
2012
231070
29.17
674018
Kalimantan Selatan
2012
494623
41.58
2056532
Kalimantan Timur
2012
144152
39.4
568016
Sulawesi Utara
2012
127729
48.49
619413
Sulawesi Tengah
2012
228223
45.88
1047055
Sulawesi Selatan
2012
967354
50.37
4872384
Sulawesi Tenggara
2012
126900
41.39
525282
Gorontalo
2012
51349
48.65
249830
Sulawesi Barat
2012
80228
48.81
391563
Maluku
2012
23074
41.79
96421
Maluku Utara
2012
17947
37.15
66668
Papua Barat
2012
8134
39.33
31990
Papua
2012
34602
39.79
137673
Sumber : BPS 2012
Tantangan untuk pertanian sendiri masih cukup besar. Dengan masih tidak
stabilnya iklim di Indonesia, maka petani masih terancam dengan adanya kekeringan
atau bahkan bencana alam seperti banjir. Hal inilah yang menjadi permasalahan yang
mendasar bagi permasalahan pertanian padi di Indonesia. Selain itu permasalahan dari
ketersediaan benih padi yang diakibatkan kualitas panen musim lalu yang menjadi
ancaman.
8
2.2 GAMBARAN UMUM KEMISKINAN DI INDONESIA
Kemiskinan merupakan masalah utama di Indonesia yang terjadi secara turun
menurun. Dari sejak dahulu kemiskinan menjadi jurang belenggu kesengsaraan
penduduk Indonesia. Tidak bisa dipungkiri hal ini disebabkan oleh kualitas sumber daya
manusi yang rendah dari penduduk Indonesia sehingga tidak bisa bersaing dengan yang
lainnya. Hal ini deiperparah dengan biaya hidup yang mahal, dari biaya kesehatan,
makanan, tempay tinggal dal lainnya harus didapatkan dengan biaya yang cukup tinggi.
Pada bulan September 2012, jumlah penduduk miskin (penduduk dengan
pengeluaran per kapita per bulan di bawah Garis Kemiskinan) di Indonesia mencapai
28,59 juta orang (11,66 persen), berkurang sebesar 0,54 juta orang (0,30 persen)
dibandingkan dengan penduduk miskin pada Maret 2012 yang sebesar 29,13 juta orang
(11,96 persen). Selama periode Maret 2012–September 2012, jumlah penduduk miskin
di daerah perkotaan berkurang 0,14 juta orang (dari 10,65 juta orang pada Maret 2012
menjadi 10,51 juta orang pada September 2012), sementara di daerah perdesaan
berkurang 0,40 juta orang (dari 18,48 juta orang pada Maret 2012 menjadi 18,08 juta
orang pada September 2012). Selama periode Maret 2012–September 2012, persentase
penduduk miskin di daerah perkotaan dan perdesaan tercatat mengalami penurunan.
Persentase penduduk miskin di daerah perkotaan pada Maret 2012 sebesar 8,78 persen,
turun menjadi 8,60 persen pada September 2012. Sementara penduduk miskin di daerah
perdesaan menurun dari 15,12 persen pada Maret 2012 menjadi 14,70 persen pada
September 20125.
Dari data diatas dapat terlihat bahwa kemiskinan di Indonesia sebagian besar
berasal dari daerah pedesaan. Di mana pertanian merupakan mata pencaharian
penduduk pedesaan. Sebagian besar dari petani tersebut tidak bisa mengambil peluang
dari sektor pertanian. Hal ini dapt terlihat dari daftar tabel di tahun 2011.
Tabel 3. Jumlah Penduduk Miskin Menurut Daerah
Daerah / Tahun
Jumlah Penduduk Miskin
Presentase Jumlah
Miskin
Perkotaan
Maret 20112
10,65
8,78
September 2012
10,51
8,60
5
Profill Kemiskinan Indonesia September 2012. BPS
9
Perdesaan
Maret 2012
18,48
15,12
September 2012
18,08
14,70
Maret 2012
29,13
11,96
September 2012
28,59
11,66
Kota+Desa
Sumber : BPS 2012
2.3 TINJAUAN UMUM ASURANSI PERTANIAN
Usaha disektor pertanian ini adalah salah satu usaha dengan risiko yang tinggi.
