Makalah Dasar Dasar Filsafat Ipa .docx

“DASAR – DASAR FILSAFAT”
UNTUK MEMENUHI SALAH SATU TUGAS
MATA KULIAH ETIKA DAN PROFESI

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 4
NAMA :

FEMY ASMAYA ( 17 507 050 )
HARTINI RANGGA MITHA ( 17 507 064)
LAMBAS TRESA PASARIBU ( 17 507 0

JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MANADO
2018

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan Makalah ini

sesuai apa yang direncanakan yang alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul
“DASAR-DASAR FILSAFAT”.
Makalah ini berisikan tentang pengetahuan lebih terperinci tentang dasar filsafat,
dengan materi-materi yang kami tulis di makalah ini di maksudkan memberi bekal
pengetahuan dasar untuk pengertian filsafat
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik
dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu saya harapkan demi
kesempurnaan makalah ini. Kami

berharap semoga Makalah ini dapat dijadikan bahan

bacaan dan menanbah pengetahuan untuk teman-teman semua.
Akhir kata, kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta
dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Tuhan Yesus senantiasa
menyertai

dan

meridhai


segala

usaha

kita.

Amin.

Tondano, 22 Februari 2018
Penulis

Kelompok 7

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................................2
DAFTAR ISI.............................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................4
2

1.1 Latar Belakang..........................................................................................................4

1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................................4
1.3 Tujuan.......................................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................5
2.1 Definisi Dan Pengertian Filsafat....................................................................................5
2.1.1 Arti Filsafat Secara Etimologi...............................................................................5
2.1.2 Arti Filsafat Secara Terminologi...........................................................................5
2.2 Mengapa Manusia Berfilsafat........................................................................................8
2.3 Karakteristik Berfikir Filsafat........................................................................................9
2.4 Cabang-Cabang Filsafat.................................................................................................9
2.5 Objek Filsafat...............................................................................................................16
2.6 Faedah-Faedah Filsafat.................................................................................................17
BAB III PENUTUP................................................................................................................19
3.1 Kesimpulan..................................................................................................................19
3.2 Saran.............................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................21

BAB I
PENDAHULUAN
A.


Latar Belakang
Bertanyalah seorang awam kepada ahli filsafat yang arif bijaksana, ”bagaimana

caranya agar saya mendapat pengetahuan yang benar?. ”mudah saja”, jawab filsuf itu,”
ketahuilah

apa

yang

kau

tahu

dan

ketahuilah

apa


yang

kau

tidak

tahu”.
3

Pengetahuan dimulai dengan rasa ingin tahu, kapastian dimulai dengan rasa ragu-ragu dan
filsafat dimulai dengan kedua-duanya. Berfilsafat berarti berendah hati bahwa tidak
semuanya akan pernah kita ketahui apa yang telah kita ketahui dalam kemestaan yang
seakan tak terbatas ini. Akal adalah potensi rohaniah yang memiliki berbagai kesanggupan
seperti kemampuan berfikir, menyadari, menghayati, mengerti dan memahami. Jadi
pemikiran kesadaran, penghayatan, pengertian dan pemahaman semuanya merupakan istilah
yang berarti bahwa kegiatan akal itu berpusat atau bersumber dari kesanggupan jiwa yang
disebut dengan intelegensi (sifat kecerdasan jiwa). Berpikir di maksudkan untuk mengetahui
sesuatu yang belum diketahui dengan kata lain bahwa kebenaranlah yang menjadi tujuan
utamanya, dari proses berpikirnya yang mengatakan pengorganisasian dan pembudian
pengalaman-pengalamannya secara empiris dan eksperimen di maksudkan dapat mencapai

pengetahuan, tetapi apakah pengetahuan yang diperoleh adalah benar dan apa yang
dimaksud kebenaran dalam ilmu pengetahuan? Kebenaran adalah adanya korespondensi,
koherensi dan konsistensi antara subjek dan objek secara pragmatis, jadi ada dua kebenaran
yang ingin di capai yaitu mutlak dan relative. Dikatakan relative karena kebenaran ini
merupakan hasil pemikiran manusia dalam teori pengetahuan dan pengetahuan itu sendiri
bukanlah sesuatu yang sudah selesai terpikirkan, tetapi sesuatu hal yang tidak pernah mutlak
sebab ia masih selalu membuka diri untuk pemikiran kembali atau peninjauan ulang.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan penulis bahas dalam makalah ini adalah sebagai
berikut:
1. Apa pengertian Ilmu dan Filsafat ?
2. Apa Pengartian dan Dasar-dasar Pengetahuan ?
3. Bagaimana Sumber Pengetahuan ?
4. Apa sarana Berpikir Ilmiah untuk memperoleh pengetahuan ?

