MAKALAH STUDI ISLAM II INDONESIA

MAKALAH STUDI ISLAM II
SYIRIK DALAM BIDANG SENI

Disusun Oleh :
Dita Windriana (1300017040)

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN
YOGYAKARTA
2014

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Syirik termasuk persoalan bid’ah paling besar dalam kehidupan manusia
yang perlu ditangani dengan sungguh-sungguh. Syirik bisa saja dilakukan oleh
siapapun. Apabila seseorang menyekutukan Allah SWT dengan sesuatu makhlukNya, baik dengan sadar atau tidak, memiliki keper-cayaan dan i’tikad dalam
ubudiyah, uluhiyyah dan rububiyyah, maka ia telah berbuat syirik.
Ada tiga sebab fundamental munculnya perilaku syirik, yaitu al-jahlu
(kebodohan), dhai’ful iiman (lemahnya iman), dan taqliid (ikut-ikutan secara

membabi-buta).
Al-jahlu sebab pertama perbuatan syirik. Karenanya masyarakat sebelum
datangnya Islam disebut dengan masyarakat jahiliyah. Sebab, mereka tidak tahu
mana yang benar dan mana yang salah. Dalam kondisi yang penuh dengan
kebodohan itu, orang-orang cendrung berbuat syirik. Karenanya semakin jahiliyah
suatu kaum, bisa dipastikan kecenderungan berbuat syirik semakin kuat. Dan
biasanya di tengah masyarakat jahiliyah para dukun selalu menjadi rujukan utama.
Mengapa? Sebab mereka bodoh, dan dengan kobodohannya mereka tidak tahu
bagaimana seharusnya mengatasi berbagai persoalan yang mereka hadapi. Ujungujungnya para dukun sebagai narasumber yang sangat mereka agungkan.
Penyebab kedua perbuatan syirik adalah dhai’ful iimaan (lemahnya iman).
Seorang yang imannya lemah cenderung berbuat maksiat. Sebab, rasa takut
kepada Allah tidak kuat. Lemahnya rasa takut kepada Allah ini akan dimanfaatkan
oleh hawa nafsu untuk menguasai diri seseorang. Ketika seseorang dibimbing
oleh hawa nafsunya, maka tidak mustahil ia akan jatuh ke dalam perbuatanperbuatan syirik seperti memohon kepada pohonan besar karena ingin segera
kaya, datang ke kuburan para wali untuk minta pertolongan agar ia dipilih jadi
presiden, atau selalu merujuk kepada para dukun untuk suapaya penampilannya
tetap memikat hati orang banyak.
Taqliid sebab yang ketiga. Al-Qur’an selalu menggambarkan bahwa
orang-orang yang menyekutukan Allah selalu memberi alasan mereka melakukan
itu karena mengikuti jejak nenek moyang mereka. Allah berfirman,“Dan apabila

mereka melakukan perbuatan keji, mereka berkata, ‘Kami mendapati nenek
moyang kami mengerjakan yang demikian itu, dan Allah menyuruh kami
mengerjakannya.’ Katakanlah, ‘Sesungguhnya Allah tidak menyuruh

(mengerjakan) perbuatan yang keji.’ Mengapa kamu mengada-adakan terhadap
Allah apa yang tidak kamu ketahui?” (QS. Al-A’raf: 28).
Syirik banyak terjadi di segala bidang baik dalam segi seni, budaya,
politik, dan ekonomi. Seni sebenarnya adalah perbuatan manusia yang timbul dari
hidup perasaannya dan bersifat indah, sehingga dapat menggerakkan jiwa
perasaan manusia. Seni sebenarnya dikatakan syirik tergantung oleh pelakunya,
dikatakan syirik seperti seni dalam lagu seperti lagu-lagu cinta yang membuat
seseorang menjadi gila akan lagu itu seperti lirik lagu “Kekasih Gelapku” by
Ungu.
Isi lirik itu adalah :
* ku mencintaimu lebih dari apapun
meskipun tiada satu orang pun yang tahu
ku mencintaimu sedalam-dalam hatiku
meskipun engkau hanya kekasih gelapku
Dalam lagu ini dapat dilihat bahwa seorang lelaki yang mencintai seorang
wanita melebihi segalanya dan melebihi Allah dan dia berkata bahwa tiada satu

