Laporan Kuliah Pengabdian Masyarakat 201

BAB 1
PENDAHULUAN
Kuliah Pengabdian Masyarakat (KPM) atau Posdaya (Pos Pemberdayaan
Keluarga) dengan pendekatan PAR (Participatory action research), merupakan
kegiatan intrakurikuler yang memberikan kesempatan kepada mahasiswa terutama
mahasiswa STAIN Ponorogo untuk belajar dan bekerja bersama Masyarakat. Hal
ini bertujuan untuk membuat Mahasiswa mampu terjun langsung ke masyarakat
dalam hal kegiatan yang ada di masyarakat, meningkatkan kemampuan Sumber
Daya Manusia (SDM) dalam memenuhi kebutuhan masyarakat dan memecahkan
problem sosial bersama-sama masyarakat dalaam rangka meningkatkan
kesejahteraan sosial dan masih banyak tujuan lain yang intinya demi kemajuan
masyarakat itu sendiri.
KPM atau Posdaya yang dirasa sangat cocok adalah Posdaya berbasis
Masjid yaitu sebuah gerakan masyarakat di sekitar masjid dilakukan secara
gotong royong dengan memanfaatkan modal sosial dan potensi jama’ah untuk
mewujudkan keluarga sejahtera dan mandiri. Posdaya berbasis Masjid ini sangat
penting karena Posdaya ini bertujuan untuk meramaikan masjid kembali, karena
masjid merupakan pusat ibadah sehingga banyak masyarakat yang berdatangan ke
masjid.
Dusun Tunjungan Wetan, Desa Patik, Kecamatan Pulung, Kabupaten
Ponorogo merupakan daerah yang tepat untuk melaksanakan program KPM

Posdaya berbasis Masjid ini, dikarenakan tahun lalu daerah ini juga merupakan
daerah tempat KPM sebelumnya, sehingga sangat tepat untuk melanjutkan
program-program yang telah dibuat KPM selanjutnya ditambah dengan membuat
Posdaya Berbasis Masjid ini, mengingat kondisi Masyarakat yang ada di daerah
tersebut merupakan masyarakat yang aktif dalam bersosialisasi dan kegiatan
ekonominya juga baik, namun kurang baik dalam hal keagamaan. Atas dasar
tersebut maka kami melakukan Kuliah Pengabdian Masyarakat (KPM)

atau

Posdaya (Pos Pemberdayaan Keluarga) berbasis Masjid dengan pendekatan PAR
1

(Participatory action research) di Dusun Tunjungan Wetan, Desa Patik,
Kecamatan Pulung, Kabupaten Ponorogo dengan tema Pemberdayaan Remaja
Masjid.

2

BAB II

PROSES KEGIATAN
A. Alur Kegiatan Teknik – Teknik PRA
Kuliah pengabdian masyarakat (KPM) 2015 dilaksanakan dengan
POSDAYA berbasis masjid dengan pendekatan Participatory Action
Research (PAR), yang mana peserta KPM atau mahasiswa berperan sebagai
fasilitator dalam menggali dan menemukan potensi-potensi yang ada dalam
masyarakat. Karena itulah kegiatan – kegiatan penunjang yang telah
berjalanpun tidak terlepas dari partisipasi dan peran masyarakat.
Berawal dari kegiatan diatas, kegiatan PAR dimulai dengan penggalian
data secara observasi dan wawancara yang dominan pada Dusun Tunjungan
Wetan Desa Patik khususnya yang nantinya akan diangkat sebagai masalah
utama. Dari hasil observasi dan wawancara kemudian dilakukan pengolahan
data, penetapan masalah yang berkaitan dengan kurangnya minat dan
kesadaran masyarakat untuk meramaikan masjid. Berikut adalah susunan
teknis PRA dari KPM 2015 di Dusun Tunjungan Wetan Desa Patik:
1. Pemetaan (mapping)
Pemetaaan desa adalah proses menggambar kondisi wilayah (desa,
dusun, RT, atau wilayah yang lebih luas) bersama masyarakat. Mapping
merupakan penggambaran kondisi wilayah secara detail, oleh karena itu untuk
menghindari kekeliruan informasi, posisi, dan kondisi penduduk kami bekerja

sama dengan Bapak Kamituwo Dusun Tunjungan Wetan yang bertempat di
rumah beliau, Rt. 02 Rw. 01.1
Disini kami membuat pemetaan topikal yaitu pemetaan sosial
ekonomi. Tujuan dibuatnya pemetaan sosial ekonomi agar memudahkan
warga untuk mengetahui letak ataupun posisi masjid yang ada di Dusun
Tunjungan Wetan Desa Patik. Adapun hasil dari mapping yang telah kami
lakukan dengan masyarakat lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran 1
tentang pemetaan (mapping) sosial ekonomi atau peta keluarga Dusun
Tunjungan Wetan Desa Patik.
1

Hasil wawancara dengan

3

2. Penelusuran Desa (transector)
Transector

(penelusuran


desa)

merupakan

teknik

untuk

memfasilitasi masyarakat dalam pengamatan langsung lingkungan dan
keadaan sumber daya dengan cara berjalan menelusuri wilayah desa
mengikuti suatu lintasan tertentu menurut yang disepakati. Dengan teknik
transek diperoleh gambaran keadaan sumber daya alam masyarakat beserta
masalah-masalah, perubahan-perubahan keadaan, dan potensi-potensi yang
ada.
Setelah mendapat gambaran kondisi wilayah Dusun Tunjungan
Wetan Desa Patik, maka dengan kegiatan transector ini kami mencoba
melakukan penelusuran desa untuk melihat dan mengamati secara
langsung keadaan lingkungan dan keadaan Sumber Daya Alam (SDA)
serta masalah – masalah, perubahan – perubahan keadaan, dan potensi
yang ada di Dusun Tunjungan Wetan Desa Patik bersama dengan

masyarakat.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran 2 (transector )
Dusun Tunjungan Wetan Desa Patik.
3.

