BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Audit Internal - Fungsi Dan Kedudukan Auditor Internal Pada PT.Tor Ganda Medan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Audit Internal

  Pada dasarnya, perbedaan yang begitu mendasar mengenai pengertian audit internal tidaklah ada. Menurut para ahli, audit internal dalam suatu organisasi merupakan suatu fungsi yang bebas untuk menelaah dan menilai aktivitas- aktivitas perusahaan guna memberikan saran-saran kepada manajemen.

  Dalam perusahaan besar biasanya manajemen tidak dapat mengikuti dan mengawasi secara langsung semua operasi perusahaan. Dengan keterbatasan yang ada, mengharuskan manajemen mendelegasikan wewenangnya kepada bawahannya. Oleh karena itu, manajemen mau tidak mau harus meneruskan pedoman kerja, kebijaksanaan, rencana, metode serta prosedur yang berhubungan dengan seluruh aktivitas atau kegiatan yang akan dilaksanakan. Sebaliknya, pihak bawahan wajib memikul tanggung jawab tersebut dan berkewajiban melaporkan pertanggung jawabannya.

  Menurut Kosasih (1981 : 169), pengertian internal audit yaitu: Internal audit adalah serangkaian proses dan tehnik yang menjadi saluran untuk meyakinkan management dengan observasi langsung apakah pengendalian yang telah ditetapkan management berjalan baik dan efektif, apakah pembukuan dan laporan keuangan telah menunjukkan gambaran aktivitas yang sesungguhnya, teliti dan cepat serta apakah setiap bagian/unit benar-benar melaksanakan kebijaksanaan, rencana dan prosedur yang telah ditetapkan. Internal auditing telah berkembang menjadi alat management, yang berfungsi untuk menilai efisiensi seluruh aktivitas perusahaan.

  Agoes (2004 : 221), mengemukakan pengertian internal audit sebagai berikut: Internal audit (pemeriksaan intern) adalah pemeriksaan yang dilakukan oleh bagian internal audit perusahaan, baik terhadap laporan keuangan dan catatan akuntansi perusahaan, maupun ketaatan terhadap kebijakan manajemen puncak yang telah ditentukan dan ketaatan terhadap peraturan pemerintah dan ketentuan-ketentuan dari ikatan profesi yang berlaku. Peraturan pemerintah misalnya, peraturan dibidang perpajakan, pasar modal, lingkungan hidup, perbankan, perindustrian, investasi dan lain-lain.

  Berdasarkan pengertian tersebut, audit internal pada dewasa ini tidak terbatas fungsinya hanya dalam bidang pemeriksaan keuangan tetapi telah mengalami perluasan ke bidang lainnya seperti pemeriksaan manajemen, pemeriksaan lingkungan hidup, pemeriksaan sosial dan lain-lain.

2.2. Tujuan dan Ruang Lingkup Audit Internal

2.2.1. Tujuan Audit Internal

  Auditing bertujuan untuk mengadakan penilaian atas kekayaan dan menilai kewajaran penyajian laporan keuangan. Tidak berbeda jauh dengan audit internal yang lebih berorientasi kepada kepentingan perusahaaan.

  Audit internal bertujuan untuk membantu karyawan melaksanakan tanggung jawab mereka secara efektif, memberikan analisis serta penilaian dan rekomendasi mengenai kegiatan objek yang diperiksa. Tujuan ini hanya akan tercapai jika pelaksanaan sistem pengawasan intern di bidang akuntansi, keuangan dan operasi berjalan dengan baik.

  Auditor internal bertugas untuk menyelidiki dan menilai apakah pengendalian intern di setiap unit dalam perusahaan sudah dilaksanakan secara efisien. Oleh karena itu, audit internal merupakan pengendalian yang berfungsi sebagai alat untuk mengukur dan menilai keefektifan unsur- unsur pengendalian intern yang lain.

  Audit internal tidak hanya terbatas pada pemeriksaan terhadap catatan akuntansi. Audit internal berhubungan dengan semua tahap kegiatan perusahaan.