Risiko ini umumnya berasal dari alam dan organisme yang sering mengganggu kegiatan
pertanian yang kadang membuat petani gagal panen. Di samnping itu, ada juga risiko
dari pelaku usaha tani lainnya yaitu para pembeli gabah dari petani yang umumnya
membelinya dengan harga yang lebih murah. Dari situlah muncul gagasan asuransi
pertanian.
Asuransi pertanian ini pada dasarnya dieruntukkan untuk mengurangi risiko-risiko
yang timbul akibat alam maupun pelaku usaha tani itu sendiri. Meskipun demikian tidak
semua risiko dari kegiatan pertanian ini dapat diasuransikan6. Karena tidak
memungkinkan perusahaan asuransi dapat menanggung semua kerugian yang akan
timbul pada daerah yang sangat rawan dengan bencana alam.
Dalam tataran praktis, pengembangan asuransi pertanian formal di Indonesia
sekurang-kurangnya perlu memperhatikan tiga faktor7. Pertama, sebagian besar pelaku
usahatani (petani) adalah manajer yang dalam pengambilan keputusan usahataninya
tidak hanya mempertimbangkan variabel-variabel yang berada dalam dimensi ekonomi
tetapi juga dimensi sosial bahkan budaya. Adalah fakta bahwa di beberapa daerah,
keputusan petani dalam mengalokasikan sumberdaya yang dimilikinya (tenaga kerja
dan modal) seringkali tidak sepenuhnya bebas dari pertimbangan nilai-nilai sosial yang
dari sudut pandang bisnis mungkin tidak memiliki kaitan langsung. Kedua, sebagian
besar petani di Indonesia adalah petani dengan skala usaha kecil dan seringkali bersifat
sebagai part-time farmer. Selain itu, sampai saat ini belum pernah mengenal sistem
6
Harsh S.B., L.J. Connor and G.D. Schwab. 1981. Managing the Farm Business.
Sumaryanto dan A. R. Nurmanaf. 2007. Simpul-Simpul Strategis Pengembangan Asuransi Pertanian
Untuk Usahatani Padi di Indonesia
7
10
asuransi pertanian formal. Ketiga, konfigurasi spasial usaha pertanian adalah terpencarpencar dan seringkali pola tanamnya beragam. Kesemuanya itu berimplikasi pada biaya
operasional asuransi pertanian.
2.4 TINJAUAN AYAT-AYAT AL QUR’AN
Konsep dasar asuransi syariah adalah untuk meminimalisir ketakutan dalam halhal yang tidak diinginkannya. Karena Allah akan terus memberikan cobaan kepada
manusia seperti tercantum dalam surat Al Baqarah ayat 155 :
Dan sesunggunhnya akan Kami berikan cobaan kepamu, dengan sedikit ketakutan,
kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan kami berikan berita
gembira kepada orang-orang sabar.
Maka dari itu untuk menyikapi ketakutan-ketakutan yang telah diberitakan oleh
Allah SWT maka setiap manusia harus melakukan tolong menolong dalam hal kebaikan
agar ketakutan-ketakutan yang akan timbul dapat diminimalisirkan.
Dan tolong menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan taqwa, dan jangan
tolong-menolongdalam berbuat dosa dan pelanggaran.
(QS Al Ma’idah ayat 2).
Dalam hal lain seorang muslim harus membelanjakan uangnya secara hemat
serta lebih bisa menabung untuk masa depannya dan menginvestasikan agar dapat
digunakan dimanfaatkannya sewaktu kena bencana seperti tercantum dalam QS Al
Furqan ayat 67 :
Dan orang-orang yang apabila membelanjakan (harta), mereka tidak berlebih-lebihan,
dan tidak (pula) kikir, dan adalah (pembelanjaan itu) di tengah-tengah antara yang
demikian.