orang pun yang tahu padahal Allah Maha Mengetahui.
Syirik dalam budaya seperti Aktifitas-aktifitas seperti mengunjungi para wali,
mempersembahkan hadiah dan meyakini bahwa mereka mampu mendatangkan
keuntungan atau kesusahan,uburan mereka, mengusap-usap kuburan tersebut dan
memohon keberkahan kepada kuburan tersebut. Seakan-akan Allah Ta’ala sama
dengan penguasa dunia yang dapat didekati dari para tokoh mereka, dan orangorang dekatnya.
Rumusan Masalah
1.
2.
3.
4.
5.

Apa pengertian syirik dalam Islam?
Apa saja macam-macam syirik?
Apa contoh perilaku orang yang berbuat syirik?
Apa akibat perbuatan syirik?
Apa hikmah menghindari perbuatan syirik?

Tujuan

1.
2.
3.
4.
5.

Mengetahui pengertian syirik
Mengetahui macam-macam syirik
Mengetahui contoh perilaku orang yang berbuat syirik
Mengetahui akibat perbuatan syirik
Mengetahui hikmah menghindari perbuatan syirik

BAB II
PEMBAHASAN

1. Pengertian Syirik
Syirik dari segi bahasa artinya mempersekutukan, secara istilah adalah
perbuatan yang mempersekutukan Allah dengan sesuatu yang lain.[1] Orang yang

melakukan syirik disebut musyrik. Seorang musyrik melakukan suatu perbuatan

terhadap makhluk (manusia maupun benda) yang seharusnya perbuatan itu hanya
ditujukan kepada Allah seperti menuhankan sesuatu selain Allah dengan
menyembahnya, meminta pertolongan kepadanya, menaatinya, atau melakukan
perbuatan lain yang tidak boleh dilakukan kecuali hanya kepada Allah SWT.
Perbuatan syirik termasuk dosa besar. Allah mengampuni semua dosa yang
dilakukan hambanya, kecuali dosa besar seperti syirik. Firman Allah SWT:
bÎ) ©!$# Ÿw ãŸÏÿøótŸ br& x8uŸô³çŸ ¾ÏmÎ/ ãŸÏÿøótŸur $tB tbrߟ
y7Ï9ºsŸ `yJÏ9 âä!$t±oŸ 4 `tBur õ8Οô³çŸ «!$$Î/ ϟs)sù #ŸuŸtIøù$#
$¸JøOÎ) $¸JŸÏàtã ÇÍÑÈ
Artinya: Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia
mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang
dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia
telah berbuat dosa yang besar. (QS. An-Nisaa’: 48)
1. Macam-macam Syirik
Dilihat dari sifat dan tingkat sanksinya, syirik dapat dibagi menjadi dua yaitu:
1. Syirik Akbar (Syirik Besar)
Syirik akbar merupakan syirik yang tidak akan mendapat ampunan Allah. Syirik
akbar dibagi menjadi dua, yang pertama yaitu Zahirun Jali (tampak nyata), yakni
perbuatan kepada tuhan-tuhan selain Allah atau baik tuhan yang berbentuk
berhala, binatang, bulan, matahari, batu, gunung, pohon besar, sapi, ular, manusia

dan sebagainya. Demikian pula menyembah makhluk-makhluk ghaib seperti
setan, jin dan malaikat.
Yang kedua yaitu syirik akbar Bathinun Khafi (tersembunyi) seperti meminta
pertolongan kepada orang yang telah meninggal. Setiap orang yang menaati
makhluk lain serta mengikuti selain dari apa yang telah disyariatkan oleh Allah
dan Rasul-Nya, berarti telah terjerumus kedalam lembah kemusyrikan. Firman
Allah SWT:
ur öNèdqßJçG÷èsÛr& öNä3¯RÎ) tbqä.Οô³çRmQ ÇÊËÊÈ(bÎ÷ ).…………
Artinya: “…dan jika kamu menuruti mereka, sesungguhnya kamu tentulah
menjadi orang-orang yang musyrik.” (QS. Al-An’am: 121).
1. Syirik Asghar (Syirik Kecil)
Syirik asghar termasuk perbuatan dosa besar, akan tetapi masih ada peluang
diampuni Allah jika pelakunya segera bertobat. Seorang pelaku syirik asghar
dikhawatirkan akan meninggal dunia dalam keadaan kufur jika ia tidak segera
bertaubat.