  Jadi jelasnya, tujuan pemeriksaan yang dilakukan oleh auditor internal adalah untuk membantu semua pimpinan perusahaan (manajemen) dalam melaksanakan tanggung jawabnya dengan memberikan analisa, penilaian, saran dan komentar mengenai kegiatan yang diperiksanya.

  Menurut Agoes (2004 : 222), untuk mencapai tujuan tersebut, auditor internal harus melakukan kegiatan-kegiatan berikut:

  1. Menelaah dan menilai kebaikan, memadai tidaknya dan penerapan dari sistem pengendalian manajemen, pengendalian intern dan pengendalian operasional lainnya serta mengembangkan pengendalian yang efektif dengan biaya yang tidak terlalu mahal.

2. Memastikan ketaatan terhadap kebijakan, rencana dan prosedur- prosedur yang telah ditetapkan oleh manajemen.

  3. Memastikan seberapa jauh harta perusahaan dipertanggung jawabkan dan dilindungi dari kemungkinan terjadinya segala bentuk pencurian, kecurangan dan penyalahgunaan.

  4. Memastikan bahwa pengelolaan data yang dikembangkan dalam organisasi dapat dipercaya.

  5. Menilai mutu pekerjaan setiap bagian dalam melaksanakan tugas yang diberikan oleh manajemen.

  6. Menyarankan perbaikan-perbaikan operasional dalam rangka meningkatkan efisiensi dan efektifitas.

2.2.2. Ruang Lingkup Pemeriksaan

  Ruang lingkup auditor internal dalam suatu perusahaan secara umum dibagi menjadi dua bagian besar, yaitu:

1. Pemeriksaan Keuangan (Financial Audit)

  Pemeriksaan keuangan adalah pemeriksaan yang membuktikan keakuratan data keuangan perusahaan, keefektifan pengendalian internal yang meliputi verifikasi atas keberadaan harta benda perusahaan dan meyakinkan bahwa pengamanan cukup memadai dan pencatatatan dilakukan dengan tepat. Pemeriksaan ini bertujuan untuk memberikan pendapat apakah laporan keuangan tersebut disajikan sesuai dengan kriteria-kriteria yang telah ditetapkan. Hasil audit lalu dibagikan kepada pihak luar perusahaan.

  Peranan internal auditor dalam pelaksanaan financial audit adalah menerbitkan rekomendasi atas laporan keuangan secara periodik. Membantu (atau bersifat) melengkapi lingkup audit atas laporan keuangan tahunan.

  Menurut Kosasih (1981 : 170), “financial audit adalah verifikasi eksistensi kekayaan dan meyakinkan bahwa pengamanannya cukup dan apakah sistem akuntansi dan sistem pelaporannya dapat dipercaya termasuk pembahasan internal control.”

2. Pemeriksaan Manajemen (Management Audit)

  Pemeriksaan manajemen pada umumnya bertujuan untuk menilai efektifitas dan efisiensi operasi perusahaan serta adanya rekomendasi perusahaan (pemberian saran kepada manajemen untuk membenahi jalannya perusahaan), dimana rekomendasi ini disampaikan setalah pemeriksaan manjemen selesai dilaksanakan.

  Management audit dapat dijadikan salah satu alat bagi

  manajemen dalam melakukan fungsi pengendalian dan pengawasan fungsional perusahaan dan dilaksanakan untuk mengurangi terjadinya penyimpangan dalam kegiatan operasional perusahaan.

  Menurut Agoes (2004 : 175), pengertian management audit adalah: , disebut juga operasional audit, functional

  Management audit

  adalah suatu pemeriksaan terhadap

  audit, systems audit

  kegiatan operasi suatu perusahaan, termasuk kebijakan akuntansi dan kebijakan operasional yang telah ditentukan oleh manajemen, untuk mengetahui apakah kegiatan operasi tersebut sudah dilakukan secara efektif, efisien, dan ekonomis. Pendekatan audit yang biasa dilakukan dalam pemeriksaan manajemen adalah menilai efisisensi, efektifitas dan keekonomisan dari masing-masing fungsi yang terdapat dalam perusahaan.