Di samping itu Allah juga menekankan agar kita selalu bekerja keras dalam
mencari rezeki dalam rangkan memenuhi kebutuhan pokok dan menjamin kebutuhan
anak-anak di masa yang akan mendatang.
Adapun dinding rumah itu adalah kepunyaan dua anak yatim di kota itu, dan
dibawahnya ada harta benda simpanan bagi mereka berdua, sedang ayahnya adalah
seorang yang sholeh, maka Tuhanmu menghendaki agar supaya mereka sampai kepada
kedewasaan dan mengeluarkan simpanan itu, sebagai rahmad dari Tuhanmu; dan
11
bukanlah aku melkuka itu menurut kemauanku sendiri. Demikian itu adalah tujuan
perbuatan-perbuatan yang kamu tidak sabar terhadapnya.
(QS Al Kahfi ayat 82)
12
BAB III
METODOLOGI PENULISAN
3.1 JENIS PENULISAN
Dalam pembuatan karya tulis ini, penulis menjabarkan tentang bagaimana
merumuskan suatu konsep mengenai jaminan pertanian terutama dengan
melihat
potensi yang ada di Indonesia dan berlandaskan nilai-nilai Islam yang terkandung
dalam ayat-ayat Al-Qur’an. Dengan rumusan masalah yang telah
tersusun, maka
penulis menggunakan pendekatan penelitian secara kualitatif untuk mendapatkan jenis
data yang bersifat deskriptif. Lalu, penulis berusaha melakukan eksplorasi data guna
menjawab pembahasan masalah yang aplikatif.
3.2 JENIS DAN SUMBER DATA
Jenis data yang digunakan oleh penulis dalam karya tulis ini adalah jenis data
sekunder. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari orang kedua yaitu melalui
situs-situs internet maupun buku-buku yang membahas tentang asuransi lingkungan
dan pendalaman kandungan ayat Al-Qur’an yang berkenaan dengan lingkungan itu
sendiri.
3.3 METODE PENGUMPULAN DATA
Dalam membuat karya tulis ini, penulis dapat mengumpulkan data-data melalui
studi pustaka. Studi pustaka yaitu dengan membaca literatur-literatur yang berkaitan
serta menunjang penulisan karya tulis ini, baik berupa pustaka cetak
maupun
elektronik (data-data internet), sehingga dari sinilah sumber informasi data sekunder
dapat diperoleh oleh penulis.
3.4 METODE ANALISIS DATA
Sehubungan dengan permasalahan yang ditulis pada rumusan masalah dan
pendekatan penelitian yang digunakan, penulis menganalisa data-data yang diperoleh
dengan metode analisis data deskriptif kualitatif, yaitu data yang diperoleh kemudian
disusun, sehingga mempermudah pembahasan masalah- masalah yang ada.
13
Menurut Miles dan Huberman, proses analisis data dalam penulisan ini terjadi
dalam tiga tahap, yaitu:
1. Reduksi Data
Yaitu
proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan,
pengabstrakkan, dan
transformasi data yang muncul dari catatan-catatan.
Reduksi data berlangsung secara terus-menerus selama proyek
yang
berorientasi kualitatif berlangsung.
2. Penyajian Data
Yaitu sekumpulan informasi tersusun yang memberi kemungkinan adanya
penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Penyajian yang paling sering
digunakan pada data kualitatif adalah bentuk teks naratif.
3. Penarikan Kesimpulan/Verifikasi
Yaitu sebuah proses menganalisis kualitatif dengan mencari makna benda-benda
mencatat keteraturan,
pola-pola, penjelasan yang memungkinan, alur sebab
akibat dan proposisi.
