BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah - Strategi Pemenangan Partai Demokrat Dalam Pemilu Legislatif Kabupaten Karo Tahun 2014

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

  Pada dasarnya tujuan utama partai politik adalah untuk memenangkan pertarungan politik dalam Pemilu dengan berusaha memperoleh suara terbanyak.

  Proses menuju pemenangan sebuah partai politik dalam pemilu membutuhkan susunan strategi oleh partai politik menuju kemenangan yang dicita citakan oleh partai partai politik. Kajian strategi politik, merupakan suatu analisis tentang bagaimana proses yang terjadi di dalam pemenangan dalam satu pertarungan politik oleh partai politik, calon Legislatif atau calon pimpinan daerah, yang menghendaki kekuasaan dan pengaruh sebesar-besarnya di tengah-tengah masyarakat sebagai konstituennya.

  Beberapa faktor yang mempengaruhi proses strategi pemenangan ini dapat dilihat dari kekuatan-kekuatan politik yang ada, mesin-mesin politik, proses pencitraan, sosialisasi politik, dan kampanye yang dilakukan. Pada dasarnya hal ini merupakan instrument dari serangakaian usaha pemenangan partai politik dalam Pemilu. Proses strategi pemenangan ini sedikit banyaknya telah mengalami perubahan di beberapa sisi terlebih pada saat bergulirnya Orde Reformasi yang membuka keran terhadap proses demokratisasi di Indonesia, dimana setiap partai politik berkompetisi dalam setiap pemilu, dan setiap partai politik memiliki peluang untuk memenangkan pertarungan politik tersebut.

  Sejak periode 1998 hingga sekarang atau masa transisi demokrasi Indonesia, proses demokratisasi Indonesia telah mengalami perubahan menuju perbaikan konsep dan pelaksanaanya. Salah satu perubahan tersebut adalah dilaksanakannya Pemilu secara langsung dipilih oleh rakyat , lebih transparan, terbentuknya sebuah lembaga independent penyelenggara Pemilu atau yang disebut dengan Komisi Pemilihan Umum (KPU), sehingga diharapkan mampu meminimalisir intervensi ataupun tekanan dari kelompok kepentingan tertentu.

  Perubahan tersebut dapat dijadikan sebagai salah satu paremeter kemajuan demokratisasi di Indonesia serta menjadi satu kemajuan tersendiri dalam Sistem Politik Indonesia.

  Pada masa orde baru, Pemilu hanya menjadi ajang seremonial untuk mempertegas Legitimasi pemerintahan. Artinya pada masa orde baru, kekuatan politik yang mendominasi saat itu hanya terpusat pada satu poros yaitu Golongan Karya (Golkar) yang menandai berjalannya konsep “one party authoritharyan” di setiap Pemilu dan menjadikannya sebagai partai yang paling berkuasa, dan sangat

  

  dominan selama periode pemerintahan Orba. Substansi dari proses Pemilu sebagai refresentasi kekusaan rakyat telah di kebiri oleh pemerintah, dengan hegemoni kekuasaan yang dimilikinya di dalam seluruh aspek baik sosial, ekonomi dan politik Indonesia, dan telah memuluskan kondisi status quo.

  Dinamika politik yang lebih berwarna menjadi cerminan dari proses politik yang terjadi pasca Reformasi yang ditandai dengan pertarungan politik 1 antar partai yang lebih terbuka dalam Pemilu. Atas dasar perubahan tersebut partai

  

Sahdan Gregorius. 2006. Jalan transisi Demokrasi Pasca Soeharto. Bantul: Pondok Edukasi, hal 56-57 politik dituntut untuk lebih bekerja keras untuk merumuskan strategi politik dalam menarik simpati konstituen sebagai salah satu pertimbangan untuk dapat memenangkan Pemilu. Dengan menggunakan berbagai pendekatan termasuk di dalamnya memanfaatkan isu politik yang dapat mempengaruhi pilihan politik masyarakat, memperhitungkan kekuatan sendiri, dan mengamati kemampuan partai pesaing yang menjadi rival politik. Pendekatan tersebut merupakan hal pokok yang harus dipenuhi partai politik dalam menghadapi Pemilu.

  Setiap partai wajib memiliki strategi untuk dapat mendulang suara yang signifikan dari konstituen. Konsep pemenangan yang terfokus harus disusun sedemikian rupa guna memenangkan partainya, baik melalui pengorganisasian dan konsolidasi kader, penggunaan kekuatan politik yang ada, penguasaan terhadap kondisi yang berkembang dalam wilayah pertarungan politiknya, propaganda isu, ataupun cara cara lain yang bertujuan untuk mendulang perolehan suara partai dalam agenda Pemilu. Pada prinsipnya kemenangan dalam Pemilu adalah harga mati bagi setiap Partai politik, karena tanpa itu pegaruh dan kekuasaan mustahil diperoleh.

  Pada penelitian ini, penulis akan mengangkat bagaimana Partai Demokrat, sebagai suatu identitas kepartaian berproses dalam melakukan upaya pemenangan Pemilu 2014 di Kabupaten Karo sebagai daerah yang menjadi studi kasus penulis. Adapun yang melatarbelakangi penulis melakukan penelitian di daerah ini, karena melihat fenomena yang menarik untuk diteliti di daerah ini. Pada Pemilihan legislatif april 2014 lalu, fenomena menarik terjadi dalam perolehan suara partai politik di beberapa daerah di Indonesia. Partai Demokrat yang saat ini tingkat popularitasnya menurun akibat dari beberapa kader partainya tersandung kasus korupsi justru memperoleh suara terbanyak di beberapa kabupaten di Indonesia, antara lain Kabupaten Pacitan, Jawa Timur, kabupaten simalungun dan Kabupaten Karo, Sumatera Utara. Hal ini berbanding terbalik dengan faktor umum yang mempengaruhi simpatik dan pilihan politik masyarakat.