  Management audit menilai cara-cara manajemen di dalam mengelola

  sumber daya yang tersedia untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan dan sesuai dengan yang diharapkan secara efektif, efisien dan ekonomis serta penyampaian saran perbaikan kepada manajemen untuk memperbaiki pengelolaan perusahaan.

2.3. Pengertian Auditor Internal

  Auditor internal ialah orang atau badan yang melaksanakan aktivitas audit internal. Auditor Internal mempunyai andil yang sangat penting dalam prakteknya untuk membantu perusahaan mencapai tujuan utamanya. Oleh sebab itu, auditor internal senatiasa berusaha untuk menyempurnakan dan melengkapi setiap kegiatan dengan penilaian langsung atas setiap bentuk pengawasan untuk dapat mengikuti perkembangan dunia usaha yang semakin kompleks.

  Seorang auditor internal harus memahami sifat dan luasnya pelaksanaan kegiatan pada setiap jajaran organisasi, dan juga diarahkan untuk menilai operasi sebagai tujuan utama. Hal ini berarti titik berat pemeriksaan yang diutamakan adalah pemeriksaan manajemen.

  Mulyadi (2002 : 29), memaparkan pengertian internal auditor. Auditor intern adalah auditor yang bekerja dalam perusahaan (perusahaan negara maupun perusahaan swasta) yang tugas pokoknya adalah menetukan apakah kebijakan dan prosedur yang ditetapkan oleh manajemen puncak telah dipatuhi, menetukan baik atau tidaknya penjagaan terhadap kekayaan organisasi, menentukan efesiensi dan efektivitas prosedur kegiatan organisasi, serta menentukan keandalan informasi yang dihasilkan oleh berbagai bagian organisasi.

  Seperti yang sudah dipaparkan sebelumnya, seorang auditor internal haruslah orang yang benar-benar memahami prosedur audit yang telah ditetapkan oleh perusahaan dan juga bagian ini harus memiliki kebebasan atau independensi yang cukup terhadap bagian yang diperiksa.

2.4. Fungsi Auditor Internal

  Auditor internal, sebagai staf manajemen perusahaan yang secara khusus menangani audit internal harus melaksanakan tugasnya dengan efektif sehingga peranannya dapat menunjang keefektifan sistem pengawasan intern dan pengawasan tersebut berjalan dengan optimal.

  Fungsi audit internal merupakan salah satu upaya dan unsur yang penting dalam memperkuat sistem pengawasan internal (internal system control). Hal ini dilaksanakan dengan melakukan evaluasi dan penilaian atas seluruh prosedur- prosedur, teknik dan metode pencatatan serta penyimpanan data. Dengan demikian, audit internal selain sebagai unsur sistem internal, sekaligus juga sebagai alat untuk menilai efektivitas sistem pengawasan intern dalam mengamankan harta benda perusahaan.

  Fungsi-fungsi auditor internal menurut Kosasih (1981 : 169), dijelaskan sebagai berikut:

  1. Menentukan baik/tidaknya internal control dengan memperhatikan pemisahan fungsi dan apakah prinsip akuntansi benar-benar telah dilaksanakan.

  2. Bertanggung jawab dalam menentukan apakah pelaksanaanya sesuai dengan rencana kebijakan dan prosedur yang telah ditetapkan sampai menilai apakah hal tersebut perlu diperbaiki atau tidak.