Diagram Venn
Setelah menelusuri wilayah di Dusun Tunjungan Wetan Desa
Patik, kami mengamati kondisi sosial agama masyarakat Dusun
Tunjungan Wetan Desa Patik dengan menganalisa peranannya,
kepentingannya, dan manfaatnya untuk masyarakat dusun setempat.
Kegiatan yang kami lakukan bertujuan untuk mengkaji pengaruh
lembaga-lembaga pemerintahan, lembaga–lembaga swasta, komunitas,
tokoh masyarakat, tokoh agama terhadap kehidupan, dan persoalan
warga masyarakat serta tingkat kepedulian lembaga/tokoh masyarakat
dalam membantu memecahkan persoalan yang dihadapi oleh masyarakat.
Dari sini kami bersama masyarakat menyusun Diagram Venn. Untuk
lebih jelasnya dapat dilihat dalam lampiran 3.
4

B. Perumusan Masalah

1. Pohon masalah dan pohon harapan
Setelah mengamati keseluruhan masalah yang ada di Dusun
Tunjungan Wetan Desa Patik, kami menemukan berbagai permasalahan
yang menuntut untuk dipecahkan. Namun dari berbagai masalah yang
timbul tersebut, tidak mungkin anggota KPM dapat menyelesaikan
semuanya. Akhirnya, anggota KPM beserta masyarakat membuat
kesepakatan untuk memfokuskan pada satu masalah yang dirasa mampu
untuk diselesaikan secara bersama-sama.
Permasalahan tersebut adalah minimnya kesadaran masyarakat
untuk meramaikan masjid. Dari satu pokok masalah ini, anggota KPM
beserta masyarakat secara bersama-sama dalam mencari informasi
tentang akar-akar penyebab dari pokok masalah tersebut kemudian
menyusunnya dalam pohon masalah dan pohon harapan. Dengan metode
ini dapat ditemukan spesifikasi masalah yaitu mengapa permasalahan
tersebut terjadi. Untuk lebih jelasnya lihat lampiran 4.
2. Matrik Ranking
Setelah menyusun pohon masalah dan pohon harapan, maka
kami beserta masyarakat menyusun bagan peringkat (matrik ranking)
dari masalah-masalah tersebut, yaitu bagan yang digunakan untuk
menganalisis dan membandingkan masalah – masalah yang telah

diidentifikasikan dalam bentuk rangking atau skor.
Dengan matrik ini dapat diketahui peringkat masalah yang ada
sehingga dapat dipilih mana akar masalah yang dirasa lebih urgen dan
mendesak untuk diselesaikan. Untuk lebih jelasnya matrik rangking dapat
dilihat pada lampiran 5. Selanjutnya anggota KPM menindaklanjuti
matrik rangking tersebut dengan menganalisanya, mana masalah yang
dianggap lebih urgen dan dapat dipecahkan sesuai dengan kemampuan

5

masyarakat dan anggota KPM. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam
lampiran 5.
C. Proses Dijalankan
1. Perencanaan Lapangan (Participatory Planning)
Setelah menganalisa masalah melalui teknik-teknik PAR, KPM
beserta masyarakat menemukan sebuah masalah yang dianggap sangat urgen
dan sesuai dengan kemampuan masyarakat serta anggota mampu untuk
menyelesaikannya, yaitu kurannya kesadaran masyarakat untuk meramaikan
masjid. Dari masalah tersebut, anggota KPM XXXIV 2015 sepakat untuk
melaksanakan aksi yang dapat membantu mengatasi masalah tersebut. Aksi

tersebut berupa pelatihan shalat sempurna dengan kesejahteraan mushola dan
masjid di dusun Tunjungan wetan.
Adapun susunan panitia kegiatan terdapat dalam lampiran 6.
2. Proses Aksi
Sebelum aksi ini dilaksanakan, kelompok KPM meminta persetujuan
dengan para tokoh

agama, kepala desa, kapan dan di mana aksi ini

dilaksanakan. Akhirnya tim kpm membentuk kepanitiaan dan akhirnya pada
hari Jumat, 21 Agustus 2015, meliputi pembentukan struktur remaja masjid
dan pelatihan shalat sempurna. Peserta yang diikutkan adalah para ta’mir
yang didelegasikan oleh pengurus masjid dan mushola.
Proses aksi ini dimulai dengan acara pembukaan pelatihan yang di
dalamnya perwakilan tim KPM memberikan penjelasan tentang tujuan dan
harapan dari pelatihan yang akan dilaksanakan. Kemudian acara dilanjutkan
dengan pelatihan yang diserahkan sepanuhnya kepada pemateri dari MWC
Kec. Pulung.
Rencana aksi pada kegiatan ini, yaitu dimulai dengan pembukaan
dari pranata acara, penyampaian harapan dari ketua panitia terhadap

terselenggaranya kedua kegiatan tersebut. Kemudian disampaikan

6

harapan dari kepala Dusun Tunjungan Wetan dan pihak lain yang
terlibat.2

2

Seluruh anggota KPM 34 STAIN Ponorogo pada tanggal 21 Agustus 2015 pukul 20.00 WIB di

Masjid Baitur Ridho.