4

BAB II
PEMBAHASAN


2.1 Definisi dan Pengertian Filsafat
2.1.1 Arti Filsafat Secara Etimologi
Menurut Poedjawijatna bahwa filsafat itu berasal dari kata arab yang berhubungan
langsung rapat dengan kata yunani, kata yunani nya hampir sama dengan apa yang di
kemukakan oleh Harun Nasution yaitu Philosophia. Philosophia dibagi menjadi dua kata
yaitu philo yang arti nya cinta dalam arti yang luas, dan sophia yang berarti kebijaksanaan
dalam pengertian yang mendalam. Jadi dapat di simpulkan bahwa kata filsafat adalah untuk
mencapai cinta pada kebijakan. Dari segi bahasa filsafat diartikan sebagai keinginan yang
mendalam untuk mendapat kebijakan, atau yang mendalam untuk menjadi bijak.
Menurut Harun Nasutio Filsafat berasal dari Yunani yang tersusun dari dua
kata Philein dalam arti cinta dan sophos dalam arti hikmah. Orang Yunani memindahkankata
tersebut menjadi philoshopia kedalam bahasa mereka. Dalam bahasa indonesia banyak di
pakai kata filsafat. Dan ini kelihatannya bukan berasal dari kata bahasa arab yaitu falsafah
dan bukan pula dari kata barat philosophy ternyata di ambil dari dua bahasa yaitu barat dan
arab, fil dari kata barat dan safah dari kata arab, sehingga tergabunglah dari keduanya dan
menimbulkan kata filsafat demikian Harun Nasution menjelaskan.
Sebagai konsekuennya, seorang filosof tidak hanya membicarakan dunia yang ada di
sekitar nya serta dunia yang ada dalam diri nya, melain kan juga membicarakan perbuatan
berpikir itu sendiri. Ia tidak hanya mengetahui hakekat kenyataan dan ukuran-ukuran untuk
melakukan verifikasi terhadap pernyataan mengenai segala sesuatu, melainkan ia berusaha

menemukan kaidah-kaidah berfikir itu sendiri. Suatu perenungan kefilsafatan tidak boleh
mengandung pernyataan-pernyataan yang saling bertentangan.
2.1.2 Arti secara terminologi
5

Istilah filsafat awalnya berasal dari bahasa Yunani yakni ”philosophia”. Seiring
perkembangan zaman akhirnya dikenal pula dalam berbagai bahasa, seperti misalnya
”philosophic” yang berasal dari kebudayaan bangsa Jerman, Belanda, dan juga Perancis;
“philosophy” dalam terjemahan ke bahasa Inggris; “philosophia” dalam terjemahan ke bahasa
Latin; dan juga“falsafah” dalam bahasa Arab.
Para filsuf memberikan batasan yang berbeda-beda tentang filsafat, tetapi batasan yang
berbeda tersebut tidak mendasar. Selanjutnya, batasan filsafat bisa ditinjau dari dua segi
yakni secara etimologi serta secara terminologi.

Secara etimologi, istilah filsafat berasal dari terjemahan bahasa Arab, yakni falsafah
ataupun dari bahasa Yunani yakni philosophia – philien yang artinya cinta dan sophia yang
artinya kebijaksanaan. Jadi dapat dipahami bahwa filsafat artinya cinta kebijaksanaan. Dan
seorang filsuf adalah seorang pencari kebijaksanaan, pecinta kebijaksanaan dalam arti
hakikat.
Pengertian filsafat secara terminologi amat beragam. Para filsuf merumuskan pengertian

filsafat sesuai kecenderungan pemikiran kefilsafatan yang dimilikinya. Berikut ini akan
disajikan beberapa pengertian Filsafat menurut beberapa para ahli:
1. Plato ( 428 -348 SM ) : Filsafat tidak lain dari pengetahuan tentang segala yang ada.
2. Aristoteles ( (384 – 322 SM) : Bahwa kewajiban filsafat adalah menyelidiki sebab dan asas
segala benda. Dengan demikian filsafat bersifat ilmu umum sekali. Tugas penyelidikan
tentang sebab telah dibagi sekarang oleh filsafat dengan ilmu.
3. Cicero ( (106 – 43 SM ) : filsafat adalah sebagai “ibu dari semua seni“ ( the mother of all the
arts“ ia juga mendefinisikan filsafat sebagai ars vitae (seni kehidupan )
4. Johann Gotlich Fickte (1762-1814 ) : filsafat sebagai Wissenschaftslehre (ilmu dari ilmuilmu, yakni ilmu umum, yang jadi dasar segala ilmu. Ilmu membicarakan sesuatu bidang atau
jenis kenyataan. Filsafat memperkatakan seluruh bidang dan seluruh jenis ilmu mencari
kebenaran dari seluruh kenyataan.
5. Paul Nartorp (1854 – 1924 ) : filsafat sebagai Grunwissenschat (ilmu dasar hendak
menentukan kesatuan pengetahuan manusia dengan menunjukan dasar akhir yang sama, yang
memikul sekaliannya .
6. Imanuel Kant ( 1724 – 1804 ) : Filsafat adalah ilmu pengetahuan yang menjadi pokok dan
pangkal dari segala pengetahuan yang didalamnya tercakup empat persoalan.