  3. Memverifikasi adanya dan keutuhan kekayaan (assets), termasuk mencegah dan menemukan penyelewengan.

  4. Memverifikasi dan menilai tingkat kepercayaan terhadap sistem akuntansi dan pelaporan.

  5. Melaporkan secara objektif apa yang diketahuinya kepada manajemen disertai rekomendasi perbaikannya.

  Dari penjelasan mengenai fungsi auditor internal diatas, dapat disimpulkan bahwa auditor internal menjalankan fungsinya untuk memastikan bahwa segala aktivitas perusahaan yang dilaksanakan telah berjalan sebagaimana mestinya. Untuk mewujudkan fungsinya tersebut, auditor internal bertugas melakukan pengawasan internal terhadap prosedur-prosedur yang ada maupun ketaatan karyawan dalam melaksanakan tugasnya. Auditor internal juga membandingkan pelaksanaan oleh karyawan dengan peraturan yang dibuat perusahaan. Jika pada kenyataannya, auditor internal menemukan adanya peyimpangan dilapangan maka auditor internal melaporkannya kepada manajemen dalam bentuk laporan auditor internal, berikut dengan saran-saran perbaikan yang diperlukan. Selanjutnya, pihak manajemen akan menindaklanjuti laporan tersebut.

  Dalam keadaan demikian, kegiatan operasional perusahaan diharapkan akan berjalan dengan efektif dan efisien. Informasi yang digunakan sebagai alat dalam pengambilan keputusan merupakan informasi yang aktual dan benar.

2.5. Kedudukan Auditor Internal

  Berhasil tidaknya suatu auditor internal dalam perusahaan sangat dipengaruhi oleh kedudukannya dalam struktur organisasi perusahaan. Auditor internal sebaiknya diposisiskan di tempat yang tepat agar dapat melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya dengan baik serta menjamin kebebasannya.

  Kedudukan auditor internal dalam struktur organisasi berada pada posisi staf, tugasnya terbatas untuk menilai dan melaporkan aktivitas perusahaan dan tidak berwenang untuk melakukan tindakan langsung atau memberi perintah kepada manajer untuk melaksanakan suatu aktivitas operasi perusahaan. Semakin tinggi kedudukan internal auditor dalam perusahaan maka semakin tinggi pula independensinya dalam melaksanakan tugas sehingga diharapkan mampu mengungkapkan pandangan dan pemikiran tanpa pengaruh atau tekanan dari manajemen atau pihak lain yang terkait dengan perusahaan.

  Jika auditor internal memperoleh wewenang dari manajemen yang memiliki posisi yang cukup tinggi dalam perusahaan, artinya manajemen yang memiliki wewenang dan pengaruh dalam perusahaan, maka auditor internal akan mempertanggung jawabkan tugasnya kepada pimpinan tersebut. Semakin tinggi kedudukan auditor internal dalam suatu perusahaan, semakin luas tugas yang dilaksanakannya. Auditor internal harus memiliki wewenang yang cukup untuk memeriksa dan mendapatkan informasi dari tiap bagian yang diperiksa. Dengan demikian, hasil temuan pemeriksaan akan terjamin kebenarannya. Selanjutnya, pimpinan akan mengambil langkah-langkah perbaikan berdasarkan saran dan rekomendasi yang disampaikan auditor internal melalui laporannya.

  Kedudukan auditor internal dalam struktur organisasi yang satu dengan yang lain tentu saja tidak selalu sama. Perbedaan ini tergantung kepada situasi dan kondisi perusahaan serta tujuan yang hendak dicapai dalam pembentukan bagian audit internal. Bagian audit internal tidak boleh berada dibawah bagian yang akan diperiksanya. Hal ini disebabkan karena bagian audit internal bertugas untuk memeriksa, melaporkan dan menilai kebijaksanaan, rencana dan prosedur dari bagian yang diperiksa. Sehingga, kedudukan bagian audit internal harus berada diatas bagian yang akan diperiksa.

  Idealnya, bagian audit internal menerima perintah penugasan dari pimpinan tertinggi dan hasil laporan pemeriksaan auditor internal diserahkan untuk dianalisa oleh direktur keuangan kemudian diberikan kepada direktur utama untuk mengambil keputusan.