7

BAB III
GAMBARAN UMUM MASJID DAN MASYARAKAT
A. Peta Masyarakat Sekitar Masjid dan Penjelasannya
Pemetaan desa adalah proses menggambar kondisi wilayah (desa,
dusun, RT, atau wilayah yang


luas) bersama masyarakat. Tehnik ini

digunakan untuk memfasilitasi masyarakat dalam mengungkap keadaan
wilayah desa beserta lingkungannya sendiri. Karena kebutuhan akan peta
tematik tidak begitu dipergunakan, sehingga untuk melihat dusun Tunjungan
wetan secara umum maka kami bersama kelompok hanya membuat peta
dusun Tunjungan wetan sendiri dengan gambaran umum. Darikeluarga
Bapak Juwarno selaku warga dan dengan dokumen yang ada.3 Namun, dalam
proses pembuatannya kami dijelaskan banyak hal tentang keadan geografis,
keadaan masyarakat, baik secara ekonomi, budaya, agama dan sebagainya.
Kami membuat kategori tahapan keluarga sejahtera dan indikatornya,
sesuai dengan buku pedoman KPM, yaitu :
 Tahapan Keluarga Sejahtera I berbentuk kotak dan berwarna
kuning : keluarga ini merupakan keluarga yang cukup dalam
berbagai hal baik sandang, pangan dan papan.
 Tahapan Keluarga Sejahtera II berbentuk kotak dan berwarna hitam :
keluarga ini kondisinya dibawah Tahapan keluarga sejahtera satu,
karena dalam keluarga ini ditemukan sedikit kekurangan dalam satu
hal entah itu sandang, pangan dan papan.

 Tahapan Keluarga Sejahtera III berbentuk kotak dan berwarna
hijau : keluarga ini kondisinya dibawah Tahapan keluarga sejahtera
I dan II karena ditemukan lebih dari satu hal kekurangan entah itu di
sandang, pangan dan papan.

3

Hasil wawancara dengan Bapak Juwarno dan keluarga, pada tanggal 07 Agustus 2015, pukul

09.00:11.00 dirumah Bapak Juwarno.

8

 Tahapan Keluarga Pra Sejahtera berbentuk kotak dan berwarna
merah : keluarga ini menunjukkan keluarga yang memiliki
kekurangan dalam berbagai hal, dan layak untuk mendapatkan
bantuan dalam ekonomi.
Lalu ada juga yang berbentuk lingkaran hal tersebut menandakan ada
kekurangan dalam keluarga tersebut, berikut penjelasannya :
 Lingkaran Biru : menunjukkan adanya kekurangan dalam hal
bangunan rumah.
 Lingkaran Hijau : mennjukkan adanya kekurangan dalam hal
kesehatan.
 Lingkaran Kuning : menunjukkan adanya kekurangan dalam hal
pakaian.
 Lingkaran Merah : menunjukkan adanya kekurangan dalam hal
makanan.
 Lingkaran Hitam : menunjukkan adanya kekurangan dalam hal
pekerjaan.
 Lingkaran Biru Tua : menunjukkan adanya kekurangan dalam hal
Pendidikan.
Tentang gambaran peta keluarga Dusun Tunjungan wetan bisa
dilihat di lampiran 1.
B. Keadaan Sosial-Ekonomi, Sosial-Politik, Sosial-Budaya
1. Sosial Eknomi
Keadaan sosial masyarakat Dusun Tunjungan Wetan sangatlah
bagus. Rasa kebersamaan dan toleransi dijunjung erat di dusun ini
sehingga antara masyarakat yang satu dengan yang lainnya bisa saling
bekerja sama dalam melakukan apapun. Tidak hanya dalam satu dusun
saja tetapi juga dengan dusun lain dalam satu desa.
9

Keadaan sosial-ekonomi yang ada di Dusun Tunjungan wetan
adalah sebagai berikut: sebagian besar adalah petani, yang meliputi
para petani dari kebun mereka sendiri maupun hanya sebagai buruh
tani, terlihat dari terkenal dengan sumberkenal dengan sumber airnya
yang melimpah. Kondisi pertanian di dusun ini pada umumnya sama
dengan pertanian di daerah lain. Namun untuk tanaman jagung,
masyarakat Dusun Tunjungan Wetan sudah memiliki cara tersendiri
agar dapat menghasilkan panen yang maksimal. Selain menggunakan
bibit unggul, para petani juga mengelola tanaman jagung agar tidak
mengalami dehidrasi sehingga bisa tetap tumbuh baik. Karena pada
dasarnya, pengairan di sawah Dusun Tunjungan Wetan diterapkan
secara bergilir.4 Ada juga yang menggantungkan hidupnya dari hasil
berdagang, karena terdapat beberapa pertokoan dan juga ada pusat
produksi penggilingan beras, ada pula masyarakat yang mencoba
untuk membudidayakan ikan lele dan budidaya susu peras. Peternakan
pun tak ketinggalan menjadi kegiatan sosial-ekonomi masyarakat
Dusun Surodipo, yaitu beberapa yang memiliki kambing, sapi, kerbau,
ayam, maupun bebek. Dan ada beberapa sebagai pegawai sipil,
menjadi Guru ataupun pegawai-pegawai di beberapa instansi
pemerintah.
masyarakat Desa Patik Dusun Tunjungan Wetan adalah sebagai
berikut:

No.
1.
2.
3.
4.

No.

Jenis

Jenis

Fasilitas

Pemerintahan
Kantor Desa
Kantor BPD
Karang Taruna
PKK

Jumlah

No.