6

7. Driyakarya : filsafat sebagai perenungan yang sedalam-dalamnya tentang sebab-sebabnya

ada dan berbuat, perenungan tentang kenyataan yang sedalam-dalamnya sampai “mengapa
yang penghabisan “.
8. Sidi Gazalba: Berfilsafat ialah mencari kebenaran dari kebenaran untuk kebenaran , tentang
segala sesuatu yang di masalahkan, dengan berfikir radikal, sistematik dan universal.
9. Harold H. Titus (1979 ): (1) Filsafat adalah sekumpulan sikap dan kepecayaan terhadap
kehidupan dan alam yang biasanya diterima secara tidak kritis. Filsafat adalah suatu proses
kritik atau pemikiran terhadap kepercayaan dan sikap yang dijunjung tinggi; (2) Filsafat
adalah suatu usaha untuk memperoleh suatu pandangan keseluruhan; (3) Filsafat adalah
analisis logis dari bahasa dan penjelasan tentang arti kata dan pengertian ( konsep ); Filsafat
adalah kumpulan masalah yang mendapat perhatian manusia dan yang dicirikan jawabannya
oleh para ahli filsafat.
10. Hasbullah Bakry: Ilmu Filsafat adalah ilmu yang menyelidiki segala sesuatu dengan
mendalam mengenai Ke-Tuhanan, alam semesta dan manusia sehingga dapat menghasilkan
pengetahuan tentang bagaimana sikap manusia itu sebenarnya setelah mencapai pengetahuan
itu.
11. Prof. Mr.Mumahamd Yamin: Filsafat ialah pemusatan pikiran , sehingga manusia menemui
kepribadiannya seraya didalam kepribadiannya itu dialamiya kesungguhan.
12. Prof.Dr.Ismaun, M.Pd. : Filsafat ialah usaha pemikiran dan renungan manusia dengan akal
dan qalbunya secara sungguh-sungguh , yakni secara kritis sistematis, fundamentalis,
universal, integral dan radikal untuk mencapai dan menemukan kebenaran yang hakiki

(pengetahuan, dan kearifan atau kebenaran yang sejati.
13. Bertrand Russel: Filsafat adalah sesuatu yang berada di tengah-tengah antara teologi dan
sains. Sebagaimana teologi , filsafat berisikan pemikiran-pemikiran mengenai masalahmasalah yang pengetahuan definitif tentangnya, sampai sebegitu jauh, tidak bisa
dipastikan;namun, seperti sains, filsafat lebih menarik perhatian akal manusia daripada
otoritas tradisi maupun otoritas wahyu.
14. Hasbullah Bakry
Ilmu filsafat merupakan ilmu yang menyelidiki segala sesuatu dengan mendalam
mengenai Ketuhanan,alam semesta, dan manusi sehingga dapat menghasilkan pengetahuan
tentang bagaimana hakikat sejauh yang dapat dicapai akal manusia. Pencinta pengetahuan
ialah orang yang menjadikan pengetahuan sebagai usaha dan petunjuk tujun hidup nya, atau
dengan perkataan lain orang yang mengabdikan diri nya dengan pengetahuan.
Rizal Mustansyir dan Misnal Munir menjelaskan tentang pengertian filsafat didalam
buku nya yang berjudul Filsafat Ilmu, bahwasan nya filsafat ialah:

7

1. Sekumpulan sikap dan kepercayaan terhadap kehidupan serta alam yang tidak
diterima secara keritis.
2. Suatu proses kritik atau pemikiran terhadap kepercayaan dan sikap yang sangat kita
jujung tinggi.
3. Berusaha untuk mengkombinasikan hasil bermacam-macam sains dan pengalaman
manusia sehingga menjadi konsisten tentang pandangan alam.
4. Analisis logis dari bahasa serta penjelasan tentang arti kata dan konsep.
5. Sekumpulan problema yang langsung dan mendapat perhatian dan dicarikan jawaban
dari ahli-ahli filsafat.
Dari semua pengertian filsafat secara terminologis di atas, dapat ditegaskan bahwa
filsafat adalah ilmu pengetahuan yang menyelidiki dan memikirkan segala sesuatunya secara
mendalam dan sungguh-sungguh, serta radikal sehingga mencapai hakikat segala situasi
tersebut.

2.2 Mengapa Manusia Berfilsafat
Menurut Lasiyo dan Yuwono ada tiga hal yang mendorong manusia untuk berfilsafat:
1. Keheranan
2. Kesangsian
3. Kesadaran akan keterbatasan
 Keheranan
Sebagai filsuf ada nya rasa heran merupakan asal dari berfilsafat. Menurut Immanuel
Kant gejala yang paling mengherankan adalah “melihat langit berbintang-bintang diatas”.
 Kesangsian
Augustinus dan Rane Descartes berpendapat bahwa kesangsian itu merupakan sumber
utama bagi pemikiran manusia. Pada saat itu manusia meliat hal yang baru maka ia akan
merasa heran kemudian merasa ragu-ragu dengan hal itu. Rane Descartes pernah
mengucapkan “cagito ergo sum” yang arti nya “saya berfiki, maka saya ada” dan kata-kata
itulah yang membuat dia terkenal saat itu. Yang dimaksud Rane dengan berfikir ialah
menyadari bahwasan nya ia menyaksikan.
 Kesadaran akan keterbatasan

8

Manusia mulai berfilsafat jika ia menyadari bahwa dirinya itu sangat kecil dan lemah
jika dibandingkan dengan alam sekitar nya. Dengan kesadaran akan keterbatasan ini manusia
mulai berfilsafat ia memikirkan bahwa diluar manusia yang terbatas pasti ada sesuatu yang
tidak terbatas