  Dalam suatu perusahaan, auditor internal mungkin saja berada dibawah kepala bagian keuangan dan pembukuan. Namun, sebaiknya auditor internal berada langsung dibawah direksi agar independensinya dapat dipertahankan dengan baik. Auditor internal dan bagian lain yang diperiksa, harus menciptakan kerjasama yang baik dalam perusahaan.

  Tujuan auditor internal adalah sama dengan tujuan kepala bagian, staff dan penasehat direksi, yaitu untuk mencapai hasil yang maksimum dengan pengorbanan yang minimum. Oleh sebab itu, perlu dipelihara iklim kerja sama yang baik, saling membantu dan bersifat terbuka dalam diskusi. Staf auditor internal akan dirasakan ada manfaatnya jika mereka benar-benar mampu memberikan hasil kerja yang sifatnya membangun demi perbaikan kinerja perusahaan.

  Ada empat alternatif kedudukan bagian auditor internal dalam struktur organisasi perusahaan menurut Agoes (2004 : 243), yaitu:

1. IAD berada dibawah Direktur Keuangan (sejajar dengan bagian Akuntansi dan Keuangan).

  RUPS Dewan Komisaris

  Direktur Utama Direktur Keuangan

  Bagian Bagian

  IAD Akuntansi Keuangan

  Gambar 2.1 Struktur Organisasi Audit Internal berada dibawah Direktur Keuangan

  Pada gambar diatas terlihat bahwa bagian audit internal sejajar dengan bagian anggaran dan kasir. Bagian audit internal bertanggung jawab sepenuhnya kepada direktur keuangan. Dalam hal ini, fungsi bagian pemeriksaan dititik beratkan pada pengendalian atas ruang lingkup bidang keuangan. Tentunya, bidang lain diluar keuangan tidak mendapatkan pemeriksaan.

2. IAD merupakan Staf Direktur Utama

  RUPS Dewan Komisaris

  Direktur Utama

  IAD Direktur Keuangan

  Bagian Bagian Bagian Anggaran

  Akuntansi Keuangan Gambar 2.2

  Struktur Organisasi Audit Internal merupakan Staf Direktur Utama Pada bagian ini, bagian internal audit merupakan staf direksi perusahaan.

  Penempatan bagian internal audit sebagai staf direksi seperti pada gambar diatas, dimaksudkan untuk membantu pihak direksi dalam melakukan pengendalian atas keseluruhan kegiatan operasional perusahaan. Kebaikan dengan penempatan seperti ini adalah ruang lingkup pemeriksaan internal auditor menjadi lebih luas.

  Pemeriksaan tidak hanya mencakup bidang akuntansi saja tetapi meliputi seluruh operasional perusahaan.

3. IAD merupakan Staf dari Dewan Komisaris

  RUPS Dewan Komisaris

  IAD Direktur Utama Direktur Keuangan

  

Bagian Bagian Bagian

Akuntansi Keuangan Anggaran

  Gambar 2.3 Struktur Organisasi Audit Internal merupakan Staf dari Dewan Komisaris

  Pada bagian ini, bagian internal auditor merupakan staf dari pihak dewan komisaris perusahaan. Pada gambar diatas dijelaskan bahwa bagian internal auditor bersikap independen terhadap manajemen. Ruang lingkup pemeriksaan meliputi seluruh aspek perusahaan baik bidang akuntansi keuangan maupun operasional manajemen. Dalam hal ini, sebenarnya bagian internal auditor merupakan pengendali terhadap manajemen yang dimonitor oleh komisaris perusahaan.