Contoh-contoh perbuatan syirik asghar antara lain:
1. Bersumpah dengan nama selain Allah[2]

Sabda rasulullah SAW:


‫َو َم ْن َحلَفَ بِ َغي ِْر ا ا‬
َ‫اِ فَقَ ْد َكفَ َراَوْ اَ ْش َرك‬

Artinya: “Dan barang siapa yang bersumpah dengan selain nama Allah, maka
dia telah kufur atau syirik”. (HR. Tirmidzi).[3]
1. Memakai azimat
Memakai azimat termasuk perbuatan syirik karena mengandung unsur meminta
atau mengharapkan sesuatu kepada kekuatan lain selain Allah.
Sabda rasulullah SAW:

‫ك‬
َ ‫ق تَ ِم ْي َمةًفَقَ ْداَ ْش َر‬
َ ّ‫َم ْن تَ َعل‬

Artinya: “Barangsiapa menggantungkan azimat, maka dia telah berbuat syirik”.
(HR. Ahmad).[4]
1. Mantera
Mantera yaitu mengucapkan kata-kata atau gumam-gumam yang dilakukan oleh
orang jahiliyah dengan keyakinan, bahwa kata-kata atau gumam-gumam itu dapat

menolak kejahatan atau bala dengan bantuan jin.
Sabda rasulullah SAW:

ٌ ْ‫اِ ّن الرّ ْقٮَ َوالتّ َما ِٕٮ َم َوالتّ َولَةَ ِشر‬
‫ك‬

Artinya: ”Sesungguhnya mantera, azimat dan guna-guna itu adalah perbuatan
syirik”. (HR. Ibnu Hibban).
1. Sihir
Sihir termasuk perbuatan syirik karena perbuatan tersebut dapat menipu atau
mengelabui orang dengan bantuan jin atau setan. Dan dalam sebuah hadits
disebutkan:‫ك‬
َ ‫ َو َم ْن َس َح َرفَقَ ْداَ ْش َر‬٬‫َم ْن َعقَ َد ُع ْق َدةًثُ ّم نَفَتَ فِ ْيهَافَقَ ْد َس َح َر‬
Artinya: “Barangsiapa yang membuat suatu simpul kemudian dia meniupinya,
maka sungguh ia telah menyihir. Barangsiapa menyihir, sungguh ia telah berbuat
syirik”. (HR. Nasa’i).
1. Peramalan
Yang dimaksud peramalan ialah menentukan dan memberitahukan tentang hal-hal
yang ghaib pada masa-masa yang akan datang baik itu dilakukannya dengan ilmu
perbintangan, dengan membaca garis-garis tangan, dengan bantuan jin dan

sebagainya. Rasulullah SAW bersabda:
‫س ُش ْعبَةً ِمنَ السّحْ ِر‬
َ َ‫س ُش ْعبَةً ِمنَ النّجُوْ ِم فَقَ ِدا ْقتَب‬
َ َ‫َم ِن ا ْقتَب‬

Artinya: “Barangsiapa yang mempelajari salah sat ilmu perbintangan, maka ia
telah mempelajari sihir”. (HR. Abu Daud). Yamg dimaksud ilmu perbintangan
dalam hadits ini bukanlah ilmu perbintangan yang mempelajari tentang planet
yang dalam ilmu pengetahuan disebut astronomi.
1. Dukun dan tenung
Dukun ialah orang yang dapat memberitahukan tentang hal-hal yang ghaib pada
masa datang, atau memberitahukan apa yang tersirat dalam naluri manusia.
Adapun tukang tenung adalah nama lain dari peramal atau dukun, atau orangorang yang mengaku bahwa dirinya dapat mengetahui dan melakukan hal-hal
yang ghaib, baik dengan bantuan jin atau setan, ataupun dengan membaca garis
tangan. Dalam sebuah hadits diterangkan:
‫اِ صلى ا ا‬
‫عت َرسُوْ َل ا ا‬
‫ض َى ا ا‬
ُ ‫ َس ِم‬: ‫اُ َع ْنهُ قا َ َل‬
‫اُ عليه وسلم يَقُوْ ُل َم ْن اَتَى َكا ِهنًافَ َسأَلَهُ ع َْن‬