2.3 Karakteristik Berfikir Filsafat
Beberapa ciri berfikir kefilsafatan dapat dikemukakan sebagai berikut:

a. Radikal, artinya berfikir sampai keakar-akar nya sehingga sampai pada hakikat
atau permasalahan yang dipirkan hingga selesai.
b. Bertanggung jawab, artinya seorang yang berfilsafat harus berfikir sekaligus
bertanggung jawab terhadap hasil pemikiran nya itu sendiri dan terhadap hati
nurani nya sendiri.
c. Universal artinya, pemikiran filsafat menyangkut pengalaman umum manusia.
d. Koheren dan konsisten, artinya sesuai dengan kaidah-kaidah berfikir logis
serta tidak mengandung kontradiksi.
e. Sistematik, artinya pendapat yang merupakan uraian kefilsafatan itu harus
berkoneksitas secara teratur dan terkandung adanya maksud dan tujuan
tertentu.
f. Bebas, artinya sampai batas-batas yang luas. Pemikiran filsafat itu boleh
dikatakan merupakan hasil pemikiran yang bebas, akni bebas dari prasangka
sosial, historis, kultural, bahkan religius.
g. Konprehensif, artinya mencakup atau menyeluruh. Berfikir secara kefilsafatan
merupakan untuk menjelaskan alam semesta secara keseluruhan.
Menurut Muntansyir dan Misnal Munir bahwasan nya ciri berfikir kefilsaatan tersebut
menjadi cenderung berbeda dengan ciri berfikir ilmu-ilmu lain nya, sekaligus menetapkan
kedudukn filsafat sebagai bidang keilmuan yang netral.
2.4 Cabang-Cabang Filsafat
1. Lasiyo dan Yuwono mengutip L.O. Kattsof menyebutkan bahwa cabang filsafat yaitu:

9

a. Logika
b. Metodologi
c. Metafisika: Ontologi, Kosmologi
d. . Epistemologi
e. Filsafat Biologi
f. Filsafat Psikologi
g. Filsafat Antropologi
h. Filsafat Sosiologi
i. Etika
j. Estetika
k. Filsafat Agama
2. Ir.Poedjatwijatna membagi filsafat menjadi:
a. Ontologi
b. Theodicea
c. Antropologia
d. Metaphysica
e. Ethica
f. Logica
g. Aesthetica
3. The Liang Gie dalam buku nya membagi filsafat menjadi:
a. Metafisika (filsafat tentang hal ada)
b. Epistemologi (teori pengetahuan)
c. Metodologi (teori tentang metode)
d. Logika (teori tentang penyimpulan)
e. Etika (filsafat tentang pertimbangan moral)
f. Estetika (filsafat tentang keindahan)
g. Sejarah filsafat
a. Metafisika
Metafisika berasal dari kata “meta ta fisika” yang artinya ialah sesuatu yang ada
setelah fisika. Oleh Aristoteles metafisika sebagai filsafat pertama. Metafisika adalah ilmu

10

pengetahuan yang membicarakan tentang hakikat yang terdalam atau cabang filsafat yang
membicarakan atau menyelidiki prinsip pertama.
Spekulasi metafisis adalah usaha-usaha untuk menemukan kebenaran mengenai alam
semesta dengan pemikiran murni daripada dengan metode ilmiah dengan pengamatan dan
eksperimen yang terkontrol. Metode yang dipakai adalah deduktif bukan empiris. Terdapat
macam-macam ada yang itu semuanya ditangkap dalam adanya bermacam-macam dan ada
yang umum. Karna yang ada sangant luas maka dapad di golongkan menjadi dua hal:
1. Ada secara ontologis : yaitu membicarakan teori mengenai sifat dasar dan ragamragam kenyataan, misalnya usaha filosof dalam mengungkapkan pertanyaanpertanyaan: apakah hakikat ada itu? Apakah klasifikasi dari yang ada itu? Dan masih
banyak lagi pertanyaan-pertanyaan lain nya.
2. Ada secara kosmologi: Kosmologi menyelidiki jenis tata tertib yang paling
fundamental dalam kenyataan, yaitu apakah untuk segala sesuatu yang menjadi ada,
selalu ada sesuatu sebab yang menemtukan menjadi apa adanya dan bukan sebalik
nya.
Lasiyo dan Yuwono menyebutkan kosmologi sebagai filsafat alam yang membicarakan
tentang alam semesta dengan segala isinya yang dipandang sebagai ada nya yang harus tidak
ada. Sehingga harus dikaji atau diselidiki isi inti alam itu.
b. Epistemologi
Epistemologi berasal dari bahasa yunani yang terdiri dari kata episteme dan logos.
Episteme berarti pengetahuan atau kebenaran. Sedangkan logos kata,pikiran atau ilmu. Jadi
Epistemologi berarti pemikiran-pemikiran tentang pengetahuan atau kebenaran.
Lasiyo dan Yuwono menyatakan bahwa Epistemologi merupakan penyelidikan
filsafat terhadap pengetahuan khususnya tentang kemungkinan asal mulanya, batas, sifat
dasar, dan aspek-aspek pengetahuan lain nya yang berkaitan. Lasiyo dan Yuwono
mengemukakan bahwa alat-alat yang menyebabkan terjadi nya sumber dari pengetahuan
adalah:


Pengalaman indera



Nalar



Otoritas
11



Intuisi



Wahyu



Keyakinan

c. Metodologi

Secara bahasa metodologi berasal dari bahasa latin yang terdiri dari kata “metodos”
dan “logos”. Metodos berarti cara atau jalan untuk memperoleh pengetahuan, sedangkan
logos bearti pikiran atau ilmu. Jadi Metodologi berarti ilmu yang membicarakan cara atau
jalan untuk memperoleh ilmu pengetahuan. Didalam pembahasan ini yang dimaksud kan
metodologi adalah cabang filsafat yang mempelajari metode pada umumnya baik metode
ilmiah maupun non ilmiah. Metode ini dimaksudkan sebagai suatu teknik atau cara yang
dirancang sedemikian rupa dan dipai dalam proses untuk memperoleh pengetahuan, apakah
pengetahuan akal sehat, pengetahuan humanistik, historis, kefilsafatan maupun ilmiah.
d. Logika
Logika berasal dari bahasa latin yaitu “logos” yang berarti perkataan atau sabda.
Dalam bahasa sehari-hari kita sering mendengar ungkapan serupa: alasan tidak logis, kabar
itu tidak logis dan lain-lain. Yang dimaksud dengan logis adalah masuk akal dan mudah di
mengerti oleh seseorang yang mendengarnya, dan tudah logis adalah sebalik nya.
Irving M. Copi menyatakan logika adalah ilmu yang mempelajari metode dan hukumhukum yang digunakan untuk membedakan penalaran yang bentuk penalaran yang salah.
Kata Logika pertama kali dipergunakan oleh Zeno dari Citium Kaum Sofis, Socrates,
dan Plato harus dicatat sebagai lahir nya logika. Theoprostus mengembangkan logika
Aristoteles ini, sedangkan Kaum Stoa mengajukan bentuk-bentuk berfikir secara sistematis.
e. Etika
Etika masuk dalam bagian filsafat karna ilmu etika mencari kebenaran dan sebagai
filsafat yang mencari keterangan yang sedalam-dalam nya. Menurut Lasiyo dan Yuwono
pengertian etika secara umum adalah cabang filsafat yang membicarakan tingkah laku
manusia yang dilakukan dengan sadar dilihat dari sudut baik atau buruk nya. Etika sering
disamakan artinya sebagai filsafat kesusilaan atau filsafat moral, juga filsafat nilai yang
12

berbicara baik buruk, oleh karna nya sering disebut filsafat praktis. Etika membicarakan
tentang seluruh pribadi manusia baik hati nurani, ucapan maupun tingkah laku seseorang.
Menurut Lasiyo dan Yuwono yang agak mudah untuk dinilai adalah tingkah laku dan
perbuatan manusia. Sehingga etika sering disebut sebagai filsafat tingkah laku, kemudian
berkembang menjadi kesusilaan dan filsafat moral.

f. Estetika
Apabila etika dilukiskan sebagai cabang filsafat yang membicarakan tentang nilai
baikburuk nya. Maka estetika dilukiskan sebagai cabang filsafat yang membicarakan tentang
nilai indah dan tidak indah. Tiga cabang filsafat terakhir ini dapat disebut satu gugus yaitu:
logika, etika dan estetika, karna ketiga-tiganya membicarakan tentang nilai. Logika berbicara
tentang nilai benar atau salah, etika berbicara tentang nilai baik buruk dan estetika berbicara
tentang nilai keindahan dan tidak indah. Lebih jelas lagibahwa logika bersangkutan dengan
nilai akal atau rasio, etika bersangkutan dengan nilai moral, dan estetika berkoneksitas
perasaan manusia yaitu nilai estetis.
g. Sejarah Filsafat
Adalah analisis yang teliti terhadaap sistem-sistem filsafat, penafsiran yang kritis dari
pemikiran para filsuf terhadap persoalan-persoalan filsafat dan cerita yang benar mengenai
perkembangan filsafatdari masa paling awal sampai sekarang.
Menurut Lasiyo dan Yuwono, disamping bidang-bidang filsafat sistematis, masih ada
lagi bidang filsafat khusus, filsafat khusus ini sering disebut juga filsafat tentang suatu pokok
persoalan yang khusus. Filsafat khusus lahir karna ilmu yang bersangkutan tidak mampu
menjabarkan persoalan yang menjurus ke pertanyaan-pertanyaan filsafat.
Adapun bidang-bidang filsafat khusus Lasiyo dan Yuwono merumuskan beberapa
bidang filsafat antara lain dapat di deskripsikan sebagai berikut:
a. Filsafat Seni
Yaitu cabang filsafat khusus yang membicarakan semua persoalan mengenai pencipta seni,
pengalaman seni, nilai seni, kritik seni dalam kehidupan manusia serta koneksitas seni
dengan kegiatan dan kepentingan manusia lain nya. Menurut The Liang Gie filsafat seni
13