1
1
1
1

1.
2.
3.
4.

Fasilitas Jumlah

No.

Jenis

Jenis Fasilitas Jumla
Peribadatan
Masjid
Mushola
Gereja
Pura

h
1
1
-

Fasilitas Jumlah

4

10

1.
2.
3.
4.

Pendidikan
Gedung TK
Gedung SD/ MI
Gedung SLTP
Gedung SLTA

1
-

1.
2.

Kesehatan
Polindes
Posyandu

1

2. Social Politik
Kondisi sosial politik di Dusun Tunjungan Wetan Desa Patik
dahulu sangat fanatik pada partai politik. Kefanatikan ini timbul karena
adanya calon–calon pemimpin yang memberikan dana tersembunyi
pada masyarakat untuk memilihnya sehingga dapat memenangkan
pemilihan tersebut.
Namun kini hal tersebut sudah tidak ada lagi. Masyarakat
Dusun Tunjungan Wetan tergolong netral tanpa kefanatikan serta
sudah wafatnya para tokoh masyarakat yang fanatik terhadap partai
tersebut. Dalam pemilihan pemimpin negara pun disini dilakukan
dengan baik sebagaimana di tempat yang lain.
Hal ini menggambarkan bahwa masyarakat Dusun Tunjungan
Wetan sangat memegang tinggi rasa toleransi dan nasionalisme. Para
perangkat desa hanya menjadi jembatan antara masyarakat awam
dengan pemerintah sedangkan masyarakat akan menjadi aktifis politik
jika terdapat pemilu atau pesta demokrasi.
Desa Patik Dusun Tunjungan Wetan dikepalai oleh seorang
Kepala Desa yang bernama Ali Nuruddin dan dibantu oleh Sekretaris
Desa atau Carik yang bernama Maryono.
Desa Patik Dusun Tunjungan Wetan terdiri dari 4 RT 2 RW
yaitu:5
1. RT 01/01 diketuai oleh Bapak Tumiran
2. RT 02/01 diketuai oleh Bapak Imam Sumaryono
3. RT 01/02 diketuai oleh Bapak Teguh
4. RT 02/02 diketuai oleh Bapak Nyoto
5

HAsil wawancara dengan bapak

11

3. Sosial Budaya
Dalam hal kebudayaan, masyarakat Tunjungan wetan masih
cenderung meneruskan budaya peninggalan nenek moyangnya. Seperti
halnya diberbagai daerah di Ponorogo yang masih kental dengan
budaya Reog, dan karawitan yang masih sangat diperhatikan. Selain
kesenian, kondisi sosial budaya masyarakat Dusun Tunjungan wetan
dapat dilihat dalam kehidupan sehari-hari mereka. Sebagai sebuah
dusun yang masih ada sedikit mempertahankan dengan budaya
kejawen dan sosial keagamaan masyarakat setempat. Disana terkadang
ditemui upacaraupacara semisal kenduri (kirim do'a bagi orang tua
yang telah meninggal), tingkeban (upacara menyambut kelahiran
anak), piton-piton, dan lain sebagainya.
C. Tokoh-tokoh yang berpengaruh di masyarakat
Suatu daerah tidak mungkin terlepas dari tokoh-tokoh yang
berpengaruh.

Perkembangan

suatu

daerah,

tergantung

dari

seberapa

kompetennya suatu tokoh dalam memajukan daerahnya. Begitu pula pada
Desa Patik. Tokoh-tokoh masyarakat yang berpengaruh di Desa Patik
Kecamatan pulung Kabupaten Ponorogo, antara lain:
a. Tokoh Agama
Di Desa Patik terdapat masjid dan musholla dimana setiap masjid
dan musholla dipimpin oleh beberapa imam dan pengurus takmir yang
bertanggung jawab atas masjid atau musholla tersebut. Imam atau takmir
masjid di Dusun Tunjungan Wetan adalah Bapak Dasi. Beliau adalah
imam sekaligus takmir di Masjid Baitul Ridho. Imam atau ta’mir di
mushalla Baitul Hakim adalah bapak Rujito.
Tahun ini masjid Baitul Ridho mendapatkan bantuan dana arRohmah untuk merenovasi masjid tersebut namun dari pengurus masjid
menolak hal tersebut karena kondisi masjid yang sudah tidak dapat
diperlebar lagi. Apalagi ada rencana untuk membangun masjid di sisi jalan
12

dari masjid al-Islam. Pembangunan masjid baru tersebut sudah mendapat
izin dari kepala Desa Patik namun pelaksanaan pembangunannya belum
terjadi hingga kini padahal sudah sejak setahun yang lalu. Hal ini juga
disebabkan karena minimnya dana serta dukungan masyarakat sekitar.
b. Tokoh Masyarakat
Suatu daerah tidak mungkin terlepas dari tokoh-tokoh yang
berpengaruh, begitu pula pada Desa Patik. Tokoh-tokoh masyarakat yang
berpengaruh di Desa Patik Kecamatan Pulung Kabupaten Ponorogo, antara
lain:
i.

Ali Nuruddin yang mana beliau sebagai kepala Desa Patik yang
menjabat sebagai kepala desa (20 Juli 2012 s/d sekarang).

ii.

Bapak Wiroso sebagai kamituwo Dusun Tunjungan Kulon.

iii.

Bapak Sukamto sebagai kamituwo Dusun Tunjangan Wetan.

iv.

Bapak Misnun sebagai kamituwo Dusun Tunjungan Wetan.

v.