4. IAD dipimpin oleh seorang internal Audit Director

  Internal Audit Director Executive Secretary

  Supervisor of Quality Assurance Supervisor of Computer Auditing Supervisor Auditing

  Audit Secretary Senior EDP Senior Auditor Auditor Computer Audit

  Specialist Lead Auditor EDP Auditor

  Staff Auditor

  Gambar 2.4 Struktur Organisasi Audit Internal dipimpin oleh Direktur Internal Audit

  Pada gambar diatas, direktur internal audit mengarahkan personil dan aktivitas-aktivitas departemen internal audit untuk melaksanakan tugasnya dan mempunyai tanggung jawab terhadap program dan pelatihan staf audit. Tanggung jawab direktur internal audit adalah menyiapkan rencana tahunan untuk pemeriksaan semua unit perusahaan dan menyajikan program tersebut untuk persetujuan. Pada struktur ini, yang menjadi kelemahannya adalah ketika direktur internal auditor tidak dapat mengelola departemen internal audit dengan baik, sehingga pekerjaan audit tidak dapat memenuhi tujuan umum dan tanggung jawab yang telah disetujui manajemen. Oleh karena itu, sumber daya yang ada dalam departemen internal audit tidak digunakan secara efektif dan efisien.

2.6. Program Audit dan Laporan Auditor Internal

2.6.1. Program Audit

  Program audit adalah rangkaian yang sistematis dari prosedur- prosedur pemeriksaan untuk mencapai tujuan audit. Program audit berisi rencana langkah kerja yang harus dilakukan selama audit berlangsung yang didasarkan atas tujuan dan sasaran yang ditetapkan serta informasi yang ada tentang objek yang diperiksa.

  Menurut Mulyadi (2002:104), program audit merupakan daftar prosedur audit untuk seluruh audit unsur tertentu, sedangkan prosedur audit adalah instruksi rinci untuk menentukan tipe bukti audit tertentu yang harus diperoleh pada saat tertentu dalam audit.

  Adapun yang menjadi manfaat program audit adalah sebagai berikut: 1.

  Merupakan suatu rencana yang sistematis tentang setiap tahap kegiatan yang bisa dikomunikasikan kepada semua anggota tim audit.

2. Merupakan landasan yang sistematis dalam memberikan tugas kepada para auditor dan supervisornya.

  3. Sebagai dasar untuk membandingkan pelaksanaan kegiatan dengan rencana yang telah disetujui dan dengan standar serta persyaratan yang telah ditetapkan.

  4. Dapat membantu auditor yang belum berpengalaman dan membiasakan mereka dengan ruang lingkup, tujuan, serta langkah-langkah audit.

  5. Dapat membantu auditor untuk mengenali sifat pekerjaan yang telah dikerjakan sebelumnya.

  6. Dapat mengurangi kegiatan pengawasan langsung oleh supervisor.

  Program audit bersifat fleksibel (tidak kaku), dapat disesuaikan, diperluas, atau dikurangi disesuaikan dengan kondisi yang ada dan hasil penilaian terhadap pengendalian manajemen. Untuk setiap tahap pemeriksaan (persiapan pemeriksaan, pemeriksaan pendahuluan, dan pemeriksaan lanjutan) harus disiapkan program audit tersendiri. Program audit harus dituangakn dalam kertas kerja audit (KKA) atau audit working

  papers.

  Setiap program audit yang lengkap mencakup 4 bagian pokok, yaitu: 1. Pendahuluan

  Memuat informasi latar belakang objek yang diperiksa yang bermanfaat bagi auditor untuk memahami objek yang diperiksa.

2. Pernyataan Tujuan Pemeriksaan a.

  Tujuan-tujuan khusus pemeriksaan dengan mempertimbangkan: • permasalahan yang menentukan arah pemeriksaan.

  • tiap perbaikan yang diharapkan dapat dicapai dari hasil pemeriksaan.
b.

  Cara pendekatan pemeriksaan yang dipilih.

  c.

  Pola laporan yang dikehendaki.

  d.

  Hal lain yang penting 3. Instruksi Khusus

  Memuat instruksi-instruksi khusus dari pimpinan kantor akuntan publik atau pimpinan perusahaan yang diaudit.

4. Langkah-langkah Kerja

  Memuat pengarahan-pengarahan khusus pelaksanaan tugas audit sesuai dengan tahapannya.