  Partai Demokrat dalam pemilihan umum legislatif tahun 2014 di kabupaten karo telah berhasil menggeser dominasi Partai PDIP di daerah tersebut.

  Mengingat bahwa pasca reformasi 1998 Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan adalah partai yang mendominasi kekuatan politik di daerah tersebut. Sehingga pada masa itu, PDIP disebut sebagai “partai masyarakat karo” karena hampir sebagian besar masyarakat karo adalah barisan simpatisan dari partai tersebut.

  Pada tahun 2009 PDIP berhasil mendominasi lembaga perwakilan kabupaten karo dengan perolehan 7 kursi di DPRD Kabupaten Karo dengan perolehan suara sebanyak 22.012 suara atau sekitar 13,63% dari total suara. Partai Demokrat yang pada tahun 2009 hanya menduduki 2 kursi dengan perolehan suara 9.189 atau sekitar 5,69% dari jumlah suara sah. Pada pemilu legislative Kabupaten Karo 2014 Partai Demokrat mengalami peningkatan yang sangat siginifikan yakni 6 kursi DPRD yang berhasil dimenangkan dalam pileg tahun 2014 dan menjadi partai pemenang perolehan suara tertinggi di Kabupaten Karo. Partai Demokrat muncul sebagai pemenang Pemilu dengan total perolehan suara sebanyak 32.067 suara atau 16,43% dari jumlah total suara mengalahkan partai

  

  partai lainnya. Artinya ada peningkatan suara lebih dari 10 % yang dialami oleh Partai Demokrat Kabupaten karo pada pileg 2014 yang lalu seiring dengan kepemimpinan bupati Karo periode 2010 - 2015 yang menjabat sebagai ketua DPC Partai Demokrat Kabupaten Karo.

  Penelitian ini secara khusus akan membahas tentang bagaimana Strategi Partai Demokrat Kabupaten Karo dalam pemenangan pemilihan umum legislatif tahun 2014 di kabupaten karo, di bawah ketua pimpinan cabang DR (HC) Kena Ukur Surbakti. Yang menjadi menarik dalam penelitian ini adalah kemenangan Partai Demokrat di kabupaten Karo yang sejalan dengan popularitas Partai yang menurun di tingkatan nasional bahkan di Kabupaten Karo sendiri. Mengingat bahwa isu yang beredar ditengah masyarakat karo tentang kinerja yang buruk dari bupati karo hingga pada proses pemakzulan bupati karo DR (HC) Kena Ukur Surbakti yang hangat diberitakan media beberapa waktu lalu. Melihat hasil dari perolehan suara dalam pemilihan umum legislatif tahun 2014 di kabupaten karo yang dimenangkan oleh Partai Demokrat, tentu strategi pemenangan partai dalam pemilihan umum merupakan hal pokok utama yang harus disusun oleh kader kader partai untuk dapat menarik simpatik masyarakat dengan tujuan untuk mendulang suara dari masyarakat kabupaten karo.

  Perilaku pemilih masyarakat karo dalam pileg 2014 yang bertolakbelakang dengan isu kemerosotan popularitas partai serta pimpinan cabang partai demokrat 2 di tanah karo, tentu ada strategi pemenangan yang disusun oleh partai untuk

  Keputusan KPU Kab. Karo Nomor : 170/SK/KPU-Kab.002.434738/V/2014, Tentang Hasil Pemilhan Umum Anggota Dewan Perwakilan Daerah Kabupaten Karo Dalam Pemilihan Umum Tahun 2014 mempengaruhi pandangan masyarakat terhadap partai dan pilihan politik masyarakat. Karena ditengah hangatnya isu tentang pemakzulan bupati serta protes masyarakat karo terhadap kinerja bupati karo, justru partai Demokrat Kabupaten Karo yang dipimpin oleh DR (HC) Kena Ukur Surbakti dan sekaligus menjabat sebagai Bupati Karo mengalami peningkatan perolehan suara yang begitu signifikan dalam pemilihan umum legislatif tahun 2014 dibandingkan dengan periode sebelumnya.

  Sehingga dalam pemamaparan selanjutnya penulis akan mencoba menggambarkan, bagaimana strategi pemenangan yang dilakukan oleh Partai Demokrat untuk mendulang suara yang signifikan dari konstituennya, hingga akhirnya orang-orang yang menjadi calon Legislatif dari partai Demokrat menang dalam Pemilihan Umum Legislatif di kabupaten Karo pada tahun 2014.

1.2 Rumusan masalah

  Dalam pembuatan sebuah penelitian, permasalahan yang diangkat seorang peneliti merupakan unsur yang sangat penting. Perumusan masalah merupakan penjelasan mengenai alasan masalah yang dikemukakan dalam penelitian itu dipandang menarik, penting, dan perlu untuk diteliti. Perumusan masalah yang menyatakan secara tersurat pertanyaan-pertanyaan penelitian apa saja yang perlu

  

  dijawab atau dicari jalan pemecahannya. Masalah peneliitian harus tampak dan dirasakan sebagai suatu tantangan bagi peneliti untuk dipecahkan dengan 3 mempergunakan keahlian atau kemapuan profesonalnya, yang tidak mungkin

  

Husni Usman dan Pramono, 2000. Metodologi Penelitian Sosial. Bandung: Bumi Aksara. Hal.26 diselesaikan oleh semua orang, khususnya orang-orang diluar disiplin ilmu yang

   berkenaan dengan masalah tersebut.