Bapak Budi Hermanto sebagai kamituwo Dusun Krajan.

vi.

Bapak Suprijono sebagai kepala BPD Desa Patik.

vii.

Bapak Dasi dan Bapak Rujito sebagai sesepuh Dusun Tunjungan
Wetan.
Tokoh-tokoh masyarakat tersebut merupakan orang yang menjadi

panutan bagi warganya, dan beliau itu juga berperan aktif dalam kegiatan
sosial kemasyarakatan.6
c. Tokoh Pemuda
Organisasi Paguyuban Sinoman Pemuda dan Dewasa (Pasidewa) di
Desa Patik Dusun Tujungan Wetan berjalan efektif karena adanya
hubungan komunikasi yang baik antara pemuda dan orang dewasa.
Adapun kegiatan Pasidewa yang berjalan antara lain arisan yang
dilaksanakan sebulan sekali pada tanggal 25 yang diadakan bergantian di
6

Hasil wawancara dengan Bapak Kamituwo & Bapak Bayan pada tanggal 20

Agustus 2014 pukul 11.00 WIB di rumah Bapak Kamituwo.

13

rumah para anggota Pasidewa. Organisasi ini sudah berjalan selama satu
tahun yang diketuai oleh Purnawan. Oleh karena itu organisasi
kepemudaan ini sangat aktif dalam kegiatan pembangunan desa maupun
dalam kegiatan sosial lainnya.
D. HASIL RUMUSAN KEGIATAN PENUNJANG
Berangkat dari pembekalan dan panduan yang diberikan oleh LP3M
STAIN Ponorogo serta bimbingan dari Dosen Pembimbing Lapangan (DPL)
dalam rangka melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi yaitu Kuliah
Pengabdian Masyarakat (KPM) POSDAYA yang berbasiskan masjid dengan
pendekatan Partisipatory Action Research (PAR), kami kelompok XXXIV
KPM 2015 STAIN Ponorogo melakukan Rapid Rural Assesment (RRA) atau
observasi awal ke lokasi KPM yaitu Dusun Tunjungan Wetan Desa Patik
Kecamatan Pulung Kabupaten Ponorogo pada tanggal 22-27 Juni 2015.
Observasi awal di daerah tersebut, kami menemukan berbagai data yang kami
jadikan acuan dalam penyusunan program penunjang.
Penyusunan program penunjang kami susun berdasarkan tolak ukur
hasil dari Cara observasi lapangan yang kami lakukan di Dusun Tunjungan
wetan. Adapun rumusan program penunjang yang kami ampu sebagaimana
yang telah terlampir.
Sedangkan laporan pelaksanaan dari program tersebut adalah sebagai
berikut:
1. Kegiatan Sosial
a. Berpartisipasi dalam kerja bakti
Banyak sekali kegiatan yang dilakukan secara bersama–sama di
Dusun Tunjungan Wetan, seperti kerja bakti. Kerja bakti disini bisa
seperti membantu menurunkan genteng rumah, membersihkan area
dusun, dan bersih–bersih untuk pelaksanaan lomba HUT RI. Waktu
pelaksanaannya sudah ditentukan secara pasti sehingga hanya dengan
memukul tiang listrik warga sudah berkumpul secara cepat. Dan karena
anggota KPM XXXIV 2015 di Dusun Tunjungan Wetan bertempat

14

tinggal di rumah Bapak Jogoboyo (Purwanto) maka dalam kegiatan
apapun yang dilakukan masyarakat Dusun Tunjungan Wetan langsung
diajak oleh Bapak Jogoboyo.
b. Berpartisipasi dalam kegiatan arisan
Kegiatan arisan adalah salah satu kegiatan yang dilakukan oleh
pemuda, ibu–ibu dan bapak–bapak di Dusun Tunjungan Wetan.
Ibu–ibu di Dusun Tunjungan Wetan mempunyai beberapa jenis
arisan, yaitu arisan gerabah, arisan tabungan, arisan beras, dan lain-lain.
Untuk pelaksanaan arisan dilaksanakan sesuai jadwal RT-nya masingmasing.
Arisan bapak–bapak di Dusun Tunjungan Wetan dilaksanakan di
setiap RT-nya masing-masing. Arisan tersebut dilaksanakan setiap
sebulan sekali dengan rincian sebagai berikut: arisan lingkungan Rt. 01
Rw. 01, arisan dilakukan pada tanggal setiap tanggal 14, arisan
lingkungan Rt. 02 Rw. 01 dilakukan setiap tanggal 26, dan arisan
lingkungan Rt. 01 Rw. 02 serta Rt. 02 Rw. 02 dilakukan setiap tanggal
5. Arisan ini dilakukan setelah ‘isya di rumah warga yang mendapatkan
arisan. Selain hanya arisan, kegiatan ini juga diisi dengan bertukar
informasi dan yasinan bapak-bapak.
Arisan Pasidewa di Dusun Tunjungan Wetan merupakan tempat
untuk berkumpul para pemuda dan dewasa yang dilaksanakan setiap
sebulan sekali pada tanggal 25 secara bergilir di rumah para
anggotanya. Pada acara inilah segala informasi yang akan dilaksanakan
masyarakat Dusun Tunjungan Wetan akan disampaikan, seperti akan
diadakannya kerja bakti, perayaan HUT RI, dan pernikahan.
c. Berpartisipasi dalam kegiatan HUT RI
KPM 2015 STAIN Ponorogo tahun ini kebetulan terlaksana
bertepatan dengan perayaan kemerdekaan RI yang ke-70. Anggota
KPM XXXIV 2015 pun juga memiliki semangat yang tinggi untuk
berpartisipasi dalam perayaan kemerdekaan RI tersebut. Organisasi
15