3.5 KERANGKA BERFIKIR
LAHAN
PERTANIAN LUAS
PETANI
ASURANSI
PERTANIAN
SYARIAH
HARGA JUAL
HASIL PANEN
GAGAL
PANEN
PEMBERDAYAAN PETANI
BERDASARKAN NILAI-NILAI ISLAM
14
BAB IV
PEMBAHASAN
3.1 DAMPAK
HASIL
PERTANIAN
TERHADAP
KEMISKINAN
DI
PEDESAAN
Pedesaan identik dengan lingkungan yang tradisional dan penduuknya masih
belum cukup akrap dengan perkembangan teknologi yang terjadi di era modern ini. oleh
sebab itu penduduk miskin sebagian besar berasal dari pedesaan dibanding dengan
wilayah perkotaan. Hal ini terjadi karena tingkat pendidikan penduduk yang relatif
rendah. Data BPS 1994 menunjukkan bahwa 72,01 persen dari rumah tangga miskin di
pedesaan dipimpin oleh kepala rumah tangga yang tidak tamat SD dan 24,32 persen
berpendidikan SD. Kecenderungan yang sama juga dijumpai pada rumah tangga miskin
di perkotaan, yaitu 57,02 persen yang tidak tamat SD dan 31,38 persen hanya
berpendidikan SD.
Pada tahun 1995 Bank Dunia mengungkapkan bahwa ciri-ciri dari kemiskinan
adalah sebagai beriku : Pertama, Benyak ditemukan di pedesaan dari pada diperkotaan.
Kedua,Kemiskinan berkorelasi positif dengan jumlah tenaga kerja dalam satu keluarga.
Ketiga, kemiskinan yang ditandai dengan kurangnya kepemilikan aset keluarga.
Keempat, pertanian sebagai sumber pendapatan utama. Kelima, berkaitan dengan
masalah sosial8.
Dari laporan Bank Dunia tersebut sudah dapat terlihat sebab mengapa pedesaan
merupakan mayoritas penduduk miskin. Hal ini disebabkan sebagian besar dari
penduduk pedesaan adalah berpenghasilan dari sektor pertanian. Selain itu petani di
pedesaan tidak bisa mengoptimalkan potensi lahan yang ada dan masih bergulat dengan
masalah-masalah klasik seperti faktor alam dan harga gabah yang anjlok saat terjadi
panen. Meskipun terjadi kenaikan produksi padi di tahun 2012, hal ini tidak
memberikan dampak positif yang signifikan terhadap petani.
Seperti terlihat pada (tabel 4) yang menggambarkan luas lahan dan hasil panen
padi di Indonesia menurut wilayah.
8
Quibra. 1993. Rurel Proverty in Asia
15
Tabel 4. Luas Panen dan Produksi Padi
Perkembangan
Uraian
2010
2011
2012
13.253.450
13.203.643
50,15
66.469.394
2010-2011
2011-2012
13.443.443
-0,38
1,82
49,80
51,36
-0,70
3,13
65.756.904
69.045.141
-1,07
5,0
Luas Lahan
(Ha)
Produktivitas
(Ku/Ha)
Produksi
(Ton)
Sumber : BPS, 2012
Dari data di atas produksi padi pada tahun 2012 memang terjadi penigkatan, akan
tetap peningkatan tersebut belumlah signifikan. Oleh karenanya kemiskinan di pedesaan
belum teratasi secara optimal. Hal ini yang menjadi permasalah pertanian di Indonesia.
Kemampuan petani yang belum memadai mengakibatkan kualitas dan kuantitas dari
hasil pertanian padi belum dapat maksimal.