  Oleh sebab itu, berangkat dari latar belakang sudah dipaparkan penulis maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah ”Bagaimana

  

strategi pemenangan partai Demokrat kabupaten karo pada pemilihan umum legislatif

2014 ?”

  1.3 Tujuan penelitian

  Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk memahami bagaimana proses pemenangan politik terjadi, dengan segala instrument yang ada di dalamnya oleh suatu institusi yang bernama partai politik 2. Untuk melihat bagaimana respon masyarakat, dalam memandang suatu fenomena politik seperti pemilihan Umum termasuk partisipasi politik

  3. Untuk memahami bagaimana keterikan nilai yang ada di dalam masyarakat, dan korelasinya dengan pilihan politik masyarakat

  1.4 Manfaat penelitian

  Setiap penelitian diharapkan dapat memberikan kontribusi, terlebih untuk perkembangan ilmu pengetahuan, yang mana manfaat tersebut bisa bersifat teoritis, dan praktis. Adapaun manfaat penelitian yang bisa disimpulkan penulis, adalah:

4 Hadari Nawawi dan Martini Hadari. 2006. Instrumen Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Hal.24.

  1. Secara akademis peneliian ini bermanfaat sebagai penambah referensi bagi para mahasiswa, khususnya Departemen Ilmu Politik – FISIP USU

  2. Bagi penulis penelitian ini sangat bermanfaat dalam mengembangkan kemampuan berfikir dan menulis karya ilmiah di bidang politik dengan melihat fenomena politik yang terjadi.

  3. Hasil penelitian ini dapat menambah informasi dan pengetahuan tentang gambaran mengenai strategi pemenangan partai ditengah kemunduran beberapa partai politik di mata masyarakat, serta menjadi sumbangan pemikiran bagi semua kalangan dalam membuat penelitian mengenai strategi politik partai dalam pemilihan umum legislatif.

1.5 Kerangka teori

  Sebagai penelitian yang baik dan benar, landasan teori merupakan suatu yang sangat penting dalam penulisan karya ilmiah. Fungsi dari teori ini sendiri digunakan sebagai suatu landasan berpikir dalam menganalisis sebuah fenomena yang sedang diteliti. Teori merupakan serangkaian asumsi, konsep dan kontruksi defensi dan proposis untuk menerangkan sosial secara sistematis dengan cara merumuskan hubungan antara konsep. Dengan kata lain, teori adalah hubungan

   suatu konsep dengan konsep lainnya untuk menjelaskan fenomena tertentu.

  Dalam penelitian ini, teori yang digunakan adalah sebagai berikut:

5 Masri Singarimbun & Sofian Ependi. 1989. Metode Penelitian Survey. Jakarta : LP3ES. Hal. 37

1.5.1 Partai Politik

  Partai politik secara definisi dapat diartikan oleh Carl Frederich, adalah kelompok yang terorganisir dengan tujuan untuk merebut dan mempertahankan kekuasaan dalam pemerintahan. Sementara Soltou menjelaskan bahwa partai politik merupakan kelompok yang terorganisir , yang bertindak sebagai kesatuan politik , serta memanfaatkan kekuasaan untuk kebijakan umum yang mereka

   buat.

  Maka dapat dipahami partai politik merupakan suatu kelompok yang terorganisir secara rapi, stabil dan dipersatukan serta dimotivasi dengan ideologi tertentu, berusaha mencari dan mempertahankan kekuasaan dalam pemerintahan melalui pemilihan umum guna melaksanakan kebikakan umum yang mereka susun. Alternatif kebijakan umum yang di susun ini merupakan hasil pemaduan berbagai kepentingan yang hidup dalam masyarakat, sedangkan cara mencari dan memanfaatkan kekuasaan guna melaksanakan kebijakan umum dapat melalui

   pemilihan umum.

  Roy Macridis, mengungkapkan sejarah dan fungsi-fungsi partai politik, dalam perkembangan sejarah ada 5 tahapan yaitu: (1). Awal abad ke-19, (2). pertengahan abad ke19,(3). Akhir abad -19, (4) kemunculan partai-partai komunis sebelum Perang Dunia ke II, (5). Perkembangan Partai Politik di Negara-negara berkembang setelah selesai Perang Dunia ke II. Dimana perkembangan ini 6 berkaitan dengan tingkat kesadaran masyarakat, peluang yang diberikan sistem

  

Carl J.Frederich .1967. Constitusional Government and Democracy: Theory and Pratice on

7 Europe and America . Waltham: Blaisdell Publishing Company. Hal 419 Ramlan Surbakti. 2010. Memahami Ilmu Politik ,Jakarta , PT Gramedia Widiasarana Indonesia,.

  Hal 148-149 politik, kepentingan ideologis yang terpola dalam masyarakat, dan perkembangan spesialisasi-diferensiasi.

  Macridis juga menguraikan fungsi partai politik yakni, Representatif (perwakilan), konvensi dan agregasi, Integritas (partisipasi,mobilisasi,sosialisasi), Persuasi, Rekrutmen, Pemilihan pemimpin, Pertimbangan-pertimbangan, Perumusan kebijakan, serta kontrol terhadap pemerintah. Dalam hal ini Macridis juga menjelaskan tipologi politik yakni, otoritas dan demokrasi, integratif dan representatif, ideologis dan Pragmatis, agamais dan sekuler, demokratis dan

   revolusioner, massa dan elite, demokrasi dan elite, demokrasi dan oligarki.