ِ ‫ع َْن َواٮِٔلَةَ ْب ِن ْالَ ْسقَ ِع َر‬
ً
ْ َ‫َش ْي ٍء َح َجب‬
َ
َ
َ
َ
َ
ْ
ّ
ْ
ْ
ْ‫ر‬
‫ال َكفَ َر‬
‫ق‬
‫ا‬
‫م‬
‫ب‬
‫ه‬
‫ق‬

‫د‬
‫ص‬
‫ن‬
‫ا‬
‫ف‬
‫ة‬
‫ل‬
‫ي‬
‫ل‬
‫ي‬
‫ع‬
‫ب‬
َ‫ت َع ْنهُ التّوْ بَةُاَ َ ِ ن‬
َ َِ ُ َ ِ
Artinya: “Dari Wailah bin Asqa’i ra berkata: aku mendengar Rasulullah SAW
bersabda: Barangsiapa datang kepada tukang tenung lalu menanyakan tentang
sesuatu, maka terhalanglah tobatnya selama empat puluh hari. Dan bila
mempercayai perkataan tukang tenung itu, maka kafirlah ia”. (HR. Thabrani).
1. Bernazar kepada selain Allah
Dalam masyarakat masih dijumpai seseorang bernazar kepada selain Allah.
Misalnya seseorang bernazar, “Jika aku sembuh dari penyakit aku akan
mengadakan sesajian ke makam wali”. Perbuatan seperti itu adalah perbuatan
yang sesat.
Firman Allah SWT:
tBur OçFø)xÿRr& `ÏiB >ps)xÿ¯R ÷rr& Nè?ö‘x‹tR `ÏiB 9‘õ‹¯R cÎ*sù ©!$#$!
¼çmßJn=÷ètŸ 3 $tBur ŸúüÏJÎ=»©à=Ï9 ô`ÏB AŸ$|ÁRr& ÇËÐÉÈ
Artinya: “Apa saja yang kamu nafkahkan atau apa saja yang kamu nazarkan
maka sesungguhnya Allah mengetahuinya. Orang-orang yang berbuat zalim tidak
ada seorang penolongpun baginya”. (QS. Al-Baqarah: 270).[5]
1. Riya
Riya adalah beramal bukan karena Allah, melainkan karena ingin dipuji atau
dilihat orang. Riya termasuk syirik, sebagaimana sabda Rasulullah SAW: ُ‫اَ ْخ َوف‬
‫ك ْالَصْ غ ََرفَ ُسٮِٔ َل َع ْنهُ فَقَا َل الرّ يَا ُء‬
َ ْ‫َمااَخاَفُ َعلَ ْي ُك ُم ال ّشر‬
Artinya: “Sesuatu yang amat aku takuti yang akan menimpa kamu ialah syirik
kecil. Nabi ditanya tentang hal ini, maka beliau menjawab, ialah Riya”. (HR.
Ahmad).[6]