Pasidewa bekerjasama dengan KPM 34 mengadakan lomba–lomba baik
untuk anak–anak, ibu–ibu, ataupun untuk bapak–bapak. Lomba ini
dilaksanakan pada tanggal 23 Agustus 2015 pukul 07.00-24.00 WIB di
lapangan Tunjungan Wetan. Kegiatan ini menarik banyak perhatian dari
warga sekitar sehingga lapangan pun semakin penuh dengan warga
yang ingin menyaksikan lomba tersebut.
d. Bersama ibu–ibu yasinan
Ibu–ibu yasinan memiliki antusias yang besar ketika diajak
membuat sebuah kerajinan tangan berupa tas anyaman dari rotan.
Kegiatan ini dilakukan pada hari senin, 01 September 2015 pukul 13.00
WIB yang diikuti oleh 16 orang dan bertempat di Masjid al-Islam.
Kegiatan ini diawali dengan penjelasan singkat dari anggota KPM
XXXIV 2015, kemudian langsung diperagakan oleh anggota KPM
XXXIV 2015 juga. Setelah dirasa cukup penjelasannya, maka ibu – ibu
langsung mempraktekkan apa yang sudah dijelaskan tadi dengan
dibentuk menjadi 3 kelompok ditambah dengan 1 anggota KPM
XXXIV 2015 di masing – masing kelompok. Kegiatan ini berakhir pada
pukul 17.00 WIB.
2. Kegiatan Agama
a. Berpartisipasi mengajar TPA
TPA al-Mujahidin merupakan TPA yang dilaksanakan di Masjid
al-Islam dengan jumlah santri sekitar 30 orang. TPA dimulai pada
pukul 15.00 – 16.30 WIB karena sebelum memasuki pelajaran, santri
melaksanakan sholat ashar secara berjamaah. Setelah sholat berjamaah
dilaksanakan, para santri mengaji secara sorogan. TPA dilaksanakan
dari hari senin hingga hari kamis.
Pendidik di TPA ini hanya ada satu orang yaitu Mbak Vita dan
kadang juga dibantu oleh ayahnya. Dahulu pendidik di TPA ini ada
banyak namun ketika mereka sudah menikah dan bekerja di luar kota,
16

tidak ada lagi yang kembali mengajar. Pemuda dan pemudi yang ada di
dusun ini juga kurang memiliki keinginan untuk mengajar di TPA
padahal banyak sekali santri yang ingin mengaji di TPA tersebut.
Kemudian anggota KPM 2015 ikut berpartisipasi mengajar di TPA
ini juga. Santri pun menerima kedatangan kami dengan baik. Dan
ketika satu bulan disini, TPA al-Mujahidin aktif dari hari senin hingga
sabtu di waktu dan tempat yang sama. Dengan jumlah anggota KPM
XXXIV 2015 yang mencapai 14 orang, kami membagi jadwal untuk
mengajar ke TPA dengan 3 orang per hari. Karena ketika hari – hari
biasa, tidak semua santri masuk TPA disebabkan kegiatan di
sekolahnya masing – masing yang sudah mulai aktif.
b. Berpartisipasi dalam kegiatan yasinan
Kegiatan yasinan di Dusun Tunjungan Wetan hanya dilaksanakan
oleh ibu – ibu secara rutin setiap malam jum’at sehabis sholat ‘isya.
Kegiatan yasinan diikuti oleh sekitar 60 orang dan bertempat di rumah
warga secara bergantian. Dalam acara ini juga terdapat arisan sehingga
penentuan tempat yasinan berikutnya ditentukan oleh hasil pemenang
arisan tersebut.
Di tengah kegiatan yasinan kadang juga terdapat tausiyah dan
informasi terbaru yang disampaikan oleh Ibu Komariyah atau yang
lainnya. Disaat seperti itu pula anggota KPM XXXIV 2015 juga
mengajak ibu – ibu yasinan untuk membuat tas anyaman dari rotan.
Meskipun tidak langsung dilaksanakan pada malam itu juga, antusias
ibu – ibu cukup besar. Oleh karenanya, pada hari Senin, 01 September
2015 pukul 13.00 WIB, kami langsung berlatih bersama membuat tas
anyaman tersebut.
3. Kegiatan Pendidikan
a. Berpartisipasi mengajar les

17

Les merupakan tempat untuk anak – anak mengulangi pelajaran
atau mengerjakan tugas yang didapatnya dari sekolah pagi. Kegiatan ini
sudah ada sejak sebelum anggota KPM 2015 datang. Kegiatan ini
bertempat di rumah Mbak Vita selaku tutor les. Jumlah anak yang
mengikuti les sekitar 4 hingga 6 orang tiap harinya. Kegiatan les
dilaksanakan ba’da maghrib hingga selesai.
Kegiatan les diawali dengan membaca doa dan mengaji,
kemudian mempelajari pelajaran besok, mengulangi pelajaran yang
telah diberikan atau mengerjakan tugas. Dan kemudian diakhiri dengan
doa.
Ketika anggota KPM 2015 tiba, Mbak Vita memberikan
kesempatan penuh untuk mengajar les namun tempat pelaksanaannya
dipindah ke Masjid al-Islam agar anak – anak tidak kebingungan atau
canggung dengan kami. Akibatnya, kegiatan pun diawali dengan sholat
maghrib berjamaah di masjid dan berakhir saat adzan sholat ‘isya
berkumandang.
b. Berpartisipasi mengajar TK
TK “Dharma Wanita Persatuan” merupakan satu – satunya TK
yang ada di Desa Patik. TK ini memiliki 40 siswa dan 4 guru yang
dibagi menjadi 2 kelas yaitu TK “A” dan TK “B”. Pada dasarnya, TK
“Dharma Wanita” terletak di Dusun Tunjungan Kulon. TK ini aktif dari
pukul 07.30 – 10.00 WIB selama 6 hari dalam satu minggu.
TK “Dharma Wanita” memang belum memiliki fasilitas yang
maju seperti TK yang lain namun untuk model dan metode
pembelajarannya sudah sangat bagus. Siswa – siswanya aktif mengikuti
pembelajaran yang diberikan. Di bulan Agustus 2015, salah satu
siswanya mendapatkan juara 2 se-kecamatan Pulung untuk lomba
fashion show.
Di TK ini terdapat pula siswa yang tuna rungu dan idiot. Kedua
siswa ini mendapat perlakuan yang berbeda dalam pembelajaran namun
18