  Secara prinsip ada 3 dasar dari partai politik :

  a) Partai sebagai koalisi, yakni kekuatan yang membangun koalisi dengan berbagai kepentingan untuk membentuk kekuatan mayoritas.

  b) Partai sebagai organisasi, dimana partai untuk menjadi institusi yang eksis, dinamis, dan berkelanjutan, selanjutnya partai politik kemudian dibina dan dibesarkan, sehingga mampu menjadi wadah perjuangan, sekaligus representasi dari sejumlah orang atau kelompok.

  c) Partai sebagai pembuat kebijakan (policy making), dimana partai politik memiliki perbedaan dengan kelompok sosial lainnya, dalam pengambilan kebijakan. Partai politik mendukung secara kongkret para calon yang mereka ajukan untuk menduduki jabatan publik. Dari posisi ini mereka memiliki kekuasaan untuk mempengaruhi dan menempatkan kadernya dalam lingkup kekuasaan,danmemberikan pengaruh dalam pengambilan

   kebijakan di dalam kabinet pemerintah.

  Partai politik sendiri juga memiliki beberapa fungsi, yaitu :

  a) Sosialisasi Politik, ialah proses proses pembentukan sikap dan orientasi politik para anggotanya, melalui proses inilah para anggota yang berinteraksi dalam masyarakat memperoleh sikap dan orientasi 8 terhadap kehidupan politik.

  

Al Chaidar. 2006. Pertarungan Ideologis Partai-partai Islam versus Partai-partai Sekuler, 9 Jakarta : Penerbit Buku Islam Kaffah. Hal 29-31 Prof.Dr.Hafied Cangara,M.Sc. 2009. Komunikasi politik konsep Teori, dan Strategi. Jakarta: Rajawaliress.Hal 208-211 b) Rekrutmen Politik, ialah seleksi dan pemilihan yang berupa pengangkatan seseorang ataupun sekelompok orang untuk melaksanakan sejumlah peranan dalam sistem politik pada umumnya ,dan pemerintah pada khususnya.

  c) Partisipasi Politik, adalah, kegiatan warga Negara dalam mempegaruhi proses kebijakan umum dan ikut menentukan pemimpin pemerintah.

  Kegiatan yang dimaksud, antara lain mengajukan tuntutan, kebebasan berbicara dan berkumpul, memengajukan koreksi terhadap pelaksanaan kebijakan umum, menentang calon pemimpin tertentu, mengajukan alternatif pemimpin , dan memilih wakil rakyat dalam Pemilihan Umum.Maka dalam hal ini partai politik berfungsi membuka kesempatan, mendorong, dan mengajak masyarakat untuk menggunakan saluran partai politik sebagai wadah partisipasi politik.

  d) Pemandu Kepentingan, fungsi partai politik dalam hal ini adalah menampung berbagai kepentingan yang berbeda bahkan bertentangan, yang kemudian menjadi alternatif kebijakan, kemudian diperjuangkan dalam proses pelaksanaan dan keputusan politik.

  e) Komunikasi Politik, dalam hal ini partai politik berfungsi sebagai komunikator politik yang tidak hanya menyampaikan segala keputusan dan penjelasan pemerintah kepada masyarakat , selain itu juga berperan sebagai penyampai aspirasi dan kepentingan berbagai kelompok masyarakat kepada pemerintah.

  f) Kontrol Politik, ialah kegiatan partai politik untuk menunjukkan kesalahan, kelemahan, dalam suatu isi kebijakan yang dibuat dan dilaksanakan pemerintah selanjutnya dalam melakukan hal ini harus

   ada tolak ukur yang jelas sehingga kegiatan itu bersifat lebih objektif.

  Sistem kepartaian dalam suatu negara juga memiliki varian seiring dengan

  

  sistem pemerintahan yang dibangun. Menurut Maurice Duverger sistem partai diklasifikasikan menjadi 3, yaitu : a.

  Sistem Partai Tunggal.

  Partai tunggal merupakan satu-satunya partai dalam suatu negara, maupun partai yang mempunyai kedudukan yang dominan di antara partai lainnya. Suasana kepartaian sering bersifat non kompetitif, oleh karena partai-partai yang ada harus menerima pimpinan dari partai yang dominan yang tidak dibenarkan secara bebas melawan partai yang dominan tersebut. Dalam suatu partai tunggal, ideologi dan kepentingan partai dalam negara berbeda antara satu dengan yang lain. Hal ini dipengaruhi oleh struktur internal negara, orientasi politik, dan tingkat pengembangan ekonomi. Sistem partai tunggal dapat mengarahkan pada perkembangan sosial dan 10 ekonomi yang cepat. 11 Ibid, hal 146-155 Maurice Duverger. 1981. Partai-Partai Politik Dan Kelompok-Kelompok Kepentingan.

  Terjemahan Laila Hasyim. Jakarta: Rajawali, hal 21 b.

  Sistem Dwi Partai.

  Sistem dwi partai diartikan adanya dua partai atau lebih, sedangkan partai lainnya merupakan partai minoritas yang peranannya kecil. Dalam partai ini ada partai yang berkuasa, yaitu partai yang menang dalam pemilu dan partai yang kalah sebagai pengecam utama tetapi setia ( loyal opposition opposition) terhadap kebijaksanaan partai yang duduk dalam pemerintahan dengan pengertian bahwa sewaktu-waktu kedua partai itu dapat bertukar tangan.

  c.

  Sistem Multi Partai.

  Sistem ini sering disebut dengan sistem banyak partai. Negara yang menganut banyak partai biasanya terjadi pada masyarakat yang mempunyai keanekaragaman atau kemajemukan. Sifat kemajemukan yang terdapat pada suatu masyarakat terdiri dari ras, agama, lapisan sosial, dan sebagainya. Hal ini menimbulkan suatu ikatan primordial yang kuat. Primodialisme tersebut akan memunculkan organisasi-organisasi sosial politik yang berdasar pada primordial.