Maka di pedesaan dari tahun ketahun penduduk miskin belum berkurang secara
signifikan. Hal ini dapat terlihat pada tabel 5 berikut ini:
Tabel 5. Penduduk Miskin di Indonesia
Tahun
Kota
Desa
Kota (%)
Desa (%)
2007
13.559,30
23.609,00
12,52
20,37
2008
12.768,50
22.194,80
11,65
18,93
2009
11.910,50
20.619,40
10,72
17,35
2010
11.097,80
19.925,60
9,87
16,56
2011
11.046,75
18.972,18
9,23
15,72
2012*)
10.507,80
18.086,90
8,60
14,70
Keterangan:
*) Sampai September 2012
Sumber : BPS 2012
Untuk mengoptimalkan lahan pertanian yang ada dan untuk mengurangi
kemiskinan pedesaan yang signifikan maka harus dilakukan langkah strategis dalam
mengatasi masalah ini. keadaan lahan yang masih tersebar luas, seharusnya menjadi
peluang untuk menjadikannya sebagai modal dalam mengembangkan sektor pertanian.
16
Hal ini perlu dilakukan karena sebagai sistem yang baik yang akan menghasilkan
dampak yang baik untuk pertanian. Selain itu dengan bertambahnya hasil produksi
pertanian yang maksimal akan membawa masyarakatnya pada pemberdayaan sehingga
penduduk miskin di pedesaan akan berkurang.
3.2 IMPLEMENTASI ASURANSI PERTANIAN SYARIAH
Asuransi pertanian adalah suatu institusi ekonomi untuk mengelola risiko yang
dihadapi petani. Secara umum tujuannya adalah (1) Untuk menstabilkan pendapatan
petani melalui pengurangan tingkat kerugian yang dialami petani karena kehilangan
hasil; (2) Untuk merangsang petani
mengadopsi teknologi usahatani yang dapat
meningkatkan produksi dan efisiensi penggunaan sumberdaya; dan (3) Untuk
mengurangi risiko yang dihadapi lembaga prekreditan pertanian dan memperbaiki akses
petani terhadap lembaga perkreditan9.
Asuransi ini berfungsi untuk meminimalisasi risiko-risiko yang mungkin timbul
dalam kegiatan pertanian yang dilakukan. Di samping itu atas dasar saling tolong
menolong maka asuransi pertanian yang diterapkan haruslah berlandaskan atas
persaudaraan, gotong royong dan harus sesuai dengan kaidah-kaidah hukum Islam.
Sehingga asuransi yang tepat untuk diterapkan adalah asuransi pertanian yang berbasis
syariah yang menerapkan kontrak al mudharabah, yaitu kontrak kerjasama antara
pemilik modal (petani) dengan pengelola modal (perasahaan asuransi).
Mekanisme pengelolaan dananya sendiri adalah dana yang disetorkan oleh petani
merupakan dana tabarru’ yaitu dana yang diperuntukkan untuk dana kebaikan semata.
Kumpulan dana tabarru’ inipun setelah dikurangi biaya-biaya asuransi akan
diinvestasikan sesuai dengan prinsip syariah. Investasinyapun juga untuk usaha
pertanian yaitu dalam pengelolaan hasil pertanian dalam rangka menjamin hasil panen
yang dihargai murah oleh pembeli. Jika dalam investasi atau usaha itu memperoleh
keuntungan maka akan dibagi hasilnya sesuai dengan kesepakan antara petani dan
perusahaan asuransi.
9
Mishra .1999."Planning for The Development and Operation of Agricultural Insurance Schemes",
Mishra (1999)
17
Berikut adalah mekanisme asuransi pertanian berbasis syariah
Gambar 2. Pola Pengelolaan Dana Asuransi Pertanian Syariah
PETANI
PERUSAHAAN
ASURANSI
GAGAL
PENEN
INVESTASI
PERTANIAN
HARGA
PENEN
RENDAH
Sumber : Penulis
Dalam kegiatan asuransi pertanian syariah ini terdapat dua risiko yang akan
ditanggung atau dijamin oleh perusahaan syariah. Pertama, perusahaan asuransi
pertanian syariah ini menjamin kegiatan petani yang gagal panen karena terjadi bencana
alam. Dalam hal ini petania akan mendapatkan dana tabarru’ sebesar modal yang
digunakannya dalam melakukan kegiatan pertanian. Tujuannya agar kegiatan
pertaniannya tidak mati atau berhenti dan petani dapat menikmati hasil pertaniannya
lagi.