tetap ditempatkan di kelas yang sama dengan siswa lainnya karena
gedung sekolah di TK ini tidak terlalu banyak. Meskipun demikian,
tidak mematahkan semangat siswa dan guru untuk terus belajar dan
memberikan pelajaran kepada siswa – siswanya.
c. Berpartisipasi dalam kegiatan ekstrakurikuler di SD
Lembaga pendidikan dasar di Desa Patik adalah SDN Patik yang
terletak di Tunjungan Wetan. SDN Patik memiliki 138 siswa dari kelas
1 hingga kelas 6 dan 12 pendidik. SDN Patik memulai pembelajaran
dari pukul 07.00 – 12.00 WIB kecuali hari jum’at. Kemudian pada hari
jum’at dilanjutkan dengan latihan pramuka yang dimulai pada pukul
15.00 – 16.30 WIB.
Di bulan Agustus ini, SDN Patik akan mengikuti lomba pramuka
se-kecamatan Pulung yang diadakan pada tanggal 11 – 13 Agustus
2015 di SDN 3 Pomahan. Lomba ini diikuti oleh 40 regu dengan 20
regu putra dan 20 regu putri. Sehingga latihan pramuka dilakukan setiap
hari setelah pembelajaran selesai. SDN Patik mengirimkan 2 regu untuk
mengikuti lomba ini dengan masing –masing regu terdiri dari 10 siswa.
Akhirnya, SDN Patik mendapatkan 2 piala untuk lomba ini dari
kategori hafalan surat – surat pendek dan perkemahan.

BAB IV
HASIL DAN DAMPAK
A. Hasil yang Dicapai
Setelah melakukan

serangkaian

kegiatan-kegiatan

KPM yang

berbasis PAR (Participatory Action Research) dari satu tahapan ke
19

tahapan lain selama kurang lebih satu bulan, maka hasil yang telah
dicapai di antaranya adalah:
1. Pelaksanaan Program Penunjang
Program penunjang yang telah dilaksanakan selama satu bulan
tersebut beberapa manfaat antara lain:
a. Terjalinnya hubungan silaturahmi yang erat antara mahasiswa KPM
dengan masyarakat Dusun Tunjungan wetan.
b. Terbantunya tugas dari Bapak/Ibu guru SDN Patik Dusun Tunjungan
wetan.
c. Bertambahnya kegiatan setelah sholat maghrib, yaitu mengajar anakanak TPQ.
d. Terbantunya pengajar di TPQ.
e. Termotivasinya warga masyarakat untuk menjadi lebih baik dengan
adanya sosialisasi keagamaan dan aplikasinya.
2. Pelaksanaan teknik-teknik PRA (Participatory Rural Apprasial)
Teknik-teknik PRA yang telah kami laksanakan selama melakukan
KPM pada awal, menghasilkan beberapa hal diantaranya:
a. Terkajinya keadaan Dusun Tunjungan Wetan baik secara geografis,
sosial ekonomi, sosial politik, social budaya, dan juga sosial
keagamaaan.
b. Terkajinya lembaga-lembaga atau organisasi yang ada di Dusun
Tunjungan Wetan dan hubungan antara lembaga-lembaga tersebut.
c. Ditemukannya

masalah-masalah

yang

harus

segera

dicarikan

penyelesaiannya terutama dalam bidang keagamaan.
d. Terjalinya hubungan kerjasama yang baik antara warga masyarakat dan
juga anggota kelompok KPM.
B. Dampak Perubahan yang Terjadi
Dampak yang dihasilkan dari pelatihan sholat sempurna, yaitu:
1. Bertambahnya pengetahuan tentang pentingnya sholat lima waktu.

20

2. Tumbuhnya semangat dan motivasi baru bagi warga untuk melaksanakan
jama’ah serta meramaikan masjid
3. Bertambahnya ramai masjid karena sebagai pusat kegiatan selain
keagamaan.
Dari dampak di atas, remaja dan dewasa diharapkan dapat
meningkatkan kesadaran keagamaan masyarakat Dusun Tunjungan Wetan
agar lebih agamis, melalui kegiatan pelatihan sholat sempurna, dengan masjid
sebagai pusatnya.
C. Tanggapan Masyarakat
1. Tokoh Agama
Sebagian besar tokoh agama yang ada di Dusun Tunjungan Wetan,
terutama para jama'ah masjid cukup antusias dan sangat berbahagia sekali
terhadap progam tersebut.
2. Tokoh Masyarakat
Tanggapanya sangat baik, dengan adanya program-program yang
dicanangkan oleh perserta KPM tentunya memberikan dampak yang
sangat positif bagi kernajuan Dusun Tunjungan Wetan dalam segala
bidang. Harapannya pun sama dengan tokoh-tokoh yang lain yakni KPM
STAIN tidak hanya kali ini saja, dan tidak hanya dilaksanakan selama 30
hari. Harapan ini dimaksudkan agar para peserta KPM bisa menindak
lanjuti program-program yang telah dicanangkan sebelumnya. Agar
membawa kemajuan dalam segala bidang khususnya di Dusun Tunjungan
Wetan.