  Sistem multi partai digunakan dalam sistem kepartaian di Indonesia. Sistem multi partai mendapatkan landasan formal berdasarkan maklumat pemerintah tanggal 3 November 1945 yang berisi anjuran pembentukan partai- partai politik, sehingga melalui partai politik diharapkan segala aspirasi yang hidup dalam masyarakat dapat tersalur dengan baik.

  

  Baru, hal 84

  Pola multi partai umumnya diperkuat oleh sistem pemilihan perwakilan berimbang atau Proportional Representatif yang memberi kesempatan luas bagi pertumbuhan partai-partai dan golongan-golongan kecil. Melalui sistem perwakilan berimbang partai-partai kecil dapat menarik keuntungan dari ketentuan bahwa kelebihan suara yang diperolehnya di suatu daerah pemilihan dapat ditarik ke daerah pemilihan lain untuk menggenapkan jumlah suara yang diperlukan guna memenangkan satu kursi.

12 Rusadi Kantaprawira. 1997. Sistem Politik Indonesia: Suatu Model Pengantar. Bandung: Sinar

1.5.2 Strategi Politik

  Politik dan strategi, adalah suatu mekanisme bagaimana seseorang ataupun kelompok dengan ide politik yang di pahaminya mampu memenangkan suatu pertarungan politik disaat banyak orang yang berkepentingan menghendaki hal yang sama. Ide politik tentu saja akan menciptakan perbedaan antar masyarakat yang menjadi pendukung ide tersebut, dan dalam setiap keadaan pasti ada pihak yang dirugikan dan diuntungkan. Hasil dari satu keputusan politik akan melahirkan perubahan ataupun kondisi yang sama disaat status quo yang memenangkan pertarungan itu, oleh karena itu setiap ide/pemikiran pasti memiliki

   pendukung dan penentang.

  Dalam hal ini ide politik hanya akan dapat atau diwujudkan dalam satu pertarungan melawan penentang ide tersebut yang akan selalu bertumpu pada bagaimana kekuasaan dan pengaruh dapat diperoleh, tetapi yang menjadi permasalahannya tentu saja bagaimana kekuasaan dan pengaruh itu bisa diperoleh disaat yang sama, banyak kelompok yang menghendaki hal yang sama, maka untuk mampu meraih kemenangan tentunya dalam Pemilu, dibutuhkanlah suatu perencanaan yang hati-hati, maka disinilah letak substansi dari starategi politik

   itu.

1.5.2.1 SWOT (Strenghts, Weaknesees, Opportunities, and Threats)

  Berdasarkan analisis teori SWOT, perencanaan strategi yang baik dalam dua bidang. Dalam bidang yang pertama, perencanaan strategi membuat gambaran yang jelas mengenai arah yang hendak dituju (visi) dan apa yang menjadi tujuan, dan alasan eksistensi organisasi tersebut, dalam gambaran ini mengembangkan tujuan yang merupakan hasil akhir dapat diukur, serta sejauh mana organisasi itu mendekati visi dan tujuan utamanya atau malah menjauhinya. Dalam bidang yang kedua, perencanaan strategi berusaha memperilhatkan realitas yang ada, dalam lingkup kerja suatu organisasi. Ada 2 hal yang harus diperhatikan, yakni lingkup eksternal dimana wilayah yang pihak lain mempengaruhi atau dipengaruhi 13 orgaisasi lain. Lingkup yang kedua adalah lingkup internal, yang terdiri dari atas

  

Peter Scholder. 2003. Strategi Politik. Jakarta : Friedrich-Naumann-Stiftung, PT Mita Alembana 14 Grafika hal 6 Ibid Hal 8 sumber daya, kekuatan, berbagai kemungkinan serta tuntutan dari organisasi

   tersebut.

  Perencanaan strategi harus mampu melihat dan menilai kemungkinan dan ancaman yang terjadi dalam lingkup esksternal dan internalnya sehubungan dengan visi yang dimiliki, tugas serta tujuan akhir mereka. Setelah memiliki visi, dengan memiliki satu komitmen menggapai tujuan dengan terlebih dahulu melakukan analisis terhadap lingkup yang ada, suatu organisasi harus mengembangkan pilihan strategis atau jalan alternatif guna menggapai tujannya.

  Dengan memperbandingkan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki organisasinya serta peluang dan ancaman dari luar organisasinya.

  Ada 4 kombinasi yang dapat dilakukan, yaitu : 1.

  Strategi kekuatan-kemungkinan, artinya sejauh mana kekuatan dapat digunakan untuk memperoleh keuntungan dan berbagai kemunkinan.

  2. Strategi kekuatan-ancaman, artinya sejauh mana kekuatan dapat digunakan mengatasi ancaman, yang dapat menghalangi pencapaian tujuan

  3. Strategi kekuatan-kemungkinan, artinya sejauh mana kelemahan dapat diatasi untuk memperoleh keuntungan dari berbagai kemungkinan pengembangannya.

  4. Strategi Kelemahan-kemungkinan , artinya bagaimana kelemahan dapat diatasi, untuk

   mengatasi ancaman,yang dapat menghalangi pencapaian tujuan.