2.6.2. Laporan Auditor Internal Pada tahap akhir, tugas auditor internal adalah membuat laporan.

  Laporan yang disusun olen auditor internal dibuat berdasarkan hasil pemeriksaan yang ditunjang dengan adanya data yang telah dianalisa dan diinterprestasikan, sehingga memberikan dukungan yang kuat terhadap hasil pemeriksaan. Pada tahap ini, auditor internal berhubungan dengan pihak- pihak yang berkepentingan di dalam perusahaan tertutama kepada bagian dimana auditor internal tersebut bertanggungjawab. Laporan auditor internal yang disusun itu merupakan pemberitahuan kepada pihak manajemen mengenai hasil kerja yang telah dilaksanakan. Laporan auditor internal menjadi sangat penting karena dapat dijadikan referensi berharga mengenai pekerjaan pemeriksaan untuk pemeriksaaan selanjutnya dimasa yang akan datang. Laporan hasil pemeriksaan harus disajikan dengan baik agar dapat dimengerti dan dapat ditindaklanjuti sepenuhnya. Laporan harus jelas, rapi, cermat dan mudah dimengerti.

  Menurut Agoes (2004 : 236), sebagai hasil dari pekerjaannya, internal auditor harus membuat laporan kepada manajemen. Laporan tersebut merupakan suatu alat dan kesempatan bagi internal auditor untuk menarik perhatian manajemen dan membuka mata manajemen mengenai manfaat dari Internal Audit Department (IAD), apa saja yang sudah dan dapat dikerjakan IAD, hal penting apa saja yang terjadi di perusahaan dan memerlukan perhatian dan tindakan perbaikan dari manajemen.

  Untuk itu IAD harus menyampaikan laporan yang: a.

   Objective.

  b.

   Clear (jelas).

  c.

   Concise (singkat tetapi padat).

  d.

   Constructive (membangun).

  e.

   Timely (tepat waktu).

  Kalau tidak, IAD akan kehilangan kesempatan yang baik. Temuan audit yang disampaikan dengan baik dalam laporan IAD akan memberitahukan manajemen mengenai kelemahan dalam pengendalian intern yang bila dibiarkan dapat menimbulkan terjadinya kecurangan (fraud

  & collusion ) yang merugikan perusahaan.

  Selain itu, rekomendasi yang disampaikan IAD akan membantu manajemen dalam mengambil tindakan-tindakan perbaikan sehingga kemungkinan terjadinya kecurangan dan kesalahan bisa diperkecil.

  Laporan auditor internal merupakan laporan intern perusahaan. Laporan harus disusun, sehingga pimpinan perusahaan dapat mengerti permasalahannya dan segera mengambil keputusan mengenai tindakan seperlunya.

  Menurut Hadibroto (1987 : 51), hasil pemeriksaan tentu saja harus disusun dalam suatu laporan tertulis yang di dalamnya mengungkapkan, antara lain: a.

  Penilaian berdasarkan kriteria yang ditetapkan b.

  Adanya kelainan dan apa efeknya c. Usul tindakan mengatasi kelainan tadi d.

  Usul-usul perbaikan lainnya Menurut Sawyer’s (2006 : 264), contoh ringkasan eksekutif laporan internal auditor adalah sebagai berikut:

  Ringkasan Eksekutif Divisi Pemasaran Aktivitas yang Ditelaah Opini Auditor Riset Pemasaran Cukup (1) Periklanan Baik (2) Promosi Penjualan Buruk (3), (4) Kredit Istimewa Pelayanan Pelanggan Baik (5) Temuan

  (1)

Data Riset Pemasaran seharga $100.000 yang diperoleh melalui angket

lapangan untuk program Q ternyata tersedia di publikasi perdagangan.

(2) Departemen Periklanan dan bukan Departemen Pembelian-lah yang berhubungan langsung dengan pemasok pada beberapa kejadian. (3)

Perintah-perintah untuk materi promosi penjualan tidak dikeluarkan pada

waktunya, sehingga mengakibatkan waktu lembur yang berlebihan dan beban transportasi yang besar.