adalah cabang filsafat yang membicarakan semua persoalan mengenai pecipta seni,
pengalaman seni, nilai seni, kritik seni, dan koneksitas seni dengan kegiatan dan kepentingan
manusia lain nya. Antara filsafat seni dan estetika memiliki hubungan erat. Mereka bisa sama
karna keindahan tidak hanya terdapat dalam seni tetapi juga dalam alam.
b. Filsafat Kebudayaan
Menurut Lasiyo dan Yuwono, bahwa filsafat kebudayaan adalah cabang filsafat
khusus yang membicarakan nilai-nilai budaya yang di suatu pihak merupakan sistem-sistem
kebudayaan dapat dianggap sebagai hasil-hasil tindakan dan dilain pihak sebagai unsur-unsur
yang mempengaruhi tindakan selanjutnya. Ada anggapan bahwa kebudayaan adalah sebagai
aspek intelektual dari kehidupan seperti hal nya ilmu, seni dan agama.
Jadi anggapan di atas dapat diketahui bahwa filsafat kebudayaan adalah cabang
filsafat khusus yang mengkolaborasi tentang nilai-nilai budaya yang disatu pihak merupakan
sistem kebudayaan dapat dianggap sebagai hasil tindakan dan dilain pihak sebagai unsurunsur yang mempengaruhi tindakan selanjut nya.
c. Filsafat Pendidikan
Pengertian umum dari filsafat pendidikan adalah cabang filsafat khusus yang
membicarakan pemikiran filsafat mengenai pendidikan. Menurut Plato Filsafat Pendidikan
sebagai sekumpulan pemikiran meliputi suatu teori pendidikan atau pandangan mengenai
sifat dasar manusia dan masyarakat. Dari konsepsi tersebut dapat ditangkap makna nya
bahwa filsafat pendidikan dapat mempergunakan bermacam kategori konsep dan metode.
d. Filsafat Sejarah
Menurut Lasiyo dan Yuwono filsafat sejarah adalah sebagai usaha menunjukkan suatu
rencana yang diwujudkan oleh pristiwa-pristiwa. Sejarah sendiri mempunyai makna ganda
sejarah yaitu suatu rangkaian sejarah yang sesungguh nya dari tindakan manusia dimasa lalu
biasa disebut filsafat spekulatif, dan sejarah sebagai ceritayang disusun oleh sejarawan yang
merupakan rangkaian peristiwa dan biasa disebut sebagai filsafat kritis.
e. Filsafat Bahasa
Adalah cabang filsafat yang membahas penyelidikan filsafat yang timbul dari
pembelajaran bahasa yang konkrit yang benar-benar ada. Filsafat dengan bahasa memiliki
14

hubungan yang sangat erat sebab bahasa merupakan alat yang paling dasar dan paling utama
dari filsafat. Filsafat bahasa membicarakan penyelidikan bahasa atau kata-kata itu secara
mendalam, baik arti bahasa itu sendiri maupun dalam koneksitas nya dengan semua bahasa.
f. Filsafat Hukum
Filsafat Hukum adalah filsafat yang membicarakan mengenain hukum secara filsafat.
Oleh karna itubidang hukum mempunyai persoalan yang khusus yang tidak dijumpai didalam
filsafat secara umum. Filsafat yang ikut campur tangan dalam bidang hukum yang paling
menonjol adalah logika dan etika, yang senantiasa bertalian dengan soal-soal hukum.
g. Filsafat Budi
Adalah pemikiran filsafat mengenai gejala-gejala mental yang secara eksklusif
melibatkan mahluk-mahluk yang mempunyai kesadaran. Filsafat Budi digambarkan oleh para
ahli sebagai cabang filsafat khusus yang bersangkutan dengan sifat dasar kesadaran atau
mampu mempunyai kesadaran dan dengan semua gejala-gejala itu. Ada yang beranggapan
bahwa filsafat budi ini sama dengan etika, walaupun disadari bahwa etika jangkauan nya
lebih luas dibandingkan filsafat budi. Tetapi filsafat budi di khusus kan pada kesadaran
mental dalam menghadapi apa saja.
h. Filsafat Politik
Filsafat Politik adalah cabang filsafat khusus yang bersangkutan dengan kehidupan
politik serta hakikat asal mula, dan nilai dari negara. Menurut Lusiyo dan Yuwono filsafat
politik ialah cabang filsafat yang bersangkutan dengan kehidupan politik tentang asal mula,
hakikat, dan nilai dari suatu Negara. Pengertian secara umum politik ialah mencakup semua
hal yang bersangkutan dengan negara, contoh nya: struktur dan fungsi dari pemerintah,
pelaksanaan kontrol terhadap negara dan juga kegiatan-kegiatan politis. Menurut nya
pengertian diatas dapat dimengerti bahwa bidang politik berhubungan erat dengan etika,
ontologi, psikologi, dan sosiologi.
i. Filsafat Agama
Menurut Lasiyo dan Yuwono filsafat agama adalah cabang khusus yang
membicarakan tentang agama. Sering terjadi kekeliruan bahwa filsafat sama dengan agama.
Orang yang belajar filsafat menuntut pengetahuan untuk dipahami kebenaran nya sedangkan
agama menuntut pengetahuan untuk beribadat. Filsafat artinya berfikir sedangkan beragama
15

arti nya mengabdi. Amaenurut The Liang Gie filsafat agama adalah suatu pemeriksaan yang
reflektif, kritis dan arti kepercayaan yang terlibat dalam agama.
2.5 Objek Filsafat
Menurut Surajiyo objek filsafat adalah suatu yang merupakan bahan dari penelitian
atau pembentikan pengetahuan. Objek filsafat dibagi menjadi dua, yaitu objek material dan
objek formal.
a. Objek Material Filsafat
Objek material filsafat, yaitu suatu bahan yang menjadi tujuan penelitian atau
pembentukan

pengetahuan.