1.5.2.2 Perencanaan Konsepsional

  Metode ini secara konsepsional dipandang sebagai hal yang mampu menunjukkan logika yang diperlukan, serta fleksibilitas yang dibutuhkan oleh perencanaan strategi untuk merespon suatu perubahan masyarakat. Di sisi lain, 15 perencanaan kosepsional menerima faktor lingkungan sekitar sebagai besaran 16 Ibid Hal 20 Marbun, B.N. 2012.Bagaimana Memenangkan Pemilu. Jakarta : PT PustapaSinarHarapan,

  hal.182 yang dapat diubah, karena tujuan dari strategi politik justru mengubah lingkungan

  

  sekitar, masyarakat, dan kerangka hukum. Perencanaan kosepsional terdiri dari 10 langkah yang harus dilakukan, langkah yang dimaksud dalam perencanaan Konsepsioanal adalah:

  1. Perumusan Tugas

  Perumusan Tugas menjabarkan hal apa saja yang perlu direncanakan secara starategis, secara umum mencakup tiga elemen, yakni;

  1. Tujuan utama. Yakni, menjelaskan keadaan yang ingin dicapai, melalui perencanaan strategis tersebut.

  2. Alasan. Yakni menjelaskan mengapa tujuan utama itu penting untuk dicapai.

  3. Kerangka waktu.Yakni kurun waktu yang dibutuhkan untuk pencapaian tujuan.

  Hal ini menunjukkan, alasan yang mendasari kenapa kekuasaan dan pengaruh itu harus diperoleh, sehingga menjadi motivasi awal dalam melakukan pertarungan politik, dan hal yang akan mengejawantahkan hal-hal yang dilakukan dalam proses kedepannya.

  2. Analisa Situasi dan Penilaian

  Analisa Situasi dan Penilaian membahas, dan mengevaluasi fakta-fakta yang harus dikumpulkan, pemetaan kekuatan dan kelemahan, serta kemungkinan 17 keberhasilan dalam mencapai tujuan, ada 3 hal yang dilihat dalam hal ini yakni:

  

Peter Scholder. 2003. Strategi Politik. Jakarta : Friedrich-Naumann-Stiftung, PT Mita Alembana

Grafika hal 17

  A.

  Pengumpulan Fakta Mengumpulkan fakta, ada dua hal yakni fakta-fakta internal dan fakta- fakta eksternal. Fakta-fakta internal adalah yang menyangkut organisasi sendiri, sedangkan faktafakta eksternal menyangkut pesaing dan kondisi lingkungan dimana proses pemenangan itu terjadi. Kedua fakta ini harus dipisahkan, untuk menghilangkan kerancuan atas sikap ataupun yang harus diambil di dalam melakukan strategi.

  B.

  Perumusan Kekuatan dan Kelemahan Fakta yang diperoleh yang telah terkumpul akan diatur secara sistematis, dan akan dilihat dari kadar urgensinya, dengan strategi yang akan dilakukan. Apabila suatu fakta yang dijumpai mendukung, maka itu akan menjadi kekuatan, sebaliknya apabila fakta yang dijumpai merintangi, maka itu adalah suatu kelemahan, sehingga dari fakta-fakta yang dijumpai akan berperan dalam perencanaan tindakan yang akan diambil dalam kondisi tertentu. Disisi lain dapat dipahami juga bahwa kekuatan dari pihak lain akan menjadi kelemahan bagi pihak sendiri, dan juga sebaliknya, kelemahan pesaing dapat menjadi kekuatan bagi pihak sendiri.

  C.

  Analisa Kekuatan dan Kelemahan Menganalisa kekuatan dan kelemahan partai menempatkan kekuatan dan kelemahan yang diatur menjadi kadar kepentingan , sehingga selanjutnya yang harus dilakukan adalah bagaimana suatu kelemahan yang dimiliki harus dapat diminimalkan, memperbaiki diri sendiri tentu lebih mudah daripada mempengaruhi kekuatan lawan yang menjadi rintangan bagi organisasi. Kemampuan menyerang pihak lawan tentu kembali kepada

   sarana yang dimiliki, termasuk sumber daya manusia, pengaruh, dsb.

  Dalam menganalisis kekuatan yang di miliki dengan pihak lawan, dapat dilakukan berbagai hal seperti konsep yang dimiliki, segi kepemimpinan, sumber daya manusia yang dimiliki, kedisiplinan anggota partai, serta motivasi yang dimiliki. Dalam melihat siapa yang lebih memiliki peluang dalam meraih simpati masyarakat antara institusi sendiri dan lawan, maka hal yang dapat dilakukan adalah membandingkan , partai mana yang lebih dikenal ataupun disenangi oleh masyarakat sebagai konstituen sesuai dengan trend politik yang ada, serta partai mana yang lebih memiliki pendekatan dengan identitas budaya masyarakat.

18 Ibid Hal 67

  3. Perumusan Strategi

  Hal ini menjelaskan bagaimana partai merumuskan tentang konsep pemenangan yang akan dilakukan, atau pun ide-ide dasar partai dalam meraih simpatik masyarakat, termasuk memetakan hal-hal yang dilakukan oleh lawan

  

  politiknya. Maka langkah awalnya Partai politik harus merumuskan argument yang populis, dengan melihat wacana yang superior di tengah-tengah masyarakat yang kemudian menjadi komuditas partai dan akan di lempar kepada konstituen. Fokus terhadap suatu wacana yang polulis amat diperlukan, sehingga menjadi pusat kekuatan.

  Perumusan Strategi secara menyeluruh juga mencakup variasi-variasi strategi yang dilakukan partai politik, sehingga gambaran dari satu tindakan dapat diduga, bahkan bagaimana efektifitas suatau strategi dapat diukur agar mampu mengejutkan lawan.

  4. Perumusan Tujuan.

  Tujuan adalah penggambaran hasil akhir dari suatu proses yang dilakukan dalam jangka waktu tertentu, dimana suatu tujuan harus digapai sehingga tidak

  

  menjadi hal yang utopis. Maka makna dari perumusan tujuan adalah kuantitas, kualitas, jangka waktu dapat ditetapkan.