Kedua, perusahaan asuransi pertanian syariah menjamin hasil penen petani agar
tidak dibeli di bawah harga pasar. Dalam hal ini perusahaan asuransi akan membeli
semua hasil panen petani dengan harga wajar / harga pasar dari uang tabarru’ yang
diperuntukkan untuk investasi kegiatan pertanian. Dari kegitan itu diharapkan petani
tidak dirugikan dengan harga hasil pertanian yang rendah. Ketika hasil pertanian diolah
dan siap untuk dijual kekonsumen disitulah akan mendapatkan hasil. Dengan hasil
tersebut setelah dukurangi dengan biaya pengolahan diperoleh laba, dan laba tersebut
akan di bagi antara pemilik dana (petani) dan pengelola dana (perusahaan asuransi).
18
Berikut adalah skema atau pola pemberian asuransi kepada petani dengan tujuan
untuk membentu petani agar usahanya tidak mengalami kerugian yang terlalu besar.
Gambar 3. Skema Pemberian Dana Tabarru’ Asuransi Pertanian
PETANI
GAGAL
PANEN
HARGA PADI
RENDAH
ASURANSI PERTANIAN
SYARIAH
DANA TABARRU’
MODAL
PETANI
MEMBELI
HASIL PANEN
Sumber : Penulis
Ketika petani dan perusahaan asuransi bersinergi dan bekerja sama dengan baik
maka akan berdampak positif bagi petani sendiri dan bagi perusahan asuransi. Petani
akan mandapatkan jaminan ketika usaha pertaniannya tidak mendapatkan hasil yang
baik. Serta petani juga akan lebih mengenal nilai-nilai Islam dari kesyariahan dari
perusahaan atau kegiatan yang dilakukan oleh asuransi.
3.3 PEMBERDAYAAN PETANI MELALUI ASURANSI SYARIAH
Persaingan dan ketidakpastian yang timbul di sektor pertanian menyebabkan
pendapatan dan usaha pertanian mengalami penurunan. Bahkan banyak pelaku usaha
tani mengalami kerugian sehingga banyak terjadi petani miskin. Oleh sebab itu perlu
adanya pemberdayaan petani. Pemberdayaan petani merupakan tujuan dari asuransi
pertanian ini. Pemberdayaan yang dimaksudkan adalah untuk menaikan atau menambah
19
pendapatan untuk petani. Sebagai dampak positif dari asuransi pertanian berbasis
syariah ini adalah terjalinnya persaudaraan yang merupakan aktualisasi nilai-nilai islam.
Penerapan dari program asuransi pertanian ini harus berlandaskan ketaqwaan kita
kepada Allah SWT dan berpedoman pada nilai-nilai ke- Islaman dimana Allah yang
telah memberikan kehidupan dan kecukupan dari hasil tanaman-tanaman
yang
berlimpah. Aktualisasi dari penerapan program ini dapat diwujudkan dengan kesadaran
untuk tolong menolong sesama dan memberikan sedikit
rizqi yang diraih untuk
membantu orang lain. Selain itu, program ini juga ditekankan pada nilai-nilai ekonomi
syariah yang saat ini sudah banyak asuransi yang bergerak di bidang syariah.
Diharapkan dari program asuransi ini akan berdampak positif kepada petani
sehingga pendapatan dan kehidupan masayarakat khususnya masyarakat pelaku usaha
tani akan meningkat. Program ini memperkenalkan terobosan atau solusi dalam
mengatasi permasalahan-permasalahan yang sering terjadi di pertanian yang akan
melanda kerugian bagi pelaku usahatani. Program ini memberikan jaminan kepada
petani terhadap ketidakpastian dari kegiatan usaha tani. Di samping itu program ini juga
menyediakan uang atau modal kepada petani melalui dana tabarru’ saat petani
mengalami kerugian.
Secara garis besar program ini bertujuan untuk :
1. Membantu masyarakat dalam membangun dan mengelola lahan pertaniannya
agar mendapatkan hasil yang terbaik.