Boleh

juga

objek

material

adalah

hal

yang

di

selidiki,dipandang,atau disorot oleh suatu disiplin ilmu.Dalam hal ini surajyo dengan
mengutip beberapa pemikir mengemukakan sebagai berikut:
1. Mohamad noor syam berpendapat, “para ahli menerangkan bahwa objek filsafat itu
dapat di bedakan atas objek materil atau objek materiil filsafat;segala sesuatu yang
ada dan yang mungkin ada, Baik materil kongkrit, phisis maupun non materil abstrak
dan psikis.
2. Poedjawijatna berpendapat, jadi objek material filsafat ialah ada dan yang mungkin
ada. Dapat di katakan bahwa objek filsafat yang kami maksud objek materialnya sama
dengan objek material dari ilmu keseluruhannya.
3. Oemar Amir Hoesin berpendapat bahwa penyelidikan filsafat adalah karena manusia
mempunyai kecenderungan hendak berpikir tentang segala sesuatu dalam alam
semesta, terhadap segala yang ada dan yang mungkin ada.
4. Louis O. Kaattoff berpendapat,”lapangan pekerjaan filsafat itu bukan main luasnya,
yaitu meliputi segala pengetahuan manusia serta segala seuatu apa saja yang ingin di
ketahui manusia.
5. H.A. Dardiri berpendapat, objek metrial filsafat adalah segala sesuatu yang ada, baik
yang ada dalam pikiran, ada dalam kenyataan maupun kemungkinan. Ilmu yang
menyelidiki tentang hal ada pada umumnya disebut ontologi. Adapun yang bersifat
khusus di bagi dua, yaitu ada yang mutlak dan ada yang tida mutlak. Ilmu yang
bersifat mutlak disebut theodicea. Dan tidak mtlak di bagi dua yaitu alam (kosmologi)
dan manusia (antropologi metafisik).

16

Menurut surajiyo problemsitas dalam kefilsafatan ada beberapa karakteristik, yaitu
sebagi berikut:
1. Bersifat sangat umum. Artinya persoalan kefilsafatan dengan
objek-objek khusus.
2. Tidak menyatakan fakta. Dengan kata lain persoalan filsafat
lebih bersifat spekulatif. Persoalan-persoalan yang di hadapi
dapat melampaui pengetahuan ilmiah.
3. Bersangkutan dengan nilai-nilai, artinya persoalan-persoalan
kefilsafatan

bertalian

dengan

pernilaian

baik

nilai

moral,estetis,agama, dan sosial.
4. Bersifat kritis artinya, filsafat merupakan analisis secara kritis
terhadap konsep-konsep dan arti-arti yang biasanya diterima
dengan begitu saja oleh suatu ilmu tanpa pemeriksaan secara
kritis.
5. Bersifat Sinoptik artinya, persoalan filsafat yang mencakup
struktur kenyataan secara keseluruhan. Filsafat merupakan ilmu
yang membut kenyataan menjadi keseluruhan.
6. Bersifat Implikatif artinya, jika sesuatu persoalan kefilsafatan
sudah dijawab, maka dari jawaban tersebut akan muncul
pesoalan baru yang saling berhubungan.
b. Objek Formal Filsafat
Menurt Ahmad Tafsir, Objek Filsafat ialah penyelidikan yang mendalam. Kata
mendalam artinya ingin tahu tentang objek yang tidak empiris. Menurut surajiyo objek
fprmal ialah sudut pandang yang ditujukan pada bahan dari penelitian atau dari mana suatu
objek material itu disorot. Ada beberapa ilmu yang mempelajari manusia diantara nya
psikologi, antropologi, sosiologi dan lain-lain. Yang membedakan antara filsafatdengan ilmu
lain terletak dalam objek material dan objek formal nya.
2.6 Faedah-Faedah dan Kegunaan Fisafat
Menurut Titus dan kawan-kawan kegagalan untuk memperoleh suatu jawaban yang
pasti kadang-kadang menyebab kan rasa frustasi. Walaupun begitu, kita tetap berpendirian
bahwa faedah yang besar dari filsafat adalah untuk menjalani bidang pemecahan yang
17

mungkin terhadap masalah filsafat. Jika suatu permasalahan sudah diperiksa akan lebih
mudah untuk kita mengadakan pemecahan sendiri. Agar menjadi efektif seorang filosof harus
berfikir lebih dari orang lain agar dapat menghadapi muncul nya problem baru.