Menurut klasifikasi umum, syirik dibagi menjadi empat macam yaitu:
1. Syirku Al-‘Ilmi. Inilah syirik yang umumnya terjadi pada ilmuan. Mereka
mengagungkan ilmu sebagai maha segalanya. Mereka tidak mempercayai
pengetahuan yang diwahyukan Allah. Sebagai contoh mereka mengatakan
bahwa manusia berasal dari kera.
2. Syirku At-Tasarruf. Syirik jenis ini pada prinsipnya disadari atau tidak
oleh pelakunya, menentang bahwa Allah Maha Kuasa dan segala kendali
atas penghidupan manusia berada di tangan-Nya. Mereka percaya adanya
“perantara” itu mempunyai kekuasaan. Contohnya adalah kepercayaan
bahwa Nabi Isa anak Tuhan, percaya pada dukun, tukang sihir atau
sejenisnya.
3. Syirku Al- Ibadah. Inilah syirik yang menuhankan pikiran, ide-ide atau
fantasi. Mereka hanya percaya pada fakta-fakta konkrit yang berasal dari
pengalaman lahiriyah. Misalnya seorang atheis memuja ide pengingkaran
terhadap berbagai bentuk kegiatan.
4. Syirku Al-‘Addah. Ini adalah kepercayaan terhadap tahayul. Sebagai
contoh percaya bahwa angka 13 itu adalah angka sial sehingga tidak mau
menggunakan angka tersebut, menghubungkan kucing hitam dengan
kejahatan, dan sebagainya.
1. Contoh Perilaku Orang yang Berbuat Syirik
Pada masa pemerintahan Fir’aun, dari kaum Fir’aun kita dapat menarik pelajaran
bahwa yang disebut syirik bukan hanya sikap seseorang yang mengagungagungkan sesuatu dari kalangan sesama makhluk, termasuk sesama manusia
(kultus), tetapi syirik juga meliputi sikap mengagung-agungkan diri sendiri
kemudian menindas harkat dan martabat sesama manusia, seperti tingkah diktator
dan tiran. Sebagaimana firman Allah SWT:
tRøŸuq»y_ur ûÓÍ_t7Î/ Ÿ@ŸÏäÂuŸó Î) tŸóst7ø9$# óOßgyèt7ø?r’sù$ *
ãböqtãöŸÏù ¼çnߟqãYã_ur $\Ÿøót/ #·rôŸtãur ( #Ó¨Lym !#sŸÎ)
çmŸ2uŸ÷Ÿr& ä-tŸtóø9$# tA$s% àMZtB#uä ¼çm¯Rr& Iw tm»s9Î) ŸwÎ)
üŸÏ%©!$# ôMuZtB#uä ¾ÏmÎ/ (#þqãZt/ Ÿ@ŸÏäÂuŸó Î) O$tRr&ur z`ÏB
tûüÏJÎ=ó¡ßJø9$# ÇÒÉÈ
Artinya: “Dan ini sama sekali tidak dalam ‘kegagalan’ atau ‘keperkasaan’,
melainkan justru dalam kehinaan yang lebih mendasar, karena dia diperhamba
oleh nefsunya sendiri untuk berkuasa dan menguasai orang lain. Inilah keadaan
Fir’aun yang kemudian mengalami hukum Tuhan yang tragis dan dramatis, dan
dia baru insyaf setelah malapetaka menimpa, namun sudah terlambat.” (QS.
Yunus: 90).
1. Akibat Perbuatan Syirik
Adapun akibat negatif yang ditimbulkan dari syirik, antara lain:
1. Sulit menerima kebenaran. Firman Allah SWT:

zNtFyz ª!$# 4 ’ n ?tã öNÎgÎ/qè=è% 4 ’ n ?tãur öNÎgÏèôJy ™ ( # ’ n ?tãur
öNÏd̟»|Áö/r& ×ouq»t±Ïî ( öNßgs9ur ë>#xŸtã ÒOŸÏàtã ÇÐÈ
“Allah telah mengunci hati dan pendengaran mereka, penglihatan mereka telah
tertutup, dan mereka akan mendapat adzab yang berat.” (QS. Al-Baqarah: 7).
Hati orang-orang syirik tertutup untuk menerima kebenaran baik yang datangnya
dari Allah dan Rasul-Nya. Menurut Ibnu Jarir, ketertutupan hati orang syirik itu
lantaran dari sifat kesombongan dan penentangannya terhadap kebenaran yang
disampaikan kepadanya. Orang-orang syirik yang mendustakan ayat-ayat Allah
dideri peringatan atau tudak sama saja bagi mereka, karena hati mereka buta.
1. Munculnya perasaan bimbang dan ragu. Firman Allah SWT:
’ Î û NÎgÎ/qè=è% ÖÚzŸ£D ãNèdy Š #t “ s ù ª!$# $ZÊtŸtB ( óOßgs9ur
ƒë>#x‹tã 7OŠÏ9r& $yJÎ/ (#qçR%x. tbqç/ɋõ3t
“Dalam hati mereka ada penyakit, lalu Allah menambah penyakitnya itu, dan
mereka mendapat adzab yang pedih, karena mereka berdusta.” (QS. Al-Baqarah:
10). Menurut pendapat Ibnu Abbas, penyakit hati orang syirik adalah perasaan
bimbang dan ragu (syak), kegoncangan batin seperti inilah yang menjadikan
mereka merasa gelisah. Hatinya tidak pernah tenang, merasa tidak puas dengan
harta, jabatan yang mereka miliki.
1. Hanya akan memperoleh kesenangan sementara. Kesenangan hidup di
dunia yang diperoleh orang-orang musyrik sifatnya sementara, di akhirat
kelah akan mendapatkan siksa yang pedih. Meskipun ketika hidup di dunia
mereka dalam keadaan miskin dan sengsara, lebih-lebih jika mereka kaya,
bagi mereka hal itu tetap merupakan keuntungan dan kesenangan karena
mereka mengikuti hawa nafsunya.
2. Amalan dan harta yang yang dinafkahkan sia-sia. Amalan yang
dinafkahkan orang-orang musyrik adalah sia-sia (tidak diberi pahala oleh
Allah), apa yang dimilikinya tidak akan dapat digunakan untuk menebus
siksa di akhirat kelak, sebagaimana firman Allah SWT:
ã@sVtB $tB tbqà)ÏÿZ㟠ŸÎû Ínɟ»yd Ío4quŸysø9$# $uŸ÷RŸŸ9$#
È@sVyJŸ2 8xŸÍŸ $pkŸÏù ;ŸÅÀ ôMt/$|¹r& y^öŸym 7Qöqs% (#þqßJn=sß
öNßg|¡àÿRr& çm÷Gx6n=÷dr’sù 4 $tBur ãNßgyJn=sß ª!$# ô`Å3»s9ur öNßg|
¡àÿRr& tbqßJÎ=ôàtŸ ÇÊÊÐÈ
“Perumpaan harta yang mereka infakkan di dalam kehidupan dunia ini, ibarat
angin yang mengandung hawa sangat dingin yang menimpa tanaman (milik)
suatu kaum yang menzalimi diri sendiri, lalu angin itu merusaknya. Allah tidak
menzalimi mereka, tetapi mereka yang menzalimi diri sendiri.” (QS. Ali Imran:
117).
1. Orang musyrik dinilai sebagai makhluk terburuk. Allah menilai orangorang musyrik dengan penilaian yang sangat rendah. Orang-orang musyrik

itu seperti binatang ternak, bahkan mereka lebih rendah dan sesat daripada
binatang.
2. Menjadi musuh Allah. Perbuatan musyrik menyebabkan murka Allah
SWT, sebagaimana firman Allah:
tB tb%x. #xrߟtã °! ¾ÏmÏGx6Í´¯»n=tBur ¾Ï&Î#ߟâŸur Ÿ@ŸÎŸö9Å_ur`
Ÿ@8s3ŸÏBur cÎ*sù ©!$# Arߟtã z`ŸÌŸÏÿ»s3ù=Ïj9 ÇÒÑÈ
Artinya: “…..maka sesungguhnya Allah musuh bagi orang-orang kafir.” (QS. AlBaqarah: 98).
1. Dijanjikan mendapat siksa neraka. Allah menerangkan dalam firman-Nya:
tPöqtŸ ŸÙuŸö;s? ×nqã_ãr ŸŸuqó¡n@ur ×nqã_ãr 4 $¨Br’sù tûïÏ%©!$#
ôN¨ŸuqóŸ$# öNßgèdqã_ãr LänöŸxÿx.r& yŸ÷èt/ öNä3ÏY»yJŸÎ) (#qè
%rä‹sù z>#x‹yèø9$# $yJÎ/ ÷LäêZä. tbrãŸàÿõ3s? ÇÊÉÏÈ
“Pada hari itu ada wajah yang putih berseri, dan ada pula wajah yang hitam
muram. Adapun orang-orang yang berwajah hitan muram (kepada mereka
dikatakan), mengapa kamu syirik setelah beriman? Karena itu rasakanlah adzab
disebabkan kekafiranmu itu.” (QS. Ali Imran: 106).
1. Hikmah Menghindari Perbuatan Syirik
Seseorang yang dapat membebaskan dirinya dari perbuatan syirik memiliki
pengaruh dalam kehidupan manusia secara nyata, antara lain:
1.
2.
3.
4.
5.
6.