2. Meningkatkan produksi pertanian dan mengembangkan usaha pertania serta
membantu dlam mengakses pasar
3. Pembangunan moral melalui nilai-nilai ke-Islaman agar tercipta petani yang
mandiri dan mempunyai rasa persaudaraan yang kuat.
Dengan menerapkan akad mudharabah dengan kesepakatan antara petani dan
pengelola dana atau perusahaan asuransi diharapkan akan terjadi sebuah kesinambungan
dan program pertanian syariah ini dapat berjalan secara optimal dan dapat memberikan
pengaruh positif kepada petani. Dan pada akhirnya pemberdayaan petani dapat tercapai
dengan maksimal.
20
Pemberdayaan melalui asuransi pertanian berbasis syariah dapat dilihat jika:
1. Pendapatan petani dalam melakukan usahanya menjadi lebih baik dan tidak
mengalami kerugian.
2. Adanya jamianan yang pasti terhadap usaha tani yang dilakukan.
3. Terciptanya kondisi yang baik diantara kelompok tani (tolong menolong).
4. Indonesia dapat mencapai swasembada pangan.
5. Industri pertanian yang berkembang ditengah berkembangnya industri
manufaktur maupun industri jasa.
6. Dapat memasok pendapatan GDP Indonesia.
7. Kesejahteraan petani
Dengan adanya asuransi pertanian syariah ini berkomitmen terhadap persaudaraan
dan keadilan sehingga akan menimbulkan konsep kesejahteraan petani. Kesejahteraan
petani di sini meliputi pemenuhan kebutuhan fisik dan kebutuhan moral petani. Kedua
kebutuhan tersebut harus berjalan seimbang. Sehingga dalam kegiatan pertanian ini
tidak hanya memaksimalkan produk output atau hasil pertanian semata, akan tetapi
harus disertai dengan jaminan usaha-usaha yang ditunjukan dengan adanya asuransi
pertanian syariah.
Dengan adanya kesejahtaraan tersebut maka akan mengakibatkan petani pedesaan
dapat diberdayakan. Sehingga pembangunan di bidang pertanian akan secara otomatis
akan ikut andil dalam pembangunan pedesaan. Dengan demikian, untuk negara agraris
seperti Indonesia pembangunan pertanian melalui jaminan pertanian berbasis syariah
merupakan sebuah langkah penting untuk pembanguan pertanian dan pedesaan.
21
BAB V
PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
Dari analisis dan pembahasan yang telah dilakukan maka dapat diambil
kesimpulan :
1. Penduduk miskin mayoritas merupakan penduduk yang berasal dari daerah
pedesaan yang berpenghasilan sebagai petani yang belum bisa mengoptimalkan
potensi lahan pertanian yang ada.
2. Produksi pertanian pada tahun 2012 sudah mengalami peningkatan sebesar 5%
dibanding tahun 2011, akan tetapi hal itu belum dapat mengatasi kemiskinan di
pedasaan secara optimal.
3. Petani masih mendapatkan sebuah ancaman dalam melakukan usahatani yaitu
ancaman gagal panen maupun anjloknya harga dari hasil panen pertanian.
4. Perlu adanya kesadaran dari petani dan pemerintah dalam asuransi pertanian
berbasis syariah ini untuk menjamin dan melindungi petani dari berbagai
ancaman dalam bidang pertanian. Asuransi syariah ini erat dengan perlindungan
pertanian yang berorientasi pada kerjasama dan tolong menolong antar petani
dan perusahaan asuransi.
5. Asuransi pertanian syariah bertujuan untuk menstabilkan pendapatan petani,
merangsang adopsi teknologi pertanian, dan untuk mengurangi risiko-risiko
pertanian yang mungkin akan timbul.
6. Risiko-risiko yang dijamin berasal dari dana tabarru’ yang merupakan
kumpulan premi yang dibayarkan oleh kelompok tani.