  (4)

Biaya-biaya tidak diawasi, akibatnya manajer promosi penjualan tidak

diberitahukan bahwa biaya dari program telah melebihi anggaran sebesar $63.000 (38 persen).

  (5) Instruksi-instruksi yang diberikan kepada pelanggan dalam menggunakan produk perusahaan ditulis dalam istilah-istilah teknis yang mungkin tidak dimengerti oleh seseorang yang awam.

  Tindakan Perbaikan Tindakan perbaikan telah diselesaikan untuk Temuan (1) dan (2) melalui revisi pada prosedur. Temuan (3) dan (4) telah diperbaiki instruksi kepada para karyawan dan telaahan supervise yang lebih melekat. Tindakan perbaikan telah dimulai namun belum diselesaikan untuk Temuan (5); dimintakan sebuah jawaban tertulis untuk hal ini.

  Komentar Diluar ditemukannya lima kekurangan diatas, kami yakin bahwa para pegawai di divisi pemasaran memiliki motivasi yang tinggi dan keahlian secara teknis. Baik periklanan maupun promosi penjualan memiliki kualitas yang tinggi dan telah menerima beberapa penghargaan dari publikasi-publikasi perdagangan.

  Tindakan segera dilakukan untuk memperbaiki kondisi yang dilaporkan. Meskipun beberapa mencerminkan penyimpangan yang serius dari praktik yang baik, tidak begitu material jika dilihat dari keseluruhan misi divisi. Direktur pemasaran saat ini sedang memberikan perhatian yang lebih pada administrasinya.

  Legenda Istimewa – Tidak ada kekurangan. Baik – Kekurangan yang relatif kecil. Cukup – Kekurangan yang relatif besar. Buruk – Lebih dari satu kekurangan besar.

  Tidak memuaskan – Gagal untuk mencapai misi utama dari aktivitas.

Dokumen yang terkait

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. BATASAN PERSALINAN ABNORMAL - Determinan Faktor Risiko Dalam Terjadinya Persalinan Dengan Tindakan Di RSUP.H.Adam Malik Medan Dan RSUD.Dr.Pirngadi Medan Selama Tahun 2012

0 0 25

Hubungan Penggunaan Obat Kardiovaskular Terhadap Terjadinya Xerostomia Pada Pasien Penyakit Jantung Koroner di RSU Dr Pirngadi Medan

0 0 12

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - Hubungan Penggunaan Obat Kardiovaskular Terhadap Terjadinya Xerostomia Pada Pasien Penyakit Jantung Koroner di RSU Dr Pirngadi Medan

1 1 11

Analisis Dan Perancangan Sistem Pakar Untuk Mendiagnosis Penyakit Tanaman Karet Menggunakan Metode Faktor Kepastian (Certainty Factor) Pada Smartphone

0 0 10

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Listrik - Perancangan Alat Penghitung Energi Listrik Berbasis Digital Menggunakan Kwh Meter Dan Plc

0 0 24

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. PENGELASAN - Pengaruh Proses Quenching Pada Sambungan Las Shielded Metal Arc Welding (Smaw) Terhadap Kekerasan Impak Struktur Mikro Dan Kekerasan Baja St37

0 1 23

BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN 2.1. Definisi Infeksi Leher Dalam - Karakteristik Abses Leher Dalam Di SMF THT-KL RSUP. H. Adam Malik Medan Tahun 2006-2012.

0 1 25

Karakteristik Abses Leher Dalam Di SMF THT-KL RSUP. H. Adam Malik Medan Tahun 2006-2012.

0 0 14

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemasaran Relasional 2.1.1 Pengertian Pemasaran Relasional - Pengaruh Pemasaran Relasional terhadap Kepuasan dan Komitmen pada Nasabah PT. Bank X

1 2 19

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Pengaruh Pemasaran Relasional terhadap Kepuasan dan Komitmen pada Nasabah PT. Bank X

1 1 7