7.
8.

Mengangkat manusia ke derajat paling tinggi dan mulia.
Mengalirkan rasa kesederhanaan dan kesahajaan.
Membuat manusia menjadi suci dan benar
Memunculkan kepercayaan yang teguh dalam segala hal, tidak mempunyai
hubungan khusus dengan siapapun atau apapun yang menyebabkan
rusaknya iman.
Tidak mudah putua asa dengan keadaan yang dihadapi.
Menumbuhkan keberanian dalam diri manusia. Dalam hubungan ini ada
dua hal yang membuat manusia menjadi pengecut, yaitu takut mati, dan
pemikiran yang menyatakan bahwa ada orang lain selain Allah yang dapat
mencabut nyawanya.
Mengembangkan sikap cinta damai dan keadilan, menghalau rasa
cemburu, dengki, dan iri hati.
Menjadi taat dan patuh kepada hukum-hukum Allah.

BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Syirik yaitu kepercayaan terhadap suatu benda yang mempunyai kekuatan tertentu
atau juga mempercayai hal-hal selain Allah Swt. Orang yang mempercayai hal
tersebut dinamakan Musyrik. Sedangkan orang musyrik itu adalah orang yang
mempersekutukan.

Pengertian Musyrik menurut istilah yaitu orang yang menyembah dan mengakui
adanya Tuhan selain Allah atau menyamakan sesuatu dengan Allah, baik Zat,
Sifat, ataupun perbuatan-Nya.
Sikap syirik dapat merusak, bahkan dapat menggugurkan aqidah Islam. Oleh
karena itu, kita harus berhati-hati jangan sampai gerak hati, ucapan, dan perbuatan
kita terbawa kedalam kemusyrikan. Sebab ada syirik kecil dan syirik besar. Syirik
kecil dapat berubah menjadi syirik besar.

DAFTAR PUSTAKA
Subhani, Ja’far, Tauhid Dan Syirik, (Bandung: Mizan, 1996).
Wahhab, Muhammad Bin Abdul, Tegakkan Tauhid Tumbangkan Syirik,
(Yogyakarta: Mitra Pustaka, 2000).
Tim Penyusun, Akidah Akhlak al-Hikmah, (Surabaya: Akik Pusaka, 2008).
http://almanhaj.or.id

[1] Tim Penyusun, Akidah Akhlak al-Hikmah, (Surabaya: Akik Pusaka, 2008), 28.
[2] Ja’far Subhani , Tauhid Dan Syirik, (Bandung: Mizan, 1996), 230.
[3] HR. At-Tirmidzi (no. 1535) dan al-Hakim (I/18, IV/297), Ahmad (II/34, 69,
86) dari Abdullah bin Umar Radhiyallahu ‘anhuma. Al-Hakim berkata: Hadits ini
shahih menurut syarat al-Bukhari dan Muslim. Dan disepakati oleh adz-Dzahabi.

[4] Muhammad Bin Abdul Wahhab, Tegakkan Tauhid Tumbangkan Syirik,
(Yogyakarta: Mitra Pustaka, 2000), 54.
[5] Ibid., 81.
[6] HR. Ahmad (V/428-429) dari Shahabat Mahmud bin Labid Radhiyallahu
‘anhu. Berkata Imam al-Haitsami di dalam Majma’uz Zawaa’ij (I/102): “Rawirawinya shahih”. Dan diriwayatkan juga oleh ath-Thabrani dalam Mu’jamul
Kabiir (no. 4301), dari Shahabat Rafi bin Khadiij Radhiyallahu ‘anhu. Imam alHaitsami dalam Majma’uz Zawaa-ij (X/222) berkata: “Rawi-rawinya shahih” Dan
hadits ini dihasankan oleh Ibnu Hajar al-Atsqalani dalam Bulughul Maram.
Dishahihkan juga oleh Syaikh Ahmad Muham-mad Syakir dalam tahqiq Musnad
Imam Ahmad (no. 23521 dan 23526).