Faedah kedua dari filsafat adalah untuk menunjukan bahwa ide itu merupakan satu
dari hal yang praktis di dunia. Ide-ide filosof mempunyai relevasi yang langsung dengan
kejadian-kejadian hari ini.
Menurut Ahmad Tafsir sekurang-kurang nya ada 4 faedah yang mempelajari filsafat:
1. Agar terlatih berfikir secara serius
2. Agar mampu memahami filsafat secara mendalam
3. Agar mungkin menjadi filosof
4. Agar menjadi warga negara yang baik
Asmoro Achmadi merumuskan kegunaan mempelajari filsafat ialah:
a. Dengan belajar filsafat diharapkan akan dapat menambah ilmu pengetahuan,
karna dengan bertambah nya ilmu pengetahuan akan bertambah pula wawasan
pemikiran.
b. Dasar semua tindakan adalah ide. Ide-ide yang akan membawa manusia
kearah suatu kemampuan untuk merentang kesadaran dalam segala tindakan .
c. Dengan adanya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kita semakin
ditantang dengan memberikan alternatifnya. Disisi lain apabila kita tidak
berani menghadapi ilmu pengetahuan dan teknologi, akhirnya kita akan
menjadi manusia terbelakang.
Menurut Asmoro Achmadi mengingat hal tersebut kita sangat memerlikan sesuatu
ilmu yang bersifat memberi pengarahan. Dengan ilmu tersebut, manusia akan dibekali
kebijaksanaan yang didalam nya memuat nilai-nilai yang sangat diperlukan oleh manusia.
Hanya ilmu filsafat lah yang dapat diharapkan mampu memberi manusia suatu integrasi
dalam membantu mendekatkan manusia pada nilai kehidupan untuk mengetahua mana yang
pantas kita kedepankan dan mana yang pantas untuk kita ambil sehingga dapat memberikan
makna kehidupan. Filsafat berguna bagi manusia apabila filsafat terebut memperlihatkan
kemajuan yang positif bagi manusia.
18

BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Poedjawijatna berpendapat bahwa filsafat itu berasal dari kata arab yang berhubungan
langsung rapat dengan kata yunani, kata yunani nya hampir sama dengan apa yang di
kemukakan oleh Harun Nasution yaitu Philosophia. Philosophia dibagi menjadi dua kata
yaitu philo yang arti nya cinta dalam arti yang luas, dan sophia yang berarti kebijaksanaan
dalam pengertian yang mendalam. Jadi dapat di simpulkan bahwa kata filsafat adalah untuk
mencapai cinta pada kebijakan. Dari segi bahasa filsafat diartikan sebgai keinginan yang
mendalam untuk mendapat kebijakan, atau yang mendalam untuk menjadi bijak.
Beberapa ciri berfikir kefilsafatan dapat dikemukakan sebagai berikut:
a. Radikal, artinya berfikir sampai keakar-akar nya sehingga sampai pada hakikat
atau permasalahan yang dipirkan hingga selesai.
b. Bertanggung jawab, artinya seorang yang berfilsafat harus berfikir sekaligus
bertanggung jawab terhadap hasil pemikiran nya itu sendiri dan terhadap hati
nurani nya sendiri.
c. Universal artinya, pemikiran filsafat menyangkut pengalaman umum manusia.
19

d. Koheren dan konsisten, artinya sesuai dengan kaidah-kaidah berfikir logis
serta tidak mengandung kontradiksi.
e. Sistematik, artinya pendapat yang merupakan uraian kefilsafatan itu harus
berkoneksitas secara teratur dan terkandung adanya maksud dan tujuan
tertentu.
f. Bebas, artinya sampai batas-batas yang luas. Pemikiran filsafat itu boleh
dikatakan merupakan hasil pemikiran yang bebas, akni bebas dari prasangka
sosial, historis, kultural, bahkan religius.
g. Konprehensif, artinya mencakup atau menyeluruh. Berfikir secara kefilsafatan
merupakan untuk menjelaskan alam semesta secara keseluruhan.
H.A. Dardiri berpendapat, objek metrial filsafat adalah segala sesuatu yang ada, baik
yang ada dalam pikiran, ada dalam kenyataan maupun kemungkinan. Ilmu yang menyelidiki
tentang hal ada pada umumnya disebut ontologi. Adapun yang bersifat khusus di bagi dua,
yaitu ada yang mutlak dan ada yang tida mutlak. Ilmu yang bersifat mutlak disebut theodicea.
Dan tidak mtlak di bagi dua yaitu alam (kosmologi) dan manusia (antropologi metafisik).

20

DAFTAR PUSTAKA

Baharudin, Muhammad, 2013, Dasar-Dasar

Filsafat, Harakindo

Publishing,

Bandar

Lampung.
Kattsoff, Louis O.. ELEMENT OF PHILOSOPHY, atau PENGANTAR FILSAFAT, Terj.
Soemargono, Soejono. Yogyakarta: TIARA WICAKSANA YOGYA. 1987.
Suriasumantri, Jujun S.. 2010. FILSAFAT ILMU Sebuah Pengantar Populer. Jakarta: Pustaka
Sinar Harapan.
https://www.sekolahpendidikan.com/2017/05/pengertian-filsafat-dan-menurut-para.html#

21