7. Pemberdayaan petani melui asuransi pertanian syariah ini diharapkan untuk
dapat memberikan dampak positif sehingga dapat mengatasi permasalahanpermasalahan yang mungkin timbul.
22
5.2 SARAN
Pertanian merupakan sektor paling penting bagi negaran Indonesia. Hasil dari
pertanian juga sangat diperlukan untuk kehidupan sehari-hari karena merupakan
kebutuhan pokok sehari-hari. Pertanian di Indonesia masih banyak di pengaruhi dengan
iklim dan pasar. Oleh sebab dari itu seharusnya petani dan pemerintah harus bersinergi
dengan baik untuk membangun sistem pengelolaan pertanian. Pemerintah dan
perusahaan asuransi harus memberikan jaminan pasti kepada petani agar petani dapat
mengoptimalkan lahan pertanian dan prospek pertanian ke depan dengan baik dan
maksimal.
23
DAFTAR PUSTAKA
Al Qur’an Al Kaarim
Badan Intelejen Negara. 2012. Prediksi dan Tantangan Sektor Pertanian Indonesia
Tahun 2013.( www.bin.go.id diakses 03 Maret 2013).
Badan Pusat Statistik. 2013. Profil Kemiskinan Indonesia September 2012.
(www.bps.go.id diakses 11 Maret 2013).
Badan Pusat Statistik. 2013. Angka Produksi Padi 2012. (www.bps.go.id diakses 11
Maret 2013).
Harsh S.B., L.J. Connor and G.D. Schwab. 1981. Managing the Farm Business.
Michigan State University Press Michigan.
IFAD. 2008. Mendorong masyarakat miskin di pedesaan untuk mendorong kemiskinan
di Indonesia.
Mishra P.K. 1999. Planning for the Development and Operation of Agricultural
Insurance Schemes. In: APO. Development and Operation of Agricultural
Insurances in Asia. Asian Productivity Organization Tokyo.
Quibra, M.G, and T.N. Srinivasan, 1993. Rural poverty in Asia. Oxford University,
Press Hongkong
Rosenzweig, C., and D. Liverman. 1992. Predicted Effects of Climate Change on
Agriculture: A Comparison of Temperate and Tropical Regions. In Global
climate change: Implications, challenges, and mitigation measures, ed. S. K.
Majumdar, 342-61. PA: The Pennsylvania Academy of Sciences.
Stern N., S. Peters, V. Bakhshi, A. Bowen, C. Cameron, S. Catovsky, D. Crane,
S. Cruickshank, S. Dietz, N. Edmonson, S.L. Garbett, L. Hamid, G.
Hoffman,
D. Ingram,
B.
Jones,
N.
Patmore,
H. Radcliffe,
R.
Sathiyarajah, M. Stock, C. Taylor, T. Vernon, H. Wanjie, and D.
Zenghelis (2006) Stern Review: The Economics of Climate Change HM
Treasury London.
Sumaryanto. 2006. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keputusan Petani Menerapkan
Pola Tanam Diversifikasi: Kasus di Wilayah Pesawahan Irigasi Teknis DAS
Brantas.
viii
LAMPIRAN
CURICULUM VITAI
a. Nama Lengkap
: Fathoni Dwi Janarko
b. NIM
: F 0311051
c. Jurusan
: Akuntansi
d. Universitas
: FE UNS
e. Alamat Rumah
: Bendo Karang RT 03 RW XI Desa Gentan
Kecamatan Bendosari Kabupaten Sukoharjo
f. No telp
: 0857254889939
g. Alamat E-mail
: [email protected]
h. Riwayat Pendidikan
MI Gotong Royong Gentan
1999-2005
SMP Negeri 3 Sukoharjo
2005-2008
SMA Negeri 3 Sukoharjo
2008-2011
Akuntansi FE UNS
2011-sekarang
i. Riwayat Organisasi
Staf
MoT
Manager MoT
KEI FE UNS 2011-2012
KEI FE UNS 2012-sekarang
ix