  5. Target Image (Citra yang diingkan).

  Hal ini memperlihatkan, bagaimana suatu partai politik mencitarakan dirinya, dengan megemas isu yang ada ditengah-tengah masyarakat 19 konstituennya, kemudian partai mengimplementasikan dengan pembentukan 20 Marbun, B.N. 2012.Bagaimana Memenangkan Pemilu. Jakarta : Pustapa SinarHarapan, hal.102

  Ibid, Hal 91

  

  bidang hubungan masyarakat dalam tim pemenangannya. Dimana target Image harus mampu mencitrakan sosok partainya sesuai dengan ide-ide populis yang dijualnya kepada konstituen, dan klimaksnya menjadi pembenaran terhadap pandangan pihak-pihak yang menjadi sasaran terhadap partainya.

  6. Kelompok target.

  Dalam hal ini, partai memetakan kelompok masyarakat, yang menjadi sasaran kampanye, dimana kelompok target ini adalah masyarakat pemilih yang berpotensi memberikan kemenanagan dalam Pemilu. Kelompok yang sudah dipetakan perlu diajak berkomunikasi, sehingga kelompok target meletakkan dasar bagaimana partai mengimplementasikan strategi yang komunikatif.

  7. Pesan Kelompok Target

  Dalam kasus ini partai politik harus memahami, informasi tentang apa yang yang dibutuhkan kelompok target dalam melihat kondisi kedepan, maka bagaimana stategi pencitraan harus sesuai dengan yang diingginkan oleh kelompok, dimana citra tersebut harus melekat dalam partai politik, disaat itu terwujud maka pemilih akan mudah dipropaganda untuk memilih partai tersebut Dengan kata lain partai harus mampu mengagregasi kepentingan kelompok target dalam setiap argumentasi yang dikeluarkannya dalam setiap kampanye politiknya,

   atau setiap pertemuannya dengan kelompok target.

  Dalam hal ini yang dikatakan oleh kelompok target adalah, kelompok- kelompok masyarakat tertentu, peyumbang dana yang potensial, ataupun individu- 21 individu yang memiliki pengaruh dalam menentukan satu kemenangan. Informasi- 22 Ibid, hal 96

   Ibid, hal 99 informasi yang dikomunikasikan memiliki perbedaan sesuai dengan kebutuhannya, agar kelompok target ini dapat bereaksi sesuai dengan strategi, walaupun tidak boleh bertentangan, kelompok target juga bisa diklasifikasikan kepada kelompok masyarakat minoritas, yang terkadang menjadi penentu dalam pemenangan.

  8. Instrumen-Instrumen pokok

  Pemilihan instumen pokok menggambarkan, bagaimana partai menggunakan instrument komunikasi dan aksi yang diutamakan penggunannya.

  Dimana instumen dan aksi ini dikhususkan bagi satu kelompok target, misalnya bagaimana pendekatan yang terhadap pemilih pemula dan terhadap masyarakat yang lebih tua. Kedua kelompok target itu tentu menggunakan media yang berbeda, sehingga dapat didekati secara positif melalui berbagai jenis kegiatan.

  9. Implementasi Stategi

  Suatu strategi dapat diimplementasikan setelah, tujuan taktis, rumusan citra yang diinginkan, kelompok target, pesan kelompok target telah diperoleh maka implementasi strategi dapat dilaksanakan. Dalam pengimpletasian strategi ada beberapa hal yang penting mulai dari pimpinan partai politik yang bertanggung jawab dalam pelaksanaan strategi, pengaruh yang dimilikinya, serta

  

  orang yang memiliki otoritas untuk menunjuk tim pemenangan. Selanjutnya seluruh elemen yang ada dala tim pemenangan, dan yang terakhir bagaiman keterpaduan tim dengan kerjasama dalam memenangkan partainya, tingkatan 23 kualitas ,kuantitas, serta motivasi.

   Ibid, hal 100

10. Pengawasan Strategi.

  Ada dua hal yang harus dilakukan oleh partai politik; 1.

  Pertama, partai politik harus melakukan pengorganisiran informasi yang terpadu, baik dari lawan politik bersama aliansi simpatisannya dan bersama perkembangan yang ada dimasyarakat, dengan cara memberikan laporan dan dokumentasi. Hal ini tentu saja mecegah terjadinya suatu kejutan yang tak diinginkan, pengambilan keputusan yang salah, serta penilaian terhadap tim.

  2. kedua, partai politik harus melakukan prisip pengamanan dan perlindungan terhadap skenario politik yang akan dilakukannya, dan praktek-praktek penyusupan dari lawan politik yang ada, karena disaat skenario dari politik diketahui pihak lain, maka akan membahayakan perencanaan yang akan dilakukan.

24 Dari uraian Strategi Politik di atas, maka penulis akan menguraikan di bab

  selanjutnya bagaimana partai Demokrat melakukan skenario politik, sehingga mampu memenangkan Pemilihan Umum di Kabupaten Karo, sesuai dengan instrument pemenangan yang ada.

1.6. Metodologi Penelitian

1.6.1 Jenis Penelitian

  Penelitian ini menerapkan metode kualitatif deskriptif yang bersifat analisis terhadap suatu gejala atau fenomena yang kemudian disinkronkan dengan teori yang digunakan dalam penelitian. Pendekatan Kualitatif diartikan sebagai pendekatan yang menghasilkan data, tulisan, dan tingkah laku yang didapat dari yang diamati.

  

  24 Peter Scholder. 2003. Strategi Politik. Jakarta : Friedrich-Naumann-Stiftung, PT Mita Alembana Grafika, Hal 6-9 25 Hadari Nawawi. 1994. Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: UGM Press. Hlm 203.

  Dengan demikian penelitian ini akan memberikan analisa dan gambaran yang lebih riil atau detail mengenai suatu gejala atau fenomena tersebut yaitu, Strategi politik Partai Demokrat kabupaten Karo dalam dalam Pemilihan umum legislatif kabupaten Karo tahun 2014.