21

3. Masyarakat Awam
Mengenai tanggapan masyarakat Dusun Tunjungan Wetan sangat
mendukung program dari peserta KPM STAIN Ponorogo, terlebih lagi
KPM ini menggunakan sistem PAR (Participatori Action Research) yang
menurut mereka sangat menguntungkan bagi sisi pendidikan, keagamaan,
kemasyarakatan. Mereka pun dapat mengetahui potensi yang ada pada
desa mereka. Dan kemudian dapat dikembangkan lagi.

22

BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A.

Kesimpulan Refleksi
Dalam setiap pencapaian tujuan pasti membutuhkan proses, begitu pula
dengan anggota KPM XXXIV yang bertempat di Desa Patik Dusun
Tunjungan Wetan. Anggota KPM XXXIV harus menjalani serangkaian
proses untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Berbagai cara dilakukan
untuk mendapatkan informasi – informasi yang dapat menggambarkan
kondisi wilayah, masyarakat, serta kebiasaan atau adat istiadat di Dusun
Tunjungan Wetan ini. Tidak semua orang dapat menjadi informan kami
sehingga harus ada seleksi yang benar agar ketika memperoleh informasi
dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya dan valid.
Dengan

diadakannya

Kuliah

Pengabdian

Masyarakat

(KPM)

POSDAYA berbasis masjid dengan pendekatan Participatory Action
Research (PAR), kami merasa sudah menjalankannya dengan baik. Karena
kegiatan ini juga termasuk mata kuliah pokok yang harus dijalankan dan
bekerja sama dengan masyarakat. Sejak kedatangan hingga kepulangan
anggota KPM XXXIV 2015, masyarakat menerima dan melepaskan kami
dengan hangat tanpa meninggalkan bekas luka. Oleh karenanya, anggota
KPM XXXIV 2015 mengambil hikmah dan pengalaman baru untuk dijadikan
pelajaran dalam hidup kami masing – masing ketika terjun ke masyarakat
langsung kelak. Berikut hikmah dan pengalaman yang dapat diambil:
1. Memberikan pengalaman berharga pada anggota KPM XXXIV 2015
dalam bersosialisasi dengan masyarakat haruslah bersifat fleksibel karena
setiap masyarakat di Dusun Tunjungan Wetan Desa Patik memiliki latar
belakang yang berbeda – beda.
2. Memberikan pelajaran pada anggota KPM XXXIV 2015 bahwa
permasalahan – permasalahan yang timbul di masyarakat sangatlah
kompleks dan menuntut adanya solusi yang tepat serta cepat.

23

3. Menjadikan anggota KPM XXXIV 2015 semakin erat dan kompak untuk
menjalankan program – program yang telah direncanakan agar berjalan
dengan lancar.
4. Memberikan usaha yang terbaik dari anggota KPM XXXIV 2015 agar
dapat meningkatkan kesadaran masyarakat untuk taat beragama.
B.

Rencana Tindak Lanjut
1. Untuk mengoptimalkan pelaksanaan POSDAYA di Dusun Tunjungan
Wetan Desa Patik maka anggota KPM XXXIV 2015 akan memantau
perkembangannya dengan jalan silaturahim berkelanjutan.
2. Untuk meramaikan masjid sebagai pusat kegiatan keagamaan anggota
KPM XXXIV 2015 di Dusun Tunjungan Wetan yaitu dengan membentuk
struktur anggota POSDAYA. Dengan kegiatan sholawatan yang akan terus
dilaksanakan setiap lapanan (35 hari sekali).
3. Mengusulkan pada pihak kampus STAIN Ponorogo untuk melakukan
Kuliah Pengabdian Masyarakat di kecamatan Pulung khususnya di Desa
Patik Dusun Tunjungan Wetan agar lebih memajukan desa tersebut.

C.

Rekomendasi
Keterbatasan waktu yang dimiliki oleh anggota KPM XXXIV 2015
menjadikan tidak semua permasalahan yang ada di Dusun Tunjungan Wetan
mendapatkan solusi yang tepat. Dan terhadap permasalahan yang sudah
diberikan solusi tentu adapula keraguan – raguan untuk melaksanakan solusi
tersebut karena masih belum menemukan bukti yang nyata dan valid.
Sedangkan mengenai keberlangsungan posdaya yang sudah terbentuk
dan mendapat perhatian baik oleh warga, Berikut rekomendasi dari anggota
KPM XXXIV 2015:
1. Bagi pengurus POSDAYA

untuk terus aktif dan konsisten dalam

meneruskan kegiatan yang sudah terbentuk.

24

2. Bagi pengurus Dusun Tunjungan Wetan untuk memberikan bimbingan
pada pemuda dan pemudi agar memperhatikan dan peduli terhadap
kelangsungan POSDAYA.
3. Bagi pengurus Desa Patik untuk memberikan akses yang mudah kepada
pengurus POSDAYA untuk berkembangnya POSDAYA.

25