  1.6.2 Lokasi Penelitian

  Lokasi penelitian ini dilakukan pada Kantor Dewan Pimpinan Cabang Partai Demokrat Kabupaten Karo, yang beralamat di Jln. Kabanjahe, Kabupaten Karo, Sumatera Utara. Selain itu, untuk mengakuratkan analisis peneliti dilakukan juga penelitian ke kantor KPU Kabupaten Karo yang beralamat di Jln. Letjen Djamin Ginting No. 58 Kabanjahe, Kabupaten Karo, Sumatera Utara.

  1.6.3 Teknik Pengumpulan Data

  Data merupakan instrumen penelitian yang harus dimiliki setiap penelitian ilmiah. Data ini menunjukkan kualitas atau mutu dari sesuatu yang ada, berupa keadaan, proses, kejadian/peristiwa dan lain-lain yang dinyatakan dalam bentuk

  

  perkataan. Dalam melakukan penelitian, data sangat dibutuhkan sebagai acuan dan untuk menjamin keakuratan analisis penelitian tersebut. Maka peneliti dalam hal ini melakukan teknik pengumpulan data dengan cara pengumpulan data

  

  primer dan data sekunder. Berikut akan diuraikan maksud dari pengumpulan data tersebut :

  26 27 Hadari Nawawi dan Martini Hadari. Op.cit . hal. 49

Muhammad Idrus. 2009. Metode Penelitian Ilmu Sosial. Pendekatan Kualitatif dan Kuantitatif.

  Yogyakarta: Erlangga.. Hlm 105.

  1. Data Primer Pengumpulan data primer dalam penelitian ini adalah melalui wawancara

  (interview). Wawancara dilakukan dengan bertanya langsung kepada informan ataupun narasumber yang dianggap sesuai dengan objek penelitian, serta melakukan tanya jawab secara mendalam terkait permasalahan yang ingin diteliti kepada informan atau narasumber dalam objek penelitian ini. Dalam hal ini, peneliti mengambil informan yaitu Kader dan pengurus Partai Demokrat kabupaten Karo yang terlibat langsung dalam perumusan strategi pemenangan Partai dalam pemilihan umum legislatif kabupaten Karo tahun 2014 dan Komisi Pemilihan Umum (KPU) kabupaten Karo selaku penyelengara Pemilu ditingkatan kabupaten Karo.

  2. Data Sekunder Pengumpulan data sekunder dalam penelitian ini adalah mencari data dan informasi melalui buku, internet, jurnal dan lainnya yang berkaitan dengan masalah penelitian. Data-data tersebut hanya sebagai acuan untuk penulis memiliki gambaran terhadap konsep yang akan dituliskan dalam penelitian ilmiah ini. Selain itu, penulis juga mencari informasi dan referensi tambahan melalui buku-buku tentang Partai Politik khususnya tentang partai Demokrat, maupun artikel-artikel dari majalah atau koran, dan sebagainya yang bisa membantu penulis dalam menyelesaikan penelitian ini.

1.6.4 Teknik Analisa Data

  Analisis data adalah proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan diinterprestasikan guna mencari makna dan implikasi yang lebih luas dari hasil-hasil penelitian. Sesuai dengan jenis penelitian yang menggunakan metode kualitatif, maka penelitian ini menggunakan beberapa tahapan sebagai proses analisis untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat.

  Tahapan pertama adalah data-data dikumpulkan dari lembaga terkait baik itu yang masih mentah ataupun sudah disusun secara formal. Kemudian data-data tersebut dianalisis sesuai dengan permasalahan yang ingin dianalisis oleh peneliti. Selain itu, data yang didapat berdasarkan metode wawancara akan sangat membantu peneliti untuk menganalisis yang akan dilakukan perbandingan terhadap konsep yang ada pada data tertulis yang didapatkan sebelumnya. Hal ini dilakukan untuk menguatkan argumen dari hasil analisisnya.

1.7 Sistematika Penulisan

  Untuk mendapatkan gambaran yang jelas dari penelitian ini, maka penulisan dilakukan secara terperinci dan sistematis sebagai salah satu syarat penelitian ilmiah. Penelitian ini terdiri atas 4 bab, yaitu :

BAB I : Pendahuluan Bab ini menguraikan latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan

  penelitian, kerangka teori, metodologi penelitian yang digunakan, serta sistematika penulisan

  BAB II : Deskripsi Lokasi Penelitian Bab ini menguraikan kondisi masyarakat Kabupaten Karo sebagai suatu

  identitas masyarakat, dengan nilai-nilai primordial yang melekat di dalamnya, melihat sumber-sumber historis yang ada, keadaan geographis, keadaan demographi, potensi sarana prasarana yang ada, data monographi, dari masyarakat tersebut. Pada bab ini juga akan menguraikan tentang profil Partai Demokrat kabupaten karo dan sejarah berdirinya Partainya Demokrat di Indonesia

  BAB III : Analisis Strategi Pemenangan Partai Demokrat dalam PEMILU Legislatif tahun 2014 Bab ini menguraikan, gambaran umum pertarungan politik yang terjadi

  dalam Pemilu Legislatif Tahun 2014 di Kabupaten Karo, konsep strategi pemenangan, kegiatan pemenangan yang dilakukan oleh tim pemenangan partai Demokrat dalam mensukseskan agenda partainya, dalam Pemilu Legislatif 2014, mulai dari proyeksi, eksekusi program pemenangan, hingga perolehan suara yang diperoleh partai Demokrat berdasarkan hasil rekapitulasi KPU Kabupaten Karo.

  BAB IV: Penutup Kesimpulan dan Saran